• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh : ISMI UMI HANNI

0900802

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Pengaruh Pendekatan

Quantum Learning

Terhadap Penguasaan Konsep Fisika

Siswa SMP

Oleh:

Ismi Umi Hanni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ismi Umi Hanni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP

Oleh :

ISMI UMI HANNI

NIM. 0900802

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs. Iyon Suyana, M.Si

NIP : 196208241991031001

Pembimbing II

Achmad Samsudin, S.Pd, M.Pd

NIP : 198310072008121004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP PENGUASAAN

KONSEP FISIKA SISWA SMP” merupakan karya saya pribadi. Saya tidak melakukan baik penjiplakan maupun pengutipan dengan cara yang tidak sesuai

dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Berdasarkan

pernyataan yang disebutkan di atas, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan

kepada saya apabila kelak ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

ataupun adanya klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Februari 2014

(5)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Pendekatan Quantum Learning Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMP

Ismi Umi Hanni, NIM. 0900802; Pembimbing I : Drs. Iyon Suyana, M.Si.; Pembimbing II : Achmad Samsudin, M.Pd.; Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA

UPI Bandung; Tahun 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Quantum Learning terhadap penguasaan konsep Fisika siswa setelah diterapkan dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan desain penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental One Group Pretest-Posttest Design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-H sebanyak 36 orang pada semester ganjil di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Metode pengambilan subyek penelitian adalah

purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes

penguasaan konsep pilihan ganda sebanyak 18 soal dan lembar observasi keterlaksanaan pendekatan Quantum Learning. Pengaruh pendekatan Quantum

Learning terhadap penguasaan konsep dilihat dari hasil uji ranking bertanda

Wilcoxon dan persentase rata-rata skor hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pada penguasaan konsep Fisika yang ditunjukkan oleh persentase Gain sebesar 11,73%. Peningkatan paling efektif terjadi pada siswa kelompok bawah dengan kategori sedang.

(6)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of Quantum Learning approach on students’ mastery of concepts after applied to the learning process. The method used was descriptive method research and the design research used was Pre Experimental One Group Pretest-Posttest Design. The subject of research was students of class-H as many as 36 people in the odd semester in one of Public Junior High School in West Bandung Regency Academic Year 2013/2014. The subject taking decision method was purposive sampling. The research instrument used were multiple-choice test which consists of 18 questions, and observation sheets. The effect of Quantum Learning approach on mastery of concepts could be seen from the result of Wilcoxon signed ranks test and the average percentage score of pretest and posttest results.The result showed that there was effect on the mastery of physics concepts which was indicated by the percentage Gain was 11,73%. The increase was more effective in the low-group students, categorized as medium.

(7)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Pendekatan Quantum Learning ... 9

B. Penguasaan Konsep ... 19

C. Kaitan Pendekatan Quantum Learning Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika SMP ... 20

(8)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Subyek Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian ... 31

D. Definisi Operasional ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Proses Pengembangan Instrumen Tes Penguasaan Konsep ... 34

G. Teknik Pengambilan Data ... 37

H. Teknik Pengolahan Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Quantum Learning Hasil Penelitian ... 41

B. Pengaruh Pendekatan Quantum Learning Terhadap Penguasaan Konsep ... 46

C. Efektivitas Peningkatan Penguasaan Konsep Tiap Sub Kelompok . 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN A ... 60

LAMPIRAN B ... 63

LAMPIRAN C ... 78

LAMPIRAN D ... 91

LAMPIRAN E ... 112

(9)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Perbedaan pekerjaan mental tanpa dan dengan iringan musik... 13

2.2 Matriks pembelajaran massa jenis zat padat dengan melibatkan ketiga gaya belajar ... 22

2.3 Matriks pembelajaran massa jenis zat cair dengan melibatkan ketiga gaya belajar ... 27

3.1 Hasil analisis uji coba instrumen ... 35

3.2 Jenis instrumen, teknik dan waktu pengambilan data, dan data yang diperoleh ... 37

3.3 Interpretasi keterlaksanaan pembelajaran ... 39

4.1 Persentase keterlaksanaan pembelajaran Quantum Learning ... 45

4.2 Hasil uji ranking bertanda Wilcoxon skor pretest dan posttest... 46

4.3 Hasil uji z skor pretest dan posttest... 46

4.4 Selisih persentase rata-rata skor pretest dan posttest ... 47

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerja kedua belah otak saat mencatat ... 14

2.2 Contoh gambar peta pikiran ... 15

3.1 Pola Pre ExperimentalOne Group Pretest–Posttest Design ... 30

4.1 Perbandingan persentase skor keterlaksanaan pendekatan Quantum

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A TABEL CIRI PERILAKU SESEORANG BERDASARKAN

MODALITAS BELAJARNYA ... 60

1. Tabel Ciri Perilaku Seseorang Berdasarkan Modalitas Belajarnya ... 61

LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 63

1. RPP Pembelajaran Quantum Learning ... 64

2. Contoh Skenario Pembelajaran Quantum Learning ... 71

3. Contoh LKS Massa Jenis ... 75

LAMPIRAN C ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL TES ... 78

1. Skor Hasil Uji Coba ... 79

2. Validitas Butir Soal ... 81

3. Daya Pembeda ... 83

4. Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 85

5. Reliabilitas Tes ... 87

6. Rekap Analisis Soal ... 89

LAMPIRAN D INSTRUMEN PENELITIAN ... 91

1. Lembar Observasi Quantum Learning ... 92

2. Rubrik Penskoran Keterlaksanaan Quantum Learning ... 94

3. Kisi-Kisi Soal Tes Penguasaan Konsep ... 100

4. Soal Pretest dan Posttest ... 108

LAMPIRAN E DATA DAN HASIL ANALISIS PENELITIAN ... 112

(13)

