• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Antropologi dan sosiologi dan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Antropologi dan sosiologi dan docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Antropologi kesehatan adalah membahas tentang pengaruh unsur-unsur sosial budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Artinya, mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah lainnya. Dalam hal ini, proses sosial dan gambaran kebudayaan baik dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan.

Sosiologi merupakan ilmu untuk mempelajari perilaku sosial yang berkembang di suatu masyarakat. Ilmu ini berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat sehingga saat ini sosiologi sudah memiliki sub cabang kelimuan seperti sosial kesehatan, sosial politik, sosial ekonomi dan hukum sosial. Sosial kesehatan mempelajari perubahan pola kesehatan yang dikaitkan dengan paparan globalisasi, perubahan perilaku, lingkungan sosial maupun ekonomi dan budaya masyarakat itu sendiri.

(2)

mencoba membahas tentang Pandangan Antropologi dan Sosiologi Terhadap Profesi Kebidanan.

1.2. Tujuan 1.2.1. Umum

Mengetahui pandangan antropologi dan sosilogi ke dalam ilmu kesehatan terutama kebidanan.

1.2.2. Khusus

a. Mengetahui ilmu antropologi dan sosiologi secara umum.

b. Memahami ilmu antropologi dan sosiologi dari sudut pandang profesi.

c. Memahami masalah-masalah sosial masyarakat yang terkait dengan asuhan kebidanan.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Antropologi

2.1.1. Defenisi Antropologi

Antropologi Antropos = Manusia, Logos = ilmu. Jadi Antropologi adalah Ilmu tentang manusia. Studi aspek fisik, budaya, dan perilaku manusia untuk mendapat pengertian tentang keragaman manusia.

Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.

Antropologi kesehatan membicarakan masalah konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.

2.1.2. Cabang-cabang Antropologi

1. Antropologi Fisik (Biologis)

Studi sistematis tentang makhluk manusia sebagai organisme biologis yang meliputi nutrisi dan pertumbuhan, korelasi antar bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit dan pengaruh-pengaruh evolusi manusia (jenis penyakit yang berbeda-beda). Antropologi fisik meliputi :

a. Paleoantropologi (mempelajari asal-usul dan perkembangan manusia secara biologis).

(4)

2. Antropologi Budaya (Etnomedisin)

Suatu antropologi yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad. Adapun bagian dari antropologi ini meliputi :

a. Etnolinguistik, maksudnya, mempelajari sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia.

b. Prehistori/pra-sejarah, artinya, mempelajari sejarah perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia sebelum mengenal tulisan.

c. Etnologi, maksudnya mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di dunia.

2.1.3. Antropologi Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sehat sejahtera badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Antropologi kesehatan membicarakan faktor sakit, masalah konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.

2.1.4. Pendekatan Antropologi dalam Pelayanan Kebidanan

(5)

2.2. Sosiologi

2.2.1. Defenisi Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan/interaksi dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan. lmu sosiologi bisa juga diartikan sebagai pengetahuan kemasyarakatan. Sedangkan masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, kepentingan bersama dan berbudaya. Kelompok tersebut meliputi keluarga, suku bangsa, negara, organisasi politik, ekonomi dan sosial. Sosiologi itu berarti mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yg dibangunnya.

Sosiologi kesehatan merupakan proses perilaku individu di dalam masyarakat yang akan mempengaruhi status kesehatan serta bagaimana hubungan yang timbul antara petugas kesehatan dengan kliennya. Peran dari faktor sosial budaya dalam pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya cabang ilmu sosiologi kesehatan (kebidanan).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa ilmu sosial mempelajari beberapa aspek yaitu, masyarakat, perilaku masyarakat, budaya yang berkembang di dalamnya, interaksi individu-individu (tenaga kesehatan dan klien) dan hasil interaksinya di dalam masyarakat itu sendiri yang akan mempengaruhi kehidupannya.

2.2.2. Pokok Bahasan Sosiologi 1. Fakta Sosial

(6)

mengendalikan individu tersebut. Contohnya : kepatuhan pegawai negeri sipil (PNS) dalam memakai pakaian seragam dipengaruhi oleh aturan-aturan.

2. Tindakan Sosial

Merupakan tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh: menanam apotik hidup di halaman bertujuan untuk kepentingan keluarga bukan merupakan tindakan sosial. Tetapi ketika penanaman apotik hidup diikutsertakan dalam sebuah lomba dan mendapatkan perhatian masyarakat, maka hal tersebut merupakan suatu tindakan sosial.

