EVALUASI KOLEKSI PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEASIPAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR
NASIOANAL PERPUSTAKAAN (SNP 003:2011)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I) dalam Bidang Studi
Perpustakaan dan Sains Informasi OLEH:
WINI ANNISA PUTRI 150709036
UNIVERITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI MEDAN
2020
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
iv PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.
Medan, Januari 2020 Penulis
Wini Annisa Putri 150709036
Universitas Sumatera Utara
v ABSTRAK
Putri, Wini Annisa. 2020. Evaluasi Koleksi Pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipah Pemerintah Kota Medan Dengan Menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003:2011). Medan. Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011). Indikator-indikator koleksi yang diukur sesuai dengan standar tersebut adalah koleksi perkapita, usia koleksi, jenis koleksi, koleksi referensi, pengembangan koleksi, belanja bahan perpustakaan, pengorganisasian bahan perpustakaan, perawatan koleksi, cacah ulang dan penyiangan. Penelitian ini beralamat di Jl. Iskandar Muda No.270, Petisah Tengah, Kota Medan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara dan daftar checklist. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (depth interview), observasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi per kapita, usia koleksi, koleksi referensi,belanja bahan perpustakaan, pengorganisasian bahan perpustakaan, dan perawatan koleksi, cacah ulang dan penyiangan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011). Hanya beberapa dari jenis koleksi dan pengembangan koleksi yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011).
Kata Kunci : Koleksi Perpustakaan, Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011)
Universitas Sumatera Utara
vi KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan Dengan Menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP:003:2011)”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi pada Fakultas IlmuBudaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya tercinta Muhammad Arwin S.H dan Ade Afriani yang telah membesarkan, mendidik serta selalu setia mendoakankan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Buat adik-adik penulis Tania Rahmi Fajrika dan Arfan Zidni Maulana yang juga ikut serta dalam mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. Serta teman yang telah menemani saya tinggal selama lebih dari empat tahun dan selalu mendukung dalam mengerjakan skripsi ini, Gita Putri Desiana Daulay.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Eva Rabita, M.Hum. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Ishak S.S, M.Hum. Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Sumatera Utara, yang juga sekaligus menjadi dosen penguji II
Universitas Sumatera Utara
vii 4. Bapak Drs. Belling Siregar S.S, M.Lib. Selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan motivasi kepada penulis, serta meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M,Si. Selaku dosen penguji I, yang telah banyak memberikan masukan lewat saran sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Kepada staf pegawai dan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan, yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai hal, baik dari segi penulisan, penyajian, serta penguraian isinya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Medan, Januari 2020 Penulis,
Wini Annisa Putri Nim. 150709036
Universitas Sumatera Utara
viii DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Koleksi ... ...6
2.1.1 Koleksi Perkapita ... 6
2.1.2 Usia Koleksi ... ...7
2.1.3 Jenis Koleksi Perpustakaan ... ..7
2.1.4 Koleksi Referensi ... 9
2.1.5 Pengembangan Koleksi ... 10
2.1.6 Belanja Bahan Perpustakaan ... 12
Universitas Sumatera Utara
ix
2.2.3.1 Pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku ... 13
2.2.3.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka... 14
2.2.3.3 Alat Bantu Seleksi... 15
2.2.3.4 Pemesanan Bahan Pustaka... 16
2.1.7 Pengorganisasian Bahan Pustaka ... 18
2.1.8 Perawatan Koleksi ... 18
2.1.9 Cacah Ulang dan Penyiangan... 19
2.2 Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011)... 20
2.2.1 Koleksi Perkapita... 20
2.2.2 Usia Koleksi... 21
2.2.3 Jenis Koleksi... 21
2.2.4 Koleksi Referensi... 22
2.2.5 Pengembangan Koleksi... 22
2.2.6 Belanja Bahan Perpustakaan... 23
2.2.7 Pengorganisasian Bahan Perpustakaan... 23
2.2.8 Perawatan Koleksi... 24
2.2.9 Cacah Ulang dan Penyiangan... 24
2.3 Evaluasi... 25
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi... 25
2.3.3 Alat Evaluasi... 26
2.3.4 Standar Evaluasi... 27
BAB III METODE PENELITIAN... 29
3.1 Metode Penelitian... 29
3.2 Lokasi Penelitian... 30
3.3 Informan... 30
3.4 Instrumen Penelitian... 31
3.5 Jenis dan Sumber Data... 32
3.6 Teknik Pengumpulan Data... 32
Universitas Sumatera Utara
x
3.7 Analisis Data... 33
3.7.1 Pengumpulan Data... 33
3.7.2 Reduksi Data... 33
3.7.3 Penyajian Data... 34
3.7.4 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan... 34
3.8 Keabsahan Data... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 36
4.1 Karakteristik Informan... 36
4.2 Kategori... 37
4.2.1 Koleksi Perkapita... 37
4.2.2 Usia Koleksi... 39
4.2.3 Jenis Koleksi... 42
4.2.4 Koleksi Referensi... 50
4.2.5 Pengembangan Koleksi... 52
4.2.6 Belanja Bahan Perpustakaan... 60
4.2.7 Pengorganisasian Bahan Perpustakaan... 61
4.2.8 Perawatan Koleksi... 65
4.2.9 Cacah Ulang dan Penyiangan... 70
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 76
5.1 Kesimpulan... 76
5.2 Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA... 79
LAMPIRAN... 81
Universitas Sumatera Utara
xi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Koleksi Perkapita... 21
Tabel 3.1 Informan... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Informan... 36
Tabel 4.2 Koleksi Perkapita... 38
Tabel 4.3 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Koleksi perkapita... 39
Tabel 4.4 Daftar koleksi pada Dinas Perpustakaan Pemko Medan……... 40
Tabel 4.5 Daftar Penambahan Koleksi Perpustakaan Pemko Medan... 41
Tabel 4.6 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Usia Koleksi... 42
Tabel 4.7 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Jenis Koleksi... 44
Tabel 4.8 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Jenis Koleksi... 45
Tabel 4.10 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Jenis Koleksi... 49
Tabel 4.11 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Jenis Koleksi... 50
Tabel 4.12 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Koleksi Referensi... 51
Tabel 4.13 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengembangan Koleksi... 6 3 52
Tabel 4.14 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengembangan Koleksi... 6 4 53 Tabel 4.15 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengembangan
Koleksi...
