PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED
LEARNING
(PBL) PADA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN) MODEL BANGKALAN
ARTIKEL
ENTIKA INDRIANAWATI NIM 137925012
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA
SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL BANGKALAN
Entika Indrianawati1
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
nt1k4_cntk@yahoo.com1
ABSTRAK
Siswa yang telah mengalami proses belajar, maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam ranah afektif yang ditunjukkan dengan sikap dan ranah kognitif yang ditunjukkan dengan nilai,serta aspek psikomotor. Hal tersebut menandakan adanya keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang sesuai dan relevan dengan kehidupan siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL) pada mata pelajaran Ekonomi Materi permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pada kelas X IS 1 di MAN Bangkalan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong pada kategori aktif dengan persentase 71.79%, pada silus II mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu dengan persentase 80,93% dengan katagori sangat aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I ditunjukkan dengan nilai rata-rata 78,71 dengan ketuntasan klasikal 78,12%, pada siklus II nilai rata-rata meningkat mejadi 88,21 dengan ketuntasan belajar 100%. Hasil respon siswa dalam pembelajaran menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) menunjukkan hasil sangat baik dengan rata-rata nilai 86.56%. Kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) pada mata pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran, dan harga keseimbnagan pada kelas X IS 1 MAN Bangkalan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Aktivitas belajar siswa, Hasil belajar siswa, Metode Problem Base Learning (PBL)
ABSTRACT
belonging to the active category with the percentage of 71.79%, on silus II has increased very well that the percentage of 80.93% with a very active category. Student learning outcomes in the first cycle is shown with an average value of 78.71 with 78.12% classical completeness, the second cycle of the average value increases becoming 88.21 with 100% mastery learning. The results of student responses in learning methods Problem Base Learning (PBL) showed very good results with an average value of 86.56%. The conclusion of this study using Problem Base Learning (PBL) on economic subjects matter of demand, supply, and prices on the balance of class X IS 1 in MAN Bangkalan can increase the activity and student learning outcomes.
Keywords: Activities of student learning, student learning outcomes, methods Problem Base Learning (PBL)
I. PENDAHULUAN
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar terdiri dari sejumlah aspek yang harus dikuasai oleh siswa. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada ranah kognitif yang ditunjukkan dengan nilai, ranah afektif yang ditunjukkan dengan sikap, dan ranah psikomotor yang ditunjukkan dengan keterampilan siswa. Siswa yang telah mengalami proses belajar, maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa ranah tersebut. Hal tersebut menandakan adanya keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang sesuai dan relevan dengan kehidupan siswa. Model pembelajaran merupakan salah satu syarat mutlak bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran haruslah sesuai dengan materi, agar proses pembelajaran dapat bermakna baik bagi guru maupun siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan memperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa siswa kelas X IS 1 MAN Model Bangkalan memiliki aktivitas yang cukup dibandingkan kelas X IPS yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian kecil sikap siswa yang pasif selama proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaaan sebagian kecil siswa tidak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan siswa tidak tahu jawaban dari pertanyaan tersebut dan malas untuk menjawab. Pada saat guru memberi kesempatan untuk bertanya hanya sebagian siswa yang berani bertanya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning berorientasi pada teori kontruktivistik. Menurut Hobri (2009: 1) kontruktivistik merupakan filosofi yang meyakini bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Model pembelajaran Problem Based Learning didasarkan pada permasalahan nyata yang harus siswa analisis dan harus mereka cari pemecahannya melalui penyelidikan. Model pembelajaran Problem Based Learning dicirikan oleh pengajuan soal atau masalah yang nyata, berfokus pada keterkaitan antardisiplin, penghasilan produk, penyelidikan autentik dan kerja sama atau kolaborasi.
Model pembelajaran Problem Based Learning dapat membuat siswa lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa dihadapkan pada permasalahan nyata yang harus mereka analisis dan mereka cari pemecahannya. Hal tersebut akan membuat siswa tidak akan merasa bosan. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa berusaha untuk membangun pengetahuannya sendiri dari permasalahan nyata, dengan berusaha mencari pemecahan masalah tersebut secara mandiri. Hal tersebut akan memberikan pengalaman belajar yang konkrit bagi siswa. Metode pembelajaran Problem Based Learning juga menuntut siswa untuk berani bertanya dan mengungakapkan pendapatnya karena mereka harus menghasilkan dan meyajikan hasil karya yang merupakan penyelesaian atau pemecahan masalah yang mereka temukan. Dengan demikian aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan kajian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Man Model Bangkalan “.
II.METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari metode: observasi, tes,dan angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu berusaha memaparkan data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang mencakup proses dan dampak yang terjadi dari suatu siklus secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Data utama ini diperoleh melalui pelaksanaan kedua siklus penerapan Metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
III. PEMBAHASAN
A. Analisis Aktivitas Guru
Tabel 4.5 Rata-rata aktivitas Guru dalam Penerapan PBL pada siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah baik. Total rata-rata seluruh pengamatan pada siklus I 83,33%, dan pada siklus II 93,06%, rata - rata tersebut diperoleh dari 9 komponen, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mendemonstrasikan pengetahuan, mengkoordinasi siswa, membimbing kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, memberi penghargaan pada siswa, membentu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, menyimpulkan hasil diskusi siswa.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode Problem Base Learning (PBL) setiap siklusnya terjadi peningkatan.
