• Tidak ada hasil yang ditemukan

COVER. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COVER. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Studi Empiris pada National Sustainability Center (NCSR) Awardee Tahun 2016-2019)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Disusun Oleh : RIZKA NAFI’A NIM: 11160820000117

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

(2)

ii

LEMBAR PENG ESA HAN SKRIP SI

Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Studi Empiris pada National Sustainability Center (NCSR) Awardee Tahun 2016-2019)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Disusun Oleh :

RIZKA NAFI’A NIM: 11160820000117

Di Bawah Bimbingan

Fitri Yani Jalil, SE, M.Sc.

NIP. 198706042019032013 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu Tanggal 9 Bulan September Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Indira Adhani 2. NIM : 11160820000082 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital (Studi Empiris pada National Sustainability Center (NCSR) Awardee Tahun 2016-2019)

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 September 2020

1. Dr. Khayatun Nufus, M.Si NIDN. 0320046901

( ________________ ) Penguji I

2. Hepi Prayudiawan, SE. Ak, MM, CA NIP. 19720516 200901 1 006

( _________________ ) Penguji II

LEMBA R PENGESAHAN U JIAN KOMPREHEN SI F

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis,1 Juli 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

1. Nama : Rizka Nafi’a 2. NIM : 11160820000117 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juli 2021

1. Fitri Damayanti, SE, M.Si NIP. 198107312006042003

( _______________________ ) Ketua

2. Dr. Yusar Sagara, SE, Ak., M.Si NIDN. 2009058601

( _______________________ ) Penguji Ahli

3. Fitri Yani Jalil, SE, M.Sc.

NIP. 198706042019032013

( _______________________ )

Pembimbing

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rizka Nafi’a NIM : 11160820000117 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya;

2. Tidak melakukan plagiarisme terhadap naskah orang lain;

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya;

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data;

5. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 26 Juli 2021

( Rizka Nafi’a )

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Rizka Nafi’a

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Januari 1999

3. Alamat : Jalan Buaran 3 no. 55 RT. 03/15 Duren Sawit, Jakarta Timur, 13440.

4. Telepon : +62 813 8737 1535

5. E-mail : kakanafia@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. S1 (2016-2021) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. SMA (2013-2016) : SMA Negeri 50 Jakarta

3. SMP (2010-2013) : SMP Islam Terpadu Al-Kahfi Bogor 4. SD (2004-2010) : SD Islam Terpadu Ar-Ridho Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah : H. Lutfie, SE

2. Nama Ibu : Dra. Hj. Nur Hikmawati

3. Anak Ke-dari : 2 dari 4 bersaudara

(7)

vii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu „alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur dipanjatkan ke kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun umatnya dari jalan kegelapan ke arah jalan yang terang dan benar serta diridhoi olehNya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan sebagai prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kekuatan Allah Subhanallahu Wata‟ala yang telah menganugerahkan kepada penulis kekuatan.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis Bapak H. Lutfie, SE dan Ibu Dra. Hj. Nur Hikmawati yang telah menjadi motivasi penulis serta memberikan banyak pelajaran hidup termasuk menyelesaikan tanggung jawab sebagai mahasiswa dan anak yang berbakti.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fitri Damayanti S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

viii

5. Ibu Fitri Yani Jalil, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi pertama yang telah meluangkan waktu, pikiran, perhatian serta dengan sabar dan membimbing penulis dan selalu memberikan arahan dengan sangat baik selama proses penyusunan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

6. Ibu Dr. Rini, S.E.Ak., M.Si. sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak membimbing penulis sejak mahasiswa baru hingga tingkat akhir.

7. Ibu Cut Erika Ananda Fatima, S.E., M.B.A sebagai dosen yang memberikan motivasi kepada penulis untuk fokus menyelesaikan skripsi ini serta sebagai dosen yang banyak membantu penulis di luar akademis.

8. Penulis atau diri sendiri. Yang telah luar biasa akhirnya bisa melahirkan skripsi ini walau butuh waktu lebih lama daripada mahasiswa/i diluar sana.

Penulis telah melakukan yang terbaik.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

10. Seluruh Staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

11. Mbak Dea, Hanifah dan Zamzam. Kakak dan adik-adik yang mengisi kehidupan penulis sehari-hari selama pandemi. Terutama Hanifah yang telah membantu proses penelitian penulis.

12. Hassan Hemdani dan Ellena Kavarera sebagai sahabat penulis. Walau kedua belah pihak tidak saling kenal, namun keduanya menjadi tempat bersandar penulis selama proses skripsi yang terkadang membingungkan ini.

13. Bila, Jihan, Midah, dan Pipit untuk semua rangkaian cerita yang kita tulis bersama selama masa kuliah hingga mencapai titik terakhir cerita kuliah kita bersama.

14. Ain, Indira, Safit, Tika, Titania, dan Zay yang telah memberikan bantuan, dukungan, dorongan, motivasi dan tekanan dalam penyelesaian skripsi ini.

15. Executive Board AIESEC in UIN Jakarta 2018-2020; Ami, Aunur, Jijot, Tara,

Tuti, Caca, Faisal, Nada, Navee, Safit, Amah, Ebi, Evi dan Nadya yang telah

(9)

ix

mengisi kehidupan penulis lebih berwarna dan bermakna baik sebagai mahasiswi maupun sebagai manusia.

16. Keluarga besar AIESEC in UIN Jakarta yang telah menjadi rumah untuk berpulang selama pekuliahan sejak 2017 hingga penulis mencapai fase ini.

17. Jin, Jungkook, Hobi, Namjoon, Taehyung, Yoongi, Yeonjun, Hyuka, Taehyun, Beomgyu, Soobin, Seojun, Wooshik, dan Jae sebagai kakak, teman dan adik yang terus menghibur penulis dikala suka maupun duka. Semoga terus sukses dalam bidangnya.

18. Teman-teman Akuntansi 2016, khususnya Akuntansi C yang telah berjuang bersama dalam masa studi sebagai mahasiswa/i UIN Jakarta.

19. Nicco, Gita, Emil dan Mareg sebagai teman seperjuangan selama mengemban tanggung jawab dalam berbagai role di organisasi tercinta yang juga selalu mendukung perjalanan kuliah penulis.

20. Serta seluruh pihak yang telah mendukung penyusunan skripsi ini hingga selesai yang belum bisa disebutkan satu persatu.

Atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan sekecil apapun itu, semoga Allah Subhanahu Wata‟ala senantiasa membalas dengan pahala dan kebaikan yang berlimpah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu „alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 26 Juli 2021

Rizka Nafi’a

(10)

x ABSTRACT

THE EFFECT OF SUSTAINABILITY REPORT AND INTELLECTUAL CAPITAL ON FIRM’S FINANCIAL PERFORMANCE

(Empirical Study on National Sustainability Awardee Period 2016-2019) by

Rizka Nafi’a

This study aims to examine the effect of the Sustainability Report and Intellectual Capital on Financial Performance (Return on Assets). This study used secondary data with samples from National Sustainability Awardee company during the 2016-2019 period. The index used in the Sustainability Report data collection is based on the Global Reporting Initiative (GRI) Standards updated on 2018. Measurement of the Intellectual Capital used Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) model. The sample was done by using purposive sampling method. This study used sample of 93 sustainability reports and corporate financial reports. The data analysis method used in this research is Multiple Linear Regression method using SPSS (Statistical Package for Social Science) 25.0 software to process all datas.

The results of this study showed that Sustainability Reporting in the economic, environmental, and social dimension has no effect on financial performance. Meanwhile, Intellectual Capital in Human Capital dimension has an effect on financial performance.

Keywords: Sustainability Report, Intellectual Capital, Financial Performance,

Return on Asset.

(11)

xi ABSTRAK

PENGARUH SUSTAINABILITY REPORT DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan National Sustainability Awardee tahun 2016- 2019)

Oleh Rizka Nafi’a

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan (Return on Asset). Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel perusahaan National Sustainability Awardee selama periode 2016-2019. Indeks yang digunakan dalam pengambilan data Sustainability Report berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) Standards tahun 2018. Pengukuran Intellectual Capital menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 93 laporan keberlanjutan dan laporan keuangan perusahaan. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah metode regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) 25.0 untuk mengolah data.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Sustainability Reporting lingkup ekonomi, lingkungan, dan sosial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

Sedangkan Intellectual Capital dimensi Human Capital berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

Kata Kunci: Sustainability Report, Intellectual Capital, Kinerja Keuangan, Return

on Asset.

(12)

xii DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRACT ...x

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

A. LATAR BELAKANG ...1

B. RUMUSAN MASALAH ...12

C. TUJUAN PENELITIAN ...12

D. MANFAAT PENELITIAN ...13

BAB II ...15

TINJAUAN PUSTAKA ...15

A. LANDASAN TEORI ...15

1. TEORI-TEORI YANG MENDUKUNG ...15

2. Sustainability Report (SR) ...19

3. Intellectual Capital ...27

4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ...30

5. Kinerja Keuangan ...32

(13)

xiii

B. PENELITIAN TERDAHULU ...33

C. KERANGKA PEMIKIRAN ...40

D. KETERKAITAN ANTAR VARIABEL DAN HIPOTESIS ...41

1. Pengaruh Sustainability Report lingkup ekonomi terhadap kinerja keuangan perusahaan ...41

2. Pengaruh Sustainability Report lingkup lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan ...42

3. Pengaruh Sustainability Report kinerja sosial terhadap kinerja keuangan perusahaan ...44

4. Pengaruh Intellectual Capital komponen Value Added Human Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ...45

5. Pengaruh Intellectual Capital komponen Value Added Capital Employed terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ...46

6. Pengaruh Intellectual Capital komponen Structural Capital Value Added terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ...47

BAB III ...48

METODOLOGI PENELITIAN ...48

A. JENIS PENELITIAN ...48

B. POPULASI DAN SAMPEL ...48

C. DATA DAN SUMBER ...49

D. METODE PENGUMPULAN DATA ...49

E. DEFINISI DAN OPERASIONAL VARIABEL ...50

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) ...50

2. Variabel Bebas (Independent Variable) ...51

F. METODE ANALISIS DATA ...59

1. Uji Statistik Deskriptif ...60

2. Uji Asumsi Klasik ...60

3. Uji Hipotesis ...63

BAB IV ...67

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...67

(14)

xiv

A. Gambaran dan Objek Penelitian ...67

B. Temuan Hasil Penelitian ...68

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...69

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...73

3. Hasil Pengujian Hipotesis ...80

C. Pembahasan ...84

BAB V ...97

PENUTUP ...97

A. Kesimpulan ...97

B. Saran ...99

DAFTAR PUSTAKA ...101

LAMPIRAN ...108

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Perusahaan ...11

Tabel 2.2 Rangkuman Penelitian Terdahulu ...33

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ...58

Tabel 4. 1 Ringkasan Pemilihan Sampel ...68

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...69

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov ...76

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ...77

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ...78

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedatisitas dengan Uji Glejser ...80

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...81

Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...82

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...83

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Intellectual Capital Component ...28

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian ...40

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ...74

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot ...75

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedatisitas dengan Scatterplot ...79

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabel Global Reporting Initiatives Standards (GRIS) per 2018 .109

LAMPIRAN 2 Tabel Sampel Data Penelitian ...114

LAMPIRAN 3 Tabulasi Sampel Data Penelitian ...115

LAMPIRAN 4 Tabel Sampel Data Error ...118

LAMPIRAN 5 Hasil Output SPSS ...119

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

PSAK No. 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009) menyatakan laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur menurut posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan adalah alat yang sangat krusial dalam menilai perkembangan perusahaan. Laporan keuangan bisa digunakan untuk menilai prestasi yang telah dicapai perusahaan dalam waktu lampau, kini dan yang akan datang (Maith, 2013).

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Esensi laporan keuangan sangatlah penting mengingat dari laporan keuangan berbagai keputusan penting mengenai kelangsungan hidup dari entitas bisnis terjadi. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah penyedia informasi yang penting bagi users of information. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi (Pongoh, 2013).

Pimpinan perusahaan ataupun manajemen sangat berkepentingan

terhadap laporan keuangan yang sudah dianalisis, sebab hasil tersebut bisa

dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk

masa yang akan datang. Dengan menerapkan penghitungan rasio dari

laporan keuangan, industri dapat mengenali bagaimana kinerja keuangan

daripada perusahaan tersebut sehingga dapat melaksanakan penilaian

kinerja daripada industri tersebut, strategi serta keputusan seperti apa yang

wajib diambil untuk perusahaan.

(19)

2

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Orniati, 2009).

