i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN STIKER ALFABET
DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFHAL MATARAM
Oleh Mardian Hade NIM 180110053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
ii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN STIKER ALFABET
DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFHAL MATARAM
SKRIPSI
diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh Mardian Hade NIM 180110053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
iii
iv
vi
vii MOTTO
Pujian, kesabaran, dan ketekunan adalah 3 hal penting yang diperlukan untuk mengajarkan membaca pada anak.
viii
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi yaitu Bapakku Hade Ahmad dan Ibrahim dan Ibuku Hartati Ahmad dan Fatimah H.Mohammad , serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan cinta kasih sayang, dukungan dan do’a dalam setiap langkahku. Juga untuk semua guru, dosen, sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang mengenalku.”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala (SWT) karena berkat Rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam kepada Keluarga dan Sahabatnya, Hingga kepada Umatnya sampai Akhir Zaman. Penyusunan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Stiker Alfabet Di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram”
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih yang terhormat:
1) Muammar Qadafi M.Pd sebagai pembimbing I dan Nur Kholidah Nasution, M.Pd selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi secara mendetail, terus menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya masih tetap menyempatkan waktu untuk meneliti Skripsi ini agar lebih matang dan cepat selesai.
2) Nani Husnaini, M.Pd selaku Ketua Prodi PIAUD dan Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd Selaku Sekretaris Prodi PIAUD Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan Studi di UIN Mataram.
x
3) Dr. Jumarim, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4) Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk menuntut ilmu untuk tidak berlama-lama dalam menyelesaikan studi.
5) Untuk Staf-staf Perpustakaan UIN Mataram yang senantiasa melayani dalam peminjaman buku.
6) Bapak dan ibu Dosen Prodi PIAUD atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.
7) Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan sehingga penulis proposal ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari karena keterbatasan pikiran penulis, maka Skripsi ini belum terlalu sempurna, maka penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik untuk membangun kesempurnaannya. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.
Mataram 10 Maret 2022 Penulis
Mardian Hade NIM. 180101053
xi
DAFTAR ISI
Halaman judul ... i
Halaman Sampul ... ii
Persetujuan Pembimning ... iii
Nota Dinas Pembimbing ... iv
Pernyataan Keaslian ... v
Pengesahan Dewan Penguji ... vi
Motto ... vii
Persembahan ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xiv
Lampiran... xvi
Abstrak ... xvii
BAB I PEMBAHASAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Sasaran Tindakan ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoritis ... 6
2. Manfaat Praktis ... 6
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 11
A. Kemampuan Membaca Permulaan... 11
1. Pengertian Kemampuan Membaca ... 11
2. Manfaat Membaca Permulaan ... 12
3. Tahap-Tahap Membaca Permulaan ... 13
4. Tujuan Membaca Permulaan... 15
B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun ... 16
C. Permainan Stiker Alfabet ... 17
a. Pengertian Permainan ... 17
b. Jenis-Jenis Permainan... 18
c. Manfaat Permainan Bagi Perkembangan Anak ... 19
D. Pengertian Stiker Alfabet ... 20
a. Pengertian Stiker ... 20
b. Pengertian Alfabet ... 21
c. Manfaat Menggunakan Stiker Alfabet ... 21
d. Alat Dan Bahan Stiker Alfabet ... 22
BAB III METODE PENILITIAN ... 24
A. Setting Penelitian ... 24
B. Sasaran Tindakan ... 25
C. Rencana Tindakan ... 25
D. Jenis Instrumen dan cara Penggunaannya ... 32
E. Pelaksanaan Tindakan ... 36
xiii
F. Cara Pengamatan ... 36
G. Analisi Data dan Refleksi ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Diskripsi Seting Peneliian ... 40
B. Hasil Penelitian ... 46
C. Pembahasan ... 78
BAB V PENUTUP ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
Lampiran... 88
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Daftar Rincian Sarana dan Prasarana 44 Tabel 4.2 Data Tenagga Pendidik dan Kependidikan 45 Tabel 4.3 Data Peserta Didik 45
Tabel 4.4 Hasil Observasi kemampuan membaca permulaan pada siklus I 60 Tabel 4.5 Hasil Observasi kemampuan membaca permulaan pada siklus II 76 Table 4.6 Perbandingan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun 82
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Struktur Organisasi 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RencanaPelaksanaan Pembelajaran harian Siklus I (RPPH), 89 Lampiran 2 RencanaPembelajaran Harian Siklus II (RPPH) 90
Lampiran 3. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I 92 Lampiran 4. Hasil Observasi aktvitas guru siklus I 94 Lampiran 5 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II Lampiran 6, Hasil observasi aktivitas guru siklus II 98 Lampiran 7, Lembar observasi kemampuan membaca 100 Lampiran 8, Hasil observasi kemampuan membaca siklu I 101 Lampiran 9, Hasil observasi kemampuan membaca siklus II 101
xvii
Upaya Meningkatkn Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Stiker Alfabet Di TK Aisyiyah Bustanul Athal
Mataram Oleh:
Mardian Hade NIM 180110053
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui permainan stiker alfabet di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Matara. Menyadari hal tersebut peneliti memilih untuk mencoba mengajarkan beberapa cara dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram.
Kegiatan ini peneliti adakan mengingat kendala yang dihadapi dalam proses kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram, yaitu tingkat kemampuan membaca anak masih rendah. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas kurangannya media atau permainan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran di dalam kelas, guru menggunakan media yang sama sehingga menyebabkan kemapuan membaca anak kurang muncul. Fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaiman cara untuk menigkatkan kemampuan membaca permulaan anak melalui permainan stiker alfabet
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan permainan stiker alfabet. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus instrumen yang digunakan adalah RPP dan lembar observasi. Teknik pengumpulan data berupa data aktivitas guru dan data aktivitas siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun memperoleh hasil observasi aktivitas guru sebesar 85%, sedangkan hasil observasi aktivitas siswa sebesar 64%, dengan hasil rata-rata 54,89 dengan nilai persentase kemampuan siswa sebesar 40%. Pada siklus II kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun memperoleh hasil observasi aktivitas guru sebesar 93% dan untuk aktivitas siswa sebesar 92%, dengan hasil rata-rata 77,2 dengan nilai persentase sebesar 92%. Adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan menggunakan stiker alfabet. Hasil ini sudah mencapai target yang diharapkan dengan kriteria berkembang sangat baik. Dari penelitian 2 siklus ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan permainan stiker alfabet dapat menstimulasi dan meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram.