6 5 55 Tabel 4.16 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengembangan
Koleksi...
56 Tabel 4.17 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
xii Koleksi...
6
7 58
Tabel 4.18 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Belanja Bahan Perpustakaan... 6 8 59 Tabel 4.19 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengorganisasian Bahan Perpustakaan... 7 0 61 Tabel 4.20 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengorganisasian Bahan Perpustakaan... 7 1 62 Tabel 4.21 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Pengorganisasian Bahan Perpustakaan... 7 2 64 Tabel 4.22 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Perawatan Koleksi... 65
Tabel 4.23 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Perawatan Koleksi... 66
Tabel 4.24 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Perawatan Koleksi... 67
Tabel 4.25 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Perawatan Koleksi... 68
Tabel 4.26 Hasil Daftar Checklist Observasi Indikator Cacah Ulang dan Penyiangan... 7 7 69 Tabel 1 Daftar Sumber Daya Manusia Dinas Perpustakaan ... 71
Universitas Sumatera Utara
13 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa ini informasi sangat membantu aktivitas manusia dan merupakan dorongan kemajuan pada peradaban manusia. Melalui kegiatan gemar mencari informasi baik melalui kegiatan membaca, mendengarkan, ataupun menonton pengetahuan seseorang dapat diperoleh. Informasi disebarluaskan melalui lisan, situs-situs budaya dan biasanya diwariskan secara turun menurun.
Untuk memperoleh bahan bacaan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal.
Selain itu juga dapat diperoleh melalui pendidikan non-formal salah satunya adalah perpustakaan. Kita sependapat bahwa perpustakaan merupakan salah satu pusatinformasi, pusat sumber belajar, sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Salah satu jenis perpustakaannya adalah perpustakaan umum.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan Umum sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan Umum tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Keberadaan perpustakaan umum harus didukung oleh koleksi yang lengkap dan memadai.
Koleksi perpustakaan sebagai salah satu unsur terpenting dari perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan akan terlihat dari koleksi yang memiliki pendayagunaan
Universitas Sumatera Utara
14 yang tinggi yang menjawab kebutuhan pemustaka terhadap sumber informasi.
Koleksi diperpustakaan bukan hanya dilihat dari banyaknya jumlah melainkan juga disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dalam memenuhi fungsi dan tugasnya, koleksi perpustakaan harus beranekaragam. Salah satu faktor pendorong pemanfaatan perpustakaan yang cukup tinggi adalah tersedianya koleksi bahan pustaka yang cukup tinggi pula. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan harus dikembangkan sesuai dengan standar yang berlaku.
Standar perpustakaan Kabupaten/Kota menetapkan dasar acuan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan umum di tingkat Kabupaten/Kota, meliputi ketentuan atau persyaratan minimal tentang koleksi, sarana dan prasarana, layanan, tenaga, penyelenggaraan, dan pengelolaan perpustakaan.
Melihat pentingnya fungsi standar perpustakaan sebagai alat bantu penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan umum, pemerintah telah mengeluarkan standar nasional perpustakaan melalui instansi negara yang berwenang. Salah satunya adalah stadar nasional perpustakaan umum kabupaten/ kota (SNP 003 : 2011). Standar perpustakaan umum kabupaten/kota ini menetapkan acuan dasar penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan umum di tingkat kabupaten/kota, meliputi ketentuan atau persyaratan minimal termasuk tentang koleksi.
Meskipun telah terdapat standar untuk setiap perpustakaan umum kabupaten/kota menetapkan koleksi sesuai dengan standar yang berlaku, namun masih banyak perpustakaan yang belum menerapkannya.
Universitas Sumatera Utara
15 Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan , karena Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemko Medan merupakan perpustakaan umum yang memiliki persentasi lomba perpustakaan umum Kabupaten/Kota terbaik di Sumatera Utara. Beberapa dari pustakawannya juga berlatar belakang ilmu perpustakaan.
Berdasarkan Observasi awal pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan tahun 2018 sebanyak 19.811 judul dan 84.151 eksemplar. Adapun koleksinya terdiri dari ilmu pengetahuan umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, sains, ilmu terapan, seni budaya, kesusatraan, sejarah.
Untuk koleksi referensi terdiri dari ensiklopedia, atlas, dan kamus. Pengadaan koleksi dilakukan dengan pembelian dan hadiah. Proses pengolahan bahanperpustakaan dilakukan melalui pengklasifikasian dengan menggunakan pedoman DDC (Dewey Decimal Classification) edisi 22 dan untuk dirak menggunakan label punggung. Sedangkan jumlah pengguna yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan adalah 11.347 orang dengan jumlah pengunjung rata-rata 221 orang per hari yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.
Berdasarkan catatan data koleksi buku perpustakaan sampai dengan tahun 2018 Peneliti mendapatkan masalah yaitu penambahan koleksi buku tiap tahun adalah 1,1% sementara menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003:2011) penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 5% dari jumlah judul per tahun.
