30
Kelas atau yang sering kali disingkat dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif, yaitu dengan melakukan kolaborasi kerjasama antara guru kelas dengan peneliti. 3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2017/2018. Perlu penulis jelaskan bahwa peneliti melakukan penelitian di salah satu SD jawa tengah. Tepatnya di SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. SDN 02 Jumo beralamat di dusun Dawung RT 02/03, desa Jumo, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh tani dan pengambil hasil hutan.
3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah orang yang berkaitan langsung di kegiatan, dengan harapan subjek tersebut mampu memberikan informasi secara jelas dan tepat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini tergolong menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (x)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi pengaruh atau sebab berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas mempunyai sifat dapat berdiri sendiri atau Independent. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
2. Variabel terikat (y)
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi akibat dari pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3.3.2 Definisi Operasional
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga ialah model pembelajaran dimana guru menyajikan masalah kepada siswa dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah yang akan dipilih. Kemudian, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok belajar untuk bermain ular tangga dimana setiap kotaknya berisi tugas atau soal yang kemudian dalam semua rangkaian kegiatan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga ini akan diukur dengan menggunakan lembar observasi.
2. Motivasi belajar ialah dorongan dalam diri siswa berupa senang terhadap pelajaran, kemauan, kemauan, perhatian dan ketekunan untuk belajar baik itu dari dalam maupun luar dan dapat diukur dengan menggunakan angket motivasi belajar.
3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga yang dapat diukur melalui teknik tes dan non tes.
Penelitian ini akan mengukur 3 ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk menjaring hasil belajar kognitif, peneliti menggunakan teknik tes dengan instrumen soal berupa pilihan ganda. Untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik dijaring dengan menggunakan teknik non tes, yaitu dengan instrumen lembar observasi pengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik.
3.4 Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini direncanakan berjalan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai pengajar dan guru kelas akan bertindak sebagai observer atau pengamat. Adapun dalam kegiatan ini semua yang tergabung dalam penelitian ini terlibat dalam empat tahap seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66). Tahapan tersebut yakni perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Model tersebut dapat dilihat seperti berikut.
Gambar 3.1
3.4.1 Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut ini: 1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam proses pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga. 4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan pada aspek kognitif.
6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan setelah adanya tindakan.
7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan b. Pelaksanaan (action)
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada tahap ini, guru telah memasuki tahapan pertama dalam PBL yaitu Orient student’s to the problem atau mengorientasikan siswa pada masalah. Kegiatan yang dilakukan guru adalah seperti di bawah ini:
1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa 2. Guru melakukan presensi siswa.
4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa
6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.
2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular tangga.
3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya memainkan permainan ular tangga dan menjawab permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.
Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL yang disebut dengan Assist independent and group investigations atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang disajikan
5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan siswa dalam kelompok
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya.
6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular tangga di depan kelas.
7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.
9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman belajar yang telah terlaksana.
10. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas. 2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
dipelajari.
3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.
4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar. 5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar. c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Perlu penulis sampaikan, kegiatan observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan (action). Data yang diperoleh melalui kegiatan observasi akan dijadikan sebagai bahan refleksi.
d. Refleksi (reflection)
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
3.4.2 Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang dilakukan penulis pada siklus II pada dasarnya sama dengan apa yang dilakukan penulis pada siklus I. Tetapi, pada siklus II perencanaan dilakukan berdasarkan temuan masalah yang ada dan hasil refleksi pada siklus I. Untuk selanjutnya akan dilakukan perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi untuk mengetahui kebutuhan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam proses pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
3. Menyiapkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga. 4. Menyusun lembar observasi guna mengukur aktivitas guru dan
siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Menyusun soal tes evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan pada aspek kognitif.
6. Menyusun angket motivasi belajar guna mengukur motivasi belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan setelah adanya tindakan.