xi

2. Rekap Hasil Keterlaksanaan Aspek Quantum Learning ... 114

3. Data Skor Tes Penguasaan Konsep ... 117

4. Perhitungan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon ... 118

5. Tabel T ... 119

6. Tabel Z ... 120

LAMPIRAN F DOKUMENTASI PENELITIAN ... 121

1. Surat Tugas Membimbing ... 122

2. Catatan Konsultasi Penulisan Skripsi ... 123

3. Surat Izin Penelitian ... 125

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 126

(14)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Fisika merupakan rumpun ilmu sains yang mempelajari

fenomena-fenomena alam yang teramati oleh indera manusia. Fisika berisi fakta,

konsep, dan prinsip yang berdasarkan pada pengamatan tentang

fenomena-fenomena tersebut dan disusun secara sistematis. Pembelajaran Fisika

idealnya kegiatan di kelas dapat menumbuhkan minat siswa pada awal

kegiatan pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik, seperti yang tercantum dalam Standar

Proses pada Permen No. 41 Tahun 2007.

Kondisi pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Suasana yang menyenangkan dan inspiratif membuat siswa lebih mudah

dalam menangkap informasi atau materi yang dipelajari dan menumbuhkan

kreativitas dan motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Begitu juga

sebaliknya, pembelajaran yang menegangkan dan membosankan dapat

mematikan sisi kreativitas dan motivasi dalam diri siswa. Siswa cenderung

tidak fokus selama proses pembelajaran. Hal ini dapat berdampak negatif

pada hasil pencapaian kompetensi yang diharapkan. Kriteria pencapaian

kompetensi minimal yang harus dicapai siswa disebut dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Menteri No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, yaitu:

(15)

2

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada Permen No. 20 di atas, kriteria ketuntasan minimal

(KKM) merupakan ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Penetapan KKM ini merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan penilaian

dan biasanya dilakukan melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

pada awal tahun ajaran baru yang didasarkan pada tiga kriteria penetapan

ketuntasan, yaitu: kompleksitas materi, daya dukung, dan input (intake) siswa. Nilai ambang batas ketuntasan belajar yang ditetapkan secara nasional

adalah 75. Namun, satuan pendidikan dapat menetapkan nilai KKM lebih

rendah dari yang ditetapkan secara nasional berdasarkan pertimbangan tiga

kriteria penetapan ketuntasan, kemudian secara bertahap KKM di satuan

pendidikan dinaikkan hingga memenuhi standar KKM nasional.

Studi pendahuluan dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Bandung

dengan cara observasi, studi dokumentasi, dan wawancara langsung, baik

dengan guru mata pelajaran IPA maupun siswa. Pada sekolah ini, besar KKM

mata pelajaran Fisika yang ditentukan melalui rapat guru pada awal tahun

ajaran baru dengan memperhatikan pada tiga kriteria penetapan ketuntasan,

diantaranya yaitu: kompleksitas materi, daya dukung, dan input siswa.

Adapun nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah sebesar 68. Dari hasil

studi pendahuluan tersebut diperoleh data, yaitu: (1) Nilai hasil ulangan pada

salah satu bab materi fisika, siswa yang jika dibandingkan dengan nilai KKM,

hanya enam dari 30 siswa atau sebesar 20% siswa yang mencapai KKM. (2)

Hasil angket yang diberikan pada 30 siswa, sebanyak satu dari 30 yang

memilih fisika sebagai mata pelajaran yang mudah atau dengan kata lain

sebanyak 97% siswa memilih bahwa pelajaran fisika sulit. Fisika dianggap

pelajaran yang sulit diantara mata pelajaran Matematika dan IPA (MIPA),

sebanyak 54% memilih bahwa Fisika adalah pelajaran yang tersulit. Posisi

selanjutnya adalah Matematika dengan persentase 25%, Kimia dengan

persentase 13%, dan Biologi dengan persentase sebanyak 8%. (3) Kegiatan

pembelajaran yang sering terjadi di kelas adalah mendengarkan penjelasan

(16)

3

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai tiga kali. Selanjutnya kegiatan belajar yang paling dominan adalah

mendengarkan, kemudian mencatat. Sementara itu, kegiatan memperhatikan

guru melakukan demonstrasi atau menggunakan alat dan kegiatan siswa

melakukan percobaan sangat jarang dilakukan. Adapun beberapa komentar

singkat siswa mengenai kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran di

kelas, yaitu:

Saat belajar fisika, saya merasa ngantuk dan bosan, serta kurang menyenangkan.

Ketika suasana ramai menjadi semangat, terkadang juga membosankan karena ada yang kurang mengerti.

Saya hanya mendengarkan dan menulis apa yang guru sampaikan. Saya merasa tertekan bila guru terus-menerus menerangkan dan memberikan latihan soal.

(4) Hasil wawancara dengan guru mengenai kondisi siswa saat

pembelajaran berlangsung, yaitu sebagian besar siswa tidak fokus. (5) Hasil

wawancara dengan beberapa siswa, yaitu mereka tidak bertanya ketika tidak

mengerti materi yang dipelajari dan memilih diam karena malu dan takut

dianggap bodoh dan takut pada guru dengan alasan guru mata pelajaran fisika

galak. Dan juga tidak menyatakan pendapat atau menjawab pertanyaan ketika

dimintai pendapat atau diajukan pertanyaan oleh guru karena tidak tahu harus

mengemukakan apa dan takut salah menjawab pertanyaan.

