• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 MEDAN BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP) 009 : 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 MEDAN BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP) 009 : 2011"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 MEDAN BERDASARKAN STANDAR NASIONAL

PERPUSTAKAAN (SNP) 009 : 2011

Diajukan sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan studi Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

CLARA GIOVANNY SEMBIRING 130709074

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTAK

Sembiring, Clara Giovanny. 2018. “Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009:2011”. Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koleksi, sarana prasrana, layanan, tenaga, pengorganisasian bahan pustaka dan perawatan bahan pustaka Perpustakaan Sekolah Menengah Atas yang telah memenuhi Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009:2011. Penelitian ini beralamat di Jalan Brigjen Zein Hamid KM. 7, Titi Kuning, Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Informan pada penelitian ini adalah 3 orang staf perpustakaan SMA Negeri 13 Medan. Dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada informan yang telah ditentukan, observasi langsung ke lapangan dan studi kepustakawanan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengorganisasian bahan pustaka dan perawatan bahan pustaka pada Perpustakaan SMA N 13 Medan sudah sesuai dengan SNP 009:2011. Sedangkan koleksi, sarana prasarana, layanan, dan tenaga pada SMA N 13 Medan belum sesuai dengan SNP 009:2011.

Kata Kunci: Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009:2011

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, penyertaan, dan kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan Berdasrakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009:2011”. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada orangtua penulis, Ibunda Khatarina br. Tarigan atas doa, dukungan, materi dan peran yang sangat luar biasa dalam kehidupan penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih juga kepada abang dan adik penulis, Ricky Yakub Sembiring dan Reynaldo Devandy Sembiring atas dukungan yang selalu diberikan selama ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Sumatera Utara.

1. Bapak Ishak, S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, sekaligus selaku dosen pembimbing yang

(7)

telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan penulisan skripsi.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan nasehat dan juga masukan dalam perbaikan penulisan skripsi.

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan pegawai administrasi di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Staf yang bekerja di Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan, yaitu: Ibu Tiummi, Kak Insany, dan Kak Frilly yang sudah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian.

6. Keluarga besar Ibunda terutama Bapak Tua Dharma Sebayang, Bapak Tengah Kerista Sebayang, Bibi Irama Keloko, Bibi Eva Sinulingga yang senantiasa memberikan dukungan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.

7. Andri Agita Sebayang yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. Dan sahabat penulis, Adista, Desy Sry, Elita, Elni, Eodya, Fitri, Maghfira, Novia, dan teman-teman stambuk 2013 yang sudah berjuang bersama selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penulisan, penyajian materi maupun pembahasan hasil penelitian. Untuk itu

(8)

penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi selanjutnya.

Medan, Juli 2018 Penulis

Clara Giovanny Sembiring 130709074

(9)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Sekolah... 5

2.2. Evaluasi ... 10

2.2.1 Pengertian Evaluasi ... 10

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi ... 11

2.2.3 Model Evaluasi ... 12

2.3. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ... 12

2.3.1 Gedung atau Ruang Perpustakaan Sekolah ... 13

2.3.2 Perabot dan Peralatan Perpustakaan Sekolah ... 14

2.3.3 Tenaga Perpustakaan Sekolah ... 17

2.3.4 Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Sekolah ... 18

2.3.5 Layanan Perpustakaan Sekolah ... 23

2.3.5.1 Layanan Sirkulasi ... 24

2.3.5.2 Layanan Referensi ... 25

2.3.5.3 Layanan Bimbingan Pengguna ... 26

2.4. Standar Nasional Perpustakaan (009 : 2011) ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Lokasi Penelitian ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4. Informan ... 34

3.5. Instrumen Penelitian... 35

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 35

3.7. Analisis Data ... 36

3.8. Keabsahan Data` ... 38

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Karakteristik Informan ... 39

4.2 Kategori ... 40

4.2.1 Standar Koleksi ... 40

4.2.2 Standar Sarana Prasarana ... 43

4.2.3 Standar Layanan ... 46

4.2.4 Standar Tenaga ... 51

4.2.5 Standar Pengorganisasian Bahan Pustaka ... 53

4.2.6 Standar Perawatan Bahan Pustaka ... 54

4.3 Rangkuman hasil penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 67

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah ... 15

Tabel 4.1 : Daftar Informan ... 39

Tabel 4.2 : Jumlah Koleksi PerpustakaanSMA N 13 Medan... 42

Tabel 4.3 : Jadwal Pelayanan Perpustkaan SMA N 13 Medan ... 46

Tabel 4.4 : Pengelola Perpustakaan SMA N 13 Medan ... 52

Tabel 4.5 : Rangkuman hasil penelitian ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ... 67 Lampiran 2 : Transkrip Wawancara ... 73 Lampiran 3 : Gambar ... 83

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sekolah adalah unit kerja dilingkungan sekolah yang mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan memelihara bahan pustaka untuk di manfaatkan guna melayani kebutuhan informasi para siswa, guru, dan staf administrasi sekolah. Perpustakaan sekolah adalahbagian integral dari suatu sekolah yang merupakan salah satu sarana penunjang kelancaran proses belajar mengajar dan akses informasi. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai tempat akses informasi, pusat penelitian sederhana, dan tempat belajar mandiri. Dengan penyediaan bahan pustaka perpustakaan sekolah harus sesuai dengan kurikulum yang dilaksanakan pada suatu sekolah tempatnya bernaung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2014 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 83a menyatakan bahwa “Setiap sekolah madrasah berkewajiban untuk menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional kependidikan”. Berdasarkan peraturan tersebut maka penyelenggaraan perpustakaaan sekolah dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku. Standar perpustakaan sendiri berfungsi sebagai pedoman yang menetapkan penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan dari suatu perpustakaan sekolah.

(14)

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga yang bertugas melaksanakan tugas bidang perpustakaan dalam menetapkan kebijkan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan. Pada tanggal 10-12 November 2011 di Bogor, Lembaga Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyusun dan menyepakati Standar Nasional Perpustakaan (SNP) yang terbagi atas empat standar, yaitu: Standar Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Standar Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Standar Perpustakaan Perguruan Tinggi. Standar Nasioanl Perpustakaan 009:2011 tentang Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, menetapkan pengelolaan perpustakaan untuk Sekolah Menengah Atas baik negeri maupun swasta yang berlaku secara nasional.

Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan adalah salah satu sekolah yang berakreditas A, dan mendapat julukan sebagai sekolah rujukan memiliki gedung perpustakaan yang berfungsi sebagai sarana bagi masyarakat sekolah dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Perpustakaan SMA N 13 Medan memiliki siswa berjumlah 1.374 orang yang otomatis menjadi anggota perpustakaan. Memiliki koleksi bahan pustaka sebanyak 9.135 judul dengan 105.548 eksemplar. Dengan luas gedung perpustakaan yaitu 162m2. Perpustakaan di lengkapi dengan: rak buku dua sisi, meja baca dua sisi, kursi baca, rak buku, papan pengumuman, kipas angin, TV, koleksi tercetak, beberapa koleksi audio visual, globe, satu unit komputer, dispenser, jam dinding, beberapa lukisan untuk dekorasi, dan lain-lain.

(15)

Pada observasi awal yang dilakukakan diperoleh informasi tentang beberapa permasalahan, antara lain: penataan ruang yang tidak tertata dengan rapi dan teratur. Jarak antara satu meja dengan meja lainnya terlalu berdekatan, kurangnya rak buku yang menyebabkan banyak koleksi buku yang masih belum tersusun di rak. Penataan rak yang belum teratur dan sangat beredekatan satu sama lainnya. Sehingga masih banyak buku yang tersimpan di gudang dan tidak dapat dilayankan kepada pengguna perpustakaan.

Sehingga peneliti ingin mengetahui lebih mendalam sejauh mana pengelolaan di perpustakaan SMA N 13 Medan memenuhi SNP dengan melalui penelitian yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009:2011”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan dalam memenuhi Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan perpustakaan SMA Negeri 13 Medandalam memenuhi Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan SMA Negeri 13 Medan, sebagai bahan masukan atau pertimbangan untuk menentukan kebijakan pengelolaan perpustakaan sekolah.

2. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam melakukan penelitian pada topik yang sama guna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

3. Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengelolaan perpustakaan sekolah

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah pengelolaan perpustakaan SMA Negeri 13 Medan berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 009 : 2011.

Dengan batasan yang ingin diteliti yaitu: standar koleksi, standar sarana prasarana, standar layanan, standar tenaga, standar pengorganisasian bahan pustaka dan standar perawatan bahan pustaka.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Yang di manfaatkan untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Darmono (2001, 8) definisi dari perpustakaan adalah:

Salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.

Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 78) perpustakaan sekolah (school library) adalah:

A library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curiculum needs of its teacher and staff, usually managed by a school librarian or media specialist. A library collection usually contains books periodicials, and educational media suitable for the grade level served.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa:“Perpustakaan sekolah adalah suatu perpustaakan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf, biasanya dikelola oleh pustawakan sekolah ataupun spesialis media. Koleksi suatu perpustakaan sekolah biasanya berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilayaninya.”

(18)

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah salah satu sarana penunjang pendidikan yang berada di lingkungan sekolah baik milik pemerintah maupun milik swasta. Tempat mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur bahan pustaka yang terdiri dari buku, majalah,surat kabar, silde, dan lain-lain. Semua bahan pustaka di atur dan disusun secara sistematis dalam ruangan tertentu.

1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah pada umumnya bertujuan untuk memberikan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat sekolah demi menunjang kelancaran belajar mengajar dan menjadikan siswa terbiasa belajar mandiri.

Menurut Darmono (2007, 21) tujuan perpustakaan sekolah, sebagai berikut:

1. Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.

2. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan dalam kebiasan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka.

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, daya pikir dan keceriaan.

4. Mendukung semua siswa dalam pembelajaran dan praktek keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan modus berkomunikasi di komunitas.

5. Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional, global dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam.

6. Mengorganisasikan aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya dan sosial.

7. Bekerja dengan siswa, guru, administrator dan orang tua untuk mencapai misi sekolah.

(19)

8. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi merupakan hal penting bagi terciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan efektif, serta berpartisipsi di alam demokrasi.

9. Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas.

Hermawan (2006, 37) menyatakan tujuan perpustakaan sekolah adalah:

1. Tujuan umum

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan- kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas Pembangunan Nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

2. Tujuan khusus

a. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca, khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.

c. Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.

d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.

e. Menumpuk minat dan bakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imatinaitf.

g. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa, tujuan perpustakaan sekolah adalah salah satu perangkat pelengkap pendidikan yang mendukung kegiatan pembelajaran dengan menyediakan akses sumber informasi. Selain itu, perpustakaan sekolah bertujuan untuk mendidik siswa agar dapat memelihara dan mamanfaatkan bahan pustaka secara tepat, mengembangkan minat membaca dan dapat menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam. Serta

(20)

mempromosikan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada komunitas sekolah dan masyarakat luas.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Fungsi perpustakaan sekolah selalu dikaitkan dengan misi yang diembannya. Menurut Lasa (2007, 13) fungsi perpustakaan sekolah adalah:

1. Fungsi Pendidikan, bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar, kumpulan soal, CD, film, globe dan lainnya. Bahan-bahan ini di manfaatkan dalam aktivis sekolah sebagai proses pendidikan secara mandiri.

2. Fungsi tempat belajar, di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri atau kelompok. Mereka bisa membentuk grup-grup diskusi. Untuk itu di perpustakaan sekolah disediakan ruang untuk diskusi kelompok.

3. Fungsi penelitian sederhana, melalui perpustakaan para siswa dan guru dapat menyiapkan, dan melaksanakan penelitian sederhana. Para siswa diarahkan untuk mencari tema-tema penelitian melalui sumber-sumber informasi diperpustakaan.

4. Fungsi pemanfaatan teknologi informasi, dalam memperlancar proses belajar mengajar perlu pemanfaatan informasi, perpustakaansekolah perlu menyediakan internet, pangkalan data dalam bentuk CD, penyediaan buku elektronik (e-book).

5. Sumber informasi, melalui koleksi perpustakaan sekolah, para civitas sekolah dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting didunia, peristiwa, geografis, literature, dan informasi lainnya.

Dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah (2000, 5) perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan berfungsi sebagai:

1. Pusat kegiatan belajar mengajar

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

2. Pusat penelitian sederhana

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.

3. Pusat membaca guna menambah ilmu pengethuan dan rekrasi

Perpustakaam sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu

(21)

pengetahuan serta rekreasi intelektua bagi peserta didik dan tenaga pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang yang berada pada lingkungan sekolah yang memiliki fungsi sebagai berikut: fungsi pendidikan, fungsi pemanfaatan teknologi, fungsi informatif, fungsi riset, fungsi rekreatif, dan sumber informasi.

