A. Pelaksanaan Penelitian.
Dalam melakukan penelitian, penulis mempersiapkan kuesioner yang berpedoman pada konsep-konsep yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu. Kuesioner tersebut merupakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 2 bagian; Bagian pertama terdiri dari 9 pertanyaan yang berisi tentang karakteristik responden, yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, usia, pendapatan, status berlangganan, pelanggan surat kabar apa, lama membaca dan jam membaca. Bagian kedua berisi tentang penilaian pelanggan terhadap 5 surat kabar yang ditentukan dengan 13 atribut determinan.
Pembagian kuesioner dilakukan di daerah-daerah perumahan dan tempat perbelanjaan, yaitu Laguna Indah, Sutorejo Prima Indah, Pondok Tjandra, Kutisari Indah, Dukuh Kupang, Darmo Baru, Keputran, Tunjungan Centre (TC) dan Siola, Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Pasar Atom. Kuesioner ini disebarkan selama 1 bulan, yaitu sejak tanggal 2 Oktober 2001 hingga tanggal 2 November 2001.
Sebanyak 533 kuesioner terkumpul, namun yang dipakai penulis sebesar 500, karena 2 diantaranya tidak diisi di lembaran kedua, 1 diisi dengan tidak lengkap jawabannya, 4 responden bukan merupakan pelanggan dari surat kabar harian yang diteliti, dan 26 kuesioner
34
35
Kuesioner disebar
55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 550
disisihkan karena besarnya sampel telah memenuhi proporsi yang
Kuesioner kembali
55 51 55 55 55 52 55 54 53 48 533 di harapkan .
No.
2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 4.1
Lokasi Pembagian Kuesioner
Lokasi
Laguna lndah Sutorejo Prima lndah Pondok Tjandra Kutisari lndah Dukuh Kupang Darmo Baru Keputran TC & Siola JMP Pasar Atom
B. Analisis karakteristik responden.
Analisis karakteristik responden ini disusun klasifikasinya berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, usia, pendapatan, status berlangganan, pelanggan surat kabar apa, lama membaca dan jam membaca.
Penjelasan masing-masing klasifikasi beserta tabel dan gambar diagramnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Frekuensi dan Persentase Jenis kelamin Responden
Jenis Kelamin
Laki-laki 65%
35%
Sumber : Olahan Penulis.
Pendidikan SMU Diploma S1 S2-S3
Total
Gambar 4.1
Diagram Jenis Kelamin Responden
Responden bedasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
235 47%
52 10%
204 41%
9 2%
500 100%
Sumber : Olahan Penulis.
Pertanyaan pertama pada kuesioner tentang jenis kelamin, didapatkan 327 responden (65%) adalah laki-laki, dan 173 responden (35%) adalah perempuan.
Gambar 4.2
Diagram Pendidikan Responden
I
S2-S3 2%
Diploma 10%
Sumber : Olahan Penulis.
Pertanyaan tentang tingkat pendidikan terakhir diketahui bahwa; 235 responden (47%) berpendidikan SMU kebawah;. 52 responden (10%)
Usia Frekuensi
< 25 tahun 15
26-35 tahun 146 36-45 tahun 244 46-55 tahun 87
Persentase 3%
29%
49%
17%
Total
Sumber : Olahan Penulis
a
2%500 100%
Gambar 4.4 Diagram Usia Responden
Pendapatan
1-3 juta 3-5 juta 1 juta
5-7 juta Total
Responden berdasarkan Usia
Responden Persen
221 44%
128 26%
77 15%
35 7%
500 100%
39 8%
! 10%
1%
> 30 tahun 12%
Dari pertanyaan kuesioner keempat didapatkan tentang usia responden, didapatkan hasil bahwa 15 responden (3%) berumur dibawah 25 tahun, 146 responden (29%) lainnya berumur antara 26-35 tahun, 244 responden (49%) diantaranya berumur antara 36-45 tahun, 87 responden (17%) berumur antara 46-55 tahun, dan yang berumur 56 tahun keatas hanya 8 responden (2%).
Tabel 4.6
Hasil Frekuensi dan Persentase Pendapatan Responden
Pelanggan Jawa Pos Surya
Surabaya Post Kompas
Suara Pembaruan Total
Gambar 4.6
Diagram Status Berlangganan Responden
Status Berlangganan Responde n
Tidak 0%
Responden Persentase
300 60%
125 25%
50 10%
20 4%
5 1%
500 100%
Y a 100%
Sumber : Olahan Penulis.