Kegiatan pembelajaran yang lebih banyak mendengarkan dan

mencatat dapat membuat jenuh sehingga siswa kehilangan fokus dalam

belajar. Terlebih lagi jika mata pelajaran tersebut termasuk dalam kategori

mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Ketika siswa kehilangan minat

dan fokus untuk belajar, maka kemampuan memahami konsep dari materi

yang dipelajari, yang ditunjukkan dengan kemampuan menyelesaikan

permasalahan terkait konsep yang dipelajari atau penerapannya dalam situasi

baru, tidak optimum. Seperti yang ditunjukkan oleh data studi dokumentasi

hasil ulangan siswa bahwa hanya 20% yang memenuhi KKM jika

dibandingkan dengan nilai KKM untuk mata pelajaran IPA Fisika. Oleh

(17)

4

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan antusias siswa untuk belajar dengan membuat kondisi belajar

yang nyaman dan menyenangkan atau pembelajaran yang tidak berlangsung

secara kaku, sebagaimana yang dikemukakan Hamid (2011) bahwa inti dari

proses pendidikan di kelas adalah bagaimana para siswa bersemangat,

antusias, dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran di kelas, bukannya

terbebani dan menjadikan pelajaran di kelas sebagai momok yang

menakutkan.

Setiap siswa memiliki kemampuan untuk menyerap, mengatur, dan

mengolah informasi yang berbeda. Kemampuan menyerap informasi ini

bergantung dari gaya belajar yang dimiliki tiap individu. Kemampuan

mengatur dan mengolah informasi bergantung pada kemampuan intelegensi

yang merupakan faktor bawaan sejak lahir. Setiap siswa memiliki gaya

belajar yang berbeda, ada yang lebih cepat menangkap informasi melalui

melihat (visual), mendengar (auditori), atau bergerak dan menyentuh

(kinestetik). Siswa visual sangat terbantu dengan gambar ilustrasi, video,

foto, peta dan diagram, atau tulisan dengan menggunakan simbol dan warna

yang berbeda. Siswa auditori lebih cepat belajar melalui mendengar sehingga

perlu intonasi yang berbeda ketika menjelaskan dan penggunaan musik dapat

membantu untuk merilekskan pikiran. Sedangkan siswa kinestetik dapat

terbantu dengan melakukan permainan, menulis, atau menggunakan alat,

seperti demonstrasi dan percobaan. Proses pembelajaran yang hanya

mendengarkan dan mencatat akan menyulitkan siswa untuk menangkap

informasi, khususnya bagi siswa kinestetik, tidak fokus saat proses

pembelajaran dan merasa bosan sehingga konsentrasi belajarnya menurun

sehingga berdampak pada kemampuan siswa dalam memahami konsep atau

materi yang dipelajari tidak optimum. Sehingga perlu diterapkannya

pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa (Sumantri,

2007). Oleh karena itu, guru perlu memberikan ruang kepada siswa agar

dapat belajar sesuai dengan kecenderungan gaya belajarnya. Terlebih siswa

(18)

5

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cenderung untuk membutuhkan rasa aman atau menghindari

ketidaknyamanan (hermavoidance), penghargaan, dan aktualisasi diri.

Salah satu pendekatan yang dapat menumbuhkan kondisi belajar yang

menyenangkan, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajarnya, dan memberikan kenyamanan bagi siswa adalah Quantum

Learning. Menurut Chrisley (Davis, 2012, hlm. 4), Quantum Learning

merupakan cara yang efisien untuk menyalurkan pengetahuan kepada siswa

dan dipandang sebagai cara mengajar terbaik yang menggabungkan

kecepatan belajar dan kondisi menyenangkan dalam membantu keberhasilan

belajar dan memotivasi siswa untuk belajar sehingga terjadi peningkatan

dalam prestasi belajarnya. Di samping itu, Fodor (Davis, 2012, hlm. 12)

mengemukakan bahwa pendekatan Quantum Learning memperhatikan modalitas belajar siswa. Pembelajaran dengan Quantum Learning

menggunakan gambar-gambar ilustrasi yang dapat membantu bagi siswa

yang lambat, musik, dan kegiatan yang menggunakan gerak tubuh, seperti:

membuat peta pikiran, atau menggunakan alat, seperti: demonstrasi dan

percobaan. Peta pikiran dapat membantu siswa dalam memahami hubungan

antar konsep yang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membuat

peta pikiran untuk mengilustrasikan ide-ide dan informasi membantu

pemahaman, belajar, dan mengingat kembali (Williams, 2012, hlm. 35). Peta

pikiran umumnya dibuat secara individu, namun menurut Brinkman

(Williams, 2012, hlm. 36), peta pikiran yang dibuat secara berkelompok dapat

meningkatkan proses mengembangkan organisasi pengetahuan siswa. Siswa

terlibat diskusi dengan teman dalam pembuatannya, dan ide yang diajukan

oleh salah seorang siswa dapat menginspirasi siswa lain untuk menambahkan

ide-ide cemerlang lainnya. Peta pikiran ini dapat menumbuhkan merupakan

salah satu sarana bagi siswa untuk menumbuhkan sisi kreativitas siswa.

(19)

6

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quantum Learning memiliki pengaruh positif terhadap pembelajaran Fisika (Putri, 2011, hlm. 7).

Uraian di atas menggugah peneliti untuk mengetahui pengaruh dari

penerapan pendekatan Quantum Learning dalam pembelajaran terhadap penguasaan konsep Fisika. Sehingga judul skripsi dari penelitian ini adalah

PENGARUH PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang, disinggung bahwa

mata pelajaran Fisika dianggap sebagai mata pelajaran tersulit diantara mata

pelajaran MIPA. Kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh kegiatan

mendengarkan dan mencatat penjelasan guru membuat siswa bosan dan

merasa sulit untuk memahami materi yang dipelajari. Siswa akan lebih

mudah dalam menangkap informasi yang dipelajari dengan penyajian

informasi yang sesuai dengan gaya belajar siswa, serta dalam keadaan senang

dan rileks. Salah satu pendekatan yang dapat menumbuhkan kondisi belajar

menyenangkan, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajarnya, dan memotivasi siswa adalah Quantum Learning.

