TENTANG
a. bahwa
untuk
menjamin
ketersediaan,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan
umum/dasar yang diberikan oleh rumah sakit
umum daerah Bima kepada masyarakat secara
merata, perlu ditetapkan standar pelayanan
minimal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan
Minimal pada Rumah Sakit Umum Daerah Bima;
1.
UndangUndang Nomor 69 Tahun
1958 tentang Pembentukan DaerahDaerah Tingkat II
Dalam Wilayah DaerahDaerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1655);
2.
UndangUndang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4484);
5.
UndangUndang Nomor 33 Tahun
2004 tetang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3348);
6.
UndangUndang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
7.
UndangUndang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) ;
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
10.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
11.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011;
Menetapkan
:
14.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang jasa pada Badan Layanan Umum;
15.
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 703/ MENKES/SK/IX/2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa pada Instansi Pemerintah Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di
Lingkungan Departemen Kesehatan;
16.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima
Nomor 6 Tahun 2008 tentang PokokPokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten
Bima Tahun 2008 Nomor 2,Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Bima Nomor 25);
18.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan,
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah
Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 3 Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 26)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2010;
19.
Peraturan Bupati Bima Nomor 27
Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI
BIMA
TENTANG STANDAR
PELAYANAN MINIMAL PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BIMA.
3. Sekretaris Daerah adalah sekretaris daerah Kabupaten
Bima.
4. Rumah Sakit Umum Daerah adalah rumah sakit
umum daerah Bima yang menerapkan PPKBLUD di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima.
5. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya
disebut BLUD, adalah Rumah Sakit Umum Daerah
sebagai satuan kerja perangkat daerah yang
menerapkan PPKBLUD.
6. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disebut
SPM adalah spesifikasi teknis tentang tolak ukur
layanan minimal yang diberikan oleh rumah sakit
umum daerah kepada masyarakat.
7. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, yang selanjutnya disebut PPKBLUD, adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktekpraktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.
8. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya
disebut RBA, adalah dokumen perencanaan bisnis dan
penganggaran yang berisi program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran suatu BLUD.
9. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD
yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan
pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang
bersangkutan.
(1) SPM disusun dengan maksud untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan
umum/dasar yang diberikan oleh RSUD kepada
masyarakat secara merata.
(2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan,
dan kesetaraan layanan serta kemudahan untuk
mendapatkan layanan.
s. Pencegahan Pengendalian Infeksi; dan
t. Pelayanan lainnya.
(3) Untuk jenis pelayanan lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf t meliputi pelayanan keamanan,
laundry, dan pelayanan pemulasaran jenazah.
(4) SPM untuk jenis pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan keputusan
direktur.
Pasal 5
SPM untuk jenis pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan peraturan
Bupati ini.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 6
(1) Bupati melakukan pembinaan pada RSUD dalam
penerapan SPM.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa fasilitasi, pemberian orientasi umum, petunjuk
teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan
atau bantuan teknis lainnya yang mencakup:
a. perhitungan sumber daya dan dana yang
dibutuhkan untuk mencapai SPM, termasuk
kesenjangan pembiayaannya;
b. penyusunan rencana pencapaian SPM dan
penetapan target tahunan pencapaian SPM;
c. penilaian prestasi kerja pencapaian SPM; dan
d. pelaporan prestasi kerja pencapaian SPM;
Pasal 7
PENGKAJIAN ULANG, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal 8
Bupati melaksanakan pengkajian ulang dan evaluasi atas
penerapan SPM oleh RSUD dalam rangka menjamin akses
dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat.
Pasal 9
Direktur memberikan laporan atas penerapan SPM kepada
Bupati melalui sekretaris Daerah minimal 1 (satu) kali
dalam 6 (enam) bulan.
BAB VI
PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 10
(1) Bupati memberikan penghargaan pada RSUD yang
berhasil mencapai SPM dengan baik dalam batas
waktu yang ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Sekretaris daerah.
(2) Bupati dapat memberikan sanksi pada RSUD yang
tidak berhasil mencapai SPM dengan baik dalam batas
waktu yang ditetapkan berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Bima.