Hasil jawaban responden tentang pertanyaan status berlangganan menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) yaitu sebanyak 500 orang berlangganan surat kabar harian. Hal ini terjadi karena penulis menentukan bahwa sampel yang diambil harus merupakan responden yang berlangganan surat kabar yang diteliti, dalam penelitian ini adalah surat kabar Jawa Pos, Surya, Surabaya Post, Kompas, dan Suara Pembaruan.
41
Lama Membaca Frekuensi Persentase
< 10 menit 101 20%
10-20 menit 227 45%
20-30 menit 149 30%
> 30 menit 23 5%
Total 500 100%
Gambar 4.7
Diagram Pelanggan Surat Kabar
Responden Berdasarkan Pelanggan Sura t Kabar
Suara Kompas Surabaya
Sumber : Olahan Penulis.
Pertanyaan ketujuh dari kuesioner tentang pelanggan surat kabar diperoleh hasil yang terdiri dari pelanggan surat kabar Jawa Pos sebanyak 300 responden (60%), pelanggan surat kabar Surya sebanyak 125 responden (25%), pelanggan surat kabar Surabaya Post sebanyak 50 responden (10%),
pelanggan swat kabar Kompas sebanyak 20 responden (4%), dan pelanggan Suara Pembaruan sebanyak 5 responden (1%). Jumlah proporsi dari pelanggan surat kabar ini telah ditentukan dengan menggunakan propotionate stratified sampling yang berarti bahwa setiap strata dengan tepat ditampilkan sehingga sampel yang diambil adalah proporsional terhadap bagian populasi total strata.
Jam Membaca Frekuensi
< 09.00 413
09.00-13.00 18
13.00-17.00 23
17.00-21 .00 38
8
Total 500
Gambar 4.8
Diagram Lama Responden Membaca Surat Kabar
Persentase 83%
4%
5%
8%
2%
100%
< 10 menit
> 30 menit
5% 20%
20-30 menit 30%
10-20 menit 45%
Sumber : Olahan Penulis.
Pada kuesioner pertanyaan kedelapan, yaitu pertanyaaan tentang lama membaca surat kabar, diketahui bahwa 101 responden (20%) rata-rata membaca surat kabar di bawah 10 menit setiap hari, 227 orang (45%) rata- rata membaca surat kabar antara sepuluh sampai dua puluh menit setiap hari, 149 orang (30%) rata-rata membaca surat kabar di bawah 20-30 menit setiap hari, 23 orang (5%) rata-rata membaca surat kabar diatas 30 menit setiap hari.
43
Gambar 4.9
Diagram Waktu Membaca Surat Kabar
Jam Membaca Surat Kabar
82%
i 5%
Sumber : Olahan Penulis.
Pertanyaan terakhir kuesioner yaitu tentang waktu membaca swat kabar setiap hari; didapatkan hasil bahwa sebanyak 413 responden (82%) membaca surat kabar sebelum pukul 09.00, 18 responden (4%) membaca swat kabar antara pukul 09.00-13.00, 23 responden (5%) membaca surat kabar antara pukul 13.00-17.00, sebanyak 38 responden (7%) membaca surat kabar antara pukul 17.00-21.00, dan hanya 8 responden (2%) yang membaca surat kabar diatas pukul 21.00.
C. Uji validitas.
Menurut Hadi (1991:26), analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 5% (level of significanse) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator.
Dalam penelitian ini, semua nilai signifikansi dari atribut-atribut determinan yang didapat dari jawaban para responden menunjukkan angka
dibawah 0,05. Hal ini berarti, tanggapan para responden tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk penelitian ini (lihat gambar 4.10).
Gambar 4.10
Uji Validitas
Berita politik Berita ekbis Berita olah raga Berita luar Negeri Berita daerah Berita hukum Berita Pendidikan Berita iptek Mutu berita Rancangan Gaya bahasa distribusi Total
Berita politik Berita ekbis Berita olah raga Berita luar Negeri Berita daerah Berita hukum Berita Pendidikan Berita iptek Mutu berita Rancangan Gaya bahasa distribusi Total
Berita politik Berita ekbis Berita olah raga Berita luar Negeri Berita daerah Berita hukum Berita Pendidikan Berita iptek Mutu berita Rancangan Gaya bahasa distribusi Total
Sig. (2-tailed) Berita nasional
Total
1,134E-21 2,728E-20 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21 1,134E-21
500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : data primer hasil pengolahan uji validitas.
45
D. Uji reliabilitas.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan Alpha sebesar 0,7593 (diatas 0,5), yang berarti bahwa konsistensi butir-butir pertanyaan sebagai pengungkap indikator sudah cocok untuk dijalankan (lihat gambar 4.11).