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah varibel bebas dan

variabel terikat. Adapun variabel bebasnya adalah Quantum Learning, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep.

Quantum Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran

yang memperhatikan seluruh aspek dalam belajar, meliputi: lingkungan

belajar, gaya belajar individu, dan motivasi. Penguasaan konsep adalah

kemampuan memahami konsep, yang ditunjukkan dengan kemampuan

menjelaskan permasalahan terkait konsep dan penerapannya dalam situasi

baru yang diperoleh dari suatu kejadian atau pengalaman. Pengaruh dari

penerapan pembelajaran Fisika dengan pendekatan Quantum Learning

(20)

7

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedang, dan bawah, dengan soal tes dibuat mengacu pada Taksonomi

Anderson tingkat C1 hingga C4.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya

adalah: “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran pendekatan Quantum

Learning terhadap penguasaan konsep Fisika siswa SMP?”

Pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keterlaksanaan pembelajaran Fisika dengan menerapkan

Quantum Learning di kelaspada tiap perlakuan?

2. Apakah terdapat pengaruh pada penguasaan konsep Fisika setelah

diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning?

3. Bagaimanakah efektivitas peningkatan penguasaan konsep Fisika pada

tiap sub kelompok siswa (atas, sedang, dan bawah) setelah diterapkan

pembelajaran dengan Quantum Learning?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning terhadap penguasaan konsep Fisika siswa SMP.

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Quantum

Learning pada tiap pertemuan.

2. Mengetahui pengaruh dari penerapan pembelajaran dengan pendekatan

Quantum Learning terhadap penguasaan konsep Fisika siswa SMP.

3. Mengetahui bagaimana efektivitas peningkatan penguasaan konsep Fisika

siswa pada sub kelompok atas, sedang, dan bawah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

(21)

8

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fisika, memberikan pencerahan tentang bagaimana penerapan pembelajaran

Fisika dengan Quantum Learning dan pengaruh pembelajaran Quantum

Learning terhadap penguasaan konsep Fisika siswa, serta memberikan

inspirasi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengembangkan

penelitian terkait dengan Quantum Learnig dalam pembelajaran Fisika.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Kelima bab tersebut disusun secara

sistematis dari bab I hingga bab V. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri

dari tujuh sub bab yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

struktur organisasi skripsi, dan hipotesis penelitian. Bab II merupakan sub bab

dari kajian pustaka teori-teori yang dikaji dalam penelitian terdiri dari tiga sub

bab, yaitu: pendekatan Quantum Learning, penguasaan konsep, dan keterkaitan pendekatan Quantum Learning dengan penguasaan konsep. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari delapan sub bab, yaitu

subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen tes, teknik pengambilan

data, dan teknik pengolahan data. Bab VI berisi hasil penelitian dan

pembahasan yang terdiri dari tiga sub bab, yaitu keterlaksanaan pembelajaran

dengan pendekatan Quantum Learning, pengaruh pendekatan Quantum

Learning terhadap penguasaan konsep, dan efektivitas peningkatan

penguasaan konsep tiap sub kelompok. Bab V terdiri dari kesimpulan dan

saran.

G. Hipotesis Penelitian

H0: Tidak terdapat perbedaan pada penguasaan konsep Fisika siswa setelah

diterapkan pembelajaran dengan Quantum Learning.

H1: Terdapat perbedaan pada penguasaan konsep Fisika siswa setelah

(22)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan subyek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen tes, teknik pengambilan data, dan teknik pengolahan data.

A. Subyek Penelitian

Pada penelitian ini, subyek penelitian adalah siswa kelas VII-H

sebanyak 36 orang pada semester ganjil di salah satu SMP Negeri di

Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Metode pengambilan

subyek penelitian adalah purposive sampling (Sugiyono, 2013, hlm. 85), yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

pemilihan subyek penelitian berdasarkan pertimbangan waktu pelaksanaan

penelitian.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada satu kelas sebagai subyek penelitian atau

dengan kata lain tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pengendali faktor

eksternal dan sampel tidak dipilih secara acak. Penelitian seperti ini dikatakan

Pre-Experimental Design karena belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh (Sugiyono, 2009, hlm. 107). Pada penelitian ini, pengamatan

dilakukan terhadap sebuah kelompok yang diberi perlakuan sebanyak dua

kali. Hasil dari perlakuan dapat dilihat dari perbandingan antara keadaan

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberi perlakuan. Keadaan dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah

diterapkannya pembelajaran dengan Quantum Learning. Desain penelitian seperti ini disebut Pre-ExperimentalOne Group Pretest-Posttest Design. Pola desain penelitiannya dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 3.1 Pola Pre ExperimentalOne Group Pretest–Posttest Design

(Sugiyono, 2009, hlm.108)

(23)

31

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterangan:

O1 = tes awal (pretest) pada subyek penelitian sebelum pembelajaran dengan

Quantum Learning

O2 = tes akhir (posttest) pada subyek penelitian sesudah pembelajaran dengan

Quantum Learning

X = perlakuan (treatment), yaitu penerapan Quantum Learning pada subyek penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian (Sugiyono, 2013, hlm. 2) merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif (Sukardi, 2004, hlm. 119) merupakan metode penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan

apa adanya. Adapun pertimbangan dalam pemilihan dari metode penelitian

deskriptif ini didasarkan pada rumusan permasalahan dan tujuan penelitian

dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan

pendekatan Quantum Learning terhadap penguasaan konsep Fisika pada siswa SMP.

D. Definisi Operasional

1. Pendekatan Quantum Learning

Pendekatan ini menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan

menyenangkan dengan memperhatikan ketiga faktor belajar, yaitu faktor

eksternal (contoh: penataan lingkungan belajar yang kondusif), faktor internal

(contoh: memperhatikan modalitas belajar), dan faktor pendekatan belajar.

