• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DEMOKRASI, PEMBANGUNAN MANUSIA, DAN KETENAGAKERJAAN TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI

PENDAPATAN INDONESIA TIMUR

(Studi Kasus 12 Provinsi di Indonesia Timur tahun 2009 – 2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh: FEBRI ANGGELO

11160840000096

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBING

PENGARUH DEMOKRASI, PEMBANGUNAN MANUSIA, DAN KETENAGAKERJAAN TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI

PENDAPATAN INDONESIA TIMUR

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis, 14 Mei 2020, telah dilakukan ujian Komprehesif atas mahaswa:

Nama : Febri Anggelo

NIM : 11160840000096

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Pengaruh Demokrasi, Pembangunan Manusia, dan

Ketenagakerjaan Terhadap Ketimpangan Distribusi

Pendapatan Indonesia Timur (Studi Kasus 12 Provinsi di

Indonesia Timur Tahun 2009-2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Mei 2020

1. Dr. Lukaman, M.Si (__________________)

NIP: 196406072003027001 Penguji 1

2. Aizirman Djusan, M.Sc., Econ (_________________)

(4)

iii

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 Maret 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

Nama : Febri Anggelo

NIM : 11160840000096

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Judul : Pengaruh Demokrasi, Pembangunan Manusia, Dan Ketenagakerjaan Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Indonesia Timur (Studi Kasus: 12 Provinsi di Indonesia Timur Tahun 2009-2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan “Lulus” dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2021

1. Dr. M Hartana I Putra M. Si

NIP.196806052008011023 (____________________)

Ketua

2. Rizqon Halal Syah Aji, M, Si, Ph. D

NIP. 197904052011011005 (____________________) Pembibing

3. Djaka Badranaya, ME

NIP. 197705302007011008 (____________________) Penguji Ahli

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Febri Anggelo

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 13 Februari 1998

3. Alamat : Kp. Raden Rt.02/Rw.01 No.13

Bekasi – Jawa Barat

4. Telepon : 0856 5929 7579

5. Email : febrianggelo3@gmail.com

II. Riwayat Hidup

1. SDN 3 Jatiranggon 2003-2009

2. SMPN 7 Bekasi 2009-2012

3. SMAN 7 Bekasi 2012-2015

4. S1 UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2016-2021

III. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2. Anggota Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Wakil Ketua Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahaswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

V. Seminar

1. Seminar “Peran Generasi Muda Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Ekonomi Digital” diselenggarakan HMJ EP.

2. Seminar Nasional “Menjawab Peluang dan Tantangan Perkembangan Financial Technology di Indonesia” diselenggarakan HMJ EP.

(7)

vi ABSTRACT

Inequality of income distribution in Eastern Indonesia has become a serious problem since Indonesia's independence because it shows the distance between high income and low-income people. This can occur because of the low democracy and human development factors and the lack of maximum absorption of labour. The study aims to analyse the effects of democracy represented Indonesian Democracy Index and human development are represented as well as the expectancy employment represented by the Unemployment Rate to Inequality income distribution in 12 provinces in eastern Indonesia period 2009-2018. This study uses panel data analysis with the Fixed Effect Model (FEM) GLS method. The results show that inequality in income distribution can be explained by democracy, human development, and employment 77% (R2 value). Simultaneously variable Indonesian Democracy Index, life expectancy, and the Unemployment Rate has a negative and significant impact on income distribution inequality.

Keywords: Income Distribution Inequality, Indonesia Democracy Index, Human Development, Unemployment Rate, and Fixed Effects Model (FEM) GLS.

(8)

vii ABSTRAK

Ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia Timur menjadi salah satu permasalahan yang serius sejak Indonesia merdeka karena memperlihatkan jarak antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah. Hal ini dapat terjadi karena faktor demokrasi dan pembanguanan manusia yang rendah serta kurang terserapnya tenaga kerja secara maksimal. Maka penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh demokrasi yang diwakili Indeks Demokrasi Indonesia dan Angka Harapan Hidup serta ketenagakerjaan yang diwakili oleh Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan di 12 provinsi di Indonesia Timur periode 2009-2018. Penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM) metode GLS. Hasil menujukan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan dapat dijelaskan oleh demokrasi, angka harapan hidup, dan ketenagakerjaan 77% (nilai R2). Secara simultan variabel Indeks Demokrasi Indonesia, Angka Harapan Hidup, dan Tingkat Pengangguran Terbuka memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan.

Kata Kunci: Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Indeks Demokrasi Indonesia, Angka Harapan Hidup, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Fixed Effect Model (FEM) GLS.

(9)

viii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim

Asslamualikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Demokrasi, Pembangunan Manusia, dan Ketenagakerjaan Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan (Studi Kasus: 12 Provinsi di Indonesia Timur Tahun 2009 – 2018)” dengan segala kelancaran dan kemudaha yang Allah Subhanahu Wata’ala berikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam, yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka ikhtiar penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya dan semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan pahala serta balasan yang setimpal atas amal kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya adalah:

1. Kepada keluarga penulis. Orang tua penulis selaku Donatur tetap, Bapak Suparman Toyo dan Ibu Lismawati, dan Kepada Kakak penulis selaku Sub Donatur, dan doa tiada hentinya kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi. Juga keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendukung segala pilihan yang telah ditempuh penulis.

2. Bapak Prof.Dr.Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jajaran.

3. Bapak Rizon Halal Syah Aji, M.Si selaku pembimbing skrispsi yang telah meluangkan waktu untik selalu membimbing, membantu, dan memotivasi

(10)

ix

penulis dalam upaya menyelesaikan skripsi. Semoga Bapak selal diberikan rahmat dan karunia oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

4. Bapak Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily, selaku dosen pembimbing akedemik yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis semenjak semester 1 hingg dapat menyelesaikan skripsi.

5. Bapak M. Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni Pandu, M.Sc, selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan arahan yang sangat membantu penulis selama masa perkulihan hingga pengerjaan skripsi.

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan pelayanan yang selama diberikan kepada penulis.

7. Sergey Brin, Larry Page, dan Bill Gate, atas penemuanya Google Scolar dan Microsoft Office yang membantu mempermudah penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Seluruh Hamba Allah yang Namanya tidak ingin disebut satu persatu, terima kasih kalian semua telah memberikan dukungan kepada penulis selama pengerjaan skripsi semoga diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala balasan Surga Firdaus.

Penulis sangat menyadari bahwa didalam skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan maka penulis memohon maaf atas segala kekurangan. Dan karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, penulis menerima saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk banyak pihak serta penulis sangat mengharapkan dan menerima dengan terbuka jika ada kritik dan saran, bang yayan makan nasi cukup sekian dan terima kasih.

