TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS VI SD NEGERI SALEBU
KECAMATAN MANGUNREJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Ai Nuraida
NIM. 0903662
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI SALEBU
KECAMATAN MANGUNREJA
Oleh Ai Nuraida
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Ai Nuraida 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS VI SD NEGERI SALEBU KECAMATAN MANGUNREJA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. NIP. 19530706 197403 2 001
Pembimbing II
Dra. Ade Rokhayati, M.Pd. NIP.19520101 198211 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Drs. Rustono WS, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya aktivitas belajar siswa yang diakibatkan oleh masih banyaknya guru yang mengabaikan kemampuan interaksi sosial siswa dan lebih mementingkan hasil. Seperti pengalaman yang telah dialami peneliti di beberapa sekolah, masih banyak siswa yang kurang mampu berinteraksi sosial, baik dengan teman sebaya maupun dengan gurunya. Melalui penelitian tentang pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja, peneliti mencoba mengungkap masalah ini. Secara umum, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Salebu, sedangkan sampel dalam penelitian ini merupakan sampel total dari keseluruhan jumlah siswa kelas VI SD Negeri Salebu yaitu sebanyak 32 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket, wawancara dan dokumentasi sedangkan instrumen yang digunakan adalah lembar pertanyaan angket untuk siswa yang berisi 30 pertanyaan dari masing-masing variabel serta pedoman wawancara untuk guru kelas VI SD Negeri Salebu. Berdasarkan analisis deskriptif statistik diketahui bahwa siswa kelas VI SD Negeri Salebu memiliki tingkat interaksi sosial dan aktivitas belajar yang tinggi. Pencapaian interaksi sosial siswa kelas VI SD Negeri Salebu sebesar 73,44%, sedangkan pencapaian aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu sebesar 74,03%. Hasil uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana menjelaskan bahwa interaksi sosial siswa memiliki keeratan hubungan sebesar 0,809 dan berada pada kategori tinggi. Memiliki pengaruh sebesar 65,4% dan sisanya 34,6% dipengaruhi hal-hal lain di luar penelitian ini. Prediksi pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar memiliki arah positif, karena berdasarkan persamaan regresi apabila interaksi sosial mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka aktivitas belajar akan naik sebesar 0,858 poin. Penelitian ini dapat memberikan umpan balik bahwa untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa maka guru perlu meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
BAB III METODE PENELITIAN... 29
A.Lokasi dan subjek Penelitian ... 29
1. Lokasi Penelitian... ... 29
2. Subjek Penelitian ... ... 29
B.Desain Penelitian... ... 30
C.Metode Penelitian ... 31
D.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitan ... 38
1. Skala Pengukuran Instrumen ... 38
3. Uji Reliabilitas ... 47
G.Teknik Pengumpulan Data... ... 56
1. Angket ... 56
2. Wawancara ... 57
3. Dokumentasi ... 57
H.Analisis Data ... 58
1. Analisis Deskriptif ... 58
2. Analisis Inferesnsial ... 63
a. Uji Normalitas Data ... 63
b. Uji Hipotesis ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A.Hasil Penelitian ... 71
1. Gambaran Umum Objek Penelitian... ` 71
2. Pemaparan Data ... 72
a. Analisis Deskriptif ... 72
b. Analisis Inferensial ... 87
B.Pembahasan ... 93
1. Tingkat Interaksi Sosial Siswa ... 93
2. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa ... 94
3. Interaksi Sosial Memiliki Pengaruh terhadap Aktivitas Belajar Siswa ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
A.Kesimpulan... 97
B.Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 3.1 Hubungan antara Sumber Data dan Instrumen Pengumpulan
Data ... 33
3.11 Reliability Statistics Aktivitas Belajar ... 53
3.12 Uji Reliabilitas Angket Aktivitas Belajar ... 54
4.10 Uji Normalitas Data Interaksi Sosial dlajaan Aktivitas Belajar ... 89
4.11 Model Summery ... 90
4.12 ANOVA ... 90
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ... 27
3.1 Alur Proses Pelaksanaan Penelitian ... 30
3.2 Paradigma Penelitian Deskriptif Studi Kausal Komparatif ... 31
3.3 Menu Start SPSS 18.00 ... 40
3.11 Kotak Dialog Reliability Analysis Statistics ... 50
3.27 Kotak Dialog Statistics Linier Regression ... 68
3.28 Kotak Dialog Linier Regression Plots ... 69
3.29 Output Linier Regression ... 69
4.1 Kurva Uji Normalitas Variabel X (Interaksi Sosial) ... 87
4.2 Kurva Uji Normalitas Variabel Y (Aktivitas Belajar) ... 88
DAFTAR LAMPIRAN
C.1 Hasil Pengisian Angket Interaksi Sosial Siswa Kelas VI SD Negeri Salebu ... 142
C.2 Hasil Pengisian Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Salebu ... 146
C.3 Tabulasi Hasil Pengisian Angket Interaksi Sosial Siswa Kelas VI SD Negeri Salebu ... 150
Kecamatan Mangunreja ... 162
E.4 Pengisian Instrumen Kelas VI SD Negeri Salebu ... 162
F.1 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya ... 164
F.2 Surat Keputusan Permohonan Ijin Penelitian ... 165
F.3 Surat Keputusan Pemberitahuan Ijin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya ... 166
F.4 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya ... 167
F.5 Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari UPTD Kecamatan Mangunreja ... 168
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pada hakikatnya manusia merupakan mahluk yang memiliki dua fungsi, yakni sebagai individu dan mahluk sosial. Sebagai individu manusia memiliki potensi dan keunikan masing-masing sesuai dengan fitrahnya. Sedangkan, sebagai mahluk sosial manusia memiliki kemampuan untuk besosialisasi atau hidup bersama dengan orang lain. Semua kemampuan yang dimiliki manusia, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan bersosialisasi, perlu dikembangkan melalui proses belajar agar dapat berperan sesuai dengan fungsinya. Hal ini, dapat dicapai melalui proses pendidikan. Dari hakikat ini jelas bahwa pendidikan itu merupakan keharusan bagi manusia.
Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Adapun Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas Bab II Pasal 3 berbunyi bahwa , “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pengertian dan Tujuan pendidikan di atas mengindikasikan bahwa melalui pendidikan selain dapat mengembangkan aspek kognitif, kita juga dapat mengembangkan aspek lain seperti aspek sosial yang menekankan kepada keterampilan bersosialisasi. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional di atas, bahwa dalam pendidikan terdapat aspek-aspek yang ingin dicapai sebagai berikut:
2. Berakhlak mulia,
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, 4. Kesehatan jasmani dan rohani,
5. Kepribadian yang mantap dan mandiri, dan
6. Rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Aspek-aspek di atas sangat berkaitan erat dengan hakikat manusia lainnya yakni sebagai mahluk sosial. Sejalan dengan hal di atas, Suryana dan Priatna (2007:76) menjelaskan bahwa:
Pendidikan anak sekolah, yaitu pendidikan yang terdiri atas kegiatan-kegiatan memperluas dan meningkatkan kemampuan intelektual, pengenalan hkehidupan lingkungan sosial, dan kepercayaan diri pada anak berusia kurang lebih enam sampai dengan dua belas tahun.
Hakikat manusia sebagai mahluk sosial, mengandung makna bahwa manusia tidak dapat lepas dari manusia lainnya. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu pula dalam proses pendidikan, manusia dapat mewujudkan tujuan pendidikan dengan adanya interaksi serta komunikasi sosial dengan manusia lainnya. Misalnya dalam aspek berbudi pekerti luhur, manusia dapat dinilai memiliki budi pekerti yang luhur jika ia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya sehingga akan terdapat suatu perbandingan di antara manusia satu dengan yang lainnya. Effendi dan Malihah (2011:32) menyimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena beberapa alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian dari orang lain. 3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. 4. Potensi manusia akan berkemabng bila ia hidup di tengah-tengah
manusia.
Dari pengertian di atas kita dapat memahami bahwa hubungan pendidikan dengan interaksi sosial memang sangat erat. Seperti halnya dalam kehidupan bermasyarakat, maka di dalam kehidupan sekolah pun kegiatan hidup siswa akan diiringi dengan proses interaksi, baik interaksi dengan lingkungan sekolah, dengan sesama siswa, dengan guru, baik disengaja maupun tidak disengaja. Hubungan interaksi sosial di sekolah cukup berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sardiman (2007:95) menyebutkan bahwa pada prinsipnya “belajar adalah berbuat ”. Berbuat berarti mnelakukan aktivitas. Jadi, aktivitas belajar adalah proses siswa melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan belajar. Berdasarkan pengertian aktivitas, maka dalam kaitannya dengan interaksi sosial dapat terlihat dari kenyataan di lapangan yang idealnya kemampuan interaksi sosial siswa dapat memacu aktivitas belajar siswa di kelas sehingga mampu menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Freeman dalam Sarwono (2005:259) bahwa:
Anak-anak belajar melalui bermain. Untuk menanamkan kesadaran lingkungan, perlu diupayakan sejak masa kanak-kanak, yaitu sejak masa pembentukan watak (formative years). Akan tetapi, caranya harus melalui metode bermain. Para perencana lingkungan harus mempertimbangkan pendekatan ini guna mendapatkan orang-orang dewasa di masa depan yang sadar lingkungan.
mengatasinya secara komprehensif, sehingga masih butuh waktu lama untuk mengidentifikasi dan mengatasi hal itu agar ditemukan solusi yang tepat. Hal-hal tersebut pula merupakan masalah yang terjadi pada siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Masalah umum yang terdapat di kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya terkait interaksi sosial dan aktivitas belajar, apabila dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya perlu mengalami perbaikan. Adapun masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya komunikasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Hal ini disebabkan karena siswa malu atau tidak berani untuk mengungkapkan apa yang mereka butuhkan.
b. Masih banyaknya siswa yang berteman dengan sistem kelompok dan lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya. Hal ini mengakibatkan siswa kurang termotivasi bila tidak belajar dengan kelompok yang mereka sukai. c. Kurangnya kemampuan bekerjasama antar sesama teman menyebabkan siswa
kesulitan dalam belajar secara kelompok, terutama dalam menyamakan persepsi.
d. Kesulitan dalam memecahkan masalah baik masalah pembelajaran maupun masalah pribadi karena kurangnya rasa sosialisasi siswa seperti meminta bantuan teman maupun guru.
Masalah yang ada belum sepenuhnya bisa diatasi, sehingga perlu adanya penelitian mengenai ada atau tidaknya pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja?”
Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana interaksi sosial siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja?
b. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja?
c. Bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja. Adapun tujuan yang lebih rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana interaksi sosial siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana aktivitas belajar siswa SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh interaksi sosial terhadap
aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan manfaat konseptual utamanya bagi pembelajaran. Di samping itu, juga memiliki manfaat bagi penelitian peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Manfaat hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
manusia atau lebih, dimana manusia yang satu terhadap manusia yang lain saling mempengaruhi”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi suatu proses interaksi sosial antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru maka secara otomatis akan terjadi proses daling mempengaruhi baik melalui perkataan maupun tindakan. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran secara tidak langsung guru dapat merangsang siswa melakukan aktivitas belajar melalui proses interaksi sosial yang dilakukannya terhadap siswa. Sehingga proses interaksi sosial siswa dapat menjadi tolak ukur aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, manfaat penelitian secara teoritis adalah dapat memberikan suatu paradigma baru yaitu apabila tercipta suatu interaksi sosial yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru maka akan menghasilkan aktivitas belajar siswa yang optimal.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan lembaga. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial dan aktivitas belajarnya baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
b. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan mengoptimalkan kemampuan interaksi sosial siswa. Sehingga akan diperoleh manfaat yang secara langsung dapat diaplikasikan baik dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Lembaga
Manfaat penelitian ini secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial serta aktivitas belajar siswa yang baik agar tercapainya tujuan pendidikan nasional.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Gambaran mengenai isi keseluruhan skripsi ini, dijelaskan dalam struktur organisasi skripsi yang susunannya sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Bab II menjelaskan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III mencakup lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dilaksankan serta penjelasannya.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Salebu yang terletak di Rt.10 Rw. 01 Kampung Ciwidara Desa Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Peneliti memilih SD Negeri Salebu sebagai tempat penelitian karena berdasarkan penelitian awal terdapat masalah mengenai interaksi sosial dan aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja.
2. Subjek Penelitian a. Populasi Penelitian
Menurut Suryana dan Priatna (2007:172), “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap
yang akan diteliti”. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
b. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VI yang merupakan sampel total dari populasi siswa kelas VI SD Negeri Salebu. Alasannya adalah karena peneliti menganggap bahwa siswa kelas VI sudah cukup mengerti dan mudah beradaptasi dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu juga, siswa kelas VI dapat dikatakan sudah berpengalaman dan dilihat dari gejala-gejala yang terlihat, maka siswa kelas VI ini layak untuk diteliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.
B.Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang memfokuskan pada pencarian pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif jenis studi kausal komparatif. Adapun alur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur Proses Pelaksanaan Penelitian Pengaruh Interaksi Sosial
terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Tinjauan Pustaka
Kerangka Berpikir
Publikasi Laporan Tujuan penelitian
Perumusan Hipotesis
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penulisan Laporan Pengujian
C.Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, Suryana dan Priatna (2007:105) mengemukakan bahwa:
Metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Tujuannya untuk menggambarkan kondisi faktual faktor-faktor yang terlibat dalam permasalahan tersebut.
Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kausal komparatif. Menurut Sumanto dalam Suryana dan Priatna (2007:107) mengemukakan bahwa:
Studi kausal komparatif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan perilaku atau status kelompok individual. Studi kausal komparatif ini merupakan tindak lanjut dari studi korelasional. Jika studi korelasional menggambarkan derajat hubungan antar dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti, maka studi kausal komparatif menggambarkan sedemikian rupa hubungan sebab akibat.
Pemilihan metode ini, didasarkan pada permasalahan yang diteliti, kondisi subjek penelitian, dan tujuan dari penelitian. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai pengaruh interaksi sosial terhadap aktvitas belajar siswa SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja. Dilihat dari variabel, memiliki dua variabel yakni variabel independen (inteaksi sosial) dan variabel dependen (aktivitas belajar) dengan tujuan mendeskripiskan realita interaksi sosial, aktivitas belajar siswa serta hubungan sebab akibat dari kedua variabel itu. Penggunaan metode deskriptif jenis studi kausal komparatif sangat relevan dengan permasalahan yang ada.
Paradigma penelitian ini terdiri atas variabel independen dan dependen, seperti digambarkan pada bagan di bawah ini:
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian Deskriptif Studi Kausal Komparatif
Keterangan:
X = Interaksi Sosial Siswa Y = Aktivitas Belajar Siswa
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Arikunto (2006:12) menjelaskan bahwa:
Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data terebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan atau tampilan lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, Suryana dan Priatna (2007:83), mengemukakan bahwa:
Ciri utama pendekatan kuantitatif adalah penerapan prosedur kerja baku dan transfer data ke dalam angka-angka numerikal khusunya yang menyangkut atribut dan kualitas subyek. Dengan analisa statistik, angka-angka ini diolah sedemikian rupa sehingga memberi jalan kepada penarikan kesimpulan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan stastistik. Penggunaan pendekatan kuantitatif dalam penyelesaian masalah ini juga sangat tepat. Karena melalui perhitungan statistik yang relevan, peneliti akan dengan mudah melihat hasil yang diharapkan dari penelitian yang peneliti lakukan.
D.Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu : 1. Variabel bebas (X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya (independen) adalah interaksi sosial siswa.
2. Variabel terikat (Y)
Adapun definisi operasional dari kedua variabel interaksi sosial (X) dan aktivitas belajar (Y) adalah sebagai berikut:
1. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antar individu dengan kelompok yang didalamnya terdapat tindakan saling mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan perilaku pada individu yang melakukan interaksi tersebut.
2. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan fisik maupun mental diantaranya “Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities, Drawing activities,
Motor actibities, Mental activities, dan Emotional activities”.