Pendekatan Quantum Learning diukur dengan menggunakan instrumen non-tes, yaitu berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan

(24)

32

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah diberikan instrumen berupa lembar observasi keterlaksanaan

aspek-aspek pendekatan Quantum Learning berbentuk rating scale dengan berperingkat 0 sampai dengan 2 untuk tiap kategori yang diberikan dalam

rubrik penilaian Quantum Learning dan memuat kolom komentar. Perolehan skor dari keterlaksanaan aspek-aspek Quantum Learning dihitung dan kemudian dianalisis berdasarkan tabel kategori interpretasi keterlaksanaan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dikatakan pembelajaran dengan

Quatum Learning jika mencapai 60 % dari skor ideal atau dikategorikan baik.

2. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan memahami konsep yang

diperoleh dari suatu kejadian atau pengalaman, yang ditunjukkan oleh

kemampuannya dalam menjelaskan permasalahan terkait konsep atau

penerapannya dalam situasi baru. Siswa dapat dikatakan telah menguasai

konsep jika mampu menggunakan konsep yang telah dipelajari untuk

menjelaskan atau memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan konsep

tersebut. Pengukuran penguasaan konsep dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara memberikan instrumen tes penguasaan konsep berupa soal

pilihan ganda sebanyak 18 butir soal sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diterapkannya pembelajaran dengan Quantum Learning. Pengaruh dari penerapan Quantum Learning dalam pembelajaran Fisika dilihat dari hasil uji ranking bertanda Wilcoxon yang menunjukkan apakah terdapat perbedaan

atau tidak pada hasil kedua tes. Uji statistik ini dilakukan dengan bantuan

software SPSS versi 16. Adapun untuk mengetahui seberapa besar perbedaan

yang terjadi, dihitung besar selisih persentase rata-rata skor pretest dan

posttest atau persentase rata-rata Gain (% <Gain>). Dan untuk melihat

efektivitas peningkatan pada tiap sub kelompoknya, dihitung besar persentase

rata-rata gain yang dinormalisasi pada tiap sub kelompoknya.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, data yang akan dihasilkan dari variabel bebas

(25)

33

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian adalah berupa data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh

berupa skor keterlaksanaan pembelajaran dengan Quantum Learning dan skor tes penguasaan konsep. Alat untuk mengukur kedua variabel tersebut adalah

berupa instrumen non-tes dan instrumen tes. Penjelasan dari kedua jenis

instrumen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Non-Tes (Keterlaksanaan Quantum Learning)

Instrumen non-tes dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi.

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data

keterlaksanaan pembelajaran dengan Quantum Learning. Lembar observasi keterlaksanaan aspek-aspek Quantum Learning ini untuk mengamati apakah pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan Quantum Learning atau tidak. Lembar observasi keterlaksanaan dibuat berdasarkan aspek-aspek Quantum

Learning yang terintegrasi dalam RPP pembelajaran, dengan petunjuk

pengisian berupa rubrik penilaian untuk tiap aspek Quantum Learning yang diukur. Tiap aspek Quantum Learning yang diukur terdiri dari tiga kriteria pencapaian, yaitu dari skor nol yang berarti aspek tidak dipenuhi hingga skor

dua yang berarti aspek terpenuhi secara ideal. Format lembar observasi dapat

dilihat pada Lampiran D.1, dan rubrik penilaian Quantum Learning dapat dilihat pada Lampiran D.2.

2. Instrumen Tes (Penguasaan Konsep)

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep

adalah soal penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda. Banyaknya jumlah

butir soal pada instrumen tes yang digunakan adalah sebanyak 18 butir soal

dengan empat pilihan jawaban. Rincian soalnya adalah sebagai berikut: 3

butir soal aspek C1 (8,11 %), 18 butir soal aspek C2 (48,64 %), 13 butir soal

aspek C3 (35,14 %), dan 3 butir soal aspek C4 (8,11 %). Soal tes mengacu

pada taksonomi Anderson dari tingkatan C1 (mengingat) hingga C4

(menganalisis), dan ditekankan pada tingkatan C2 (memahami). Soal ini

(26)

34

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes

penguasaan konsep. Soal yang dibuat mengacu pada indikator soal. Indikator

soal ini dibuat mengacu pada indikator pembelajaran yang telah dibuat dalam

RPP. Setelah melalui dilakukan bimbingan dan judgement, soal tersebut

diujicobakan pada siswa yang sudah pernah mempelajari materi yang

berhubungan dengan soal tersebut setelah layak untuk diujicobakan.

Kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan soal-soal yang akan

digunakan sebagai soal tes penguasaan konsep dalam penelitian. Analisis yang

dilakukan, meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang digunakan

baik atau tidak, dan apakah dapat mengukur kemampuan yang akan dicapai

atau tidak. Berikut akan dipaparkan mengenai validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas Soal

Validitas tes menunjukkan ukuran kesahihan instrumen. Validitas

yang diuji, yaitu validitas konstruksi, validitas rasional, dan validitas empiris.

Validitas konstruksi dilakukan dengan melihat kesesuaian butir soal dengan

teori massa jenis. Validitas rasional dilakukan untuk melihat kesesuaian

indikator pembelajaran dan indikator soal dengan soal, dilakukan penelaahan

oleh dosen pen-judgement instrumen terhadap butir-butir soal yang sebelumnya dipertimbangkan oleh dosen pembimbing. Dan, validitas empiris

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment

persamaan angka kasar dari data hasil uji coba. Persamaan angka kasar dan

perhitungan angka kasar dari data hasil uji coba disajikan pada Lampiran C.2.

Soal yang memiliki kriteria sangat rendah tidak akan digunakan sebagai

instrumen tes.

2. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

(27)

35

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah. Rumus daya pembeda dan perhitungan daya pembeda dari data hasil

uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran C.3. Soal yang memiliki

kriteria buruk tidak akan digunakan sebagai instrumen tes.