(11)

x

Wassalamualaikum warhmatullahi wabarakatuh

Bekasi, 03 Februari 2021

(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitihan ... 6 D. Manfaat Penelitihan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitihan ... 8

1. Ketimpangan Ditribusi Pendapatan ... 8

2. Demokrasi ... 12

3. Pembangunan Manusia ... 23

4. Ketenagakerjaan ... 28

B. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 37

C. Hubungan Antar Variabel ... 52

D. Kerangka Pemikiran ... 57

E. Hipotesis Penelitihan ... 57

BAB III METODELOGI PENELITIHAN ... 59

A. Ruang Lingkup Penelitihan ... 59

(13)

xii

C. Definisi Operasional Variabel ... 62

D. Metode Analisis Data ... 63

1. Model Data Panel ... 63

2. Model Estimasi ... 65

E. Pengujian Model ... 67

1. Uji Spesifikasi ... 67

2. Metode Estimasi ... 69

F. Uji Statistik ... 72

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t-statistik) ... 72

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-statistik) ... 73

3. Koefisien Determinasi (R2) ... 75

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Temuan Hasil Penelitihan ... 76

1. Penentuan Model ... 76 2. Pengujian Hipotesis ... 78 B. ANALISIS MODEL ... 85 1. Analisis Teknis ... 85 2. Analisis Ekonomi ... 97 BAB V PENUTUP ... 103 A. Kesimpulan ... 103 B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN ... 110

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tinjaun Kajian Terdahulu ... 37

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Tabel ... 62

Tabel 4. 1 Hasil Uji Chow... 77

Tabel 4. 2 Hasil Uji Hausman ... 78

Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel Metode GLS ... 79

Tabel 4. 4 Uji t-statistik ... 83

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020 ... 2 Gambar 1. 2 Rasio Gini Rata-Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-Rata ... 2 Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir ... 57

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pooled Least Square (PLS) GLS ... 110

Lampiran 2. Fixed Effect Model (FEM) GLS ... 111

Lampiran 3. Uji Chow ... 112

Lampiran 4. UJi Hausman... 113

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi suatu negara bertujuan untuk mencapai

kesejahteraan. Hambatan kesejahteraan adalah kemiskinan dan distribusi

pendapatan yang tidak merata. Di Indonesia, permasalahan kemiskinan dan

ketimpangan belakangan ini telah menjadi isu yang berdampak langsung bagi

penduduk Indonesia karena berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti

sandang, papan, dan pangan. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk

sebanyak 269,6 juta jiwa di tahun 2019 (BPS, 2020). Indonesia yang terdiri dari

bermacam golongan dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga mengalami

permasalahan pembangunan ekonomi ialah ketimpangan. Sementara itu,

permasalahan ketimpangan distribusi pendapatan ialah permasalahan serius yang

dialami oleh seluruh nagera baik di negera maju maupun negara berkembang.

Dibawah kepemimpinan presiden ketujuh Indonesia, Presiden Joko Widodo

secara aktif berupaya memerangi ketimpangan distribusi pendapatan. Diakui

Presiden Jokowi bahwa ketimpangan pendapatan telah menjadi tantangan yang

dihadapi oleh Indonesia sejak kemerdekaan, sehingga pemerintah mengeluarkan

Economic Equality Policy (KPE) yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi di Indonesia (Firman, 2017). Distribusi pendapatan yang tidak merata

(18)

2 akan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Ketimpangan distribusi

pendapatan di Indonesia diukur dengan koefisien Gini, nilai koefisien satu untuk

menggambarkan ketimpangan sempurna sedangkan nilai koefisien nol untuk

menggambarkan kesetaraan yang sempurna di suatu daerah. Menurut Badan Pusat

Statistik (BPS), derajat ketimpangan distribusi pendapatan bervariasi dari satu

provinsi ke provinsi lain di Indonesia. Perkembangan statistik ketimpangan

pendapatan di Indonesia ditunjukan pada Gambar 1.1 berikut ini:

Sumber: BPS (2020)

BPS (2020) merilis data ketimpangan ditribusi pendapatan yang diukur

dengan koefisien gini dari 34 provinsi di Indonesia. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa rata-rata koefisien gini di 12 Provinsi di Indonesia Timur memiliki Gambar 1. 1 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Gambar 1. 2 Rasio Gini Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-RataGambar 1. 3 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Gambar 1. 4 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020 Gambar 1. 5 Rasio Gini Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-RataGambar 1. 6 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Gambar 1. 7 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Gambar 1. 8 Rasio Gini Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-RataGambar 1. 9 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

Gambar 1. 10 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020 Gambar 1. 11 Rasio Gini Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-RataGambar 1. 12 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020

(19)

3 ketimpangan distribusi yang tinggi dibandingkan nilai koefisien gini rata-rata

Nasional.

12 Propinsi di Indonesia Timur

Sumber: BPS (2020)

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2, dalam tiga tahun terakhir dari

tahun 2018 hingga 2020 rata-rata koefisien gini dari 12 provinsi di Indonesia Timur

lebih tinggi dari rata-rata koefisien gini nasional, sehingga terjadi jarak antara

ketimpangan rata-rata 12 provinsi di Indonesia Timur dengan ketimpangan rata–

rata nasional pada tahun 2019. Kenaikan nilai koefisien gini di 12 provinsi di

Indonesia Timur disebabakan kondisi politik yang tidak stabil, ditambah lagi

dengan penurunan kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh ke pasar tenaga

kerja. Maka tahun 2020 nilai rata-rata koefisien gini 12 provinsi di Indonesia Timur

lebih besar dari nilai rata-rata nasional yaitu sebesar 0,384.

Gambar 1. 2 Rasio Gini Rata-Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-Rata 12 Provinsi di Indonesia Timur

(20)

4 Menurut Bappenas (2019), salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan

distribusi pendapatan ialah kurangnya perbaikan Indeks Demokrasi di Indonesia

yang memperhambat percepatan Sustainable Development Goals (SDGs) yang

salah satu misinya dalam poin 10 yang bertujuan mengurangi ketimpangan dalam

dan antar negara (BPS, 2014). Amartya Sen peraih nobel ekonomi 1998

menunujukan bahwa kemiskinan dan ketimpangan di Asia dan Afrika adalah buah

kelalaian negara yang menafikan demokrasi dalam memutar roda perekonomianya

(Cahyono, 2014). Demokrasi yang menjadi salah satu hal pokok yang diperlukan

suatu wilayah mengelolah sistem pemerintahanya untuk meningkatkan

kesejahterahan dimasa yang akan datang.

Faktor lain yang mempengarui ketimpangan distribusi pendapatan adalah

kondisi indeks pembangunan manusia. IPM yang tidak merata antar daerah

menyebabkan daerah yang IPM-nya lebih tinggi akan memiliki kualitas manusia

yang baik sehingga dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya. Peningkatan

IPM pada suatu daerah yang tidak diiringi dengan peningkatan IPM di daerah

lainnya akan memicu terjadinya peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan

(Brata, 2002). Terdapat tiga indikator yang menjadi komposisi sebagai

perbandingan pengukuran IPM yakni, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dan

standar kehidupan dimana ketiga indikator ini saling mempengaruhi satu sama lain.

Maka Indeks Pembangunan Manusia yang digunakan dalam penelitihan ini adalah

(21)

5 Notoatmodjo (Notoadmodjo, 2007) mutu manusia dilihat dari sisi kesehatannya.

Karena menurut beliau kesehatan adalah salah satu faktor yang memperngarui

kualitas sumber daya manusia, dengan kata lain kesehatan adalah salah satu

indikator yang dapat mempengaruhi kualitas manusia.