Kata Kunci: Membaca Permulaan, Anak Usia 5-6 Tahun, Stiker Alfabet
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar, yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan anak usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan. Pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmanin dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.1
Menurut Sofia Hartati, pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama, tetapi ritme perkembangannnya berbeda satu sama lain karena pada dasarnya anak bersifat individual. Adapun aspek perkembangan itu meliputi perkembangan nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan fisik/ metorik. Aspek-aspek perkembangan tersebut tidak berkembang secara sendiri-sendiri, melainkan saling terjalin satu sama lain.2
Aspek perkembangan bahasa sangatlah perlu dikembangkan karena dengan berbahasa anak dapat memahami kata dan kalimat serta memahami hubungan antara bahasa lisan dan tulisan. Bahasa anak merupakan bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan,
1 Kemendiknas, Acuan Penyusunan Kurikulum PIAUD, (Jakarta: Depdiknas, 2010), hlm.
1.
2 Tatik Ariyanti, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak”, Pendidikan, Vol.8, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 50-58.
2
permintaan, dan lain-lainnya untuk kepentingan pribadinya. Perkembangan bahasa anak usia dini mengandung empat aspek keterampilan yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat penting pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Membaca merupakan kemampuan yang sangat kompleks.
Membaca tidak sekedar kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seseorang pembaca agar ia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambing-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Membaca merupakan sebuah aktifitas proses sensoris, membaca dimulai dari melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan atau mata.
Kelemahan penglihatan yang umum diderita anak adalah kekeliruan, kesiapan yang berarti tidak lain dari kondisi mata yang tidak terpusat.3
Membaca merupakan aktifitas yang berorientasi pada perkembangan, pernyataan ini sejalan dengan pernyataan bahwa progres kemampuan membaca rata-rata bergerak teratur, anak yang tidak mampu membaca karena belum cukup usia, akan mengharapkan pengertian guru untuk menanti sampai anak tersebut mencapai usia kematangan. Kesiapan anak didik perlu dikembangkan dalam setiap tahap progres kemampuannya. jadi, guru perlu bersungguh-sungguh menyiapkan anak tersebut pada taraf sebelumnya.
Adapun persoalan yang perlu diperhatikan guru dalam proses aktifitas
3 Hendry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa, (Bandung:
Angkasa,2015) hlm. 7.
3
perkembangan membaca anak yaitu, 1) guru harus memiliki kesadaran tinggi bahwa membaca merupakan suatu yang diajarkan dan bukan sesuatu yang terjadi secara insidental atau tiba-tiba, tidak ada seorang anak yang bisa membaca dengan jalan menonton orang lain membaca tanpa ada bimbingan atau pengjaran yang intens, 2) membaca bukanlah suatu subjek melainkan suatu proses yang perlu dilakukan secara terus-menerus.
Menurut Hartoko, Stiker merupakan lembaran kertas atau plastik yang direkatkan. Simamora, menjabarkan bahwa Stiker adalah sebuah media tempel yang memiliki perekat dibagian belakang, terbuat dari bahan baku kertas dan plastik, serta memiliki warna menyala. jadi, Stiker merupakan benda yang memiliki perekat yang diciptakanan dengan tujuan untuk direkatkan pada suatu bidang sesuai kebutuhan.4
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram kelompok B dengan siswa yang berjumlah 15 orang anak. Pada kegiatan pemberian tugas terdapat beberapa anak yang masih belum tahu atau belum bisa membedakan huruf yang satu dengan huruf yang lain.
Selain itu di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram belum ada yang menerapakan kegiatan belajar menggunakan stiker alfabet. Adapun cara menerapkan permainan stiker alfabet kepada anak-anak, anak-anak akan diminta maju ke depan sesuai arahan guru dengan menunjukan stiker alfabet tersebut. Contohnya, guru menunjukan salah satu dari anak tersebut
4Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali, 2014) hlm. 5.
4
menyebutkan nama buah misalnya buah jeruk,nanti akan diarahkan pada lembar stiker alfabet pada anak sambil menunjuk pada anak mana huruf J sampai seterusnya.5
Ada beberapa guru menerapkan pembelajaran dengan permainan yang lain salah satunya menggunakan poster-poster gambar. Hal tersebut membuat peserta didik cepat merasa bosan, maka dengan adanya permasalahan diatas peneliti tertarik untuk menggunakan permainan stiker alfabet sebagai stimulasi untuk meningkatkan kemampuan membaca anak.6 Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas B terkait kemampuan membaca anak rata-rata atau sekitar 60% dari siswa yang belum bisa membedakan nama-nama binatang yang diposter dengan poster abjad.
Permasalahan tersebut menunjukan bahwa kualitas kemampuan membaca pada siswa kelas B TK Aisyiyah Bustanul Atfhal masih perlu ditingkatkan. Kemampuan membaca anak tersebut dapat dikembangkan lagi apabila menggunakan permainan pada saat pembelajaran, tentunya media yang akan digunakan menarik untuk anak-anak sehingga anak tidak cepat merasa bosan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan kemampuan membaca anak tersebut ialah menggunakan permainan stiker alfabet.
Media stiker alfabet merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak. Stiker Alfabet adalah sebuah benda yang memilik perekat yang diciptakan dengan tujuan
5 Mardian Hade, Hasil Wawancara Dengan Ibu Nurlediati S.Pd, Tanggal 06 Maret 2022
6 Observasi, di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal, Tanggal 06 Maret 2022.
5
untuk ditempelkan pada sebuah bidang atau sisi sesuai kebutuhan. Stiker Alfabet adalah media yang dipilih oleh peneliti karena mempunyai daya tarik yang cukup besar bagi anak.
Dengan menggunakan media yang salah satunya yaitu menggunakan media stiker alfabet dengan berbagai macam warna agar anak tertarik dengan media yang ada sehingga proses belajar didalam kelas berjalan lancar, anak tidak merasa jenuh dan belajar lebih efektif dan menyenangkan.7
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Stiker Alfabet Di Tk Aisyiyah Bustanul Atfhal” Dengan ini peneliti bisa bekerja sama dengan tenaga pendidik agar menggunakan permainan stiker alfabet dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca anak didik.