3. Tugas Perpustakaan Sekolah

Untuk dapat melaksanakan fungsinya, perpustakaan mempunyai beberapa tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Sutarno Ns (2006, 91) tugas utama perpustakaan sekolah, adalah:

1. Menghimpun, menyediakan, menyiapkan, mengolah, mengemas, dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai dengan keperluan perpustakaan dan masyarakat pemakai.

2. Mendayagunakan koleksi, berupa penyedian sistem layanan, penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana, setta menginformasikan/mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat.

3. Melaksanakan layanan kepada masyarakat pemakai, termasuk memberikan informasi tentang konsep perpustakaan, bimbingan kepada pemakai yang menemui kesulitan mengakses sumber informasi.

Pendapat Sutarno di atas hampir sama dengan tugas perpustakaan sekolah yang dikemukakan oleh Lasa Hs (2013, 8) yaitu:

1. Mengembangkan koleksi perpustakaan;

2. Mengorganisasikan bahan perpustakaan 3. Mendayagunakan koleksi perpustakaan;

4. Menyelenggarakan pendidikan pengguna;

5. Melakukan perawatan koleksi;

6. Menunjang terselenggaranya proses pembelajaran di sekolah;

7. Mendayagunakan hasil karya tulis peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan;

(22)

8. Menyediakan jasa perpustakaan dan informasi;

9. Melaksanakan kegiatan literasi informasi;

10. Melakukan kerjasama perpustakaan;

11. Melakukan promosi perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan sekolah adalah untuk menghimpun, menyimpan, menyiapkan, mengolah, mengemas dan memelihara bahan pustaka. Melakukan kerjasama antar perpustakaan yang dapat memberikan keuntungan serta melakukan promosi perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara maksimal dengan mandayagunakan koleksi perpustakaan dan fasilitas yang di sediakan pada perpustakaan. Dengan begitu perpustakaan sekolah dapat menunjang kegiatan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2.2 Evaluasi

2.2.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut Wirawan (2011, 30), “Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.

Umar (2002, 36) mengemukakan bahwa, evaluasi adalah:

Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegitan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

(23)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang meliputi proses pengukuran dan penilaian terhadap keadaan suatu objek dengan menggunakan teknik penelitian untuk mengukur pencapaian suatu program dan hasilnya dibandingkan dengan suatu stndar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih antara keduanya.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan dilakukan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dituju, demikian juga dengan kegiatan evaluasil. Menurut Wirawan (2011, 9) “ adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki, dan mengambil keputusan mengenai objek tersebut” .

Sedangkan Arikunto (2006, 13) menyatakan bahwa tujuan evaluasi adalah

“Bertujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Crawford (2000, 30) bahwa tujuan dan fungsi evaluasi, yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap hasil.

3. Untuk mengetahui kemampuan dalam bidang-bidang tertentu.

4. Untuk memberikan umpan balik untuk kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dan fungsi dari evaluasi adalah untuk mengumpulkan informasi tentang suatu objek untuk dapat menentukan nilai dari suatu objek dan manfaat objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki sehingga dapat mengambil keputusan mengenai suatu objek.

(24)

2.2.3 Model Evaluasi

Model evaluasi adalah penjabaran teori evaluasi dalam praktik melaksanakan evaluasi. Menurut Umar (2002, 41) ada beberapa model yang dipakai dalam pelaksanaan evaluasi, yaitu:

1. System assessment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem.

2. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitas- aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.

3. Program implemetation, yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yangtepat seperti yang direncenakan.

4. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagiamana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.

5. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai atau manfaat program.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa melaksanakan kegiatan evaluasi terdapat berbagai model evaluasi yang berbeda. Model-model evaluasi yang ada dibedakan menurut tujuan dari kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan manfaat yang sama yaitu untuk memberikan informasi.

2.3 Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Pengelolaan atau manajemen secara umum merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha–usaha para anggota, organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya dalam mencapai tujuan organisasi agar efektif dan efisien. Menurut Sutarno (2006, 20) pengelolaan perpustakaan adalah:

Pengelolaan perpustakaan yang di dasarkan pada teori dan prinsip manajemen. Teori manajemen adalah suatu konsep pemikiran atau

(25)

pendapat yang dikemukakan mengenai bagaimana ilmu manajemen untuk diterapkan di dalam suatu organisasi.

Sedangkan Handoko (2003, 8) mengemukakan bahwa:

Pengelolaan atau manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota, organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan merupakan konsep pemikiran ilmu manajemen yang diterapakan pada suatau organisasi.

Dengan proses perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha dalam upaya pencapaian suatu tujuan.

2.3.1 Gedung atau Ruang Perpustakaan Sekolah

Yang dimaksud gedung atau ruangan perpustakaan adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor yang memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan.

Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan tempat diselenggarakan semua kegiatan perpustakaan.Menurut Suhendar (2014, 10) gedung atau ruang perpustakaan adalah: “Tempat diselenggarakannya semua kegiatan perpustakaan, mulai dari pengadaan, pengolahan, penyimpanan bahan pustaka, sampai penyelenggaraan pelayanan kepada pengguna perpustakaan.”

Dengan pengaturan ruang peprustakaan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 96), adalah:

1. Ruangan untuk petugas

Petugas perpustakaan sekolah perlu disediakan tempat khusus dalam ruangan perpustakaan secara keseluruhan, supaya dalam melaksanakan tugas kegiatannya tidak terganggu.

(26)

2. Ruangan untuk menyimpan koleksi

Koleksi perpustakaan perlu ditata dan disusun secara teratur sesuai dengan sistem tertentu dalam ruangan yang khusus. Ada ruangan koleksi yang bisa dipinjam, ruangan koleksi referens, ruangan khusus majalah, dan surat kabar dan ruangan lain yang diperlukan.

3. Ruangan untuk kegiatan pelayanan

Ruangan pelyanan ini meliputi ruangan untuk keperluan

a. Ruangan untuk kegiatan layanan membaca: ruangan ini diperlukan untuk kegiatan membaca dan belajar di perpustkaan. Luas ruangan disesuaikan dengan keperluan.

b. Ruangan untuk layanan referensi: ruangan ini diperlukan untuk menyimpan koleksi referens dan sekaligus untuk pelayanannya.

c. Ruangan untuk kegiatan layanan sirkulasi: diperlukan untuk melaksanakan kegiatan layanan peminjaman koleksi.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa gedung atau ruangan perpustakaan merupakan tempat terselenggaranya semua kegiatan yang ada di perpustakaan. Pemilihan tempat yang akan dipakai sebagai gedung atau ruangan perpustakanaan memiliki kriteria dalam perencanaannya. Salah satu memperhatikan luas gedung atau ruang perpustakaan yang disesuaikan dengan jumlah siswa yang akan dilayani. Selain itu juga tetap memperhatikan tata ruang yang disediakan untuk prtugas perpustakaan, penyimpanan koleksi dan kegiatan pelayanan agar ruangan tertatat rapi dan efektif dalam penggunaa ruang.