E.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen penelitian yaitu, angket dan pedoman wawancara yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
responden. Untuk memudahkan hal tersebut, maka peneliti membuat kisi-kisi mengenai interaksi sosial siswa di luar dan di dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Interaksi Sosial
No Dimensi Indikator Nomor Butir
Pernyataan
(a) (b) (c) (d)
1. Kerjasama - Saling membantu
- Kompak dalam kebaikan - Kerjasama dalam pembelajaran
6, 8, 12, 13, 16, 17, 18, 33
2. Persesuaian - Dapat menyesuaikan diri senang berdamai
- Dapat menyelesaikan masalah bersama
- Terbuka dengan sesama
3, 4, 5, 14, 15
4. Persaingan - Bersaing dalam pembelajaran - Bersaing untuk mendapatkan
perhatian guru
- Bersaing untuk mendapat perhatian teman
- Menolak tugas yang diberikan guru - Menyangkal kebenaran
- Menghasut orang lain - Berkhianat kepada teman
Lanjutan Tabel 3.2
(a) (b) (c) (d)
6. Pertentangan - Bertengkar karena kesalahpahaman - Perbedaan pendapat
- Memusuhi teman yang dianggap tidak sesuai
11, 20
Keterangan : Dimensi interaksi sosial berdasarkan pendapat beberapa para ahli yang kemudian direduksi oleh peneliti. Sedangkan indikator interaksi sosial hasil pendapat penulis yang dikembangkan dari dimensi interaksi sosial.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar
No Dimensi Indikator Nomor Butir
Pernyataan
(a) (b) (c) (d)
1. Visual Activities - membaca
- memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
1,2, 3
2. Oral Activities - menyatakan
- merumuskan
- mendengarkan musik dan pidato
Lanjutan Tabel 3.3
- membuat grafik dan diagram - membuat peta
Keterangan : Dimensi aktivitas belajar berdasarkan pendapat beberapa para ahli yang kemudian direduksi oleh peneliti. Sedangkan indikator aktivitas belajar menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2007:101). Pada pembuatan instrumen peneliti mengembangkan indikator-indikator dimensi aktivitas belajar siswa ke dalam beberapa bentuk pertanyaan.
Kemudian akan dituangkan ke dalam 10 butir pertanyaan yang mencakup keseluruhan variabel dan indikator. Untuk pedoman wawancara, peneliti merumuskan beberapa pertanyaan terkait penelitian yang dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas
No Pertanyaan Nomor Butir
Pertanyaan 1. Apakah menurut ibu siswa kelas VI SDN Salebu
mampu bekerjasama dengan baik? 1
2. Apakah menurut ibu siswa kelas VI SDN Salebu
mampu beradaptasi dengan baik? 2
3. Bagaimana menurut ibu, tentang cara siswa
mengatasi perbedaan? 3
4. Bagaimana menurut ibu tentang persaingan yang
terjadi pada siswa kelas VI? 4
5. Adakah siswa kelas VI yang memiliki konflik dan
bagaimana cara ibu mengatasainya? 5
6. Adakah siswa yang berteman dengan sistem
kelompok yang disukai saja? 6
7. Bagaimana respon siswa saat ibu sedang menjelaskan
pelajaran? 7
8. Bagaimana menurut Ibu tentang aktivitas belajar
siswa kelas VI? 8
9. Bagaimana cara Ibu menghadapi siswa yang kurang
dalam aktivitas belajarnya? 9
10. Apakah menurut Ibu, kemampuan interaksi sosial
F. Proses Pengembangan Intrumen Penelitian
1. Skala Pengukuran Instrumen
Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan data di antaranya uji validitas dan uji reliabilitas. Namun, sebelumnya akan dijelaskan mengenai skala pengukuran instrumen. Adapun skala pengukuran instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert, dengan pemberian skor sebagai berikut:
a. Pernyataan Positif
1) Skor 4 untuk pilihan jawaban selalu 2) Skor 3 untuk pilihan jawaban sering
3) Skor 2 untuk pilihan jawaban kadang-kadang 4) Skor 1 untuk pilihan jawaban tidak pernah b. Pernyataan Negatif
1) Skor 1 untuk pilihan jawaban selalu 2) Skor 2 untuk pilihan jawaban sering
3) Skor 3 untuk pilihan jawaban kadang-kadang 4) Skor 4 untuk pilihan jawaban tidak pernah 2. Uji Validitas
Keterangan :
r hitung : Koefisien korelasi
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total (seluruh item) n : Jumlah responden
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi (r)
Kriteria Penafsiran Keterangan
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600sampai dengan 0,799 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Cukup tinggi
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah (tidak valid)
Riduwan (2010:98) Untuk memudahkan perhitungan, maka peneliti akan menggunakan Program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18.00. Nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji dua sisi pada taraf signifikasi 0,05. Menurut Wibowo (2012:37) menjelaskan bahwa kriteria diterima dan tidaknya suatu data valid atau tidak, jika:
a. Jika r hitung r tabel (uji dua sisi dengan sig 0,050) maka item-item pada pertanyaan dinyatakan berkorelasi signifikan terhadap skor total item tersebut, maka item dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig 0,050) maka item-item pada pertanyaan dinyatakan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total item tersebut, maka item dinyatakan tidak valid.
a. Uji Validitas Variabel X (Interaksi Sosial Siswa) 1) Klik Start, buka program SPSS 18.00.
Gambar 3.3 Menu Start SPSS 18.00 2) Klik Variable View
Pada kolom Name ketik X1 sampai X40, kemudian terakhir ketikan jumlah. Pada kolom Label diisi dengan item1 sampai item40, kemudian terakhir ketikan jumlah. Pada kotak Value untuk pernyataan positif masukan 1=”Tidak
Pernah”, 2=”Kadang-kadang, 3=”Sering”, 4=”Selalu”. Sedangkan untuk
pernyataan negatif masukan 1=”Selalu”, 2=”Sering”, 3=”Kadang-kadang”,
4=”Tidak Pernah”. Pada kolom Measure pilih Ordinal. Hasil pembuatan Vaiable View adalah sebagai berikut:
3) Klik Data View
Kemudian masukan semua skor angket. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.5 Hasil Input Data Variabel X
4) Klik Analyze -> Correlate ->Bivariate. Klik semua skor dan jumlah. Lau ketik Variebles. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations,
sebagai berikut:
5) Klik Ok, dan akan terbuka hasil sebagai berikut:
Gambar 3.7 Output Correlatios Variabel X
Hasil pengujian yang diambil adalah r hitung yang terdapat pada kolom paling bawah (kolom jumlah). Kemudian dibandingkan dengan harga kritik dari r product moment. Untuk hasil validitas akan diinterpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Uji Validitas Angket Interaksi Sosial No.
