PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR
(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS
SMAN 8 Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi
Oleh
Moch. Fikri Faizillah
(0901226)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
MOCH FIKRI FAIZILLAH
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR
(Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS
SMAN 8 Kota Bandung)
Bandung, Agustus 2014
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I
Dr. Sumartini, MP NIP. 19590830 198601 2 001
PEMBIMBING II
Siti Parhah, S.Pd, M.SE NIP. 19800907 200912 2 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 Kota
Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2014 Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi
pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 kota Bandung)” Di bawah bimbingan: Dr.
Sumartini, MP. Dan Siti Parhah, S.Pd, M.SE
Oleh:
Moch. Fikri. Faizillah 0901226
Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa berada di bawah standar ketuntasan minimal. Model pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture diharapkan menjadi solusi dalam memecahkan masalah tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan teknik Picture and Picture dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 (kelas kontrol) dan XI IPS 3 (kelas eksperimen) yang terdiri dari 36 siswa pada setiap kelasnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t dua sampel tidak berhubungan atau uji t (independent sample t test) dan (paired test) menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Office Excel 2007.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hasil belajar pada kelas eksperimen setelah penggunaan teknik
Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga
penggunaan teknik Picture and Picture dalam kegiatan belajar mengajar dinyatakan efektif dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
“Influence of Cooperative Learning Model Picture And Picture Of Technique Learning Results (Experimental Study Lesson of Economics in Class XI Social
SMAN 8 City Of Bandung)”. Supervised by : Dr. Sumartini , MP And Siti Parhah, S.Pd. , M.SE.
By
Moch. Fikri Faizillah 0901226
Problems that occurred in this study were student learning outcomes are below the standard minimum completeness. Cooperative learning techniques Picture and Picture expected to be a solution to solve the problem.
The purpose of this study was to determine differences in learning results on economic subjects between the experimental class students who use the technique Picture and Picture with the control class students who use the lecture method.
The research method used is the experimental method, the subject consists of two classes, namely class XI IPS 1 (control group) and XI IPS 3 (experimental class) who consists of 36 students in each class. Data processing is performed using two-sample t-test or t-test are not related (independent sample t test) and (paired test) using SPSS 16.0 and Microsoft Office Excel 2007. Based on the results of the research show that there are differences in learning results between the experimental class students who use cooperative learning techniques Picture and Picture with who control class using lecture method. Learning outcomes in the experimental class after using Picture and Picture technique is higher than the control class. So the use of techniques Picture in Picture and declared effective teaching and learning activities and can be used as an alternative in improving result of learning student.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam
proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap
tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa. Kimble et.al. (1993)
mencoba mendefinisikan belajar sebagai “a relatively permanen change in
behavioral potentiality that occurs as result of reinforced practice.” Yang artinya,
belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh
keadaan-keadaan dari sifatnya sementara. Proses belajar mengajar merupakan tugas
mengajar dengan anak didik yang melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Hal ini menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari
proses interaksi antara pendidik dan peserta didik. Proses interaksi ini sangat
penting sekali dalam kelangsungan proses belajar mengajar, karena melalui proses
belajar mengajar pendidik menyampaikan suatu pesan berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap dan etika kepada para peserta didik melalui proses interaksi.
Tempat yang tepat untuk melakukan interaksi pembelajaran adalah di sekolah
karena di sekolah terdapat berbagai perangkat yang menunjang untuk melakukan
proses pembelajaran diantara siswa dengan guru. Dalam proses belajar mengajar
umumnya guru lebih mementingkan ketercapaian target kurikulum dan kurang
memperhatikan penguasaan siswa dalam menerima materi hal itu dapat membuat
siswa bersikap pasif.
Pencapaian hasil pembelajaran dapat dilihat dari tinggi rendahnya prestasi
nilai siswa, perolehan nilai UN (Ujian Nasional) merupakan gambaran secara
umum dalam ketercapaian prestasi siswa. Berikut ini merupakan perolehan nilai
2
Tabel 1.1
Nalai Rata-rata Hasil UN tingkat SMA di Kota Bandung pada
Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2012/2013
No
SMAN Cluster 1 SMAN Cluster 2 SMAN Cluster 3
Sekolah
Rata-Rata-rata Nilai 5.97 Rata-rata Nilai 5.85 Rata-rata Nilai 5.78
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
Dari Tabel 1.1 tersebut dapat kita lihat hanya beberapa sekolah unggulan
seperti SMA 3 Bandung dengan nilai 6,57 yang dimana sekolah tersebut berada
pada kluster 1 meskipun nilai rata-rata UN saat itu dipatok sebesar 5,5. Hal ini
justru semakin memprihatinkan bahwa nilai yang lebih tinggi justru diperoleh
Sedangkan untuk perolehan nilai UN SMAN 8 Bandung yang merupakan
sekolah kluster 1 memperoleh nilai rata-rata kedua terbaik setelah SMAN 3
Bandung. Pencapaian nilai yang tinggi tersebut berbanding terbalik dengan hasil
nilai UTS siswa kelas XI IPS di SMAN 8 Bandung yang mengalami nilai rendah,
sehingga banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.
Rendahnya nilai UTS untuk mata pelajaran ekonomi terjadi disemua kelas XI
IPS . Hal tersebut jelas merupakan suatu masalah yang harus dibenahi karena jika
dibiarkan akan menyebabkan siswa tidak kreatif dan cenderung pasif dalam
mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai pun tidak
optimal yang berdampak pada hasil nilai pada mata pelajaran ekonomi.
Berikut ini hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 8 kota Bandung
berdasarkan nilai ujian tengah semester tahun ajaran 2012/2013 :
Tabel 1.2
Rata-rata nilai ujian tengah semester kelas XI IPS
SMA Negeri 8 kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013
Kelas dibawah KKM diatas KKM Jumlah
XI IPS 1 26 20 46
XI IPS 2 24 21 45
XI IPS 3 22 22 44
Sumber: Nilai Ujian Tengah Semester (data diolah)
Hasil pemaparan pada tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai
ujian tengah semester masih banyak yang masih dibawah KKM yaitu pada kelas
XI IPS 1 sebagaimana KKM yang telah ditentukan adalah 75.00.
