• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI BERBAGAI MACAM PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) ORGANIK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA

Rathi Frima Zona1, Rachmiwati Yusuf 1 dan Taupik Rahman2

1) tahun 2010 adalah sebesar 41.862 ton, yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Sementara Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung Indonesia adalah sebesar 18,02 juta ton. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi target tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas tanaman jagung melalui pemupukan. Pemupukan yang diberikan tidak hanya terbatas pada pemberian pupuk an organik yang merupakan hara makro bagi tanaman tetapi juga pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC) sebagai pelengkap untuk memberikan unsur hara mikro dan juga zat perangsang tumbuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Juli 2010 di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya adalah : 1). Tanpa PPC Organik, 2). Tiens Golden Harvest dengan dosis 5 ml/1 liter air, 3). Biomaxx dengan dosis 4 ml/ 1 liter air dan 4). Ajib dengan dosis 0,5 ml/1 liter air. Parameter pengamatan yang akan diamati adalah keragaan vegetatif berupa tinggi tanaman, dan keragaan generatif yang meliputi berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji dan produksi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan SAS program. Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh hasil yang berbeda tidak nyata pada berbagai macam pemberian PPC untuk semua parameter. Pada parameter tinggi tanaman diperoleh tinggi tanaman tertinggi pada pemberian PPC Biomaxx (176,96 cm), berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji. Produksi tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib yaitu 4,24 ton/ha.

Kata kunci:jagung hibrida, pupuk pelengkap cair, produksi, pemupukan

PENDAHULUAN

Jagung merupakan komoditas utama yang memiliki arti strategis bagi perekonomian Indonesia. Untuk itu sejak tahun 1999 telah diprogramkam gerakan mandiri padi, kedelai dan jagung (Gema Palagung 2001). Produktivitas jagung di Indonesia masih rendah, baru mencapai 3,47 t/ha pada tahun 2006, namun cendrung meningkat dengan laju 3,38 % per tahun. Meskipun demikian, produksi jagung nasional belum mampu mengimbangi permintaan yang sebahagian dipacu oleh pengembangan industri pakan dan pangan. Karena itu impor terpaksa dilakukan dengan import yang cukup besar dimulai tahun 1994 dan 1995 yang mencapai rata-rata melebihi 1 juta ton.Masih rendahnya produktivitas menggambarkan bahwa penerapan teknologi produksi jagung masih belum optimal. Peningkatan produksi jagung di Indonesia lebih ditentukan oleh perbaikan produktivitas dari pada peningkatan luas panen (Ditjen Tanaman Pangan, 2006) sedangkan produktivitas jagung Provinsi Riau baru mencapai angka 2 - 3 t/ha.

Jagung mempunyai posisi penting dalam perekonomian nasional karena merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangsan. Disamping bijinya, biomas hijauan jagung diperlukan dalam pengembangan ternak sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk sudah mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2005 dan diprediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010 (Ditjen Tanam Pangan 2006). Peluang ekspor semakin terbuka mengingat negara penghasil jagung seperti Amerika, Argentina dan Cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagung mereka meningkat.

(2)

waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al, 2003). Selain penggunaan pupuk makro, penggunaan pupuk mikro yang berasal dari Pupuk Pelengkap Cair (PPC) disinyalir juga mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, hal ini disebabkan karena pupuk cair lebih cepat diserap oleh tanaman.

Guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, upaya peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Hasil dari upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil, tetapi dapat pula meningkatkan pendapat petani dan terwujudnya swasembada jagung.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung hibrida terbaik dengan pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair.

BAHAN DAN METODA

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2010 di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Alat yang digunakan antara lain cangkul, ember, label, solo dan alat tulis. Bahan yang diperlukan benih jagung hibrida, PPC Tiens Golden Harvest (5 ml/liter air), PPC Biomaxx (4 ml/liter air) dan PPC Ajib (0,5 ml/liter air), pupuk kandang, pupuk Urea, SP-36 dan KCl, pestisida.

Tahapan pelaksanaan meliputi: 1) Persiapan lahan dan pemberian pupuk kandang, 2) Penanaman. 3) Aplikasi PPC organic I, II dan III. 4) Pemeliharaan dan Pengamatan, 5) Panen.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 Ulangan. Adapun perlakuan pada penelitian ini adalah P0: Tanpa PPC Organik, P1: Tiens Golden Harvest dengan dosis 5 ml/liter air, P2: Biomaxx dengan dosis 4 ml/liter air dan P3: Ajib dengan dosis 0,5 ml/liter air. Petakan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m dengan jarak tanam 20 x 70 cm. Pemberian PPC diberikan dengan 3 aplikasi yaitu pada umur 15 HST, 25 HST dan 35 HST.

Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, berat 4 tongkol, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji.

Data dianalisis dengan menggunakan program SAS. ANACOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan sifat tanah yang diperoleh dari hasil aplikasi perlakuan pada pengkajian ini. ANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan pengaruh perlakuan untuk peubah hasil dan komponen hasil tanaman (Gomez dan Gomez, 1983).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan Vegetatif Tanaman Tinggi tanaman (cm)

Pemberian berbagai macam PPC organik terhadap pertumbuhan jagung hibrida menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 % dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman jagung hibrida pada berbagai macam PPC.

Perlakuan Tinggi tanaman (cm)

Tanpa PPC Organik 169,21a

Tiens Golden Harvest 169,54a

Biomaxx 176,96a

Ajib 176,21a

Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.