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
(a) (b) (c) (d)
1 0,230 0,334 Tidak Valid
2 0,361 0,334 Valid
3 0,428 0,334 Valid
4 -0,062 0,334 Tidak Valid
5 0,510 0,334 Valid
6 0,419 0,334 Valid
Lanjutan Tabel 3.6
(a) (b) (c) (d)
8 0,352 0,334 Valid
9 0,360 0,334 Valid
10 -0,165 0,334 Valid
11 0,525 0,334 Valid
12 0,391 0,334 Valid
13 0,585 0,334 Valid
14 0,548 0,334 Valid
15 0,535 0,334 Valid
16 0,482 0,334 Valid
17 0,189 0,334 Tidak Valid
18 0,127 0,334 Tidak Valid
19 -0,320 0,334 Tidak Valid
20 0,130 0,334 Tidak Valid
21 0,192 0,334 Tidak Valid
22 0,429 0,334 Valid
23 0,243 0,334 Tidak Valid
24 0,498 0,334 Valid
25 0,271 0,334 Tidak Valid
Lanjutan Tabel 3.6
(a) (b) (c) (d)
27 0,374 0,334 Valid
28 0,160 0,334 Tidak Valid
29 0,483 0,334 Valid
30 0,326 0,334 Tidak Valid
31 -0,213 0,334 Tidak Valid
32 0,246 0,334 Tidak Valid
33 0,043 0,334 Tidak Valid
34 0,649 0,334 Valid
35 0,200 0,334 Tidak Valid
36 -0,161 0,334 Tidak Valid
37 0,501 0,334 Valid
38 0,522 0,334 Valid
39 0,588 0,334 Valid
40 0,043 0,334 Tidak Valid
Dari hasil perhitungan menggunakan program SPSS versi 18.00., pada output dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total yang
b. Uji Validitas Variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa)
Untuk uji validitas variabel Y caranya sama dengan uji validitas variabel X. Yakni dengan menggunakan pr ogram SPSS 18.00. , yang berbeda adalah data. Untuk langkah input di Variable View, data yang dimasukan adalah skor total Variabel Y. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Uji Validitas Angket Aktivitas Belajar No.
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
(a) (b) (c) (d)
1 0,548 0,334 Valid
2 0,542 0,334 Valid
3 0,221 0,334 Tidak valid
4 0,325 0,334 Tidak valid
5 0,421 0,334 Valid
6 0,353 0,334 Valid
7 -0,095 0,334 Tidak valid
8 0,633 0,334 Valid
9 0,131 0,334 Tidak valid
10 0,497 0,334 Valid
11 0,501 0,334 Valid
12 0,343 0,334 Valid
13 0,275 0,334 Tidak valid
14 0,131 0,334 Tidak valid
Lanjutan Tabel 3.7
(a) (b) (c) (d)
16 0,117 0,334 Tidak valid
17 0,423 0,334 Valid
18 0,548 0,334 Valid
19 0,417 0,334 Valid
20 0,463 0,334 Valid
21 0,357 0,334 Valid
22 0,167 0,334 Tidak Valid
23 0,525 0,334 Valid
24 0,273 0,334 Tidak Valid
25 0,338 0,334 Tidak Valid
26 0,521 0,334 Valid
27 0,251 0,334 Tidak Valid
28 0,272 0,334 Tidak Valid
29 0,199 0,334 Tidak valid
30 0,534 0,334 Valid
31 0,584 0,334 Valid
32 0,329 0,334 Tidak Valid
33 0,232 0,334 Tidak Valid
34 0,495 0,334 Valid
35 0,463 0,334 Valid
Lanjutan Tabel 3.7
Dari hasil perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS 18.00., pada output dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total yang terdapat pada kolom paling bawah (jumlah) yaitu Pearson Correlation. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel. r tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi (two tailed) dan jumlah data (N) = 35, maka didapat r tabel sebesar 0,334. Hasil perhitungan uji validitas menyatakan bahwa nomor item 3, 4, 7, 10, 14, 15, 17, 22, 25, 28, 29, 30, 32, dan 33 kurang dari 0,334 maka dapat disimpulkan bahwa keempat belas item yang memiliki r hitung kurang dari 0,334 di atas, dinyatakan tidak valid dan 26 item dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan (keajegan) alat pengumpul data (instrumen yang digunakan) baik angket untuk mengukur interaksi sosial siswa maupun untuk mengukur aktivitas belajar siswa digunakan rumus Alpha. Dengan rumus:
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item Stσ = Varians total
Untuk menentukan tingkat reabilitas, digunakan kriteria dari Guilford, sebagai berikut :
Tabel 3.8
Klasifikasi Guilford untuk Derajat Reliabilitas
Nilai Koefisien Keterangan
< 0,20 Derajat reliabilitas hampir ada
0,21-0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,41-0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,71-0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,91-1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali
1,00 Derajat reliabilitas sempurna
Suryana dan Priatna (2007:223) Selanjutnya, untuk memudahkan dalam penghitungan maka peneliti akan menggunakan Program SPSS 18.00. Wibowo (2012:53) mengemukakan bahwa,
“Kriteria diterima dan tidaknya suatu data reliabel atau tidak jika; nilai alpha (Cronbach Alpha) lebih besar daripada nilai kritis product moment atau nilai r
tabel”. Adapun langkah-langkah uji reliabilitas data menggunakan SPSS 18.00 adalah sebagai berikut:
a. Uji Reliabilitas Variabel X (Interaksi Sosial Siswa) 1) Klik Start, All program, SPSS 18.00.