7. Berdiskusi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan tindakan b. Pelaksanaan (action)
1) Kegiatan Pendahuluan
Sama seperti siklus I, pada tahap ini, guru telah memasuki tahapan pertama dalam PBL yaitu Orient student’s to the problem atau mengorientasikan siswa pada masalah. Kegiatan yang dilakukan guru adalah seperti di bawah ini:
1. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdoa 2. Guru melakukan presensi siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.. 4. Guru menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
5. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa.
6. Guru memberi motivasi siswa agar siswa semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
Memasuki kegiatan inti, guru memasuki tahapan kedua dalam PBL, yakni Organize student’s for study atau mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa untuk bermain ular tangga.
2. Guru memberikan penjelasan peraturan dalam bermain ular tangga.
3. Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya memainkan permainan ular tangga dan menjawab permasalahan yang ada pada setiap kotaknya.
Menginjak tahap ini, guru memasuki tahap ketiga dalam PBL yang disebut dengan Assist independent and group investigations atau Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
4. Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang disajikan
5. Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan dan pembimbingan siswa dalam kelompok
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah Develop and present artifacts and exhibit, yaitu mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya.
6. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada pada ular tangga di depan kelas.
7. Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
8. Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.
9. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengalaman belajar yang telah terlaksana.
10. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru melaksanakan tahap kelima PBL yaitu Analyze and evaluate the problem solving process atau menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti atau kurang jelas. 2. Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah
dipelajari.
3. Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.
4. Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran hasil belajar. 5. Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi belajar. c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dalam menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Data yang diperoleh melalui kegiatan observasi akan dijadikan sebagai bahan refleksi.
d. Refleksi (reflection)
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan akan ditinjau ulang melalui kegiatan refleksi. Adapun pelaksana kegiatan ini adalah peneliti yang berperan sebagai praktikan dan guru kelas yang berperan sebagai observer. Melalui kegiatan ini, akan diketahui beberapa kekurangan dan kelebihan yang diperoleh. Kekurangan yang didapat akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya dan kelebihan yang didapat akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Sub bab 3.5 akan menguraikan bagaimana dan dengan apa peneliti mengumpulkan data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan menjadi tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi pada siswa untuk mengukur hasil belajar. Sementara itu, teknik non tes meliputi observasi dan pengisian angket motivasi belajar.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yang meliputi observasi, tes dan angket.
1. Observasi
Observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Dalam kegiatan ini, guru kelas IV SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan akan berperan sebagai observer atau pengamat. Sedangkan peneliti akan bertindak sebagai pengajar atau praktikan yang bertugas mengajarkan materi pelajaran kepada siswa.
2. Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar siswa. Dengan teknik ini, peneliti akan mengetahui adakah peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Adapun tes akan dilakukan di pertemuan terakhir pada setiap siklusnya.
3. Angket
Peneliti menggunakan teknik ini untuk mengukur motivasi belajar siswa.. Maka dari, peneliti menggunakan teknik angket untuk mendapatkan data dari subjek penelitian tentang kecenderungan motivasi belajar siswa setelah adanya tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen atau perangkat untuk mengumpulkan data penelitian ini dibagi menjadi 3, yang meliputi lembar observasi, butir soal dan lembar angket.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga dari awal hingga akhir. Selain itu, sesuai dengan apa yang telah penulis
sampaikan sebelumnya bahwa observasi juga dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik. Kisi-kisi dari instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada skripsi ini dapat dilihat pada beberapa tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek PBL Indikator No.
Item Jumlah 1 Kegiatan pendahuluan Orient student’s to the problem Melakukan kegiatan pra pembelajaran. Melakukan apersepsi, memotivasi siswa.