(3)

beraneka ragam tumbuh-tumbuhan, sehingga menghasilkan zat-zat penting yang yang sangat dibutuhkan sebagai perangsang untuk mempercepat pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah pada tanaman, yang mengandung giberelin untuk merangsang bunga, auksin untuk merangsang akar, sitokinin untuk merangsang tunas dan daun, unsur hara mikro yang sesuai dengan asam amino yang dibutuhkan oleh tanaman. Keadaan ini menjelaskan bahwa banyaknya unsur hara yang tersedia bagi tanaman lebih lanjut mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman walaupun pengaruhnya belum terlihat secara nyata untuk tiap dosis pemupukan yang digunakan. Apabila selama pertumbuhan tanaman lingkungan tanah sebagai media tumbuh berada dalam keadaan yang menguntungkan maka tanaman akan dapat mengadakan proses fotosintesis dengan optimal dan berpengaruh pada tanaman secara keseluruhan termasuk tinggi tanaman. Sebab macam dan jumlah unsur hara serta air yang dapat diserap tanaman sangat tergantung pada kesempatan tanaman tersebut untuk mendapatkannya dari tanah (Sitompul dan Guritno, 1995).

Keragaan Generatif Tanaman

Pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair (PPC) belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan generatif tanaman jagung Hibrida. Hasil pengamatan terhadap berat 4 jagung tongkol, berat 4 tongkol jagung dipipil, berat 100 biji kering dan produksi jagung hibrida menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata setelah dianalisis dengan DNMRT pada taraf 5 % dan data pengamatan tertinggi diperoleh pada pemberian PPC Ajib (secara berurutan 543,08 gram; 423,10 gram; 30,52 gram dan 4,24 ton/ha).

Walaupun hasil analisis statistik menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata, akan tetapi pada dasarnya tetap ada perbedaan hasil yang diperoleh dengan pemberian berbagai macam pupuk pelengkap cair organik ini. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sutejo dan Kartasapoetra (1995) menyatakan bahwa kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan dan perkembangannya adalah tidak sama, membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Sehingga dalam hal pemupukan, sebaiknya diberikan pada waktu/saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif agar pertumbuhan dan perkembangannnya berlangsung dengan baik.

Tabel 2. Rata-rata berat 4 tongkol jagung, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji kering dan produksi jagung hibrida pada berbagai macam PPC.

Keterangan: Angka-angka pada kolom diatas berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5 %.

Dengan kondisi tersebut, proses fisiologis (fotosintesis) tanaman akan lebih meningkat, demikian juga dengan lebih tingginya tanaman, intensitas cahaya matahari yang diserap daun tanaman menjadi lebih baik. Semakin baiknya proses fisiologis (fotosintesis) tanaman, menyebabkan meningkatnya bahan kering yang dihasilkan tanaman dan secara langsung berhubungan dengan bahan kering yang dapat ditranslokasikan ke biji (Aribawa et al., 2006). Menurut Saefudin Sarief (1985) semakin besar dan semakin lama umur tanaman maka kebutuhan unsur hara akan semakin meningkat pula. Dengan penambahan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik dan diikuti dengan peningkatan jumlah daun.

KESIMPULAN DAN SARAN

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aribawa, I. B., I.K. Kariada, dan M. Nazam. 2006. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Jagung di Lahan Sawah. Balai Penelitian Teknologi Pertanian Bali. Denpasar.

Ditjen Tanaman Pangan. 2006. Program Peningkatan Produksi Jagung Nasional. Prosd. Seminar Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi. Makasar-Pangkep, 15-16 September 2006. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta.

Doberman, A. and Fairhurts. 2000. Rice Nutrients Disorders and Nutrients Management. International Riice Research Institute (IRRI). Los Banos. ;92.

Gomez, K. A., dan A. A. Gomez. 1983. Statistical Procedures for Agricultural Research. International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, Philippines. ;680.

Makarim, A.K., K.D. Widiarta, S. Hendarsih dan S. Abdurahman. 2003. Panduan Teknis Pengelolaan Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Mink,S.D., P.A Doros and D.H Pery. 1987. Corn Production System. In Timmer (Eds). The Corn Economy of Indonesia. ;62-87.

Saefudin Sarief. 1985. Ilmu Tanah Pertanian (II). Fakultas Pertanian. Universita Padjadjaran. Bandung.

Sitompul dan Bambang Guritno. 1995. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Presindo. Jakarta. ;95.

Sutejo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata   tinggi   tanaman   jagung   hibrida   pada   berbagai macam PPC.
Tabel 2. Rata-rata berat 4 tongkol jagung, berat 4 tongkol dipipil, berat 100 biji kering dan produksi jagung hibrida pada berbagai macam PPC

Referensi

Dokumen terkait

Resistensi adalah kemampuan strain parasit untuk tetap hidup dan berkembang biak, walaupun diberi pengobatan terhadap parasit dalam dosis standar atau lebih. Resistensi terhadap

Jepang merupakan negara yang berhasil mempertahankan kebudayaan tradisionalnya di era modern. Budaya tradisional tersebut adalah upacara minum teh yang penuh makna

diusulkan, seperti adanya Sistem Akuntansi (SA) merupakan sistem yang dibuat untuk memudahkan user dalam mendapatkan informasi akuntansi, Data Flow Diagram

Terdapat 3 buah katup solenoid hidrolik yang digunakan pada mesin ini. Katup solenoid ini digunakan untuk mengatur arah aliran oli yang masuk ke tabung

Penilaian konsumen terhadap wama dan aroma sosis fermentasi daging sapi menggunakan skala hedonik 1-7, berkisar agak suka dengan skor penilaian 5.12, sedangkan

Satuan kajian (unit of analysis) dalam penelitian ini adalah: (a) praktik manajemen laba –yaitu upaya-upaya manajemen untuk mempengaruhi laba bersih yang

Di antara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain oleh manusia, secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam arsitektur

Bahan yang digunakan untuk perkuatan selain dengan geosintetis, beberapa penelitian menggunakan alternatif bambu sebagai perkuatan, antara lain penelitian tentang pengaruh