B. Sasaran Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi sasaran atau subjek dari penelian ini adalah para siswa kelas B usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram yang berjumlah 15 orang siswa, terdiri dari perempuan 6 orang laki-laki 9 orang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Stiker Alfabet
7 Observasi, di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal, Tanggal 06 Maret 2022.
6
dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun Kelas B TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia 5- 6 Tahun Melalui Permainan Stiker Alfabet di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram.
E. Manfaat dan hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberi wacana perubahan dan menambah perubahan untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang pendindikan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi guru
Dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dengan adanya permainan stiker alfabet dapat memperbaiki metode mengajar dan membantu guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca anak dengan mudah dan menarik perhatian anak untuk memfokuskan dalam kegiatan pembelajaran.
7 b. Bagi sekolah
Dapat memberikan altenatif media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai stimulan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak.
c. Bagi peneliti
Sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, terutama pada meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui permainan stiker alfabet.
8 F. Telaah Pustaka
Penulisan ini belum pernah dilakukan oleh penulis lain, namun penulis terdahulu yang hampir serupa dapat dijadikan referensi atau dasar dari penulisan yang akan dilakukan oleh penulis berikut, ada beberapa penulis terdahulu yang dapat dikaji. 8
1) Desti Fepiyanda Mezu, “Mengembangkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Permainan Kartu Huruf Anak Usia 5-6 Tahun Di Paud Perintis Desa Karang Rejo Jati Agung Lampung Seltan”. Persamaan pada jurnal ini dan skripsi penulis adalah sama- sama membahas tentang meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun.
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah metode permainan berbedan dengan permainan proposal penulis, di jurnal menggunakan permainan kartu huruf, sedangkan di skripsi penulis menggunakan permainan stiker alfabet.
2) Siti Lestari, “Meningkatkan Minat Membaca Permulaan Anak Usia 5- 6 Tahun Melalui Pohon Literasi di TK Islam Terpadu Bina Amal Semarang” Persamaan dari penelitian adalah sama-sama membahas tentang membaca permulaan.
Sedangkan perbedaannya metode permainan yang digunakan berbeda, dan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
8Ismiyati, upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Sucen Gemawang Temanggung, Jurna Edisi III (2018).
9
3) Silvi Juliana, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Kelompok B Di Tk Islam AN-NAHL Tangerang”. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang membaca permulaan.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah permainan yang digunakan berbeda dan juga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
4) Ayu Nurafifah “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Kelompok B Di Taman Kanak- Kanak Raudatul Atfhal Muslimat Al-Mansyur Pertapan Maduretno Taman Sidoarjo”. Persamaan dari penelitian adalah sama-sama membahas tentang membaca permulaan, dan juga metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas(PTK).
Sedangkan perbedaan pada penelitian adalah media yang di gunakan berbeda, di penelitian ini menggunakan permainan kartu huruf sedangkan di penelitian sekarang menggunakan permainan Stiker Alfabet. Esny Baroro “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Pada Kelompok B Di Tk PKK Marsudisiwi Gunung Kelir Pleret Bantul”
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang membaca permulaan dan juga menggunakan metode yang sama yaitu metode penelitian tindakan kelas(PTK).
10
Sedangkan perbedaan pada penelitian adalah media atau permainan yang digunakan berbedan, di penelitian terdahulu menggunakan media kartu kata sedangkan penelitian sekarang menggunakan permainan stiker alfabet.
11 BAB II PEMBAHASAN
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kemampuan Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Kemampuan urgent dimiliki oleh anak salah satunya kemampuan membaca yang dimana kemampuan yang berkaitan erat dengan cara berbicara, yaitu kemampuan visual dan kemampuan kognitif, kemampuan visual merupakan kemampuan untuk melihat dan menangkap tulis sedangkan kemampuan kognitif yakni kemampuan dalam menangkap makna dan maksud dari lambang-lambang secara efekif.9
Membaca permulaan berada di posisi awal kegiatan membaca, merupakan aktifitas menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi, yaitu anak mengenal huruf sebagai lambang bunyi melalui aktifitas visualisasi.Dhieni menjabarkan bahwa membaca permulaan bisa dikatakan suatu kesatuan usaha terpadu yang meliputi beberapa kegiatan seperti mengenal huruf dan kata-kata serta menghubungkan dengan bunyi.
maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan membaca permulaan pada usia 5-6 tahun merupakan kemampuan anak dalam mengenal huruf, membedakan huruf, membedakan bunyi awalan huruf, membaca gabungan kata, rangkaian huruf, mengenal awalan huruf setiap
9 Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa, (Tangerang: Universitas Terbuka, 2015), hlm, 55.
12
benda, menyusun huruf menjadi sebuah kata sederhana, membaca nama sendiri, dan dapat membuat kalimat sederhana.
2. Manfaat Membaca Permulaan
Banyak manfaat dan keuntungan yang dapat diambil dengan menanamkan sikap minat membaca permulaan pada anak usia dini, orang tua perlu dengan intenst melatih anak-anaknya sejak dini untuk gemar membaca buku cerita atau dongeng dapat membuat anak untuk menumbuhkan minat dalam membaca. Membaca sangat penting bagi anak, anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai kebahasaan yang lebih tinggi mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan- gagasan rumit secara lebih baik. Terdapat baanyak manfaat membaca bagi anak-anak diantaranya:10
1) Anak yang suka membaca akan mencapai informasi atau pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang jarang membaca.
2) Dapat menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dengan semakin banyaknya informasi yang diterima dapat menambahkan wawasan berfikir anak tersebut.
3) Gemar membaca khususnya membaca buku-buku pelajaran tentu saja dapat meningkatkan prestasi belajar anak tersebut.
4) Gemar membaca buku khususnya buku-buku cerita yang banyak mengandung pesan moral dapat membentuk perilaku anak tersebut
10 Meity H, Idris, Menumbuhkan Minat membaca pada anak usia dini, (Jakarta:Team RedaksiLuxima, 2014), hlm, 20.
13
menjadi lebih baik dikehidupan sehari-hari.
5) Kebiasaan membaca buku di rumah akan menumbuhkan semangat rajin belajar, salah satu cara agar anak terbiasa membaca adalah melatihnya untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diterima di sekolah dengan mengulang di rumah.
Menumbuhkan minat baca sejak dini memang perlu dilakukan karena ini mempunyai banyak manfaat.Semakin hari ilmu pengetahuan semakin berkembang semua yang terdapat di sekeliling kita disertai dengan membaca, seseorang ilmu pengetahuan tidak ada artinya ia akan tertinggal oleh banyak hal yang ia tidak dapat bukan hanya dari bahan bacaan tercetak, melainkan juga melalui media elektronik.