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran butir soal dilakukan untuk mengetahui

apakah soal termasuk mudah atau sukar. Rumus indeks kesukaran dan

perhitungan tingkat kedukaran dari data hasil uji coba instrumen dapat dilihat

pada Lampiran C.4. Soal yang memiliki kriteria tingkat kesukaran mudah,

sedang, dan sukar akan digunakan sebagai instrumen tes.

4. Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah ukuran konsistensi instrumen. Arikunto (2009,

hlm. 86) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah

kepercayaan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan koefisien

reliabilitas adalah persamaan Kuder-Richardson (KR) 21. Persamaan KR-21

dan perhitungan reliabilitas dari data hasil uji coba instrumen dapat dilihat

pada Lampiran C.5. Soal yang dipilih sebagai instrumen tes adalah soal yang

memiliki nilai koefisien korelasi minimal 0,4 atau memiliki kriteria cukup.

Uji coba instrumen dilakukan sebanyak satu kali kepada siswa SMP

kelas VIII di sekolah tempat penelitian. Uji coba dilakukan di kelas VIII-F

sebanyak 22 siswa dan VIII-A sebanyak 22 siswa pada hari yang sama. Soal

yang diujicobakan sebanyak 37 butir, dengan rincian sebagai berikut: 3 butir

soal aspek C1 (8,11 %), 18 butir soal aspek C2 (48,64 %), 13 butir soal aspek

C3 (35,14 %), dan 3 butir soal aspek C4 (8,11 %). Sistem penskoran tes ini

adalah 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Setelah

diujicobakan, kemudian hasilnya dianalisis. Pada hasil analisis reliabilitas tes,

diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,65 dengan kategori tinggi. Analisis

validitas soal, tingkat kesukaran, dan daya pembeda disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil analisis uji coba instrumen

(28)

36

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. 0,22 Rendah 0,52 Sedang 0,05 Jelek Digunakan Indeks Kriteria Indeks Kriteria Indeks Kriteria

(29)

37

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah dikonsultasikan, soal yang digunakan untuk penelitian

sebanyak 18 butir karena beberapa soal untuk indikator pembelajaran yang

sama memiliki bentuk soal yang sama sehingga soal yang dipilih adalah soal

yang memiliki kriteria validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda paling

baik dari soal lainnya yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran yang

sama. Di samping itu, dalam instrumen penelitian ini, penyebaran soal

dipusatkan pada aspek C2 (memahami) karena disesuaikan dengan

kompetensi dasar materi yang akan diajarkan pada penelitian, yaitu

mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Kata kerja

operasional mendeskripsikan ini lebih cenderung pada tingkatan C2

(memahami), dimana arti kata dari mendeskripsikan adalah memaparkan atau

menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Sehingga baik

pembelajaran maupun evaluasi yang dilakukan lebih ditekankan pada

tingkatan C2 (memahami). Rincian soal penguasaan konsep yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 2 butir soal aspek C1

(11,11 %) pada soal nomor 3 dan 17; 10 butir soal aspek C2 (55,56 %) pada

soal nomor 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, dan 18; 4 butir soal aspek C3 (22,22 %)

pada soal nomor 4, 13, 15, dan 16; 2 butir soal aspek C4 (11,11 %) pada soal

nomor 1 dan 8. Kisi-kisi soal penguasaan konsep yang digunakan untuk

penelitian dapat dilihat pada Lampiran D.3.

G. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif,

berupa skor hasil observasi dan skor penguasaan konsep. Data, instrumen, dan

teknik pengambilan data penelitian disajikan dalam Tabel 3.2 di bawah ini.

(30)

38

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.

mendapatkan data penguasaan konsep adalah dengan melakukan tes. Tes

dilakukan pada dua keadaan, yaitu sebelum dilaksanakannya pembelajaran

dengan pendekatan Quantum Learning (pretest) dan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning (posttest). Sedangkan, untuk mendapatkan data keterlaksanaan pembelajaran dengan Quantum

Learning adalah diperoleh melalui observasi. Observasi dilakukan selama

pembelajaran berlangsung oleh observer yang diberi lembar observasi untuk

mengamati apakah pembelajaran yang terjadi sesuai dengan pembelajaran

Quantum Learning berdasarkan rubrik penilaiannya, yang dibuat berdasarkan

langkah-langkah pembelajaran dengan Quantum Learning dalam RPP.

H. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui lembar keterlaksanaan

pendekatan Quantum Learning dan tes penguasaan konsep. Teknik

pengolahan data-data tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Instrumen Non-Tes (Keterlaksanaan Pembelajaran Quantum Learning)

Data yang diperoleh dari instrumen non-tes adalah berupa skor dari data

lembar observasi keterlaksanaan aspek-aspek Quantum Learning yang disertai rubik penilaian. Skor pada tiap aspek yang diisi oleh observer

kemudian dijumlah dan dihitung persentasenya dengan menggunakan

persamaan maksimal ideal (SMI) berikut.

Persamaan 3.1

dengan n adalah jumlah observer. Kemudian hasil perhitungannya diinterpretasi

berdasarkan Tabel 3.3. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan

Quantum Learning dikatakan telah terlaksana jika persentase keterlaksanaan

(31)

39

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning yang tercantum dalam lembar observasi yang disertai dengan rubrik

penilaian yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran mencapai lebih

dari 60 % atau berada pada kategori baik.