2) Klik Analyze -> Scale -> Reliability Analysis.Maka akan terbuka tampilan seperti berikut:
Gambar 3.9 Pilihan Menu Reliability Analysis
3) Klik Reliability Analysis, maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
Gambar 3.10 Kotak dialog Reliability Analysis
Gambar 3.11 Kotak dialog Reliability Analysis Statistic 5) Klik Continue lalu Ok. Maka hasil output akan keluar sebagai berikut:
Gambar 3.12 Output Reliability Analysis
Tabel 3.9
Reliability Statistics Interaksi Sosial
Cronbach's Alpha N of Items
,729 40
Dari tabel di atas dapat diketahui, nilai Cronbach’s Alpha variabel X adalah 0,729. Apabila diinterpretasikan dengan klasifikasi Guilford untuk derajat reliabilitas maka item-item pertanyaan variabel X (interaksi sosial) berada pada derajat reliabilitas tinggi. Namun untuk mengetahui tingkat reliabilitas tiap item secara lebih rinci, nilai alpha cronbach dapat dibandingkan dengan nilai cronbach’s alpha if item deleted pada tabel output item total statistics. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.10
Lanjutan Tabel 3.10
(a) (b) (c) (d)
10 0,729 0,745 Tidak Reliabel
11 0,729 0,710 Reliabel
12 0,729 0,718 Reliabel
13 0,729 0,706 Reliabel
14 0,729 0,709 Reliabel
15 0,729 0,711 Reliabel
16 0,729 0,714 Reliabel
17 0,729 0,729 Tidak Reliabel
18 0,729 0,731 Tidak Reliabel
19 0,729 0,749 Tidak Reliabel
20 0,729 0,729 Tidak Reliabel
21 0,729 0,728 Reliabel
22 0,729 0,716 Reliabel
23 0,729 0,725 Reliabel
24 0,729 0,711 Reliabel
25 0,729 0,725 Reliabel
26 0,729 0,730 Tidak Reliabel
27 0,729 0,719 Reliabel
28 0,729 0,729 Tidak Reliabel
29 0,729 0,712 Reliabel
Lanjutan Tabel 3.10
(a) (b) (c) (d)
31 0,729 0,749 Tidak Reliabel
32 0,729 0,726 Reliabel
33 0,729 0,735 Tidak Reliabel
34 0,729 0,706 Reliabel
35 0,729 0,728 Reliabel
36 0,729 0,746 Tidak Reliabel
37 0,729 0,712 Reliabel
38 0,729 0,711 Reliabel
39 0,729 0,707 Reliabel
40 0,729 0,739 Tidak Reliabel
Dari hasil perhitungan menggunakan program SPSS 18.00., pada output dapat diketahui nilai Apha Crobanch sebesar 0,729 dan nilai Alpha if item deleted. Nilai Kemudian nilai Apha Crobanch dibandingkan dengan nilai Alpha if item deleted . Untuk nomor item 4, 10, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 31, 33, 36 , dan 40 lebih
dari 0,729 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut dinyatakan tidak reliabel dan 28 item lainnya dinyatakan reliabel.
b. Uji Reliabilitas Variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa)
Untuk uji reliabilitas variabel Y caranya hampir sama dengan uji reliabilitas variabel X. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Reliability Statistics Aktivitas Belajar
Cronbach's Alpha N of Items
Dari tabel 3.11 di atas dapat diketahui, nilai Cronbach’s Alpha variabel Y adalah 0,841. Apabila diinterpretasikan dengan klasifikasi Guilford untuk derajat reliabilitas maka item-item pertanyaan variabel Y (aktivitas belajar) berada pada derajat reliabilitas tinggi. Namun untuk mengetahui tingkat reliabilitas tiap item secara lebih rinci, nilai alpha cronbach dapat dibandingkan dengan nilai cronbach’s alpha if item deleted pada tabel output item total statistics. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.12
Lanjutan Tabel 3.12
(a) (b) (c) (d)
14 0,841 0,842 Tidak Reliabel
15 0,841 0,833 Reliabel
16 0,841 0,845 Tidak Reliabel
17 0,841 0,836 Reliabel
18 0,841 0,832 Reliabel
19 0,841 0,836 Reliabel
20 0,841 0,835 Reliabel
21 0,841 0,838 Reliabel
22 0,841 0,842 Tidak Reliabel
23 0,841 0,833 Reliabel
24 0,841 0,839 Reliabel
25 0,841 0,838 Reliabel
26 0,841 0,833 Reliabel
27 0,841 0,84 Reliabel
28 0,841 0,84 Reliabel
29 0,841 0,842 Tidak Reliabel
30 0,841 0,833 Reliabel
31 0,841 0,831 Reliabel
32 0,841 0,838 Reliabel
33 0,841 0,841 Tidak Reliabel
Lanjutan Tabel 3.12
Dari hasil perhitungan menggunakan program SPSS 18.00., pada output dapat diketahui nilai Apha Crobanch sebesar 0,841 dan nilai Alpha if item deleted. Kemudian nilai Apha Crobanch dibandingkan dengan nilai Alpha if item deleted . Untuk nomor item 3, 7, 9, 13, 14, 16, 22, 29, 33 lebih dari 0,841 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut dinyatakan tidak reliabel dan 31 item lainnya dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket (untuk mengetahui interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah dengan teman sebayanya) dan angket (untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran) pada siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu juga digunakan wawancara untuk mengetahui informasi interaksi sosial dan aktivitas belajar siswa dari guru kelas VI SD Negeri Salebu. Adapun penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagi berikut:
1. Angket
Sebagaimana dikemukakan oleh Bagong Suyanto dan Karnaji (2006:60) bahwa:
memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya.