Faktor lain yang mempengarui ketimpangan distribusi pendapatan bisa

meluas apabila penduduk Indonesia yang telah memasuki usia Angkatan kerja tidak

produktif dan menganggur. Pengangguran sendiri dapat diartikan apabila sejumlah

Angkatan kerja baik yang sedang mencari pekerjaan, yang tidak sedang mencari

pekerjaan, yang sedang mempersiapkan usaha maupun yang sudah bekerja namun

bekerja belum dimulai. Permasalahan mengenai pengangguran juga menjadi

masalah serius karena apabila penduduk yang telah memasuki usia angkatann kerja

tidak produktif atau menganggur bisa berdampak pada kesejahteraan penduduk

tersebut dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya dan apabila tidak diatasi

secara terus menerus maka akan berdampat pada kesenjangan pendapatan yang

akan berdampak terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di suatu daerah.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, disini penelitih tertarik untuk

melakukan penelitihan ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi di 12 provinsi Indonesia Timur dengan judul “PENGARUH DEMOKRASI,

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KETENAGAKERJAAN TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN INDONESIA TIMUR”.

(22)

6 B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukan maka penelitih menalaah beberapa

rumusan masalah, diataranya:

1. Bagaimana pengaruh indeks demokrasi Indonesia terhadap ketimpangan

distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun 2009 – 2018?

2. Bagaimana pengaruh angka harapan hidup terhadap ketimpangan distribusi

pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun 2009 – 2018?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terbuka terhadap ketimpangan

distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun 2009 – 2018?

4. Bagaimana pengaruh indeks demokrasi Indonesia, angka harapan hidup, dan

tingkat pengangguran secara bersama-sama terhadap ketimpangan distribusi

pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun 2009 – 2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun dari tujuan penelitihan ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh indeks demokrasi Indonesia terhadap

ketimpangan distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun

2009 – 2018.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh angka harapan hidup terhadap

ketimpangan distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur pada tahun

(23)

7 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terbuka

terhadap ketimpangan distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur

pada tahun 2009 – 2018.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh indeks demokrasi Indonesia, angka

harapan hidup, dan tingkat pengangguran terbuka secara bersama-sama

terhadap ketimpangan distribusi pendapatan 12 provinsi di Indonesia Timur

pada tahun 2009 – 2018.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mempunyai beberapa manfaat baik bagi

penulis maupun pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat yang dapat diambil

adalah:

1. Sebagai sumber masukan yang bermanfaat bagi pengambil kebijakan,

terutama yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan ketimpangan distribusi pendapatan.

2. Sebagai tambahan refrensi dan juga informasi bagi penelitihan-penelitihan

yang terkait dengan ketimpangan distribusi pendapatan pada suatu daerah

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitihan 1. Ketimpangan Ditribusi Pendapatan

Terdapat berbagai macam definisi dari ketimpangan distribusi pendapatan,

dan sebagain besar dikaitkan dengan aspek ekonomi. Definisi dari ketimpangan

distribusi pendapatan adalah keadaan dimana hasil dari pembangunan suatu negara

belum dapat dinikmati oleh rakyatnya secara merata atau keseluruhan.

Ketimpangan distribusi pendapatan sering kali diartikan ketidakmakmuran

pendapatan diseluruh kalangan masyrakat baik itu dalam bentuk kepemilikan

masyrakat individu maupun kepemilikian faktor – faktor produksi (Todaro, 2000).

Distribusi Pendapatan juga menggambarkan bagaimana pembagian hasil

pembangunan agregat suatu negara di lingkungan masyrakat dapat distribusikan

secara merata sehingga tidak terjadi ketimpangan (Dumairy, 1996). Saat bekerja

seorang tenaga kerja menerima pengahasilan secara individu. Tingkat pendapatan

yang diterima oleh tenaga kerja merefleksikan produktifitas mereka, yang semakin

produktif dalam bekerja maka akan memeperoleh kesempatan pendapatan yang

lebih tinggi. Menurut (Todaro & Smith, 2006) terdapat dua kelompok besar dalam

membedakan ukuran distribusi pendapatan yaitu distribusi pendapatan individu dan

(25)

9 yang paling umum digunakan oleh para pengamat ekonomi karena menggambarkan

dengan jelas bagaimana pendapatan secara individu dan kejadian ketimpangan

antar individu. Masalah ketimpangan dalam distribusi pendapatan dapat ditinjau

dari tiga segi berikut ini:

a. Distribusi pendapatan diantara golongan pendapatan (Size Distribution of

Income) atau ketimpangan relative.

b. Distribusi pendapatan di antara daerah (Regional Income Disparities).

Ketimpangan antar daerah terjadi karena adanya perbedaan sumber daya

alam dan belum merata penyebaran dari hasil sumber daya alam tersebut

secara keseluruhan.

c. Distribusi pendapatan di antara daerah perkotaan dan perdesaan (Urban

Rural Income Dsiparaties). Menurut Word Bank, pembangunan ekonomi di Indonesia memperliatkan urban bias yang tercermin dari pembangunan

daerah perkotaan yang mana telah mentransformasikan sektor-sektor

pertanian ke sektor industri tanpa melakuakn penyesuaian terlebih dahulu

sehingga berisiko menyebabkan ketimpangan semakin meningkat.

Pada tahap awal ketimpangan pendapatan antara sektor industri modern

dengan sektor pertanian mengalami peningkatan dengan cepat namun sebelum

kemudian mengalami penyusutan. Ketimpangan pendapatan cenderung lebih tinggi

pada daerah dengan sektor industri modern daripada suatu daerah yang

(26)

10 mengungkap bahwa ketimpangan dalam pendapatan ditahap awal cenderung

semakin meningkat karena adanya perekonomian yang mengalami penurunan yang

cukup besar dalam pendistribusian pendapatan, kemudian setelah tahap

pembangunan berikutnya ketimpangan pendapatan cenderung menurun karena

distribusi pendapatan sudah lebih merata.

Permasalahan dalam pembangunan antar derah ini diakibatkan adanya

sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografis yang berbeda di setip daerah

sehingga proses pembangunan di setiap daerah juga mengalami perbedaan yang

kemudian menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam pembangunan antar daerah

(Hutabarat, 2014). Menurut (Sukirno, 2006) distribusi pendapatan terdapat dua

yaitu distribusi pendapatan relatif yang merupakan perbandingan antara total

pendapatan yang sudah diterima oleh sekelompok penerima pendapatan tersebut,

sedangkan distribusi pendapatan mutlak merupakan persentase masyarakat yang

mendapatkan pendapatan yang mencapai pendapatan yang tertentu ataupun kurang

dari padanya. Pemetaan dalam distribusi pendapatandalam distribusi pendapatan

ada tiga kategori yaitu pembagian distribusi pendapatan antar golongan masyarakat

pebagian distribusi pendapatan antardaerah desa dan kota, serta pembagian distribui

pendapatan antar wilayah kabupaten/kota (Dumairy, 1996).

Distribusi pendapatan pada dasarnya merupakan tolak ukur kemiskinan

relatif yang perlu diperhatikan karena merupakan aspek kemiskinan. Oleh karena

(27)

11 𝑖=1

selama ini menggunakan data pengeluaran. Ukuran yang biasa digunakan untuk

merefleksikan ketimpangan pendapatan antara lain Indeks Gini (Gini Rasio),

ukuran dari Bank Dunia, Indeks Theil dan Indeks-L. Namun dalam penelitihan ini

penulis menggunakan koefesien gini atau indeks gini (gini rasio) sebagai refleksi

dari ketimpangan distribusi pendapatan.