Tabel 3.3 Interpretasi keterlaksanaan pembelajaran

Kategori Keterlaksanaan aspek (%) Interpretasi 80 – 100 Sangat baik

Data yang diperoleh dari instrumen tes penguasaan konsep adalah

berupa skor pretest dan posttest. Skor pretest dijadikan sebagai acuan untuk menentukan sub kelompok atas, sedang, dan bawah dengan besar persentase

ketiganya berturut-turut adalah 30%, 40%, dan 30%. Dari data skor hasil

pretest dan posttest, dicari apakah terdapat perbedaan dari hasil kedua tes

tersebut dengan melakukan uji ranking bertanda Wilcoxon. Uji ranking

bertanda Wilcoxon ini merupakan uji statistik nonparametrik. Penggunaan

statistik nonparametrik ini dikarenakan pada penelitian ini tidak memenuhi

salah satu asumsi untuk memenuhi uji statistik parametrik, yaitu

subyek/sampel penelitian yang diambil secara acak. Jika asumsi dari uji

parametrik tidak dipenuhi, yaitu: sampel dipilih secara acak, data normal,

homogen dan bersifat linier, maka digunakan uji nonparametrik (Somantri,

2006, hlm. 289). Dan karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini

berasal dari subyek penelitian yang sama tetapi mengalami dua perlakuan

yang berbeda, atau dikenal dengan sebutan data berpasangan, maka uji

satistik nonparametrik yang digunakan adalah uji ranking bertanda Wilcoxon

(Supangat, 2010, hlm. 368). Uji ranking bertanda Wilcoxon dilakukan dengan

bantuan SPSS versi 16. Langkah-langkah untuk melakukan uji ranking

bertanda Wilcoxon (Sugiyono, 2011, hlm. 46-47) adalah sebagai berikut:

(32)

40

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) H0 : tidak terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest

b) H1 : terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest

2) Menentukan kriteria pengujian hipotesis:

H0 diterima jika harga jumlah jenjang yang terkecil dari T hitung > T

tabel (Lampiran E.5).

3) Jika data yang diujikan sebanyak lebih dari 25 data, maka dilakukan uji z

dalam pengujiannya karena distribusinya akan mendekati distribusi

normal.

4) Mengambil kesimpulan dari uji z dan nilai-p, yaitu:

a) nilai z tabel (Lampiran E.6) untuk taraf signifikansi 5% dua pihak (α

= 0,05). Jika z hitung < z tabel, maka terdapat perbedaan

b) jika nilai-p < α (0,05), maka terdapat perbedaan

Setelah dilakukan uji ranking bertanda Wilcoxon, untuk menentukan

apakah besar perbedaan dari hasil tes adalah menurun atau meningkat, maka

dicari selisih dari persentase rata-rata skor posttest dan pretest. Besar selisih tersebut merupakan persentase rata-rata Gain.

Adapun untuk mengetahui efektivitas peningkatan penguasaan konsep

pada tiap sub kelompok (atas, sedang, dan bawah) dihitung dari persentase

rata-rata Gain yang dinormalisasi <g>. Nilai dari persentase Gain ini

dinormalisasi dimaksudkan untuk menunjukkan lebih efektif pada sub

kelompok mana pengaruh dari pembelajaran dengan Quantum Learning

tersebut. Rumus persentase rata-rata Gain yang dinormalisasi ditunjukkan

oleh persamaan 3.2 di bawah ini.

<g> =

...Persamaan 3.2

dengan kategori nilai <g> (Hake, 1998, hlm. 3), yaitu:

1) kategori tinggi untuk <g> > 0,7

2) kategori sedang untuk 0,3 > <g> > 0,7

(33)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan Quantum

Learning untuk meningkatkan penguasaan konsep yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning

pada perlakuan pertama dan kedua dikategorikan sangat baik, dengan

besar persentase keduanya berturut-turut 82,00% dan 87,50%.

2. Terdapat pengaruh pada penguasaan konsep setelah diterapkan

pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning, yang ditunjukkan

oleh peningkatan persentase rata-rata hasil tes penguasaan konsep yaitu

sebesar 11,73%.

3. Efektivitas peningkatan penguasaan konsep pada tiap sub kelompok atas

dan sedang dikategorikan rendah, yang ditunjukkan oleh nilai <g> pada

kelompok atas dan sedang berturut-turut adalah 0,14 dan 0,16.

Sedangkan efektivitas peningkatan penguasaan konsep pada kelompok

bawah dikategorikan sedang, yang ditunjukkan oleh nilai <g> yaitu 0,32.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa

saran agar penelitian selanjutnya menjadi lebih baik, yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan konsep pada penelitian ini hanya dilakukan

pada sub kelompok, oleh karena itu akan lebih baik jika pada penelitian

selanjutnya peningkatan penguasaan konsep yang diukur adalah dimensi

dari konsep menurut Flavell sehingga dapat mengetahui peningkatan

pada tiap dimensi konsep, dengan syarat kisi-kisi soal dan penyebaran

soalnya merata.

2. Peningkatan penguasaan konsep pada penelitian ini hanya dilakukan

(34)

55

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya peningkatan penguasaan konsep yang diukur pada tingkatan

ranah kognitif Taksonomi Anderson karena dapat melihat peningkatan

pada tiap ranah kognitif siswa, dengan syarat kisi-kisi soal dan

penyebaran soalnya merata.

3. Pada penelitian ini soal dibuat mengacu pada Taksonomi Anderson, oleh

karena itu akan lebih baik lagi jika pada penelitian selanjutnya soal

dibuat mengacu pada Taksonomi Pendidikan Sains karena Fisika

merupakan mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun sains, dan

peningkatan yang diukur pun sebaiknya berdasarkan domain sains pada

Taksonomi Pendidikan Sains tersebut dengan syarat kisi-kisi soal dan

penyebaran soalnya merata.

4. Pada penelitian ini sub kelompok siswa tidak diidentifikasi terlebih

dahulu gaya belajarnya, karenanya akan lebih baik lagi jika pada

penelitian selanjutnya peneliti mengidentifikasi terlebih dahulu

kecenderungan gaya belajar tiap siswa dengan membuat angket yang

mengacu pada ciri-ciri seseorang berdasarkan modalitas belajarnya

(Lampiran A.1) menurut Bobbi De Porter sehingga lebih terlihat

(35)

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dkk. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And

Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: BSNP.