Selain itu, jumlah koleksi yang ada diperpustakaan juga tidak sesuai dengan jumlah penduduk wilayah kota medan yang mencapai 2.502.092 jiwa.
Perpustakaan hanya memliki koleksi sebanyak 19.811 judul. Untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
16 lebih dalam mengenai apakah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan telah memenuhi Standar, maka perlu dilakukan evaluasi koleksi perpustakaan.
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih mendalam mengenai koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemko Medan jika diukur dengan menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) dari sisi indikator koleksi perkapita, usia koleksi, jenis koleksi, pengembangan koleksi, pengorganisasian bahan perpustakaan, perawatan koleksi. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Evaluasi Koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan dengan Menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011)”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011).
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan, sebagai masukan untuk pengembangan perpustakaan khususnya dalam bidang koleksi sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011).
Universitas Sumatera Utara
17 2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama atau berhubungan.
3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta pemahaman tentang evaluasi koleksi dengan menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011).
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintahan Kota Medan dengan indikator yang diukur yaitu (1) koleksi perkapita, (2) usia koleksi, (3) jenis koleksi, (4) koleksi referensi, (5) pengembangan koleksi, (6) belanja bahan perpustakaan, (7) pengorganisasian bahan pustaka, (8) perawatan koleksi, (9) cacah ulang dan penyiangan.
Universitas Sumatera Utara
18 BAB II
KAJIAN TEORITAS
2.1 Koleksi Perpustakaan
Unsur pokok perpustakaan salah satunya adalah koleksi. Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang ada sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan tersebut.
Perpustakaan dapat dinilai baik atau tidak melalui pemanfaatan koleksi, perpustakaan akan tidak dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada masyarakat penggunanya jika koleksi tidak memadai.
2.1.1 Koleksi Perkapita
Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui kinerja perpustakaan adalah jumlah pengguna yang datang atau berkunjung ke perpustakaan selama periode tertentu, perhitungan biasanya dilakukan satu tahun.
Menurut Saleh (2005) “Koleksi yang di pakai di ruang baca per kapita mengukur estimasi jumlah material yang digunakan oleh pemakai”.
Dalam Standar Perpustakaan Umum (SNP 003:2011) dinyatakan bahwa
“Jumlah judul (koleksi) sekurang-kurangnya 0,025 per kapita dikalikan jumlah penduduk wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perkapita di perlukan untuk mengetahui berapa banyak bahan pustaka yang digunakan di perpustakaan oleh pengguna selama setahun. Dengan demikian investasi dalam bentuk koleksi
Universitas Sumatera Utara
19 yang sudah disimpan di perpustakaan dapat di pertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga.
2.1.2 Usia Koleksi
Meskipun ada beberapa jenis koleksi yang semakin bertambah usianya semakin tinggi nilainya, untuk menjaga agar koleksi perpustakaan harus selalu up to date dan segar dengan cara penambahan koleksi sehingga perpustakaan tersebut juga harus melakukan penyiangan.
Menurut Lasa H.S. (2005:82) menyatakan bahwa “Penyiangan dilakukan minimal setahun sekali dengan maksud menjaga kesegaran koleksi dan juga mengingat keterbatasan daya tamping suatu perpustakaan”.
Dalam buku Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003:2011) di nyatakan bahwa “Perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang- kurangnya 10% dari jumlah koleksi”.
Dari uraian di atas dapat diketahui usia koleksi koleksi harus selalu up to date dan segar dengan cara penambahan koleksi sehingga perpustakaan tersebut harus melakukan penyiangan. Perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi.
2.1.3 Jenis Koleksi Perpustakaan
Koleksi merupakan elemen penting dari perpustakaan. Koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku saja, melainkan segala macam cetakan dan elektronik.
Universitas Sumatera Utara
20 Menurut Yulia (1993:3) terdapat 4 jenis koleksi perpustakaan yaitu:
1. Karya Cetak
koleksi perpustakaan berupa karya cetak adalah sebuah hasi dari pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak. Misalnya seperti:
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit setidaknya terdiri dari 49 halaman, tidak termasuk kulit maupun jaket buku. contohnya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
Karya terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
2. Karya Non-Cetak
koleksi perpustakaan karya non-cetak adalah hasil sebuah pemikiran manusia yang dituangka tidak dalam bentuk buku atau majalah atau teks lainnya. Melainkan juga bisa dalam bentuk rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka dengan istilah yang disebut acheter viagra. Misalnya seperti:
Hasil rekaman suara
koleksi perpustakaan dalam bentuk hasil rekaman suara yakni
berbentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang
dikombinasikan dengan pita kaset.
Hasil rekaman video
koleksi perpustakaan dalam bentuk hasil rekaman video tersebut dapat berupa film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk keperluan proses pembelajaran, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan.
3. Karya Grafika
Untuk koleksi perpustakaan dengan menggunakan karya grafika ini, terdapat dua tipe bahan grafika yaitu, bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).
Universitas Sumatera Utara
21 4. Karya dengan bentuk elektronik
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, maka beberapa informasi yang menjadi salah satu bahan dari koleksi perpustakaan dapat di tuangkan secara digital dalam bentuk elektronik. Misalnya seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:
1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dll.
2. Bahan pustaka yang terekam yang dalam kelompok ini adalah slide, kaset audio, kaset video, film, strip, CD, VCD, dll.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan adalah semua informasi yang disediakan kepada pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya yang disajikan baik dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah, buletin dan bentuk non cetak seperti CD.
2.1.4 Koleksi Referensi
Layanan referensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya.
