• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5

HIPOTESIS

A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Perusahaan dalam menjalankan usahanya umumnya mempunyai perencanaan serta pengendalian kerja yang tertuang dalam bentuk anggaran dimana hal ini dilakukan agar rencana serta kebijakan yang sudah terorganisasi bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Bastian Bustami (2009) “anggaran adalah pernyataan- pernyataan dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang datang”. Anggaran menunjukkan komitmen formal manajemen untuk melakukan tindakan positif agar kejadian sesuangguhnya sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan. Anggaran juga mencakup laporan eksplisit mengenai implementasi tujuan manajemen untuk suatu periode waktu tertentu, para manajer mengkomunikasikan hal ini kepada semua pihak yang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian. Perbandingan antara rencana laba dengan hasil sesungguhnya akan memberikan dasar pengendalian, motivasi dan evaluasi kinerja manejemen.

M Nafarin (2007) mengemukakan bahwa “anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara

(2)

kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang ,tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Sedangkan menurut Prawironegoro dan Purwanti (2008), ada beberapa pengertian anggaran antara lain sebagai berikut :

1. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal.

2. Anggaran lazim disebut perencanaan dan pengendalian laba, yaitu proses yang ditunjukan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian yang efektif.

3. Anggaran ialah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek; suatu sistem akuntansi tanggung jawab; suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Dari pengertian diatas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. jadi bila anggaran dihubungkan dengan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional di dalam badan usaha. Dari defenisi di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan:

a. bahwa anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti.

(3)

b. bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika.

c. bahwa manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambil keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu.

Dari sudut pandang manajemen, anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu, sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.

Anggaran mungkin terdiri atas beberapa periode waktu, dapat berupa jangka pendek (satu atau kurang dari satu tahun), jangka menengah (dua tahun sampai dengan tiga tahun), dan jangka panjang (lebih dari tiga tahun).

Penganggaran (budgeting) merupakan proses yang dilakukan untuk mengembangkan anggaran organisasi. Jadi, penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran sebagai suatu hasil kerja (output) serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, mulai tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu.

(4)

2. Fungsi Anggaran

Anggaran yang disusun dan digunakan dalam perusahaan mempunyai peranan penting terutama untuk tindakan perbaikan. Fungsi utama anggaran menurut Rudianto (2006) sebagai berikut :

a. Alat perencanaan

Sebagai fungsi perencanaan, anggaran menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran memberikan sasaran, target, dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi dalam suatu periode tertentu.

b. Alat pengendalian

Sebagai fungsi pengendalian, anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai rencana atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari anggaran maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan

Dengan demian antara anggaran, perencanaan, dan pengendalian mempunyai hubungan yang erat, dimana anggaran merupakan elemen kunci dari perencanaan yang merupakan rencana keuangan untuk masa depan, mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.

Pengendalian akan dicapai dengan membandingkan hasil actual dengan anggaran secara periodik yang kemudian dapat digunakan dalan menyusun anggaran berikutnya.

(5)

3. Manfaat Penyusunan Anggaran

Banyak manfaat penyusunan anggaran bagi perusahaan, beberapa manfaat penyusunan anggaran diungkapkan oleh Bastian Bustami (2009) sebagai berikut :

a. Pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

b. Pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja semua lini yang terdapat dalam perusahaan dan dapat saling mendukung dan menunjang, saling kerja sama dengan baik sehingga dapat menuju ke sasaran yang telah ditetapkan.

c. Memberi Harapan

Anggaran memberikan arah pasti, yang merupakan kerangka kerja terbaik untuk bisa menilai prestasi kerja.

d. Pengawasan kerja

Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang pada anggaran dengan apa yang telah terealisasi, dapat dilakukan penilaian apakah perusahaan berhasil atau tidak berhasil.

(6)

4. Keunggulan Sistem Penganggaran

Sistem penganggaran mempunyai beberapa keuanggulan. Menurut Darsono (2008) keunggulan tersebut antara lain:

a. Mengharuskan manajemen menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang

b. Memaksa manajemen menganalisis permasalahan dimasa datang sehingga mereka mengakui rencana alternatif.

c. Mengarahkan upaya dan dana alternatif yang paling menguntungkan d. Menekankan perlu adanya koordinasi dari semua unsur yang di

dalam perusahaan karena penganggaran mengungkapkan kesenjangan pengendalian dalam suatu organisasi.

e. Berperan sebagai sarana komunikasi bagi manajemen.