Ditetapkan di
: Bima
pada tanggal
: 30 Desember 2013
BUPATI BIMA,
ttd
H. FERRY ZULKARNAIN
Diundangkan di Bima
pada tanggal 30 Desember 2013
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA
ttd
Drs. H. ABDUL WAHAB
NIP.195712221986111001
PEMBINA UTAMA MUDA (IVc)
BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2013 NOMOR 228
LAMPIRAN : PERATUARAN BUPATI BIMA NOMOR : 2013
TANGGAL : 2013
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RSUD BIMA
3. Pelayanan rawat inap 4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi 6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik 9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi 11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah 13. Pelayanan keluarga miskin 14. Pelayanan rekam medis 15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen 17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Gawat Darurat Input 1. Kemampuan menangani life saving
anak dan dewasa
100 % 3 tahun Kepala IGD
2. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
100% 3 tahun Kasi Diklat
3. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
1 (satu) tim 3 Bulan Kepala IGD
Proses 4. Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam 1 Bulan Kepala IGD
5. Kecepatan pelayanan Dokter di Instalasi Gawat Darurat (respons time)
≤5 menit terlayani setelah pasien datang
1 tahun Kepala IGD
6. Tidak adanya keharusan membayar uang muka
100% 1 Bulan Kepala IGD
Output 8. Kematian pasien di IGD (≤ 8 jam) ≤ 2 perseribu 3 tahun Kepala IGD 2. Rawat Jalan Input 1. Pemberi Pelayanan di Poliklinik
Spesialis dokter spesialis
100 % 3 tahun Kepala IRJ
2. Ketersediaan Pelayanan di Poliklinik Sesuai dengan jenis dan Klasifikasi RS
5 tahun Kepala IRJ
Proses 3. Buka pelayanan sesuai ketentuan 08.00 s/d 13.00 Wita Setiap hari kerja kecuali Jum’at : 08.00 – 11.00 Wita
100% 1 tahun Kepala IRJ
4. Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit 1 tahun Kepala IRJ
5. Penegakkan diagnosis TB di rawat jalan melalui pemeriksaan mikroskop TB
60 % 2 tahun Kepala IRJ
6. Ketersediaan Pelayanan VCT (HIV) Tersedia dengan tenaga terlatih
1 tahun Kepala IRJ
Output 7. Peresepan obat sesuai formularium 100 % 2 tahun Kepala IRJ
Outcome 9. Kepuasan Pelanggan ≥90 % 2 tahun Kepala IRJ 3. Rawat Inap Input 1. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap 1. a. Anak
b. PenyDalam c. Kebidanan d. Bedah
1 tahun Kepala IRI
2. Pemberi pelayanan di Rawat Inap (dokter spesialis dan tenaga perawat yang minimal berijazah D3)
100 % 1 tahun Kabid
Pelayanan
3. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
100 % 1 tahun Kepala IRI
4. Tempat tidur dengan pengaman 100 % 5 tahun Kepala IRI
5. Kamar mandi dengan pengaman pegangan tangan
100 % 5 tahun Kepala IRI
Proses 6. Jam Visite Dokter Spesialis sesuai ketentuan (Jam 08.00 -14.00 wita)
7. Kejadian Infeksi Nosokomial ≤1,5 % 5 tahun Kabid Keperawatan
8. Kejadian infeksi paska operasi ≤1,5 % 5 tahun Kabid
pelayanan 9. Tidak adanya kejadian Pasien jatuh
yang berakibat kecacatan /kematian
90 % 3 tahun Kabid
keperawatan 10. Pasien rawat inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
100 % 3 tahun Kepala
instalasi rawat inap
11. Pencatatan dan pelaporan TB di RS ≥ 60% 3 tahun Kepala instalasi rawat inap
Output 12. Kematian pasien > 48 jam ≤ 0,24 % 3 tahun Kabid
pelayanan
13. Kejadian pulang paksa ≤ 5 % 3 tahun Kepala
Outcome 14. Kepuasan pelanggan ≥ 90 % 1 tahun Kepala instalasi rawat inap
4. Bedah Sentral Input 1. Ketersediaan tim operator Sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit
1 tahun Ka. Ruang Operasi
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang operasi
Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit
3 tahun Ka Bid Penunjang dan SDM
3. Kemampuan melakukan tindakan operatif
Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit dan unggulan rumah sakit
1 tahun Ka. Ruang Operasi
Proses 4. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari 2 tahun Ka . Bid
5. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
100 % 2 tahun Ka. Ruang
Operasi 6. Tidak adanya kejadian operasi salah
orang
100 % 2 tahun Ka. Ruang
Operasi
7. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
100 % 3 tahun Ka. Ruang
Operasi 8. Tidak adanya kejadian tertinggalnya
benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi
100 % 2 tahun Ka. Ruang
Operasi
9. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan endotracheal tube
≤ 6 % 2 tahun Koordinator
Anestesi
Output 10. Kejadian kematian di meja operasi ≤ 1 % 2 tahun Ka. Ruang Operasi
Outcome 11. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % Ka. Ruang
5. Persalinan dan Perinatologi
Input 1. Pemberi pelayanan persalinan normal (dokter spesialis.Obtestri Ginekolog, dokter umum terlatih asuhan persalinan normal dan bidan)
100 % 2 tahun Ka Instalasi
Rawat Inap
2. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Tim PONEK 3 tahun Ka SMF
Obsgyn
3. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi : (dokter Sp.OG, dokter Sp.A, dokter Sp.An)
100 % 3 tahun Ka. Instalasi
Rawat Inap
4. Kemampuan menangani BBLR1500 -2500 gr
100% 3 tahun Kepala Ruang
anak
Proses 5. Pertolongan Persalinan normal Sesuai APN 3 tahun Kepala Kamar
Bersalin
6. Pertolongan persalinan melalui seksio caesaria non rujukan
≤ 20 % (untuk pasien bukan rujukan), ≤
3 tahun Ka SMF
35 % total
7. Keluarga Berencana
a. Persentase KB (vasektomi & tubektomi) dilakukan oleh dr.Sp.Og dan dr Umum terlatih
b. Persentase peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap bidan terlatih
100 % Output 8. Kejadian kematian ibu persalinan
karena :
2 tahun Kabid
pelayanan
Outcome 9. Kepuasan Pasien ≥ 80% 1 tahun Ka. Ruang
Kamar Bersalin 6. Perawatan
Intensif
Input 1. Pemberi pelayanan Sesuai klasifikasi
rumah sakit dan standar ICU
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang ICU
Sesuai klasifikasi rumah sakit dan standar ICU
5 tahun Kabid Penunjang dan SDM 3. Ketersediaan tempat tidur dengan
monitoring dan ventilator
Sesuai klasifikasi rumah sakit dan standar ICU
5 tahun Kabid Penunjang dan SDM 4. Kepatuhan terhadap hand hygiene 100 % 5 tahun Kepala Bidang
Keperawatan
5. Kejadian infeksi nosokomial Masukan dari IDSAI atau PPI RS ≤ 1,5%
5 tahun Kepala Bidang Keperawatan Output 6. Rata-rata Pasien yang kembali ke
perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
≤ 3 % 2 tahun Kepala Bidang
Pelayanan
Outcome 7. Kepuasan pelanggan ≥ 70 % 2 tahun Dokter
7. Radiologi Input 1. Pemberi pelayanan radiologi Dokter spesialis radiologi
Radiografer (sesuai persyaratan kelas rumah sakit)
2 tahun Kabid
Pelayanan
Proses 2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan radiologi
Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
2 tahun Kabid Penunjang dan SDM 3. Waktu tunggu hasil pelayanan foto
thorax
≤ 3 jam 1 tahun Ka Instalasi
Radiologi
4. Kerusakan foto ≤ 2 % 3 tahun Ka Instalasi
Radiologi 5. Tidak terjadinya kesalahan pemberian
label
100 % 1 tahun Ka Instalasi
Radiologi Output 6. Pelaksana Ekspertisi hasil
pemeriksaan radiologi
Dokter spesialis radiologi
3 tahun Kabid
Outcome 7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 2 tahun Ka.Radiologi 8. Laboratorium
Patologi Klinik
Input 1. Pemberi pelayanan laboratorium patologi klinik
Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
3 tahun Kabid
Pelayanan
2. Fasilitas dan peralatan laboratorium patologi klinik
Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
3 tahun Kabid Penunjang dan SDM Proses 3. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium patologi klinik
≤ 140 menit 3 tahun Kepala
Laboratorium 4. Tidak adanya kejadian tertukar
specimen pemeriksaan
100% 1 tahun Kepala
Laboratorium Laboratorium 5. Kemampuan melakukan pentapisan
(screening) HIV – AIDS
100% 3 tahun Kepala UTD
konseling
6. Kemampuan Mikroskopis TB Paru Tersedia tenaga, peralatan, dan reagen untuk pemeriksaan mikroskopis tuberculosis
2 tahun Kepala
Laboratorium
Output 7. Ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Dokter spesialis patologi klinik
4 tahun Kabid
Pelayanan 8. Tidak adanya kesalahan pemberian
hasil pemeriksaan laboratorium
100 % 1 tahun Kepala
Laboratorium
9. Kesesuaian hasil pemeriksaan baku mutu eksternal
100% 5 tahun Kepala
Laboratorium
Outcome 10. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 3 tahun Kepala
rahabilitasi medik
kelas rumah sakit Pelayanan
2. Fasilitas dan peralatan rehabilitasi medik
Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
5 tahun Kabid
Penunjang dan SDM Proses 3. Tidak adanya kejadian kesalahan
tindakan rehabilitasi medik
100 % 3 tahun Ka
Rehabilitasi Medik 4. Kejadian Drop Out pasien terhadap
pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan
≤ 50 % 4 tahun Ka.