2. Khayalan Sosiologis

Merupakan suatu cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun di dalam masing-masing seseorang. Contoh : jika di suatu daerah hanya memiliki satu orang ibu hamil yang tidak melakukan Ante Natal Care (ANC), maka ibu hamil tersebut merupakan masalah. Masalah individual ini dipecahkan melalui pendekatan secara personal.

3. Realita Sosiologis

Merupakan pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan pembuktian secara ilmiah.

2.2.3. Masyarakat

a. Proses Terbentuknya Masyarakat

(7)

perkotaan ataupun pedesaan sehingga menghasilkan suatu sistem nilai, sistem sosial, dan kebudayaannya.

b. Naluri sosial

Manusia mempunyai naluri untuk berhubungan dengan sesamanya. Hubungan-yang berkesinambungan ini menghasilkan pola-pola interaksi sosial.

c. Sistem nilai sosial

Nilai sosial adalah hal-hal suatu unsur-unsur material maupun non material yang mengandung ukuran (nilai) yang dianggap baik, penting, berguna dalam masyarakat. Sistem nilai sosial adalah nilai-nilai tertentu yang merupakan suatu kesatuan untuk suatu kepentingan atau kegiatan. Contoh: Sistem nilai perkawinan didalamnya terdapat nilai cinta kasih, nilai pengorbanan, nilai saling menyesuaikan, lembaga perkawinan, nilai kekerabatan dan sebagainya.

d. Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia, didalam masyarakat terdapat kebudayaan, karena masyarakatlah pembentuk kebudayaan.

2.2.4. Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat

Kebutuhan tersebut antara lain: 1. Informasi

(8)

4. Sistem komunikasi 5. Sistem produksi

6. Sistem organisasi sosial 7. Sistem pengendalian sosial

8. Perlindungan masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa dan harta bendanya.

2.2.5. Komponen-Komponen Dasar Suatu Masyarakat

a. Populasi, maksudnya warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari setiap sudut pandangan kolektif.

b. Kebudayaan hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup : sistem lambang-lambang dan informasi

c. Hasil-hasil kebudayaan material organisasi sosial, jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain mencakup : warga masyarakat secara individual, peranan-peranan, kelompok-kelompok sosial kelas-kelas sosial.

2.2.6. Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan

(9)

Gambar : Teori Bloom

Berdasarkan teori bloom, menurut saya, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang itu baik faktor-faktor prilaku, hereditas, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Artinya, dari sudut prilaku seseorang yang mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat akan menciptakan hidup seseorang akan sehat baik jasmani dan rohani.

Berdasarkan lingkungan, lingkungan yang bersih juga akan menciptakan suasana yang sejuk yang jauh dari penyebab datangnya suatu penyakit, misalkan dalam suatu rumah jika rumah dan sekitar rumah bersih baik pembuangan limbah, kamar mandi dan baju tidak bergantungan akan mencegah timbulnya sarang nyamuk.

Sama halnya dengan hereditas, jika hereditasnya baik kemungkinan akan mewariskan yang baik juga. Begitu juga dari faktor pelayanan kesehatan, pelayanan yang baik dan berkualitas jika suatu penyakit terjadi pada seseorang apabila ditangani dengan baik maka seseorang itu akan cepat sembuh dan menghindari terjadinya penularan.

Adanya interaksi antar petugas dalam memberikan pelayanan pada klien merupakan kebutuhan yang sering terjadi dalam menyelesaikan

St atus kese hatan in dividu

Heredi ter

(10)

masalah kesehatan klien baik di keluarga dan komunitas, sehingga program pengobatan menjadi lebih tepat sesuai keahliannya.

2.2.7. Pendekatan Sosiologi di Bidang Kesehatan

Untuk memahami suatu fenomena sosial terkait dengan ilmu kesehatan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu :

1. Pendekatan emik

Pendekatan emik adalah memahami mengapa seorang individu melakukan atau menolak suatu tindakan. Dalam program kesehatan seseorang tidak mau mengikuti suatu program kesehatan, misalnya program keluarga berencana.

2. Pendekatan Etik

Merupakan pendekatan melalui analisa perilaku/gejala sosial dari sudut pandang orang luar dan dibandingkan dengan budaya lain.

Oleh karena itu dalam mengembangkan sosiologi di bidang kesehatan, seorang tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan oleh klien, keluarga dan masyarakat, yang kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan ilmu kesehatan yang sudah dimiliki.

2.2.8. Penerapan Sosiologi

(11)

memberikan pelayanan sesuai kebutuhan klien serta tidak memaksakan kehendak klien.