5. Kelemahan Anggaran

Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan anggaran menurut Darsono (2008) sebagai berikut :

a. Prediksi kegiatan bisnis dimasa mendatang belum tentu tepat atau mendekati kenyataan.

b. Perubahan kondisi politik, social, ekonomi, bisnis dimasa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran.

(7)

c. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun pelaksanaannya.

d. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berfikir subjektif mementingkan seksinya, bagiannya, atau divisinya saja.

e. Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi.

6. Jenis-jenis Anggaran

Anggaran disusun dan digunakan suatu perusahaan berbeda satu dengan lainnya, hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki kebutuhan berbeda tentang anggaran, tergantung pada kebutuhan perusahaan. Mengelompokkan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran agar lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai keperluan. Menurut Nafarin (2007) dikelompokkan berdasarkan sudut pandang berikut:

1. Segi dasar penyusunan

Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan anggaran tetap

a. Anggaran Variabel (Variable Budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) berbeda.

(8)

b. Anggaran Tetap (Fixed Budget) merupakan anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu atau disebut juga anggaran statis.

2. Segi Cara Penyusunan

Dilihat dari segi cara penyusunan terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu.

a. Anggaran Periodik (Periodic Budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya satu periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran Kontinu (Continuos Budget) merupakan anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri atas:

a. Anggaran Jangka Pendek (Short-Range Budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.

b. Anggaran Jangka Panjang (Long-Range Budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

4. Segi Bidang

Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas:

a. Anggaran operasional (Operational Budget) adalah anggaran yang menyusun anggaran laba rugi.

(9)

b. Anggaran Keuangan (Financial Budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

7. Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan atau organisasi biasanya dikoordinasi oleh komite anggaran dan departemen anggaran. Komite anggaran anggotanya terdiri atas manajer divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi misalnya manajer departemen pemasaran, manajer departemen produksi, manajer departemen keuangan, akuntan manajemen. Tugas dari departemen anggaran menurut Supriyono (2003) adalah:

1. Menerbitkan prosedur dan formulir-formulir untuk penyusunan anggaran.

2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi dasar yang dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam menyusun anggaran.

3. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar di antara unit-unit organisasi yang saling berhubungan.

4. Membantu tiap-tiap bagian di dalam menyusun anggaran.

5. Menganalisis usulan anggaran dan membuat rekomendasi, pertama pada penyususnan anggaran dan selanjutnya pada manajemen puncaknya, menginterpretasikan hasil-hasilnya dan menyiapkan laporan ringkas untuk manajemen puncak.

(10)

6. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian anggaran selama tahun yang bersangkutan.

7. Mengkoordinasikan secara fungsional dan mengendalikan pekerjaan departemen anggaran di eselon bawah.

Selanjutnya tugas dari pada komite anggaran adalah mengusulkan kepada manajemen puncak mengenai pedoman umum penyusunan anggaran, menyebarkan pedoman tersebut setelah disetujui manajemen puncak, mengkoordinasikan berbagai macam usulan anggaran yang disusun secara terpisah oleh berbagai unit organisasi, menyelesaikan perbedaan yang timbul diantara usulan anggaran, menyerahkan anggaran final pada manajemen puncak dan dewan komisaris untuk disahkan, dan mendistribusikan anggaran yang telah disahkan kepada berbagai unit organisasi.

Anggaran biasanya berjangka waktu satu tahun dan dirinci untuk setiap semester, atau setiap triwulan, atau setiap bulan selama tahun yang bersangkutan.

Selanjutnya Supriyono (2003) menjelaskan langkah-langkah di dalam penyusunan anggaran sebagai berikut:

1. Menentukan pedoman perencanaan 2. Menyiapkan anggaran penjualan

3. Menyiapkan komponen anggaran lainnya

4. Perundingan untuk menyesuaikan rencana final setiap komponen anggaran.

5. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran.

6. Pengesahan anggaran final pendistribusian anggaran yang telah disahkan

(11)

Dalam penyusunan anggaran juga perlu mempertimbangkan hal-hal berikut seperti yang dikemukakan oleh M Nafarin (2007) :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.

b. Data masa lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.

Setelah anggaran disusun maka selanjutnya tahap penentuan anggaran dimana dalam tahap ini diadakan rapat dan perundingan meliputi perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran, mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran serta pengesahan dan pendistribusian anggaran.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan anggaran dimana setiap manajer wajib membuat laporan realisasi anggaran dan diserahkan ke direksi setelah dianalisis sebelumnya.