Menurut Darmono (2001, 52) mengemukakan bahwa yang termasuk jenis koleksi referensi perpustakaan adalah “Isi buku referensi tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja. Contoh: kamus, ensiklopedia, almanak, direktori dan buku tahunan”
Sedangkan menurut American Library Association(ALA),
Universitas Sumatera Utara
22
“Pelayanan referensi merupakan sebagian layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan sumber-sumber perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset”.
Dari uraian dapat diketahui bahwa koleksi referensi adalah koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu, seperti kamus ensiklopedia, almanak, direktori dan buku tahunan yang merupakan sebagian layanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan sumber-sumber perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset.
2.1.5 Pengembangan Koleksi
Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan perpustakaan adalah pengembangan koleksi. Pengembangan koleksi merupakan suatu proses untuk mengetahui peta kekuatan dan kekurangan atau kelemahan koleksi perpustakaan, sehingga dengan demikian akan tercipta sebuah planning untuk memperbaiki peta kelemahan tadi dan mempertahankan kekuatan koleksi.
Yulia dan Sujana(2010, 2.3) menyatakan bahwa:
Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam acara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumberdaya informasi yang diproduksi di dalam maupun di luar organisasi.
Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 22) dinyatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
23 Pengembangan koleksi adalah kegiatan awal dari pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.
Mutu koleksi perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini.
Untuk melaksanakan pengembangan koleksi perpustakaan dengan terarah, perlu ada ketentuan yang jelas sebagai pegangan bagi selektor. Sehingga jika timbul masalah dapat ditunjuk kembali kepada kebijakan yang sudah ditetapkan itu.
Menurut Yulia dan Sujana (2010, 2.6) ada dua fungsi kebijakan pengembangan koleksi yaitu:
1. Fungsi perencanaan
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan perencanaan yang mengatur prioritas dalam mengoleksikan berbagai sumber dana, setelah lebih dulu mengenal siapa saja yang akan dilayani perpustakaan, mengetahui bidang ilmu apa yang akan dikembangkan serta penelitian-penelitian apa yang akan dilakukan.
2. Fungsi komunikasi internal
Perpustakaan perlu berkomunikasi dengan masyarakatnya sendiri, baik itu pimpinan badan induk, para penyandang dana, staf badan induk sebagai pengguna atau calon pengguna potensial seperti dosen, mahasiswa, guru, siswa, peneliti, masyarakat, tergantung pada jenis perpustakaannya.
Sutarno (2006, 114) menyatakan pengembangan koleksi harus berpedoman pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi perpustakaan antara lain:
(1) jumlah, mencakup judul, jenis dan eksemplar (2) terbitan baru
(3) variasi, baik yang tercetak seperti buku, majalah, koran, maupun yang terekam
(4) sumber penerbitnya semakin banyak
(5) sumber asalnya dalam negeri (Bahasa Indonesia dan bahasa daerah), dari luar negeri, terjemahan, saduran bahasa Inggris dan bahasa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
24 Dari uraian dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi adalah kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan oleh perpustakaan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan koleksi informasi penggunaan. Pengembangan koleksi harus direncanakan terlebih dahulu agar pengembangan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna serta sesuai dengan prinsip-prinsip pengembagan koleksi yang telah ditentukan.
2.1.6 Belanja Bahan Perpustakaan
Perpustakaan mempunyai kegiatan belanja bahan pustaka dalam proses pengembangan koleksi yang baik dan kegiatan seleksi merupakan kegiatan yang sangat penting di perpustakaan.
Menurut Hartono (2016, 66) seleksi bahan pustaka adalah: “Rangkaian tindakan pengumpulan bahan seleksi, pemilihan judul, verifikasi, dan penetapan judul yang akan diadakan”. Pemesanan dan negosiasi adalah rangkaian proses akuisisi setelah proses seleksi. Hal ini berhubungan dengan agen untuk mendapatkan bahan perpustakaan yang tepat.
Sedangkan menurut Yulia (2010, 36): “Seleksi adalah proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan”.
Dari uraian diatas dapat diketahui Salah satu faktor pendorong kegiatan belanja bahan pustak adalah seleksi bahan pustaka yaitu ketersediaan koleksi yang memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan itu tugas utama perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
25 membangun koleksi yang kuat dan utuh demi kepentingan pengguna perpustakaan.
2.1.6.1 Pihak-Pihak yang Dilibatkan dalam Pemilihan Buku
Dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka ada pihak-pihak yang dilibatkan.
Menurut Siregar (2002, 12) pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku adalah:
1. Pustakawan
Pustakawan memegang peranan yang penting dalam pemilihan bahan pustaka dan pengembangan bahan pustaka.
2. Subyek spesialis/pakar
Dalam pemilihan bahan pustaka, subyek spesialis/pakar mempunyai peranan penting karena mereka adalah ahli dalam bidang yang ditekuninya, sebagaimana disebutkan dalam kamus bahasa Indonesia (1996, 960) bahwa “spesialis adalah orang-orang yang ahli dalam suatu bidang ilmu atau keterampilan”.
3. Bagian Sirkulasi
Keikutsertaan bagian sirkulasi dalam pemilihan bahan pustaka adalah karena bagian ini dapat memberi informasi tentang bahan pustaka yang banyak digunakan dan dicari oleh pengguna, sehingga dapat dipikirkan pembelian/penambahan jumlah eksemplar jika jumlah bahan pustaka tersebut dianggap kurang.
4. Bagian pengadaan
Bagian pengadaan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka karena bagian ini bertugas melaksanakan administrasi pemilihan bahan pustaka seperti mencatat semua permintaan yang datang dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku.