Kinerja keuangan pada umumnya diukur dengan rasio profitabilitas yang salah satu perhitungannya menggunakan Return on Assets (ROA) ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan oleh perusahaan. ROA dipilih karena besarnya ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang bisa didistribusikan kepada para pemegang saham biasa dengan keseluruhan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Syahunan, 2004). Sehingga dengan semakin besarnya ROA dapat menarik perhatian berbagai stakeholder yang berkepentingan seperti investor, yang pada akhirnya banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kinerja keuangannya.

Berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing satu sama lain dan bertahan dalam persaingan tersebut. Demi mendapatkan keuntungan, perusahaan dituntut untuk menciptakan dan juga meningkatkan value perusahaan serta mampu mengelola operasional produksi di perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat memperoleh laba atau keuntungan secara maksimal. Menciptakan kinerja keuangan yang baik merupakan suatu hal yang dijadikan fokus utama agar perusahaan bisa bertahan dan terus berkembang di tengah persaingan antar perusahaan yang sangat kompetitif. Jika sebuah perusahaan merefleksikan kinerja keuangan yang baik atau positif, itu akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan tersebut dan dijadikan sebagai modal untuk bersaing dengan perusahaan lain.

Terutama pada era globalisasi ini, semakin ketatnya persaingan

antar perusahaan untuk meningkatkan eksistensinya, terutama dengan

(20)

3

adanya perdagangan bebas yakni dengan hadirnya World Trade Organization (WTO) di tingkat global serta ASEAN Free Trade Area (AFTA) di tingkat regional yang menjadi indikasi signifikan perdagangan dunia yang semakin mengglobal. Dengan keadaan kondisi perdagangan tersebut akhirnya mempengaruhi perekonomian Indonesia yang semakin berkembang, yang mana mendorong perusahaan atau pelaku bisnis di Indonesia mendorong fokus tujuan utama bisnisnya untuk mencari keuntungan saja.

Dengan keadaan yang akhirnya perusahaan banyak dituntut dalam rangka mampu bersaing di ekonomi yang semakin ketat ini, perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal saja, namun juga kepentingan karyawan, konsumen, masyarakat bahkan lingkungan sekitar. Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik yang pada akhirnya dituntut untuk memberikan informasi mengenai aktivitas keseluruhan perusahaan demi meningkatkan eksistensi perusahaan di mata sosial dan masyarakat agar dapat menarik investor dan dukungan dari masyarakat sehingga perusahaan mempunyai reputasi yang baik. Namun, untuk dapat bersaing dan mendapatkan keuntungan yang besar, banyak perusahaan memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya sehingga menjadi permasalahan yang serius dalam beberapa tahun terakhir dan akan menjadi masalah yang besar yang tidak bisa dihindari atau diselesaikan dalam waktu cepat bagi lingkungan di sekitarnya.

Permasalahan yang muncul tersebutlah adanya tuntutan dari para

stakeholders untuk perusahaan lebih bertanggung jawab. Seperti

contohnya kasus Lapindo Brantas yang membuat terjadinya banjir lumpur

di Sidoarjo. Selain itu, ada juga kasus pencemaran sungai Citarum pada

tahun 2014 yang dilakukan oleh 71 perusahaan di sekitarnya. Baru-baru

ini, dengan berkembang pesatnya perusahaan, menurut Greenpeace

International, Consumer Goods di Indonesia merupakan salah satu

(21)

4

penyumbang terbesar sampah plastik di Indonesia maupun secara global.

Sampah plastik merupakan salah satu yang sulit terurai, sehingga menjadi permasalahan dan butuh tanggung jawab lebih bagi perusahaan dalam menangani hal tersebut. Selain itu, dari sektor pertambangan di Kalimantan maupun Papua hingga saat ini banyak sekali permasalahan yang timbul dari aktivitas yang dilakukan seperti perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap lubang yang telah digali namun tidak ditutup kembali.

Akibat dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan, menyebabkan masyarakat menuntut perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Seiring adanya tuntutan dari masyarakat terhadap perusahaan untuk memberikan tanggung jawab sosial, perusahaan mengembangkan konsep 3P yang diperkenalkan oleh Elkington (1988), yaitu People, Planet and Profit atau disebut dengan konsep Triple Bottom-Line. Konsep tersebut merupakan cerminan dari istilah yang dikenal berbagai perusahaan di dunia, yaitu Sustainability.

Sustainability memiliki makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama mungkin atau disebut dengan Long-Life Company.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan di Indonesia tercantum dalam UU no. 40 tahun 2007 Pasal 1 poin 3, yang menyebutkan bahwa:

Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik

bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya. Selain itu, hal lain didukung dengan adanya peraturan dari

PSAK Nomor 1 Tahun 2004 mengenai Penyajian Laporan Keuangan,

bagian Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan paragraf 9 yang

menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat pula menyajikan laporan

tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai

tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-

(22)

5

faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Eksistensi dari sustainability report yang diungkapkan oleh perusahaan bisa menjadi alat bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi kepada perusahaan. Investor lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang transparan dan juga memiliki reputasi yang baik karena kepercayaannya terhadap pihak perusahaan yang lebih tinggi akan peramalan analisis lebih akurat dan informasi yang lebih rendah asimetrinya (Ernst & Young, 2013). Dilansir oleh Nielsen Global Corporate pada tahun 2015, 8 dari 10 konsumen di Asia Tenggara atau sebanyak 80%, termasuk Indonesia, lebih memilih dan mempercayai merek yang memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial dibandingkan dengan Asia Pasifik sebesar 76%, Timur Tengah/Afrika sejumlah 75% , Amerika Latin sebesar 71%, Eropa 51%

dan Amerika Utara 44%. Dan dari angka tersebut didapatkan bahwa merek atau perusahaan yang melakukan komitmen berkelanjutan yang dilaporkan memiliki pertumbuhan 4% secara global dibandingkan tahun 2014.

Berbeda dengan perusahaan atau merek yang tidak bisa membuktikan komitmennya yang bertumbuh kurang dari 1%.

Sustainability Reports menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) bisa didefinisikan sebagai laporan publik dimana perusahaan memberikan gambaran posisi dan aktivitas perusahaan pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial kepada stakeholder internal dan eksternalnya (WBCSD 2002). Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) dan Qiu et al. (2016), Sustainability Report merupakan sebuah publikasi informasi yang mencerminkan performa organisasi dalam dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial.

