• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI ROLE PLAY PADA PEMBELAJARAN MUHADATSAH DI LEMBAGA MADRASAH DIRASAH ISLAMIYAH DAN ARAB (MADINA) MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSPERIMENTASI ROLE PLAY PADA PEMBELAJARAN MUHADATSAH DI LEMBAGA MADRASAH DIRASAH ISLAMIYAH DAN ARAB (MADINA) MLATI SLEMAN YOGYAKARTA"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI

ROLE PLAY

PADA PEMBELAJARAN

MUHADATSAH

DI LEMBAGA MADRASAH DIRASAH ISLAMIYAH DAN

ARAB

(MADINA)

MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disusun oleh : Sarwadi 05420025

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(2)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sarwadi

NIM : 05420025

Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

Fakultas : Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(3)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/R0

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Nomor : UIN/02/DT/PP.I.98/09

Skripsi/tugas Akhir dengan judul: Ekspeimentasi Role Play Pada Pembelajaran Muhadatsah di Lembaga Madrasah Dirasah Islamiyah Dan Arab (MADINA) Mlati Sleman Yogyakarta

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Sarwadi

NIM : 05420025

Telah dimunaqosyahkan pada : 8 Januari 2009

Nilai munaqosyah :A/B

(4)
(5)
(6)

MOTTO

Jadikanlah diri kita seperti yang kita inginkan,

1

hadapilah apa yang ada

dan

hadapi apa adanya

1

(7)

PERSEMBAHAN

(8)

KATA PENGANTAR

Ucapan segala pujian dan senandung rasa syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Rabb Semesta Alam yang telah memberikan rahmat dan anugrah yang tiada terkira kepada manusia untuk menikmati keagungan semua ciptaan-Nya. Sholawat serta salam tercurah limpahkan kepada reformer terbesar umat ini, Nabi kita Muhammad SAW, Para Sahabat, Keluarganya dan semua yang tetap istiqomah diatas millahnya.

Berkat pertolongan Allah serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul” Eksperimentasi Role Play Pada Pembelajaran Muhadatsah Di Lembaga Madrasah Dirasah Islamiyah Dan Arab (MADINA) Pogung Rejo Mlati Sleman Yogyakarta” diharapkan dapat memberi kontribusi dalam dinamika pendidikan khususnya Pendidikan Bahasa Arab.

Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh yang terbaik. Oleh karena itu sangat diharapkan sumbang sarannya yang berguna untuk perbaikan dimasa yang akan dating. Dan tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan penuh rasa hormat dan penghargaan yang tinggi kepada: Bapak Dr. Sutrisno, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta.

• Bapak Drs. H. Zainal Arifin Ahmad, M.Ag dan Bapak Dr. abdul Munip,

(9)

• DR. Ahmad Janan Asifudin, MA sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

• DR. Sembodo Ardi Widodo M. Ag, sebagai penasehat akademik.

• Bapak / Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

yang telah memberikan berbagai wawasan dan pengetahuan kepada penulis.

• Direktur Lembaga MADINA beserta segenap stafnya yang telah

memberikan izin dan membantu penulis dalam melaksanakna penelitian di Lembaga MADINA.

• Ayah dan ibuku tercinta, adik dan kakaku atas segala dukungan, doa dan

motivasi kepada penulis.

• Teman-teman Masjid Al Bahrawi Tegal Kemuning Iza, Ucup atas

kebersamaan yang ada yang ikut mewarnai dinamika kehidupan penulis.

• Teman-teman PBA 2 angkatan 2005 yang telah memberikan semangat dan

membantu penulis.

Akhirnya penulis hanya berharap semoga karya sederhana ini dapat memberi manfaat khususnya kepada penulis dan umumnya kepada pembaca serta dapat memberi kontribusi positif pada perkembangan ilmu pengtahuan.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… SURAT PERNYATAAN ………. HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ……….. HALAMAN PENGESAHA………... HALAMAN MOTTO………... HALAMAN PERSEMBAHAN……….. HALAMAN PENGANTAR ..……….….. DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL………. DAFTAR LAMPIRAN………. ABSTRAKSI……… BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ……… 1

2. Rumusan Masalah ……….. 4

3. Tujuan Penelitian ……… 5

4. Manfaat Penelitian ……….. 5

5. Tinjauan Pustaka ……… 5

6. Kerangka Teori ………7

7. Hipotesis Penelitian………21

8. Metode Penelitian ……… 22 9. Teknik Pengumpulamn Data………

(11)

10. Instrument Pengumpulan Data ……… 28

11. Teknik Analisis Data... 29

12. Sistematika Pembahasan... 33

BAB II GAMBARAN UMUM MADINA MLATI SLEMAN 1. GAMBARAN UMUM LEMBAGA 1. Letak Geografis ... 35

2. Sekilas Tentang MADINA ... 36

3. Sejarah Berdirinya MADINA ... 38

4. Struktur Organisasi ... 39

5. Visi dan Misi MADINA ... 40

6. Program MADINA ... 40

7. Data Pengajar ... 42

8. Data Karyawan ... 41

9. Data Santri ... 43

10. Fasilitas Madrasah ... 44

11. Kondisi Sarana dan Prasarana ...45

2. GAMBARAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB A. Program Pengajaran ... 46

B. Data Pengajar Bahasa Arab ... 46

C. Kurikulum Yang Diajarkan ... 47

D. Tujuan Pengajaran Bahasa Arab ... 48

E. Metode Pengajaran ... 48

F. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Arab ... 49

(12)

1. Persiapan Instrument ……… 50

2. Penentuan Jumlah Perlakuan ……… 50

3. Pembuatan Silabus Dan Rencana Pembelajaran ……… 51

4. Pembuatan Instrument Pre Test Dan Post Test ……….. 54

2. DESKRIPSI SANTRI LEMBAGA MADINA 1. Usia Santri ……….. 58

2. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua ……….. 58

3. Keadaan (Pekerjaan) Orang Tua Santri ……….. 59

4. Asal Sekolah (Pendidikan) ………. 59

3. PROSEDUR EKSPERIMEN i. Pengukuran Subjek Sebelum Eksperimen ………. 60

ii. Pre test ……… 62

iii. Pemberian Perlakuan Atau Treatment ………... 66

4. DESKRIPSI DATA KELOMPOK SANTRI DENGAN PEMBELAJARAN ROLE PLAY……… 84

5. DESKRIPSI DATA SANTRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL ……….. 85

6. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS 1. Distribusi Normal ……….. 87

2. Uji Homogenitas ……… 90 7. DATA PENINGKATAN KEMAMPUAN SANTRI KELOMPOK

(13)

1. Perbandingan Pre Test Post Test Data Control ……… 91 2. Perbandingan Pre Test Post Test Data Eksperimen ……….. 3. Perbandingan Data Post Test Data Kontrol Dan Data Eksperimen 8. PENGUJIAN HIPOTESIS

(14)

DAFTAR TABEL Table 1 Silabus Pembelajaran

Table 2 Kisi-Kisi Pre Test Dan Post Test Table 3 Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Table 4 Jumlah dan Sebaran Usia Siswa Table 5 Latar Pendidikan Orang Tua Santri

Table 6 Keadaan Ekonomi (Pekerjaan) Orang Tua Santri Table 7 Asal Sekolah Santri

Table 8 Bobot Nilai Pre Test Dan Post Test

Table 9 Nilai Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen (Kelas A1) Table 10 Nilai Hasil Pre Test Kelompok Control (Kelas A2) Table 11 Nilai Hasil Pre Test Penggabungan Tiga Penguji Table 12 Hasil Rata-Rata Kelas Setelah Pre Test

Table 13 Hasil Pre Test Kelas Control Dan Eksperimen

Table 24 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Control Dan Eksperimen

Table 15 Nilai Hasil Post Test Kelompok Eksperimen (Kelas A1)

Table 16 Nilai Penggabungan Hasil Post TestKelompok Eksperimen (Kelas A1)

Table 17 Nilai Hasil Post Test Kelompok Control (Kelas A2)

Table 18 Nilai Penggabungan Hasil Post Test Kelompok Kontrol (Kelas A2) Table 19 Hasil Uji Normalitas

(15)

Table 22 Peningkatan Skor Kelas Kontrol Table 23 Perhitungan Mean Kelas Kontrol Table 24 Peningkatan Skor Kelas Ekperimen Table 25 Mean Kelas Kontrol

Table 26 Perbandingan Post Test Control Dengan Post Test Eksperimen Table 27 Perbandingan Mean Post Control Dengan Eksperimen

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

(17)

ABSTRAKSI

Ekperimentasi role play pada pembelajaran muhadatsah dilembaga Madrasah Dirasah Islamiyah Dan Arab (MADINA) Pogung Rejo, Mlati Sleman Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Penelitian ini berusaha mengujicobakan dan membandingkan model pembelajaran role play dengan model pembelajaran yang ada disana untuk mengukapkan ada tidaknya peningkatan kemampuan muhadatsah santri dilembaga Madrasah Dirasah Islamiyah Dan Arab. Serta untuk mengetahui tingkat perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol mana yang lebih unggul.

Role play merupakan salah satu model dari pembelajaran aktif, yaitu suatu teknik pembelajaran yang lebih menjadikan siswa sebagai subjek bukan objek. Berdasarkan teori pembelajaran aktif ini penulis menjadikan role play sebagai solusi terhadap masalah pengajaran di lembaga tersebut.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak dari seluruh populasi yaitu seluruh santri lembaga tersebut. Sample diambil dua kelas dari populasi yang ada yaitu kelas A1 sebagai kelas eksperimen dan A2 sebagai kelas kontrol. Masing-masing kelas berjumlah sepuluh orang. Metode pengumpulan data yang di gunakan menggunakan metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument pengambilan data menggunakan tes secara lisan. Analisis data menggunakan “t” tes dengan cara membandingkan hasil post tes antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(18)

ديرجتلا

ةبيرجتلا .ىداوراس

roleplay

ةسردلا ةسسؤلا ف ةثدلا ميلعت ف

) هيبرعلاو ةيملسلا ةساردل

Madina

،ناميلس ،ىتلم ،وجر عوكوف (

اكاج لاك نانوس ةيملسلا ةيموكلا ةعماج ةيبرتلا ةيلكلا اتركايكوي

.اتركايكوي

ةيملعتلا ةقيرط يب ةنراقلاو ناحتملا ةقيرطلا يعس ثحبلا اذه

roleplay

له ،ابعيل ،ةسسؤلا كلت ف تلمعتسا تلا ةيملعتلا ةقيرطلا عم

ابعيل عم ؟ ل ما ةثدلا ةسارد ف ةردقلا هيدل ةسسؤلا كلت ف بلطلا

.ةيفرشلا ةقرفو ةيدادعلا ةقرف يب قوفت تاسارد

roleplay

نأ ةقيرط يه ةيدهتم ةقيرط عاونا نم ةقيرط ىدحغ يه

ةيملعتلا ةقيرط بسح ىلع .امئاد عوضوم سيلو لعافلاك ابلطلا نوكي

) انيدام ف ةيملعتلا تلكشل اجلع فلالا لعي نأ ةيدهتم

Madina

(

كلت ف بلط لك نم ةيئاوشع ةقيرطب ةينيع ةظحللا بلاسا

لصفاك ناثلا لصفو لولا يهو يتقرفلا نم ةذوخئم ةينيعلا .ةسسؤلا

تانايب ىلع عمتي ةقيرطلا .بلط ىرشع ىلع ىوتي لصف لك ف ةيفرسلا

تانايب عمتي تادأ .ةيتغيشو ةيفوحص ةثيدح ،تايفارم ،تايرابتلا يهو

لمعتسي تانايبلا ةيللحتلا .ةيهفس رابتخلا لمعتسي

tes "t

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa arab merupakan salah satu dari bahasa Internasional. Berbagai negara menjadikan bahasa ini sebagai bahasa resmi. Sebagai bahasa Internasional, bahasa ini mempunyai peran yang sangat vital dan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa-bangsa di dunia. Terlebih lagi kebanyakan dari negara-negara native language ini merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, sehingga semakin menambah fungsi bahasa dan peran bahasa tersebut.

Disisi lain bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci Al qur’an dan bahasa agama Islam dengan pemeluk miliaran jiwa dari penduduk dunia. Segala hukum-hukum agama tetulis dengan bahasa ini sehingga seorang yang ingin mempelajari Islam akan merasa tertuntut untuk mempelajari bahasa arab. Maka tidak mengherankan jika disetiap Pondok Pesantren ataupun di sekolah-sekolah Islam pasti mengajarkan bahasa arab. Dari jenjang sekolah-sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi pelajaran / mata kuliah bahasa arab merupakan mata kuliah wajib. Dari situ semakin nyatalah betapa pentingnya bahasa arab bagi umat Islam.

(20)

seperti

orang yang bangun dari tidur dan bangkit mempelajari bahasa arab. Mereka seperti orang yang kehausan dalam mempelajari arab dan Islam. Oleh sebab itu barbagai lembaga pengajaran bahasa arab dan Islam berdiri disekitar kampus-kampus umum atau sekuler.

Tidak jauh dari lembaga MADINA (Madrasah Dirasah Islamiyah dan Arab), yang berdiri untuk mengakomodasi dan memfasilitasi mahasiswa untuk mempelajari agama Islam dan bahasa Arab. Sejak petama kali berdiri, lembaga ini sudah mengajarkan bahasa arab. Santri-santrinya sebagian besar merupakan mahasiswa kapus umum atau sekuler (UGM, UNY) dan sebagian kecil dari kampus Islam (UII, UAD, UIN). Pada awalnya lembaga ini hanya mengajarkan bahasa arab untuk mempelajari kitab-kitab klasik dari para ulama. Namun, seiring berjalannya waktu lembaga ini juga mengajarkan bahasa-bahasa arab kontemporer untuk komunikasi.

(21)

menerangkan pelajaran dalam bentuk ceramah. Bahkan tidak jarang guru menyuruh siswa asal berbicara tanpa mempertimbangkan aspek gramatikal.

Yang menjadi PR besar dari lembaga ini adalah bagaimana agar pada pelajar yang belajar di lembaga ini dapat menguasai muhadatsah dengan baik dan benar dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apakah metode yang digunakan untuk mengajar selama ini masih cukup relevan untuk dipertahankan, mengingat fakta konkrit yang ada berkaitan dengan kompetensi berbahasa (dalam hal ini adalah muhadatsah).

Selanjutnya yang menjadi perhatian peneliti adalah kaitan antara metode, subyek pengajaran, dan dari segi menarik tidaknya teknik yang biasa digunakan. Pelajar dari lembaga ini sebagian besar adalah dari kalangan mahasiswa. Mayoritas mereka berasal dari UGM ditambah sebagian kecil dari UNY, UAD, UII dan UIN. Dapat dikatakan bahwa para pelajarnya masuk dalam notabene pelajar dewasa. Mereka lebih menyukai suasana yang memberi kebebasan untuk mencoba dan berlatih secara lebih bebas. Mereka lebih menginginkan suasana yang rileks dan menyenangkan daripada sistem pengajaran dengan dengan guru menguasai kelas secara penuh. Akan tetapi dari pengamatan peneliti, selama ini model pembelajaran yang digunakan cenderung kaku dan kurang mengangkat pertisipasi santri. Kegiatan belajar muhadatsah masih dapat dikatakan cukup monoton. Tidak ada variasi penataan kelas, permainan dan hal yang sejenisnya.

(22)

sesuai dengan buku arabic for all. Dengan kata lain ada semacam stagnasi kemampuan muhadatsah santri dilembaga tersebut. Padahal kalau kita cermati, kecerdasan mereka termasuk bagus karena sebagian besar adalah mahasiswa UGM. Secara fasilitas mereka termasuk dari kalangan orang kalangan menengah keatas. Akan tetapi mengapa terjadi semacam stagnasi atau ouput belajar kurang memuaskan.

Atas dasar fakta diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dilembaga tersebut. Penulis berusaha mencari solusi dari penyebab lambannya tingkat kompetensi pelajar. Apakah perlu dilakukan pergantian metode dan teknik pengajaran. Apa perbedaan antara teknik lama dan baru dan seberapa besar pengaruhnya.

Oleh karena itu penyusun mencoba mengangakat role play sebagai solusi atas problematika pengajaran muhadatsah yang ada pada kembaga tersebut. Strategi ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran aktif yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam mengekspreksikan kemampuan dasarnya.2 Sedangkan posisi guru hanya sebagai fasilitator pendukung jalannya kegiatan belajar mengajar. Dengan melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental maka proses kegiatan belajar muhadatsah akan dapat dengan berkembang, begitu juga dengan kemahiran yang ditargetkan. B. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang di atas, rumusan masalahnya akan dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

2

(23)

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan role play dengan menggunakan strategi yang selama ini dipakai di lembaga MADINA.

2. Bagaimana pengaruh role play terhadap kemampuan bahasa Arab siswa dilembaga MADINA.

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran antara menggunakan role playing dengan cara sebelumnya.

2. Untuk mengetahui pengaruh role play terhadap kemampuan muhadatsah pelajar.

D. Manfaat atau kegunaan penelitian

1. Bagi penulis penelitian ini memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran tentang penelitian lapangan dan eksperimentasi.

2. Bagi lembaga memberi masukan posotif untuk menyusun kurikulum dan model pembelajaran selanjutnya.

3. Memberikan sedikit masukan lebih khusus dalam dunia pengajan bahasa arab, dan dapat dijadikan perantara bagi peneliti selanjutnya.

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian skripsi ini penulis mengajukan buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian, karena hal tersebut merupakan acuan dan gagasan didalam melengkapi skripsi ini. Adapun kepustakaan tersebut yaitu:

(24)

Cooperativ Learning Dalam Model Paired Storytelling Di Man Gandekan

Bantul.3 Skripsi ini melakukan percobaan pembelajaran muhadatsah dengan

storytelling yang dibandingkan dengan pengajaran yang ada disekolah tersebut.

Skripsi yang ditulis oleh Salim Saputra yang berjudul Eksperimentasi Media Audio Pada Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Peningkatan

Muharutu Al istima di SLTP Muhammadiyah III Depok, Sleman, Yogyakarta.4

Skripsi ini sangat mirip dengan penelitian yang akan penulis kerjakan, hanya saja tempat penelitian dan materi yang diuji cobakan berbeda. Dalam penelitian tersebut masalah yang dikaji adalah kemampuan istima’ menggunakan media seperti pada judul.

Karya tulis oleh Drs. Suwarna Pringgawidagda, M.pd. yang berjudul ”

Strategi Penguasaan Berbahasa” yang didalamnya mencakup pembahasan tentang penguasaan berbahasa serta pengaruhnya terhadap kompetensi berbahasa. Akan tetapi yang dijadikan stimulus adalah peran lingkungan.

Buku karya DR. Achmad Satori Ismail ”Al Lughah Al Arabiyahke arah Pengembangan Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia, yang membahas beberapa teori psikkologi dalam pengajaran berbahasa. Salah satu teorinya adalah behavioristik yang merupakan cara untuk menimbulkan adanya respon dalam diri anak didik di dalam belajar bahasa.

3

Skripsi Jurusan Penddidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, tahun 2007.

(25)

Buku karya tim Penyusun Pedoman Bahasa Arab dengan judul Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada PTAI-PTAIN” yang membahas tentang peranan tujuan dan pengajaran bahasa arab serta berbagai petunjuk mengajarkan kemahiran berbahasa arab.

Buku yang ditulis oleh Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani dengan judul, Strategi Pembelajarn Aktif.5 Buku ini menguraikan tentang berbagai macam strategi yang menarik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Skripsi yang ditulis oleh Neni Nurjanah dengan judul ”Pengaruh Bi’ah Lughawiyah Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Siswa MTs Di

Pondok Pesantren Modern Darul Ikhsan Cimanuk Pandeglang Banten”.6

Tulisan ini mengkorelasikan lingkungan bahasa terhadap kemempuan muhadatsah dilingkungan pomdok pesantren.

F. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Dalam proses pembelajaran proses belajar memegang peranan yang sangat urgen. Mengajar adalah proses kegiatan belajar dan mencari. Kegiatan dalam suatu pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu dipandang perlu sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan secara istimewa dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat serta serasi bagi siswa.

(26)

Oemar Hamalik mengatakan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, kegaiatan dan bukan suatu hasil ataupun tujuan. Belajar bukan hanya sekedar mengingat, akan tetapi lebih luas lagi artinya, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan bentuk penguasaan dari latihan, merupakan suatu bentuk perubahan kelakuan.7 Pengertian belajar yang lainya adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis. Sejalan dengan pengertian diatas ada juga penafsiran lain tentang belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dalam kaitanya dengan role play belajar dapat juga diartikan sebagai sebuah proses seseorang mencapai kecakapan dan ketrampilan. Selain itu belajar merupakan hasil dari sebuah pengalaman yang dapat diperoleh baik dikelas ataupun luar kelas. Pengalaman tersebut dapat diperoleh secara langsung melalui praktik memerankan suatu ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

2. Pembelajaran Aktif

Pembelajar berasal dari kata dasar ajar mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Belajar secara bahasa berarti berusaha memperoleh kepandaian dan ajar berarti petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui.8

7

Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Taristo, 2003) hlm.27.

(27)

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang terusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.9

Pembelajaran juga mengadung makna bahwa subjek belajar juga harus dibelajarkan (bukan diajarkan) dan subjek belajar harus berpusat pada subjek belajar (learner).10 Dalam kamus pendidikan juga disebutkan bahwa pembelajaran adalah penciptaan kondisi dan sistem yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang efisien dan efektif bagi peserta didik.11

Dari berbagai pengertian pembelajaran secara umum tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan aktifitas fisik maupun mental untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan bentuk role play sebagai model pengajaran, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar secara efektif dan efisien.

Sedangkan kemahiran berbahasa dalam bidang muhadatsah merupakan kemampuan yang menuntut penguasaan aspek-aspek pengunaan bahasa. Haris (1969) menyatakan, bahwa tidak ada kemampuan bahasa yang begitu sulit sebagaimana kemahiran berbicara. Penguasaan ini membutuhkan keterampilan sangat komplek yang

9

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)hlm. 57. 10 Suwarna Pringgadigda, Strategi Penguasaan Bahasa. (Yogyakarta: Adi Cita, 2002) hlm.21.

11

(28)

mensyaratkan penggunaan berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi:

1. Pelafalan atau pengucapan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan, serta pola tekanan dan intonasi).

2. Tata bahasa 3. Kosa kata

4. Kelancaran (fluency).

5. Pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik).12

Oleh karena itu dalam pengajaran kemahiran muhadatsah membutuhkan suatu model yang berbeda dengan yang lain. Diperlukan suatu pembelajaran yang tidak sekedar menjadikan siswa sebagai obyek akan tetapi subyek. Ketika santri belajar lebih aktif berarti merekalah yang mendominasi proses dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini santri diajak secara mental dan fisik mengikuti semua proses pembelajaran.

Belajar aktif adalah salah satu cara mengikat informasi kemudian menyimpannya kedalam otak. Mengapa demikian? Sebab faktor terbesar yang mengakibatkan hilangnya memori adalah kelemahan otak itu sendiri. Belajar dengan model hanya mendengarkan ceramah saja mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah otak tidak akan bertahan lama dalam mengingat informasi hanya melalui pendengaran saja. Sedangkan informasi yang diterima sangat butuhkan dalam tempo yang cukup lama.

(29)

Kondisi semacam ini sangat sesuai dengan apa yang diucapkan filosof terkemuka dari Cina, Confusius. Beliau mengatakan:

What I hear, I forget

What I see, I remember

What I do, I understand.

Apa yang saya dengar saya lupa Apa yang saya lihat saya ingat Apa yang saya lakukan saya paham13

Sejarah dan Landasan Filosofis Pembelajaran Aktif

Sistem pembelajaran aktif muncul karena pengaruh pemikiran filsafat pragmatisme dengan tokohnya yang terkenal yaitu John Dewey, sebuah aliran filsafat yang berkembang subur di Amerika abad dua puluhan. John Dewey mengungkapkan bahwa belajar tidak hanya menghafal tetapi bereksperimen.14 Berawal dari sebuah lembaga yang didirikanya yaitu The Laboratory school di Universitas Chicago akhirnya berhasil diterapkan system pembelajaran dengan nama Learning By doing. Disekolah ini John Dewey mempraktikan posisi guru adalah membantu para siswa untuk menggali bakat mereka masing-masing. Siswa diberi kebebasan menentukan bidang yang disukai dan diberi kesempatan untuk belajar mengatur dirinya sendiri. Dari sistem pembelajaran John Dewey ini kemudian menjadi sistem pembelajaran

13 Silberman, Mel. Active Learnig.( Boston: allyn and bacon,1996), hal. xvii.

14

(30)

modern yang terus berkembang menjadi bermacam-macam metode dan strategi pembejaran.

Dari bebagai bentuk pembelajaran aktif model role play dipandang cocok sebagai solusi permasalahan muhadatsah santri. Role play

merupakan suatu model pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan lebih mendalam.15 Bentuk role play mempunyai tiga aspek utama yaitu:

a. Mengambil Peran (role taking) yaitu kemampuan mengambil peran dari suatu bacaan (menirukan peran sesuai bacaan).

b. Membuat Peran ( Role making) yaitu kemampuan membuat dan menciptakan peran.

c. Tawar-menawar peran (Role-Negotiation). Yaitu kemampuan tukar-menukar peran.

Role-Play dapat membuktikan sebagai suatu bentuk yang

capability. Dengan memainkan peran santri akan belajar sekaligus memainkan atau mempraktikan apa yang dipelajarinya, sehingga langsung dapat memahami materi tanpa perlu memikirkannnya. Oleh karena itu dalam proses pelaksanaanya peserta atau santri diminta untuk: 16

1. Melakukan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain.

15 Hisyan Zaini, Strategi Pembelajran Aktif, Islan Madani Publiser, Yogyakarta : 2008 hal 99

(31)

2. Masuk dalam simulasi yang bersifat simulatif atau skenario, yang dipilih berdasar pengetahuan (materi) yang sedang dipelajari.

3. Bertindak persis sebagaimana tokoh yang diperankan.

Selain itu yang menjadi alasan lebih lanjut dari penggunaan role play adalah karena dalam role play siswa akan mendapat keuntungan sebagai berikut:

1. Siswa belajar dengan cara pemecahan masalah.

2. Siswa terlibat langsung pada pembelajaran secara eksperimensial. 3. Ekspresi dan perasaan mereka terfasilitasi dengan baik.

4. Role play memberikan feed back kepada guru dan siswa.

Dalam proses pembelajaranya, role play mempunyai berbagai pendekatan. Namun yang paling pokok ada empat yang digunakan dalam kelas, yaitu role play berbasis ketrampilan (skills-based), berbasis isu

(issues-based), berbasis problem (problem-based), berbasis spekulasi

(speculative-based).17

Pendekatan Berbasis Keterampilan

Dalam pendekatan berbasis keterampilan, peserta diminta untuk:

3. Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kreteria.

4. Melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kreteria yang ada.

(32)

5. Mendemontrasi sifat tersebut kepada yang lain. Pendekatan Berbasis Isu

Merupakan suatu model mengeksploraikan sebuah peran dengan cara mengandaikan aktivitas tertentu. Sebagai contoh adalah mengandaikan seorang penjual dengan pembeli. Dalam pendekatan ini siswa diminta untuk:

1. Masuk pada suatu skenario dimana suatu pendirian diartikulasikan. 2. Berdebat atau berunding dengan mereka yang memegang peran

berbeda.

Pendekatan Berbasis Problem

Pendekatan berbasis problem melibatkan peserta didik meneliti informasi yang spesifik untuk sampai pada kesimpulan yang belum ditetapkan sebelumnya. Dalam pendekatan ini peserta didik diminta untuk: 12. Mengambil pengetahuan dari disiplin ilmu tertentu.

13. Menggunakan pengetahuannya sendiri secara tepat. 14. Mereaksikan secara tepat terhadap problem yang muncul. 15. Mencari solusi dari problem.

Yang menjadi catatan dari pendekatan ini adalah harus ada intervensi guru. Guru menginformasikan suatu problem kepada siswa kemudian dibahas.

(33)

Dalam pendekatan ini, peserta didik dilibatkan dam membuat spekulasi terhadap penegetahuan masa lalu, pengalaman dan sejenisnya. Dalam pendekatan ini peserta diminta untuk:

1. Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi “gap” antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang tidak diketahui.

2. Menggunakan bukti untuk membuat penilaian berdasar. 3. Mengkontruksikan, kemudian mepresentasikannya. Organisasi Role Play

Penerapan role play secara garis besar terbagi dalam tiga fase: 1. Perencanaan dan Persiapan.

Perencanaan yang hati-hati dan matang merupakan kunci keberhasilan dalam Role-Play. Berikut ini adalah daftar beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru sebelum masuk kelas dan memulai role play.

a. Mengenal Peserta Didik

b. Menentukan Tujuan Pembelajaran. c. Kapan menggunakan role play.

d. Mengidentifikasi Skenario

e. Menempatkan peran pengajar berpartisipasi sebagai pemeran atau hanya sekedar sebagai pengamat.

f. Mempertimbangkan hambatan yang bersifat fisik. g. Merencanakan waktu yang baik.

(34)

2. Interaksi.

Interaksi merupakan kegiatan inti dimana peserta didik mempraktikan mata pelajaran. Selain itu dari sini ditentukanya berhasil tidaknya proses pembelajaran menggunakan role play. Berikut ini adalah langkah-langkah mengimplementasikan rencana kedalam aksi:

a. Membangun aturan dasar

b. Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran. c. Membuat langkah-langkah jelas.

d. Mengurangi ketakutan tampil didepan publik. e. Menggambarkan skenario dan situasi.

f. Mengalokasikan peran.

g. Memberi informasi yang cukup. 3. Refleksi dan Evaluasi .

Tahap terakhir ini sering disebut dengan “debriefing” mengikuti istilah yang sering digunakan militer. Refleksi atau evaluasi ini dilakukan setelah interaksi selesai yang dilakukan melalui langkah sebagai berikut:

1. Membawa peserta didik untuk keluar dari peran yang dimainkan. 2. Meminta peserta didik untuk menekpresikan pengalamannya. 3. Membuat tes evaluasi berupa tes lisan.

3. Muhadatsah

(35)

kata haadatsa yuhaaditsu dengan wazannya faa‘ala yu faa’lu yang berarti percakapan. Muhadatsah merupakan sebuah keterampilan tersendiri yang menuntut konsistensi dari orang yang mempelajari sebuah kemampuan artikulasi kata, secara benar, detail, dan tetap dari aturan-aturan kata bahasa, jumlah serta kalimat agar dapat membantunya pada analogi seperti yang diinginkan oleh si pembicara dalam intonasi komunikasinya.18

Pengertian singkatnya, muhadatsah adalah kemampuan siswa dalam percakapan atau berbicara menggunakan dan mengimplementasikan bahasa arab dalam berbagai situasi. Kemahiran ini akan tercapai jika siswa benar-benar sudah mampu berbicara menggunakan bahasa arab dengan baik dan benar

Disisi lain, Muhadatsah merupakan bentuk penguasaan bahasa aktif yaitu menyampaikan sesuatu dengan menggunakan lisan. Tujuan muhadatsah adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Oleh karena itu seorang pembicara harus memahami sesuatu yang akan dibicarakan. Selain itu juga harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya dan mengetahui prinsip mendasar segala situasi pembicaraan baik secara umum maupun perorangan. Menurut Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan, kemahiran berbicara berarti kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan fikiran,

(36)

gagasan, dan perasaan.19 Tujuan pengajaran muhadatsah menurut Prof. H. Mahmud Yunus adalah:

1) Membiasakan murid-murid supaya pandai bercakap-cakap dengan bahasa Arab yang fasih.

2) Melatih murid-murid supaya pandai menerangkan apa-apa yang terlintas dalam hatinya dan apa yang dapat ditangkap oleh panca inderanya dengan perkataan yang betul serta tersusun menurut semestinya.

3) Melatih murid-murid supaya sanggup membentuk pendapat yang betul dan menerangkannya dengan perkataan yang terang dan tidak ragu-ragu.

4) Membiasakan murid-murid supaya pandai memilih kata-kata dan menyusun menurut tata bahasa serta pandai meletakkan tiap kata (lafadz) pada tempatnya.20

Sedangkan Dr. Muljanto Sumardi mengatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa asing adalah agar ia dapat menggunakan bahasa tesebut baik secara lisan ataupun tulisan dengan tepat, fasih dan bebas berkomunikasi dengan pengguna bahasa tersebut21.

Jadi dapat disimpulkan bahwa muhadatsah mencakup dua kemahiran yaitu kemahiran menyimak dan kemahiran berbicara.

19

Henry Guntur Tarigan, Ketrampilan Berbicara Bahasa Arab (Bandung: Angkasa, 1990) hlm. 15.

20 Mahmud Yunus, Metode Khusus Bahasa Arab (Jakarta: Hidakarya Agung, 1983), hlm. 68.

(37)

Keduanya merupakan kegiatan kemunikasi dua arah secara langsung, komunikasi tatap muka atau face to face communication .22 Antara

bentuk ujaran dan menyimak terdapat suatu hubungan yang cukup erat, diantaranya:

1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru. 2. Kata-kata yang dipelajari biasanya ditentukan oleh suatu stimulus

yang ditemuinya dalam kelas.

3. Ujaran mencerminkan rangkaian bahasa dirumah dan dalam masyarakat, misalnya terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa kata, dan pola kalimat.

4. Meningkatkan ketrampilan menyimak berarti meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

5. Bunyi suara merupakan faktor penting dalam peningkatan cara pemakian kata. Oleh karena itu siswa akan terasa lebih mudah kalau dia sering mendengarkan atau menyimak.

6. Berbicara dengan alat peraga akan menghasilkan peningkatan lebih baik pada pihak penyimak. Sebab pada umumnya orang menggunakan bahasa yang didengar dan menyimak.

Peranan Muhadatsah Dalam Kehidupan

Muhadatsah termasuk kategori belajar bahasa arab secara aktif, suatu keadaan seseorang yang sedang belajar bahasa arab melakukan aktifitas berbicara dengan bahasa Arab. Belajar secara aktif sangat

(38)

diperlukan oleh peserta didik supaya mendapat hasil maksimal. Ciri belajar aktif adalah ketika peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan, mereka menggunakan otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan yang mereka pelajari.23

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi baik secara langsung seperti menyimak dan berbicara atau komunikasi tidak langsung seperti membaca dan menulis. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan yang dapat dinyatakan dengan tanda bunyi atau tulisan. Komunikasi menggunakan ujaran berarti kemampuan memahami dan memberi tanggapan terhadap apa yang diucapkan orang lain. Untuk itu, murid yang mempelajari bahasa lisan harus memperoleh latihan-latihan mengenali bunyi secara baik, membedakan suatu bunyi dengan bunyi lain, kalimat dengan kalimat lainya.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.24 Secara teknis hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dengan sampel penelitian.

23

Mell Sillberman, Active Learning, 101 To Teach Any Subjeck, (Yogyakarta: YAPPENDIS, 2000) hlm.xiii.

(39)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, pengujian data dan hipotesisnya menggunakan data statistik maka hipotesis yang diajukan meliputi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif. Hipotesis nihil digunakan untuk menyatakan kesamaan atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok hal yang dipermasalahkan. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara dua kelompok yang diujikan.

Maka sebagai kelanjutan dari penelitian ini dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:

a. Hipotesa Alternatif (Ha)

Adanya perbedaan yang signifikan antara role play dengan kemampuan muhadatsah santri.

b. Hipotesa Nihil (Ho)

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara role play dengan kemampuan muhadatsah santri.

H. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan yaitu penelitian yang dikerjakan ditengah-tengah kehidupan masyarakat (lembaga) dengan metode penelitian secara eksperimen.

b. Pendekatan Penelitian

(40)

anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka.

Tujuan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan suatu gejala yaitu ada tidaknya perbedaan antara dua kelompok subyek penelitian serta membuat sebuah prediksi berdasarkan analisis dan model yang telah ditentukan.

Dari tujuan pendekatan kuantitatif tersebut maka dapat dibuat langkah yang ditempuh peneliti, yaitu seebagai berikut:

1. Melaksanakan prosedur pemilihan sampel dengan benar

2. Menyusun dan membakukan instrumen untuk memenuhi persyaratan penelitian.

3. Menentukan jenis statistik yang akan digunakan. 4. Menentukan tes signifikansi untuk menguji hipotesis. c. Variabel penelitian

Variabel menurut Sutrisno Hadi didefinisikan sebagai gejala yang menunjukan variasi baik jenis maupun tingkatannya, seperti jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, prestasi belajar dan lain sebagainya.25 Adapun klarifikasi variabel dalam penelitian eksperimen terdapat dua macam variabel dalam penelitian eksperimen yakni variabel eksperimenal yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Serta variabel non-eksperimental yang meluputi variabel kontrol dan variabel ekstrane.

25

(41)

Variabel kontrol merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh peneliti, sedangkan variabel ekstrane merupakan variabel yang berada diluar kekuasaan peneliti untuk dikontrol.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel eksperimental adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : penerapan role play dan pengajaran konvensional. 2. Variabel terikat: muhadatsah di lembaga MADINA.

Dan yang merupakan variabel non-eksperimental adalah meliputi latar belakang pendidikan santri dan orang tua, usia dan latar belakang sosial ekonomi. Waktu pelaksanaan treatment dan waktu pelaksanaan penelitian (pre-test dan post-test) termasuk variabel ekstrane.

d. Metode Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian.dalam penelitain ini yang harus dipecahkan adalah untuk mengetahui perbedaan dua model pembelajaran dengan mengetahui perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka metode penelitiannya menggunakan metode eksperimen.

(42)

Selanjutnya pengamatannya dilakukan oleh peneliti dan ustadz dilembaga tersebut.

Adapun prosedur dalam penelitan ini adalah sebagai berkut:

1. Pre-eksperiment measurement (pengukuran sebelum penelitan). 2. Treatment ( tindakan atau pelaksanaan penelitian).

3. Post- experiment measurement (pengukuran setelah eksperimen berlangsung

e. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan study eksperimen menggunakan rancangan eksperimen pre-test dan pos-test. Penelitian ini terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Metode pembelajaran untuk kelas eksperimen menggunakan role play sedangkan kelas kontrol menggunakan metode seperti biasanya. Nilai sebelum eksperimen ( pre-test) dan sesudah eksperimen (post-test) digunakan untuk menguji peningkatan pretasi palajar.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized control Group pre-test and post-test.

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

KE K-1 Penerapan

menggunakan role play

K-2

KK K-1 - K-2

Keterangan :

(43)

KK: Kelompok Kontrol K-1 : Pre Test K-2 : Post Test f. Penentuan Sumber Data

Metode penelitan sumber data atau sering disebut dengan metode penentuan sumber data. Subjek dalam penelitian ini adalah Direktur lembaga, guru atau ustadz dan siswa atau santri pelajar dari lembaga Madrasah Dirasah Islamiyah dan Arab.

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.26 Sedangkan yang dimaksud dengan populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian, yang meliputi siswa pelajar dari lembaga MADINA. Jumlah seluruh populasinya sebanyak kurang dari seratus siswa. Maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Sebagaimana pendapat Dr. Suharsimi Arikunto bahwa “ sebagai acuan apabila subjeknya kurang dari seratus, maka penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.27 I. Teknik Pengumpulan data

1. Tes

Metode tes adalah cara untuk melaksanakan kegiatan evaluasi yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau di jawab oleh siswa / pelajar, kemudian pekerjaan dan 26 Anas Sudijono, Metodologi Research Dan Bimbingan Penelitian Skripsi, (Yogyakarta: UD. Rama, 1983), hal.45.

27

(44)

jawaban itu menghasilkan nilai tentang kemampuan siswa. Tes dilakukan dua kali yaitu:

1) Pre-test

Pre-test berfungsi untuk memperoleh data tentang kemampuan

muhadatsah siswa sebelum diterapkan role play. 2) Post-test

Post-test berfungsi untuk memperoleh data tentang kemampuan

muhadatsah siswa setelah diterapkannya role play.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan untuk menghimpun data dengan cara melakukan Tanya jawab yang dikerjakan secara sistematik berdasarkan pada tujuan penelitian.28

Jenis wawancara yang penulis praktekkan di lapangan adalah semi structured” yaitu menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan lengkap dan mendalam.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung menanyakan kepada pihak yang ada kaitanya dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam hal ini respondennya adalah.

1. Mudir atau pimpinan lembaga MADINA untuk mendapatkan informasi tentang sejarah dan tujuan berdirinya lembaga tersebut.

28

(45)

2. Guru/tutor bahasa arab, khususnya pengajar muhadatsah untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran bahasa arab dan kemampuan pelajar secara umum.

3. Observasi

Metode observasi dugunakan sebagai pengamatan fenomena yang terjadi atau yang ada dilapangan. Ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan lingkungan sekolah serta proses belajar mengajar bahasa arab diruangan kelas dan dilingkugan sekolah.

4. Dokumentasi

Yaitu memperoleh data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang berupa catatan, transkrip, notulen rapat, agenda dan sebagainya.29 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh informasi tertulis mengenai gambaran umum, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, karyawan dan pengurus lembaga madrasah dirasah Islamiyah dan arab. J. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lebih lengkap dan lebih sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes lisan. Prosedur tes ini menggunakan kreteria yang digunakan dalaam subjektif tes, yaitu :

1. Penilaian dilakukan oleh lebih dari satu orang (tiga orang), hasil tes kemudian digabungkan.

(46)

2. Membuat rambu-rambu untuk mengurangi tingkat subjektifitas.

Tes lisan ini juga dilakukan dua kali: pre-test dan post-test. Pre test

dilakukan para subjek penelitian sebelum dikenai treatmen atau perlakuan menggunakan role play. Pos-test juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan pelajar setelah diberi treatment

Uji instrumen

Data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk mengetahui nilai validitasnya. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diukur. K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan pengujian hipotesis. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka perlu memperhatikan data yang diolah. Pertama harus memenuhi persyaratan analisis data yaitu distribusi normalitasnya dan sampelnya harus homogen.30

a. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian data distribusi normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Rumusnya adalah sebagai berikut.31

D= maksimum {Fo (X) – Sn (X)

30

ibid . hlm.282-283

(47)

Keterangan :

Fo (X) : proporsi kasus yang diharapkan mempunyai skor sama atau kurang dari pada X.

Sn (X) : distribusi komulatif pilihan-pilihan terobservasi.

Dan pengambilan keputusannya berdasarkan probabilitas one sample kolmogorov-smirnov test, yaitu:

1. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka sebarannya berdistribusi normal.

2. Jika probabbilitas kurang dari 0,05 maka sebaran berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari dari populasi yang sama.32 Dalam penelitian ini pengujian homogenitas sampel mempunyai arti yang sangat penting, karena peneliti bermaksud melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian serta data penelitian diambil dari satu populasi. Untuk menguji homogenitas ini dapat dilakukan dengan uji F.33 Adapun rumus yang digunakan menggunakan analisis varians, yaitu sebagai berikut:

MKd MKk Fo=

Keterangan: =

Fo Varians Observasi

=

MKk Mean kuadrat kelompok 32 Ibid. hlm.289.

33

(48)

=

MKd Mean kuadrat dalam.

Dan pengambilan keputusan dalam pengkajian uji homgenitas varian ini berdasarkan nilai levene test yaitu.34

1. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05, maka variannya adalah homogen.

2. Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka variannya tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau di tolak. Pengujiannya menggunakan uji ”t” yang rumusnya ada dalam analisis data. Dari pengujian ini rumusan masalah akan terjawab dan hasil penelitian akan diketahui. Adapun ketentuan diterima dan ditolaknya sebuah hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika ”t” observasi sama dengan atau lebih besar dari harga kritik ”ta” yang tercantum pada tabel, maka hipotesis yang mengatakan tidak ada perbedaan dari kedua sampel ditolak. Berarti perbedaan pada kedua kelompok tersebut dinyatakan signifikan.

2. Jika ”t” observasi lebih kecil dari dari pada ” t” tabel maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan diantara kedua sampel yang bersangkutan disetujui. Berarti perbedaanya bukan termasuk perbedaan yang signifikan.

(49)

d. Uji Test

Uji ini bertujuan unuk meneliti apakah ada perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelas kontrol dan kelas uji35.

(

1

)

2 − =

N N d x S Md t

Md = mean dari perbedaan pre-test dan past-test. Xd = Deviasi masing-masing.

d x

2

= jumlah kuadrat deviasi.

N = Subjek pada sample. d.b = ditentukan dengan N-1.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas datas, maka uji statistik berikutnya adalah uji kesamaan dua rata-rata . Yaitu dengan menggunakan uji T:

2 1 2 1 1 1 n n s x x T + + − = hitung

t = Nilai kesamaan rata-rata.

1

X = Rata-rata data kelompok eksperimen.

2

X = Rata-rata data kelompok control.

S = Nilai deviasi standar gabungan.

1

n = jumlah sample kelompaok eksperimen.

2

n = Jumlah sample kelompok control. 35

(50)

L. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi kedalam tiga bagian yang meliputi bagian awal, bagian utama atau tengah dan bagian akhir. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

Pertama, adalah bagian awal yang terdiri atas halaman judul skripsi, halaman pernyataan keaslian, halaman nota dinas konsultan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

Kedua, adalah bagian utama dari skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu: bab pertama adalah pendahuluan, membahas tentang gambaran umum keseluruhan isi skripsi yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan diadakan penelitian, telaah pustaka, penegasan istilah, kerangka teori, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab ke dua menjelaskan gambaran umum keseluruhan Lembaga Madrasah Dirasah Islamiyah dan Arab, letak geografis, sejarah singkat berdirinya lembaga, visi dan misi lembaga, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, dan fasilitas lembaga serta program pengajaran, data ustadz, kurikulum yang digunakan, tujuan pembelajaran bahasa arab, media pengajaran dan kegiatan belajar mengajar disana.

(51)

pembelajaran kovensional (yang gunakan di lembaga selama ini) terhadap kemampuan muhadatsah.

Bab ke empat merupakan bab penutup, yang berisi kesimpulan, saran, dan kata penutup.

(52)

BAB II

GAMBARAN UMUM

MADRASAH DIRASAH ISLAMIYAH ARAB

(MADINA)

YOGYAKARTA

A. GAMBARAN UMUM LEMBAGA

1. Letak Geografis

Luas lahan yang menjadi pusat kegiatan program menempati lahan seluas kurang lebih 700 m2 yang berada di wilayah Pogung Rejo 413, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Kompleks MADINA berada di sekitar wilayah pemukiman mahasiswa UGM sekitar 500 m barat daya Fakultas Teknik UGM. MADINA berada diantara 3 jalan raya di sekitar UGM, diantaranya, dari sebelah barat kurang lebih 1 km dari Jalan Monjali, ke arah timur berjarak 2 km Jalan Kaliurang, kemudian ke arah utara 1km Jalan Ringroad Utara. Kompleks pondok bernama Asri Madina yang berada di “bibir” sungai (kali) Code ini terdiri dari : a. Satu ruang kelas untuk 20 – 25 orang

b. Lima kamar asrama mahasiswa c. Satu rumah tempat tinggal

d. Tiga kamar penginapan keluarga di lantai II.

(53)

naik semua bis yang melewati UGM (Universitas Gadjah Mada), naik bus trans atau angkutan umum. Bagi masyarakat dalam kota dapat mengikuti rute ke wilayah UGM (fakultas Teknik) kemudian menyusuri jalan selokan mataram 1 km ke arah barat sebelum jembatan di dekat Masjid al – Ashri (20 m arah utara). Adapun komplek lembaga MADINA ini dibatasi oleh:

a. Sebelah utara dibatasi oleh pemukiman penduduk Pogung Rejo. b. Sebelah selatan dibatasi oleh pemukiman penduduk Pogung Rejo. c. Sebelah barat dibatasi oleh bantaran Sungai Code.

d. Sebelah timur dibatasi oleh Jalan Gang Rt 14 Pogung Rejo. Berikut adalah peta griya asri MADINA :

(54)

MADINA adalah sebuah lembaga bimbingan yang bergelut dibidang pendampingan agama. Yang menjadi induk dari lembaga MADINA ini adalah sebuah lembaga atau yayasan Islam yang bernama yayasan Al Madinah. Yaitu sebuah yayasan keagamaan yang berada dan berdiri dibawah pembinaan wahdah Al Islamiy untuk Korwil Jawa.