5. Pengguna
Pengguna merupakan orang-orang yang memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Sedangkan menurut Yulia dan Sujana (2010, 4.6): “Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah dewan
Universitas Sumatera Utara
26 penasihat/penyantun perpustakaan, tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum tersebut berada”.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku merupakan orang-orang yang dianggap berwenang pada pemilihan bahan pustaka yaitu pustakawan, subyek spesialis/pakar, bagian sirkulasi, bagian pengadaan dan pengguna, dewan penasihat/penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum tersebut berada.
2.1.6.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan bahan pustaka perpustakaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip seleksi.Prinsip seleksi merupakan salah satu acuan yang digunakan perpustakaan untuk mengisi koleksi perpustakaannya.
Adapun prinsip-prinsip pemilihan buku menurut Siregar (2002, 11) adalah:
1. Relevansi
Perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya.
2. Orientasi kepada pengguna
Dalam pengadaan koleksi hendaknya mengutamakan kepentingan pengguna perpustakaan, sehingga pengguna perpustakaan terpenuhi dan tingkat keterpakaian koleksi dapat ditingkatkan.
3. Unsur kelengkapan
Pengadaan koleksi hendaknya dilakukan dengan berpedoman kepada kelengkapan koleksiyang dibutuhkan oleh pengguna, bukan berpedoman kepada jumlah eksemplar bahan pustaka.
4. Unsur kemutakhiran
Universitas Sumatera Utara
27 Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan sumber-sumber informasi yang paling mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Unsur kerjasama dengan berbagai pihak
Perpustakaan sebaiknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti pakar ilmu pengetahuan, pengguna dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka agar relevansi dengan kebutuhan pengguna dapat terpenuhi.
6. Menggunakan alat bantu pemilihan
Untuk memudahkan dan untuk mengetahui informasi buku secara lengkap, hendaknya pemilihan bahan pustaka dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka seperti katalog.
Sedangkan menurut Darmono (2001, 58-59) ada beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan.
Skala prioritas untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan karakteristik masyarakat yang dilayani.
2. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh pennggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka dimaksudkan untuk menjamin relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna.Dengan melaksanakan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka secara cermat maka kemungkinan mutu koleksi dan pelayanan dapat ditingkatkan.
2.1.6.3 Alat Bantu Seleksi
Dalam kegiatan seleksi bahan pustaka diperlukan sarana pembantu atau alat bantu seleksi untuk memudahkan para pustakawan untuk melakukan seleksi bahan pustaka yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
28 Siregar (2002, 25) menyatakan bahwa untuk mempermudah pemilihan diperlukan alat bantu pemilihan bahan pustaka:
1. Katalog penerbit luar negeri dan dalam negeri.
2. Bibliografi nasional dan internasional untuk buku dan majalah.
3. Bibliografi subjek khusus.
4. Daftar tambahan koleksi (accession list) perpustakaan lain.
5. Iklan dalam harian maupun majalah dan laporan.
Dengan adanya alat bantu seleksi dapat memudahkan pustakawan untuk mempermudah pekerjaanya.
Adapun informasi yang dapat diketahui dari alat bantu seleksi yaitu:
1. Nama pengarang/editor/penerjemah/penyunting.
2. Judul buku 3. Edisi 4. ISBN 5. Harga
6. Ketentuan singkat mengenai buku tersebut, dan kepada siapa buku itu diperuntukkan, jika alat bantu yang digunakan itu beranotasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam pemilihan bahan pustaka, perpustakaan harus memiliki alat bantu seleksi. Dengan adanya alat bantu seleksi maka akan memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan seperti nama pengarang, judul buku, tahun terbit, dan sebagainya.
2.1.6.4 Pemesanan Bahan Pustaka
Salah satu cara pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan pemesanan melalui toko buku atau langsung ke penerbitnya.
Menurut Yusuf (2007, 84) ada beberapa pertimbangan dalam memesan bahan pustaka yaitu:
Universitas Sumatera Utara
29 1. Pemesanan buku berdasarkan anggaran yang tersedia, karena
memesan diluar batas kemampuan dapat menimbulkan masalah.
2. Memesan buku harus berdasarkan pada pertimbangan bahwa buku itu sangat dibutuhkan/berguna untuk pemakai pperpustakaan umum.
3. Jika buku itu berseri/berjilid maka harus dibeli seluruhnya. Jika tidak dibeli semuaakan menimbulkan masalah, yakni koleksi tidak lengkap dan merupakanpemborosan.
4. Buku yang dipesan terjamin mutunya, dengan mempertimbangkan kualitas pengarang, penerbit, format, kertas dan lain-lainnya.
Tata laksana pemesanan bahan pustaka perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati.
Darmono (2001, 62) menyatakan bahwa ada beberapa tatalaksana pemesanan bahan pustaka yaitu:
1. Kartu pesanan (daftar pesanan) dikirimkan kepada penerbit atau toko buku dan disertai petunjuk tentang bagaimana cara pembayarannya dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran administrasi.
2. Pembayaran dapat dilakukan bersamaan dengan pemesanan atau sesudahnya. Pembayaran dilakukan melalui poswesel, cheque, giro, bank dan sebagainya.
3. Untuk pembayaran yang dilakukan kemudian, biasnya penerbit/toko buku mengirimkan faktur sementara (proforma invoice) yang memperinci pesanan mana yang dapat dipenuhinya dan berapa jumlah uang yang harus dibayar. Atas dasar itu perpustakaan mengatur pembayarannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam memesan bahan pustaka diperpustakaan umum ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan seperti anggaran yang tersedia, apakah buku tersebut dibutuhkan /berguna oleh pengguna, harus membeli buku berseri secara keseluruhan dan buku yang dipesan harus terjamin mutunya.
Universitas Sumatera Utara
30 2.1.7 Pengorganisasian Bahan Pustaka
Setiap perpustakaan memiliki tugas mengoeganisasikan bahan pustaka serta mengolahnya agar dapat disajikan kepada pengguna sehingga bahan pustaka tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.