3. Tahap-tahap Membaca Permulaan
Perkembangan setiap anak berbeda-beda sama halnya dengan perkembangan membaca, seperti yang kita ketahui bahasa yaitu sebagai alat komunikasi baik itu lisan maupun tulisan. Orang tua tidak dapat membatasi anak untuk belajar membaca berapa pun usianya anak sudah diperkenalkan dengan huruf dan menumbuhkan minat dalam membaca.
Setiap orang memiliki gaya bahasa yang berbeda seperti nada bicaranya yang tinggi, pendek dan nyaring sesuai darimana dia berasal, sama halnya dengan perkembangan membaca yang berbeda.
Terdapat perkembangan anak menurut pendapat para ahli, bahwa belajar membaca mencakup rangkuman kecakapan yang dibangun pada keterampilan yang sebelumnya. Berikut terdapat 5 tahap perkembangan
14 kemampuan membaca:
1. Tahap dasar
Tahap dasar bermula saat anak mulai menguasai persyaratan membaca. Setelah masuk sekolah anak bisa membedakan huruf dalam alfabet, kemudia anak juga dapat membaca.
2. Pembentukan konsep diri
Anak sudah memposisikan sebagai pembaca dan mulai sibuk dalam kegiatan membaca atau “pura-pura membaca buku”
orang tua wajib memberikan rangsangan dengan cara membacakan buku kepada anak.
3. Membaca gambar
Anak sudah menyadari tulisan yang tampak dan menemukan kata yang dikenal, saat itu orang tua sudah harus membacakan sesuatu kepada anak guna menghadirkan berbagai kosakata seperti lewat yanyian atau puisi.
4. Pengenalan bacaan
Pada tahap ini anak sudah menggunakan tiga sistem isyarat, yaitu graphoponic, semantic, dan sintaksis secara bersama-sama.
Anak sudah tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan.
5. Membaca lancar
Ini merupakan masa pada anak yang dapat membaca
15
berbagai jenis buku secara bebas. Adapun yang sangat penting ialah orang tua dan guru tetap wajib membacakan buku kepada anak, tindakan tersebut bertujuan agar anak memperbaiki bacaanya.
Salah satu perluasan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus mendapat perhatian khusus di sekolah dasar adalah pengembangan baca tulis anak. Anak usia 5-6 tahun pada pengembangan bahasa dan keaksaran anak sudah dapat menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal dan dapat mengenal suara huruf awal dari nama-nama benda yang ada disekitarnya.
4. Tujuan Membaca Permulaan
Membaca permulaan perlu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, dengan adanya tujuan seseorang yang membaca dengan memiliki tujuan cenderung akan lebih memaknai kata yang dibaca, dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan, ia hanya sekedar membaca tanpa memahami bacaan yang sudah dibaca terdapat, beberapa tujuan membaca yaitu:11
1. Melakukan penyempurnaan membaca nyaring 2. Memakai teknik tertentu
3. Mengupgrade pengetahuannya tentang suatu persolaan
4. Mengkolaborasikan informasi baru dengan informasi yang telah
11 Ibd, hlm, 17.
16 diketahuinya
5. Mendapatkan informasi untuk laporan lisan atau tertulis 6. Menyyampaikan atau menolak prediksi
7. Mengimplementasikan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
8. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Anak usia 5-6 Tahun termasuk kategori anak usia dini yang mempunyai karakteristik individu yang unik, yang dimana anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosial emosional,kreativitas. Bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak serta perkembangan setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda.12
Musfiro, mengemukakan bahwa anak usia 5-6 tahun menunjukan perkembangan bahasa yang relative baik dan mampu:
1. Menggunakan kosa kata yang terdiri yang terdiri dari 5000 sampai 8000 kata.
2. Sering memainkan kata-kata
3. Dapat menggunakan kalimat lengkap dan lebih kompleks.
4. Dapat mengenal kata-kata dari lagu.
5. Mampu menceritakan kembali cerita dengan praktik (Peragan) dan suka memerankan suatu permainan (bermain peran).
12Kemendiknas, Acuan Penyusunan Kurikulum PIAUD, (Jakarta:Depdiknas, 2010), hlm.
17
Pada usia 5-6 tahun perkembangan bahasa anak mengalami perubahan perkembangan yang pesat ditandai dan diikuti oleh masa transisi yang dramatis, yakni perpindahan dari ekspresif diri yang hanya bersifat oral ke ekspresi diri yang tertulis.
Dengan demikian pada masa ini anak akan sangat mudah dalam mempelajari hal yang kaitannya kosa kata maupun bacaan sehingga orang tua maupun pendidik diharapkan mampu memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak terkait mengembangkan minat anak terhadap membaca.
C. Permainan Stiker Alfabet a) Pengertian Permainan
Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya dari yang tidak anak kenal sampai pada yang ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. 13
Hurlock, mengemukakan pengertian permainan adalah proses aktvitas fisik atau psikis yang menyenangkan dan mengembirakan. Dalam meningkatkan motorik kasar anak dalam sebuah permainan yaitu, seperti berlari, melompat, anak terdorong untuk mengangkat, membawa, berjalan, atau meloncat seputar dan beralih respon untuk irama.14
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa Permainan adalah dunia anak dan suatu kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak dengan proses yang membutuhkan waktu sesuai dengan usia anak baik kemampuan
13 Ibd, hlm. 142.
14 Heru Kurniawan, Pembelajaran bermain Permainan Indonesia, (Jakarta: Prenadmedia Group, 2015), hlm. 32.
18
sosial, emosi, bahasa maupun kemampuan motorik anak. Kemampuan motorik anak berkembang lebih kompleks ketika anak berusia enam tahun, karena pada usia enam tahun itulah kemampuan motorik anak sudah terlihat lebih matang dalam melakukan kegiatan motorik terutama dalam motorik kasarnya.
b) Jenis-jenis permainan
Berdasarkan jenisnya kegiatan permainan terbagi atas dua kelompok yaitu permainan aktif dan permainan pasif dimana dalam bermain aktif, lebih banyak disukai atau digemari sama anak-anak dan sedangkan bermain pasif lebih di dominasi oleh masa kanak-kanak akhir.15
1) Permainan aktif
Permainan aktif adalah permainan yang menuntut anak agar bergerak dan berperan serta dalam bermain. Contoh bermain aktif yakni: bermain jungkat-jungkit, ayunan, prosotan. Dalam melakukan permainan aktif biasanya anak akan melibatksn dua jenis motori, yakni motoric kasar dan motorik halus.