Orientasi siswa pada
masalah 1,2,3 4,5 6 3 2 1
2 Kegiatan Inti Organize student’s for
study
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
7,8,9 3 Assist independent and group investigations Membantu investigasi
mandiri dan kelompok
10,11 2 Develop and present artifacts and exhibit Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya 12,13, 14,15 4 3 Kegiatan Penutup Analyze and evaluate the problem solving process Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 16,17, 18,19, 20,21 6 Jumlah 21
Kisi-kisi lembar observasi siswa juga dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek PBL Indikator No.
Item Jumlah 1 Kegiatan pendahuluan Orient student’s to the problem Menunjukkan kesiapan. Menjawab apersepsi, Menunjukkan semangat.
Orientasi pada masalah
1,2,3 4 5 6 3 1 1 1
2 Kegiatan Inti Organize student’s for study Membentuk kelompok belajar 7 1 Bermain Ular Tangga Memperhatikan peraturan
Bermain ular tangga
8 9 1 1 Assist independent and group investigations
Diskusi dan kerjasama
kelompok 10,11 2 Develop and present artifacts and exhibit Mempresentasikan hasil diskusi Memberikan penghargaan Menyimpulkan materi 12,13, 14 15 2 1 1 3 Kegiatan Penutup Analyze and evaluate the problem solving process Melakukan kegiatan penutup 16,17, 18,19, 20,21 6 Jumlah 21
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi
(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Afektif Siswa)
No Aspek Indikator No. Item
1. Spiritual a. Taat beribadah
b. Berdoa setelah dan sebelum KBM
c. Toleransi beragama
1
2,3
4,5 2. Sikap Sosial a. Jujur
b. Disiplin c. Tanggungjawab d. Toleransi e. Gotong royong f. Santun g. Percaya diri 6,7 8,9,10,11 12,13 14,15,16 17,18,19 20,21,22 23,24,25 Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi
(Untuk mengukur Hasil belajar Ranah Psikomotorik Siswa)
No Aspek Indikator No.
Item 1. Bermain Ular Tangga a. Ketepatan dalam memilih pion
b. Gerakan menunjukkan anak sehat
1
2,3,4
2. Presentasi a. Keterampilan menyatakan pendapat
b. Kejalasan dalam menyatakan
pendapat
c. Menggerakkan badan
5
6,7,8
2. Butir Soal
Butir soal yang diberikan yakni tes tertulis berbentuk ganda yang diberikan pada akhir siklus I dan II. Adapun kisi-kisi tes evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah
1
3.9 Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.
3.9.1 menjelaskan rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga.
1,2,3,4,5 5
3.9.2 menghitung keliling dan luas persegi
6,7,8,9,10,
11,12 7
3.9.3 menentukan keliling dan luas persegi panjang
13,14,15, 16,17,18, 19,20,21, 22 10 Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II
No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah
1
3.9 Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.
3.9.1 Menganalisis cara menghitung dan menentukan keliling persegi panjang. 1,2,3,4, 4 3.9.2 Menganalisis cara menghitung dan
menentukan luas persegi panjang. 5,6,7,15, 17,18,19 7 3.9.3 Menganalisis cara menghitung dan menentukan keliling segitiga. 8,9,10,11, 12,13,14 7 3.9.4 Menganalisis cara menghitung dan
menentukan luas segitiga.
3. Lembar Angket
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa No Ciri-ciri Motivasi Belajar
