• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEN CANAN GAN GERAI<AN MEMBACA NASI 0 NAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEN CANAN GAN GERAI<AN MEMBACA NASI 0 NAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

-I

PEN CANAN GAN

GERAI<AN MEMBACA NASI 0 NAL

KERJASAMAANTARA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERPUSTAKAAN NASIONAL

ISTANA NEGARA JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2 KATA PENGANTAR 3 I. GAMBARAN UMUM 4 II. TUJUAN 5 III. SASARAN 5

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANMN 6

V. PENYELENGGARA 6

VI. ACARA KEGIATAN 6

VII PRASASTI PENCANANGAN GERAKAN MEMBACA NASIONAL 7

VIII DEKLASI GERAKAN MEMBACA NASIONAL 8

(3)

I<ATA PEN GANTAR

Membaca merupakan unsur penting dalam pendidikan, baik bersifat formal maupun nonformal. Kemampuan baca yang

diperoleh di tingkat formal harus tetap dijaga, dan ditingkatkan esensinya melalui berbagai upaya yang melibatkan

peranan keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Agar dapat dicapai hasil yang optimal maka upaya ini harus

dilaksanakan secara serentak dan terpadu yang merupakan tanggung jawab kita bersama sehingga terwujud suatu

masyarakat berbudaya baca seperti yang kita harapkan bersama.

Kesediaan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri untuk mencanangkan "Gerakan Membaca Nasional"

merupakan bukti akan pentingnya gerakan ini dalam mengangkat harkat dan martabat bangsa agar memiliki jatidiri yang

mandiri dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Kami alas nama Perpustakaan Nasional menyampaikan terima kasih

alas kepedulian dan perhatian serta kesediaan Presiden untuk mencanangkan gerakan membaca ini yang dapat dijadikan

momentum nasional dalam meningkatan kualitas bangsa untuk mencapai cita-citanya di masa depan.

Perpustakaan Nasional menyadari bahwa upaya mulia ini tidak dapat dilaksanakan dan dicapai sebagaimana mestinya

tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen

Dalam Negeri merupakan suatu kesepakatan untuk menindaklanjuti apa yang telah dicanangkan Presiden dalam

menggerakkan masyarakat untuk membaca secara nasional.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rakhmat dan hidayah Nya demi kemaslahatan bangsa dan negara tercinta ini.

Jaka~NeV4r 2003

Kep\a p;us~akaa~ Nasional RI

(4)

_

I

GERAI<AN MEMBACA NASIONAL

"CJ "JJJJJJJclEW

I. GAMBARAN UMUM

Potensi bangsa Indonesia sangat besar apabila ditinjau dari jumlah penduduknya yang terdiri dari berbagai suku, yang

memiliki beraneka ragam budaya yang perlu dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Namun demikian potensi

yang begitu tinggi dalam kuantitasnya itu perlu pula diimbangi dengan kualitas yang dimilikinya. United Nations Development

Program pada tahun 2003 melaporkan bahwa Human Deve/opment/ndex Indonesia masih sangat rendah, yaitu berada

pada peringkat 112 dari 175 negara. Salah satu faktor penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

adalah rendahnya kualitas pendidikan masyarakat kita saat ini yang berpengaruh langsung pad a sektor ekonomi dan

kesehatan. Keadaan tersebut lebih diperburuk dengan masih dominannya budaya tutur daripada budaya baca dalam

masyarakat kita yang menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang seharusnya

mampu mengembangkan diri dalam menambah ilmu pengetahuannya secara mandiri melalui membaca.

Namun demikian, dalam kenyataannya hal tersebut tidak dapat dilaksanakan secara merata di berbagai lapisan masyarakat

di seluruh wilayah Indonesia. Keterbatasan sarana bacaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam memperoleh

buku-~

buku bacaan bermutu merupakan masalah utama yang harus mereka hadapi. Ketidakmerataan penyebaran penduduk

termasuk fasilitas pendukungnya juga memiliki dampak negatif dalam penyebaran bahan bacaan kepada masyarakat.