Sustainability Report merupakan hal yang berbeda daripada

Corporate Social Responsibility (CSR). Walaupun keduanya merupakan

sebuah bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan

(23)

6

di sekitar. Hal yang berbeda terletak pada cara pengungkapannya. Dalam sustainability report, pengungkapannya lebih terperinci dan berdiri sendiri, sedangkan pengungkapan pada CSR lebih terintegrasi dengan laporan tahunan perusahaan. Sustainability Report bisa menjadi strategi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan kedepannya. Dengan pengungkapan laporan tersebut, diharapkan return on asset perusahaan dapat meningkat dan perusahaan dapat berkembang dalam waktu yang sama.

Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih et al. (2020) mengenai pengungkapan informasi berkelanjutan menemukan bahwa perusahaan yang terdapat di Malaysia dan di Indonesia yang mengungkapkan sustainability report mengenai aktivitas ekonomi dan sosial, mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan daripada perusahaan yang tidak mengungkapkan sama sekali.

Berbeda dengan Kasbun et al. (2016) yang juga meneliti mengenai sustainability report dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan di perusahaan di Malaysia mendapatkan bahwa hanya komponen ekonomi saja yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam komponen return on assets. Sedangkan untuk komponen sosial dan lingkungan ditemukan bahwa tidak ada pengaruhnya terhadap Return on Asset. Namun, ditemukan bahwa pelaporan sustainability report yang meningkat dari tahun ketahun menjadi keuntungan bagi perusahaan dan dijadikan strategi dan taktik bagi perusahaan untuk memperluas pasar.

Natalia dan Tarigan (2014) dalam penelitiannya juga menemukan hasil yang berbeda antar dimensi dalam sustainability report. Dalam penelitiannya, hanya sustainability report dalam lingkup lingkungan dan sosial saja yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan untuk dimensi ekonomi tidak berhubungan dengan kinerja keuangan.

Dalam penelitian Bukhori dan Sopian (2017) ditemukan bahwa

lingkup ekonomi dan sosial dalam Sustainability Report berpengaruh

terhadap kinerja keuangan, namun tidak berlaku untuk lingkup

(24)

7

lingkungan. Sama seperti Anggrawal (2013) yang juga menemukan adanya pengaruh Sustainability Report lingkup sosial terhadap kinerja keuangan, namun lingkup lingkungan tidak mempengaruhi kinerja keuangan.

Berbanding terbalik dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asuquo et al. (2018) yang dilakukan di Nigeria. Dalam penelitian yang dilakukan di Nigeria ini menyatakan bahwa semua aspek Sustainability Report tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Ini terjadi karena beberapa hal, seperti ditemukan bahwa kinerja ekonomi belum menjadi referensi bagi investor maupun manajemen untuk menjadi gambaran kinerja keuangan perusahaan, serta kinerja lingkungan dan sosial yang justru mengurangi profitabilitas karena menjadi salah satu beban perusahaan.

Selain pentingnya melakukan sustainability report sebagai salah satu cara untuk bisa menjaga eksistensi, menarik perhatian investor dan bertahan dalam persaingan perekonomian sekarang ini. Perusahaan bisa melakukan pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang perusahaan punya dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Sumber daya yang dimaksudkan pada konteks ini tidak hanya yang tangible namun juga intangible.

Telah terdapat pergeseran paradigma ke arah era ekonomi baru, atau ekonomi berbasis pengetahuan, yang lebih mengandalkan teknologi informasi, keterampilan dan pengetahuan dari karyawan daripada aset berwujud. Hal ini mendorong banyak perusahaan untuk memperhatikan modal intelektualnya (Feimianti et al., 2014). Karena dengan mengutamakan atau mengedepankan modal intelektual yang bentuknya merupakan intangible, perusahaan bisa beradaptasi pada pergeseran ekonomi baru dengan memperbaiki, meningkatkan dan berinovasi dalam berbagai aspek yang terdapat didalam perusahaan tersebut.

Fenomena yang bisa diambil di Indonesia tentang pergeseran era

ekonomi baru yaitu knowledge based bisa dilihat dari menjamurnya bisnis

(25)

8

Startup yang tentunya bisnis ini sangat tidak asing dengan pemanfaatan teknologi informasi, keterampilan dan pengetahuan dari karyawan yang bekerja pada perusahaan jenis tersebut. Menjamurnya bisnis Startup di Indonesia membuat persaingan yang ketat diantara sesama sehingga banyak yang sangatlah berkembang dan banyak juga yang gagal. Dilansir dari CB Insights, 23% Start-Up di Indonesia mengalami kesulitan dalam mempertahankan bisnisnya akibat tim yang tidak tepat. Dan tim tidak tepat yang dimaksud adalah tim yang mempekerjakan karyawan yang tidak memiliki pengalaman yang mumpuni dan tidak berinvestasi untuk meningkatkan kapabilitas serta menata organisasinya dengan baik.

Intangible Capital (IC) sekarang dikenal sebagai aset strategis dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan atau organisasi. IC juga menjadi alat untuk bisa bersaing dalam era ekonomi berbasis pengetahuan Sebagaimana adanya konsensus mengenai kemampuan IC untuk menciptakan nilai terhadap perusahaan, banyak penelitian dan akademisi telah mendefinisikan pengertian dan pengukuran IC menurut pemahaman mereka (Steward, 1997).

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya mengenai ASEAN Free Trade Area (AFTA), kepentingan dari implementasi Intellectual Capital (IC) pun meningkat dalam rangka bersaing dalam komunitas ekonomi yang semakin meluas ini. Dikarenakan pada AFTA diperbolehkannya penduduk dari sebuah negara untuk memilih bekerja di negara manapun yang memang sudah menjadi anggota dari AFTA.

Sebagai hasilnya, kompetisi antara sumber daya manusia dan bisnis semakin kuat. Maka dari itu, karyawan yang berkualitas yang terampil, kompeten dan mempunyai pengetahuan yang luas semakin banyak peminatnya. (Feimianti et al., 2014).

Di Indonesia, fenomena Intellectual Capital (IC) mulai

berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000)

tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit

sebagai IC, namun lebih kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut

(26)

9

PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002).