2) Permainan pasif
Permainan pasif merupakan jenis permainan yang hanya melibatkan sebagian anggota tubuh anak atau hanya mengandalkan motorik halusnya. permainan ini cukup menghabiskan sedikit energi, misalnya: bermain dengan gadget atau komputer, membaca buku cerita, mendengarkan cerita,
15 Martini, “Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Menyusun Kata”, Vol.4, Nomor 10, Maret 2018, hlm. 59.
19
menonton televise, da mengingat nama-nama benda.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa permainan aktif maupun permainan pasif dapat memberikan kesenangan dan kebahagiaan tersendiri bagi anak, dan mempunyai sumbangan positif bagi penyesuaian sosial anak selain itu aspek-aspek perkembangan anak yang lain secara tidak langsung juga akan ikut terbangun
c) Manfaat permainan bagi perkembangan anak
Permainan merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan terlebih-lebih bagi anak. Permainan tidak hanya kegiatan yang memberikan rasa senang namun permainan juga memiliki manfaat bagi anak. Manfaat-manfaat permain bagi anak yakni: 16
1) permainan mempengaruhi perkembangan fisik anak 2) permainan dapat digunakan sebagai terapi
3) permainan meningkatkan pengetahuan anak 4) permainan melatih penglihatan dan pendengaran
5) permainan mempengaruhi perkembangan kreativitas anak 6) permainan mengembangkan tingkah laku
7) permainan mempengaruh nilai moral anak
16 A.R.Hawadi, Psikologi perkembangan anak: mengenal sifat, bakat dan kemampuan anak, (Jakarta: Gransindo, 2011), hlm. 53.
20 D. Pengertian stiker alfabet
a. Pengertian stiker
Stiker adalah benda yang berperekat yang dibuat dengan tujuan untuk direkatkan pada suatu bidang atau sesuai kebutuhan. Secara umum stiker bisa menjadi dua bentuk, yaitu.
b. Pengertian Alfabet
Alfabet adalah satu set huruf yang digunakan dalam bahasa tulisan. Alfabet pertama ada sekitar abad 17 sampai 15 sebelum Masehi. Dapat peneliti simpulkan bahwa stiker alfabet adalah media pembelajaran yang terbuat dari kertas yang berperekat dan berbentuk huruf-huruf alfabet. Stiker alfabet tersebut dibuat dengan berbagai warna yang menarik, sehingga mampu merangsa minat anak membaca anak dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.17
c. Manfaat menggunakan Stiker alfabet
Manfaat menggunakan Stiker Alfabet antara lain:
1) Dapat dibuat dari kertas yang diperoleh dari sisa kegiatan lain 2) Proses pembuatanya sangat mudah
3) Anak lebih senang karena dapat digunakan baik didalam maupun diluar ruangan
4) Anak lebih mandiri karena mereka bisa bermain dengan teman- teman tanpa melibatkan orang tua
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali peres, 2011), hlm. 119-120.
21
5) Banyak kata yang bsa disususn dan sesuai dengan keingiinan anak 6) Bisa melibatkan banyak siswa dalam permainan ini
7) Dapat dilakukan melaui berbagai macam permainan d. Alat dan bahan stiker alfabet
Pembuatan stiker alfabet membutuhkan alat dan bahan yang sederhana. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat stiker alfabet adalah sebagai berikut:
1) Alat yang digunakan pembuatan stiker alfabet yaitu:
a) Laptop: dipakai untuk membuat desain stiker
b) Printer: dipakai untuk mencetak stiker alfabet dalam meningkatkan kemampuan membaca.
c) Gunting: dipakai untuk memotong dan merapikan bentuk stiker yang telah di cetak. Gunting yang dipakai adalah gunting yang ukuran kecil dengan ujung yang tajam karena dapat mempermudah ketiks dan merapikan stiker.
e. Pelaksanaan media stiker alfabet pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca:18
1) Guru mempersiapkan media stiker alfabet yang sesuai dengan tema dan subtema
2) Mula-mula guru mengajak anak untuk berbicara dan melakukan tanya jawab
3) Guru menunjukan gambar yang berisi kata atau nama sebuah
18 Made Hartawan, Pengaruh Media Stiker Alfabet Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Kelompok B Di TK Nurus Sa,ad 03 Kecamatan Ledekombo Kabupaten Jember, Jurnal
Pendindikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 1.
22
benda kepada anak didepan kelas
4) Guru menyebutkan huruf-huruf yang ada pada kata dalam gambar dan diikutin oleh anak-anak secara berulang-ulang 5) Setelah mengetahui huruf-huruf dalam gambar tersebut guru
menunjukan Media Stiker Alfabet.
6) Anak diminta untuk menyusun kembali huruf-huruf dengan menggunakan Stiker Alfabet agar membentuk kata sesuai gambar secara bergantian didepan kelas
7) Guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilakukan anak.
8) Guru melakukan evaluasi. Evaluasi kepada anak dilakukan dengan mengamati setiap anak terhadap perkembangan kemampuan membaca anak secara individu. Anak diminta untuk menyebutkan huruf- huruf yang ada pada gambar dan membaca tulisan atau kata pada gambar.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa stiker alfabet merupakan media pembelajaran yang terbuat dari kertas yang berperekat dan berbentuk huruf-huruf alfabet. Stiker allfabet tersebut dibuat dengan berbagai warna yang menarik, sehingga mampu merangsa minat membaca anak dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca.
23 E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan cara meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui permainan stiker alfabet
24 BAB III
METODE PENELITIAN A. Setting Penellitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana
peneltian ini mengamati dan mencermati kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang terjadi didalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Adapun sifat penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat partisipatif dalam arti bahwa peneliti terlibat dalam semua kegiatan yang berlangsung didalam kelas. Bersifat kolaboratif karna melibatkan permainan Stiker Alfabet dalam penelitian, dan bersifat kualitatif karena peneliti berinteraksi dengan subjek.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal, Mataram, jalan K. H Ahmad Dahlan No. 1 Pagesangan kota Mataram
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, siklus I dilakukan pada tanggal 25, 29 dan 31 Agustus 2022. Siklus II dilakukan pada tanggal 01, 02 dan 03 September 2022.