Penjelasan tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam
diri siswa itu sendiri yang meliputi kondisi fisik dan psikis siswa. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada diluar diri siswa yang meliputi
kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, keluarga, lingkungan dan fasilitas
4
Menurut hasil wawancara penulis dengan salah satu guru mata pelajaran
ekonomi serta dengan perwakilan siswa yang bersedia diwawancarai ternyata
penyebab rendahnya nilai UTS disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
seperti faktor kelelahan siswa, faktor materi pembelajaran yang disampaikan
terkadang sulit dipahami, faktor kesiapan siswa menjelang UTS, serta padatnya
pekerjaan rumah (PR) yang diterima siswa di sekolah. Menyinggung pertanyaan
tentang metode mengajar yang penulis ajukan pada guru, kemudian guru
menjelaskan bahwa metode mengajar tidak selalu bervariasi tergantung situasi
kelas dan kondisi siswa ketika didalam kelas maka dari itu metode belajar pun
disesuaikan. Akan tetapi guru lebih memilih menggunakan metode pembelajaran
konvensional seperti metode ceramah.
Memandang pentingnya sebuah metode pembelajaran ekonomi, maka
seorang pengajar/guru seharusnya memahami berbagai metode pembelajaran itu
sendiri agar penggunaan metode pembelajarannya tepat. Dalam proses belajar
mengajar terdapat beberapa metode pembelajaran, antara lain metode bermain,
metode ceramah, metode demonstrasi, metode simulasi.
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, maka dalam
penelitian ini peneliti akan meneliti efektifitas penggunaan salah satu model.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang
saling asah, silih asih, dan silih asuh.
Banyak berbagai teknik yang terdapat pada model kooperatif salah satunya
yaitu teknik Picture & Picture. Teknik ini menjadi bagian dari model kooperatif
karena memiliki unsur kreatif, aktif dan menyenangkan untuk peserta didik. Pada
dasarnya teknik Picture & Picture terbagi pada beberapa gambar-gambar sebagai
media pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan dalam bentuk kartu baik berukuran besar ataupun
kecil, jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir
dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar masih kurang diaplikasikan oleh
tenaga pendidik di SMAN 8 Bandung, hal ini dapat terlihat bahwa :
1. Guru lebih memilih menggunakan metode konvensional berupa
penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran.
2. Meskipun fasilitas lengkap, akan tetapi guru masih jarang
menggunakannya.
3. Masih kurang lengkapnya buku pembelajaran di perpustakaan sehingga
referensinya kurang.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut dan berdasarkan pengamatan
sementara, maka terlihat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI di SMAN 8 Kota Bandung menunjukkan gejala yang berdampak pada
pembelajaran siswa menjadi kurang aktif dan kreatif sehingga suasana didalam
kelas tidak terlalu menyenangkan. Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan
diatas, maka salah satu usaha yang akan ditempuh adalah dengan penggunaan
model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar,
dengan tujuan dan harapan menarik siswa untuk termotivasi dalam belajar
sehingga akan terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian tentang : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 8 kota Bandung).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka peneliti
6
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dikelas eksperimen
pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test)?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang menggunakan metode
ceramah dikelas kontrol pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan
akhir (post test)?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar model pembelajaran kooperatif
teknik picture and picture dikelas eksperimen dibandingkan dengan hasil
belajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode
ceramah dikelas kontrol?
1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang menggunakan model
kooperatif dengan teknik picture and picture dikelas eksperimen pada
perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test).
- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang menggunakan model
pembelajaran konvensional metode ceramah dikelas kontrol pada perlakuan
awal (pre test) dan perlakuan akhir (post test).
- Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara model pembelajaran
kooperatif dengan teknik picture and picture dikelas eksperimen dengan
model pembelajaran konvensional metode ceramah dikelas kontrol.
1.3.1 Manfaat Penelitian
1.3.1.1 Manfaat secara teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan bahan informasi
bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam upaya
1.3.1.2 Manfaat secara praktis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota
Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas
XI IPS 1 dan XI IPS 2. Maka dengan itu peneliti menganalisa model pembelajaran
kooperatif teknik Picture and Picture sebagai variabel bebas (X) terhadap hasil
belajar yang merupakan variabel terikat (Y).
3.2Metode Penelitian
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta
desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan
pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan
dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan.
Metode eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen, peneliti
membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan model
pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture pada saat pembelajaran
berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional/tradisional.
Menurut McMillan dan Schumacher (2001) penelitian eksperimen dapat
didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode
inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam
metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan
mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen,
peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu
kan perlakuan.
Dalam penelitian ini penulis memilih metode kuasi eksperimen yang
diharapkan dapat mengungkapkan perbedaan hasil belajar. Metode kuasi
eksperimen adalah metode eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran
dampak, unit eksperimen namun tidak memiliki penugasan acak untuk
menciptakan perbandingan dalam rangka menciptakan perubahan yang
disebabkan perlakuan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”non equivalent control group design”. Di dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kelompok yang dipilih tidak secara random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda signifikan. Pengaruh perlakuan ( . Secara bagan
bisa digambarkan seperti Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Post Test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan :
X : Dikenakan perlakuan (treatment ) dengan penggunaan teknik picture and
picture dalam proses belajar mengajar dikelas
- : Tidak dikenakan perlakuan (treatment)
O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
O2 : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen
O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu
38
belajar menggunakan teknik picture and picture. Pengambilan data yang
dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test (O1) dan (O3) sedangkan
pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (O2 ) dan
(O4).
Perlakuan yang diberikan berbeda, untuk kelompok eksperimen
menggunakan teknik picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar dikelas,
sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan teknik picture and picture.