2.3.2 Perabot dan Peralatan

Dalam menujang kelancaran kegiatan yang ada di perpustakaan maka gedung atau ruang yang tersedia sebagai tempat penyelenggaraan perpustakaan harus dilengkapi dengan perabot atau perlengkapan yang dibutuhkan pada gedung atau ruangan perpustakaan agar memudahkan kegiatan rutinitas pustakawan dan pelayanan perpustakaan. Menurut Bafadal (2009, 156) sarana yang dibutuhkan perpustakaan sekolah ,adalah sebagai berikut:

(27)

1. Rak buku atau juga lemari untuk menyusun buku-buku perpustakaan sekolah.

2. Rak surat kabar, dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar.Apabila surat kabar disusun dengan cara dilipat akan cepat rusak atau sobek.

3. Rak majalah, dibuat untuk menempatkan majalah.

4. Gambar-gambar yang berukuran besar sebaiknya disimpan tersendiri di dalam laci atau kabinet gambar.

5. Meja sirkulasi, digunakan untuk petugas perpustakaan sekolah yang melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku.

6. Lemari katalog, digunakan untuk menyimpan kartu katalog.

7. Kereta buku, biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan sekolah yang besar. Kegunaanya untuk mengangkut buku-buku.

8. Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk memamerkan “book jackets” dari buku-buku yang baru datang.

Dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah jenis perabotan dan peralatan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah

No Perpsutakaan Sekolah

1 Perabot

Jenis Rasio Deskriptif

1.1 Rak buku 1 set/sekolah Dapat menunjang seluruh koleksi dengan baik. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi buku dengan mudah.

1.2 Rak majalah 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi majalah, memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi majalah dengan mudah.

1.3 Rak surat kabar

1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi surat kabar. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi surat kabar dengan mudah.

1.4 Meja baca 15 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Desain meja memungkinkan kaki perserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.

1.5 Kursi baca 15 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan

(28)

oleh peserta didik. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.

1.6 Meja kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.

1.7 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.

1.8 Lemari katalog 1 buah/sekolah Cukup untuk menyimpan kartu-kartu katalog. Lemari katalog dapat diganti dengan meja untuk menempatkan katalog.

1.9 Lemari 1 buah/sekolah Ukuran memadai untuk menampung seluruh peralatan untuk pengelolaan perpustakaan. Dapat dikunci.

1.10 Papan

pengumuman

1 buah/sekolah Ukuran minimum 1m2. 1.11 Meja

multimedia

1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1set komputer (CPU, monitor minimum 15 inci, printer), TV, radio, dan pemutar VCD/DVD.

2 Media Pendidikan

Jenis Deskripsi

2.1 Peralatan multimedia Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set komputer (CPU, monitor minimum 15 inci, printer), TV, radio dan pemutar VCD/DVD.

3 Perlengkapan

Jenis Rasio

3.1 Buku iventarisasi 1 buah/sekolah.

3.2 Tempat sampah 1 buah/sekolah.

3.3 Soket listrik 1 buah/sekolah.

3.4 Jam dinding 1 buah/sekolah.

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional 2007

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa perabot dan perlengkapan yang ada pada perpustakaan sekolah harus memenuhi standar yang berlaku dengan memperhatikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan baik petugas dan pengguna dalam memanfaatkan perabot dan perlengkapan yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Perabot dan perlengkapan antara lain: rak buku, rak

(29)

majalah, lemari katalog, meja dan kursi sirkulasi, meja dan kursi baca, meja kerja dan kursi kerja petugas, rak surat kabar, rak atlas dan kamus papan pengumuman, dan laci tempat penitipan barang.

2.3.3 Tenaga Perpustakaan Sekolah

Tenaga perpustakaan atau pengelola perpustakaan merupakan orang yang bertugas dalam mengelola seluruh kegiatan yang berlangsung pada suatu perpustakaan. Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 8), “Pengelola perpustakaan sekolah adalah guru atau pegawai yang diberi tugas melaksanakan tugas di perpustakaan sekolah yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.”

Dengan kualifikasi kerja dalam Permendiknas RI Nomor 25 Tahun 2008, untuk kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan adalah, sebagai berikut:

1. Kepala perpustakaan sekolah, melalui jalur pendidikan dengan syarat:

a. Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);

b. Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;

c. Masa kerja minimal 3 tahun.

2. Kepala perpustakaan sekolah melalui jealur tenaga kependidikan harus memenuhi salah satu syarat berikut:

a. Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaam dan Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja 4 tahun;

b. Berkualifikasi diploma dua (D2) non-ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja 4 tahun.

3. Tenaga perpustakaan

Setiap perpustakaam sekolah atau madrasah memiliki sekurang- kurangnya satu tenaga perpustakaan yang berkualifikasi SMA atau sederajat dan bersertifikat kompetensi pengeloalaan perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan pemerintah.

(30)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tenaga atau sumber daya manusia merupakan pengelola perpustakaan sekolah yang bekerja di perpustatakaan, mulai dari kepala perpustakaan maupun staf atau tenaga yang bekerja di perpustakaan tersebut. Kualifikasi pengelola perpustakan harus dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan jabatan yang dimilikinya.

Sebab salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dapat diukur dari pengeloalaan yang ada disuatu perpustakaan.

2.3.4 Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan pokok yang ada didalam rangkaian kegiatan perpustakaan. Karena suatu bahan pustaka belum dapat disajikan atau dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan, apabila belum dilakukan pengolahan terhadap bahan pustaka tersebut. Kegiatan pengolahan bahan pustaka dilakukan agar setiap bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan dapat tertata secara sistematis dan dapat ditemukan kembali secara cepat dan tepat oleh pengguna. Menurut Sutarno (2006, 179) pengolahan bahan pustaka adalah : “Kegiatan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah disediakan.

Untuk kemudian siap dipakai oleh pemakai.”

