• Tidak ada hasil yang ditemukan

ecdc6 silabus rps isbd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ecdc6 silabus rps isbd"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas :

-Program Studi : Semua Jurusan

Nama Matakuliah / Blok Matakuliah : Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Kode Matakuliah :

Bobot / Semester : 3 sks /

Standart Kompetensi : Menjadi ilmuwan dan professional yang berpikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, memiliki kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif

Matakuliah Prasyarat :

-Dosen Pengampu : Evy Sophia, S.Pd

Kompetensi

Dasar Indikator Pokok BahasanPokok dan Sub PengalamanBelajar

Aloka si Waktu

Sumber/bah

an/media Assesmen

Mengidentifikasi perlunya ISBD sebagai

matakuliah MBB sebagai solusi problem sosbud.

1.Mahasiswa dapat

menjelaskan hakikat dan ruang lingkup ISBD

2.Mahasiswadapat menjelaskan ISBD sebagai MBB

1. Hakikat dan ruang lingkup ISBD

2. ISBD sebagai MBB

3. ISBD sebagai alternatif solusi problem sosbud

1. Mengkaji hakikat dan ruang lingkup ISBD

2. Mengkaji ISBD sebagai MBB

3. Mendiskusika n problem sosbud dan

150’ OHP- OHT, LAPTOP – LCD Baker, A. 1992. Ontologi: Metafisika Umum. Kanisius. Yogyakarta. Geerzt, H.

(2)

Waktu

3. Mahasiswa dapat

menemukan solusi problem sosbud

solusinya 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.

Kuntowijoyo. 1990.

Metodologi Sejarah. Tiara Wacana. Yogakarta. Salam,

(3)

Waktu

Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

Kencana. Jakarta. Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

Bandung.

(4)

Waktu manusia sebagai mahluk berbudaya, beretika, dan berestetika menjelaskan manusia sebagai mahluk berbudaya 2. Mhs.dapat mengekspresika n apresiasi terhadap kemanusian dan kebudayaan 3. Mhs. dapat menjelaskan etika dan

estetika budaya 4. Mhs. dapat

menjelaskan konsep-konsep dasar manusia 5. Mhs. dapat

menemukan solusi bagi problema kebudayaan sebagai mahluk budaya 2. Apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan

3. Etika dan Estetika budaya 4. Konsep-konsep dasar manusia 5. Problema kebudayaan manusia sebgai mahluk berbudaya 2. Mengekspresik an apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan melalui kelompok debat

3. Mengkaji etika dan esetika budaya 4. Mengkaji konsep-konsep dasar manusia 5. Mendiskusikan topik problema kebudayaan

(5)

Waktu

Manusia (Antropologi Metafisika). Bina Aksara. Jakarta. Schuon, F. 1997. Hakikat Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

(6)

Waktu Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco. Bandung. Memahami hakikat manusia sebagai individu dan mahluk sosial, dinamika dan dilema interaksi sosial

1. Mhs. dapat menjelaskan hakikat manusia sebagai individu dan mahluk sosial

2. Mhs. apat menjelaskan fungsi dan peran manusia sebagai individu dan mahluk sosial 3. Mhs. dapat

menjelaskan dinamika interaksi sosial 4. Mhs. dapat

1. Hakikat manusia sebagai individu dan mahluk sosial 2. Fungsi dan peran

manusia sebagai individu dan mahluk sosial 3. Dinamika interaksi sosial 4. Dilema kepentingan individu dan masyarakat 1. Mengkaji hakikat manusia sebagai individu dan mahluk sosial 2. Mengkaji fungsi dan peran manusia sebagai individu dan mahluk sosial 3. Mengkaji dinamika interaksi sosial 4. Mendiskusikan dilema OHP- OHT, LAPTOP – LCD Baker, A. 1992. Ontologi: Metafisika Umum. Kanisius. Yogyakarta. Geerzt, H. 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.

Kuntowijoyo.

(7)

Waktu

menemukan solusi terhadap dilema

kepentingan individu dan masyarakat

kepentingan individu dan masyarakat

1990. Metodologi Sejarah. Tiara Wacana. Yogakarta. Salam,

Burhanuddin. 1988. Filsafat Manusia (Antropologi Metafisika). Bina Aksara. Jakarta. Schuon, F. 1997. Hakikat Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

(8)

Waktu

Jakarta. Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

Bandung.

Memahami hakikat manusia dan peradaban, dan dinamika peradaban global

1. Mhs. dapat

menjelaskan hakikat peradaban 2. Mhs. dapat

menjelaskan mahluk beradab dan masyarakat beradab

1. Hakikat peradaban

2. Mahluk beradab dan masyarakat beradab

3. Evolusi budaya dan wujud peradaban 4. Dinamika

1. Mengkaji

hakikat peradaban 2. Mengkaji

mahluk beradab dan masyarakat beradab 3. Mengkaji

OHP- OHT, LAPTOP – LCD Baker, A. 1992. Ontologi: Metafisika Umum. Kanisius. Yogyakarta.

(9)

Waktu

3. Mhs. dapat menjelaskan evolusi budaya dan wujud peradaban 4. Mhs. dapat

menjelaskan dinamika peradaban global

5. Mhs. dapat menemukan solusi

problematika peradaban

peradaban global 5. Problematika

peradaban

evolusi budaya dan wujud peradaban 4. Mengkaji

dinamika peradaban global

5. Mendiskusikan problematika peradaban

Geerzt, H. 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.

Kuntowijoyo. 1990.