Berbagai alasan mendasar pentingnya profesi bidan memahami sosiologi dalam memberikan asuhan antara lain :

1. Setiap perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki atas perawatan kesehatan yang utuh sepanjang daur kehidupannya.

2. Kesehatan perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh keunikan fisik tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial, kebudayaan dan ekonomi dimana dia berada.

3. Perempuan tidak memiliki kekuasaan atas kesehatan dirinya, sumber-sumber yang besar untuk mencapai derajat kesehatannya bahkan sebagai istri memiliki posisi yang lebih rendah dari laki-laki di mata masyarakat. Hal tersebut menyebabkan kondisi seperti pendapat yang tidak baik berikut ini :

(12)

gender dengan tujuan mengubah kondisi-kondisi (derajat) mereka termasuk dalam kesehatan kesehatan perempuan. Maksudnya, perempuan itu berhak mendapatkan baik perlakuan baik, pendidikan, pengambilan keputusan dan pelayanan kesehatan yang baik.

2.2.9. Profesi Bidan

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan seseorang yang dilandasi pendidikan, keahlian, keterampilan dan lain-lain. Yang mana, seseorang yang mempunyai profesi itu harus dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan utama, dijadikan sebagai sumber utama nafkah hidup, mengabdi kepada kepentingan masyarakat termasuk bidan.

Menurut IBI, Bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau sah mendapatkan lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

(13)

BAB III TINJAUAN KASUS

MASALAH SOSIAL DAN KESEHATAN WANITA 3.1. Kasus

Allah maha kaya, dari kekayaanNya menciptakan berbagai macam keunikan termasuk keunikan dunia bahkan keunikan perempuan. Dunia ini Allah ciptakan begitu besar sehingga tidak terlihat dan dijumpai bahkan tak terhingga seseorang seberapa banyak perempuan diunia ini. Dalam kehidupan berbagai macam warna-warni kehidupan dan gejolak kehidupan baik yang tinggal dikota ataupun pedesaan dan berbagai gejolak itulah yang dirasakan perempuan.

(14)

Kunci kehidupan bahagia itu tidak lain adalah kesehatan terutama bagi seorang perempuan yang sudah mempunyai peran sebagai seorang istri bahkan seorang ibu. Karena kenapa, kesehatan itu sangat mempengaruhi segala sesuatunya. Bagi yang sudah menjadi peran sebagai seorang ibu tadi, jika sehat akan menggangu aktivitas terutama dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Yang sering terjadi dalam hidup ini yang diperhatikan derajat kesehatannya oleh suami hanya pada saat seorang ibu itu hamil hingga bersalin, sementara perempuan itu diperhatikan kesehatannya selama siklus kehidupannya.

Seorang perempuan yang sehat itu akan mengembangkan potensinya baik dalam mengurus rumahtangga ataupun berinteraksi dalam berkehidupan dimasyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan membahas masalah sosial dan kesehatan perempuan yang menyangkut sosial budaya, berdasarkan kisah hidup si Feby :

Cerita Feby

Disuatu desa bisa dikatakan desa biru, salah satu penduduk desa itu adalah keluarga Feby. Berbagai perbedaan penduduk di desa itu baik dari suku, agama, ekonomi terutama perbedaan pemikiran penduduk khususnya pemikiran orangtua. Feby termasuk dari kalangan anak yang ekonomi menengah ke atas dan feby anak yang turut dengan ucapan juga penyayang kepada orangtuanya.

(15)

Akan tetapi, sikap dan tindakan orang tua feby ini salah. Dia terlalu melawan takdir dan memaksakan kehendak tanpa memikirkan lebih jauh kebahagiaan anaknya, hanya memikirkan derajat ataupun martabat. Ketika feby tamat SMA usianya belum begitu cocok untuk menikah dan kesehatan reproduksinya belum matang. Ayah feby memaksakan anaknya untuk menikah dengan anak kawannya yang derajatnya tinggi. Tanpa menyelidiki lebih jauh perilaku anak dari kawannya itu. Penilaiannya baik sama seperti kawannya, akan tetapi jelas ada perbedaan.

Singkat cerita feby menikah dengan lelaki yang sikapnya begitu membuat feby harus mengikuti semua aturan silelaki tersebut bisa dikatakan ada sifat egois. Satu tahun pernikahan mereka dianugrahi anak, dua tahun dianugrahi anak juga. Merasa kurang bisa merawat diri, anak bahkan suami si feby membicarakan pada suaminya tentang keluarga berencana (KB) dengan sikap dan cepat suami tidak menyetujui hal itu, dikarenakan kebiasaan dan kurangnya pengetahuan tentang hal itu termasuk KB kesehatan wanita. Tahun ketiga dan kelima dianugrahi anak juga hingga jumlah anak mereka 5 (lima) diusia yang muda itu.