Indeks Gini adalah suatu koefisien yang berkisaran atara nol (kemerataan

sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna), di mana semakin besar

koefisienya atau mendekati satu maka dapat dinyatakan distribusi pendapatan

semakin timpang begitu pula sebaliknya apabila koefisien gininya semakin kecil

dan mendekati nol dapat dinyatakan distribusi pendapatan semakin merata. Indeks

gini adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur

ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Indeks gini dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

IG = 1 - ∑𝑛 𝑓𝑝𝑖 ∗ (𝐹𝑐𝑖 + 𝐹𝑐𝑖−1)

IG: Indeks Gini (Gini Ratio)

fpi : Frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran ke-i

Fci : Frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke-i

Fci-1 : Frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke (i-1)

Indeks gini ini merupakan ukuran statistik yang secara ilmiah dengan

(28)

12 pendapatan (Yithazki, 2002) mengungkapan kelebihan utama indeks gini sebagai

berikut:

1. Sebagai ukuran statistik untuk variabelitas, indeks gini bisa digunakan untuk

menghitung pendapatan negatif, ini adalah salah satu yang tidak dimiliki

oleh Sebagian alat ukur lainya.

2. Indeks gini memiliki dasar teori yang kuat. Sebagai indeks normatif, indeks

gini bisa merepresentasikan teori kemiskinan relatif. Indeks gini juga bisa

diturunkan sebagai ukuran ketimpangan berdasarkan aksioma keadian

sosial.

3. Indeks gini juga bisa digambarkan secara geometris sehingga lebih muda

untuk diamati dan dianalisis.

2. Demokrasi

Pada dasarnya demokrasi dapat dikatakan sebagai pengaturan institusional

keputusan politik dihasilkan dari kemmampuan tiap individu untuk dapat

menentukan pilihanya sendiri (Schumpeter, 1974). Maka kesimpulanya menurut

(Schmitter & Karl, 1991) Demokrasi adalah sistem pemerintahaan dimana

pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka diwilayah

publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi

dan kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.

(29)

13 orang sepakat bahwa kata kunci demokrasi adalah rakyat. Pengalaman Panjang

Indoensia menjadi negara Demokrasi membuktikan klaim bahwa sebagai negara

Demokrasi sudah menjadi komitmen kolektif diantara elit bangs aini, nyatanya

Ketika di praktikan menjadi berbeda dari satu rezim ke rezimlainya. Menurut (Held,

2007) Demokrasi yang dimaknai sebagai pemerintahan oleh rakyat mengandung

muatan bernama kesetaraan politik. Demokrasi tidak hanya mewakili satu dari nilai

lainya seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan, tetapi juga menghubungkan dan

menegahi bebagai permasalahan yang saling bertentangan. Demokrasi menurut

Held tidak hanya soal bebas dan setara, tetapi bagaimana meletakan dasar yang

tepat dalam mempertahankan dialog public, suatu kondisi dimana berbagai isu-isu

substanntif mendapat lebih banyka kesempatan untuk dipertimbangkan,

didiskusikan, dan diselesaikan. Menurut (Dahl , 1971) mengidentifikasi kriteria

untuk demokrasi yaitu:

1. Keputusan pemerintah dalam membuat kebijakan diambil secara

konsitituional oleh orang-orang yang terpilih dalam pemilu;

2. Pemilu yang diadakan secara berkala, bebas dan adil;

3. Pemilu adalah orang dewasa yang mempunyai hak memilih dalam

pemilu;

4. Hak untuk memperoleh jabatan public;

5. Mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh

(30)

14 6. Mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh

pemerintah maupun golongan tertentu;

7. Kebebasan untuk berkumpul dan berorganisasi;

Menurut (Amartya Sen, 1999) Demokrasi adalah nilai universal, suatu

konsep yang dapat dan harusnya diterapkan oleh semua negara didunia ini.

Nilai-nilai utama dalam demokrasi meliputi:

1. Pentingnya hakikat kehidupan manusia (instrinsic importance in human

life), sehingga sebagai manusia yang utuh, warga negara dapat menjalankan partisipasi politik dengan bebas.

2. Berperan dalam menggerakan politik (instrumental role in generation

political incentives), sehingga pemerintah bertanggung jawab

memberikan ruang terhadap peran warga negara dalam kehidupan

politik.

3. Peran kontruktif dalam merumuskan nilai-nilai (constructive function in

the formulation of values), bahwa ssetiap bangsa dapat membangun kesepahaman mengenai kebutuhan, hak dan kewajiban.

2.1 Demokrasi Ekonomi

Demokrasi*Ekonomi*dapat*diartikan*sebagai*kedaulatan*ekonomi*yang

berada*ditangan*rakyat. Konsep dasar ekonomi demokrasi oleh Ikatan Sarjana

Ekonomi Indeonesia (ISEI) pada tahun 1990 yang diformulasikan secara garis besar

(31)

15 (2) Penjabaran demokokrasi eknomi dalam format program-program

pelaksanaanya.

Landasan konstusional demokrasi ekonomi adalah pasal 33 UUD 1945 dan

landasan idiologinya adalah Pancasila. Namun walaupun belum ada penjabaran

kongkrit mengenai demokrasi ekonomi, namun menurut GBHN/TAP MPR IV

1978 dampak positif Demokrasi Ekonomi yaitu:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas nama kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup

orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat.

4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk

pemufakatan Lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan

terhadap kebijaksanaanya ada pada Lembaga perwakilan rakyat juga,

5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang

dikehendaki serta mempunyai ha katas pekerjaan dan penghidupan yang

layak.

6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan masyarakat

7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan

(32)

16 8. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara

Demokrasi ekonomi menghindari terjadinya sistem ekonomi liberalism,

etatisme, dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok atau monopoli.

sistem ekonomi liberalism harus dihindari karena menimbulkan eksploitasi dan

penghisapan terhadap sesama manusia. Sistem etatisme dimana ekonomi dikuasai

oleh negara juga harus dihindari, karena etatisme dapat mematikan usaha-usaha

di luar sektor negara seperti usaha swasta, koperasi, dan usaha kecil.

Pelaksanaan demokrasi ekonomi baru mencapai tujuannya, bila pemerintah

benar-benar menjalankan demokrasi politik yang merupakan prasyarat bagi

berjalannya demokrasi ekonomi. Lebih lanjut, diperlukan adanya kesejajaran

antara sistem politik dan sistem ekonomi yang dianut dan menjadi landasan bagi

sistem ekonomi nasional. Tanpa adanya kesejajaran antara sistem politik dan

sistem ekonomi, maka penjabaran nilai-nilai demokrasi ekonomi dalam

keseluruhan sistem perekonomian nasional hanya merupakan sebuah mitos

belaka.