B. Anggaran Operasional

1. Pengertian Anggaran Operasional

Anggaran operasional menurut Sri Rahayu (2013) merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam suatu periode tertentu. Anggaran operasional dibagi menjadi :

(12)

a. Anggaran Proyeksi Laba Rugi (income statement budget)

Dalam anggaran ini dihitung dan diperkirakan besarnya laba rugi baik menurut bagian/divisi/departemen, jenis produk, maupun laba rugi secara keseluruhan.

b. Anggaran Pendukung Laba Rugi

Anggran ini meliputi seluruh anggaran yang mendukung penyusunan anggaran proyeksi laporan laba rugi, terdiri atas :

a) Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan akan menggambarkan mengenai jumlah hasil penjualan yang direncanakan akan diperoleh dari penjualan produk dan jasa pada periode yang akan datang.

b) Anggaran Produksi

Anggaran ini mengacu pada anggaran penjualan dimana anggaran produksi terdiri dari beberapa sub anggaran, yaitu :

- Anggaran bahan baku langsung - Anggaran tenaga kerja langsung - Anggaran biaya overhead pabrik c) Anggaran Biaya Pemasaran

Anggaran ini disusun untuk semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memasarkan hasil produksinya.

d) Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

Anggaran biaya administrasi adalah anggaran yang disusun untuk memperkirakan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk

(13)

menjalankan kegiatan perusahaan, sedangkan anggaran biaya umum disusun untuk semua biaya yang dikeluarkan untuk para direksi dan stafnya, bagian keuangan, dan bagian administrasi.

2. Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran operasional

Dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran penjualan. Anggaran penjualan umumnya menggambarkan penghasilan yang diterima karena ada penjualan. Agar anggaran penjualan dapat disusun, langkah awal yang harus ditempuh adalah menetapkan target penjualan. Beberapa pokok penting berikut yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Luas pasar, apakah bersifat lokal, regioanal, nasional

2. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, persaingan bebas dan sebagainya.

3. Kemampuan pasar untuk menyerap barang (peluang pasar)

4. Keadaan/sifat konsumen, yaitu konsumen akhir dan konsumen industri 5. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan membiayai riset pasar, modal

kerja, membeli bahan mentah, dan lain sebagainya.

6. Keadaan personalia, berhubungan dengan tenaga kerja baik dalam jumlah

maupun kualitasnya.

(14)

Anggaran penjualan merupakan anggaran yang direncanakan lebih terinci tentang penjualan perusahaan selama periode dimasa datang, yang didalamnya menggambarkan jenis, kuantitas, harga jual, waktu, dan wilayah pemasaran. Agar anggaran penjualan dapat disusun dengan baik perlu diperhatikan:

1. Penjualan perusahaan di tahun-tahun lalu per kelompok produk dan margin laba

2. Faktor-faktor luar biasa yang mempengaruhi penjualan dimasa lalu 3. Volume rata-rata penjualan industri untuk produk jenis.

Dalam penyusunan anggaran terdapat dua pendekatan yang digunakan oleh manajemen yaitu pendekatan dari atas ke bawah (top down approach) dimana manajemen tingkat atas menyatakan apa yang mereka harapkan dari para manajer bawahannya tentang segala aktivitas perusahaan. Dalam penetapan jumlah anggaran, bawahan tidak diikutsertakan tetapi hanya dimintakan saran-sarannya saja. Jumlah anggaran yang dialokasikan dilimpahkan ke bawahannya sesuai pada bidang-bidang yang menjadi tanggungjawabnya.

Penyusunan anggaran dengan pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach) dimulai dengan adanya kebijakan dari manajemen tingkat atas kemudian para bawahan atau manajer departemen mengajukan usulan rancangan anggaran dan negosiasi usulan rancangan anggaran tersebut kepada manajemen tingkat atas untuk mendapat persetujuan dan pengesahan anggaran.

(15)

Penyusunan anggaran dengan kedua pendekatan ini mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Pemilihan salah satu pendekatan tersebut tergantung kepada kebijakan manajemen tertinggi perusahaan.

C. Pengendalian Biaya

1. Pengertian Pengendalian

Manusia membutuhkan adanya suatu pengendalian dalam kehidupannya atas apa yang sedang dilakukan maupun yang telah dilakukannya. Adanya pengendalian juga dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Daljono (2009) bahwa “pengendalian merupakan kegiatan manajemen setiap hari untuk meyakinkan bahwa aktivitas organisasi sesuai dengan yang telah direncanakan”.