Pulic (1998) menyatakan bahwa intellectual ability, yang kemudian disebut Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™), menunjukkan bagaimana menilai efisiensi dan nilai tambah yang berasal dari kemampuan intelektual perusahaan (value added intellectual coefficient – VAIC™). Tujuan utama sistem yang berbasis pengetahuan dapat menciptakan value added, dan untuk menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (data-data keuangan) dan intellectual capital (potensi, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang melekat pada karyawan).

Human Capital merupakan salah satu komponen penting dari intellectual capital (Sardo et al., 2018), yang mana meliputi pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan bakat, sikap dan edukasi daripada karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut (Edvinsson dan Malone, 1997; Ramandeep dan Narwal, 2016). Dalam hal ini, manusia yang bekerja pada suatu perusahaan pastinya memiliki nilai yang berbeda dengan perusahaan lainnya.

Komponen kedua dari Intellectual Capital ialah Structural Capital (SC). SC merupakan aset non-fisik yang diciptakan oleh karyawan namun dimiliki oleh organisasi. Yang menetap pada organisasi tersebut walau karyawan sudah tidak lagi di organisasi dan ini termasuk bagan dan proses organisasi, database dan model, merek dagang, paten, dan hak cipta (Ghosh dan Mondal, 2009).

Dan komponen yang terakhir adalah Relation Capital. Relation

Capital sendiri mencakup semua sumber daya yang perusahaan miliki

untuk membangun, memelihara dan mengelola hubungan dengan berbagai

pemangku kepentingan untuk menambahkan nilai kepada perusahaan. Ini

(27)

10

juga termasuk hubungan dengan konsumen, pemasok, institusi keuangan dan pemerintahan, dan juga termasuk brand loyalty, reputasi dan citra pasar.

Pulic (1998) mengusulkan sebuah model, yang mana sudah banyak digunakan oleh para peneliti dan akademisi untuk mengukur efisiensi IC dan komponennya bersamaan dengan modal finansial, yang bergantung pada konsep value-added (VA) (Iazzolino dan Laise, 2013). Metodelogi ini dikenal dengan VA Intellectual Coefficient (VAIC). Metodologi VAIC ini sesuai dengan teori yang telah disampaikan oleh Wernerfelt (1984) mengenai resource-based-view (RBV). Teori RBV mengklaim bahwa untuk menciptakan nilai terhadap perusahaan, kedua asset tangible dan intangible sangat diperlukan.

Ousama dan Fatima (2015) dalam penelitiannya pada bank di Malaysia, mereka menemukan adanya pengaruh antara komponen Intellectual Capital dengan Return on Asset (ROA). Namun, komponen Capital Employed yang mempunyai hubungan yang signifikan. Tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chowdurry et al. (2019) yang menemukan dalam penelitiannya bahwa hanya komponen Human Capital saja yang mempunyai pengaruh terhadap ROA, sedangkan Structural Capital dan Capital Employed tidak mempunyai pengaruh terhadap ROA.

Sedangkan Dženopoljac et al. (2016) menemukan pada

penelitiannya di Serbia hanya komponen Structural Capital yang

mempunyai hubungan pengaruh terhadap kinerja keuangan di perusahaan

Information and Communication Technology. Dalam penelitiannya,

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017) yang

menemukan bahwa komponen Structural Capital tidak memiliki pengaruh

terhadap Return on Asset (ROA), komponen lainnya yaitu Human Capital

dan Capital Employed memiliki pengaruh terhadap ROA atau kinerja

keuangan.

(28)

11

Nimtrakoon (2014) yang meneliti di perusahaan se-asia yang terdaftar di bursa efek di masing-masing negara, menemukan adanya pengaruh antara Value Added Human Capital dan Value Added Capital Employed terhadap kinerja keuangan yang diwakilkan oleh Return on Assets (ROA), namun Structural Capital Value Added tidak ada pengaruh sama sekali terhadap ROA. Dan ini berbanding terbalik dari penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh Soewarno dan Tjahtjadi (2020) yang menemukan komponen Human Capital tidak berpengaruh terhadap ROA, tidak seperti komponen Capital Employed dan Structural Capital yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten hasilnya membuat penulis tertarik untuk mengkaji kembali Sustainability Report (SR) dan Intellectual Capital (IC) untuk dapat membuktikan secara empiris apakah SR dan IC berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dari segi profitabilitas Return on Asset. Yang membedakan dengan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini akan mengambil studi empiris dari data yang diambil dari pemenang National Sustainability Center dari tahun 2017 hingga 2019 yang perusahaannya datang dari berbagai sektor industri untuk mendapatkan penemuan yang lebih terbaru dengan tahun yang berbeda dari penelitian sebelumnya dan telah terstandarisasi pelaporan berkelanjutannya. Berikut juga dilampirkan perkembangan nilai perusahaan-perusahaan yang diteliti yang masih fluktuatif sehingga menarik untuk diteliti dan dikaji kembali hasil dari penelitian sebelumnya:

Tabel 1.1

Rata-Rata Nilai Perusahaan

Tahun Rata-rata Nilai Perusahaan (PBV)

2016 1.93

2017 1.89

2018 1.55

2019 1.65

Sumber: Data diolah

(29)

12

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang masih belum konsisten serta latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti akan mengangkat dan membahas permasalahan dengan studi empiris dari berbagai sektor, melihat kinerja keuangan dari segi profitabilitas perusahaan dan varian tahun berbeda yang berjudul “Pengaruh Sustainability Report dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada National Sustainability Center (NCSR) Awardee Tahun 2016-2019)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di sub- bab sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengungkapan sustainability report dalam lingkup ekonomi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

2. Apakah pengungkapan sustainability report dalam lingkup lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

3. Apakah pengungkapan sustainability report dalam lingkup sosial berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

4. Apakah Intellectual Capital komponen Value Added Human Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

5. Apakah Intellectual Capital komponen Value Added Capital Employed berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

6. Apakah Intellectual Capital komponen Structural Capital Value Added berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan pada sub- bab sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan pengaruh Sustainability Report lingkup

ekonomi terhadap kinerja keuangan perusahaan

(30)

13

2. Untuk membuktikan pengaruh Sustainability Report lingkup lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan

3. Untuk membuktikan pengaruh Sustainability Report lingkup sosial terhadap kinerja keuangan perusahaan

4. Untuk membuktikan pengaruh Intellectual Capital komponen Value Added Human Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

5. Untuk membuktikan pengaruh Intellectual Capital komponen Value Added Capital Employed berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

6. Untuk membuktikan pengaruh Intellectual Capital komponen Structural Capital Value Added berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis dan akademik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai khasanah literatur serta masukan bagi akademisi maupun perusahaan di Indonesia mengenai pentingnya praktek Sustainability Reporting dan pemanfaatan Intellectual Capital untuk praktisi perusahaan, sehingga bisa dikembangkan lebih luas ilmu terkait hal ini secara ilmiah dalam pembelajaran.