Berdasarkan data tahun 1997, jumlah penduduk di kola hanya i 39 % dibandingkan dengan di desa sebesar i 61 %,

demikian pula dengan fasilitas perpustakaan yang dapat mereka manfaatkan dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang

mereka perlukan.

Beberapa upaya telah dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat melalui pencanangan "Hari

Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca" pad a tanggal14 September 1995 di Istana Negara Jakarta. Kemudian

ditindaklanjuti dengan "Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca" (GPMB) pada tanggal 25 Oktober 2001 di Bogor, yang

merupakan organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan dan pengembangan budaya baca masyarakat dengan

tujuan:

Membangun minat baca bagi terwujudnya masyarakat yang demokratis, egaliter, inklusif, dan kompetitif dalam

(5)

!

! ,

.Mengembangkan Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi sesuai dengan minat, potensi, dan kebutuhan masing-masing;

.Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya, kelompok profesional, dan institusi pemerintah dalam

pemasyarakatan minat baca, baik di lingkungan lembaga pendidikan, perkantoran, tempat ibadah, keluarga,

maupun masyarakat luas.

Gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat sehingga terciptanya budaya baca dan kemudian

diharapkan dapat menjadi kebutuhan pokok bangsa yang paling mendasar di samping kebutuhan pokok lainnya.

Sudah waktunya bagi bangsa Indonesia, melalui kebijakan pemerintah untuk dapat menyediakan saran a bacaan bermutu

bagi masyarakat yang membutuhkannya. Ketersediaan saran a Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat sepantasnya

sudah menjadi salah satu prioritas pemerintah agar bahan bacaan dapat disebarkan serta dimanfaatkan secara merata

di seluruh pelosok tanah air.

Keberhasilan gerakan membaca baru dapat dicapai apabila dilakukan secara nasional, dengan melibatkan peran berbagai

pihak yang bermula dari lingkungan keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sehubungan dengan itu Perpustakaan Nasional

RI memandang perlu untuk bekerja sarna dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Dalam Negeri yang

kegiatannya diawali dengan pencanangan Gerakan Membaca Nasional oleh Presiden pada tanggal 12 November 2003 di Istana Negara Jakarta.

Kita semua berharap bahwa pencanangan ini merupakan momentum nasional bangkitnya bangsa Indonesia dalam

mengejar ketinggalannya dari bangsa lain melalui Gerakan Membaca Nasional sebagai salah satu upaya peningkatan ,

kualitas sumber daya manusianya. i

II. TUJUAN

1. Menggalang kerja sam a dalam upaya mewujudkan budaya baca masyarakat lebih dominan daripada budaya

tutur/lisan

2. Menjadikan sarana bacaan dan membaca sebagai kebutuhan pokok utama di samping kebutuhan pokok lainnya;

3. Mengembangkan dan meningkatkan peran perpustakaan baik di kota maupun di desa;

III. SASARAN

1. Terlaksananya Pencanangan Gerakan Membaca Nasional secara lancar dan optimal

2. Terwujudnya Deklarasi sebagai tindak lanjut dari Pencanangan Gerakan Membaca Nasional.

(6)

IV WAKTU DAN TEMPAT

PELAKSANAAN

Pencanangan Gerakan Membaca Nasional dilaksanakan pada tanggal12 November 2003 bertempat di Istana

Negara Jakarta.

V. PENYELENGGARA

Panitia Peringatan hari Aksara Internasional XXXVIII dan Pencanangan Gerakan Membaca Nasional

VI. ACARA KEGIATAN

1. Laporan Menteri Pendidikan Nasional 2. Sambutan Direktur Jenderal UNESCO

3. Penyerahan Anugerah Aksara oleh Presiden Republik Indonesia

4. Sambutan Presiden Republik Indonesia dilanjutkan dengan Penandatanganan Prasasti Pencanangan Gerakan

Membaca Nasional

5. Penyerahan Deklarasi Gerakan Membaca Nasional kepada Presiden RI

4 m';.twi' ~"'~t1~J'7mf;J:P ,to']

(7)

ii

!