Masing-masing diberikan perlakuan sebanyak tiga kali. Setelah perlakuan
masing-masing kelompok diberikan tes lagi (pos test) untuk mengukur variabel terikat.
Setelah perlakuan dilakukan selanjutnya membandingkan skor pretest
terhadap skor postest yang dihasilkan dari alat ukur yang sama, jika hasil test
sesudah perlakuan lebih baik dari hasil tes sebelumnya, maka pembelajaran
tersebut terbukti efektif diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.
3.3Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Definisi populasi menurut Riduwan (2009:54) populasi merupakan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian.
Sedangkan menurut Bungin (2010:99) pengertian populasi sebagai berikut :
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka populasi pada penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut
Arikunto (2006:131) “pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau
sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 di SMAN 8
Picture and Picture adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar pembelajaran.
3. Guru menunjukkan gambar atau memperlihatkan gambar yang
7. Guru bersama dengan siswa melakukan diskusi kelas tentang diperoleh dari hasil pre test dan post
40
belajar ekonomi
3.5Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data yaitu:
a. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
daftar nama siswa dan nilai tes mata pelajaran ekonomi standar kompetensi
Memahami Perekonomian Terbuka.
b. Metode eksperimen
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pola Metode Eksperimen
Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes
Eksperimen Nilai kelas XI
semester I KD
Kontrol Nilai kelas XI
semester I KD
Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan metode
pembelajaran kooperatif teknik Picture and Picture dan kelompok kontrol dengan
metode ceramah sebagai pembanding. Perlakuan yang diberikan pada kelompok
eksperimen yaitu memberikan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada
kelompok kontrol yaitu menggunakan metode ceramah dan setelah pembelajaran
selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok
eksperimen.
3.6Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pelaporan penelitian.
1. Tahap Persiapan Penelitian, meliputi:
a. Menentukan masalah
b. Melakukan pra penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.
b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian.
c. Membuat skenario pembelajaran.
d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator hasil belajar
siswa.
e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang
beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
instrumen penelitian.
h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal
yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.
i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid
dan reliabel.
j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan informasi
42
k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model
pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran ekonomi yang bersangkutan.
l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik picture and picture serta metode ceramah.
m. Memberikan pre test dan post test pada kelompok eksperimen setelah
pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pre test dan post test pada
masing-masing kelas eksperimen.
o. Membandingkan hasil pre test dan post test antara pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik picture and picture serta kelas
dengan menggunakan metode ceramah.
3. Pelaporan Penelitian
Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data tes pemahaman konsep dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Tahap Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman
penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap siswa ditentukan dengan
menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
S = skor siswa
R = jumlah item yang dijawab benar
2. Mengubah skor mentah menjadi nilai
Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu
pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).
3. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan
post test.
Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung
peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain
ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain
ternormalisasi adalah sebagai berikut :
N = Gain =
(Arikunto, 2006:126)
Keterangan :
N – Gain = Gain yang dinormalisir Pre test = Nilai awal pembelajaran
Post test = Nilai akhir pembelajaran
3.8Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, instrumen tersebut
harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta keterandalan (reliabilitas).
Suharsimi Arikunto (2002:144) menyatakan, bahwa “instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Anderson (Arikunto,2009:65) : “A test is valid if it measures what it purpose to measure” yang artinya sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian Validitas butir soal dilakukan
dnegan menggunakan rumus korelasi product moment :
44
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah sampel
Cara perhitungan dari uji validitas ini merupakan perhitungan setiap item,
hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment
dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%, rxy disebut juga
dengan rhitung. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai rkritis product moment. Hasil r hitung kemudian
dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05
yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat
tingkat kesalahannya apabila harga rhitung > rtabel dengan taraf kepercayaan 95%
serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Instrumen dinyatakan valid apabila rhitung
> rtabel dengan tingkat signifikasi 0,05.
Pada formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik
(Arikunto, 2002:154). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan
hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan
memberikan hasil yang relatif sama.
Untuk mengetahui reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus
( )
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal/butir pertanyaan
m = skor rata-rata
Vt = varians total
Jika harga r11 > r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut reliabel.
(Arikunto,2002:166).
3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus
analisis tingkat kesukaran soal adalah:
Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus :
Keterangan :
P : Tingkat kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu
Js : Jumlah siswa yang mengikuti tes
(Arikunto, 2009:208)
46
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasi sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
(Arikunto, 2009 : 210)
Tabel diatas dapat menjelaskan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran
dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi
sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini.
3.8.4 Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2002:211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk
menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
DP =
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JB A : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JB B : jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JS A : jumlah siswa kelas atas
(Suherman, 1990:201)
Berikut ini akan dipaparkan klasifikasi daya pembeda :
Tabel 3.6
Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval Kriteria
DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0.20 0,20 < DP ≤ 0,40
Sangat jelek
Jelek
0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Baik
Sangat Baik
Sumber : Suherman,1990:202
3.9 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum diberi perlakuan, perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata, hal ini dilakukan supaya perangkat
berangkat dari titik awal yang sama.
3.9.1 Uji Normalitas
Setelah mendapatkan data awal dari nilai semester II mata pelajaran Ekonomi
standar kompetensi uMemahami Perekonomian Terbuka kelas XI IPS tahun
pelajaran 2013/2014, data tersebut diuji apakah data tersebut berdistribusi normal
atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat, yaitu:
∑
Keterangan:
XI2 : chi-kuadrat
Oi : hasil pengamatan
Ei : hasil yang diharapkan
Jika XI 2 hitung < XI 2 tabel maka daftar distribusi normal. (Sudjana, 2002: 273)
3.9.2 Uji Homogenitas
Menurut Irianto (2009:275) uji homogenitas sangat diperlukan sebelum kita
membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan
disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang
dibandingkan). Dalam penelitian ini untuk melakukan uji homogenitas
menggunakan uji ANOVA pada aplikasi SPSS 16.0.