(Aini, 2014: 4) Indikator No. Item Jumlah
1 Perasaan senang terhadap pelajaran.
Mengikuti KBM dengan senang
1,2,3 3
Kesenangan mengerjakan tugas 4 1 Kesenangan mengulang materi
pelajaran di rumah 5 1
2 Kemauan untuk belajar. Belajar tanpa adanya paksaan
(mandiri) 6 1
Kemauan menghafal materi
pelajaran 7 1
Kemauan mencatat materi
pelajaran 8 1
3 Perhatian siswa pada saat belajar.
Memperhatikan penjelasan guru 9 1 Kebosanan siswa pada saat
belajar 10,11 2
Fokus siswa pada saat guru
mengajar 12 1
4 Ketekunan Ketekunan mengerjakan tugas 13 1
Ketekunan membaca buku
pelajaran 14,15 2
Ketekunan merangkum materi
pelajaran 16,17 2
Total 17
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen harus terlebih dahulu melalui tahapan uji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang bukan menjadi subjek penelitian, yaitu siswa kelas V SDN 02 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan yang berjumlah 28 siswa. Uji validitas merupakan cara untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang
diterima dan tidak. Untuk melakukan uji validitas, penulis menggunakan SPSS 24 For Window 7. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item dalam instrumen, peneliti beracuan pada Muhidin dan Abdurrahman (2009: 173) seperti berikut ini:
a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Suatu instrumen dikatakan reliabel bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek sama akan mempunyai hasil data yang sama. Maka dari itu reliabel atau suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila soal tersebut sudah valid. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu metode pengujian menggunakan metode Alpha-Cronbach. Jika pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach maka (r) hitung diwakili oleh nilai Alpha. Apabila Alpha hitung > r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka instrumen dapat dikatakan reliabel (Sugiyono, 2010).
Berikut ini merupakan tabel tingkat Korelasi Alpha Cronbach.
Tabel 3.8
Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 > 0,20 s/d 0,40 > 0,40 s/d 0,60 > 0,60 s/d 0,80 > 0,80 s/d 1,00 Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi
Data hasil uji coba selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software SPSS 24 For Window 7, peneliti dapat menguraikan hasil uji validitas soal evaluasi siklus I pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 7,16,17 3
2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,
22,23,24,25 22
Total 25
Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25 soal yang diuji coba, 3 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 22 item masuk dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 7,16,17. Sedangkan item
soal yang masuk dalam kriteria valid ialah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,24,25. Dari 22 item soal yang dinyatakan valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,920. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa soal tes evaluasi siklus I dalam penelitian ini masuk dalam kategori sangat reliabel. Sementara itu, hasil uji validitas dan reliabilitas soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 3,18,21,22,24 5
2 Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25 20
Total 25
Hasil perhitungan dengan SPSS 24 For Window 7, diketahui bahwa dari 25 soal yang diuji coba, 5 item masuk dalam kriteria tidak valid dan 20 item masuk dalam kriteria valid. Item soal yang tidak valid yakni 3,18,21,22,24. Sedangkan item soal yang masuk dalam kriteria valid ialah 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,19,20,25. Dari 25 item soal yang dinyatakan valid, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,898. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa soal tes evaluasi siklus II masuk dalam kategori sangat reliabel.
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket
Sama halnya dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen soal evaluasi, instrumen angket juga diuji dengan SPSS 24 For Window 7. Adapun hasil dari uji validitas dari instrumen angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 6,10,16,18,22 5
2 Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21 17
Total 22
Melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 22 item yang telah diuji coba, 17 item masuk dalam kriteria valid dan 5 item tidak valid. Item pada instrumen yang valid yakni 1,2,3,4,5,7,8,9,11,12,13,14,15,17,19,20,21. Sedangkan 5 item yang tidak valid yaitu 6,10,16,18,22. Dari 17 item yang masuk dalam kategori valid, didapati nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,862 dan artinya instrumen motivasi belajar pada penelitian ini dapat dinyatakan sangat reliabel.
Tidak hanya melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen angket dan soal evaluasi, penulis juga melakukan uji validitas instrumen lembar observasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Berikut ini merupakan hasil uji validitas dari kedua instrumen lembar observasi tersebut.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 16,18,24,26,29 5
2 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,
23,25,27,28,30 25
Total 30
Hasil dari 30 butir pengamatan yang telah diujicoba, menunjukkan 5 item tidak valid dan 25 dinyatakan valid. Adapun 5 item yang tidak valid yaitu nomor
16,18,24,26,29. Sedangkan item yang dinyatakan valid ialah nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,21,22,23,25,27,28 serta nomor 30. Selanjutnya dari 25 item yang valid tersebut memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,951 yang berarti instrumen tersebut sangat reliabel untuk digunakan.