Dalam buku Standar Nasional Indonesia bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (SNI 7495:2009 ) menyatakan bahwa:
Pengorganisasian materi perpustakaan
a) Materi perpustakaan diorganisasikan dengan maksud agar mudah ditemukan kembali secara cepat dan tepat.
b) Materi perpustakaan dikatalog, diklasifikasi dan disusun secara sistematis dengan menggunakan :
- Pedoman deskripsi bibliografis;
- Bagan klasifikasi; Pedoman tajuk subjek/tesaurus;
- Pedoman penentuan tajuk entri utama.
Menurut Qalyubi (2007, 51) menyatakan bahwa:
“Yang dimaksud dengan kegiatan pemrosesan atau pengorganisasian bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan-kegiatan yaitu inventarisasi, klasifikasi, Katalogisasi, penyelesaian dan penyusunan buku di rak.
„Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengolahan bahan pustaka penyelesaian dan penyusunan buku di rak bertujuan agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna perpustakaan.
2.1.8 Perawatan Koleksi
Kegiatan pelestarian dan perawatan bahan pustaka merupakan salah satu hal yang penting dilakukan oleh suatu perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
31 Menurut Sutarno dalam Cita (2012:201) adalah “suatu usaha atau cara untuk menjaga atau memelihara bahan pustaka, agar koleksi atau bahan pustaka yang ada tidak cepat mengalami kerusakan atau usang dan dapat dipakai lagi”.
Sedangkan pengertian pelestarian menurut Departemen Pendidikan (2004:
46) adalah “Upaya untuk menyimpan kandungan informasi suatu perpustakaan dan usaha melestarikan bahan pustaka dalam bentuk bahan pustaka aslinya dengan cara alih media”.
Dari uraiain diatas dapat diketahui dalam kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah unsur perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
2.1.9 Cacah Ulang dan Penyiangan.
Pada perpustakaan umum biasanya menyiangi secara rutin dengan dasar sirkulasi.
Dalam buku Standar Nasional Indonesia bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (SNI 7495:2009 ) menyatakan bahwa “Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3 tahun. Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3 tahun”.
Menurut Dictionary of Library and Information Science (dalam Sugana, 2011):
Weeding merupakan proses menentukan koleksi apa saja yang akan ditarik secara permanen dan menentukan kriteria koleksi yang akan disiangkan, khususnya terhadap tumpukan-tumpukan buku yang membuat kapasitas ruang terbatas.
Universitas Sumatera Utara
32 Dari uraian diatas dapat di ketahui cacah ulang dan penyiangan merupakan Kegiatan pemindahan, penarikan, pengeluaran bahan pustaka yang kurang atau sudah tidak dimanfaatkan oleh pengguna ke tempat penyimpanan.
2.2 Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011)
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa “Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan, bertugas menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan; melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan;
membina kerjasama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan; dan mengembangkan standar nasional perpustakaan.
Standar Nasional Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (SNP 003 : 2011) menetapkan dasar koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota. Pada standar ini ada 9 indikator koleksi yang diukur antara lain koleksi perkapita, usia koleksi, jenis koleksi, koleksi referensi, pengembangan koleksi, belanja bahan perpustakaan, pengorganisasian bahan perpustakaan, perawatan koleksi, cacah ulang dan penyiangan.
2.2.1 Koleksi Perkapita
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011), jumlah (judul) koleksi perpustakaan sekurangkurangnya 0,025 per kapita dikalikan jumlah penduduk di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
33 Tabel 2.1: Koleksi Perkapita
2.2.2 Usia Koleksi
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011), perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi.
2.2.3 Jenis Koleksi
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) :
a. Perpustakaan memiliki jenis koleksi anak, koleksi remaja, dewasa, koleksi referensi, koleksi khusus, surat kabar, majalah, dan koleksi non cetak.
b. Jenis koleksi perpustakaan mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat,termasuk kebutuhan penyandang cacat.
No Jumlah Penduduk Jumlah Koleksi (Judul) Keterangan (Jiwa)
1. <200.000 5.000
2. 200.000-300.000 7.500
3. 300.000-400.000 10.000
4. Dst (kelipatan Penambahan 2.500
100.000) Judul
Universitas Sumatera Utara
34 c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan
lokal.
d. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.
e. Komposisi dan jumlah masing-masing jenis koleksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan pembangunan daerah.
2.2.4 Koleksi Referensi
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011), perpustakaan menyediakan bahan perpustakaan referensi. Koleksi bahan perpustakaan referensi sekurang-kurangnya terdiri dari ensiklopedia, direktori, handbook/manual, kamus, majalah indeks.
2.2.5 Pengembangan Koleksi
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) :
a. Perpustakaan mempunyai kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis dan harus ditinjau sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun.
b. Kebijakan pengembangan koleksi mencakup seleksi, pengadaan, pengolahan, danpenyiangan bahan perpustakaan, serta pelestarian terbitan dan muatan lokal (deposit lokal).
c. Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 5% dari jumlah judul per tahun.
d. Kebijakan pengembangan koleksi ditindaklanjuti dengan program tahunan dan pedoman kerja perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
35 e. Pengembangan koleksi mempertimbangkan kebutuhan pelayanan
perpustakaan keliling.
2.2.6 Belanja Bahan Perpustakaan
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011), perpustakaan memiliki anggaran belanja perpustakaan sekurang kurangnya Rp. 4.000,- per kapita per tahun.