Rehabilitasi Medik
Outcome 5. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 3 tahun Ka
Rehabilitasi Medik 10. Pelayanan
Farmasi
Input 1. Pemberi pelayanan farmasi Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
1 tahun Ka Instalasi Farmasi 2. Fasilitas dan peralatan pelayanan
farmasi
Sesuai persyaratan kelas rumah sakit
3. Ketersediaan formularium Tersedia dan updated paling lama 3 thn
1 tahun Ka Instalasi Farmasi
Proses 4. Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit 1 tahun Ka Instalasi Farmasi 5. Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 60 menit 1 tahun Ka Instalasi
Farmasi Output 6. Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian obat
100 % 1 tahun Ka Instalasi
Farmasi
Outcome 7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 1 tahun Ka Instalasi
Farmasi 11. Pelayanan Gizi Input 1. Pemberi pelayanan gizi Sesuai dengan
penghitungan pola ketenagaan
2 tahun Ka Instalasi Gizi
Proses 3. Ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien
≥ 90 % 1 tahun Ka Instalasi
Gizi Output 4. Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian diit
100 % 2 tahun Ka Instalasi
Gizi 5. Sisa makanan yang tidak dimakan oleh
pasien
≤ 20 % 3 tahun Ka Instalasi
Gizi
Outcome 6. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 3 tahun Ka Instalasi
Gizi 12. Pelayanan
Transfusi darah
Input 1. Tenaga penyedia pelayanan bank darah rumah sakit
Sesuai standar BDRS
1 tahun Kabid
Pelayanan 2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan
bank darah rumah sakit
Sesuai standar BDRS
1 tahun Kabid
Penunjang dan SDM
Proses 3. Kejadian reaksi transfusi ≤ 0,01 % 1 tahun Ka.Instalasi
Rawat Inap
pelayanan transfuse di rumah sakit
Outcome 5. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 1 tahun Kepala UTD
13. Pelayanan pasien keluarga miskin
Input 1. Ketersediaan pelayanan untuk keluarga miskin
Tersedia 1 tahun Kabid
Pelayanan 2. Adanya kebijakan RS untuk pelayanan
keluarga miskin
Ada 1 tahun Kepala Tata
Usaha Proses 3. Waktu tunggu verifikasi kepesertaan
pasien keluarga miskin
≤ 15 menit 1 tahun Koordinator
verifikator Output 4. Tidak adanya biaya tambahan yang
ditagihkan pada keluarga miskin
100% 2 tahun Kabid
Pelayanan 5. Semua pasien keluarga miskin yang
dilayani
100% 1 tahun Kabid
Pelayanan
Outcome 6. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 2 tahun Kabid
Pelayanan 14. Pelayanan
Rekam Medik
Input 1. Pemberi pelayanan rekam medis Sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
3 tahun Ka Rekam
Proses 2. Waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
≤ 10 menit 1 tahun Ka Rekam
Medik 3. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik pelayanan rawat inap
≤ 15 menit 3 tahun Ka Rekam
Medik Output 4. Kelengkapan pengisian rekam medik
24 jam setelah selesai pelayanan
100 % 2 tahun Kabid
Pelayanan 5. Kelengkapan Informed Concent
setelah mendapatkan informasi yang jelas
100 % 1 tahun Kabid
pelayanan
Outcome 6. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 2 tahun Ka Rekam
Medik 15. Pengelolaan
Limbah
Input 1. Adanya penanggung jawab pengelola limbah rumah sakit
Adanya SK Direktur sesuai persyaratan klasifikasi RS
1 tahun Kabid
Penunjang dan SDM 2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan
pengelolaan limbah rumah sakit:padat, cair
Sesuai peraturan perundangan
3 tahun Kabid
Proses 3. Pengelolaan limbah cair Sesuai peraturan perundangan
5 tahun Kepala
Kesling 4. Pengelolaan limbah padat Sesuai peraturan
perundangan
5 tahun Kepala
Kesling Output 5. Baku mutu limbah cair a.BOD < 30 mg/l
b.COD < 80 mg/l c.TSS < 30 mg/l d.PH 6-9
5 tahun Kepala
Kesling
16. Administrasi dan Manajemen
Input 1. Kelengkapan pengisian jabatan sesuai persyaratan jabatan dalam struktur organisasi
≥ 90 % 2 tahun Ka Tata
Usaha
2. Adanya peraturan internal rumah sakit Ada 1 tahun Ka Tata Usaha 3. Adanya peraturan karyawan rumah
sakit
Ada 1 tahun Ka Tata
4. Adanya daftar urutan kepangkatan karyawan
Ada 1 tahun Ka Tata
Usaha 5. Adanya perencanaan strategi bisnis
rumah sakit
Ada 1 tahun Kasubag
Program dan Perencanaan 6. Adanya perencanaan pengembangan
SDM
Ada 1 tahun Ka Sie Diklat
Proses 7. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi
100 % 1 tahun Ka Tata
Usaha 8. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan
pangkat
100 % 1 tahun Kasubag
Kepegawaian
9. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
100 % 1 tahun Kasubag
Kepegawaian 10. Pelaksanaan rencana pengembangan
SDM
≥ 90 % 3 tahun Kabid
11. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
100 % 2 tahun Ka Sub Bag
Keuangan 12. Kecepatan waktu pemberian informasi
tagihan pasien rawat inap
≤ 2 jam 1 tahun Ka Sub Bag
Keuangan
Output 13. Cost recovery ≥ 60 % 1 tahun Ka Sub Bag
Keuangan 14. Kelengkapan pelaporan akuntabilitas
kinerja
100 % 5 tahun Ka Sub Bag
Keuangan 15. Karyawan mendapat pelatihan minimal
20 jam pertahun
≥ 60 % 4 tahun Kasi Diklat
16. Ketepatan waktu pemberian insentif sesuai kesepakatan waktu
100 % 1 tahun Ka Sub Bag
Keuangan 17. Pelayanan
Ambulan dan Mobil Jenazah
Input 1. Ketersediaan pelayanan ambulans dan mobil jenazah
24 jam 2 tahun Kabid
Penunjang dan SDM 2. Penyedia pelayanan ambulans dan
mobil jenazah
Supir ambulan terlatih
1 tahun Kabid