2.2 Keterkaitan antara Sistem Politik dan Sistem Ekonomi

Dalam sejarah perpolitikan di Indonesia, sistem politik nasional cenderung

berada di antara dua kutub sistem politik yaitu antara kutub libelism dan kutub

sosialism. Sejalan dengan pergerakan arah sistem politik nasional, sistem ekonomi

nasional juga bergerak di antara dua kutub sistem ekonomi, yaitu antara kutub

(33)

17 Pada periode ekonomi terpimpin, sistem ekonomi nasional cenderung

mengarah ke sistem ekonomi terpusat. Setelah berakhirnya masa demokrasi

terpimpin, sistem ekonomi nasional cenderung berkiblat kepada sistem ekonomi

kapitalis. Ketika sistem ekonomi mengarah ke sistem ekonomi kapitalis maka

demokrasi ekonomi akan sulit terwujud, karena dalam sistem ekonomi

liberalis-kapitalistik akan terjadi penghisapan terhadap yang lemah dan pemusatan kekuatan

ekonomi hanya berada pada sekelompok orang. Sebaliknya jika sistem ekonomi

mengarah ke sistem ekonomi terpusat, maka akan terjadi penguasaan oleh negara

yang berlebihan yang dapat mematikan inisiatif dan kreasi individu dan badan

usaha lainnya di luar sektor negara.

Pelaksanaan demokrasi ekonomi baru mencapai tujuannya bila terdapat

kesejajaran antara sistem politik dan sistem ekonomi. Sistem politik yang

demokratis akan memberikan iklim yang kondusif bagi terwujudnya demokrasi

ekonomi. Dengan lain perkataan, demokrasi politik yang merupakan prasyarat bagi

berjalannya demokrasi ekonomi. Tanpa adanya kesejajaran antara sistem politik

dan sistem ekonomi, maka penjabaran nilai-nilai demokrasi ekonomi dalam

keseluruhan sistem perekonomian nasional hanya merupakan sebuah mitos belaka.

2.3 Keterkaitan antara Demokrasi Ekonomi dan Sistem Ekonomi Kerayatan.

Sistem Ekonomi Indonesia merupakan sistem ekonomi campuran (mixed

(34)

18 pasar) dan unsur-unsur sistem ekonomi terpusat (pengaturan oleh negara). Sebagai

sistem ekonomi campuran, sistem ekonomi nasional berada di kisaran mekanisme

pasar dan kontrol oleh negara sebagai stabilisator, dinamisator dan regulator.

Sistem mekanisme pasar merupakan unsur sistem ekonomi nasional yang cukup

penting, karena sistem perekonomian bekerja menurut mekanisme pasar. Namun

sesuai dengan jiwa dan semangat Demokrasi Ekonomi, peran sistem ekonomi pasar

dibatasi untuk tidak menjurus pada free ligft liberalism yang menimbulkan

eksploitasi terhadap mereka yang lemah dan miskin serta mencegah terjadinya

pemusatan kekuatan ekonomi pada segelintir orang. Peran negara dalam

perekonomian dibatasi hanya sebagai stabilisator, dinamisator, dan regulator.

Meskipun negara berhak menguasai cabang-cabang produksi yang penting dan

yang menguasai hajat hidup orang banyak, namun kekuasaan negara dibatasi oleh

syarat dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam hal ini,

peran negara lebih berfungsi sebagai pelaksana keadilan sosial dan bukan fungsi

penguasaan terhadap cabangcabang produksi.

Sistem ekonomi nasional disamping ditafsirkan sebagai Sistem Ekonomi

Campuran juga ditafsirkan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila. Mubyarto menggali

landasan filosofis dari sistem ekonomi nasional dan kemudian menyimpulkan

bahwa, Sistem Ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berdasarkan

Pancasila sebagai landasan filosofisnya. Selanjutnya Mubyarto menamakan sistem

(35)

19 Menurut Pandangan (Mubyarto, 1994). Sistem Ekonomi Pancasila yaitu:

1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.

2. Ada kehendak kuat dari seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan

keadaan kemerataan sosial ekonomi.

3. Prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah pengembangan ekonomi nasional

yang kuat dan tangguh, yang berarti nasionalisme selalu menjiwai setiap

kebijaksanaan ekonomi.

4. Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional.

5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara sentralisme dan desentralisme

kebijaksanaan ekonomi untuk menjamin keadilan ekonomi dan keadilan

sosial dengan sekaligus menjaga prinsip efisiensi dan pertumbuhan

ekonomi.

Lebih lanjut, Sri-Edi (Swasono, 1988) yang mengulas tentang orientasi

Ekonomi Pancasila menyimpulkan bahwa Ekonomi Pancasila adalah Ekonomi

Sosialis Indonesia yaitu ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan yang Maha

Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan dan keadilan sosial. Di samping

dikenal dengan sebutan Sistem Ekonomi Pancasila, sistem ekonomi nasional

belakangan ini juga populer dengan sebutan Sistem Ekonomi Kerakyatan.

Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional Tahun

(36)

20 1. Penegakan prinsip keadilan demokrasi ekonomi disertai kepedulian terhadap

yang lemah.

2. Pemihakan, pemberdayaan dan perlindungan terhadap yang lemah oleh

semua potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan kemampuannya.

3. Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang ramah

pasa.

4. Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat yang sangat terkait dengan

pembangunan pedesaan,

5. Pemanfaatan dan penggunaan tanah dan sumberdaya alam lainnya, seperti

hutan, laut, air, udara, dan mineral secara adil, transparan, dan produktif

dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat

masyarakat adat dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penegakan prinsip keadilan demokrasi ekonomi disertai kepedulian terhadap

yang lemah sebagai ciri utama Sistem Ekonomi Kerakyatan dijiwai oleh semangat

untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan yang

disertai keberpihakan terhadap yang lemah adalah langkah yang amat penting

dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan dan membatasi pemusatan

kekuatan ekonomi pada segelintir orang. Keberpihakan terhadap yang lemah berarti

memberikan berbagai kemudahan fasilitas, akses modal, dan pendidikan, dan

(37)

21 Sejauhmana prinsip keadilan demokrasi ekonomi sebagai ciri utama Sistem

Ekonomi Kerakyatan telah diwujudkan dalam keseluruhan kehidupan ekonomi

nasional dapat dilihat dari perkembangan tingkat kesenjangan dan distribusi

pendapatan. Bila tingkat kesenjangan dan distribusi pendapatan semakin membaik

berarti prinsip keadilan demokrasi ekonomi sudah mewarnai kehidupan ekonomi

nasional dan sebaliknya. Dalam Sistem Ekonomi Kerakyatan, masalah kesenjangan

dan distribusi pendapatan merupakan tujuan utama dalam rangka mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada artinya pertumbuhan, kalau

kemajuan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir golongan saja. Pertumbuhan

haruslah disertai dengan pemerataan, bahkan pemerataan harus dijadikan sasaran

utama pembangunan ekonomi nasional.

2.4 Indeks Demokrasi Indonesia

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) merupakan alat ukur objektif dan empirik

terhadap kondisi demokrasi dan sistem politik yang ada di Indonesia (BPS, 2015).

Indeks demokrasi adalah alat pengukuran yang dibangun dengan latar belakang

keadaan sosial politik di Indonesia. Oleh karena itu dalam merumuskan konsep

demokrasi maupun metode pengukuranya mempertimbangkan ke keadaan

persoalan bangsa.