Dengan kriteria pengujianya sebagai berikut :
Terima Ho jika F (max) hitung≤ F (max) tabel
48
Adapun Ho menyatakan variansi homogen sedangkan H1 menyatakan
variansi tidak homogen.
3.10 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dan dari hasil
analisis itu akan ditarik suatu simpulan. Analisis data dalam penelitian ini dibagi
dalam dua tahap yaitu tahap awal yang merupakan tahap pra uji hipotesis untuk
membuktikan bahwa setiap kelas berangkat dari titik tolak yang sama. Tahap
akhir yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
3.10.1 Pengujian Hipotesis
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk menguji hipotesis ini yaitu
dengan menggunakan uji berikut :
Pengujian Rerata Sampel Berpasangan dengan Uji-t
Dalam suatu percobaan, kelompok pertama dijadikan kelompok kontrol
dan kelompok yang satu lagi dijadikan kelompok percobaan adalah lebih baik
daripada pasangannya diambil dari kelompok lain, walaupun
pengambilannyadilakukan secara acak. Sebab, pemasanagan kelompok-kelompok
yang sifatnya serupa itu akan mengurangi bervariasinya perbedaan-perbedaan.
Dengan demikian hipotesis nol dan alternatifnya berturut-turut
: = 0 dan : ≠ 0. Sedangkan untuk pengujian hipotesis, statistik t yang dipergunakan adalah
̅
√
(Ruseffendi, 1998:312-313)
Pengujian Dua Sampel Bebas dan Kedua Variansi Populasinya Tidak Diketahui
Tetapi Diasumsikan Sama.
Pada model ini, variansi populasi kedua kelompok itu dianggap sama besar.
∑ ∑
Maka dengan hipotesis nol Ho : , uji statistiknya :
√
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Bandung yang beralamat di jalan
Selontongan No.3 Bandung. SMAN 8 Bandung pada awalnya bernama SMA
Negeri 402 yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1967 yang berlokasi di Jalan
Belitung (sekarang SMAN 5 Bandung) dengan kepala sekola Bapak Drs.M.Moch.
Ilyas, dibantu oleh 44 orang tenaga pengajar. Mereka inilah yang turut serta
mempersiapkan berdirinya SMAN 8 Bandung pada tahun pelajaran 1966/1967
dan belajar pada sore hari.
Sejak berdiri SMAN 8 Bandung mempunyai fasilitas kelas sebanyak 7
ruang yaitu:
Kelas I sebanyak 3 kelas
Kelas II sebanyak 2 kelas, dan
Kelas III sebanyak 2 kelas
Tiga tahun kemudian, awal tahun 1970 SMAN 8 Bandung pindah tempat
ke jalan Solontongan No. 3 Bandung hingga saat ini dan mulai belajar pagi hari.
SMAN 8 Bandung merupakan sekolah yang sudah terakreditasi A dengan
berbagai fasilitas yang menunjang seperti gedung aula, mesjid, laboratorium
fisika, laboratorium biologi, hingga sarana perpustakaan yang sudah memenuhi
4.1.1.1 Identitas Sekolah
Nomor Statistik Sekolah : 3 0 1 0 2 6 0 1 3 0 8 6
NISN : 20219326
Nama Sekolah : SMA NEGERI 8 BANDUNG
Alamat
Jalan : SOLONTONGAN NO.3 RT.01/ RW.06
- Desa / Kelurahan : TURANGGA
- Daerah : KOTA
Kecamatan : LENGKONG
Kota : KOTA BANDUNG
Provinsi : JAWA BARAT
Kode Pos : 40264
Kode Area/No. Telp./Fax : (022) / 7304542 / 7310331
E-mail : [email protected]
Website : www.sman8bandung.sch.id
Jarak Sekolah sejenis terdekat : 1 (Km)
Sekolah Dibuka Tahun : 1967
Tahun terakhir Sekolah ini direnovasi : 2006
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Tempat Penyelenggaraan : Sekolah Sendiri
SK Terakhir Status Sekolah : No.035/0/97 Tgl 7 Maret 1997
Keterangan SK : Perubahan nama
52
4.1.1.2 Visi dan Misi SMAN 8 Bandung
Visi
Berdasarkan data informasi dari situs sman8bdgschi.id visi SMAN 8
Bandung adalah “Menjadi sekolah menengah atas berprestasi, religius, berbudaya,
berwawasan lingkungan, berbasis terknologi informasi dan komunikasi.” Misi
Misi adalah target atau sasaran yang ingin dicapai setelah kegiatan
dilaksanakan rambu-rambu yang ditentukan. Sesuai dengan visi didasarkan pada
kompetensi dari berbagai komponen yang dimiliki, rumusan misi SMAN 8
Bandung adalah:
1) Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual
2) Membangun kualitas dan kuantitas lulusan yang diterima di Perguruan
Tinggi terbaik.
3) Membangun akuntabilitas sekolah yang dilandasi komitmen dan sikap
profesionalisme
4) Membangun watak dan kepribadian peserta didik yang jujur, peduli
lingkungan, bermartabat dan berwawasan kebangsaan
5) Mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, bersih, rapi, dan nyaman
dalam upaya peneyelamatan lingkungan hidup
6) Membangun kemitraan dengan stakeholders sekolah guna mewujudkan
pendidikan yang bermutu
7) Mengembangkan mutu proses pembelajaran melalui integrasi nilai-nilai
karakter, penekanan pada teknologi informasi dan komunikasi
8) Mengembangkan kualitas layanan kepada stakeholders sekolah melalui
4.1.1.3 Struktur Organigram SMAN 8 Bandung
Gambar 4.1
Struktur Organigram SMAN 8 Bandung Sumber : Dokumen Sekolah
Jumlah siswa SMAN 8 Bandung setiap kelas rata-rata berjumlah 35
sampai dengan 40 orang. Adapun kondisi SMAN 8 Bandung secara keseluruhan
cukup memadai, hal ini terlihat dari luasnya ruangan kelas yang memadai untuk
40 orang siswa. Kemudian fentilasi udara cukup nyaman disertai dengan kondisi
jendela yang aman untuk dibuka maupun ditutup. Kondisi meja dan kursi tersedia
dengan lengkap, bahkan untuk saat ini seluruh ruangan kelas yang ada di SMAN 8
Bandung sudah dilengkapi dengan fasilitas layar LCD dan Infocus. Papan tulis
54
jam dinding, organigram kelas, dan beberapa peta atau gambar hasil karya siswa
siswa tersedia dengan baik. Kemudian disertai pula dengan adanya sebuah lemari
serbaguna yang terletak samping meja guru.