dan SDM 3. Ketersediaan mobil ambulans dan
mobil jenazah
Mobil Ambulans dan mobil jenazah terpisah
2 tahun Kabid
Penunjang dan SDM Proses 4. Kecepatan memberikan pelayanan
ambulans/mobil jenazah di rumah sakit
≤ 30 menit 2 tahun Koordinator
supir ambulans 5. Waktu tanggap pelayanan ambulans
kepada masyarakat yang membutuhkan
≤ 30 menit 5 tahun Kabid
Penunjang dan SDM Output 6. Tidak terjadinya kecelakaan
ambulans/mobil jenazah yang menyebabkan kecacatan atau kematian
100 % 2 tahun Koordinator
supir ambulans
Outcome 7. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % 3 tahun Kabid
Sarana Rumahsakit
usaha
2. Ketersediaan bengkel kerja Tersedia 1 tahun Kabid
Penunjang dan SDM Output 3. Waktu tanggap kerusakan alat ≤ 15
menit
≥ 80 % 1 tahun Kepala IPRS
Proses 4. Ketepatan waktu pemeliharaan alat sesuai jadwal pemeliharaan
100 % 3 tahun Kepala IPRS
5. Ketepatan waktu kalibrasi alat 100 % 3 tahun Kabid
Penunjang dan SDM Output 6. Alat ukur dan alat laboratorium yang
dikalibrasi tepat waktu
100 % 3 tahun Kabid
Penunjang dan SDM 19 Pencegahan
pengendalian
Input 1. Adanya anggota tim PPI yang terlatih 75 % 3 tahun Kabid
infeksi 2. Ketersediaan APD di setiap instalasi/departemen
≥60 % 3 tahun Kabid
Keperawatan
3. Rencana program PPI Ada 2 tahun Kabid
Keperawatan Proses 4. Pelaksanaan program PPI sesuai
rencana
100 % 2 tahun Kabid
Keperawatan 5. Penggunaan APD saat melaksanakan
tugas
100% 2 tahun Kabid
Keperawatan Output 6. Kegiatan pencatatan dan pelaporan
infeksi nosokomial/health care associated infection (HAI) di rumah sakit.
≥ 75% 1 tahun Kabid
Keperawatan
Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat darurat Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan Pelayanan Gawat Darurat
Definisi Operasional Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia melalui proses Airway, Breath, Circulation berdasarkan hasil triase dengan kategori merah dan kuning
Frekuensi Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di Unit Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang ke gawat daruratan
Definisi Operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah memiliki sertifikat pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPGD Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap 6 bulan
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat
daruratan
Sumber Data Kepegawaian, Diklat
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kasi Diklat
3. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Frekuensi Pengumpulan Data
1 tahun
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Kelengkapan Tim Penanggulangan Bencana Denominator Tidak ada
Sumber Data SK Tim Penanggulangan Bencana
Standar Satu tim
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
4. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat
Judul Jam buka pelayanan Gawat darurat Dimensi Mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah Sakit
Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan pelayanan selama 24 jam penuh. Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data Laporan harian pasien, jadwal jaga
Standar 24 Jam
Penanggung jawab Pengumpulan data
mendapat pelayanan dokter (menit) Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n = 50) Sumber Data Hasil survey Respon Time Instalasi Gawat Darurat
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang Penanggung jawab
Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
6. Tidak Adanya Keharusan Membayar Uang Muka
Judul Tidak Adanya Keharusan Untuk Membayar Uang Muka Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat
Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumahsakit sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan diberikan
Frekuensi Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
Denominator Jumlah Seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat Sumber Data Laporan Keuangan Pasien IGD
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Frekuensi Pengumpulan Data
Setiap 6 bulan
Periode Analisa Setiap 6 bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di survey
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
8. Kematian pasien ≤ 8 Jam
Judul Kematian Pasien ≤ 8 jam di Gawat Darurat Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Kematian ≤ 8 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 8 jam sejak pasien datang
Frekuensi Pengumpulan Data
Setiap 1 bulan
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 8 jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah Seluruh pasien yang ditangani di Gawat Darurat Sumber Data Rekam Medik, Rekapitulasi Laporan Harian IGD
Standar ≤2 perseribu
Penanggung jawab Pengumpulan data
kompeten
Definisi Operasional Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di
rumahsakit yang dilayani oleh dokter spesialis sesuai jadwal pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang dilayani oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam satu bulan Sumber Data Daftar Hadir Dokter Spesialis
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat jalan
2. Ketersediaan Pelayanan rawat jalan
Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat
jalan spesialistis yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi Pengumpulan Data