Indeks demokrasi Indonesia (IDI) adalah angka-angka yang menunjukan

tingkat perkembangan demokrasi di seluruh Provinsi yang ada di Indonesia

(38)

22 demokrasi tersebut diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan sejumlah

aspek demokrasi di semua provinsi di Indonesia. Manfaatnya antara lain, (i)

mengukur secara kuantitatif tingkat pelaksanaan demokrasi, (ii) mengukur

perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi di Indonesia, (iii) memperoleh

gambaran tingkat perkembangan demokrasi antar provinsi.

Maka untuk Menyusun indeks demokrasi Indonesia (IDI) disepakati menjadi

tiga aspek yang disejikan sebagai objek kajian antara lain (Rauf, et al., 2009) :

1. Apek Kebabasan Sipil (Civil Liberties)

Aspek kebebasan sipil didefinisikan sebagai kebebasan individu atau

warga negara dan kelompok individu untuk berkumpul dan berserikat,

berpedapat dan berkeyakinan, serta kebebasan dari diskriminasi dan

pengekangan yang berasal dari individu atau warga negara lainya,

kekuasaan negara dan kelompok tertentu.

2. Aspek Hak-Hak Politik (Political Rights)

Aspek hak-hak politik adalah hak-hak untuk memberikan suara, hak-hak

untuk memperebutkan jabatan public, hak-hak berkompetisi dalam

memperebutkan suara, pemilihan yang bebas dan adil, dan pembuatan

kebijakan pemerintahan berdasarkan suara atau pilihan public.

3. Aspek Lembaga Demokrasi (Institutions of Democracy)

Aspek lembaga demokrasi didefinikan Insitusi atau Lembaga yang bekerja

(39)

23 demokratis meliputi antara lain: Lembaga Eksekutif dan Lembaga

Yudikatif maupun pada tataran insfratrukstur seperti Pemilu, Partai Politi,

Media Massa, dan Kelompok yang berkepentingan.

3. Pembangunan Manusia

Pembanguanan manusia merupakan proses perluasan pilihan untuk manusia,

terutama untuk mendapatkan hasil dari pembangunan seperti memperoleh

kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations

Development Programme) mengeluarkan konsep pembangunan manusia (Human Development) yang diartikan sebagai pengembangan kemampuan dan keahlian dengan meningkatkan kesehatan dan pengetahuan. Sehingga dapat menghasilkan

keterampilan juga yang akan dimanfaatkan oleh negara keterampilan mereka,

sesuai dengan laporan yang diterbitkan oleh UNDP tahun 1995 (Moustafa & Abott

, 2015) berikut ini kosep dari pembangunan manusia.

a. Pembanguanan mengutamakan penduduk sebgai pusat-nya.

b. Pembangunan yang dimaksudkan bertujuan untuk memperbesar pilihan

bagi penduduk bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan.

c. Pembangunan manusia memperhatikan upaya-upaya memanfaatkan

kemampuan atau kapasiatas manusia tersebut.

d. Pembanguanan manusia mempunyai empat pilar dalam prosesnya, yang

pertama produktifitas, yang kedua adalah pemerataan, yang ketiga adalah

(40)

24 Dalam Human Development Report (HDR) yang dikeluarkan oleh UNDP

(UNDP, 1995), menjelaskan, bahwa untuk dapat bisa memperluas pilihan- pilihan

manusia di suatu negara, konsep pembangunan manusia yang diterapakan harus

bisa mencakup empat dimensi yang tidak terpisahkan dan saling

berkesinambungan. Ada empat unsur pokok/dimensi yang perlu diperhatikan untuk

menjamin tercapainya tujuan pembanguna manusia/human development, sesuai

dengan konsep di atas (UNDP, 1995) sebagai berikut:

a. Produktivitas/Productivity

Setiap individu diharuskan untuk meningkatkan produktifitas mereka

masing-masing. Selanjutnya berpartisipasi penuh dalam proses mencari

penghasilan serta lapangan kerja. Dikarenakan, pembangunan ekonomi

merupakan bagian dari model pembangunan manusia.

b. Pemerataan/Equality

Setiap individu mempunyai akses untuk memperoleh kesempatan yang

adil. Semua hambatan terhadap peluang yang ia miliki, baik dari segi

ekonomi dan politik, harus dihapuskan. Pada akhirnya individu tersebut

dapat berpatisipasi di dalam negara dan memperoleh mandaat dari

peuang-peluang mereka.

c. Kesinambungan/Sustainability

(41)

25 harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk

beberapa generasi kedepannya. Ber-kesinambungan ini harus dibuat merata

dari semua jenis pemodalan baik itu fisik, manusia, dan lingkungan hidup.

d. Pemberdayaan/Empowerment

Pembangunan diciptakan oleh masyarakat, semakin terampil suatu

individu maka pembanguan akan lebih baik. Masyarakat diharuskan untuk

berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses- proses

ekonomi agar pembangunan tercipta dan kehidupan mereka sejahtera.

Indeks yang mengukur kualiatas sumber daya manusia berdasarkan harapan

hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua daerah itulah yang

dimaksud Indeks Pembangunan Manusia. Indeks Pembangunan Manusia ialah

indeks yang mengukur pencapaian pembangunan manusia berdasakan kualitas

hidup, dan ukuran standar hidup. Menurut BPS (BPS, 2008) IPM dibangun

berdasarkan tiga dimensi yaitu: (i) umur Panjang dan sehat, (ii) pengetahuan dan

(iii) standar kehidupan yang layak. Dari ketiga dimensi tersebut memiliki dimensi

pengertian terlalu luas, maka untuk mempersempit dimensi tersebut dikeluarkan

pendekatan-pendekatan untuk mrmpermudah mengukur dimensi tersebut. Untuk

mengukur dimensi kesehatan, dapat menggunakan angka umur harapan hidup.

Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan dapat menggunakan gabungan

(42)

26 terkahir, untuk mengukur standar hidup layak dapat mengguanakan indicator

kemmpuan daya beli masyrakat.

3.1 Keterkaitan Kesehatan dalam Pembangunan Manusia

Menurut Notoatmodjo (Notoadmodjo, 2007) mutu manusia dilihat dari sisi

kesehatannya. Karena menurut beliau kesehatan adalah salah satu faktor yang

mempengarui kualitas sumber daya manusia, dengan kata lain kesehatan adalah

salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas manusia. Kekurangan

kalori, gizi, karbohidrat, protein, dan lain sebagainya akan membuat derajat

kesehatan bagi suatu populasi akan menyebabkan kualitas manusia rendah serta

tingkat mental yang rendah yang beroengaruh terhadap produktifitas seseorang.

persyaratan bagi suatu negara dalam meningkatkan produktifitas

masyarakatnya adalah dengan memenuhi salah satu hak dasar mereka, salah satu

hak dasar rakyat adalah mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang baik.

Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan adalah salah satu cara dalam

memenuhi salah satu hak dasar tersebut. Pengeluaran pemerintah pada sektor

kesehatan digunakan untuk melihat capaiannya terhadap dimesi IPM yang pertama,

yaitu hidup sehat dan umur Panjang.