2.2.7 Pengorganisasian Bahan Perpustakaan
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) :
a. Seleksi bahan perpustakaan
Seleksi bahan perpustakaan dilakukan berdasarkan usulan dari pemustaka, usulan tim seleksi, dan menggunakan katalog penerbit.
b. Proses pengolahan bahan perpustakaan
- Pengolahan bahan perpustakaan dilakukan dengan sistem yang baku.Proses pengolahan bahan perpustakaan dilakukan melalui pencatatandalam bukuinduk (dilakukan secara otomasi), deskripsi bibliografis, pengklasifikasian bahanperpustakaan dengan menggunakan label warna dan/atau notasi klasifikasi.
- Bahan perpustakaan yang telah selesai diproses, selambat-lambatnya satu minggutelah tertata diruang koleksi dan dapat diakses oleh publik (pemustaka).
2.2.8 Perawatan Koleksi
Universitas Sumatera Utara
36 Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011) :
a. Pembasmian serangga perusak bahan pustaka
Perpustakaan melakukan fumigasi setiap 3 (tiga) tahun sekali.
b. Pengendalian kondisi ruangan (cahaya kelembaban)
Untuk mengendalikan kondisi koleksi, perpustakaan menjaga temperatur, cahaya dan kelembaban ruangan.
c. Penjilidan
Perpustakaan melakukan penjilidan bahan pustaka surat kabar dan majalah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun.
d. Perbaikan bahan perpustakaan
Perpustakaan melakukan perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak 1 (satu) kali Setahun.
2.2.9 Cacah Ulang dan Penyiangan
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011), perpustakaan melakukan cacah ulang dan penyiangan koleksi sekurang kurangnya 3 (tiga) tahun sekali. Jumlah koleksi yang disiangi sekurang-kurangnya berjumlah 0,0125 eksemplar per kapita per tahun.
2.4 Evaluasi
Pada perpustakaan perlu dilakukan evaluasi. Karena evaluasi merupakan pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang dilaksanakan di perpustakaan, seperti membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat. Tujuannya agar rencana-
Universitas Sumatera Utara
37 rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat. Evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Keberhasilan pelaksanaan program dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.
2.4.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi.
Arikunto (2012, 13) menyatakan bahwa ada dua tujuan evaluasi yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan fokus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Sedangkan Umar (2002, 38) mengemukakan bahwa tujuan dan fungsi evaluasi adalah:
1. Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran.
2. Untuk mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Untuk mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.
Berdasarkan uraian di atas dinyatakan bahwa tujuan dan fungsi evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk mengkombinasikan dan mengumpulkan data untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam suatu kegiatan.
2.4.2 Alat Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
38 Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan agar mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Dalam menggunakan alat evaluasi menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi.
Menurut Arikunto (2012, 40) terdapat dua teknik evaluasi yaitu:
1. Teknik Notes
Yang tergolong teknik notes adalah:
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat- singkat), dimana√ responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( ) ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara (interviev)
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.
2. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Universitas Sumatera Utara
39 Sedangkan Menurut Umar (2002, 45) secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan mmenjadi dua macam yaitu:
1. Tes 2. Non tes
Alat non tes dapat berupa (1) skala untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa alat evaluasi adalah alat ukur dalam melakukan penelitian. Dengan menggunakan alat evaluasi, data yang dihasilkan dalam penelitian akan lebih akurat.
2.4.3 Standar Evaluasi
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama.
Menurut Umar (2002, 40) terdapat tiga aspek utama dalam mengevaluasi yaitu:
1. Utility (manfaat)
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
2. Accuracy (keakuratan)
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
3. Feasibility (kelayakan)
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa standar evaluasi merupakan pedoman yang digunakan dalam melakukan evaluasi. Sehingga nantinya kegiatan evaluasi tersebut dapat bermanfaat, akurat dan layak.
Universitas Sumatera Utara
40 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan alasanpenelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitiaan berjalan dan menyuguhkan informasi apa adanya.
Menurut Moleong (2013, 6) menyatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Sedangkan Sugiyono (2009, 9) menyatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti objek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif bagaimana evaluasi koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan dengan menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003 : 2011).
Universitas Sumatera Utara
41 3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan yang beralamat di Jl Iskandar Muda No.270 Kota Medan, Sumatera Utara.
3.3 Informan
Pada penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap benar-benar mengetahui dengan baik tentang masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti.
Menurut Moleong (2000 : 97) menyatakan bahwa: “Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti”.
Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan informan.Terdapat kriteria dalam menentukan informan. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2009, 85) menyatakan bahwa: “Purposive sampling adalah teknik prnrntuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Pada penelitian ini, informan berjumlah 3 orang yaitu Kepala Bidang Pengembangan Koleksi, Kepala Seksi Seksi Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka dan 1 orang Staf Bidang Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka.
Universitas Sumatera Utara
42 Tabel 3.1 Informan
No Informan Jumlah Kode
1 Kepala Pengembangan Koleksi 1 I1
2 Kepala Seksi Seksi Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka
1 I2
3 Staf Bidang Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka
1 I3
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk semua penelitian. Sugiyono (2009, 102) mengemukakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati”.
Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah focus peneliti menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui:
a. Observasi
Pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan, baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan penginderaan
Universitas Sumatera Utara
43 b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini berisi hal-hal pokok yang akan ditanyakan sebagai pemancing percakapan. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah kepada pembicaraan.
3.5Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara dan observasi.
2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumentasi lain yang berhubungan dengan masalah penelitian serta data yang diperoleh melalui website atau internet.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut.
1. Wawancara, yaitu dengan memberikan pertanyaan yang terstruktur kepada informan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide)
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan menggunakan daftar checklist observasi.