Setiap 6 Bulan
Periode Analisa 1 Tahun
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100%
Penanggung jawab Pengumpulan data
sesuai kebijakan yang berlaku Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah jam buka pelayanan yang tidak sesuai jadwal dalam 1 bulan
Denominator Jumlah jam buka pelayanan yang sesuai jadwal dalam 1 bulan Sumber Data Daftar Hadir Dokter
Standar 100 %`
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat jalan
4. Waktu tunggu di rawat jalan
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey (n=50)
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey Sumber Data Hasil Survei
Standar ≤60 menit
Penanggung jawab Pengumpulan data
pemeriksaan mikroskopis Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien tuberculosis yang didiagnosis tuberculosis ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
Denominator Jumlah seluruh pasien tersangka tuberculosis yang diperiksa Sumber Data Register Pasien TB
Standar ≥ 60%
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat jalan
6. Ketersediaan pelayanan VCT
Judul Ketersediaan Pelayanan VCT
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan VCT di rumah sakit untuk pemeriksaan sukarela HIV/AIDS
Definisi Operasional Pelayanan Voluntary Concelling and Testing adalah pelayanan di rumah sakit kepada masyarakat yang secara sukarela untuk melakukan test dan konseling HIV/AIDS
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data Sertifikat Pelatihan, SK, Register Pasien Konseling Standar Tersedia dengan tenaga terlatih
Penanggung jawab Pengumpulan data
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang sesuai dengan formularium dalam enam bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam enam bulan (minmal 50 sampel)
Sumber Data Resep dokter
Standar 100%
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Rawat Jalan
8. Pencatan dan Pelaporan TB di RS
Judul Terlaksananya Kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di RS Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat
rawat jalan ke RS Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Denominator Seluruh kasus TB rawat jalan di RS Sumber Data Register Pasien TB dan Rekam Medik
Standar ≥ 60%
Penanggung jawab Pengumpulan data
Frekuensi Pengumpulan Data
Setiap 6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistis yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat
Standar Anak, Penyakit Dalam,Kebidanan, Bedah Penanggung jawab
Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat inap
2. Pemberi pelayanan di Rawat Inap
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten Definisi Operasional Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter spesialis atau
dokter dan tenaga perawat yang kompeten (minimal D3) sesuai dokumen medical staff bylaw
Frekuensi Pengumpulan Data
6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak Ada
Sumber Data Data Kepegawaian dan SK penempatan
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
kebutuhan pasien Frekuensi
Pengumpulan Data
6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak Ada
Sumber Data SK Direktur
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat inap
4. Tempat tidur dengan pengaman
Judul Tempat tidur dengan pengaman
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur pasien agar tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi Pengumpulan Data
6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai pengaman Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah
sakit
Sumber Data Daftar inventaris Barang
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Frekuensi Pengumpulan Data
6 bulan
Periode Analisa 1 Tahun
Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang ada di rumah sakit
Sumber Data Inventarisasi Barang
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat inap
6. Jam Visite Dokter Spesialis
Judul Jam visite dokter spesialis Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiaphari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang disurvey
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber Data Laporan Indikator mutu klinik pelayanan
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kabid Keperawatan
8. Kejadian infeksi pasca operasi
Judul Kejadian infeksi pasca operasi Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar
Definisi Operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor),
kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan Sumber Data Laporan Indikator mutu klinik pelayanan
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
dsb, yang berakibat kecacatan atau kematian Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber Data Laporan KTD
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kabid Keperawatan
10. Pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS Judul Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan
Strategi DOTS Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien tuberkulosis dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakaan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang diobati dirujuk balik kepada puskesmas pengirim untuk dievaluasi dan pengobatan selanjutnya.