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar, ada dua jenis pelayanan yang

dibutuhkan masyarakat, yaitu pelayanan kebutuhan dasar dan juga pelayanan

fasilitas umum (Mahmudi, 2007). Ketika kebutuhan dasar suatu individu sudah

(43)

27 memenuhi kegiatan ekonomi lainnya (Todaro & Smith, 2003). Presfektif

Pembangunan Manusia yang berdasarkan kebutuhan dasar (basic needs), yaitu

pembangunan yang lebih concern pada pelayanan kebutuhan dasar demi mencapai

kesejahteraan (Ginanjar, 1997). Kesehatan juga adalah satu dimensi pembangunan

manusia yang dibuat oleh UNDP, dimana keshatan yang telah tercukupi akan

dengan sendirinya meningkatkan kualitas sumber daya manusia-nya.

3.2 Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang

masih akan dijalani seseorang pada suatu umur x adalah rata-rata hidup yang masih

akan dijalani seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun

tertentu, dalam situasi mortalias yang berlak di lingkungan masyrakat. Angka

harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan mingkatkan derajat

Kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah disuatu daerah harus

diikuti dengan program pembangunan Kesehatan, dan program sosial lainya

termasuk Kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk progam

pemberantasan kemiskinan.

Angka harapan hidup (AHH), dijadikan indicator dalam mengukur Kesehatan

suatu individu di suatu daerah. AHH adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang

akan ditempuh seseorang selama hidup. AHH diartikan diartikan sebagai umur

yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada waktu tertentu, AHH dihitung

(44)

28 yang digunakan dalam perhitungan AHH yaitu anak lahir hidup (AHL) dan anak

masih hidup (AMH). Sementara itu untuk menghitung indeks haraoan hidup

digunakan nilai maksimum harapan hidup sesuai UNDP, dimana angka tertinggi

sebagai batas atas untuk perhitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun

(standar UNDP). Usia harapan hidup dapat Panjang jika status Kesehatan, gizi dan

lingkungan yang baik.

Angka harapan hidup dijadikan indikator dalam mengukur tingkat kesehatan

suatu individu disuatu daerah. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata-rata tahun

hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu (BPS,

2008). Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan

meningkatkan derajat kesehatam pada khusunya. Angka harapan hidup yang rendah

disuatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program

sosial lainya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk

program pemberantasan kemiskinan yang berdampak pada ketimpangan distribusi

pendapatan. Sementara itu menurut Mungkasa (2019) peningkatan kualitas

kesehatan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk yang berati mengurangi

ketimpangan distribusi pendapatan di masa yang akan datang.

4. Ketenagakerjaan

Pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang bekerja, baik itu di

(45)

29 aktivitas ekonomi seperti produksi atau menghasilkan barang dan jasa memerlukan

tenaga kerja yang merupakan bagian dari proses produksi. Instansi pemerintahan

yang bekerja melayani masyrakat juga memerulukan pekerja untuk melayani suatu

proses dari berjalan suatu sistem. Menurut sukirno (Sukirno , 2002). Angkatan kerja

dapat didefinisikan sebagai jumlah angkatan kerja yang ada dalam ruang lingkup

perkeonomian dalam kurung waktu tertentu yang digolongkan menjadi kelompok

yang sedang bekerja dan kelompok yang sedang menganggur namun sedang

mencari pekerjaan.

Tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 Republik Indonesia tentang

Ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas

umur maksimum. Jadi setiap orang atau penduduk yang berusia 10 tahun keatas

tergolong tenaga kerja.

Tenaga kerja sendiri terbagi menjadi dua kelompok yaitu angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam

usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak

(46)

30 adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan yaitu orang yang

kegiatannya sekolah (pelajar/mahasiswa), mengurus rumah tangga, serta menerima

pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya (Sakernas,

2011).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2019) Pengangguran terdiri dari:

a. Mereka yang tak punya pekerjaan dari mencari pekerjaan.

b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.

c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena

merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja.

4.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tenaga kerja menurut UU No13 Tahun 2003 Republik Indonesia tentang

Ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sediri maupun

untuk masyrakat, sedangkan menuru Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyrakat. Batas

usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas umur

maksimum. Jadi setiap orang atau penduduk berusia 10 tahun keatas tergolong

(47)

31 Tenaga kerja sendiri terbagi menjadi dua kelompok yaitu angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam

usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak

bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja

adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan yaitu orang yang

kegiatannya sekolah (pelajar/mahasiswa), mengurus rumah tangga, serta menerima

pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.

Jika dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional,

yang dimaksudkan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam

angkatan kerja yang sedang aktif dalam mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah

tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Maka

menurut sebab terjadinya, pengangguran digolongkan kepada tiga jenis yaitu:

a. Pengangguran friksional Pengangguran friksional adalah pengangguran

yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja

dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk

sekedar waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau

terjadi karena faktor jarak atau kurangnya informasi. Pengangguran

friksional tidak bisa dielakkan dari perekonomian yang sedang berubah.

Untuk beberapa alas an, jenis-jenis barang yang dikonsumsi perusahaan dan

rumah tangga bervariasi sepanjang waktu. Ketika permintaan terhadap

(48)

32 memproduksi barang-barang tersebut.

b. Pengangguran struktural Pengangguran struktural terjadi karena ada

problema dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur

yang demikian memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja

yang dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan

diri dengan ketrampilan baru tersebut.

c. Pengangguran konjungtur Pengangguran konjungtur terjadi karena

kelebihan pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengangguran

dalam permintaan agregat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2019), Tingkat pengangguran terbuka

adalah presentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Pengganguran adalah suatu kondisi dimana individu anggkatan kerja yang

menginginkan pekerjaan tapi belum mendapatkanya (Sukirno, 2006). Segala upaya

untuk menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan ketimpangan distribusi

pendapatan adalah tujuan yang sama pentingnya. Secara teori jika masyrakat tidak

menganggur maka mereka memiliki pekerjaan dan pendapatan, dan pendapatan

yang diminiki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika

kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi maka dipastikan orang tersebut tidak miskin

dan dapat dikategorikan tingkat pengangguran akan semakin menurun yang

berpengaruh terhadap kesempatan kerja yang akan semakin meningkat, dan pada

(49)

33 Tingkat pengangguran terbuka memberikan idikasi tentang usia penduduk

usia kerja temrasuk dalam kelompok penganggur. Tingkat pengangguran kerja

diukur sebagai presentase jumlah penganggur terhadao jumlah Angkatan kerja.

Untuk mengungukur tingkat pengangguran terbyka pada suatu wilayah bisa didapat

dari presentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah Angkatan kerja dan

dinyatakan dalam persen.

𝑻𝑷𝑻 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒓

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑿 𝟏𝟎𝟎

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya pengangguran terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan

kerja. Pengangguran terbuka (open unemployment) didasarkan pada konsep

seluruh angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan

pertama kali maupun yang sedang bekerja sebelumnya. Sedang pekerja yang

digolongkan setengah penganguran (underemployment) adalah pekerja yang masih

mencari pekerjaan penuh atau sambilan dan mereka yang bekerja dengan jam kerja

rendah (di bawah sepertiga jam kerja normal, atau berarti bekerja kurang dari 35

jam dalam seminggu). Namun masih mau menerima pekerjaan, serta mereka yang

tidak mencari pekerjaan namun mau menerima pekerjaan itu. Pekerja digolongkan

setengah pengangguran parah (severely underemployment) bila ia termasuk

setengah menganggur dengan jam kerja kurang dari 25 jam seminggu.