Tabel 3.13
Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk mengukur Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa
No Kriteria Item Jumlah
1 Tidak
Valid 3,4,7,9,11,16,18 8
2 Valid 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17 10
Total 18
Hasil dari 18 item yang telah melalui proses uji coba, hasil yang didapat adalah 8 item tidak valid dan 10 item valid. 8 item yang tidak valid yaitu 3,4,7,9,11,16,18. Adapun 10 item yang valid yakni 1,5,6,7,10,12,13,14,15,17. Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS, ke 10 item tersebut mempunyai nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,897. Artinya, instrumen tersebut juga sangat reliabel untuk digunakan. Perlu penulis sampaikan bahwa beberapa jumlah butir yang valid tersebut akan digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dengan menggunakan skala likert.
3.7 Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi
Instrumen juga harus melalui tahap uji taraf kesukaran setelah melalui tahap uji validitas dan reliabilitas. Instrumen evaluasi yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya berimbang. Maksudnya, soal tersebut tidak terlalu mudah ataupun sebaliknya. Dalam menentukan kesukaran setiap item yang ada pada instrumen soal evaluasi, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: Tabel 3.14 Indeks Kesulitan Soal Rentang Kriteria
0,71-1,00 Mudah
0,31-0,70 Sedang 0,00-0,30 Sukar
Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.14 seperti di bawah ini.
Tabel 3.15
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I
Rentang Kriteria Item Jumlah
Item 0,71-1,00 Mudah 1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25 15
0,31-0,70 Sedang 5,8,10,11,13,14,15, 7
0,00-0,30 Sukar
Total 20
Olahan data menggunakan SPSS menunjukkan dari 22 item yang dinyatakan valid, 15 masuk dalam kriteria mudah. 15 item soal terebut yakni 1,2,3,4,6,9,12,18,19,20,21,22,23,24,25. Sedangkan 7 item soal masuk dalam kriteria sedang yaitu 5,8,10,11,13,14,15. Selanjutnya, hasil uji taraf kesukaran soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.16
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II
Rentang Kriteria Item Jumlah
Item 0,71-1,00 Mudah 2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23 17 0,31-0,70 Sedang 1,19,22 3 0,00-0,30 Sukar Total 20
Hasil yang didapat dari olah data SPSS mengenai 20 item yang dinyatakan valid, 17 masuk dalam kriteria mudah. 17 item soal tersebut yakni 2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,18,20,21,23. Sedangkan 3 item soal masuk dalam kriteria sedang yaitu 1,19,22.
3.8 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan harapan terjadinya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah adanya tindakan dengan implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga. Untuk hasil belajar kognitif, siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajarnya memenuhi KKM. Sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik, siswa dinyatakan tuntas apabila mendapat skor dengan kriteria tinggi. Dalam penelitian ini, model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa secara keseluruhan hasil belajar dari ketiga ranah tersebut tuntas. Sedangkan Mengenai motivasi belajar, implementasi model Problem Based Learning (PBL) berbantuan permainan ular tangga dinyatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa mendapatkan skor motivasi belajar pada kategori tinggi.
3.9 Analisis Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian mempunyai makna dan dapat digunakan sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian, perlu adanya olah data dan analisis data. Data kuantitatif dalam penelitian ini merupakan data yang didapat dari tes evaluasi. Data tersebut akan dianalisis dengan cara memberikan paparan detail kenaikan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Selanjutnya, data kualitatif dalam penelitian ini yang meliputi motivasi dan aktivitas guru serta siswa akan dianalisis dengan menghitung presentase dari rata-rata yang sejenis. Kemudian dari kedua jenis data tersebut akan dianalisis dengan teknik komparatif. Artinya, data-data tersebut akan dibandingkan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II untuk melihat sejauh mana tingkat peningkatan yang telah dicapai.