Pada penelitian ini angket digunakan sebagai alat pengumpul data untuk memperoleh data dari responden mengenai bagaimana kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial baik di dalam maupun di luar pembelajaran. Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data siperkirakan cukup efektif dan efisien karena membuat keleluasaan pada responden untuk menjawab pertanyaan angket sesuai dengan yang mereka alami.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan bangun item cheklist. Cara ini dianggap praktis dan memudahkan responden dalam proses pengisiannya.
2. Wawancara
Sebagaimana dikemukakan Riduwan (2010:74) bahwa “Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dilakukan dengan cara tulis kepada responden untuk
dijawabnya”. Pada penelitian ini wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data untuk memperoleh data dari guru mengenai bagaimana kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial, baik di dalam maupun di luar pembelajaran serta bagaimana aktivitas belajar siswa.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, karena peneliti hanya memuat garis besar dimensi dari variabel-variabel yang akan ditanyakan. Penggunaan teknik wawancara ini diperkirakan akan mampu menggali data yang dapat dibutuhkan dalam penelitian ini. Hal ini, dilakukan karena guru merupakan sumber yang paling tepat dan mengetahui perkembangan interaksi sosial serta aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang akan digunakan adalah foto dari setiap kegiatan siswa baik dalam berinteraksi sosial maupun aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran di kelas VI SD Negeri Salebu dan juga dokumen yang menunjang penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menunjang proses penelitian agar dapat diamati perbedaan dari proses yang terjadi.
H.Analisis Data
Untuk menganalisis dan menginterpretasi data yang diperoleh, analisis statistik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Wibowo (2012:24) mengemukakan bahwa, “Statistik deskriptif adalah
statistik yang menjelaskan suatu data yang telah dikumpulkan dan diringkas pada aspek-aspek penting berkaitan dengan data tersebut”. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai,minimun, maximum, mean, median, modus, dan frekuensi dari masing-masing variabel. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Interval Kategori
Menurut Rakhmat dan Solehudin dalam Agustina (2012:78) mengemukakan bahwa, langkah pertama dalam menentukan interval kategori yakni harus menentukan nilai Xideal, X rata-rata, Sideal. Perhitungannya adalah
sebagai berikut: 1) Perhitungan Xideal
Xideal = Item instrumen × skor masksimal
2) Perhitungan ideal
ideal = × Xideal
Perhitungan Sideal
Sedangkan perhitungan interval kategori interaksi sosialnya adalah sebagai berikut:
1) Sangat Tinggi = X ≥ + 1,5 Sideal
2) Tinggi = ideal+0,5 Sideal≤ X < ideal + 1,5 Sideal
3) Sedang = ideal - 0,5 Sideal ≤ X< ideal + 0,5Sideal\
4) Rendah = ideal - 1,5 Sideal ≤ < ideal - 0,5 Sideal
5) Sangat Rendah = X < ideal - 1,5 Sideal
b. Menentukan Nilai Statistik Deskriptif
Penentuan nilai statistik deskriptif meliputi nilai mean, median, modus, minimum, dan maximum dilakukan mengetahui seberapa besar pencapain kemampuan interaksi sosial dan aktivitas belajar siswa SD Negeri Salebu. Dalam penentuan nilai mean, median, modus, minimum, dan maksimum. Peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18.00. Dari hasil pengolahan statistik deskriptif ini akan terlihat perbandingan pencapaian masing-masing variabel. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Klik Start, buka program SPSS 18.00.
2) Edit Data View untuk mengubah Name Var 001 (Interaksi Sosial) dan Var002 (Aktivitas Belajar). Selanjutnya masukan data yang telah ditabulasikan ke dalam variabel X dan Y ke dalam Variable View. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.14 Data View Descriptive Statistic
3) Klik Analyze -> Descriptive Statistics -> Frequencies. Akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
4) Pindahkan kedua variabel ke kotak sebelah kanan. Lalu klik Statistics, centang quartiles, mean, media, mode, sum, minimum, dan maximum, yang lainnya abaikan. Lalu continue, maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
Gambar 3.16 Kotak Dialog Frequencies Statistics 5) Klik Chart, lalu centang histogram. Berikut kotak dialog histogram:
6) Maka akan didapat output seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.18 Output Statistics
Gambar 3.19 Output Histogram
2. Analisis Inferensial a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik.
Data yang perlu diuji normalitas pada penelitian ini adalah dua kelompok yaitu: kelompok data (X) untuk variabel interaksi sosial dan data (Y) untuk variabel aktivitas belajar siswa.
Untuk memudahkan dalam perhitungan peneliti akan menggunakan program SPSS.18.00. dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan Histogram Regression Ressidual yang sudah distandarkan dengan output berupa diagram dan yang kedua menggunakan nilai Kolmogorov-Smirnov dengan hasil berupa angka, pengujiannya menggunakan nilai probability sig (two
talied) > atau dengan kata lain sig>0,05. Untuk cara yang pertama langkahnya
akan dibahas pada uji regresi linier sederhana. Untuk cara yang kedua adalah sebagai berikut:
1) Klik Start, buka program SPSS 18.00.Klik Variable View
Edit name kemudian beri nama interaksi sosial dan aktivitas belajar.