Gambar 4.11 Uji reliabilitas
Analysis of Variance
Source of Variation S u m of Sq. DF Mean Square Between People 1 3 0 3 , 2 1 6 7 499 2 , 6 1 1 7 Within People 3 7 8 8 , 6 3 4 1 6000 , 6 3 1 4 Between Measures 2 5 , 0 1 3 6 12 2 , 0 8 4 5 Residual 3 7 6 3 , 6 2 1 1 5988 , 6 2 8 5 Total 5 0 9 1 , 8 5 1 5 6499 , 1 8 3 5
Grand Mean 4 , 8 0 5 4 Reliability Coefficients
N of Cases = 500,0 N of Items = 13 Alpha = ,7593
Sumber : data primer hasil pengolahan uji reliabilitas.
E. Analisis Multi Dimensional Scaling (MDS).
Posisi surat kabar pada kuadran I ditempati surat kabar Surabaya Post dan Surya. Hal ini berarti bahwa Surabaya Post dipersepsikan sama dengan surat kabar Surya, sehingga Surabaya Post merupakan pesaing dekat surat kabar Surya. Pada kuadran II terdiri dari satu surat kabar saja yaitu surat kabar Kompas, demikian pula pada kuadran III ditempati oleh Suara Pembaruan dan di kuadran IV oleh surat kabar Jawa Pos.
Penentuan atribut determinan surat kabar yang akan digunakan sebagai bagian dari dimensi 1 dan dimensi 2, dimana dimensi 1 merupakan sumbu garis horizontal dari peta posisi surat kabar sedangkan dimensi 2 merupakan
Stimulus Number
1 2 3 4 5
sumbu garis vertikalnya; dilakukan dengan cara mengelompokkan ketigabelas variabel atribut determinan surat kabar menjadi dua bagian. Hal ini kemudian dilakukan dengan menggunakan analisis faktor.
Hasil penelitian MDS menampilkan bentuk koordinat surat kabar sebagai
Stimulus Dimension
Name 1 2
JAWA 1,4681 -0,6370 SURYA 0,5537 0,5366 SBY 0,7540 0,6287 KOMPAS -1,7682 0,6300 SUARA -1,0076
berikut:
-1.5
Gambar 4.12 Peta posisi surat kabar
Derived Stimulus Configuration
Dimension 1
Sumber : data primer hasil pengolahan MDS.
47
Penjelasan analisis MDS dilihat dari sudut dimensi 1 (sumbu X) dan dimensi 2 (sumbu Y), yaitu:
1. Dimensi 1. Dari gambar 4.12 terlihat bahwa semakin ke kanan, angka dimensi 1 semakin besar. Juga terlihat bahwa surat kabar Jawa Pos berada paling dekat dengan angka dimensi 1 yang terbesar (di ujung kanan garis horisontal). Hal ini berarti surat kabar Jawa Pos mempunyai faktor-faktor pada dimensi 1 yang membedakan dibandingkan dengan surat kabar lainnya.
2. Dimensi 2. Dari gambar 4.12 terlihat bahwa semakin ke atas, maka angka dimensi 2 semakin besar. Juga terlihat bahwa surat kabar Kompas berada paling dekat dengan angka dimensi 2 yang terbesar (di ujung atas vertikal). Hal ini berarti surat kabar Kompas mempunyai faktor-faktor pada dimensi 2 yang paling membedakan dibandingkan dengan surat kabar lainnya.
F. Analisis faktor
Analisis faktor dalam penelitian ini hanya digunakan untuk menentukan atribut determinan surat kabar dari dimensi 1 dan dimensi 2, dimana dimensi 1 merupakan sumbu garis horizontal dari peta posisi surat kabar sedangkan dimensi 2 merupakan sumbu garis vertikalnya. Hasil analisa faktor menunjukkan pengelompokan atribut atribut pada kuesioner dalam satu atau lebih faktor pemicu. Atribut atribut yang tergolong dalam sebuah faktor dapat dikatakan memiliki keselarasan atau konsistensi.
1. Kuiser-Meyer-Olkin (KMO).
Di dalam penelitian ini, indek KMO menunjukkan angka ,843 yang berarti bahwa analisis faktor ini sesuai atau dapat digunakan untuk menjalankan analisis faktor, dengan alasan indek KMO sebesar 0,843 berada diantara 0,5 dan 1. Hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.12
KMO and Bartlett's Test
Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity 78
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis faktor.