Universitas Sumatera Utara
44 3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian
3.7Analisis Data
Analisis data digunakan untuk memperoleh data yang benar dan akurat, dalam analisis ini data diorganisasikan dan diolah untuk menjawab permasalahan penelitian. Menurut Patton yang dikutip oleh Moleong (2002, 103) “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Adapun alur kegiatan dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif antara lain: pengumpulan dara, reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.
3.7.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
3.7.2 Reduksi Data
Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2009, 246) menyatakan bahwa:
“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, engabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”.
Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari
Universitas Sumatera Utara
45 data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada dilapangan maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.
3.7.2 Penyajian Data
Pada prosses ini, peneliti menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan memuat hubungan antar variabel agar peneliti dan embaca laporan penelitian mengerti yang sedang terjadi dan yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
3.7.3 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola- pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.Sebelum melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil verifikasi data penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi.Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.
3.8 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data pada penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
46 meminta penjelasan lebih lanjut.Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari 1 orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasi observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.Pada penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
47 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan, Kepala Seksi Bidang Akuisisi dan Pengolahan, dan Staf Bidang Akuisisi dan Pengolahan. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan para informan. Setelah melalui perkenalan kemudian informan diminta waktunya untuk bersedia diwawancara. Adapun karakteristik dari informan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1Karakteristik Informan No Kode Informan Jabatan Pendidikan
1. I1
Kepala Bidang
Pengenbangan Koleksi, Layanan dan Konservasi Bahan Pustaka
S2 Sains Informasi
2. I2 Kepala Seksi Bidang S2 Hukum
Akuisisi dan Pengolahan
3. I3 Staf Bidang Akuisisi dan S1 Ilmu Komunikasi Pengolahan
Universitas Sumatera Utara
48 Wawancara pada penelitian ini berlangsung secara informal, dimana wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan wawancara secara mendalam. Suasana dan kondisi wawancara bersifat alamiah, tanpa dibuat-buat atau tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Wawancara dilakukan berulang jika penulis merasa ada yang perlu ditambah atau kurang jelas dari wawancara sebelumnya.
4.2 Kategori
Setalah melakukan wawancara penulis menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori sebagai berikut:
4.2.1 Koleksi Perkapita
Kategori Pengguna
Kategori pengguna dikelompokkan berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, Mahasiswa serta Umum dan di golongkan berdasarkan usia pengguna menjadi kategori anak-anak (5-12 tahun), remaja (13- 17 tahun), dan dewasa (18+).
Table 4.2 Jumlah anggota perpustakaan tahun 2018
No Katagori Pengguna Jumlah
1 Anak-anak 2.120
2 Remaja 2.320
3 Dewasa 6.907
11.347
Universitas Sumatera Utara
49 Koleksi yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan sampai Desember 2018 berjumlah 19.881 judul dan 84.151 eksemplar dengan jumlah penduduk kota medan 2.502.092 jiwa.
Tabel 4.2 Koleksi Perkapita
No Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Koleksi Keterangan (Judul)
1. <200.000 5.000
2. 200.000-300.000 7.500
3. 300.000-400.000 10.000
4. Dst (kelipatan 100.000) Penambahan 2.500
Judul
Menurut SNP 003 : 2011 jumlah (judul) koleksi perpustakaan sekurang- kurangnya 0,025 perkapita dikalikan jumlah penduduk di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan setiap tahunnya selalu mengalami penambahan jumlah koleksi. Seperti yang diungkapkan informan 1 dan 2 berikut ini :
I1: Setiap tahunnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan selalu menambah jumlah koleksi. Untuk jumlah koleksi sampai dengan Desember 2018 berjumlah 19.881 judul dan 84.151 eksemplar.
I2:Jumlah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan berjumlah 19.881 judul dan 84.151 eksemplar.
Universitas Sumatera Utara
50 Tabel 4.3 Hasil Daftar Checklist ObservasiIndikator Koleksi perkapita
No Indikator Keterangan SNP 003 : 2011
Sesuai Tidak Sesuai 1. Koleksi Jumlah (judul) koleksi perpustakaan
Perkapita sekurang-kurangnya 0,025 perkapita √ dikalikan jumlah penduduk wilayah
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Berdasarkan jawaban dari kedua informan di atas dapat diketahui bahwa jumlah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan adalah 19.811 judul. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2018 penduduk kota Medan berjumlah 2.502.092 jiwa. Menurut standar nasional perpustakaan SNP 003: 2011 jumlah (judul) koleksi perpustakaan sekurang-kurangnya 0,025 perkapita. Jika jumlah dikalikan hasilnya adalah 0,025 x 2.502.092 = 62.552 judul. Maka dalam hal ini koleksi perkapita yang terdapat pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan tidak sesuai dengan SNP 003 : 2011.
4.2.2 Usia koleksi
Koleksi yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan berjumlah 19.811 judul dan 84.151 eksemplar. Menurut SNP 003 : 2011 perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi. Dinas Perpustakaan Kota Medan selalu mengalami penambahan jumlah koleksi. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota
Universitas Sumatera Utara
51 Medan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) berjumlah 9.269 judul. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 berikut ini :
I2 :Kalau untuk 5 tahun terakhir Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan memiliki 9.269 judul dan 37.076. eksemplar.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan setiap tahunnya dari tahun 2014-2018 selalu mengalami penambahan jumlah koleksi.
Berikut ini adalah data koleksi dan penambahan jumlah koleksi dari tahun 2009- 2013 yang diperoleh dari observasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan.
Tabel 4.4 Jumlah koleksi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Medan
No Tahun Jumlah
Judul Eksemplar
1. 2014 9.269 37.076
2. 2015 11.349 45.396
3. 2016 13.529 56.821
4. 2017 16.575 69.651
5. 2018 19.811 84.151
Universitas Sumatera Utara