2. Untuk praktisi, penelitian ini dapat dijadikan acuan informasi oleh

para pengelola perusahaan melihat masih rendahnya kesadaran

perusahaan di Indonesia mengenai penerapan pertanggungjawaban

terhadap lingkungan dan sosial, Serta pentingnya penerapan

Intellectual Capital. Diharapkan pengelola perusahaan dapat lebih

memperhatikan kedua hal tersebut dan menjadikan salah satu

strategi dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Selain

itu, kedua hal tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi investor

dalam mengambil keputusan.

(31)

14

3. Untuk pemerintah, penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk

menjadi tolak ukur dalam menentukan kebijakan yang lebih tegas

dan tepat dalam pelaksanaan Sustainability Reporting dan

implementasi Intellectual Capital dalam rangka mendukung

ekonomi negara yang lebih maju dan bertanggung jawab.

(32)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. TEORI-TEORI YANG MENDUKUNG a. Stakeholder Theory

Stakeholder Theory dideskripsikan sebagai pihak mana yang organisasi atau perusahaan pertanggung jawabkan (Freeman, 2010). Stakeholders merupakan sekelompok dan individu yang bisa memberikan pengaruh atau dipengaruhi oleh proses dalam pencapaian tujuan organisasi (Freeman, 2010). Stakeholders mempunyai kemampuan untuk mengontrol atau mempengaruhi penggunaan sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.

Maka dari itu, kekuatan pemangku kepentingan itu ditentukan oleh seberapa besar kekuatan sumber ekonomi ini. Semua stakeholders mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil oleh sebuah organisasi. Perusahaan atau organisasi bertanggung jawab secara penuh dalam memenuhi kepuasan para stakeholdernya.

Pada konsep Stakeholder Theory, perusahaan bukan

hanya sebuah entitas yang beroperasi yang berdasarkan

kepentingan perusahaan sendiri. Namun juga memberikan

manfaat terhadap pemangku kepentingan yang

berhubungan dengan perusahaan. Pemangku kepentingan

yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditor,

konsumen, pemasok, pemerintah, masyarakat luas, analis

dan pihak-pihak lainnya.

(33)

16

Dengan demikian, keberadaan sebuah perusahaan sangatlah dipengaruhi oleh dukungan dari para pemegang kepentingan terhadap perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Dan keberlanjutan perusahaan bisa menguatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan (Priyanka, 2013).

Berdasarkan teori ini, diharapkan pengungkapan Sustainability Report dapat menghasilkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan.

Hubungan yang baik bisa dikomunikasikan melalui bagaimana perusahaan bisa bertanggung jawab terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial sekitarnya sehingga perusahaan dapat mencapai keberlanjutan kedepannya.

Sehingga transparansi antar perusahaan dengan para pemangku kepentingan bisa tereksekusi dengan baik, dan bisa menimbulkan dampak positif baik bagi perusahaan dan pemangku kepentingan.

b. Legitimacy Theory

Legitimacy Theory mengkonfirmasi bahwa perusahaan bisa melanjutkan pengopearasiaannya dalam kerangka dan norma yang ada di masyarakat atau lingkungan (Deegan, 2019). Wibowo dan Faradiza (2014) dalam opininya menekankan bahwa perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan eksternal yang berubah selalu berusaha untuk memastikan bahwa perilaku mereka selalu berdasarkan batasan dan norma yang berlaku pada komunitas mereka berada.

Begitu pula yang dijelaskan oleh Ghozali dan Chariri (2007) bahwa teori legitimasi didasarkan pada kontrak sosial antara perusahaan dengan komunitas.

Kontrak sosial ini secara eksplisit maupun implisit

(34)

17

menyatakan bahwa kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan didasarkan pada hasil yang diberikan kepada komunitas. Sehingga perusahaan yang memang berkembang ialah hasil dari bagaimana perusahaan tersebut berkontribusi pada komunitas sekitarnya.

Ketika organisasi berkontribusi secara sosial, keberadaan dan aktivitas yang dilakukan perusahaan akan diakui oleh komunitas dan lingkungan tempat perusahaan itu beroperasi. Kesenjangan legitimasi akan terjadi jika terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang dijunjung perusahaan dengan nilai-nilai sosial yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan bisnisnya dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki publik yang mampu memberikan legitimasi kepada perusahaan. Dalam rangka mengurangi kesenjangan legitimasi, perusahaan harus mampu mengidentifikasi aktivitas yang dikendalikannya dan dapat mengidentifikasi publik yang mempunyai kekuatan sehingga bisa memberikan legitimasi kepada perusahaan.

Guthrie et al. (2012) menyatakan bahwa ketika perusahaan mulai dipertanyakan legitimasinya, penting untuk melakukan strategi perlawanan, seperti:

1. Mengedukasi dan menginformasikan para pemangku kepentingan mengenai perubahan yang terjadi

2. Mengubah pola pikir para pemangku kepentingan tanpa mengubah perilaku perusahaan

3. Mengalihkan perhatian para pemangku

kepentingan kepada isu lainnya yang masih

berhubungan dan menarik

(35)

18

4. Mengubah dan mempengaruhi ekspektasi pihak eksternal mengenai kinerja perusahaan.

Keberlanjutan perusahaan dapat mengurangi berbagai resiko yang perusahaan mungkin akan hadapi.

Resiko yang mungkin dihadapi antara lain ialah tindakan regulasi dan boikot dari pemangku kepentingan dan menguatkan lisensi perusahaan untuk beroperasi (Priyanka, 2013). Dan hal ini dapat dipenuhi dengan melakukan pelaporan Sustainability Report.