2. Barlett's test of sphericity.
Hasil dari Barlett's test of sphericity pada tabel 4.12 menunjukkan nilai signifikansi ,000 yang berarti bahwa analisa faktor ini dapat diproses lebih lanjut, dengan alasan bahwa nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
3. Initial Statistic.
Di dalam statistik awal ini, semua variabel memiliki kedudukan yang seimbang. Ini dapat dilihat dari Comunality-nya dimana setiap variabel memiliki nilai Comunality masing masing 1. Untuk proses selanjutnya yaitu penentuan jumlah faktor berdasarkan pada eigenvalue yang lebih dari satu.
Hasil pengolahan data dengan analisa faktor menunjukkan bahwa faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 1 (>I) adalah faktor 1
49
dan faktor 2, dimana eigenvalue dari faktor 1 sebesar 3,388 dan faktor 2 sebesar 1,343. Faktor 3 sampai dengan faktor 13 memiliki eigenvalue yang nilainya kurang dari 1. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari 1,00. Faktor ini dapat dilihat pada final statistic.
4. Final Statistic.
Setelah pada initial statistic ditentukan terdapat 2 faktor yang dapat mewakili 13 variabel, maka pada final statistic dapat ditentukan variabel- variabel mana yang termasuk dalam faktor tersebut. Ini dapat dilihat dari rotated
faktor
matrix yang mencakup faktor loading dimana masing- masing variabel terdapat suatu faktor. Semakin besar faktor loading suatu variabel terhadap suatu faktor, semakin besar hubungan suatu variabel terhadap suatu faktor.Dari tabel rotated factor matrix di bawah, faktor pertama dapat dikelompokkan dengan cara melihat atribut surat kabar yang nilai komponen 1-nya lebih besar daripada komponen 2, sedangkan ketika nilai atribut surat kabar komponen 1-nya lebih kecil daripada komponen 2, maka dapat dikelompokkan menjadi faktor kedua. Pada tabel terlihat bahwa faktor pertama terdiri atas mutu berita, rancangan, berita iptek, gaya bahasa, distribusi, berita pendidikan, dan berita hukum; sedangkan faktor kedua terdiri atas berita politik, berita ekbis, berita olahraga, berita luar negeri, berita nasional dan berita daerah.
Tabel 4.13
Rotated Component Matrix
Mutu berita Rancangan Berita iptek Gaya bahasa distribusi
Berita Pendidikan Berita hukum Berita politik Berita ekbis Berita olah raga Berita luar Negeri Berita nasional Berita daerah
1 ,671 ,668 ,624 ,620 ,473 ,441 ,391 -,118 ,112
,259 ,197 ,407 9,540E-02
2
,140 5,599E-02 6,879E-02 ,198 ,281 ,383 ,665 ,627 ,548 ,544 ,536 ,412
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis faktor.
G. Analisis Cluster.
Hasil pengelompokan surat kabar pada analisis cluster terdiri dari 13 bagian, yaitu:
1. Pengelompokan berdasarkan cakupan berita nasional.
Gambar 4.13
Pengelompokan berdasarkan cakupan berita nasional
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups) Rescaled Distance Cluster Combine C A S E
Label
JAWA POS 1 SUAPEMB 5 KOMPAS 4
SURYA 2
SBYPOST 3
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster
Ditinjau dari cakupan berita nasional, terbentuk 3 kelompok surat kabar.
Kelompok pertama terdiri dari surat kabar Jawa Pos, Suara Pembaruan dan
5 1
Kompas, Hal ini berarti surat kabar tersebut dinilai memiliki kesamaan dalam cakupan berita nasonal dari kelima surat kabar yang diteliti.
Sedangkan pada kelompok kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh surat kabar Surya dan Surabaya Post.
2. Pengelompokan berdasarkan cakupan berita politik.
Gambar 4.14
Pengelompokan berdasarkan cakupan berita politik
JAWAPOS 1 KOMPAS 4
SURYA 2
SBYPOST 3 SUAPEMB 5
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster.
Dari gambar di atas terlihat bahwa terbentuk tiga kelompok surat kabar dilihat dari cakupan berita politik, surat kabar Jawa Pos dan Kompas terbentuk menjadi kelompok pertama. Kemudian pada kelompok kedua ditempati oleh surat kabar Surya; Pada kelompok ketiga ditempati oleh surat kabar Surabaya Post dan Suara Pembaruan. Dalam pengelompokan berita politik ini surat kabar Jawa Pos dan Kompas dinilai pelanggan memiliki kedekatan/kesamaan, hal ini juga terjadi pada kelompok ketiga yang ditempati oleh surat kabar Surabaya Post dan Suara Pembaruan.