SMAN 8 Bandung memiliki ruangan multimedia legkap dengan
peralatannya dan satu ruang perpustakaan yang memadai dengan banyaknya buku
yang dapat dipinjam oleh seluruh warga sekolah serta terdapat berbagai jenis buku
dari mulai buku pengetahuan, buku paket untuk penunjang belajar siswa,
Al-Qur’an, Juz Amma, cerpen, koran, novel, kamus, dan lain sebagainya. SMAN 8
Bandung memiliki laboratorium bahasa untuk pelajaran bahasa Indonesia, Inggris,
Arab, maupun Jepang. Bahkan di sekolah ini terdapat laboratorium IPS untuk
penelitian mata pelajaran Ekonomi, Geografi, dan Sejarah, di tempat tersebut juga
dipajangkan hasil karya terbaik siswa siswi jurusan kelas IPS. Ruangan TU yang
dimiliki cukup luas dan memadai, ruang guru pun sudah lengkap dengan meja,
kursi, dan lemari masing-masing hanya saja kurang luas sehingga jika guru
berkumpul semua, ruangan tidak cukup memadai untuk menampung. Ruang
wakasek sudah cukup memadai karena ruang antara wakasek kesiswaan,
kurikulum, humas, serta sarana dan prasarana telah memiliki ruangan tersendiri.
Untuk ruangan kepala sekolah pun sudah memadai, serta ruang BP yang sudah
baik dilengkapi dengan kursi dan meja yang nyaman jika dipergunakan untuk
kegiatan bimbingan.
SMAN 8 Bandung memiliki gedung serba guna yang cukup luas serta
ruangan mesjid yang besar sehingga dalam melaksanakan shalat khususnya shalat
jumat khususnya civitas akademika tidak perlu keluar komplek sekolah.
Keadaannya pun cukup tertata rapi, bahkan mesjid di sekolah ini terlihat indah
disertai dengan suasana pekarangan hijau yang ditumbuhi tanaman. Hal yang
menjadi daya tarik selain suasana pekarangan yang hijau dan asri, SMAN 8
4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS
SMA Negeri 8 Bandung. Dalam penelitian diambil 2 kelas secara random.
Tabel 4.1
Deskripsi Subjek Penelitian
Kelas Teknik Pembelajaran Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
XI IPS 1 Menggunakan metode
ceramah picture 36 21 15
XI IPS 3 Menggunakan teknik
picture and picture 36 19 17
Sumber: data penelitian diolah
Kelas eksperimen yang berada dikelas XI IPS 3 yang terdiri dari 19 orang
siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan menggunakan teknik pembelajaran
picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan kelas kontrol
yaitu kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan menggunakan metode ceramah picture dalam kegiatan belajar
mengajar.
4.1.3 Analisis Instrumen
4.1.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukan kevalidan sebuah instrumen
yang dipergunakan dalam sebuah penelitian yang sebelumnya telah dihitung dan
telah dicocokan dengan tabel harga product moment dengan taraf signifikansi
tingkat kepercayaan 95%. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh,
kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilairkritis product moment. Hasil r
hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap
56
kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Uji validitas ini diolah
menggunakan Microsoft Excel.
Berikut merupakan hasil uji validitas soal yang digunakan sebagai alat
penelitian secara keseluruhan:
Tabel 4.2
Uji Validitas Instrumen
No.
Soal r-hitung r-tabel Ket
No.
Soal r.hitung r-tabel Ket
1. 0,37 0,33 valid 16. 0,48 0,33 valid
2. 0,44 0,33 valid 17. 0,42 0,33 valid
3. 0,51 0,33 valid 18. 0,52 0,33 valid
4. 0,39 0,33 valid 19. 0,53 0,33 valid
5. 0,53 0,33 valid 20. 0,47 0,33 valid
6. 0,52 0,33 valid 21. 0,56 0,33 valid
7. 0,59 0,.33 valid 22. 0,57 0,33 valid
8. 0,41 0,33 valid 23. 0,5 0,33 valid
9. 0,49 0,33 valid 24. 0,43 0,33 valid
10. 0,39 0,33 valid 25. 0,44 0,33 valid
11. 0,48 0,33 valid 26. 0,46 0,33 valid
12. 0,45 0,33 valid 27. 0,39 0,33 valid
13. 0,45 0,33 valid 28. 0,38 0,33 valid
15. 0,59 0,33 valid 30 0,43 0,33 valid
Sumber: data penelitian (dioalah)
Berdasarkan pemaparan tabel 4.2 diketahui bahwa semua item soal dalam
penelitian ini valid, karena memenuhi kriteria yaitu rhitung > rtabel sehingga soal
layak untuk dijadikan alat ukur dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
4.1.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kebenaran suatu
instrumen penelitian yang dihitung menggunakan rumus Spearman-Brown dengan
teknik dua ganjil-genap untuk instrumen dengan pengolahan data dilakukan
melalui bantuan dengan Microsoft Excel.
Hasil dari mengkolerasikan skor belahan pertama dengan skor belahan
kedua dari data hasil nilai instrumen pengujian soal dengan menggunakan rumus
korelasi product moment mendapatkan rxy = 0,96858.