Sedangkan Suwarno (2007, 46) mengemukakan bahwa kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah:

Pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan yang diawali sejak koleksi diterima meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah di telusuri kembali (temu balik informasi) dan di akses oleh pemakai, dan merawat bahan pustaka.

(31)

Adapun jenis kegiatan pengolahan bahan pustaka dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 20) meliputi:

1. Iventarisasi;

2. Katalogisasi;

3. Klasifikasi;

4. Penyelesaian fisik bahan pustaka & pengaturan koleksi.

1. Iventarisasi

Inventarisasi merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan pada bahan pustaka yang diterima yaitu kegiatan pencatatan informasi yang ada pada bahan puataka. Menurut Bustari (2000, 41), “Iventarisasi merupakan kegiatan kerja yang berupa pencatatan koleksi bahan pustaka hal ini menunjukkan bukti bahwa koleksi bahan pustaka tersebut telah menjadi hak milik perpustakaan”.

Sedangkan menurut Rahayunigsih (2007, 35) “Inventarisasi yaitu pekerjaan mendaftar setiap buku yang diterima perpustakaan agar data mengenai penerimaan atau pemilihan buku tercatat secara teratur”.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa iventarisasi adalah kegiatan yang terdiri dari pencatatan bahan pustaka yang masuk, pemeriksaan bahan pustaka, pemeberian cap dan stempel, serta mendaftarkan bahan pustaka tersebut kedalam buku induk atau buku iventaris. Dengan tujuan dilakukan iventarisasi adalah untuk memudahkan pustakawan baik dalam melakukan pengadaan bahan pustaka, pengawasan koleksi, serta mempermudah penyusunan laporan tahunan.

(32)

2. Katalogisasi

Katalogisasi adalah kegiatan pengelompokan bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan. Katalogisasi akan menghasilkan katalog yang berisi keterangan tentang deskripsi fisik bahan pustaka. Menurut Qalyubi (2007, 130) katalogisasi adalah:

Proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan pustaka menjadi katalog. Dalam arti lain katalogisasi merupakan proses pengorganisasian bahan pustaka dan membuatnya dapat ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan pada saat ia membutuhkan bahan pustaka.

Sedangkan menurut Gates yang dikutip oleh Hasugian (2001: 1) katalog perpustakaan adalah: “ Suatu daftar yang sistematis dari buku atau bahan-bahan lain dalam suatuperpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul buku, tahun terbit, bentuk fisik, ciri khas bahan, dan tempatnya”.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa katalogisasi merupakan proses pembuatan katalog yang memuat keterangan dari deskripsi fisik bahan pustaka mulai dari judul buku, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, penampilan fisik, bidang subjek, serta ciri-ciri khusus dari suatu bahan pustaka.

Cakupan kegiatan pengatalagan dengan pembuatan katalog untuk semua judul buku, dan menyusun kartu katalog.

3. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan penggolongan atau pengelompokan buku berdasarakan subjek atau isi buku yang bersangkutan. Buku-buku yang memiliki subjek yang sama akan disusun saling berdeketan letaknya di rak.

(33)

Menurut Busatari (2000, 50) pengertian klasifikasi adalah:

Kegiatan kerja mengelompokkan koleksi dengan cara memberikan kode tertentu agar koleksi yang sejenis dapat berkumpul menjadi satu, klasifikasi digunakan sebagai pedoman penyusunan pustaka di rak/lemari berdasarkan urutan logis.

Sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan sekolah pada umumnya adalah sistem klasifikasi persepuluhan dari Dewey yang dikenal dengan Dewey Decimal Classification. MenurutSyahrial (2000, 72) menyatakan bahwa dalam klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) ada sepuluh kelas utama yaitu:

000 = Karya Umum

100 = Filsafat dan Psikologi 200 = Agama

300 = Ilmu-ilmu Sosial 400 = Bahasa

500 = Ilmu Murni 600 = Ilmu Terapan

700 = Kesenian, Hiburan, Olahraga 800 = Kesusasteraan

900 = Sejarah, Geografi, Biografi

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui klasifikasi merupakan proses pengelompokan koleksi yang sistematis yang digunakan sebagai pedoman penyusunan koleksi di rak.Dewey Decimal Classification membagi ilmu pengetahuan kedalam 10 kelas utama. Dengan adanya klasifikasi, akan memudahkan pencarian dan temu kembali bahan pustaka yang ingin di dapatkan.

4. Penyelesaian Fisik Bahan Pustaka & Pengaturan Koleksi

Setelah diinventarisasi, katalog dan diklasifikasi maka selanjutnya dilakukan penyelesaian fisik bahan pustaka, mulai dari label, kartu buku, slip

(34)

tanggal kembali. Menurut Rahayuningsih (2007, 35) kegiatan pembuat kelengkapan koleksi, adalah:

1. Label Nomor Panggil

Label nomor panggil yaitu lembaran kertas persegi dengan ukuran tertentu untuk keperluan mencantumkan nomor panggil yang ditempelkan pada pungung buku.

2. Kartu Buku

Kartubuku yaitu kartu berukuran tertentu yang terisi keteranganketerangan seperti: nomor panggil, nama penggarang, judul buku, nama peminjam dan nomor anggota perpustakaan, tanggal pinjam, tanggal kembali dan tanda tangan. Kartu buku ini digunakan sebagai arsip apabila buku sedang dipinjam, bila peminjam buku sudah menggunakan komputer, kartu buku ini tidak diperlukan lagi

3. Kantong Kartu Buku

Kantong kartu buku yaitu kantong yang dibuat dari kertas yang agak tebal dan berbentuk segitiga atau persegi untuk menyimpan kartu buku bersangkutan.

4. Blanko/Slip Tanggal Kembali (data due)

Pembuatan T-Slip (Temporary-Slip atau Slip sementara), yaitu blanko/slip yang berisi kolom-kolom yang diisi nomor anggota perpustakaan dan tanggal harus kembali buku yang dipinjam.

Blanko/slip digunakan pada pelayanan sirkulasi, yaitu agar peminjam mengetahui kapan buku harus dikembalikan.

5. Barcode

Barcode yaitu kode-kode yang menunjukkan data bibliograsi buku, digunakan untuk perpustakaan yang pelayanan sirkulasinya

menggunakan program komputer.

Dengan prinsip pengaturan penempatan koleksi yang dikemukakan oleh Bustari (2000, 54) sebagai berikut:

1. Setiap buku mempunyai sandi tersendiri dan sandi tersebut menjadi dasar penempatan, maka satu lokasi digunakan untuk satu buku.