2) Masukan (copy) data variabel Y dan variabel Y ke dalam data view. Maka hasilnya sebagai berikut:
Gambar 3.21 Edit Data View untuk Uji Normalitas
3) Klik Analyze -> Nonparametric Test -> Legacy Dialog -> 1-sample K-S. Hasilnya sebagai berikut:
4) Selanjutnya akan terbuka kotak dialog seperti di bawah ini:
Gambar 3.23 Kotak Dialog One Sample Kolmogorov Smirnov Test 5) Kemudian akan mucul output seperti di bawah ini:
b. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana ini adalah analisis tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan satu variabel independen. Menurut Arikunto
(2006:295) bahwa, “Analisis regresi digunakan untuk meramalkan suatu variabel dari kedua variabel yang telah diketahui”. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut: kurva) maka nilai Y dapat dicari untuk nilai X yang diketahui. Manfaat dari garis regresi adalah untuk memperkirakan nilai variabel terikat dari variabel bebas jika variabel bebas telah diketahui.
Menurut Arikunto (2007:296) bahwa dalam analisis regresi ada tiga rukun dasar yang harus dicari yaitu:
(a) Garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan atara variabel-variabel itu.
(b) Standar error of estimate, yaitu harga yang mengukur pemecahan
tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya. Atau merupakan penyimpangan standar dari harga-harga dependen (Y) terhadap garis regresinya.
(c) Koefisien korelasi (r) yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan antara variabel-variabel itu.
Tabel 3.13 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 samapai dengan 0,800 Antara 0,400 samapai dengan 0,600 Antara 0,200 samapai dengan 0,400 Antara 0,000 samapai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak Rendah
Rendah
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi untuk mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus:
Keterangan: t hitung = Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel
Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan program SPSS 18.00. langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Buka program SPSS 18.00.
2) Masukan data seperti pada data uji normalitas ke dalam SPSS satu persatu , lalu berilah label dengan klik variable view pada bagian kiri bawah. Lalu Interaksi Sosial pada VAR0001, Aktivitas Belajar pada VAR002.
3) Lalu klik Analyze-> Regretion->Linear. Hasilnya seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3.25 Pilihan Menu Regression Linier
Gambar 3.26 Kotak Dialog Linier Regression
5) Klik Statistics. Maka akan muncul kotak dialog Linier Regression Statistics. Centang Estimates, Model If dan R squared change. Maka hasilnya sebagai berikut:
6) Klik Plots, centang Normal Probability Plots, akan tampil gambar seperti berikut:
Gambar 3.28 Kotak Dialog Linier Regression Plots 7) Klik OK. Maka akan keluar output seperti di bawah ini:
Melalui analisis regresi linier sederhana maka akan diketahui nilai R (koefisien korelasi), koefisien determinasi (R2), persamaan regresi dan garis regresi.
2) Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : ρ = 0 (berarti tidak ada pengaruh)
Ha : ρ ≠ 0 (berarti ada pengaruh)
Keterangan:
ρ = Koefisien korelasi antara interaksi sosial dan aktivitas belajar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Interaksi sosial siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya berada pada kategori tinggi berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik deskriptif. Dengan kata lain, sebagian besar siswa kelas VI Negeri Salebu memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik.
2. Aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya memiliki tingkat kategori tinggi berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik deskriptif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa kelas VI Negeri Salebu memiliki aktivitas belajar yang baik.
3. Pengaruh interaksi sosial terhadap aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya berada pada kategori tinggi berdasarkan kriteria interpretasi nilai r. Selain itu, uji hipotesis penelitian ini menunjukan bahwa dalam penelitian terdapat pengaruh yang positif dari interaksi sosial siswa terhadap aktivitas belajar siswa. Jadi, apabila guru meningkatkan interaksi sosial siswa maka secara otomatis aktivitas belajar siswa pun akan meningkat.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, penulis mengajukan saran sebagai berikut:
dan problem solving, karena hal ini akan berguna baik bagi kehidupn di sekolah maupun kehidupan di masyarakat.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan dan kondisi siswa. Yakni mulai dari jenis kepekaan yang dimiliki, tingkat kemampuan interaksi sosial, potensi, dan minat yang sesuai dengan karakteristik siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
A.M., Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Anggota IKAPI. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas. Bandung: Fokusmedia.
Ardiwinata, Jajat S. Hufad, A. (2007). Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Boeree, Goerge. (2006). Dasar-dasar Psikologi Sosial. Jogjakarta: Prismashopie. Effendi, Ridwan. Malihah, Elly. (2011). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya,
dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Haryanto. (2011). Bentuk-bentuk Interaksi Sosial. [ Online ]. Tersedia: http:
//belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/[15 Januari 2013] Hermawan, R., Mojono, Suherman A.( 2007). Metode Penelitian SD. Bandung:
UPI Press.
Iskandar, J. (2011). Teori Sosial. Bandung: Puspaga.
Makmun, A.S. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mikarsa, H.L., Taufik, A., Prianto, P.L. (2009). Pendidikan Anak di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Rahayu, F.A. (2012). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran IPA pada Program Latihan Profesi Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Sapriya. Nurdin, S. Susilawati. (2008). Konsep dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.
Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
Sumantri, M., Syaodih, N. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaripudin, T. Kurniasih. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.
Wibowo, A.E. dan Djojo, A. (Eds). (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.