Selanjutnya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil indeks reliabilitas
maka nilai tersebut di hitung kembali dengan menggunakan Spearman-Brown
yang menghasilkan r11 = 0,98404, dari hasil tersebut maka instrumen penelitian
dikatakan reliabel karena rhitung > rtabel, hasil pengujian reabilitas instrumen di
gambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Soal 1-30
r11 0,98404
rtabel 0,35
kriteria sangat tinggi
Sumber: data penelitian (diolah)
Pemaparan data pada tabel 4.3 mengindikasikan bahwa instrumen
58
sebesar 0,98404. Sehingga instrumen soal ini merupakan instrumen yang dapat
dipercaya.
4.1.3.3 Uji Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal
tergolong sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran itu merupakan suatu
parameter yang memetakan kriteria soal yang menjelaskan peluang untuk
menjawab benar atau tidaknya suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang
dinyatakan dalam bentuk indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.
Hasil dari uji tingkat kesukaran pada soal atau instrumen penelitian
digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji Tingkat Kesukaran
No.
Soal Nilai Keterangan
No.
Soal Nilai Keterangan
1. 0,4375 Sedang 16. 0,56 Sedang
2. 0,69 Mudah 17. 0,22 Sukar
3. 0,63 Sedang 18. 0,5 Sedang
4. 0,81 Mudah 19. 0,59 Sedang
5. 0,69 Mudah 20. 0,5 Sedang
6. 0,31 Sukar 21. 0,19 Sukar
7. 0,66 Sedang 22. 0,69 Sedang
8. 0,31 Sukar 23. 0,41 Sedang
9. 0,34 Sedang 24. 0,59 Sedang
11. 0,56 Sedang 26. 0,38 Sedang
12. 0,41 Sedang 27. 0,38 Sedang
13. 0,72 Mudah 28. 0,53 Sedang
14. 0,5 Sedang 29. 0,66 Sedang
15. 0,59 Sedang 30. 0,5 Sedang
Sumber: data penelitian (dioalah)
Hasil pemaparan data pada tabel 4.4 mengindikasikan bahwa variasi soal
dimana tingkat kesukaran soal dengan tingkat mudah berjumlah 4 soal, tingkat
kesukaran sedang berjumlah 22 soal dan tingkat kesukaran dengan tingkat sukar
berjumlah 4 soal. Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
Rentang Tingkat
Kesukaran Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,30 - 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto, 2009:210
4.1.3.4 Uji Tingkat Daya Pembeda
Daya pembeda memberikan informasi terkait soal instrumen yang akan
dijadikan sebagai alat dalam penelitian, sehingga informasi tentang kemampuan
siswa dalam menjawab bisa kita uji.
Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi dipakai rumus
sebagai berikut:
DP =
Berikut adalah hasil pengujian uji daya pembeda dengan menggunakan
60
Tabel 4.5
Uji Tingkat Daya Pembeda
No.
Soal
Daya
Pembeda Keterangan
No.
Soal
Daya
Pembeda Keterangan
1 0,361 Cukup 16 0,58 Baik
2 0,64 Baik 17 0,31 Cukup
3 0,61 Baik 18 0,47 Baik
4 0,61 Baik 19 0,64 Baik
5 0,64 Baik 20 0,56 Baik
6 0,47 Baik 21 0,33 Cukup
7 0,67 Baik 22 0,72 Baik Sekali
8 0,31 Cukup 23 0,47 Baik
9 0,44 Baik 24 0,47 Baik
10 0,44 Baik 25 0,47 Baik
11 0,5 Baik 26 0,42 Cukup
12 0,39 Baik 27 0,33 Cukup
13 0,61 Baik 28 0,44 Baik
14 0,64 Baik 29 0,5 Baik
15 0,64 Baik 30 0,56 Baik
Sumber: data penelitian (dioalah)
Dari pemaparan tabel 4.5 diatas mengindikasikan bahwa hasil perhitungan
kriteria baik sekali, dan 24 soal dengan kriteria baik. Dengan klarisifikasi indeks
4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.4.1 Data Hasil Pre Test dan Post Test
Pre test dilakukan pada awal penelitian dengan maksud untuk mengetahui
sejauh mana siswa memahami konsep materi pada standar kompetensi
perekonomian terbuka. Sedangkan test akhir atau post test dilakukan pada akhir
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi
standar kompetensi perekonomian terbuka setelah dilaksanakan eksperimen
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dan
dikelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Pre test dan post test
dilaksanakan pada kelas kontrol di kelas XI IPS 1 dan kelas eksperimen di kelas
XI IPS 3. Berikut adalah data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen didapat data pre test dan post test dengan rata-rata dibawah ini:
Tabel 4.6
Rata-rata Pre Test & Post Test Siswa di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Rata - rata
Pre Test Post Test
Kelas Kontrol 51,67 75,19
Kelas Eksperimen 52,87 80,09
Sumber: Data penelitian diolah
Pemaparan data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa kelas eksperimen
memiliki rata-rata pretest lebih tinggi yaitu sebesar 52,87 sedangkan kelas kontrol
62
kelas eksperimen pada post test lebih besar yaitu sebesar 80,09 sedangkan nilai
rata-rata dikelas kontrol sebesar 75,19.