25 3. Sasaran Penelitian
Sasaran tindakan penelitian ini adalah perubahan yang diinginkan dari subjek yang dikenakan tindakan, yaitu target yang diharapkan. Sedangkan menurut Arikunto sasaran dan obyek Penelitian Tindakan Kelas harus merupakan suatu yang aktif dan dapat mengenai aktifitas bukan objek atau sasaran yang sedang diam tanpa bergerak.19
Jadi, Sasaran atau subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelompok B yang berjumlah 15 orang dan 4 orang guru di Tk Aisyiyah Bustanul Atfhal, Mataram dalam Penelitian ini sebagai obsever, ketika proses kegiatan dilaksanakan oleh guru dan siswa.
4. Rencana tindakan
Rencana tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus dalam 1 siklus ada 3 kali, pertemuan 1 kali pertemuan dengan waktu 1 jam untuk memulai kegiatan dari jam masuk sampai selesai kegiatan. Dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut membentuk sebuah siklus yang beruntun dan selanjutnya kembali ke langkah semula. Jika pada akhir siklus I masalah belum terpecahkan, siklus berlanjut pada siklus II.Dan seterusnya hingga masalah dapat terpecahkan.20
19 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 36.
20Warning Djuwita, Evaluasi, ( Jakarta:Kencana, 2015), hlm.97.
26
Gambar Siklus Pelaksanaan penelitian tindakan kelas model kemmis dan mc.taggart
Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklusnya mempunyai materi yang sama, dari setiap siklus dilaksanakan 4 tahap, yaitu:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah kegiatan untuk menghasilkan suatu prosuk yang berupa seperangkat komponen yang siap untuk diimplementasikan dalam tahap pelaksanaan dan pengamatan pada kelas yang memiliki permasalahan.21
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut:
21 Epon Ningrum, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: PT Kawan, 2014), hlm. 82.
Perencanaan Siklus ke-I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus ke-II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Siklus berikutnya
27 a) Menyiapkan RPPH
b) Menyiapkan media / alat permaian Stiker Alfabet
c) Menyiapkan kamera sebagai alat bantu untuk memperoleh data visual dan dokumentasi.
d) Menyiapkan lembar observasi aktivitas anak dan lembar observasi aktivitas belajar mengajar.
e) Penyusunan jadwal pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan jam belajar yang telah disusun sekolah agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Sumarno menjabarkan, tahap aksi merupakan aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran pada kondisi kelas tertentu.22
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksaan ini adalah:
a) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
c) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak – anak dengan lagu.
d) Guru bercakap-cakap dengan anak tentang berbagai macam bentuk Stiker Alfabet dan cara bermainnya
e) Guru menjelaskan permainan Stiker Alfabet dari awal hingga akhir pada anak untuk meningkatkan kecerdasan logis-matematis
22 Ibid. hlm. 86.
28
f) Guru memanggil setiap kelompok berupa 3 orang anak untuk melakukan permainan Stiker Alfabet dengan cara memasang Stiker Alfabet sesuai bentuk semula
g) Guru mengulas kembali tentang permainan Stiker Alfabet dan menanyakan kepada anak-anak apa yang mereka lakukan.
h) Pendidik atau guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
i) Peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan belajar 3. Tahap pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu proses untuk mengobservasi dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama upaya aksi (acting) dilakukan.23 Tahap pengamatan guru sebagai pengajar dan peneliti bertindak sebagai obsever, pengamatan ini dilaksanakan bersamaan saat proses belajar berlangsung, dimana peneliti akan mengamati kegiatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer akan mengisi lembar observasi sesuai dengan format yang sudah tersusun dalam lembar observasi
4. Tahap refleksi( Reflecting)
Refleksi bisa dikatakan sebagai usaha mengupas secara kritis terkait apa yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru.24 Pada proses ini peneliti bersama guru bekerjasama dalam menentukan hasil observasi
23 Ibid, hlm. 86.
24 Ibid, hlm. 101.
29
terhadap perilaku siswa. Adanya kekurangan hambatan selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran, selanjutnya dilakukan langkah-langkah untuk melaksanakan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya. kemudian melakukan refleksi tentang Upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui permainan stiker alfabet di TK Aisyiyah bustanul atfhal
Siklus II
Tahapan siklus dua dilakukan jika pembelajaran pada siklus satu dinilai belum berhasil mencapai ketuntasan belajar dalam proses pembelajaran belum sesuai dengan apa yang dinginkan, dan langkah- langkah pelaksanaan dilakukan pada siklus dua sama dengan siklus satu. Akan tetapi yang membedakan pada siklus dua merupakan penyempurnaan pada siklus satu berdasarkan hasil refleksi.
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus II lebih menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pada siklus I. Guru bersama dengan peneliti memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki proses pembelajaran yang masih kurang dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan stiker alfabet. Adapun kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut
a. Menyiapkan RPPH
30
b. Menyiapkan media / alat permaian Stiker Alfabet
c. Menyiapkan kamera sebagai alat bantu untuk memperoleh data visual dan dokumentasi.
d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas anak dan lembar observasi aktivitas belajar mengajar.
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan yang dilakukan dalam siklus II merupakan perbaikan dari kekurangan-kekuran siklus I. Adapun tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksaan ini adalah:
a) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPPH b) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa
c) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak – anak dengan lagu.
d) Guru bercakap-cakap dengan anak tentang berbagai macam bentuk Stiker Alfabet dan cara bermainnya
e) Guru menjelaskan permainan Stiker Alfabet dari awal hingga akhir pada anak untuk meningkatkan kecerdasan logis-mate
f) Guru mengulas kembali tentang permainan Stiker Alfabet dan menanyakan kepada anak-anak apa yang mereka lakukan.
31
g) Pendidik atau guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.
h) Peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan belajar 3. Tahap pengamatan (Observasi
Pengamatan merupakan suatu upaya untuk mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadiselam proses pelaksanaan (acting) dilakukan.25 Tahap pengamatan guru sebagai pengajar dan peneliti bertindak sebagai obsever, pengamatan ini dilaksanakan bersamaan saat proses belajar berlangsung, dimana peneliti/observer akan mengamati kegiatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer akan mengisi lembar observasi sesuai dengan format yang sudah tersusun dalam lembar observasi 4. Tahap refleksi( Reflecting)
Refleksi diartikan sebagai kegiatan mengulas secara kritis tentang apa yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru.26
Pada tahap ini peneliti bersama guru berkolaborasi dalam menentukan hasil observasi terhadap perilaku siswa. Adanya kekurangan hambatan selama mengikuti kegiatan proses pembelajaran, selanjutnya dilakukan langkah-langkah untuk melaksanakan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Kemudian melakukan refleksi tentang Upaya meningkatkan
25 Ibid, hlm. 86.
26 Ibid, hlm. 101.
32
kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun melalui permainan stiker alfabet di TK Aisyiyah bustanul atfhal.