Menurut Hansen dan Mowen (2009) mendefenisikan “pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan”.

Pengendalian ditetapkan dengan menggunakan evaluasi personal, laporan berskala kinerja, dan laporan khusus. Pengendalian yang efektif memerlukan umpan maju. Dengan kata lain bahwa tujuan, rencana, kebijakan, dan standart telah dikembangkan dan dikomunikasikan ke seluruh manajer yang bertanggung jawab terhadap pencapaian kinerja yang

(16)

telah direncanakan. Jadi, pengendalian tergantung pada penerapan umpan balik, yaitu konsep yang memerlukan pengukuran kinerja yang memicu dilakukannya tindakan koreksi yang dirancang untuk menjamin tercapainya tujuan yang ditetapkan semula.

Proses pengendalian berjalan dirancang untuk membantu memantau aktvitas yang sedang berjalan dari suatu unit usaha dan setiap Pusat Tanggung Jawab, terdiri dari beberapa tahap :

1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan standart yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang direncanakan, dan selisih dari kedua angka tersebut.

3. Menganalis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.

4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang tertentu.

5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan tersebut.

6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya.

(17)

7. Tujuan Pengendalian

Pengendalian bukan hanya mencari kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen dilakukan secara efektif dan efisien.

Adapun tujuan pengendalian menurut Hafid (2007) adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan kegiatan yang sedang atau telah dijalankan, apakah sesuai dengan yang direncanakan.

b. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien serta untuk mengetahui peningkatan efisiensi dimasa yang akan datang.

c. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya suatu keputusan yang diambil.

8. Pengendalian Biaya

Defenisi biaya menurut Daljono (2009) adalah “biaya merupakan suatu pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang”.

Sedangkan Hansen dan Mowen (2009) mendefenisikan “biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau masa depan bagi organisasi.

(18)

Pengendalian biaya menurut Kusumawardani (2007) adalah tindakan yang dilakukan untuk mengarahkan aktivitas agar tidak menyimpang dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengendalian biaya ini dapat dilakukan melalui anggaran biaya yang secara kontinu diadakan pengawasan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan atas selisih tersebut, kemudian dilakukan tindak lanjut agar kerugian yang terjadi relatif kecil.

Tanggung jawab atas pengendalian biaya terletak pada pihak yang bertanggungjawab atas penyusunan anggaran untuk biaya yang dikendalikannya. Walaupun sebenarnya tanggung jawab penuh dari suatu organisasi terletak pada manajer. Kusumawardani (2007) mengemukakan bahwa pengendalian dapat dilakukan dengan cara :

a. Pengurangan biaya

Terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba yaitu:

1. Meningkatkan volume penjualan 2. Meningkatkan harga penjualan 3. Mengurangi biaya

Salah satu cara yang digunakan untuk pencapaian efisiensi dengan cara mengurangi biaya, dimana tindakan tersebut merupakan bagian dari pengendalian biaya. Pengurangan biaya yang dimaksudkan dengan mengarahkan segala usaha untuk menggunakan semuanya secara lebih

(19)

efektif dan efisien agar diperoleh lebih banyak hasil dengan biaya yang lebih sedikit.

b. Penggunaan Biaya Standar

Biaya standar dianggap benar sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah dan biaya sesungguhnya menyimpang dari biaya standar. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengendalian biaya menggunakan standar adalah:

1. Menetapkan perbedaan antara standard dan pelaksanaan sesungguhnya.

2. Menganalisis sebab-sebab terjadi perbedaan.

3. Mengambil tindakan perbaikan untuk mengendalikan biaya sesuangguhnya yang tidak memuaskan, agar berjalan sesuai dengan standar.

c. Penggunaan Anggaran

Anggaran dapat digunakan sebagai tolok ukur, sebagai pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang dicapai oleh perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi

(20)

pendapatan dan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab.

Laporan pertanggungjawaban harus menyajikan jumlah anggaran dan realisasi dari pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan dan dinyatakan dalam bentuk sederhana. Di dalam penyajian laporan, selisih yang terjadi antara actual dan anggaran harus dianalisis dan diselidiki sebabnya. Dengan mengetahui sebab terjadinya selisih, manajemen dapat menentukan tindakan korektif yang perlu dilakukan dan penghargaan/hukuman yang pantas dapat diberikan kepada manajer yang bersangkutan.