Dengan teori legitimasi ini mengajarkan perusahaan untuk melakukan aktivitas, operasional dan kinerja dapat diterima oleh masyarakat luas. Aktivitas yang merefleksikan bagaimana perusahaan dapat berkontribusi dan bertanggung jawab terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial disekitar perusahaan. Aktivitas tersebut bisa mendukung performa atau kinerja keuangan kedepannya.

c. Resource-Based-View Theory

Menurut Resource Based View (RBV) Theory, perusahaan memperoleh keuntungan kompetitif dan mencapai kinerja yang unggul dengan memiliki, memperoleh, dan menggunakan aset strategis secara efektif.

Aset-aset strategis yang dimaksud mencakup aset berwujud berupa aset fisik, dan aset tidak berwujud yang telah dimiliki, dikembangkan, dan digunakan perusahaan dalam mempertahankan strategi yang kompetitif dan menguntungkan (Wernerfelt, 1984)

Dalam RBV dinyatakan bahwa kinerja perusahaan

itu didorong oleh sumber daya unik yang dimiliki

perusahaan, baik itu sumber daya berwujud maupun yang

tidak berwujud. Namun, dalam era yang mana pengetahuan

(36)

19

ekonomi terus berkembang, perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan aset yang tidak terwujudnya. Perusahaan harus lebih memprioritaskan penggunaan sumber daya internalnya untuk mencapai kesuksesan. Sumber daya internal harus bisa dikendalikan dengan benar agar bisa menjadi sumber daya yang berharga, langka, sulit untuk ditiru dan tidak bisa tergantikan (Jogaratnam, 2017).

Sumber daya internal tersebut bisa memproduksi aktivitas pemasaran produk yang optimal, produk yang lebih ekonomis dan lebih memuaskan kebutuhan pelanggan (Wernerfelt, 1984). Strategi yang berbeda yang tidak bisa diduplikat oleh para competitor membuat perusahaan lebih berkompetitif secara berkelanjutan (Barney, 1991).

Maka dari itu pentingnya bagi perusahaan untuk memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang dimiliki baik yang berwujud maupun yang tak berwujud untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dan juga mampu bersaing dalam keadaan ekonomi sekarang ini.

2. Sustainability Report (SR)

a. Definisi Sustainability Report

Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) dan Qiu et al. (2016), Sustainability Report merupakan sebuah publikasi informasi yang mencerminkan performa organisasi dalam lingkup ekonomi, lingkungan dan sosial.

Ini bisa digunakan sebagai media bagi perusahaan untuk

menginformasikan performa organisasinya kepada seluruh

para pemegang kepentingan. Pemegang kepentingan yang

dimaksud ialah seperti investor, karyawan, pemerintah,

kreditor, masyarakat luas, dll.

(37)

20

GRI merupakan salah satu organisasi yang mempunyai fokus tercapainya transparansi dan pelaporan suatu perusahaan berdasarkan pengembangan standar dan pedoman pengungkapan sustainability report. Berdasarkan GRI (2013), Sustainability Report merupakan tolak ukur daripada pencapaian pekerjaan dalam isu konsep Triple Bottom-Line. Pelaporan ini mirip dengan pelaporan keuangan. Kepatuhan untuk pelaporannya bersifat sukarela, yang mirip dengan corporate social responsibility (CSR).

Saat ini implementasi SR di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No. 23/1997 tentang manajemen lingkungan dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK). Sustainability Report perusahaan membutuhkan pedoman pelaporan berkelanjutan yang diterima secara nasional. Untuk tujuan tersebut, dibutuhkan sebuah Badan Nasional yaitu NCSR (National Center for Sustainability Reporting).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 (revisi 1998) paragraf kesembilan:

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna yang memegang peranan penting.”

Berdasarkan PSAK No.1 (revisi 1998) tersebut,

perusahaan diharapkan dapat mengungkapkan semua

informasi yang berkaitan dengan tindakan sosial dan

lingkungan yang dilakukan perusahaan. Pengungkapan

tersebut dilaporkan dalam bentuk Laporan Nilai Tambah

(Value Added Statement). Hal ini juga diperkuat dengan UU

(38)

21

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan yang dimaksud termuat dalam pasal 74 (1) yang berbunyi: ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan“.

Pengguna daripada sustainability report sendiri dari berbagai pihak, antara lain ialah masyarakat atau komunitas, bank, institusi pemerintah, manajemen, karyawan, dan investor untuk tanggung jawab sosial. Untuk para investor, Sustainability Report dijadikan sebagai alat kontrol untuk pengukuran pencapaian perusahaan tersebut serta sebagai media untuk pertimbangan dalam mengalokasikan sumber keuangannya. Sedangkan untuk para pemegang kepentingan lainnya seperti media, pemerintahan, consumer, akademisi dan yang lainnya, Sustainability Report dijadikan sebagai acuan untuk menilai keseriusan perusahaan dalam komitmennya untuk pembangunan berkelanjutan.

Manfaat Sustainability Report berdasarkan kerangka Global Reporting Initiative sendiri ialah:

1. Sebagai patokan kinerja organisasi dalam memperhatikan hukum, norma, undang-undang, standar kerja dan sukarelawan.

2. Untuk mendemonstrasikan komitmen daripada sebuah organisasi terhadap sustainable development goals (SDGs).

3. Sebagai pembanding kinerja organisasi setiap

waktunya.

(39)

22

Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menjelaskan manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain :

1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi.

2. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.

3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola resikonya.

4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.

5. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.

6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk jangka panjang.

7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi

jangka panjang dan membantu

mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan

(40)

23

nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

8. Sebagian besar bentuk pengungkapan Sustainability Report perusahaan diungkapkan melalui website perusahaan, dengan media ini stakeholder dapat mengakses dan mengetahui bagaimana bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Prinsip Sustainability Report

Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan Global Reporting Initiatives harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip–prinsip tersebut antara lain, yaitu:

1. Keseimbangan

Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja dari perusahaan tersebut.

2. Dapat Dibandingkan

Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih, dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten. Informasi tersebut harus disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan stakeholders untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.

3. Akurat

Informasi yang dilaporkan dalam

Sustainability Report harus cukup akurat dan

rinci sehingga memungkinkan pemangku

(41)

24

kepentingan untuk menilai kinerja organisasi.

4. Urut Waktu

Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi stakeholders.

5. Kesesuaian

Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholders.