Buzan, T. (2005). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Buzan, T. (2007). Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Dahar, R.W. (1998). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Davis, A.W. (2012). The Effect of Quantum Learning on Standardized Test Scores

versus schools that do not use Quantum Learning. [PDF]. Tersedia di:

http://www.nwmissouri.edu/library/researchpapers/2012/Davis,%20Andre

w%20W.pdf. Diakses 4 Maret 2013.

Departemen Pendidikan Nasional. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar

Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:

Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Buku Percobaan IPA Pedoman Untuk

Guru SD Kelas 4. Jakarta: Depdiknas.

DePorter, B. (2002). Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

DePorter, B. & Hernacki. (2012). Quantum Learning Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

De Young, R. (2013). Using The Stroop Effect To Test Our Capacity To Direct Attention:Managing the mental vitality needed for a rapid yet civil

(36)

57

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.snre.umich.edu/eplab/demos/st0/stroopdesc.html#sthash.i85V2 7Eb.dpuf. Diakses 4 April 2013.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement vs traditional methods: A six- thousand student survey of mechanics test data for introductory physics

courses. American Journal of Physics. (66), hlm. 64-74.

Halim, A. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat.

Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. 9, (2), hlm. 141-158.

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, S. (2011). Metode Edutainment: Menjadikan Siswa Kreatif dan Nyaman

di Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

JogjaCamp. (1970). Pengertian Definisi Konsep Menurut Para Ahli. [Online].

Tersedia di:

http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info 402.html. Diakses 22 Mei 2012.

Judarwanto, W. (2013). Inilah Berbagai Jenis Musik Klasik Menstimulasi

Kecerdasan dan Emosi Anak. [Online]. Tersedia:

http://growupclinic.com/2013/04/29/inilah-berbagai-jenis-musik-klasik-menstimulasi-kecerdasan-dan-emosi-anak/. Diakses 20 April 2013.

Muhclisin, F. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Quantum Learning Dengan Pendekatan Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Motor Diesel Di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta. [PDF]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/10156/1/JURNAL.pdf. Diakses 30 Januari 2014.

Mulyono, A.W., Purwandari H., & Permana R.H., (2007). Pengaruh Pelatihan

Gaya Belajar Terhadap Peningkatan Indeks Prestasi Mahasiswa. Jurnal

Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing). 2, (3), hlm. 134-140.

Novianti, D.S.(2012). Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penguasaan Konsep

Siswa SMA. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia. Bandung.

Nurichsan, A.J. & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

(37)

58

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Putri, D.H. (2011). Pengaruh Metode Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar

Mahasiswa Pada Matakuliah Fismat I. Jurnal Exacta. 9, (1), hlm. 16-22.

Rahayu, E. (2009). Pembelajaran Konstruktivisme Ditinjau Dari Gaya Belajar

Siswa. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika. Madiun, UNM, hlm. 252-269.

Roussel, L. (2011). The Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Nusa Media. Somantri, A. & Muhidin, A.S. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Sugiarto, I. (2004). Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berpikir Holistik

dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharjono. (2007). Keseimbangan Otak Kiri dan Otak Kanan. [PDF]. Tersedia:

http://suharjono.wordpress.com/2007/04/24/kunci-sukses-keseimbangan-otak-kanan-%E2%80%93-otak-kiri/. Diakses24 Oktober 2012.

Sujarwo & Delnitawati. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya

Belajar Terhadap Hasil Belajar. [PDF]. Tersedia di:

http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/laporan-sujarwo.pdf. Diakses 1 Januari 2014.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumantri, M. dan Syaodih. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Supangat, A. (2010). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Jakarta: Prenada Media.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.

Wahab, A. A. (2006). Manajemen Kelas: Upaya Menciptakan Kelas Sebagai

Tempat Yang Menyenangkan Untuk Belajar Dan Bekerja. Jurnal Tenaga

(38)

59

Ismu Umi Hanni, 2014

Pengaruh pendekatan quantum learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wijaya. (2001). Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung: Alfabeta.

William, H. M. (2012). Physical Webbing: Collaborative kinesthetic

three-dimensional Mind Maps®. Journal of Active Learning in Higher

Education. 13, (1), hlm. 35-49.

Wiyono, K., dkk. (2012). Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar

Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Pendahuluan Fisika Zat Padat.

Gambar

Tabel 3.2 Jenis instrumen, teknik dan waktu pengambilan data, dan data yang diperoleh

Referensi

Dokumen terkait

KEHIDUPAN MANUSIA DI MASA SEKARANG DAN MASA DATANG TIDAK BISA LEPAS DARI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI // MENYADARI HAL ITU / SEBAGAI ORANGTUA,/ TENTU KITA INGIN AGAR ANAK-ANAK KITA

INTI (Persero) menunjukkan bahwa budaya perusahaan dalam kategori budaya kuat sehingga berpengaruh terhadap employee engagement yang tinggi.. Pengaruh yang

Dalam penelitian ini digunakan arus dan diameter elektroda yang berbeda, arus yang digunakan adalah 85 A,95 A,105 A,115 A dan diameter elektroda yang digunakan adalah 2,6 mm dan

PENGARUH KEPRIBADIAN KARYAWAN DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADAPT.. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI

CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang

Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu dari pertemuan kedua dan ketiga mengalami peningkatan kosakata pada anak sehingga melalui pembelajaran dengan bercerita

Aplikasi ini dikhususkan untuk anak usia sekolah dasar dimana aplikasi ini terbagi menjadi beberapa materi profil Jakarta, museum dan tempat pariwisata yang di sertai dengan

“Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002 – Juni