(50)

34 1. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan

2. Penduduk yang sedang mempersiapkan usaha

3. Penduduk yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan

4. Penduduk yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja

Pengangguran terbuka biasanya terjadi pada generasi muda yang baru

menyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi. Ada kecenderung mereka yang

baru menyelesaikan pendidikan berusaha mencari kerja sesuai dengan aspirasi

mereka. Aspirasi mereka biasanya adalah bekerja disektor modern atau di kantor.

Untuk mendapatkan pekerjaan itu mereka bersedia menunggu untuk beberapa lama.

Tidak tertutup kemungkingan mereka berusaha mencari pekerjaan itu di kota atau

di provinsi atau daerah yang kegiatan industry telah berkembang. Ini yang

menyebabkan angka pengangguran terbuka cenderung tinggi di kota atau daerah

yang kegiatan industry atau sektor modern telah berkembang.17 Sebaliknya angka

pengangguran terbuka rendah di daerah atau provinsi yang kegiatan ekonomi masih

bertumpu pada sektor pertanian. Apalagi tingkat pendidikan di daerah tersebut

rendah. Pada umumnya, mereka yang berpendidikan rendah bersedia bekerja apa

saja untuk menopang kehidupan. Bila sektor pertanian kurang dapat menjamin

kelangsungan hidup, mereka bersedia berusaha di kantor informal. Mereka tidak

memperdulikan apakah jam kerja panjang atau penghasilan rendah. Bagi mereka

yang penting dapat bertahan hidup

Beberapa akibat buruk dari pengangguran dibedakan kepada dua aspek

(51)

35 a. Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian Tingkat pengangguran yang

relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai pertumbuhan

ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperlihatkan

berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh

masalah pengangguran. Akibat-akibat buruk tersebut dapat dibedakan

sebagai berikut:

1) Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat

kemakmuran yang mungkin dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran

bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat

akan lebih rendah daripada pendapatan pendapatan potensial (pendapatan

yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh

masyarakat pun akan lebih rendah.

2) Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.

Pengangguran diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, dan

dalam kegiatan ekonomi yang rendah pendapatan pajak pemerintah semakin

sedikit. Jika penerimaan pajak rendah, dana untuk kegiatan ekonomi

pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan

terus menurun.

3) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran

menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta. Yang pertama,

pengangguran tenaga buruh diikuti pula oleh kelebihan kapasitas

(52)

36 kelesuan berkurang. Kegiatan Keuntungan perusahaan yang rendah

menyebabkan mengurangi keinginan untuk melakukan investasi.

b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat Pengangguran akan

mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial dalam masyarakat.

Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh pengangguran adalah:

1) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan.

2) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan. Keterampilan

dalam mengerjakan suatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila

keterampilan tersebut digunakan dalam praktek.

3) Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat

(53)

37 B. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tabel 2. 1 Tinjaun Kajian Terdahulu No Judul, Penulis dan Tahun Penelitian Variabel dan Alat Analisis

Hasil Penelitihan Perbedaan

1 Analisis

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi,

Investasi dan IPM

terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2012 a.Variabel Depeden • Ketimpanga n Distribusi Pendapatan b.Variabel Independen • Pertumbuhan Ekonomi • Investasi a. Variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan b. Variabel IPM tidak berpengaruh signifikan c. Variabel investasi Variabel Indepeden: Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Periode: 2005-2012 Objek Penelitihan: Jawa Tengah

(54)

38 No Judul, Penulis dan Tahun Penelitian Variabel dan Alat Analisis

Hasil Penelitihan Perbedaan

(Muhammad Haris Hidayat, 2014) • IPM Alat Analisis: Panel Data menggunakan Fixed Effect Model (FEM) berpengaruh negatif signifikan 2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengarui Ketimpangan Distribusi Pendapatan di

Pulau Jawa tahun

a.Variabel Depeden • Indeks Gini b.Variabel Indepeden a.Variabel PDRB perkapita berpengaruh positif signifikan b. Variabel populasi penduduk Variabeel Indepeden: PDRB Per kapita, Populasi Penduduk. Dan Derajat

(55)

39 No Judul, Penulis dan Tahun Penelitian Variabel dan Alat Analisis

Hasil Penelitihan Perbedaan

2007-2013 (Ani Nurlali, 2016) • PDRB per kapita • Populasi Penduduk • Tingkat Pengangguran Terbuka • Derajat Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif signifikan c. Variabel TPT berpengaruh positif signifikan d. Variabel

derajat fiskal tidak

berpengaruh signifikan Desentralisasi Fiskal Periode: 2007-2013 Objek Penelitihan: Pulau Jawa

(56)

40 No Judul, Penulis dan Tahun Penelitian Variabel dan Alat Analisis

Hasil Penelitihan Perbedaan

3 Ketimpangan Pendapatan Provinsi Jawa Timur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruinya (Muhammad Arif, 2017) a.Variabel Independen • Ketimpanga n Distribusi Pendaatan b.Variabel Depeden • IPM • Pertumbuhan Ekonomi a. Variabel IPM berpengaruh positif signifikan b. Variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif signifikan c. Variabel tenaga kerja berpengaruh negatif signifikan Variabel Indepeden: Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja, dan Jumlah Penduduk Metode: Random Effect Model (REM) Objek: Jawa Timur

(57)

41 No Judul, Penulis dan Tahun Penelitian Variabel dan Alat Analisis

Hasil Penelitihan Perbedaan

• Tenaga Kerja • Jumlah Penduduk Alat Analisis: Panel Data menggunakan Random Effect Model (REM) d. Variabel jumlah penduduk berpengaruh signifikan 4 Analisis Peran Pendidikan dan Ketangakerjaan .Variabel Depeden • Indeks Gini a. Variabel rata-rata lama sekolah Variabel Indepeden: Rata-rata lama

Gambar

Gambar 1. 1 Rasio Gini Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2020  Gambar 1. 2 Rasio Gini Rata Nasional dan Rasio Gini  Rata-RataGambar 1
Gambar 1. 2 Rasio Gini Rata-Rata Nasional dan Rasio Gini Rata-Rata   12 Provinsi di Indonesia Timur
Tabel 2. 1 Tinjaun Kajian Terdahulu  No  Judul, Penulis  dan Tahun  Penelitian  Variabel dan Alat  Analisis
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Tabel
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa Intellectual Capital yang dilakukan perusahaan dalam lingkup Structural Capital atau modal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas Produk, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kemanfaatan terhadap kepuasan Konsumen Pengguna Kartu

Hubungan positif dari penelitian ini dapat digambarkan dengan semakin tinggi empati yang dimiliki maka semakin tinggi pula perilaku altruisme pada mahasiswa,

Ihh orang udah nggak ketemu lagi Orang = is used an an interjection (Javanese Wong) to emphasise a fact/alternative

Kultivar tahan adalah kultivar tanaman dengan sifat-sifat yang memungkinkan tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari serangan hama pada keadaan yang akan

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas dugaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi, ukuran perusahaan dan corporate tax rate terhadap struktur modal pada perusahaan sektor

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan data yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh terhadap data-data Migrasi Tenaga Kerja Wanita, Kemiskinan, Upah