2. Setiap papan rak tidak boleh diisi penuh dan papan paling bawah dikosongkan agar bila ada penambahan koleski tidak perlu menggeser koleksi lama.

3. Urutan penempatan selalu dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, pada akhirnya deretan diberi penahan buku.

4. Setiap rak buku diberi penuntun yang menunjukkan isi dari rak yang bersangkutan

5. Sandi buku referensi biasanya ditambah huruf R yang dapat ditempatkan pada rak khusus.

(35)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahawa pembuatan kelengkapan koleksi mulai dari label nomor panggil, kartu buku, kantong kartu buku, blanko/

slip tanggal kembali, barcode. Dengan pengaturan penempatan koleksi menggunakan sandi pada setiap bahan pustaka menjadi dasar penempatan di rak.

Mengisi papan rak dengan teratur, mengurutkan dari kanan ke kiri, setiap buku diberi penentuan yang menunjukkan isi dari rak yang bersangkutan serta sandi buku referensi ditambah huruf R dan ditempatkan pada rak khusus.

2.3.5 Layanan Perpustakaan Sekolah

Layanan perpustakaan merupakan pelaksanaan pemberian informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Layanan perpustakaan sekolah sendiri bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentigan pelaksanaan proses belajar mengajar bagi seluruh warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka.

Menurut Istiana (2014, 1) layanan perpustakaan adalah: “Penyediaan bahan pustaka dan atau sumber informasi secara tepat serta penyediaan berbagai layanan dan bantuan kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.”

Sistem layanan pada umumnya diterapkan di perpustakaan terbagi atas dua yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Rahayuningsih (2007, 3) mendefenisikan sistem terbuka dan sistem tertutup adalah sebagai berikut:

1. Sistem terbuka

Sistem terbuka dalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil koleksi yang diingkan dari jajaran koleksi perpustakaan. Koleksi pada sistem ini

(36)

harus disusun dengan suatu cara yang dapat memudahkan pengguna mencari dan menemukan koleksi yang diinginkan.

2. Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil koleksi yang dibutuhkan.

Pengguna bisa memilih koeksi melalui katalog, dan selanjutnya petugas perpustakaan yang akan mengambilnya.

Sedangkan Rochjani (2011,2) menyatakan jenis layanan yang terdapat di perpustakaan minimal terdiri dari:

1. Layanan sirkulasi;

2. Layanan referensi;

3. Layanan bimbingan pengguna.

2.3.5.1 Layanan sirkulasi

Layanan sirkulasi mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian buku atau koleksi perpustakaan.

Menurut Bafadal (2001, 125), “Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan sekolah.”

Sedangkan Rahayuningsih (2007, 95) mengemukakan bahwa:

Pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengemembalian dan perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi adalah melayani pengguna perpustakaan mulai darti peminjaman, pengembalian,dan memperpanajng koleksi yang telah dipinjam serta membuat statistik pengunjung.

Layanan sirkulasi pada umumnya bertujuan agar pengguna perpustakaan dapat

(37)

dimanfaatkan secara optimal serta tepat guna untuk memenuhi kebutuhan pengguna melalui jasa pelayanan sirkulasi.

2.3.5.2 Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan kegiatan pelayanan individu yang membantu pengguna untuk dapat mencari, menemukan dan memanfaatkan sumber-sumber rujukan informasi yang tersedia. Menurut Sumantri (2006, 83)

“Layanan referensi adalah suatu jenis kegiatan layanan perpustakaan yang sifatnya berhubungan langsung dengan murid untuk menemukan informasi yang ditemukan”.

Sedangkan Sutarno (2006, 94) mengemukakan bahwa: “Layanan referensi itu merupakan kegiatan informasi kepada pengguna perpustakaan dalam bentuk cepat atau pemberian bimbingan pemakai sumber rujukan.” Sehingga petugas perpustakaam yang bertugas di pelayanan referensi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai sumber referensi yang relevan.

Dapat diketahui dari uraian di atas bahwa layanan referensi adalah jenis layananyang yang bersifar langsung diberikan kepada pengguna perpustakaan yang mencari informasi. Layanan referensi bertujuan untuk mengarahkan pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan, memampukan pemakai menelusur informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi serta memapukan pemakai menggunakan bahan pustaka dengan tepat guna.

(38)

2.3.5.3 Layanan bimbingan pengguna

Layanan bimbingan pengguna yaitu pelayanan yang berkegiatan membantu para pengguna perpustakaan untuk dapat mendayagunakan semua koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Menurut Yusuf dan Suhendar (2005, 81) layanan bimbingan pengguna:

1. Menerangkan kepada para pengunjung atau pembaca bagaiamana cara menggunakan perpustakaan dengan baik.

a. Memperkenalkan tata tertib dan peraturan perpustakaan;

b. Cara menggunakan katalog, menelusur dan menemuakan buku di rak buku dan ;

c. Cara meminjam dan mengembalikan buku tepat waktu.

2. Menerangkan kepada para siswa dan guru mengenai keberadaan dan manfaat perpustakaan sekolah

3. Mengadakan kegiatan pameran sederhana tentang masalah perpustakaan, perbukuan, pendidikan, dan sejenisnya dengan melibatkan para guru dan siswa sekolah

4. Para petugas perpustakaan sendiri bersifat ramah dan dapat membantu pengguna yang bermasalah terutama yang berkaitan dengan pencarian informasi.

Sedangkan Sutarno (2006, 95) mengemukakan layanan bimbingan pengguan perlu dilakukan agar:

1. Pengguna perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang berlaku di perpustakaan.

2. Pengguna dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode atau nomor klasifikasi, kartu katalog, dan petunjuk lainnya.

3. Pengguna dengan cepat dan tepat menemukan apa yang mereka butuhkan.

4. Memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian lembaga pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan bimbingan pengguna mempunyai dasar tugas sebagai pemberian petunjuk dan arahan kepada

(39)

pengguan. Layanan bimbingan pengguna dilakukan salah satunya melalui metode kunjungan perpustakaan yang biasanya dilakukan pada setiap sekolah pada tahun ajaran pertama murid yang memberikan petunjuk serta arahan dalam memanfaatkan segala sumber informasi yang ada di suatu perpustakaan serta layanan-layanan yang tersedia di perpustakaan tersebut.