6. Dapat dipertanggungjawabkan

Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis dan diungkapkan dengan tepat sehingga dapat menentukan kualitas dan materialitas informasi.

c. Dimensi Sustainability Report

Pada penelitian ini, GRI Standards Guidelines digunakan sebagai suatu standar pengungkapan pelaporan akan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan meliputi ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia dan tanggung jawab produk. Total keseluruhan item yang terdapat pada pedoman ini adalah 91 item. Sustainability reporting menurut Global Reporting Initiatives GRI Standards Guidelines terdiri dari tiga dimensi berikut:

1. Ekonomi

Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan

dengan dampak organisasi terhadap keadaan

(42)

25

ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.

2. Lingkungan

Dimensi keberlanjutan lingkungan berkaitan dengan dampak organisasi pada sistem alam yang hidup dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Kategori lingkungan meliputi dampak yang terkait dengan input (seperti energi dan air) dan output (seperti emisi, efluen, dan limbah), termasuk juga keanekaragaman hayati, transportasi, dan dampak yang berkaitan dengan produk dan jasa, serta kepatuhan dan biaya lingkungan.

3. Sosial

Dimensi keberlanjutan sosial membahas dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi beroperasi. Adapun beberapa kategori-kategori bidang sosial diantaranya yaitu meliputi:

a. Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja

Indikator praktik ketenagakerjaan

dan kenyamanan kerja meliputi lapangan

pekerjaan, kondisi pekerja (jumlah,

komposisi gender, pekerja purna waktu

dan paruh waktu), relasi buruh dengan

manajemen, keselamatan dan kesehatan

kerja, pelatihan, pendidikan,

pengembangan karyawan, serta

keberagaman dan peluang.

(43)

26

b. Hak asasi manusia

Indikator kinerja hak asasi manusia menentukan bahwa setiap organisasi harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya salah satunya yaitu dengan memperhatikan asas kesetaraan yang meliputi praktik investasi dan pengadaan, praktik manajemen, penerapan prinsip non-diskriminasi, kebebasan mengikuti perkumpulan, tenaga kerja anak, pemaksaan untuk bekerja, praktik pendisiplinan, praktik pengamanan, dan hak-hak masyarakat adat.

c. Masyarakat

Indikator kinerja masyarakat memperhatikan dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan reaksi dari institusi sosial kaitannya dengan kepedulian dan pengelolaan isu-isu seperti komunitas, korupsi, kebijakan publik, serta perilaku anti kompetitif seperti anti-trust dan monopoli.

d. Tanggung jawab atas produk

Indikator kinerja tanggung jawab

atas produk mencakup aspek seperti

kesehatan keselamatan dari pengguna

produk dan pelanggan pada umumnya,

(44)

27

produk dan jasa, komunikasi untuk pemasaran, serta Customer Privacy.

3. Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) sekarang dikenal sebagai aset strategis dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan atau organisasi.

Sebagaimana adanya konsensus mengenai kemampuan IC untuk menciptakan nilai terhadap perusahaan, banyak penelitian dan akademisi telah mendefinisikan pengertian dan pengukuran IC menurut pemahaman mereka (Steward, 1997).

Edvinsson dan Sullivan (1996) mendefinisikan Intellectual Capital (IC) sebagai “Pengetahuan yang bisa dikonversikan menjadi nilai”.

Edvinsson dan Malone (1997) berpandangan bahwa IC merupakan sekumpulan pengetahuan dan keterampilan karyawan yang diperoleh dengan bekerja selama bertahun-tahun dan hubungannya dengan pemangku kepentingan (konsumen, pemerintahan, dsb), melalui persaingan bisnis yang ada di pasar. Al-Ali (2003) menjelaskan IC sebagai “Pengetahuan, pengalaman dan kemampuan otak karyawan, serta pengetahuan yang disimpan dalam database perusahaan, sistem, proses, budaya dan filosofi.”

Akademisi dan peneliti telah mengkategorikan Intellectual Capital

(IC) menjadi dua hingga empat dimensi (Dzenopoljac et al., 2017)

namun klasifikasi IC sendiri dibagi menjadi 3 bagian yang bisa

menjelaskan dengan jelas IC itu sendiri (Sydler et al., 2014). Tiga

klasifikasi IC tersebut termasuk Human Capital (HC), Structural

Capital (SC) dan Relational Capital (RC) (Bontis, 1998; Roos et al.,

1998; Weqar et al., 2020; Saint-Onge, 1996; Stewart, 1997).

(45)

28

Berikut merupakan bagan yang menjelaskan mengenai pembagian dimensi dalam Intellectual Capital yang dijelaskan oleh Jurczak (2008) dalam jurnalnya:

Sumber: Jurczak (2008)

Human Capital merupakan salah satu komponen penting dari intellectual capital (Sardo et al., 2018), yang mana meliputi pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan bakat, sikap dan edukasi daripada karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut (Edvinsson dan Malone, 1997; Ramandeep dan Narwal, 2016). Yang

Gambar 2.1

Intellectual Capital Component

Gambar

Tabel  hasil  uji  analisis  deskriptif  menguraikan  distribusi  variabel- variabel-variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  yang  dilakukan  kali  ini,  meliputi  variabel  dependen  (Y)  yaitu  kinerja  keuangan  (Return  on  Asset),  variabel  dep
Tabel Global Reporting Initiatives Standards (GRIS) per 2018
Tabel Sampel Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Maka penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh demokrasi yang diwakili Indeks Demokrasi Indonesia dan Angka Harapan Hidup serta ketenagakerjaan yang diwakili oleh

Aturan dalam penyelesaian suatu operasi aritmatika, baik dalam perhitungan manual atau perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak, adalah sebagai berikut:

Siswa mampu membuat tulisan mengenai Efek Gas Rumah Kaca terhadap perubahan iklim di bumi, sesuai kriteria penilaian.... Guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam,

Kultivar tahan adalah kultivar tanaman dengan sifat-sifat yang memungkinkan tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari serangan hama pada keadaan yang akan

Kegiatan  ini  meliputi  pemberian  jasa  pos  dan  giro  seperti  pengiriman  surat,  wesel,  paket,  jasa  giro,  jasa  tabungan  dan  sebagainya.  Perkiraan 

Ihh orang udah nggak ketemu lagi Orang = is used an an interjection (Javanese Wong) to emphasise a fact/alternative

Penyusutan tertinggi terjadi pada T1 yaitu 15%, hal ini berbeda dengan pernyataan Romanoff (1930) dalam Nakage (2003), dimana suhu inkubasi yang lebih tinggi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas Produk, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kemanfaatan terhadap kepuasan Konsumen Pengguna Kartu