4.1.4.2 Data Skor Gain
Data skor gain merupakan selisih antara nilai pre test dengan post test
dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen. Setelah data hasil pre test dan post
test didapat dari kelas kontrol dan eksperimen, kemudian dihitung peningkatan
antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi sehingga
kita akan mengetahui perbedaan hasil di awal pembelajaran dan di akhir
pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan. Berikut ini adalah perkembangan
skor gain di kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Tabel 4.9
Skor Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol
Kelas Rata - rata
GAIN N-GAIN
Kelas Kontrol 23,52 0,47
Kelas Eksperimen 27,22 0,55
Sumber: Data penlitian diolah
Pada informasi data di tabel 4.9 mengindikasikan bahwa terdapat nilai
rata-rata. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah memperoleh
rata-rata Gain yaitu sebesar 23,52 dan rata-rata N-Gain 0,47. Kelas eksperimen
yang mendapat perlakuan teknik picture and picture memperoleh peningkatan
perolehan hasil belajar. Pada kelas eksperimen rata-rata Gain yaitu sebesar 27,22
dan rata-rata N-Gain yaitu 0,55. Adanya peningkatan tersebut karena siswa
mendapatkan perlakuan khusus. Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen
yaitu saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
4.1.5 Hasil Pengujian Prasyarat Analisis
4.1.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data, apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak, dan untuk mengetahui gain berdistribusi
Chi-Kuadrat yang kemudian diolah dengan SPSS 16.0. Kriteria pengujiannya adalah
jika X2hitung< X2 tabel data berdistribusi normal sedangkan jika X2hitung> X2tabel data
berdistribusi tidak normal. Berikut adalah hasil pengujian data dalam penelitian:
Tabel 4.11
Uji Normalitas dengan Chi Square
Test Statistics
Sumber: Data diolah SPSS 16.0
Berdasarkan data dari tabel 4.11 terbukti bahwa data dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen berdistribusi normal, karena untuk nilai Chi-Square atau Xhitung
N-Gain kelas kontrol lebih kecil dari Xtabel yaitu 13,333 < 35,172 . Dan untuk nilai
Chi-Square atau Xhitung N-Gain kelas eksperimen lebih kecil dari Xtabel yaitu 9,333
< 35.172. Hasil uji normalitas pada data post test kontrol dan post test eksperimen
menunjukkan berdistribusi normal, karena nilaiXhitung post test kelas kontrol lebih
kecil dari Xtabel yaitu 19,599 < 27,587. Dan untuk nilai Xhitung kelas eksperimen
lebih kecil dari Xtabel yaitu 15,111 < 27,587.
4.1.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan sampel kelas kontrol dan
eksperimen homogen atau tidak, dengan begitu jika ternyata hasilnya homogen
maka tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa anatara kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
ANOVA pada SPSS 16.0, dengan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka kedua sampel
homogen. Hasil perhitungan melalui SPSS 16.0 maka didapat F hitung sebagai
64
Tabel 4.13
Hasil Uji Anova
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 12,500 1 12,500 0,081 0,777
Within
Groups 10832,272 70 154,747
Total 10844,772 71
Sumber: Lampiran
Pada pemaparan tabel 4.13 bahwa data nilai Fhitung pada pre test
keseluruhan sebesar 0,081 dengan nilai signifikan 0,777. Jadi Fhitung menunjukan
nilai yang lebih kecil dari Ftabel yaitu 0,081 < 3,98. Maka dapat disimpulkan bahwa
sampel secara keseluruhan homogen.
4.1.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan di uji kebenarannya.
Pengujian tersebut di uji menggunakan aplikasi SPSS 16.0, yaitu:
Uji Hipotesis 1
Hipotesis pertama yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dengan
menggunakan teknik picture and picture dikelas eksperimen pada perlakuan awal
(pre test) dan perlakuan akhir (post test). Berikut hasil pengujian hipotesis
pertama dengan menggunakan program SPSS 16.0:
Tabel 4.14
Hasil Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Ekperimen
Paired Differences
2,72217E1 12,09846 2,01641 23,128 14
dari ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, maka terdapat perbedaan hasil pre test
dan hasil post test di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik picture and picture pada kegiatan belajar mengajar.
Uji Hipotesis 2
Hipotesis kedua yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dikelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah pada perlakuan awal (pre test) dan perlakuan akhir
(post test). Berikut hasil pengujian hipotesi kedua yang diuji menggunakan
program SPSS 16.00:
Tabel 4.15
Hasil Pre Test dan Hasil Post Test Kelas Kontrol
Paired Differences
2,35183E1 12,57176 2,09529 19,264 66
27,7720
1 11,224 35 0,000
66
Pada data tabel 4.15 menunjukkan perhitungan pada uji t pada nilai pre test
dan post test di kelas eksperimen didapat nilai thitung sebesar 11,22 untuk df = 35
maka diperoleh ttabel = 2,030. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1
diterima, artinya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol
yang menggunakan metode ceramah pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil pre test dan hasil post test pada
kelas kontrol.
Uji hipotesis 3
Hipotesis ketiga yaitu terdapat perbedaan hasil belajar model teknik picture
and picture dikelas eksperimen dibandingkan dengan hasil yang menggunakan
metode ceramah dikelas kontrol. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis ketiga
menggunakan program SPSS 16.0:
Tabel 4.16
Hasil Hipotesis Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Sample Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
3,091 70 0,003 4,90694 1,58772
3,091 65,384 0,003 4,90694 1,58772
Sumber: Lampiran
Pemaparan data pada tabel 4.16 mengindikasikan bahwa hasil perhitungan
uji t pada nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat nilai thitung =
3,091 untuk df = 70, diperoleh ttabel = 1,994 artinya thitung > ttabel, maka Ho ditolak
dan H1 diterima, atau dari perhitungan α = 5% yaitu 0,05 dua sisi penolakan dapat
disimpulkan Ho tidak dapat diterima karena signifikasi dua sisi 0,00 < 0,05 tingkat signifikan (α) artinya bahwa terdapat perbedaan nilai post test hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif teknik picture and
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu penggunaan model
pembelajaran kooperatif teknik picture and picture sebagai variabel bebas (X),
dan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar siswa. Sedangkan materi yang
diajarkan dalam penelitian ini yaitu pada standar kompetensi memahami
perekonomian terbuka. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung
dengan subjek siswa kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 1
sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada pertemuan pertama, siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok
secara random, setiap kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Pada pertemuan
pertama siswa sangat antusias dan terlihat kondusif dalam kelompoknya
masing-masing. Setiap kelompok sibuk membahas gambar yang guru berikan yang
selanjutnya dipresentasikan didepan kelompok yang lainnya. Beberapa perwakilan
dari setiap kelompok maju untuk mengutarakan pendapatnya pada setiap gambar
dan disudahi dengan tanya jawab antar anggota kelompok yang lain.