2.4 Standar Nasional Perpustakaan

Standar merupakan pedoman dan ukuran dalam penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan dalam menjamin kualitas perpustakaan. Dengan adanya standar untuk perpustakaan, akan memungkinkan berfungsi sabagai alat keseragaman pada pengelolaan perpustakaan. Menurut Sudarsono (2009, 246) standar perpustakaan adalah:

Ketentuan baku untuk penyelenggaraan perpustakaan yang disusun berdasarkan konsensus para pemangku kepentingan dengan mempertimbangkan semua aspek penyusunan, dan setujui oleh otoritas yang berwenang. Standar untuk perpustakaan dapat berupa pedoman atau model sebagai alat ukur suatu jasa, peraturan yang harus dilakukan secara konsisten, dan berupa spesifikasi atau standar teknis.

Dalam Standar Nasional Perpustakaan untuk mengurusi pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (2011, 48), yaitu meliputi:

1. Standar Koleksi 1) Jenis Koleksi

Koleksi perpustakaan meliputi:

a) Buku (buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi, dan buku biografi.)

b) Terbitan berkala (majalah, surat kabar).

c) Audio visual.

d) Layanan teknologi informasi dan komunikasi.

2) Jumlah Koleksi

(40)

a) Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya:

- Buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik.

- Buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi.

- Buku pengayaan dengan perbandingan 70% nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.500 judul, 13 sampai 18 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.

b) Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun dengan ketentuan semakin besar jumlah koleksi semakin kecil presentase penambahan koleksinya (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan seterusnya penambahan sebanyak 6%).

c) Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul surat kabar.

2. Standar Sarana Prasarana 1) Gedung / ruang

a) Perpustakaan menyediakan gedung / ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas 112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168 M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2, 19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar minimal ruang perpustakaan 5m2.

b) Pengaturan ruang secara teknis mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD / MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP / MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA / MA).

2) Area

Gedung / ruang perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi:

a) Area koleksi b) Area baca c) Area kerja d) Area multimedia

3) Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan sekurang- kurangnya meliputi:

a) rak buku (15 buah) b) rak majalah (1 buah) c) rak surat kabar (1 buah)

(41)

d) meja baca (15 buah) e) kursi baca (30 buah) f) kursi kerja (3 buah) g) meja kerja (3 buah) h) lemari katalog (1 buah) i) lemari (2 buah)

j) papan pengumuman (1 buah) k) meja sirkulasi (1 buah) l) majalah dinding (1 buah) m) rak buku referensi (2 buah)

n) perangkat komputer dan mejanya untuk keperluan administrasi (1 buah)

o) perangkat komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk keperluan pemustaka (2 buah)

p) perangkat komputer meja dan fasilitas katalog publik online untuk keperluan pemustaka (1 buah)

q) TV (1 buah)

r) pemutar VCD/DVD (1 buah) s) tempat sampah (3 buah) t) jam dinding (2 buah).

3. Layanan

1) Jam buka perpustakaan

Perpustakaan menyediakan layanan kepada pemustaka sekurang- kurangnya delapan jam per hari kerja.

2) Jenis layanan perpustakaan

Jenis layanan perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi: layanan baca ditempat, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan teknologi informasi dan komunikasi.

3) Program wajib kunjung perpustakaan

Sekolah memiliki program wajib kunjung perpustakaan sekurang- kurangnya satu jam pelajaran / kelas / minggu.

4) Program pendidikan pemustaka

Perpustakaan memiliki program pendidikan pemustaka sekurang- kurangnya setahun sekali.

5) Program literasi informasi

Perpustakaan memiliki program Iiterasi informasi sekurang- kurangnya empat kali setahun untuk setiap tingkatan kelas.

6) Promosi perpustakaan

Perpustakaan melakukan promosi perpustakaan sekurang- kurangnya dalam bentuk brosur/leafet/ selebaran, daftar buku baru, majalah dinding perpustakaan, lomba yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan.

7) Laporan kegiatan

Perpustakaan membuat laporan kegiatan layanan perpustakaan (statistik) sekurangkurangnya berupa laporan bulanan dan laporan tahunan.

(42)

4. Tenaga

Jumlah tenaga perpustakaan sekolah / madrasah

1) Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan sekurang- kurangnya 1 orang.

2) Bila perpustakaaan sekolah/madrasah memiliki lebih dari enam rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya dua orang.

3) Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan.

4) Gaji tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan upah minimum regional (UMR).

5. Penyelenggaraan

1) Penyelenggaraan dan pendirian sekolah

a) Setiap sekolah / madrasah menyelenggarakan perpustakaan sekolah.

b) Pendirian perpustakaan sekolah ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah atau yayasan atau lembaga yang menaunginya.

2) Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

Setiap perpustakaan sekolah/madrasah diwajibkan memberitahukan keberadaannya kepada Perpustakaan Nasional RI untuk memperoleh nomor pokok perpustakaan (NPP).

3) Struktur organisasi

Struktur organisasi perpustakaan sekolah mencakup kepala perpustakaan, layanan pemustaka dan layanan teknis (pengadaan, pengolahan), layanan teknologi informasi dan komunikasi.

4) Program kerja

Dalam rangka menjalankan organisasi, perpustakaan sekolah membuat program kerja tahunan yang mengacu pada program kerja sekolah dalam tahun anggaran yang berjalan.

6. Pengelolaan

1) Visi perpustakaan sekolah/madrasah

Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi perpustakaan yang mengacu pada visi sekolah yang merupakan lembaga induknya.

2) Misi perpustakaan sekolah/madrasah

a) Menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan.

b) Menyediakan sarana bagi peserta didik agar mampu belajar sepanjang hayat dan mengembangkan daya pikir agar dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab

3) Tujuan perpustakaan sekolah/madrasah

Perpustakaan sekolah menengah atas/madrasah aliyah bertujuan mengembangkan dan meningkatkan minat baca, literasi informasi, bakat dan kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) peserta

(43)

didik, pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mendukung tujuan pendidikan nasional melalui penyediaan sumber belajar.

4) Kebijakan pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah

Perpustakaan sekolah/madrasah membuat kebijakan tertulis meliputi komponen: anggaran, tempat, sarana prasarana, pengembangan koleksi, teknologi, organisasi, ketenagaan, layanan dan promosi perpustakaan yang terintegrasi dengan kurikulum.

7. Pengorganisasian bahan perpustakaan

Bahan perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi, diberi tajuk subjek dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada:

1) Pedoman deskripsi bibliografis dan penentuan tajuk entri utama (Peraturan Pengatalogan Indonesia).