Frekuensi Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat inap, register TB 03
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah Pencatatan dan pelaporan tuberculosis yang lengkap dan tepat waktu bulan
Denominator Jumlah seluruh pencatatan dan pelaporan pasien TB di RS setiap bulan
Sumber Data Register TB-03
Standar ≥ 60%
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala instalasi rawat inap
12. Kematian Pasien > 48 Jam
Judul Kematian Pasien > 48 Jam Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman dan efektif
Definisi Operasional Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber Data Rekam Medis, Register pasien rawat inap
Standar ≤ 0,24 % ≤ 2,4/1000 (internasional) (NDR ≤ 25/1000, Indonesia)
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kabid Pelayanan
13. Kejadian pulang paksa
Judul Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter Frekuensi
Pengumpulan Data
14. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi Pengumpulan Data
6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang disurvey (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50) Sumber Data Hasil survei
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Definisi Operasional Tim operator adalah tim yang yang siap untuk melaksanakan pelayanan bedah sesuai kebutuhan dan sesuai kelas rumah sakit baik cito maupun elektif, yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, dan petugas instrument sesuai ketentuan yang berlaku
Frekuensi Pengumpulan Data
Tidak ada
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data SK Tim Operator
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit dan kebutuhan Penanggung jawab Kepala Ruang Operasi
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang operasi
Judul Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang operasi Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumahsakit untuk memberikan pelayanan bedah sentral
Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan ruang operasi adalah ruang, mesin, dan peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan bedah sentral baik cito maupun elektif sesuai dengan kelas rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Frekuensi Pengumpulan Data
Tidak ada
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak ada
Sumber Data Daftar jenis tindakan operatif di RS Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit Penanggung jawab Kepala Ruang Operasi
4. Waktu tunggu operasi elektif
Judul Waktu tunggu operasi elektif
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah
Definisi Operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan Sumber Data Hasil survei
Standar ≤ 2 hari
dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 3 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Laporan KTD
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala Ruang Operasi 6. Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada orang yang salah
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 3 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah operasi salah orang dalam waktu satu bulan Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Laporan KTD
Standar ≤ 100 %
mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 3 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang mengalami kejadian salah tidakan yang dioperasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Laporan KTD
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Ruang Operasi
8. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda asing sepertikapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatu pembedahan
Definisi Operasional Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 3 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Laporan KTD
Standar ≤ 100 %
Tujuan tergambarkannya kecermatan tindakan anestesi dan monitoring pasien selama proses pembedahan berlangsung Definisi operasional Komplikasi anestesi adalah kejadian yang tidak diharapkan
sebagai akibat komplikasi anestesi antara lain karena
overdosis, reaksi anestesi dan salah penempatan endotracheal tube.
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan dan sentinel event
Periode analisis 3 bulan dan sentinel event
Numerator jumlah pasien yang mengalami komplikasi anestesi dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber data Laporan KTD
Standar ≤6 %
Penanggung jawab Koordinator Anestesi
10. Kejadian kematian dimeja operasi
Judul Kejadian kematian dimeja operasi Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional Kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi di atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun tindakan pembedahan dengan asa I-II
Frekuensi Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 3 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu bulan
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan instalasi bedah sentral
Frekuensi
pengumpulan data
6 bulan
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50) Sumber data Hasil survei
Standar ≥ 80 %
Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Tidak Ada
Denominator Tidak ada
Sumber data Laporan Persalinan
Standar Dokter Sp.OG, Dokter umum, dan bidan Penanggung jawab Ka Instalasi Rawat Inap
2. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan penyulit oleh tenaga yang kompeten
Definisi operasional Pemberi Pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG, dengan dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih)
Penyulit dalam persalinan antara lain meliputi partus lama, ketuban pecah dini, kelainan letak janin, berat badan janin diperkirakan kurang dari 2500 gr, kelainan panggul,
perdarahan ante partum, eklampsia dan preeklampsia berat, talipusat menumbung
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter SpOG, dokter umum, bidan dan perawat terlatih
Denominator Tidak ada
Sumber data Laporan AMP, Laporan Persalinan
Standar Tersedia
anastesi Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi yang memberikan pertolongan persalinan dengan tindakan operasi.
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, rekam medis, Laporan VK
Standar Tim yang terdiri dari dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi.
Penanggung jawab Kepala Bidang Pelayanan 4. Kemampuan menangani BBLR 1500 – 2500 Gr
Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 Gr – 2500 Gr Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr – 2500 gr
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang ditangani
Sumber data Laporan BBLR
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Ruang anak 5. Pertolongan persalinan normal
Judul Pertolongan persalinan normal Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien
Definisi operasional Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikianselama proses persalinan,bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibumaupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien
Definisi operasional Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baik elektif maupun emergensi diluar permintaan pasien
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber data Laporan AMP, Rekam Medis
Standar ≤ 20 % (untuk pasien bukan rujukan), ≤ 35 % total Penanggung jawab Ka SMF Obsgyn
7. a. Pelayanan kontrasepsi mantap yang dilakukan oleh tenaga kompeten
Judul Pelayanan kontrasepsi mantap yang dilakukan oleh tenaga kompeten
Dimensi mutu Kompetensi teknis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi mantap
Definisi operasional Kontrasepsi mantap adalah vasektomi dan tubektomi. Tenaga yang kompeten adalah dokter spesialis obsgyn, dan dokter umum yang terlatih.