PRASASTI

PENCANANGAN

GERAI<AN MEMBACA NASIONAL

1. .,tiac:a' i

~

~"~h';;il:;3.

f~ ;;';o:nQbfJI ~i"f ,i,~,~~~: c /'

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

:~.

,~

SAYA CANANGKAN """,,;: ",

,,"'" ,,-.

'c'.

" "

GERAI<AN MEMBACA

NASIONAL

";.

:;" MEMBANGUN

BUDAYA BACA, MEMANTAPI<AN

JATIDIRI

DAN MENINGI<ATI<AN

DAYA SAING BANGSA SERTA,

f'~§,;

MEMPERI(OKOH

PERSATUAN

DAN I<ESATUAN

!. ;;"!

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

, ~. ~\ 'cf; , ,'" o""~"..J ($~~~~f;'~, MEGAWATI SOEKARNOPUTRI t :1'{ Jakarta, 12 November 2003

(8)

p-4

D EI<LARASI PEN CANAN GAN GERAI<AN MEMBACA NASI 0 NAL

Menindak lanjuti Pencanangan Gerakan Membaca Nasional yang secara resmi telah dilaksanakan oleh Presiden Republik

Indonesia Megawati Soekarnoputri pada tanggal 12 November 2003 di Istana Negara Jakarta, dan mencermati keadaan

bangsa Indonesia dewasa ini dalam menghadapi perkembangan dan persaingan global, maka Menteri Pendidikan Nasional,

Menteri Dalam Negeri, dan Kepala Perpustakaan Nasional RI, menyatakan sepakat untuk:

1. Membentuk Badan Pengembangan Budaya Baca Nasional (BPBBN);

2. Melaksanakan Promosi Gerakan Membaca Nasional di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota;

3. Memberdayakan seluruh potensi berbagai jenis perpustakaan dalam menunjang keberhasilan Gerakan Membaca Nasional;

4. Membangun kemitraan antara Pemerintah, Swasta dan Organisasi Kemasyarakatan dalam mengembangkan budaya baca;

5. Melaksanakan sistem jaringan informasi pengembangan budaya baca nasional;

6. Melaksanakan berbagai kegiatan pengembangan budaya baca di seluruh lapisan masyarakat;

* 7. Mendorong Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menyediakan dan menyebarluaskan saran a bacaan

sampai di pedesaan;

8. Menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok yang ke sepuluh;

9. Mendorong dan Mengajak Seluruh Lapisan Masyarakat untuk belajar seumur hidup melalui gerakan membaca nasional;

10. Melaksanakan hubungan kerja sam a Gerakan Membaca Nasional dengan berbagai negara di kawasan Regional

dan Internasional;

(9)

I

.PENJELASAN BUTIR-BUTIR

DEKLARASI~-1. Badan Pengembangan Budaya Baca Nasional (BPBBN) merupakan Badan Non Struktural di bawah pengawasan

Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Dalam Negeri dan Perpustakaan Nasional yang bertujuan untuk:

1.1 Menghimpun potensi dan memberdayakan semua komponen bangsa dalam upaya mengembangkan

Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat;

1.2 Meningkatkan pemberdayaan Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat dalam upaya :

1.2.1 Memberikan sarana pendidikan sepanjang hayat kepada masyarakat dengan menyediakan berbagai jenis bacaan yang bermutu secara merata dan demokratik, ;

1.2.2 Mendorong masyarakat secara mandiri meningkatkan kualitas hidupnya dengan membaca dan belajar

baik di Perpustakaan-perpustakaan maupun Taman Bacaan Masyarakat.