(16)

Suatu ketika suami mulai bosan dengan keadaan yang berubah pada feby diakibatkan karena mereka menikah terlalu mudah, jarak anak terlalu dekat, melahirkan terlalu sering mulailah suami berubah dan terpengaruh oleh masyarakat lain, kelayapan diluar bahkan sering tidak pulang kerumah dan mau bermain sama perempuan lain.

Akibat dari perilakunya itu suami terkena PMS (gonorrhea) dan si feby tertular PMS (penyakit menular seksual) dari suaminya. Feby mulai terasa gejala penularan tadi dan sakit-sakitan ada juga keluar cairan berbau busk akhirnya mengurus keluargapun tidak seperti biasanya. ketika feby menceritakan kepada seorang tetangganya (ibu Ati), ati menyarankan untuk minum rebusan daun sirsak dan ramuan lainnya karena menurutnya itu obat herbal untuk infeksi. Feby meminumnya dan tidak ada perubahan. Untuk berobat ketenaga kesehatan sementara feby lebih percaya dengan obat-obat herbal.

(17)

belum usia produkti juga tidak ber-KB sehingga membuat feby merasakan kesakitan itu. Pengobatan demi pengobatan, pemberdayaan perempuan termasuk penyetaraan gender pun ditingkatkan feby mulai membaik dan dia tidak ingin perempuan lain merasakan hal yang sama seperti dirinya apalagi pada anak-anaknya.

Dan setiap kali bidan melakukan pendekatan ataupun penyuluhan kedesa mereka atau tempat yang terjangkau baik tentang reproduksi, KB dan maslah lainnya, mereka mengikuti dan mengajak perempuan lainnya untuk menyaksikannya karena dia tidak ingin apa yang dialaminya terjadi pada wanita lain. Dari penerimaan mereka itu otomatis interaksi antara bidan ke masyarakat pun akan terjalin. Dan bidan pun harus memahami sosial budaya yang ada disuatu tempat dimana ia berinteraksi. Artinya, seorang bidan harus bisa memasukkan diri dan fungsi profesinya dan memahami masalah-masalah kesehatan dan sosial budaya dan lebih memperhatikan kesehatan wanita dalam arti harus memberdayakan perempuan disuatu tempat tersebut.

(18)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pandangan profesi bidan baik di dunia maupun di Indonesia terhadap antropologi dan sosiologi terhadap profesi kebidanan pada dasarnya sama, yaitu antropologi dan sosiologi telah menjadi bagian penting dalam pelayanan kebidanan. Sejarah perkembangan masyarakat, dinamika dalam lingkungan masyarakat, berkembang yang semakin maju, gaya hidup dan budaya yang berlaku, penyetaraan gender terkait kesehatan, aturan kesehatan bahkan perubahan arah politik di pemerintahan menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

(19)

hanya secara keilmuan tetapi juga secara sosial. Pergeseran paradigma ini juga memberikan imbas yang besar terhadap pendidikan dan pelayanan . 4.1. Saran

Sebagai seorang bidan, bidan harus selalu berusaha membangun interaksi yang baik, komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Bidan juga harus memahami sosial budaya, serta memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat yang ada dimasyarakat serta jangan memaksakan kehendak masyarakat. Namun, jika berakibat fatal bidan harus bias membawa ke jalan yang benar.

Daftar Pustaka

1.

http://bidandarni.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pandang-antropologi-terhadaf.html

2. http://www.academia.edu/8779767/Tugas_mata_kuliah_konsep_kebidanan

3.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagi pendekatan, strategi

Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang bidan harus

Selain harus memahami real estate seperti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar sasaran, developer juga membutuhkan tenaga personal selling yang mempunyai kemampuan

Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda

Tenaga teknologi informasi yang dimaksud disini adalah tenaga yang mempunyai kemampuan tentang hardware dan software (pemrograman), tidak harus sarjana bidang komputer. Asal

Untuk meningkatkan kemampuan guru sosiologi di Kota Surakarta dalam hal pemanfataan teknologi pembelajaran serta pengembangan bahan ajar bagi peningkatan

Kepala dinas kesehatan yang berlatarbelakang pendidikan kesehatan akan lebih memahami peranannya, apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan pelayanan

Tenaga teknologi informasi yang dimaksud disini adalah tenaga yang mempunyai kemampuan tentang hardware dan software (pemrograman), tidak harus sarjana bidang komputer. Asal