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups)
Rescaled Distance Cluster Combine
JAWAPOS 1 SBYPOST 3
KOMPAS 4
SURYA 2
SUAPEMB 5
3. Pengelompokan berdasarkan cakupan berita ekonomi dan bisnis.
Dari gambar di atas terlihat bahwa kelompok pertama ditempati oleh surat kabar Jawa Pos dan Surabaya Post, kemudian pada kelompok kedua ditempati oleh surat kabar Surya dan Suara Pembaruan. Surat kabar Kompas menempati kelompok ketiga. Dalam pengelompokan berita ekonomi dan bisnis, surat kabar Jawa Pos dan Surabaya Post dinilai pelanggan memiliki kedekatan/kesamaan, hal ini juga terjadi pada kelompok kedua yang ditempati oleh surat kabar Surya dan Suara Pembaruan.
4. Pengelompokan berdasarkan cakupan berita olah raga.
Gambar 4.16
Pengelompokan berdasarkan cakupan berita olahraga
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups)
Rescaled Distance Cluster Combine
JAWAPOS 1 SUAPEMB 5
SURYA 2
KOMPAS 4 SBYPOST 3
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster.
12. Pengelompokan berdasarkan gaya bahasa.
Gambar 4.24
Pengelompokan berdasarkan gaya bahasa
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups)
Rescaled Distance Cluster Combine
SURYA 2
SUAPEMB 5 SBYPOST 3 KOMPAS 4
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster
Dari gambar di atas terlihat bahwa kelompok pertama ditempati oleh surat kabar Jawa Pos. Pada kelompok kedua ditempati oleh surat kabar Surya dan Suara Pembaruan; Pada kelompok ketiga ditempati oleh surat kabar Surabaya Post dan Kompas. Dalam pengelompokan ini surat kabar Surya dan Suara Pembaruan dinilai pelanggan memiliki kesamaan yang dilihat dari gaya bahasanya, hal inipun terjadi pada kelompok ketiga yang ditempati oleh surat kabar Surabaya Post dan Kompas.
13. Pengelompokan berdasarkan distribusi.
Gambar 4.25
Pengelompokan berdasarkan distribusi
Dendrogram using Average Linkage (Between Groups)
Rescaled Distance Cluster Combine
SBYPOST 3
SURYA 2
KOMPAS 4 SUAPEMB 5
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster.
59
Pada gambar 4.25; Surat kabar Jawa Pos, Surabaya Post dan Surya terletak pada kelompok pertama; Hal ini menunjukkan bahwa pengelompokan ketiga surat kabar berdasarkan distribusi memiliki kesamaan dilihat dari penilaian persepsi pelanggan. Sedangkan surat kabar Kompas dan Suara Pembaruan masing-masing menempati kelompok kedua dan ketiga.
Dari hasil pengolahan analisis cluster seluruhnya, didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.26
Pengelompokan surat kabar I
Dendrogram u s i n g Average Linkage (Between Groups)
Rescaled Distance Cluster Combine
JAWAPOS KOMPAS SURYA
SUAPEMB 5 SBYPOST 3
Sumber : data primer hasil pengolahan analisis cluster.
Pada gambar 4.26 dijelaskan bahwa pengelompokan surat kabar terbentuk menjadi tiga kelompok; Kelompok I terdiri atas dua surat kabar yaitu surat kabar Kompas dan Jawa Pos. Pada kelompok ini terjadi kesamaan/kedekatan berdasarkan persepsi pelanggan antara surat kabar Kompas dan Jawa Pos.
Demikian halnya dengan yang terjadi pada kelompok II yang terdiri atas surat kabar Surya dan Suara Pembaruan. Sedangkan pada kelompok III ditempati oleh surat kabar Surabaya Post, surat kabar tersebut dinilai pelanggan bukan
berada yang terdekat dengan surat kabar lainnya sehingga menempati kelompok tersendiri.
Penilaian dari lima surat kabar harian umum di Surabaya ini, didasarkan kepada penilaian pelanggan yang bersifat subyektif, bukan atas penilaian produsen surat kabar.
H. Pembuktian Hipotesis.
Hipotesis pertama: bahwa posisi masing-masing surat kabar harian berbeda-beda berdasarkan persepsi pelanggan di Surabaya. Dilihat dari peta posisi bahwa tiap surat kabar mempunyai posisi yang berbeda-beda sesuai dengan persepsi yang dikemukakan pelanggan. Dapat dibuktikan dengan melihat nilai jarak minimum untuk keseluruhan surat kabar yang diperbandingkan.
Hipotesis kedua: bahwa terdapat beberapa kelompok surat kabar harian umum berdasarkan persepsi pelanggan di Surabaya. Dilihat dari analisis cluster bahwa terdapat tiga kelompok surat kabar. Anggota dalam tiap kelompok surat kabar akan bersaing secara tajam.