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang ditangani oleh tenaga yang kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu bulan
Sumber data Laporan Peserta KB Mantap
Standar 100 %
Penanggung jawab Kabid Pelayanan
7. b. Pelayanan Konseling Pada Akseptor Kontrasepsi Mantap
Judul Pelayanan konseling pada akseptor kontrasepsi mantap Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi mantap
Definisi operasional Kontrasepsi mantap adalah vasektomi dan tubektomi. Konseling dilakukan minimal oleh tenaga bidan terlatih Frekuensi
pengumpulan data
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap 8. Kejadian kematian ibu karena persalinan
Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi operasional 1. Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan, pre eklamsia, eklampsia, partus lama dan sepsis.
2. Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
3. Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda, yaitu :
o Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
o Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati
o Oedem tungkai
4. Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran. 5. Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong. Frekuensi
pengumpulan data
1 Bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia, sepsis (masing-masing penyebab) Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis
Sumber data Laporan AMP
Standar Pendarahan ≤1 %, pre-eklampsia ≤30%, Sepsis ≤ 0,2 % Penanggung jawab Kabid Pelayanan
9. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥ 80%
umum dan perawat yang mempunyai kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi
pengumpulan data
1 tahun Periode analisis 1 Tahun
Numerator Tidak ada
Denominator Tidak ada
Sumber data Data Kepegawaian
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit Penanggung jawab Kabid Penunjang dan SDM
2. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang ICU
Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang ICU Dimensi mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumahsakit untuk memberikan pelayanan ICU
Definisi operasional Fasilitas dan peralatan pelayanan intensif adalah ruang, mesin, dan peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan intensif baik sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit Frekuensi
pengumpulan data
3 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pelayanan intensif
Denominator Tidak ada
Sumber data Daftar Inventaris Alat ICU
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit Penanggung jawab KaBid Penunjang dan SDM
3. Ketersediaan tempat tidur dengan monitoring dan ventilator
Judul Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator Dimensi mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumahsakit untuk memberikan pelayanan bedah sentral
Definisi operasional Tempat tidur ruang intensif adalah tempat tidur yang dapat diubah posisi yang dilengkapi dengan monitoring dan ventilator
Frekuensi
pengumpulan data
6 bulan Periode analisis 1 tahun
Numerator Jumlah tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan monitoring dan ventilator
Denominator Tidak ada
Sumber data Inventaris ICU
ketentuan 7 langkah cuci tangan Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian ketaatan semua petugas terhadap 7 langkah hand hygiene
Denominator Jumlah total petugas yang disurvei Sumber data Hasil Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kabid Keperawatan 5. Kejadian infeksi nosokomial
Judul Kejadian Infeksi Nosokomial Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial di ruang ICU
Definisi operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi dekubitus, phlebitis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap di ICU yang terkena infeksi nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber data Laporan indikator mutu klinik
Standar ≤ 1,5 %
dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan.
Sumber data Rekam medis
Standar < 3%
Penanggung jawab Kabid Pelayanan
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan ICU Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan ICU Frekuensi
pengumpulan data
6 bulan Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥70 %
dan radiographer sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi
pengumpulan data
1 tahun Periode analisis 1 tahun
Numerator Jenis tenaga yang memberikan pelayanan radiologi
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, Instalasi Radiologi
Standar Dokter spesialis radiologi dan radiografer sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
Penanggung jawab Kabid Pelayanan
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan radiografi
Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Radiografi Dimensi mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumahsakit untuk memberikan pelayanan radiografi
Definisi operasional Fasilitas dan peralatan ruang operasi adalah ruang, mesin, dan peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan radiografi baik cito maupun elektif sesuai dengan kelas rumah sakit Frekuensi
pengumpulan data
6 bulan Periode analisis 1 tahun
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan radiogrfi
Denominator Tidak ada
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam satu bulan.
Denominator Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut. Sumber data Register pasien radiologi
Standar ≤ 3 jam
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologI 4. Kerusakan foto
Judul Kerusakan Foto
Dimensi mutu Efektifitas dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen Definisi operasional Kerusakan foto adalah foto hasil pemeriksaan yang tidak
dapat dibaca Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber data Register radiology
Standar ≤ 2 %
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi 5. Tidak terjadinya kesalahan pemberian label
Judul Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Label Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan pelabelan foto Definisi operasional Kejadian kesalahan pemberian label meliputi kesalahan
identitas dan/atau kesalahan penandaan kanan/kiri. Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan dan sentinel event Periode analisis 3 bulan dan sentinel event
Numerator jumlah pasien di instalasi radiologi yang difoto dengan pelabelan benar
Denominator jumlah pasien yang difoto dalam satu bulan
Sumber data Laporan KTD
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologi 6. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Judul Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan Rontgen Dimensi mutu Kompetensi tehnis
tangan dokter spesialis radiology pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang meminta. Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah foto roentgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter spesialis radiology dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto roentgen dalam satu bulan Sumber data Register di instalasi radiology
Standar 100 %
Penanggung jawab Kabid Pelayanan 7. Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan radiology
Frekuensi
pengumpulan data
1 bulan Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50) Sumber data Hasil Survei
Standar ≥ 80 %