Metodologi Sejarah. Tiara Wacana. Yogakarta. Salam,

(10)

Waktu

Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

Kencana. Jakarta. Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

Bandung.

(11)

Waktu Memahami hakikat manusia, keragaman dan kesetaraan dalam dinamika sosial budaya

1. Mhs. dapat menjelaskan hakikat

keragaman dan kesetaraan manusia 2. Mhs. dapat

menjelaskan kemajemukan dalam dinamika sosial budaya 3. Mhs.dapat menjelaskan keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya 4. Mhs.dapat menemukan solusi problematika keragaman dan kesetaraan 1. Hakikat keragaman dan kesetaraanmanusi a 2. Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya 3. Keragaman dan

(12)

Waktu

1988. Filsafat Manusia (Antropologi Metafisika). Bina Aksara. Jakarta. Schuon, F. 1997. Hakikat Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

(13)

Waktu Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco. Bandung. Memahami hakikat, fungsi, nilai, moral, dan hukum dalam upaya mendapatkan keadilan, ketertiban dan kesejahteraan masyarakat

1. Mhs. dapat menjelaskan hakikat, fungsi, nilai, moral dan hukum

2. Mhs. dapat menjelaskan keadilan, ketertiban dan kesejahteraan 3. Mhs.dapat mengidentifikasi perwujudan masyarakat bermoral dan taat hukum

1. Hakikat, fungsi, nilai, moral dan hukum 2. Keadilan, ketertiban dan kesejahteraan 3. Perwujudan masyarakat

bermoral dan taat hukum

4. Problematika nilai, moral, dan hukum 1.Mengkaji hakikat, fungsi, nilai, moral dan hukum 2. Mengkaji keadilan, ketertiban dan kesejahteraan 3. Mengidentifika si perwujudan masyarakat bermoral dan taat hukum 4. Mendiskusikan problematika OHP- OHT, LAPTOP – LCD Baker, A. 1992. Ontologi: Metafisika Umum. Kanisius. Yogyakarta. Geerzt, H. 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.

(14)

Waktu

4. Mhs. dapat menemukan solusi

problematika nilai, moral, dan hukum

nilai, moral, dan hukum

Kuntowijoyo. 1990.

Metodologi Sejarah. Tiara Wacana. Yogakarta. Salam,

(15)

Waktu

Kencana. Jakarta. Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

Bandung.

Memahami hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni, dan dampak dan pemanfaatan teknologi di

1. Mhs. dapat menjelaskan hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni bagi manusia 2. Mhs. dapat

1. Hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni bagi manusia 2. Dampak

penyalahgunaan IPTEKS pada kehidupan sosbud

1. Mengkaji hakikat dan makna sains, teknologi, dan seni bagi manusia 2. Mengkaji

dampak

OHP- OHT, LAPTOP – LCD Baker, A. 1992. Ontologi: Metafisika Umum. Kanisius.

(16)

Waktu

Indonesia

menjelaskan dampak

penyalahgunaan IPTEKS pada kehidupan sosbud 3. Mhs. dapat

menemukan solusi

problematika pemanfaatan IPTEKS di Indonesia

3. Problematika pemanfaatan IPTEKS di Indonesia

penyalahgunaa n IPTEKS pada kehidupan sosbud 3.

Mendiskusika n

problematika pemanfaatan IPTEKS di Indonesia

Yogyakarta. Geerzt, H. 1980. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonsia. Yis dan FIS UI. Jakarta.

Kuntowijoyo. 1990.

Metodologi Sejarah. Tiara Wacana. Yogakarta. Salam,

(17)

Waktu

Hakikat Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

Kencana. Jakarta. Soekanto, Soejono. 1983. Struktur Masyarakat. Rajawali. Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

(18)

Waktu Memahami hakikat dan makna lingkungan bagi kesejahteraan

1. Mhs. dapat menjelaskan hakikat dan makna

lingkungan bagi manusia

2. Mhs. dapat menjelaskan kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan 3. Mhs.dapat menemukan solusi problema lingkungan sosial budaya 4. Mhs. dapat

mengidentifikasi isu-isu penting tentang lintas budaya dan bangsa

1. Hakikat dan makna lingkungan bagi manusia 2. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan 3. Problema lingkungan sosial budaya

(19)

Waktu

1988. Filsafat Manusia (Antropologi Metafisika). Bina Aksara. Jakarta. Schuon, F. 1997. Hakikat Manusia. Pustaka Pelajar. Yogakarta. Setiadi, Elly M. dkk. 2006. ISBD.

(20)

Waktu

Jakarta. Suleman, munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Eresco.

Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

3.1Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial,

 Mewawancarai berkenaan dengan manusia Indonesia dalam bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.  Tanya jawab dengan

dapat menggali informasi tentang manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan sosial dan budaya dari 4.5.1.1 Siswa dapat menuliskan informasi tentang manusia dalam

Deskripsi isi mata kuliah ini, meliputi: Konsep dasar limu-ilmu sosial, dan budaya, (Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social), Hakikat pendidikan sosial dan

Mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar tentang hakikat manusia sebagai makluk individual, sosial,

Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo

Sebagai ilmu yang lahir dari observasi dan renungan ilmiah manusia atas kehidupan kolektif sosiologi menjadi penting dalam memahami dinamika faktor-faktor sosial budaya

Komponen ESD untuk Masing-Masing Perspektif Sosial-Budaya Lingkungan Ekonomi 1 Hak asasi manusia 2 Keamanan 3 Kesetaraan gender 4 Keragaman budaya dan pemahaman lintas budaya 5