2. Promosi Gerakan Membaca Nasional adalah serangkaian kegiatan dalam upaya peningkatan minat baca yang

dilaksanakan di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan sampai di kelompok hunian masyarakat

(RT, RW).

3. Mendorong seluruh komponen bangsa dalam upaya pemberdayaan semua jenis Perpustakaan dan Taman Bacaan

Masyarakat dalam menunjang keberhasilan Gerakan Membaca Nasional.

4. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam membangun kemitraan (Pemerintah, swasta dan semua

organisasi kemasyarakatan) dalam mengembangkan budaya baca.

5. Memperkokoh pelaksanaan sistem jaringan informasi pengembangan budaya baca nasional. secara terkoordinasi

melalui Perpustakaan Nasional bekerja sarna dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya.

6. Pembinaan minat baca secara terus-menerus menuju terciptanya budaya baca secara nasional secara

berkesinambungan, terkoordinasi dan terarah melalui kegiatan antara lain:

6.1 Donasi buku ke perpustakaan-perpustakaan khususnya perpustakaan yang ada di pedesaanserta Taman Bacaan

f Masyarakat;

(10)

6.2 Temu wicara, temu bintang/temu pengarang, dll;

6.3 Pembuatan caption, filler, sinetron berdurasi pendek, pameran buku dan perpustakaan, dll; !

6.4 Mengadakan berbagai kegiatan lomba seperti lomba mengarang, lomba membaca, lomba pidato, dll.

7. Pemerataan bahan bacaan bagi penduduk yang berada di pedesaan.:!: 61 % dan yang berada di kola-kola hanya.:!: 39 %

dapat dilakukan dengan penyediaan saran a Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat yang pengelolaannya

menjadi tanggung jawab pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

8. Kebutuhan buku bacaan sebagai sarana pendidikan formal maupun non formal merupakan kebutuhan mendesak

dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Agar dapat menunjang pendidikan nasional dan dimanfaatkan secara

merata sampai ke pelosok tanah air maka perlu adanya kebijakan pemerintah untuk menjadikan "Buku sebagai ~

Kebutuhan Pokok ke Sepuluh. .j

9. Gerakan Membaca Nasional tidak akan berhasil tanpa dukungan sarana bacaan yang dapat diperoleh dengan mudah

sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Oleh karena itu diperlukan Perpustakaan dan Taman Bacaan

Masyarakat dengan jumlah yang mencukupi hingga sampai ke pelosok desa yang mendorong masyarakat untuk

terus belajar seumur hidupnya. Kita berharap melalui Gerakan Membaca Nasional masyarakat dapat memanfaatkannya

sebagai sarana:

9.1 belajar mandiri di sektor pendidikan formal maupun non formal;

9.2 pengembangan minat dan kebiasaan membaca;

j 9.3 pendukung program pemberantasan buta aksara;

I 9.4 rekreasi sehat dan pengembangan bakat.

I

10. Dalam era globalisasi Gerakan Membaca Nasional hendaknya dapat dijadikan ajang peningkatan kualitas diri dalam

meningkatkan daya saing nasional sehingga mampu berperan aktif melalui berbagai kerja sarna di tingkat regional

maupun internasional.

Referensi

Dokumen terkait

setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi

Karena U hitung = 65 &gt; U (15,15) = 56, yang berarti tidak cukup bukti untuk menolak Ho, dengan kata lain tidak adanya perbedaan yang signifikan antara efikasi diri

5ada bayi dan anak usia dibaah  atau 6 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagragma atau pernapasan abdomen.3olume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak 4

Sedangkan dalam penelitian ini, membaca yang dimaksud adalah kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara

rawat inap kelas II terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dari 86 responden secara umum sebagian besar

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Berdasarkan model genangan banjir rob yang ditunjukkan pada Gambar 14, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara terkena dampak dari banjir rob, yang

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah