• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR

(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS

SMAN 8 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Moch. Fikri Faizillah

(0901226)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MOCH FIKRI FAIZILLAH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR

(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS

SMAN 8 Kota Bandung)

Bandung, Agustus 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Dr. Sumartini, MP NIP. 19590830 198601 2 001

PEMBIMBING II

Siti Parhah, S.Pd, M.SE NIP. 19800907 200912 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 Kota

Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim

dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang Membuat Pernyataan,

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi

pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 kota Bandung)” Di bawah bimbingan: Dr.

Sumartini, MP. Dan Siti Parhah, S.Pd, M.SE

Oleh:

Moch. Fikri. Faizillah 0901226

Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa berada di bawah standar ketuntasan minimal. Model pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture diharapkan menjadi solusi dalam memecahkan masalah tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan teknik Picture and Picture dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 (kelas kontrol) dan XI IPS 3 (kelas eksperimen) yang terdiri dari 36 siswa pada setiap kelasnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t dua sampel tidak berhubungan atau uji t (independent sample t test) dan (paired test) menggunakan SPSS 16.0 dan

Microsoft Office Excel 2007.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hasil belajar pada kelas eksperimen setelah penggunaan teknik

Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga

penggunaan teknik Picture and Picture dalam kegiatan belajar mengajar dinyatakan efektif dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

ABSTRACT

“Influence of Cooperative Learning Model Picture And Picture Of Technique Learning Results (Experimental Study Lesson of Economics in Class XI Social

SMAN 8 City Of Bandung)”. Supervised by : Dr. Sumartini , MP And Siti Parhah, S.Pd. , M.SE.

By

Moch. Fikri Faizillah 0901226

Problems that occurred in this study were student learning outcomes are below the standard minimum completeness. Cooperative learning techniques Picture and Picture expected to be a solution to solve the problem.

The purpose of this study was to determine differences in learning results on economic subjects between the experimental class students who use the technique Picture and Picture with the control class students who use the lecture method.

The research method used is the experimental method, the subject consists of two classes, namely class XI IPS 1 (control group) and XI IPS 3 (experimental class) who consists of 36 students in each class. Data processing is performed using two-sample t-test or t-test are not related (independent sample t test) and (paired test) using SPSS 16.0 and Microsoft Office Excel 2007. Based on the results of the research show that there are differences in learning results between the experimental class students who use cooperative learning techniques Picture and Picture with who control class using lecture method. Learning outcomes in the experimental class after using Picture and Picture technique is higher than the control class. So the use of techniques Picture in Picture and declared effective teaching and learning activities and can be used as an alternative in improving result of learning student.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap

tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa. Kimble et.al. (1993)

mencoba mendefinisikan belajar sebagai “a relatively permanen change in

behavioral potentiality that occurs as result of reinforced practice.” Yang artinya,

belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi

perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh

keadaan-keadaan dari sifatnya sementara. Proses belajar mengajar merupakan tugas

mengajar dengan anak didik yang melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hal ini menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari

proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Proses interaksi ini sangat

penting sekali dalam kelangsungan proses belajar mengajar, karena melalui proses

belajar mengajar pendidik menyampaikan suatu pesan berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap dan etika kepada para peserta didik melalui proses interaksi.

Tempat yang tepat untuk melakukan interaksi pembelajaran adalah di sekolah

karena di sekolah terdapat berbagai perangkat yang menunjang untuk melakukan

proses pembelajaran diantara siswa dengan guru. Dalam proses belajar mengajar

umumnya guru lebih mementingkan ketercapaian target kurikulum dan kurang

memperhatikan penguasaan siswa dalam menerima materi hal itu dapat membuat

siswa bersikap pasif.

Pencapaian hasil pembelajaran dapat dilihat dari tinggi rendahnya prestasi

nilai siswa, perolehan nilai UN (Ujian Nasional) merupakan gambaran secara

umum dalam ketercapaian prestasi siswa. Berikut ini merupakan perolehan nilai

(7)

2

Tabel 1.1

Nalai Rata-rata Hasil UN tingkat SMA di Kota Bandung pada

Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2012/2013

No

SMAN Cluster 1 SMAN Cluster 2 SMAN Cluster 3

Sekolah

Rata-Rata-rata Nilai 5.97 Rata-rata Nilai 5.85 Rata-rata Nilai 5.78

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

Dari Tabel 1.1 tersebut dapat kita lihat hanya beberapa sekolah unggulan

seperti SMA 3 Bandung dengan nilai 6,57 yang dimana sekolah tersebut berada

pada kluster 1 meskipun nilai rata-rata UN saat itu dipatok sebesar 5,5. Hal ini

justru semakin memprihatinkan bahwa nilai yang lebih tinggi justru diperoleh

(8)

Sedangkan untuk perolehan nilai UN SMAN 8 Bandung yang merupakan

sekolah kluster 1 memperoleh nilai rata-rata kedua terbaik setelah SMAN 3

Bandung. Pencapaian nilai yang tinggi tersebut berbanding terbalik dengan hasil

nilai UTS siswa kelas XI IPS di SMAN 8 Bandung yang mengalami nilai rendah,

sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

Rendahnya nilai UTS untuk mata pelajaran ekonomi terjadi disemua kelas XI

IPS . Hal tersebut jelas merupakan suatu masalah yang harus dibenahi karena jika

dibiarkan akan menyebabkan siswa tidak kreatif dan cenderung pasif dalam

mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai pun tidak

optimal yang berdampak pada hasil nilai pada mata pelajaran ekonomi.

Berikut ini hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 8 kota Bandung

berdasarkan nilai ujian tengah semester tahun ajaran 2012/2013 :

Tabel 1.2

Rata-rata nilai ujian tengah semester kelas XI IPS

SMA Negeri 8 kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

Kelas dibawah KKM diatas KKM Jumlah

XI IPS 1 26 20 46

XI IPS 2 24 21 45

XI IPS 3 22 22 44

Sumber: Nilai Ujian Tengah Semester (data diolah)

Hasil pemaparan pada tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai

ujian tengah semester masih banyak yang masih dibawah KKM yaitu pada kelas

XI IPS 1 sebagaimana KKM yang telah ditentukan adalah 75.00.

Penjelasan tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor

internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam

diri siswa itu sendiri yang meliputi kondisi fisik dan psikis siswa. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada diluar diri siswa yang meliputi

kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, keluarga, lingkungan dan fasilitas

(9)

4

Menurut hasil wawancara penulis dengan salah satu guru mata pelajaran

ekonomi serta dengan perwakilan siswa yang bersedia diwawancarai ternyata

penyebab rendahnya nilai UTS disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

seperti faktor kelelahan siswa, faktor materi pembelajaran yang disampaikan

terkadang sulit dipahami, faktor kesiapan siswa menjelang UTS, serta padatnya

pekerjaan rumah (PR) yang diterima siswa di sekolah. Menyinggung pertanyaan

tentang metode mengajar yang penulis ajukan pada guru, kemudian guru

menjelaskan bahwa metode mengajar tidak selalu bervariasi tergantung situasi

kelas dan kondisi siswa ketika didalam kelas maka dari itu metode belajar pun

disesuaikan. Akan tetapi guru lebih memilih menggunakan metode pembelajaran

konvensional seperti metode ceramah.

Memandang pentingnya sebuah metode pembelajaran ekonomi, maka

seorang pengajar/guru seharusnya memahami berbagai metode pembelajaran itu

sendiri agar penggunaan metode pembelajarannya tepat. Dalam proses belajar

mengajar terdapat beberapa metode pembelajaran, antara lain metode bermain,

metode ceramah, metode demonstrasi, metode simulasi.

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, maka dalam

penelitian ini peneliti akan meneliti efektifitas penggunaan salah satu model.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang

saling asah, silih asih, dan silih asuh.

Banyak berbagai teknik yang terdapat pada model kooperatif salah satunya

yaitu teknik Picture & Picture. Teknik ini menjadi bagian dari model kooperatif

karena memiliki unsur kreatif, aktif dan menyenangkan untuk peserta didik. Pada

dasarnya teknik Picture & Picture terbagi pada beberapa gambar-gambar sebagai

media pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses

pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan

gambar yang akan ditampilkan dalam bentuk kartu baik berukuran besar ataupun

kecil, jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point

(10)

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses

pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi

urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir

dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Penggunaan metode

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar masih kurang diaplikasikan oleh

tenaga pendidik di SMAN 8 Bandung, hal ini dapat terlihat bahwa :

1. Guru lebih memilih menggunakan metode konvensional berupa

penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran.

2. Meskipun fasilitas lengkap, akan tetapi guru masih jarang

menggunakannya.

3. Masih kurang lengkapnya buku pembelajaran di perpustakaan sehingga

referensinya kurang.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut dan berdasarkan pengamatan

sementara, maka terlihat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi

kelas XI di SMAN 8 Kota Bandung menunjukkan gejala yang berdampak pada

pembelajaran siswa menjadi kurang aktif dan kreatif sehingga suasana didalam

kelas tidak terlalu menyenangkan. Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan

diatas, maka salah satu usaha yang akan ditempuh adalah dengan penggunaan

model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar,

dengan tujuan dan harapan menarik siswa untuk termotivasi dalam belajar

sehingga akan terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peneliti bermaksud untuk

mengadakan penelitian tentang : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 kota Bandung).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka peneliti

(11)

6

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dikelas eksperimen

pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test)?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang menggunakan metode

ceramah dikelas kontrol pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan

akhir (post test)?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar model pembelajaran kooperatif

teknik picture and picture dikelas eksperimen dibandingkan dengan hasil

belajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode

ceramah dikelas kontrol?

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang menggunakan model

kooperatif dengan teknik picture and picture dikelas eksperimen pada

perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test).

- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang menggunakan model

pembelajaran konvensional metode ceramah dikelas kontrol pada perlakuan

awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test).

- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran

kooperatif dengan teknik picture and picture dikelas eksperimen dengan

model pembelajaran konvensional metode ceramah dikelas kontrol.

1.3.1 Manfaat Penelitian

1.3.1.1 Manfaat secara teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan bahan informasi

bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam upaya

(12)

1.3.1.2 Manfaat secara praktis

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota

Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas

XI IPS 1 dan XI IPS 2. Maka dengan itu peneliti menganalisa model pembelajaran

kooperatif teknik Picture and Picture sebagai variabel bebas (X) terhadap hasil

belajar yang merupakan variabel terikat (Y).

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta

desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan

pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan

dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan.

Metode eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen, peneliti

membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan model

pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture pada saat pembelajaran

berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang menggunakan

metode pembelajaran konvensional/tradisional.

Menurut McMillan dan Schumacher (2001) penelitian eksperimen dapat

didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang

mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode

inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam

metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan

mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen,

peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu

(14)

kan perlakuan.

Dalam penelitian ini penulis memilih metode kuasi eksperimen yang

diharapkan dapat mengungkapkan perbedaan hasil belajar. Metode kuasi

eksperimen adalah metode eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran

dampak, unit eksperimen namun tidak memiliki penugasan acak untuk

menciptakan perbandingan dalam rangka menciptakan perubahan yang

disebabkan perlakuan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”non equivalent control group design”. Di dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kelompok yang dipilih tidak secara random, kemudian diberi pretest untuk

mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak

berbeda signifikan. Pengaruh perlakuan ( . Secara bagan

bisa digambarkan seperti Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan :

X : Dikenakan perlakuan (treatment ) dengan penggunaan teknik picture and

picture dalam proses belajar mengajar dikelas

- : Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

O2 : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen

O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu

(15)

38

belajar menggunakan teknik picture and picture. Pengambilan data yang

dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test (O1) dan (O3) sedangkan

pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (O2 ) dan

(O4).

Perlakuan yang diberikan berbeda, untuk kelompok eksperimen

menggunakan teknik picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar dikelas,

sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan teknik picture and picture.

Masing-masing diberikan perlakuan sebanyak tiga kali. Setelah perlakuan

masing-masing kelompok diberikan tes lagi (pos test) untuk mengukur variabel terikat.

Setelah perlakuan dilakukan selanjutnya membandingkan skor pretest

terhadap skor postest yang dihasilkan dari alat ukur yang sama, jika hasil test

sesudah perlakuan lebih baik dari hasil tes sebelumnya, maka pembelajaran

tersebut terbukti efektif diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

3.3Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Definisi populasi menurut Riduwan (2009:54) populasi merupakan objek

atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan masalah penelitian.

Sedangkan menurut Bungin (2010:99) pengertian populasi sebagai berikut :

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka populasi pada penelitian ini adalah

siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut

Arikunto (2006:131) “pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau

(16)

sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 di SMAN 8

Picture and Picture adalah sebagai

berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar pembelajaran.

3. Guru menunjukkan gambar atau memperlihatkan gambar yang

7. Guru bersama dengan siswa melakukan diskusi kelas tentang diperoleh dari hasil pre test dan post

(17)

40

belajar ekonomi

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu

penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka peneliti

menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data yaitu:

a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai

daftar nama siswa dan nilai tes mata pelajaran ekonomi standar kompetensi

Memahami Perekonomian Terbuka.

b. Metode eksperimen

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pola Metode Eksperimen

Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes

Eksperimen Nilai kelas XI

semester I KD

Kontrol Nilai kelas XI

semester I KD

Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan metode

pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture dan kelompok kontrol dengan

metode ceramah sebagai pembanding. Perlakuan yang diberikan pada kelompok

eksperimen yaitu memberikan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

(18)

melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada

kelompok kontrol yaitu menggunakan metode ceramah dan setelah pembelajaran

selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok

eksperimen.

3.6Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu persiapan penelitian,

pelaksanaan penelitian dan pelaporan penelitian.

1. Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:

a. Menentukan masalah

b. Melakukan pra penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian.

c. Membuat skenario pembelajaran.

d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator hasil belajar

siswa.

e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang

beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

instrumen penelitian.

h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal

yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.

i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid

dan reliabel.

j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan informasi

(19)

42

k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model

pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata

pelajaran ekonomi yang bersangkutan.

l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik picture and picture serta metode ceramah.

m. Memberikan pre test dan post test pada kelompok eksperimen setelah

pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.

n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pre test dan post test pada

masing-masing kelas eksperimen.

o. Membandingkan hasil pre test dan post test antara pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture serta kelas

dengan menggunakan metode ceramah.

3. Pelaporan Penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data tes pemahaman konsep dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Tahap Penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman

penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor terlebih dahulu

ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam

pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap siswa ditentukan dengan

menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

S = skor siswa

R = jumlah item yang dijawab benar

(20)

2. Mengubah skor mentah menjadi nilai

Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu

pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).

3. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan

post test.

Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung

peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain

ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain

ternormalisasi adalah sebagai berikut :

N = Gain =

(Arikunto, 2006:126)

Keterangan :

N – Gain = Gain yang dinormalisir Pre test = Nilai awal pembelajaran

Post test = Nilai akhir pembelajaran

3.8Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrumen tersebut

harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta keterandalan (reliabilitas).

Suharsimi Arikunto (2002:144) menyatakan, bahwa “instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Anderson (Arikunto,2009:65) : “A test is valid if it measures what it purpose to measure” yang artinya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian Validitas butir soal dilakukan

dnegan menggunakan rumus korelasi product moment :

(21)

44

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah sampel

Cara perhitungan dari uji validitas ini merupakan perhitungan setiap item,

hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment

dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%, rxy disebut juga

dengan rhitung. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian nilai

tersebut dibandingkan dengan nilai rkritis product moment. Hasil r hitung kemudian

dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05

yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat

tingkat kesalahannya apabila harga rhitung > rtabel dengan taraf kepercayaan 95%

serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Instrumen dinyatakan valid apabila rhitung

> rtabel dengan tingkat signifikasi 0,05.

Pada formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya

(22)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik

(Arikunto, 2002:154). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan

hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan

memberikan hasil yang relatif sama.

Untuk mengetahui reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus

( )

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal/butir pertanyaan

m = skor rata-rata

Vt = varians total

Jika harga r11 > r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut reliabel.

(Arikunto,2002:166).

3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria

validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus

analisis tingkat kesukaran soal adalah:

Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus :

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu

Js : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Arikunto, 2009:208)

(23)

46

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasi sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2009 : 210)

Tabel diatas dapat menjelaskan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran

dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi

sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.

3.8.4 Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2002:211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu

soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk

menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:

DP =

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JB A : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JB B : jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JS A : jumlah siswa kelas atas

(Suherman, 1990:201)

Berikut ini akan dipaparkan klasifikasi daya pembeda :

Tabel 3.6

Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0.20 0,20 < DP ≤ 0,40

Sangat jelek

Jelek

(24)

0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Baik

Sangat Baik

Sumber : Suherman,1990:202

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum diberi perlakuan, perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata, hal ini dilakukan supaya perangkat

berangkat dari titik awal yang sama.

3.9.1 Uji Normalitas

Setelah mendapatkan data awal dari nilai semester II mata pelajaran Ekonomi

standar kompetensi uMemahami Perekonomian Terbuka kelas XI IPS tahun

pelajaran 2013/2014, data tersebut diuji apakah data tersebut berdistribusi normal

atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat, yaitu:

Keterangan:

XI2 : chi-kuadrat

Oi : hasil pengamatan

Ei : hasil yang diharapkan

Jika XI 2 hitung < XI 2 tabel maka daftar distribusi normal. (Sudjana, 2002: 273)

3.9.2 Uji Homogenitas

Menurut Irianto (2009:275) uji homogenitas sangat diperlukan sebelum kita

membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan

disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang

dibandingkan). Dalam penelitian ini untuk melakukan uji homogenitas

menggunakan uji ANOVA pada aplikasi SPSS 16.0.

Dengan kriteria pengujianya sebagai berikut :

Terima Ho jika F (max) hitung≤ F (max) tabel

(25)

48

Adapun Ho menyatakan variansi homogen sedangkan H1 menyatakan

variansi tidak homogen.

3.10 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dan dari hasil

analisis itu akan ditarik suatu simpulan. Analisis data dalam penelitian ini dibagi

dalam dua tahap yaitu tahap awal yang merupakan tahap pra uji hipotesis untuk

membuktikan bahwa setiap kelas berangkat dari titik tolak yang sama. Tahap

akhir yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.

3.10.1 Pengujian Hipotesis

Salah satu pengujian yang dilakukan untuk menguji hipotesis ini yaitu

dengan menggunakan uji berikut :

Pengujian Rerata Sampel Berpasangan dengan Uji-t

Dalam suatu percobaan, kelompok pertama dijadikan kelompok kontrol

dan kelompok yang satu lagi dijadikan kelompok percobaan adalah lebih baik

daripada pasangannya diambil dari kelompok lain, walaupun

pengambilannyadilakukan secara acak. Sebab, pemasanagan kelompok-kelompok

yang sifatnya serupa itu akan mengurangi bervariasinya perbedaan-perbedaan.

Dengan demikian hipotesis nol dan alternatifnya berturut-turut

: = 0 dan : ≠ 0. Sedangkan untuk pengujian hipotesis, statistik t yang dipergunakan adalah

̅

(Ruseffendi, 1998:312-313)

Pengujian Dua Sampel Bebas dan Kedua Variansi Populasinya Tidak Diketahui

Tetapi Diasumsikan Sama.

Pada model ini, variansi populasi kedua kelompok itu dianggap sama besar.

(26)

Maka dengan hipotesis nol Ho : , uji statistiknya :

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Bandung yang beralamat di jalan

Selontongan No.3 Bandung. SMAN 8 Bandung pada awalnya bernama SMA

Negeri 402 yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1967 yang berlokasi di Jalan

Belitung (sekarang SMAN 5 Bandung) dengan kepala sekola Bapak Drs.M.Moch.

Ilyas, dibantu oleh 44 orang tenaga pengajar. Mereka inilah yang turut serta

mempersiapkan berdirinya SMAN 8 Bandung pada tahun pelajaran 1966/1967

dan belajar pada sore hari.

Sejak berdiri SMAN 8 Bandung mempunyai fasilitas kelas sebanyak 7

ruang yaitu:

 Kelas I sebanyak 3 kelas

 Kelas II sebanyak 2 kelas, dan

 Kelas III sebanyak 2 kelas

Tiga tahun kemudian, awal tahun 1970 SMAN 8 Bandung pindah tempat

ke jalan Solontongan No. 3 Bandung hingga saat ini dan mulai belajar pagi hari.

SMAN 8 Bandung merupakan sekolah yang sudah terakreditasi A dengan

berbagai fasilitas yang menunjang seperti gedung aula, mesjid, laboratorium

fisika, laboratorium biologi, hingga sarana perpustakaan yang sudah memenuhi

(28)

4.1.1.1 Identitas Sekolah

Nomor Statistik Sekolah : 3 0 1 0 2 6 0 1 3 0 8 6

NISN : 20219326

Nama Sekolah : SMA NEGERI 8 BANDUNG

Alamat

Jalan : SOLONTONGAN NO.3 RT.01/ RW.06

- Desa / Kelurahan : TURANGGA

- Daerah : KOTA

Kecamatan : LENGKONG

Kota : KOTA BANDUNG

Provinsi : JAWA BARAT

Kode Pos : 40264

Kode Area/No. Telp./Fax : (022) / 7304542 / 7310331

E-mail : [email protected]

Website : www.sman8bandung.sch.id

Jarak Sekolah sejenis terdekat : 1 (Km)

Sekolah Dibuka Tahun : 1967

Tahun terakhir Sekolah ini direnovasi : 2006

Status Sekolah : Negeri

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Tempat Penyelenggaraan : Sekolah Sendiri

SK Terakhir Status Sekolah : No.035/0/97 Tgl 7 Maret 1997

Keterangan SK : Perubahan nama

(29)

52

4.1.1.2 Visi dan Misi SMAN 8 Bandung

Visi

Berdasarkan data informasi dari situs sman8bdgschi.id visi SMAN 8

Bandung adalah “Menjadi sekolah menengah atas berprestasi, religius, berbudaya,

berwawasan lingkungan, berbasis terknologi informasi dan komunikasi.”  Misi

Misi adalah target atau sasaran yang ingin dicapai setelah kegiatan

dilaksanakan rambu-rambu yang ditentukan. Sesuai dengan visi didasarkan pada

kompetensi dari berbagai komponen yang dimiliki, rumusan misi SMAN 8

Bandung adalah:

1) Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual

2) Membangun kualitas dan kuantitas lulusan yang diterima di Perguruan

Tinggi terbaik.

3) Membangun akuntabilitas sekolah yang dilandasi komitmen dan sikap

profesionalisme

4) Membangun watak dan kepribadian peserta didik yang jujur, peduli

lingkungan, bermartabat dan berwawasan kebangsaan

5) Mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, bersih, rapi, dan nyaman

dalam upaya peneyelamatan lingkungan hidup

6) Membangun kemitraan dengan stakeholders sekolah guna mewujudkan

pendidikan yang bermutu

7) Mengembangkan mutu proses pembelajaran melalui integrasi nilai-nilai

karakter, penekanan pada teknologi informasi dan komunikasi

8) Mengembangkan kualitas layanan kepada stakeholders sekolah melalui

(30)

4.1.1.3 Struktur Organigram SMAN 8 Bandung

Gambar 4.1

Struktur Organigram SMAN 8 Bandung Sumber : Dokumen Sekolah

Jumlah siswa SMAN 8 Bandung setiap kelas rata-rata berjumlah 35

sampai dengan 40 orang. Adapun kondisi SMAN 8 Bandung secara keseluruhan

cukup memadai, hal ini terlihat dari luasnya ruangan kelas yang memadai untuk

40 orang siswa. Kemudian fentilasi udara cukup nyaman disertai dengan kondisi

jendela yang aman untuk dibuka maupun ditutup. Kondisi meja dan kursi tersedia

dengan lengkap, bahkan untuk saat ini seluruh ruangan kelas yang ada di SMAN 8

Bandung sudah dilengkapi dengan fasilitas layar LCD dan Infocus. Papan tulis

(31)

54

jam dinding, organigram kelas, dan beberapa peta atau gambar hasil karya siswa

siswa tersedia dengan baik. Kemudian disertai pula dengan adanya sebuah lemari

serbaguna yang terletak samping meja guru.

SMAN 8 Bandung memiliki ruangan multimedia legkap dengan

peralatannya dan satu ruang perpustakaan yang memadai dengan banyaknya buku

yang dapat dipinjam oleh seluruh warga sekolah serta terdapat berbagai jenis buku

dari mulai buku pengetahuan, buku paket untuk penunjang belajar siswa,

Al-Qur’an, Juz Amma, cerpen, koran, novel, kamus, dan lain sebagainya. SMAN 8

Bandung memiliki laboratorium bahasa untuk pelajaran bahasa Indonesia, Inggris,

Arab, maupun Jepang. Bahkan di sekolah ini terdapat laboratorium IPS untuk

penelitian mata pelajaran Ekonomi, Geografi, dan Sejarah, di tempat tersebut juga

dipajangkan hasil karya terbaik siswa siswi jurusan kelas IPS. Ruangan TU yang

dimiliki cukup luas dan memadai, ruang guru pun sudah lengkap dengan meja,

kursi, dan lemari masing-masing hanya saja kurang luas sehingga jika guru

berkumpul semua, ruangan tidak cukup memadai untuk menampung. Ruang

wakasek sudah cukup memadai karena ruang antara wakasek kesiswaan,

kurikulum, humas, serta sarana dan prasarana telah memiliki ruangan tersendiri.

Untuk ruangan kepala sekolah pun sudah memadai, serta ruang BP yang sudah

baik dilengkapi dengan kursi dan meja yang nyaman jika dipergunakan untuk

kegiatan bimbingan.

SMAN 8 Bandung memiliki gedung serba guna yang cukup luas serta

ruangan mesjid yang besar sehingga dalam melaksanakan shalat khususnya shalat

jumat khususnya civitas akademika tidak perlu keluar komplek sekolah.

Keadaannya pun cukup tertata rapi, bahkan mesjid di sekolah ini terlihat indah

disertai dengan suasana pekarangan hijau yang ditumbuhi tanaman. Hal yang

menjadi daya tarik selain suasana pekarangan yang hijau dan asri, SMAN 8

(32)

4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS

SMA Negeri 8 Bandung. Dalam penelitian diambil 2 kelas secara random.

Tabel 4.1

Deskripsi Subjek Penelitian

Kelas Teknik Pembelajaran Jumlah

Siswa Laki-laki Perempuan

XI IPS 1 Menggunakan metode

ceramah picture 36 21 15

XI IPS 3 Menggunakan teknik

picture and picture 36 19 17

Sumber: data penelitian diolah

Kelas eksperimen yang berada dikelas XI IPS 3 yang terdiri dari 19 orang

siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan menggunakan teknik pembelajaran

picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan kelas kontrol

yaitu kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 15 siswa

perempuan menggunakan metode ceramah picture dalam kegiatan belajar

mengajar.

4.1.3 Analisis Instrumen

4.1.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukan kevalidan sebuah instrumen

yang dipergunakan dalam sebuah penelitian yang sebelumnya telah dihitung dan

telah dicocokan dengan tabel harga product moment dengan taraf signifikansi

tingkat kepercayaan 95%. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh,

kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilairkritis product moment. Hasil r

hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap

(33)

56

kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Uji validitas ini diolah

menggunakan Microsoft Excel.

Berikut merupakan hasil uji validitas soal yang digunakan sebagai alat

penelitian secara keseluruhan:

Tabel 4.2

Uji Validitas Instrumen

No.

Soal r-hitung r-tabel Ket

No.

Soal r.hitung r-tabel Ket

1. 0,37 0,33 valid 16. 0,48 0,33 valid

2. 0,44 0,33 valid 17. 0,42 0,33 valid

3. 0,51 0,33 valid 18. 0,52 0,33 valid

4. 0,39 0,33 valid 19. 0,53 0,33 valid

5. 0,53 0,33 valid 20. 0,47 0,33 valid

6. 0,52 0,33 valid 21. 0,56 0,33 valid

7. 0,59 0,.33 valid 22. 0,57 0,33 valid

8. 0,41 0,33 valid 23. 0,5 0,33 valid

9. 0,49 0,33 valid 24. 0,43 0,33 valid

10. 0,39 0,33 valid 25. 0,44 0,33 valid

11. 0,48 0,33 valid 26. 0,46 0,33 valid

12. 0,45 0,33 valid 27. 0,39 0,33 valid

13. 0,45 0,33 valid 28. 0,38 0,33 valid

(34)

15. 0,59 0,33 valid 30 0,43 0,33 valid

Sumber: data penelitian (dioalah)

Berdasarkan pemaparan tabel 4.2 diketahui bahwa semua item soal dalam

penelitian ini valid, karena memenuhi kriteria yaitu rhitung > rtabel sehingga soal

layak untuk dijadikan alat ukur dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

4.1.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kebenaran suatu

instrumen penelitian yang dihitung menggunakan rumus Spearman-Brown dengan

teknik dua ganjil-genap untuk instrumen dengan pengolahan data dilakukan

melalui bantuan dengan Microsoft Excel.

Hasil dari mengkolerasikan skor belahan pertama dengan skor belahan

kedua dari data hasil nilai instrumen pengujian soal dengan menggunakan rumus

korelasi product moment mendapatkan rxy = 0,96858.

Selanjutnya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil indeks reliabilitas

maka nilai tersebut di hitung kembali dengan menggunakan Spearman-Brown

yang menghasilkan r11 = 0,98404, dari hasil tersebut maka instrumen penelitian

dikatakan reliabel karena rhitung > rtabel, hasil pengujian reabilitas instrumen di

gambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No. Soal 1-30

r11 0,98404

rtabel 0,35

kriteria sangat tinggi

Sumber: data penelitian (diolah)

Pemaparan data pada tabel 4.3 mengindikasikan bahwa instrumen

(35)

58

sebesar 0,98404. Sehingga instrumen soal ini merupakan instrumen yang dapat

dipercaya.

4.1.3.3 Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal

tergolong sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran itu merupakan suatu

parameter yang memetakan kriteria soal yang menjelaskan peluang untuk

menjawab benar atau tidaknya suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang

dinyatakan dalam bentuk indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.

Hasil dari uji tingkat kesukaran pada soal atau instrumen penelitian

digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji Tingkat Kesukaran

No.

Soal Nilai Keterangan

No.

Soal Nilai Keterangan

1. 0,4375 Sedang 16. 0,56 Sedang

2. 0,69 Mudah 17. 0,22 Sukar

3. 0,63 Sedang 18. 0,5 Sedang

4. 0,81 Mudah 19. 0,59 Sedang

5. 0,69 Mudah 20. 0,5 Sedang

6. 0,31 Sukar 21. 0,19 Sukar

7. 0,66 Sedang 22. 0,69 Sedang

8. 0,31 Sukar 23. 0,41 Sedang

9. 0,34 Sedang 24. 0,59 Sedang

(36)

11. 0,56 Sedang 26. 0,38 Sedang

12. 0,41 Sedang 27. 0,38 Sedang

13. 0,72 Mudah 28. 0,53 Sedang

14. 0,5 Sedang 29. 0,66 Sedang

15. 0,59 Sedang 30. 0,5 Sedang

Sumber: data penelitian (dioalah)

Hasil pemaparan data pada tabel 4.4 mengindikasikan bahwa variasi soal

dimana tingkat kesukaran soal dengan tingkat mudah berjumlah 4 soal, tingkat

kesukaran sedang berjumlah 22 soal dan tingkat kesukaran dengan tingkat sukar

berjumlah 4 soal. Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

Rentang Tingkat

Kesukaran Kriteria

0,00 - 0,30 Sukar

0,30 - 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto, 2009:210

4.1.3.4 Uji Tingkat Daya Pembeda

Daya pembeda memberikan informasi terkait soal instrumen yang akan

dijadikan sebagai alat dalam penelitian, sehingga informasi tentang kemampuan

siswa dalam menjawab bisa kita uji.

Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi dipakai rumus

sebagai berikut:

DP =

Berikut adalah hasil pengujian uji daya pembeda dengan menggunakan

(37)

60

Tabel 4.5

Uji Tingkat Daya Pembeda

No.

Soal

Daya

Pembeda Keterangan

No.

Soal

Daya

Pembeda Keterangan

1 0,361 Cukup 16 0,58 Baik

2 0,64 Baik 17 0,31 Cukup

3 0,61 Baik 18 0,47 Baik

4 0,61 Baik 19 0,64 Baik

5 0,64 Baik 20 0,56 Baik

6 0,47 Baik 21 0,33 Cukup

7 0,67 Baik 22 0,72 Baik Sekali

8 0,31 Cukup 23 0,47 Baik

9 0,44 Baik 24 0,47 Baik

10 0,44 Baik 25 0,47 Baik

11 0,5 Baik 26 0,42 Cukup

12 0,39 Baik 27 0,33 Cukup

13 0,61 Baik 28 0,44 Baik

14 0,64 Baik 29 0,5 Baik

15 0,64 Baik 30 0,56 Baik

Sumber: data penelitian (dioalah)

Dari pemaparan tabel 4.5 diatas mengindikasikan bahwa hasil perhitungan

(38)

kriteria baik sekali, dan 24 soal dengan kriteria baik. Dengan klarisifikasi indeks

4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian

4.1.4.1 Data Hasil Pre Test dan Post Test

Pre test dilakukan pada awal penelitian dengan maksud untuk mengetahui

sejauh mana siswa memahami konsep materi pada standar kompetensi

perekonomian terbuka. Sedangkan test akhir atau post test dilakukan pada akhir

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi

standar kompetensi perekonomian terbuka setelah dilaksanakan eksperimen

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dan

dikelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Pre test dan post test

dilaksanakan pada kelas kontrol di kelas XI IPS 1 dan kelas eksperimen di kelas

XI IPS 3. Berikut adalah data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen didapat data pre test dan post test dengan rata-rata dibawah ini:

Tabel 4.6

Rata-rata Pre Test & Post Test Siswa di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Rata - rata

Pre Test Post Test

Kelas Kontrol 51,67 75,19

Kelas Eksperimen 52,87 80,09

Sumber: Data penelitian diolah

Pemaparan data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa kelas eksperimen

memiliki rata-rata pretest lebih tinggi yaitu sebesar 52,87 sedangkan kelas kontrol

(39)

62

kelas eksperimen pada post test lebih besar yaitu sebesar 80,09 sedangkan nilai

rata-rata dikelas kontrol sebesar 75,19.

4.1.4.2 Data Skor Gain

Data skor gain merupakan selisih antara nilai pre test dengan post test

dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen. Setelah data hasil pre test dan post

test didapat dari kelas kontrol dan eksperimen, kemudian dihitung peningkatan

antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi sehingga

kita akan mengetahui perbedaan hasil di awal pembelajaran dan di akhir

pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan. Berikut ini adalah perkembangan

skor gain di kelas kontrol dan kelas eksperimen:

Tabel 4.9

Skor Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol

Kelas Rata - rata

GAIN N-GAIN

Kelas Kontrol 23,52 0,47

Kelas Eksperimen 27,22 0,55

Sumber: Data penlitian diolah

Pada informasi data di tabel 4.9 mengindikasikan bahwa terdapat nilai

rata-rata. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah memperoleh

rata-rata Gain yaitu sebesar 23,52 dan rata-rata N-Gain 0,47. Kelas eksperimen

yang mendapat perlakuan teknik picture and picture memperoleh peningkatan

perolehan hasil belajar. Pada kelas eksperimen rata-rata Gain yaitu sebesar 27,22

dan rata-rata N-Gain yaitu 0,55. Adanya peningkatan tersebut karena siswa

mendapatkan perlakuan khusus. Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen

yaitu saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

4.1.5 Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

4.1.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data, apakah data

tersebut berdistribusi normal atau tidak, dan untuk mengetahui gain berdistribusi

(40)

Chi-Kuadrat yang kemudian diolah dengan SPSS 16.0. Kriteria pengujiannya adalah

jika X2hitung< X2 tabel data berdistribusi normal sedangkan jika X2hitung> X2tabel data

berdistribusi tidak normal. Berikut adalah hasil pengujian data dalam penelitian:

Tabel 4.11

Uji Normalitas dengan Chi Square

Test Statistics

Sumber: Data diolah SPSS 16.0

Berdasarkan data dari tabel 4.11 terbukti bahwa data dari kelas kontrol dan

kelas eksperimen berdistribusi normal, karena untuk nilai Chi-Square atau Xhitung

N-Gain kelas kontrol lebih kecil dari Xtabel yaitu 13,333 < 35,172 . Dan untuk nilai

Chi-Square atau Xhitung N-Gain kelas eksperimen lebih kecil dari Xtabel yaitu 9,333

< 35.172. Hasil uji normalitas pada data post test kontrol dan post test eksperimen

menunjukkan berdistribusi normal, karena nilaiXhitung post test kelas kontrol lebih

kecil dari Xtabel yaitu 19,599 < 27,587. Dan untuk nilai Xhitung kelas eksperimen

lebih kecil dari Xtabel yaitu 15,111 < 27,587.

4.1.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan sampel kelas kontrol dan

eksperimen homogen atau tidak, dengan begitu jika ternyata hasilnya homogen

maka tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa anatara kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

ANOVA pada SPSS 16.0, dengan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka kedua sampel

homogen. Hasil perhitungan melalui SPSS 16.0 maka didapat F hitung sebagai

(41)

64

Tabel 4.13

Hasil Uji Anova

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between

Groups 12,500 1 12,500 0,081 0,777

Within

Groups 10832,272 70 154,747

Total 10844,772 71

Sumber: Lampiran

Pada pemaparan tabel 4.13 bahwa data nilai Fhitung pada pre test

keseluruhan sebesar 0,081 dengan nilai signifikan 0,777. Jadi Fhitung menunjukan

nilai yang lebih kecil dari Ftabel yaitu 0,081 < 3,98. Maka dapat disimpulkan bahwa

sampel secara keseluruhan homogen.

4.1.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan di uji kebenarannya.

Pengujian tersebut di uji menggunakan aplikasi SPSS 16.0, yaitu:

Uji Hipotesis 1

Hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dengan

menggunakan teknik picture and picture dikelas eksperimen pada perlakuan awal

(pre test) dan perlakuan akhir (post test). Berikut hasil pengujian hipotesis

pertama dengan menggunakan program SPSS 16.0:

(42)

Tabel 4.14

Hasil Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Ekperimen

Paired Differences

2,72217E1 12,09846 2,01641 23,128 14

dari ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, maka terdapat perbedaan hasil pre test

dan hasil post test di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif teknik picture and picture pada kegiatan belajar mengajar.

Uji Hipotesis 2

Hipotesis kedua yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dikelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir

(post test). Berikut hasil pengujian hipotesi kedua yang diuji menggunakan

program SPSS 16.00:

Tabel 4.15

Hasil Pre Test dan Hasil Post Test Kelas Kontrol

Paired Differences

2,35183E1 12,57176 2,09529 19,264 66

27,7720

1 11,224 35 0,000

(43)

66

Pada data tabel 4.15 menunjukkan perhitungan pada uji t pada nilai pre test

dan post test di kelas eksperimen didapat nilai thitung sebesar 11,22 untuk df = 35

maka diperoleh ttabel = 2,030. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1

diterima, artinya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol

yang menggunakan metode ceramah pada kegiatan belajar mengajar di kelas.

Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil pre test dan hasil post test pada

kelas kontrol.

Uji hipotesis 3

Hipotesis ketiga yaitu terdapat perbedaan hasil belajar model teknik picture

and picture dikelas eksperimen dibandingkan dengan hasil yang menggunakan

metode ceramah dikelas kontrol. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis ketiga

menggunakan program SPSS 16.0:

Tabel 4.16

Hasil Hipotesis Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Independent Sample Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

3,091 70 0,003 4,90694 1,58772

3,091 65,384 0,003 4,90694 1,58772

Sumber: Lampiran

Pemaparan data pada tabel 4.16 mengindikasikan bahwa hasil perhitungan

uji t pada nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat nilai thitung =

3,091 untuk df = 70, diperoleh ttabel = 1,994 artinya thitung > ttabel, maka Ho ditolak

dan H1 diterima, atau dari perhitungan α = 5% yaitu 0,05 dua sisi penolakan dapat

disimpulkan Ho tidak dapat diterima karena signifikasi dua sisi 0,00 < 0,05 tingkat signifikan (α) artinya bahwa terdapat perbedaan nilai post test hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif teknik picture and

(44)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu penggunaan model

pembelajaran kooperatif teknik picture and picture sebagai variabel bebas (X),

dan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar siswa. Sedangkan materi yang

diajarkan dalam penelitian ini yaitu pada standar kompetensi memahami

perekonomian terbuka. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung

dengan subjek siswa kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 1

sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada pertemuan pertama, siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok

secara random, setiap kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Pada pertemuan

pertama siswa sangat antusias dan terlihat kondusif dalam kelompoknya

masing-masing. Setiap kelompok sibuk membahas gambar yang guru berikan yang

selanjutnya dipresentasikan didepan kelompok yang lainnya. Beberapa perwakilan

dari setiap kelompok maju untuk mengutarakan pendapatnya pada setiap gambar

dan disudahi dengan tanya jawab antar anggota kelompok yang lain.

Pada pertemuan kedua dan ketiga masih dengan kelompok yang sama

yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya suasana disikusi menjadi lebih

menarik. Semangat dan keceriaan siswa diperlihatkan dengan aktifnya setiap

anggota kelompok yang ikut membantu bila ada kelompoknya mendapatkan

serangan dari kelompok lain. Pengetahuan siswa pun menjadi bertambah karena

pada setiap gambar yang dibahas terdapat perbedaan pendapat dari kelompok lain

tapi hal ini bukan menjadi kendala bagi siswa untuk dapat mengembangkan

potensi dan wawasan mereka. Selain itu, dari setiap pertemuan yang telah

dilaksanakan terdapat perbedaan hasil pre test dan post test di kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dan

dikelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Adapun kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

picture and picture pada proses pembelajaran yaitu diperlukan kesepakatan

bersama antara guru dengan murid agar proses pembelajaran dapat terlaksana

(45)

68

proses pembelajaran dengan menggunakan teknik picture and picture sangat

penting, selain guru dituntut untuk kreatif mencari bahan ajar yang berhubungan

dengan materi ajar, guru harus sesekali memperhatikan beberapa siswa yang

terlihat tidak terlalu antusias padahal proses pembelajaran terlihat menyenangkan

serta guru harus dapat memperkirakan arah diskusi dari setiap gambar yang

diberikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari diskusi yang tidak efektif

mengingat waktu pada setiap pertemuan terbatas sedangkan gambar yang akan

dibahas terdiri dari 7 sampai 8 gambar.

Penggunaan model kooperatif teknik picture and picture ini membantu

siswa menyerap materi dengan cepat, sehingga siswa dapat memainkan

imajinasinya sendiri dan disampaikan dengan perkataan mereka sendiri. Ditambah

lagi dengan siswa yang dibentuk secara kelompok memudahkan mereka untuk

mencari hasil dari setiap gambar yang diberikan oleh guru dengan cara berdiskusi

antara anggota kelompok. Untuk setiap kelompok yang tampil dapat melakukan

diskusi dengan tanya jawab, hal ini bertujuan menambah wawasan siswa dan

tingkat kekritisan terhadap argumen orang lain. Pada kelompok-kelompok inilah

terlihat siswa menjadi terpacu untuk mengutarakan pendapatnya dihadapan

kelompok lain yang sebelumnya telah didiskusikan dengan teman

sekelompoknya.

Hal ini didukung oleh pernyataan Gagne (Suprijono, 2011:06) siswa

dikatakan telah memiliki kemampuan hasil belajar yang berupa keterampilan

intelektual bila siswa mampu mempresentasikan konsep dan lambang.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif

bersifat khas dan kecakapan siswa dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitif sendiri serta siswa memiliki kemampuan menerima dan menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Slavin (Isjoni, 2011:15) menjelaskan bahwa ”pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja

sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.” Pada pelaksanaannya proses

(46)

dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam sebuah gambar lalu

menjelaskan pendapat menurut mereka sendiri.

Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan

berusaha menemukan informasi untuk menjawab atau menjelaskan maksud dari

gambar yang guru berikan.

Pernyataan tersebut didukung teori kontuktivisme Vygotsky dimana dalam

pemdidikan terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dikehendakinya

setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok siswa

dengan kemampuan yang berbeda sehingga siswa dapat berinteraksi dalam

mengerjakan tugas dan setting memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah

yang efektif. Kedua pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan

pemunculan (scaffolding) yang berarti semakin lama siswa semakin dapat

mengambil tanggung jawab untuk pembelajarannya.

Kelebihan lain dari model pembelajaran kooperatif teknik picture and

picture yaitu mampu menciptakan suasana belajar menjadi ceria serta

membangkitkan gairah belajar siswa terlihat dari perkembangan pertemuan

pertama sampai pertemuan ketiga siswa menjadi lebih menghargai pendapat dari

kelompok lain dan bekerja sama dengan sesama kelompoknya dalam membahas

setiap gambar sehingga proses belajar tidak cepat bosan.

Hal tersebut berdampak positif bagi semua siswa terutama sesama anggota

kelompoknya. Pada akhirnya semua siswa bisa mengutarakan pendapatnya

mengenai permasalahan di kelompoknya yang guru berikan dengan percaya diri,

hal tersebut merupakan bentuk kelebihan dari penggunaan teknik picture and

picture dalam pembelajaran.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

peningkatan hasil belajar pada siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang

tepat dapat menghasilkan kegiatan pembelajaran yang aktif, sehingga siswa dapat

mengembangkan pemahamannya sendiri mengenai suatu konsep. Hal ini telah

dibuktikan dari hasil penelitian selama tiga kali pertemuan dengan menggunakan

(47)

70

dan membandingkannya dengan kelas kontrol yang menggunakan metode

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, LW & David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Pustaka Belajar:Yogyakarta

Anna Poedjiadi. 1996. Efektivitas Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam

Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Peserta Didik di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tesis. IKIP Bandung: (tidak diterbitkan)

Ausubel, D.P. 1968. Educational Psychology: A Cognitive View. New York

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta:Jakarta

Arikunto Suharsimi, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Belajar (Edisi Revisi). Bumi Aksara:Jakarta, Cetakan Kesembilan

Bern R & Erickson P. 2001. An Interactive Web-based Model for the Professional

Development of Teachers in Contextual Teaching and Learning.

Bowling Green State University:Ohio

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Rinekacipta:Jakarta

Dahar Ratna Wilis. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga:Jakarta

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Rineka Cipta:Jakarta

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia:Bandung

Hanbury, L. 1996. Constructivism: So What? In J. Wakefield and L. Velardi (Eds.). Celebrating Mathematics Learning (pp.3-8) The Mathematical Association of Victoria:Melbourne

Hergenhahn & Matthew Olson. 2009. Theories of Learning (Teori Belajar). Kencana:Jakarta

Hudoyo, Herman. 1998. Ilmu Pendidikan. Usaha Nasional:Surabaya

Irianto Agus. 2009. Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana Perdana Group: Jakarta

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Rata-rata nilai ujian tengah semester kelas XI IPS
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa: terdapat perbedaan antara hasil pre test dengan post test peserta didik pada kelas eksperimen satu, terdapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPS 5 DI SMAN 1 NGEMPLAK BOYOLALI

Hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen 1 (kelas XI IPS-3) berbeda dengan hasil belajar pada kelas control (XI IPS-1). Berdasarkan hasil uji hipotesis, peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media pembelajaran slide dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi

hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (kelas eksperimen) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kenvensional (kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar geografi siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe portofolio dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

Dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian berupa skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe question student have dan