2) Bagan klasifikasi Dewey (Dewey Decimal Classification).

3) Pedoman tajuk subjek.

8. Anggaran

1) Sekolah / madrasah menjamin tersedianya anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnta 5% dari total anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung.

2) Sumber anggaran perpustakaan sekolah / madrasah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau yayasan dan donasi yamh tidak mengikat, termasuk dana dari tanggung jawab sosial korporasi.

9. Perawatan

1) Perpustakaan melakukan perawatan bahan perpustakaan dengan cara pengendalian kondisi ruangan berupa menjaga kecukupan cahay dan kelembapan udara.

2) Perpustakaan melakukan perbaikan bahan perpustakaan yang rusak minimal satu tahun sekali.

10. Kerjasama

Perpustakaan melakukan pengembangan perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama dengan:

1) Perpustakaan sekolah lain 2) Perpustakaan umum 3) Komite sekolah

4) Lembaga yang berakaitan dengan pendidikan.

11. Integrasi dan Kurikulum

Perpustakaan melakukan kegiatan yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi:

1) Kegiatan mendorong kegemaran melalui: lomba synopsis, gelar wicara (talk show) tentang buku, lomba bentuk mengarang berebagai bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).

2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di bawah asuhan guru dan pustakawan.

3) Pengajaran program literasi informasi.

4) Terlibat dalam merencanakan perangkat pembelajaran.

5) Membantu guru mengakses dan mendayagunakan informasi publik.

(44)

6) Menyelenggarakan kegiatan membaca buku elektronik.

7) Membantu guru mengidentifikasi materi pelajaran.

8) Membantu guru mengidentifikasi sumber rujukan dan referensi materi pengajaran.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa standar nasional perpustakaan adalah pedoman dalam penyelengaraan perpustakaan sekolah demi menjamin kualitas perpustakaam tersebut. Sehingga setiap perpustakaan sekolah berkewajiban untuk menyesuaikan perpustakaan yang diselenggarakan dengan ketetapan standar perpustakaan.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan dalam melakukan suatu penelitiandan mendapatkan data dengan suatu tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Suryabrata (2008, 76), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian”.

Dengan pendekatan kualitatif yang dinyatakan Basrowi (2008, 21) adalah, penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu uraian mendalam tentang bgaimana pengelolaan perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan berdasarkan SNP 009:2011

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan SMA N 13 Medan yang berlokasi di Jalan Brigjen Zein Hamid KM 7, Titi Kuning, Medan Johor, Provinsi Sumatera Utara.

(46)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini digunakan metode:

1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapatkan data mengenai permasalahan yang sedang diteliti.

Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

2. Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan langsung ke tempat penelitian di Perpustakaan SMA N 13 Medan.

3. Studi kepustakawanan, yaitu mengumpulkan informasi dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunana, dan dokumentasi lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.4 Informan

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan informan adalah orang yang dianggap benar-benar mengetahui dengan baik tentang masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti.

Metode yang digunakan dalam menentukan informan adalah total sampling atau disebut sebagai sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2006, 96).

(47)

Maka informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang, yaitu: Kepala Perpustakaan SMAN 13 Medan, Pustakawan Perpustakaan SMA N 13 Medan, dan Staf Perpustakaan SMA N 13 Medan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pedoman wawancara terstruktur, berisikan hal pokok pembahasan yang ditanyakan pada saaat melakukan wawancara. Pedoman wawancara disusun berdasarakan dengan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Perekam suara, digunakan untuk merekam hasil wawancara. Perekam wawancara diperlukan karena catatan atau ingatan yang dimiliki peneliti ketika melakukan wawancara terbatas.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian ini, adalah:

1. Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh langsung dari hasil observasi yang dilakukan peneliti.

2. Data skunder, yaitu data pendukung yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(48)

3. 7 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk menata danmengelompokkan data dari hasil wawnacara serta hasil observasi yang didapatkan. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan metode Miles and Huberman, yaitu:

a. Reduksi Data

Pada saat melakukan penelitian tentu hasil awal yang diperoleh masih sangat banyak, rumit dan sangat kompleks. Pada tahap reduksi data peneiliti melakukan penelitian pemilihan data yang diperoleh sesuai indikator penelitian dan membuang data-data yang tidak diperlukan.

Hal ini dilakukan agar mempermudah penelitian dalam pengumpulan data selanjutnya serta mencari data bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti menyajikan hasil dari penelitian yang telah direduksi. Hasil wawancara dan observasi akan disajikan baik dalam bentuk teks. Hal ini dilakukan agar mempermudah pemahaman mengenai yang terjadi dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti juga membandingkan data yang diperoleh dalam penelitian dengan standar yang digunakan yaitu SNP 009:2011 dengan ruang lingkup membahas standar koleksi, standar sarana prasarana, standar layanan, standar tenaga, standar pengorganisasian bahan pustaka, dan standar perawatan bahan pustaka.

(49)

c. Verifikasi Data

Pada tahap ini peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil perbandingan data yang diperoleh di lapangan dengan SNP 009:2011.

Dalam tahap ini akan terlihat pengelolaan SMA N 13 Medan yang beruang lingkup koleksi, sarana prasarana, layanan, tenaga, pengorganisasian bahan pustaka, dan perawatan bahan pustaka yang sudah memenuhi SNP 009:2011.

3.8 Keabsahan Data

Keabsahan data dalan penelitian ini dapat diperoleh dengan proses triangulasi data, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu atau keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada BAB II untuk dipergunakan dan menguji

(50)

terkumpulnya data tersebut serta diperkuat dengan artikel, jurnal, dan buku.

3. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara yang didukung dengan observasi pada saat wawancara dilakukan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang di peroleh dalam penelitian lapangan adalah telah dilaksanakan standar nasional perpustakaan badan arsip propinsi Sulawesi selatan namun hasilnya belom

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 2 Payakumbuh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329: 2009i. Ruang

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 2 Payakumbuh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329: 2009.. Ruang

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 2 Payakumbuh berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329: 2009 yang

Perpustakaan wajib menyediakan bacaan yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah yang meliputi koleksi nonfiksi yang terkait dengan kurikulum dan koleksi buku

Ruang Lingkup penelitian ini adalah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintahan Kota Medan dengan indikator yang diukur yaitu (1) koleksi perkapita, (2)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua bahan pustaka baik dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam yang

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu, apakah sarana dan prasarana di Perpustakaan SD Netral D Yogyakarta sudah sesuai