Tanggung jawab pengendalian biaya harus ditetapkan kepada orang yang membuat anggaran untuk biaya yang dikendalikannya. Tanggung jawab ini terbatas pada biaya-biaya yang dapat dikendalikan, dan pelaksanaan tiap individu dapat diukur dengan membandingkan biaya yang dianggarkan dan biaya sebenarnya. Jadi pengendalian biaya merupakan suatu tindakan dalam membandingkan antara anggaran biaya dan realisasi biaya dan apabila terjadi penyimpangan harus dilakukan analisis untuk mengetahui penyebabnya dan kemudian dapat diperbaiki.

D. Perencanaan Laba

Perencanaan manajemen adalah suatu proses yang berkesinambungan karena proyeksi terencana tidak dapat dianggap sebagai produk final. Proyeksi ini harus direvisi sejalan dengan perubahan kondisi dan tersedianya informasi baru.

(21)

Keputusan perencanaan saling bergantung dan harus dibagi-bagi sesuai dengan pembagian perusahaan menurut operasi dan pengorganisasiannya.

Oleh karena itu, perencanaan mengikuti garis otoritas dan tanggung jawab dalam manajemen. Pengembangan tujuan perusahaan adalah hal yang paling mendasar dari pengambilan keputusan dalam proses perencanaan. Tujuan perusahaan menyatakan secara garis besar kondisi perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan menggambarkan kondisi masa depan yang diinginkan dan hasil akhir dari kegiatan manajemen.

Tahap perencanaan selanjutnya disebut sasaran, yang menggambarkan garis besar tujuan perusahaan yang difokuskan secara eksplisit dan menspesifikasikan dimensi waktu pencapaiannya, ukuran kuantitatif, dan pembagian kewenangan/otoritas misalnya sasaran laba tahun depan sesuai anggaran yang telah dibuat.

Untuk menyediakan dasar pencapaian tujuan perusahaan dan sasaran tertentu, manajemen mengembangkan strategi yang harus dilakukan perusahaan. Strategi menspesifikasikan bagaimana, merinci rencana yang dilakukan untuk mencapai tujuan secara operasional, contohnya memperluas daerah penjualan yang sekarang ada, mengurangi harga jual untuk menarik volume penjualan, dll.

Tahap terperinci dari perencanaan terjadi ketika manajemen mengoperasionalkan tujuan, sasaran, dan strategi yang telah dibuat untuk membuat rencana laba. Rencana laba merupakan gambaran keuangan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan.

(22)

Gambar 2.1. Hubungan Perencanaan dengan: Tujuan, Sasaran, dan Rencana Laba

TUJUAN PERUSAHAAN

(Luas dan Jangka Panjang)

Ekonomis Pemilik

Konsumen Lingkungan Sosial

Karyawan Keluaran

SASARAN PERUSAHAAN

Lini Produk Profitabilitas/Pendapatan

Lini Jasa/Pelayanan Pengembangan/Investasi

Pangsa Pasar Tingkat Perkembangan

RENCANA LABA

Kuantitatif dan Terstruktur

Rencana Laba Strategis Rencana Laba Taktis

(Jangka Panjang) (Jangka Pendek)

- Luas - Rinci

- Jangka Panjang - Jangka Pendek

- Tanggung jawab secara luas - Tanggung jawab pada setiap tingkatan

- kuantitatif - Kuantitatif

Dua rencana laba yang sejalan biasanya dikembangkan yakni Rencana Laba Strategis (jangka panjang) yang biasanya luas dan umum, laba mencakup periode dua atau tiga tahun kedepan dan Rencana Laba Taktis biasanya rinci dan mencakup waktu selama satu tahun, ke tahun yang akan datang. Pengembangan rencana laba strategis dan taktis tahunan adalah menyangkut keputusan manajemen dan idealnya dengan tingkatan partisipasi manajemen yang lebih banyak.

(23)

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.

Perencanaan Laba menurut Machfoedz (1996) adalah sebagai berikut :

Perencanaan laba (profit planning) sering disebut budget perencanaan (planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua jenis rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Perencanaan laba memiliki manfaat dan keuntungan sebagai berikut:

a. perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah.

b. perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen.

c. perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar sesama manajer.

d. perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerjasama dari setiap tingkatan manajemen.

e. anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.

(24)

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam menentukan sasaran dan tujuan laba sebagai berikut :

a. laba dan rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu.

b. volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar deviden serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan.

c. titik impas

d. volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang e. kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba

f. pengembalian atas modal yang digunakan

Perencanaan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Prediksi bukanlah ilmu pasti, ada sejumlah pertimbangan dan estimasi.karena suatu anggaran harus didasarkan pada prediksi atau kejadian masa depan, maka revisi atau modifikasi atas anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari estimasi membenarkan adanya perubahan dalam rencana.

2. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja sama dari semua anggota manajemen.

3. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat menyebabkan perilaku disfungsional.

4. penyusunan memakan waktu.

(25)

E. Rerangka Pemikiran

Sebuah perusahaan yang berkembang tidak terlepas dari penyusunan anggaran perusahaan. Dalam beberapa perusahaan, perencanaan anggaran tidak selalu sama dengan realisasinya, maka untuk mempermudah pembuatan rencana dan pengendalian laba dan biaya dibuatlah suatu anggaran. Pada umumnya anggaran berisi taksiran pendapatan dan biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan laba. Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.

. Dengan melihat latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan anggaran sebagai alat pengendalian biaya dan perencanaan laba.

(26)

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa kajian dan riset peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penulisan skripsi mengenai anggaran sebagai berikut.

Tabel 2.1. Tabel Peneltian Terdahulu

No Nama Peneliti Lokasi Penelitian Metode

Penelitian Variabel Hasil Riset

1 Nadhirah Nagu

Dinas Pengelolaan keuangan dan aset daerah kab Mamasa, Sulawesi Barat

Deskriptif analisis

X = fungsi anggaran

a. Anggaran telah berfungsi sebagai alat pengendalian belanja barang dan jasa

Y = Pengendalian barang dan Jasa

Ho = Anggaran tidak berfungi sebagai alat pengendalian

Ha = Anggaran telah berfungsi sebagai alat pengendalian

b. anggaran telah digunakan sebagai pedoman kerja, perencanaan kerja, perencanaan dan pengawasan kerja sehingga dihasilkan anggaran yang efektif, efisien, dan ekonomis

2 Indika Taufiq Bank DKI Tahun 2012

Deskriptif kualitatif

- Anggaran - anggaran berfungsi sebagai perencanaaan laba

- perencanaan laba - anggaran berfungsi sebagai pengendalian biaya

- pengendalian biaya

3 Athena

Adharawati PT Pelni kantor cabang Makassar tahun 2010

Deskriptif kualitatif

- anggaran mengukur efisiensi biaya dengan menggunakan rasio realisasi biaya

- akuntansi

pertanggungjawaban

- pengendalian biaya

4 Fajar Harimukti

Deskriptif kualitatif

-penyusunan anggaran metode peyusunan anggaran

- pencapaian tujuan

manajemen

faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dalam perencanaan anggaran

kegunaan anggaran yang pokok

adalah pedoman kerja

5 Cindy Deutary

Operasi Perangkat daerah Pemerintah kota Tasikmalaya

Deskriptif analisis y=tata kelola yang baik a. fungsi pengawasan dan anggaran cukup baik

regresi berganda X1=fungsi pengawasan

b. secara parsial pengawasan berpengaruh terhadap good governance

X2=fungsi anggaran

c. secara parsial fungsi anggaran berpengaruh terhadap terhadap good governance

a=nilai Y seandainya X=0

b=koefisien regresi

n=jumlah periode yang diteliti

Gambar

Gambar  2.1.  Hubungan  Perencanaan  dengan:  Tujuan,  Sasaran,  dan  Rencana  Laba
Tabel 2.1.  Tabel Peneltian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Ketua STIKOM LSPR bersama dengan Directior of General Affairs berkewajiban memastikan STIKOM LSPR memiliki Standar kegiatan marketing, promosi dan admisi dalam

a. Informasi kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik. Adanya data perbandingan antara harapan dan kebutuhan dengan

Bila dalam suatu perkara pidana, seorang tersangka atau terdakwa diragukan kondisi kesehatan jiwanya saat ia melakukan perbuatan pidana, maka yang berwenang dalam

menyiapkan bahan penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi pelaksanaan koordinasipenyelenggaraan kebijakan dibidang pemeliharaan sarana

Korelasi antara hepcidin dan sTfR pada penelitian ini dari subjek 28 penderita β -thalassemia trait dapat dilihat pada grafik 4.1 menunjukkankoefisien korelasi positif kuat

E-Business atau bisnis elektronik adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan bantuan sistem informasi komputer.. Atau dengan kata lain

ferrooxidans pada sampel batubara yang disterilisasi paling kecil dikarenakan proses sterilisasi menyebabkan bakteri yang sebelumnya terdapat pada batubara mati, sehingga

Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.. Dalam suatu