MADINA sendiri merupakan Divisi Pendidikan dan Dakwah dari Yayasan Al Madinah. Konsentrasi dari MADINA adalah untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai semangat belajar ilmu agama dan arab khususya yang berada disekitar kampus UGM. Dan berikut adalah stuktur keorganisasian yang adalah dalam tubuh Yayasan AL Madinah

Nama :Al-Madinah Berdiri :2001

Alamat :Purwodiningratan NG I/796 Yogyakarta 55261 Bentuk Lembaga :Yayasan

Bidang Kerja :Pendidikan, Dakwah, Ekonomi, dan Sosial Pembina :PP Wahdah Islamiyah (Korwil Jawa)

Misi :

Menjadi Lembaga Dakwah dan Tarbiyah yang berlandaskan Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Visi :

a. Menebar dakwah Islam dengan hikmah

(55)

c. Tarbiyah secara bertahap dan berkesinambungan diatas Manhaj

Salaful Ummah

Struktur Lembaga Yayasan Al-Madinah masa kerja 1428-1430 H./2007-2009 M :

Penasehat : M. Agung Bramantya,S.T., M.T., M.Eng Ikhwan Nuri, S.Ag.

Ketua :Abu Ayyub Pardiono, S. Sekjend :Wandi Suwarno, S.E. Humas :Irfan Rodli, S.Ag. Keuangan :Rofik

Departemen Dakwah & Kaderisasi :Abu Abdurrahman Beny Departemen Pendidikan & Pelatihan :Yudi Wahyudi

Dengan kata lain Lembaga MADINA adalah sebuah lembaga dakwah yang terorganisir dengan ragi serta merupakan sebuah sinergi dari lembaga dakwah lain. Fokus dari lembaga ini adalah melakukan dakwah dikalangan civitas akademika dan kaderisasi dakwah.

3. Sejarah Berdirinya MADINA

(56)

pada bulan Februari 2008. Sekarang (Juni 2008), MADINA adalah salah satu divisi yang berada di bawah Departemen Dakwah al – Madinah sejajar dengan PUSDAM Al-Shohwah.

Berdasarkan hasil kajian para pengambil kebijakan, pada bulan Februari 2008 secara resmi MADINA mengeluarkan salah satu produk dakwahnya yang dikenal kemudian dengan Arabic For All (AFA), dimana program ini mengadopsi program bahasa Arab internasional yang berpusat di Riyadh (lihat

www.arabicforall.net). Selain Arabic For All, MADINA mempunyai 2 (dua) program lainnya, yaitu pelatihan belajar membaca dan menghafal al – Qur’an yang dikenal al – Qur’an For All (walaupun program ini masih dalam tahap pengembangan) dan program studi dasar – dasar keislaman yang bertujuan memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan terhadap ilmu – ilmu yang bersifat fardlu ‘ain , dimana setiap muslim wajib mempelajarinya.

Mengingat kebutuhan pengembangan program (terutama bahasa Arab), MADINA juga telah membuat media website www.arabicforall.or.id, sebagai sarana komunikasi dan informasi dengan santri atau kaum muslimin, disamping itu juga melakukan pameran Arabic For All di event pameran buku Islam dan Insyaallah dalam waktu dekat akan membuat sebuah buku panduan dan petunjuk

program Arabic For All.

4. Struktur Organisasi

Struktur yang ada mengacu pada kebutuhan dan kemampuan SDM (sumber daya manusia) yang ada di tubuh Yayasan al – Madinah. Struktur itu antara lain: a. Pembina : Ridwan Hamidi, Lc.,

(57)

c. Penanggung jawab : Abu ‘Abdirrahman (Ketua Umum al - Madinah), d. Ketua Pelaksana : Yudi Wahyudi (Kepala Dept. Dakwah),

e. Wakil Ketua : Qasim Atha (merangkap penanggung jawab kurikulum),

f. Sekretaris : Muhammad Amin, g. Bendahara Asep K.

Pengurus kemudian akan mengangkat kepanitiaan dari binaan non staff dalam pelaksanaan kegiatannya untuk membantu beberapa fungsi tambahan.

5. Visi dan Misi MADINA

Visi :

Menjadi salah satu pelopor dan pengembang kebangkitan dunia pendidikan Islam dan bahasa Arab di Yogyakarta dan sekitarnya

Misi :

a. Menyebarluaskan pemahaman tentang pentingnya belajar Islam dan bahasa Arab secara sinergi dan berkesinambungan.

b. Mengajarkan ilmu dasar keislaman yang bersifat fardlu ‘ain dengan sistem paket kurikulum di atas Manhaj Tarbiyah Ahlussunnah Wal Jama’ah.

c. Memberikan pengajaran bahasa Arab secara Komperehensif dan menyenangkan.

d. Mengarahkan peserta ke jenjang pendidikan keislaman yang lebih tinggi agar dapat menjadi kader da’i dan murabbi yang mumpuni.

(58)

Sebagai lembaga yang berkonsentrasi dibidang pendidikan tentu saja prgram tidak hanya pendidikan bahasa arab saja. Akan tetapi juga mempunyai program-program lain selain program arabic for all (yang penulis teliti). Program program tersebut adalah sebagai berikut:

a. Al Qur’an For All

Program al qur an bentuknya tidak jauh berbeda dengan program

arabic for all. Model pembelajaranya menggonakan sistem kelas. Program yang dibuka adalah ilmu tajwid, tahfidz, dan program tahsin al qur an. Selain dibuka sistem kelas lembaga ini juga melayani privat. Berikut adalah contoh dari bentuk progran al qur an for all:

b. Program Keagamaan

Program keagamaan program lanjutan dari arabic for all. Prosesnya, setelah mahasantri menyelesaikan belajar bahasa arab dari

al arabiyah baina yadaik jilid I, II dan jilid III maka tingkat selanjutnya adalah program keagamaan. Tujuannya adalah untuk mencetak kader-kader aktivis dakwah dan para murabbi. Program ini terdiri dari dua semester atau ditempuh selama satu tahun.

7. Data Pengajar

(59)

Bahasa Arab diantaranya di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, cabang Universitas Muhammad Ibnu Su’ud Saudi Arabia. Disamping itu juga telah mengikuti banyak pelatihan Studi Islam dengan pengantar bahasa Arab oleh para ulama timur tengah yang diadakan Yayasan al-Madinah dan Lembaga Islam lainnya. Diantara staff pengajar tetap merupakan pendiri dan pengurus Yayasan al – Madinah, sebagai berikut :

a. Ust. Ridlwan Hamidi, Lc. (Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, Jurusan Ushuluddin, Mahasiswa S2 UMS)

b. Ust. Abu Farhan Be. (Alumni Ma’had Imarat Bandung dan al – Madinah Yogyakarta, Mahasiswa UMS)

c. Ustadz Pardiono, S.Pdi. (Alumni Program Bahasa Arab LIPIA-Jakarta, Mahasiswa S2 UMS)

d. Ustadz Abdul Gani. (Alumni LIPIA-Jakarta, Mahasiswa UMS)

e. Ustadz Alfi Sahr (Pernah Kuliah di International Islamic of Africa Sudan dan 1 tahun menjadi Penerjemah di Kantor dakwah Saudi Arabia-Riyadh)

f. Ust. Irflan Rodli, S.T.I.H (Sarjana Tafsir Ilmu Hadist)

g. Ust. Qasim Ata (Alumni Pesantren al – Qur’an al - Syifa dan Diploma LIPIA - Jakarta, Mahasiswa UMS)

h. Ust. Rofik (Alumni program Diploma LIPIA-Jakarta, Mahasiswa UMS i. Ust. Sahri (Alumni Pesantren al – Qur’an Abu Bakar ash – Shidiq,

(60)

Beberapa staff pengajar lain berasal dari luar lembaga Yayasan al - Madinah yang dapat diundang setiap akhir pekan atau masa – masa liburan sebagai staff pengajar tidak tetap, diantaranya native speaker dari Saudi Arabia (Syaikh ‘Abdul Hamid al – Syitsri, Dosen tamu di Universitas Islam Indonesia).