Pada pertemuan kedua dan ketiga masih dengan kelompok yang sama
yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya suasana disikusi menjadi lebih
menarik. Semangat dan keceriaan siswa diperlihatkan dengan aktifnya setiap
anggota kelompok yang ikut membantu bila ada kelompoknya mendapatkan
serangan dari kelompok lain. Pengetahuan siswa pun menjadi bertambah karena
pada setiap gambar yang dibahas terdapat perbedaan pendapat dari kelompok lain
tapi hal ini bukan menjadi kendala bagi siswa untuk dapat mengembangkan
potensi dan wawasan mereka. Selain itu, dari setiap pertemuan yang telah
dilaksanakan terdapat perbedaan hasil pre test dan post test di kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik picture and picture dan
dikelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
Adapun kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik
picture and picture pada proses pembelajaran yaitu diperlukan kesepakatan
bersama antara guru dengan murid agar proses pembelajaran dapat terlaksana
68
proses pembelajaran dengan menggunakan teknik picture and picture sangat
penting, selain guru dituntut untuk kreatif mencari bahan ajar yang berhubungan
dengan materi ajar, guru harus sesekali memperhatikan beberapa siswa yang
terlihat tidak terlalu antusias padahal proses pembelajaran terlihat menyenangkan
serta guru harus dapat memperkirakan arah diskusi dari setiap gambar yang
diberikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari diskusi yang tidak efektif
mengingat waktu pada setiap pertemuan terbatas sedangkan gambar yang akan
dibahas terdiri dari 7 sampai 8 gambar.
Penggunaan model kooperatif teknik picture and picture ini membantu
siswa menyerap materi dengan cepat, sehingga siswa dapat memainkan
imajinasinya sendiri dan disampaikan dengan perkataan mereka sendiri. Ditambah
lagi dengan siswa yang dibentuk secara kelompok memudahkan mereka untuk
mencari hasil dari setiap gambar yang diberikan oleh guru dengan cara berdiskusi
antara anggota kelompok. Untuk setiap kelompok yang tampil dapat melakukan
diskusi dengan tanya jawab, hal ini bertujuan menambah wawasan siswa dan
tingkat kekritisan terhadap argumen orang lain. Pada kelompok-kelompok inilah
terlihat siswa menjadi terpacu untuk mengutarakan pendapatnya dihadapan
kelompok lain yang sebelumnya telah didiskusikan dengan teman
sekelompoknya.
Hal ini didukung oleh pernyataan Gagne (Suprijono, 2011:06) siswa
dikatakan telah memiliki kemampuan hasil belajar yang berupa keterampilan
intelektual bila siswa mampu mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas dan kecakapan siswa dapat menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitif sendiri serta siswa memiliki kemampuan menerima dan menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Menurut Slavin (Isjoni, 2011:15) menjelaskan bahwa ”pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.” Pada pelaksanaannya proses
dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam sebuah gambar lalu
menjelaskan pendapat menurut mereka sendiri.
Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan
berusaha menemukan informasi untuk menjawab atau menjelaskan maksud dari
gambar yang guru berikan.
Pernyataan tersebut didukung teori kontuktivisme Vygotsky dimana dalam
pemdidikan terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dikehendakinya
setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok siswa
dengan kemampuan yang berbeda sehingga siswa dapat berinteraksi dalam
mengerjakan tugas dan setting memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah
yang efektif. Kedua pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan
pemunculan (scaffolding) yang berarti semakin lama siswa semakin dapat
mengambil tanggung jawab untuk pembelajarannya.
Kelebihan lain dari model pembelajaran kooperatif teknik picture and
picture yaitu mampu menciptakan suasana belajar menjadi ceria serta
membangkitkan gairah belajar siswa terlihat dari perkembangan pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga siswa menjadi lebih menghargai pendapat dari
kelompok lain dan bekerja sama dengan sesama kelompoknya dalam membahas
setiap gambar sehingga proses belajar tidak cepat bosan.
Hal tersebut berdampak positif bagi semua siswa terutama sesama anggota
kelompoknya. Pada akhirnya semua siswa bisa mengutarakan pendapatnya
mengenai permasalahan di kelompoknya yang guru berikan dengan percaya diri,
hal tersebut merupakan bentuk kelebihan dari penggunaan teknik picture and
picture dalam pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
peningkatan hasil belajar pada siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang
tepat dapat menghasilkan kegiatan pembelajaran yang aktif, sehingga siswa dapat
mengembangkan pemahamannya sendiri mengenai suatu konsep. Hal ini telah
dibuktikan dari hasil penelitian selama tiga kali pertemuan dengan menggunakan
70
dan membandingkannya dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, LW & David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Pustaka Belajar:Yogyakarta
Anna Poedjiadi. 1996. Efektivitas Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam
Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Peserta Didik di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tesis. IKIP Bandung: (tidak diterbitkan)
Ausubel, D.P. 1968. Educational Psychology: A Cognitive View. New York
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta:Jakarta
Arikunto Suharsimi, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Belajar (Edisi Revisi). Bumi Aksara:Jakarta, Cetakan Kesembilan
Bern R & Erickson P. 2001. An Interactive Web-based Model for the Professional
Development of Teachers in Contextual Teaching and Learning.
Bowling Green State University:Ohio
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Rinekacipta:Jakarta
Dahar Ratna Wilis. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga:Jakarta
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Rineka Cipta:Jakarta
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia:Bandung
Hanbury, L. 1996. Constructivism: So What? In J. Wakefield and L. Velardi (Eds.). Celebrating Mathematics Learning (pp.3-8) The Mathematical Association of Victoria:Melbourne
Hergenhahn & Matthew Olson. 2009. Theories of Learning (Teori Belajar). Kencana:Jakarta
Hudoyo, Herman. 1998. Ilmu Pendidikan. Usaha Nasional:Surabaya
Irianto Agus. 2009. Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana Perdana Group: Jakarta