B. Analisis Aktivitas Siswa
Gambar 5.1 Diagram Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Setiap Indikator (Sumber: data primer yang telah diolah)
Diagram di atas menggambarkan peningkatan aktivitas belajar siswa setiap indikatornya dari pelaksanaan siklus I dan siklus II. Indikator memperhatikan penjelasan guru meningkat. Pada saat memperhatikan penjelasan guru siswa terlihat serius dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pada saat memecahkan masalah dan berdiskusi siswa juga terlihat bersemangat dan aktif dalam mencari dan berbagi informasi. Siswa yang pada siklus I terlihat kurang aktif dalam memecahkan masalah dan berdiskusi namun pada siklus II terlihat aktif, karena pada siklus II guru mendorong dan membimbing siswa yang kurang aktif agar lebih aktif dalam memecahkan masalah dan berdiskusi. Hal tersebut mengakibatkan indikator aktivitas memecahkan masalah dan diskusi kelompok meningkat. Pada saat bertanya dan menjawab pertanyaan siswa juga aktif dan tidak lagi malu-malu. Siswa yang pada siklus I terlihat malu-malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan pada siklus II terlihat aktif dan berani bertanya. Hal ini karena pada siklus II guru memberi kesempatan dan mengutamakan siswa yang kurang aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga pada silkus II indikator aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan mengalami peningkatan. Aktivitas yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah aktivitas menjawab pertanyaan dengan peningkatan 14,49%. Aktivitas yang mengalami peningkatan paling rendah adalah aktivitas memecahkan masalah dengan peningkatan 5,70%.
Secara klasikal aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pengingkatan aktivitas belajar siswa secara klasikal dapat dilihat pada diagram 5.2 berikut.
Gambar 5.2 Diagram Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal (Sumber: data primer yang telah diolah)
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran dan harga keseimbangan.
C. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil tes menunjukkan bahwa secara individu nilai rata-rata siswa tergolong sangat baik dan secara klasikal siswa juga mencapai ketuntasan yang ditetapkan pada
mata pelajaran ekonomi di sekolah tersebut yakni ≥75%. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan pada nilai tes yang dilakukan melalui ulangan harian.
Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa yang dilihat dari ranah kognitif berdasarkan hasil nilai ulangan harian. Nilai ulangan harian siswa meningkat, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang tuntas pada siklus I dan siklus II. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari 78,12% pada siklus I menjadi 100% pada silkus II. Artinya jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 25 siswa yang tuntas pada siklus I menjadi 32 siswa yang tuntas pada siklus II dari total 32 siswa.
Hasil penelitian siklus II menujukkan adanya peningkatan hasil belajar dibandingkan sikus I. Nilai ulangan harian siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata ulangan harian siswa telah memenuhi KKM yang ditetapkan, dengan nilai rata-rata siswa 78,71 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 88,21.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran dan harga keseimbangan. Hal itu mengindikasikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning sesuai untuk diterapkan pada materi tersebut karena materi tesebut merupakan materi yang membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga siswa akan lebih memahami materi apabila mereka dihadapkan pada masalah nyata yang harus mereka selesaikan. Pada saat siswa meneyelesaikan masalah aktivitas siswa akan menginggkat karena pada saat menyelesaikan masalah mereka melakukan diskusi dengan kelompoknya sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan baru tidak hanya dari guru dan buku tapi juga dari teman sekelompoknya.
Pembahasan diatas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis terbukti dan penelitian ini dinyatakan berhasil. Keberhasilan penelitian akhirnya membuat guru mata pelajaran ekonomi kelas X IS 1 berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Siswa Kelas X IS 1 MA Negeri Bangkalan.
D.Analisis Respon Siswa
Hasil pengukuran angket siswa dalam pembelajaran menggunakan metode
86.56%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode Problem Base Learning
(PBL) dalam pembelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan mendapatkan respon positif dari siswa. Respon tersebut akan berdampak baik bagi siswa, diantaranya Siswa menjadi suka dan termotivasi mengikuti pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran, & harga keseimbangan dengan adanya metode PBL. Dengan menggunakan metode Problem Base Learning
(PBL) Siswa lebih memahami materi, Siswa menjadi lebih mudah mengerjakan soal, menjadi mudah mengingat materi yang telah dipelajari, dan merasa mendapat kesempatan berpendapat ketika diskusi. Namun dari beberapa respon baik tersebut menurut siswa juga ternyata penggunakan metode Problem Base Learning (PBL) membutuhkan waktu yang lama.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X IS 1 pada mata pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan di MA Negeri Bangkalan, dari sedang menjadi sangat aktif.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas X IS 1 pada mata pelajaran ekonomi materi permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan di MA Negeri Bangkalan sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IS 1 MA Negeri Bangkalan, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam proses pembelajaran dan dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dengan penelitian yang sejenis atau pengembangannya di masa yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati dan Mudjiono.2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Cetakan VII. Jakarta: Bumi Aksara. Soekamto, T. dan Winataputra., S. 1997. Teori Belajar dan model-model
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.