8. Data Karyawan

Karyawan terdiri dari karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tetap hanya berjumlah 4 (empat) orang, yakni :

Ketua Pelaksana Program : Muhammad Amin Wakil Ketua : Asep

Penanggung Jawab kurikulum :Eko Pujiyanti, Amin, Habsi Sekretaris dan bendahara : Alfan

Karyawan tidak tetap dipilih setiap ada program baru dengan membentuk kepanitiaan dari santri binaan.

9. Data Santri

Jumlah santri yang terdaftar pada program Arabic For All dan Studi Islam dan al – Qur’an angkatan Juni tahun 2008 kurang lebih sebanyak 60 orang dan program arabic for all untuk angkatan Oktober 2008 sebanyak 40 orang yang terdiri dari santri asrama dan Non asrama.

a. Kelas Intensif

(61)

regular. Kegiatan belajar mengajar dilakukan setiap hari. Biasanya jumlah santri dari kelas ekstensif lebih sedikit dari kelas reguler.

b. Kelas Reguler

Adapun kelas ini adalah kelas yang dijadikan penelitian oleh penulis. Keseluruhan jumlah santri jilid pertama untuk angkatan Oktober 2008 adalah empat puluh orang yang terbagi dalam empat kelas. Sedangkan yang menjadi penelitian hanya dua kelas yaitu kelas A1 dan kelas A2. Setiap kelas terdiri dari sepuluh mahasantri.

10.Fasilitas Madrasah

Fasilitas Madrasah yang mendukung program adalah tempat parkir yang luas, suasana yang sejuk dan asri mendukung pembelajaran, mushalla untuk kapasitas 15 orang, kelas yang cukup luas untuk 25 orang, televisi, vcd player dan sound sistem untuk program audio dan video pembelajaran, meja tanpa kursi, white board, asrama dan penginapan, website pembelajaran dan forum belajar bahasa Arab, yaitu : www.belajarislam.com dan www.arabicforall.or.id.

Selain menggunakan kelas yang ada di yayasan tersebut, MADINA juga memanfaatkan tampat-tampat lain sebagai tempat pengajaran. Keputusan atau kebijakan seperti ini diambil karena:

a. Terbatasnya fasilitas tempat yang ada dalam lembaga tersebut. b. Untuk mengurangi kejenuhan dan menciptakan suasana yang berbeda. c. Untuk menampakan syi’ar bahwa lingkungan dan para pemuda disana

(62)

d. Menambah semangat untuk belajar.

Sedangkan tempat-tempat kegiatan belajarnya adalah sebagai berikut: a. Ruangan kelas MADINA.

b. Masjid kampus UGM.

c. Masjid Cokro yang terletak dibelakang Rumah Sakit Sarjito. d. Masjid Mualimin, terletak di daerah Pojok Benteng.

e. Masjid SMA 4 Jogjakarta, terletak di Jln, Magelang. f. Masjid Al Asri, terletak diperkampungan Pogung Rejo.

11.Kondisi Sarana dan Prasarana

Selain ruangan yang digunakan sebagai kegitan belajar mengajar lembaga ini juga mempunyai sarana lain yang digunkanan sebagai saran penunjang. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya:

a. Gedung

Gedung ini terdiri dari penginapan, dua asrama dan ruangan tempat pembelajran serta kantor al al asri. Kondisi gedung pada umumnya masih dalalm kondisi yang cukup bagus karena dapat dibilang mash baru. Gedung asrama ada di dua tempat secara terpisah yaitu satu di komplek Griya Asri MADINA dan satunya ada di Pusdam AL sohwah pondok mahasiswa al Madinah.

(63)

Alat-alat kantor berupa perkakas perkantoran seperi buku, meja dan berbagai alat elektronik lainya seperti komputer disertai printer. Semua peralatan tersebut berada di ruangan kantor MADINA yang terletak di dekat pintu gerbang Griya Asri MADINA (lembaga MADINA).

c. Sarana kegiatan

Sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajara mengajar meliputi masjid Al Asri, Mushola lembaga, tempat parkir yang cukup luas dan ruang kelas. Semua tempat tersebut berada dalam kondisi yang cukup baik dan sangat layak. Sarana yang tak kalah penting sebagai penunjang kegiatan adalah perpustakaan. Kodisi perpustakaan cikup bagus hanya saja masih memrlukan banyak referansi lagi. Buku yang ada masih sangat sedikit untuk sebuah lembaga pendidikan.

B. GAMBARAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

1. Program Pengajaran

Program pengajaran menggunakan kurikulum yang digunakan pada program Arabic For All Internasional di Riyadh, dengan memberikan pembelajaran untuk mendapatkan empat keterampilan berbahasa Arab, yaitu mampu mendengar, berbicara, ,membaca dan menulis. Pengajaran bahasa Arab juga diberikan pendamping bimbingan membaca dan menghafal al – Qur’an serta diarahkan pada pembelajaran ilmu – ilmu dasar keislaman (aqidah, hadits, fiqh dan tarbiyah).

(64)

Terdiri dari pengajar tetap dan tidak tetap. Pengajar tetap terdiri dari :

a. Ustadz Alfi Sahr (Pernah Kuliah di International Islamic of Africa Sudan dan 1 tahun menjadi Penerjemah di Kantor dakwah Saudi Arabia-Riyadh. b. Ust. Qasim Ata (Alumni Pesantren al – Qur’an al - Syifa dan Diploma

LIPIA - Jakarta, Mahasiswa UMS)

c. Ust. Rofik (Alumni program Diploma LIPIA-Jakarta, Mahasiswa UMS)

d. Ust. Hudzaifah (Alumni Program Diploma LIPIA-Jakarta, Mahasiswa UMS)

Sedang pengajar tidak tetap yaitu:

a. Ust. Abdul Ghani (Alumni Program Diploma LIPIA-Jakarta, Mahasiswa UMS)

b. Ust. Zaky (alumni STIBA –Sekolah Tinggi Bahasa Arab-, Makassar)

c. Ust. Syarifudin (alumni STIBA –Sekolah Tinggi Bahasa Arab-, Makassar)

d. Syaikh ‘Abdul Hamid al Tsitsri (native speaker dari Saudi Arabia, Dosen tamu UII)

3. Kurikulum Yang Diajarkan

(65)

gambar berwarna. Tiap jilid kitab berisi sekitar 500 kosa kata dan lebih dari 300 kalimat dan phrase. Setiap kitab berisi 16 unit pokok bahasan dengan jumlah total 96 pelajaran (khususnya jilid I). Pada jilid I penekanan lebih kepada latihan mendengar dan berbicara. Pada jilid II mulai ada penekanan latihan menulis dan membaca sesuai kaidah bahasa Arab. Pada jilid 2 (dua) dan 3 (tiga) semua

Gambar

Table 27 Perbandingan Mean Post Control Dengan Eksperimen
gambar berwarna. Tiap jilid kitab berisi sekitar 500 kosa kata dan lebih dari 300
 Table 2Kisi-Kisi Pre Test Dan Post Test
 Tabel 3Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Picture

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP.. NEGERI 2 KARTASURA

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa E-PRO promotor musik menggunakan Role Play dalam media sosial Twitter dengan motif yang berbeda – beda yang terbagi dari because of

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mengatasi kesulitan siswa

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh metode role play dan motivasi belajar terhadap hasil prestasi belajar

Kesimpulan : Disimpulkan bahwa Terapi Aktivitas Bermain Kelompok (Role Play) efektif terhadap perubahan sikap anak tentang narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Anak

Hasil tindakan secara empirik yaitu: melalui penerapan metode role play dapat meningkatkan prestasi belajar bimbingan dan konseling (BK) materi peningkatan

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Discovery hasilnya lebih baik daripada kelompok