5. Jenis instrumen dan cara penggunaanya
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun alat atau instrumen ini merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah proses dalam pengumpulan data, instrumen yang akan digunakan yaitu:
a. Lembar Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi check List, tentang hal-hal yang akan di amati atau diteliti.
Dalam penelitian ini alat observasi yang digunakan oleh peneliti adalah alat observasi check list di mana alat observasi.27 Check list ini merupakan alat observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga peneliti atau observer tinggal memberi tanda ada atau tidak ada dengan tanda cek (√) tentang aspek yang akan diobservasi.
Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas yakni:
1) Lembar observasi aktivitas guru
Lembar aktivitas guru adalah instrumen yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang akan
27 Setiadi Susilo, Pedoman Penyelenggaraan Paud, (Jakarta: Media Pustaka, 2016) hlm.
145-146.
33
dilaksanakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada lembar observasi guru termuat sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru pada masing-masing pertemuan dari setiap siklus. Lembar observasi ini bertujuan untuk melihat tingkatan aktivitas guru didalam menggunakan strategi bermain dengan permainan stiker alfabet untuk meningkatkan kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun.
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa 2) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak-anak
3) Guru mengajak anak-anak bernyanyi dan bertepuk tangan sesuai tema yang dibahas untuk untuk memberikan anak semangat dalam belajar
4) Guru memperkenalkan dan menjelaskan permainan stiker alfabet
5) Guru menanyakan kepada anak permainan yang dipegang oleh guru tersebut.
Berdasarkan instrumen diatas peneliti sebagai observer yang secara langsung mengobservasi atau mengamati dan mencatat kemampuan pendidik atau guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Data aktivitas guru ini diambil dengan menggunakan lembar observasi dan diberikan tanda check list (√) pada setiap deskripsi yang
34 nampak.28
a. Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi aktivitas siswa adalah instrumen yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik atau sebagai respon atas pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif yaitu peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung sekaligus melakukan pengamatan. Hal-hal yang akan diamati dalam penelitian ini disusun dalam pedoman observasi.
Pada instrumen ini peneliti sebagai pengamat secara langsung mengamati kemampuan anak dalam melakukan permainan Stiker Alfabet. Data aktivitas siswa diambil menggunakan lembar observasi dan memberikan tanda menggunakan check List (√) pada setiap deskriptor yang nampak.29
b. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yaitu barang-barang yang tertulis. Dokumen merupakan
28 Suarjono Arikunto dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 16.
29Suharsimin Arikunto, dkk.Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara. 2009), hlm. 262.
35
catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seorang atau catatan seharian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan kebijakan.
Dokumentasi juga dapat diartikan sebagai metode yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mencari data atau dokumen-dokumen yang ada di kelas maupun di sekolah, dan mempermudah peneliti dalam memperoleh data aktivitas guru maupun aktivitas siswa.
Dokumentasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu untuk mengumpulkan informasi dan untuk menjadi bukti peneliti baik dalam mengambil data di sekolah maupun di kelas dan siswa.
6. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini guru menjelaskan pembelajaran, dimana peneliti akan menerapkan permainan stiker alfabet untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak sesuai dengan RPP yang dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan menggunakan siklus pembelajaran yang masing-masing siklus terdiri dari kegiatan pembelajaran yang sama. Dalam tahap ini peneliti meminta kepada guru kelas untuk menyampaikan kegiatan kepada siswa. Kemudian peneliti mengamati dan mengobservasi cara penerapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan pengamatan
36
hingga proses kegiatan pembelajaran selesai.30 7. Cara pengamatan (Monitoring)
Pengamatan yang akan dilakukan yakni mengamati kemampuan membaca anak melalui permainan Stiker Alfabet pada saat kegiatan pembelajaran (tindakan). Hasil pengamatan yang sudah didapat kemudian dicatat didalam lembar observasi. Pengamatan yang akan dilakukan secara terus menerus setiap pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca melalui permainan Stiker Alfabet. 31
8. Analisis data dan refleksi
Menurut Sugiono analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari awal observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategor, menjabarkan ke dalam Unit-unit, melakukan sintesa yang menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dari yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.32
Analisi data yang terkait meningkatkan kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun yang akan dilaksanakan dengan menggunakan analisis data deskriptif akan terlihat jelas kemampuan membaca anak, yakni yang sebagai subjek penelitian. Baik pada siklus pertama maupun pada siklus selanjutnya. Apa bila data-data dalam penelitian sudah terkumpul langkah
30 Suharsimin Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta Bumi Aksara, 2008), hlm. 23
31 S Rahayu, “Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Dalam Meningkatkan Kosa Kata Anak”, Jurnal Pendidikan PAUD, Vol 5, Nomor 2, hlm. 95.
32E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 10-11.
37
selanjutnya yakni peneliti mengalisis data yang sudah terkumpul tersebut, analisis data ini harus dilakukan oleh peneliti untuk memaparkan hasil penelitiannya yang telah dilaksanakan.
Data yang telah diperoleh kemudia dianalisis menggunakan teknik deskriptif melalui presentase. Adapun cara yang akan dilakukan untuk menganalisis data yakni:
b. Ketuntasan belajar siswa
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individual dan klasikal. Secara individual, jika siswa telah dikatakan tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, sedangkan ketuntasan belajar klasikal dikatakan lulus belajar apabila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. 33
Tabel 1, Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Guru
Skor Kriteria
86% -100% Baik sekali
75% -85% Baik
56% -74% Cukup baik
10% - 55% Kurang baik
Dalam menentukan skor nilai rata-rata dari hasil tes siswa peneliti menggunakan
33 Mualimin, Penelitian Tindakan Kelas, ( Pasuruan: Ganding Pustaka,2014), hlm.37
38 c. Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan telah tercapai apa bila target mencapai 85% dengan rumus:
Keterangan
X=Nilai Rata-rata d. Ketuntasan individu
Siswa yang dalam proses pembelajaran dikatakan tuntas secara individu jika memperoleh nilai 65 terhadap kegiatan yang diberikan. Ketuntasa individu dapat dihitung dengan rumus
Keterangan
KI= Ketuntasan klasikal 34
Jumlah siswa dalam kelas yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan individu. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus:35
Keterangan:
KK= Ketuntasan klasikal
P= banyaknya siswa yang memperoleh nilai 65 N= jumlah siswa seluruhnya.
34 Zainal Aqib,dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB. dan TK, ( Bandung:
Yrama Widya, 2011), hlm.41
35 Novan Ardy Widyani, Konsep Dasar PAUD , ( Yogyakarta: Gava Media , 2016 ) hlm.
17
39 9. Rencana jadwal kegiatan penelitian.
Tabel 2. Rencana Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Penyusunan proposal ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2. Seminar proposal ✓
3. Memasuki lapangan ✓
4. Tahap seleksi dan analisis data
✓
5. Penyajian data ✓
6. Penyempurnaan laporan ✓
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram
Pada awalnya Aisyiyah adalah komponen perempuan dalam persyarikatan muhammadiyah yang didirikan di kota Yogyakarta pada tanggaal 27 Rajab 1335 hijrah bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1917 Miladiyah.
Dalam sejarah pertama kali didirikannya Taman Kanak-kanakdi Indonesia, muhammadiyah adalah yang pertama kali mendirikan Frobel atau Taman kanak-kanak dan kemudian pendirian selanjutnya diteruskan oleh organisasi perempuannya yaitu “Aisyiyah”. Selanjutnya Taman kanak-kanak “Aisyiyah” diseluruh Indonesia diberi nama khas yaitu Bustanul Atfhal.
TK, Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram yang kemudian disingkat TK, Aisyiyah Bustanul Atfhal adalah salah satu Taman kanak-kanak yang didirikan oleh pimpinan cabang “Aisyiyah Mataram” terletak didalam area kampus Universitas Muhammadiyah Mataram, dengan dukungan penuh dari pimpinan wilayah Muhammadiyah dan pimpinan daerah
“Aisyiyah Kota Mataram”.36
36Nurlediati, Wawancara, TK Al- Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram, 25 Agustus 2022.
41
2. Profil TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram
a. Nama Sekolah : TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram b. Alamat Sekolah : JL.K.H Ahmad Dahlan No 1 Mataram c. Tahun Berdiri : 17 Juli 1996
d. NPSN : 69857601
e. N-PWP : 032026940911000 f. Jenjang Pendidikan : TK
g. Alamat Sekolah
1. Kelurahan : Pagesangan 2. Kecamatan : Mataram 3. Kota : Mataram
4. propinsi : Nusa Tenggara Barat 5. Negara : Indonesia
6. Kode pos : 83117
3. Visi Dan Misi TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram a. Visi
“Tercipta system pra sekolah yang kondusif, demokratis, islami diridhoi Allah dalam rangka mengembangkan potensi anak sejak dini sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan”
b. Misi
1. Membekali perkembangan anak dengan kemampuan sehingga mereka menjadi anak beriman dan bertaqwa.
2. mengembangkan potensi anak sedini mungkin.
42
3. menciptakan suasana kondusif, demokratis dalam perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.
B. Struktur Organisasi TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram
Sebagi suatu lembaga atau organisasi, stuktu organisasi harus ada sebagai gambar dari terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi tersebut. Demikian juga dalam hal lembang pendidikan anak usia dini seperti TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram, karena dalam pengorganisasian mutlak dibutukan upaya semua guru dalam membimbing siswa. Berikut adalah struktur organisasi TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram yaitu sebagai berikut.
43
STRUKTUR ORGANISASI TAMAN KANAK-KANAK (TK) AISYIYAH BUSTANUL ATFHAL MATARAM
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA TK Aisyiya Nurlediati, S.Pd
SEKRETARIS Nurfatimah, S.Pd.
TENAGA PENDIDIK 1. Nurlediati, S.Pd.
2. Nurfatimah, S.Pd.
3. Rusnawati, S.Pd.
4. Nursulistiawati, S.Pd 5.
6.
PESERTA DIDIK
44 C. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan komponen pendukung dalam suatu lembaga sekolah khususnya dalam proses pembelajaran, dengan adanya sarana dan prasarana tersebut, kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dan berjalan dengan baik. Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki TK Aiyiyah Bustanul Atfhal Mataram sebagai berikut. 37
Tabel 4.1
Daftar Rincian Sarana dan Prasarana TK Aisyiyah Bustanul Atfhal
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Sarana
a. Sarana Pendidikan 1) Ayunan
2) Perosotan 3) Jungkat jungkit b. Sarana Pembelajaran
1) Balok
2) Alat pengukur berat badan 3) Alat peraga sholat
4) Alat membuat rumah-rumahan 5) Pasir warna
6) ikan mainan 7) alat memancing
1
2. Prasarana
1) Halaman bermain 2) Ruang guru
3) Ruangan kepala sekolah 4) Tempat mengaji
5) Toilet
6) Ruang kelas A 7) Ruang kelas B
1
37 Struktur Organisasi, Dokumentasi, TK Aiyiyah Bustanul Atfhal Mataram , 25 Agustus 2022.
45
D. Tenaga Pendidik Tk Aisyiyah Bustanul Atfhal Matam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram, peneliti menemukan bahwa tahun pelajaran 2021/2022, para guru dan pegawai di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram berjumlah 4 orang.
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram
No. Nama Jabatan
1. Nurlediati, S.Pd Kepala Sekolah/Guru pendamping kelas B 2. Nurfatima, S.Pd. Bendahara/Guru kelas B
3. Rusnawati, S.Pd. Sekretaris/Guru pendamping kelas A 4. Nursulistianingsi,
S.Pd
Guru kelas A
E. Peserta Didik Tk Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram
Adapun jumlah peserta didik TK aisyiyah bustanul atfhal mataram yaitu dapat dirincikan sebagai berikut.38
Tabel 4.3
Data Peserta Didik TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram No. Kelas Belajar Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
1. Kelompok B 9 6 15 Siswa
2. Kelompok A 4 6 10 Siswa
Jumlah 25 Siswa
38 Nurlediati wawancara, TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Mataram, 18 Agustus 2022