• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 173

PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2)

SMK Negeri 3 Lhokseumawe1), SMK Negeri 6 Lhokseumawe2)

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dik irim : 22 Februari 2018 Revisi pertama : 05 Maret 2018 Diterima : 06 Maret 2018 Tersedia online : 06 Maret 2018

Penelitian ini dilak ukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat guru terhadap Kinerja yang ada di SMK Negeri 3 Lhok seumawe. Data yang digunak an dalam penelitian ini adalah data ordinal yaitu pendapat para guru 41 (empat puluh satu) orang responden guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe, selanjutnya dianalisis secara k ualitatif dengan menggunakan k onsep-k onsep teoritis melalui studi k epustakaan dan secara k uantitatif dengan peralatan analisis regresi berganda dengan menggunak an program SPSS. Dari hasil penelitian dengan menggunakan Korelasi Regresi Berganda diperoleh bahwa hubungan antara variabel dependen Kinerja Guru (Y) dengan variabel independen, Kemampuan intelek tual (X1), Motivasi Kerja (X2). Pengaruh Kemampuan Intelektual dan motivasi terhadap k inerja guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe adalah: Fak tor Kemampuan Intelek tual (X1) dengan nilai k oefisien sebesar -0,236, Fak tor

Motivasi Kerja (X2) dengan nilai k oefisien sebesar 0,099.

Kemampuan Intelektual dan Motivasi Kerja terhadap Ki nerja Guru di SMK Negeri 3 Lhok seumawe, berdasark an pengaruh k emampuan intelek tual dan motivasi k erja dapat disimpulk an bahwa k e dua indik ator tersebut sangat berpengaruh secara signifik an terhadap k inerja guru. Dengan mengetahui faktor-fak tor yang paling berpengaruh k inerja guru akan membantu pihak sek olah dalam meningk atk an k inerja guru.

Kata Kunci : Intelektual, Motivasi Kerja, Kinerja Guru

(2)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 174 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu Negara. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Malaysia telah menjadikan pendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu Negara menjadi Negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai- nilai budaya sebagai kegiatan pewaris budaya dari suatu generasi ke generasi yang lain. Nilai- nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi terdahulu sampai ke generasi sekarang dan ke depan. Perkembangan zaman menuntut pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas. Daya saing Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara maupun perdagangan bebas sangat ditentukan oleh outcome dari pembinaan SDM- nya. Salah satu upaya negara dalam pemenuhan SDM level menengah yang berkualitas adalah pembinaan pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan hasil belajar yang diakui sama/ setara SMP/MTs.

Menurut Evans (dalam Muliaty, 2007: 7) pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Sebelumnya, Menurut Evans sebagaimana dikutip Muliati (2007:7) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Lebih lanjut, Djohar (2007:1285) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adala h suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik menjadi tenaga kerja profesional dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada prinsipnya visi dan misi sekolah kejuruan adalah terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMK yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Dengan menyiapkan lulusan yang mampu dan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang professional muda. Untuk mewujudkan misi tersebut dibutuhkan pendekatan sistem pembelajaran yang khusus artinya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

(3)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 175 antara pendidikan dengan bidang pekerjaan. Dan untuk peraturan jam mengajar yang telah ditetapkan setiap guru mengajar 24 jam/minggu, yang idealnya adalah 18 jam/minggu tatap muka, dalam kenyataannya sebanyak 81,3% guru mengajar melebihi dari standar yang telah ditetapkan.

Kemampuan intelektual adalah sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahkan permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan. Sehingga dengan berfikir secara rasional ini seorang guru akan mampu untuk bertindak secara terarah dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Motivasi adalah daya pendorong atau penggerak dalam diri seorang individu untuk bertindak. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan/ kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan tugasnya. Kinerja Guru adalah hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuannya mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini kinerja guru yang dimaksud adalah kinerja guru dalam proses belajar mengajar yaitu penampilan guru dalam mengelola PBM dari membuka sampai menutup pelajaran.

Kondisi di lapangan pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe adalah masih banyak guru yang belum memiliki kinerja yang optimal. Kinerja guru masih dirasakan belum memuaskan. Hal ini terbukti dengan adanya supervisi rutin, adanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para guru, dan seminar yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu guru. Selain itu untuk jumlah jam mengajar guru sebanyak 81,3 % belum sesuai standar. Masalah kinerja guru tidak bisa lepas dari masalah latar belakang pendidikan dan relevansinya dengan mata pelajaran yang diampunya, jumlah jam mengajar, kesejahteraan dan pengalaman.

Dari permasalahan yang terungkap diatas, maka peneliti menduga tinggi rendahnya kinerja guru ditentukan oleh kemampuan Intelektual dan motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap guru. Kemampuan intelektual adalah sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahka n permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan. Sehingga dengan berfikir secara rasional ini seorang guru akan mampu untuk bertindak secara terarah dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Kemampuan Intelektual seseorang menunjukkan tingkat kecerdasan. Sedangkan motivasi kerja merupakan kekuatan pendorong bagi seorang guru untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Semakin tinggi kemampuan intelektual dan motivasi kerja seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMK Negeri 3 Lhokseumawe Kota Lhokseumawe. Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi masukan bagi guru dan lembaga terkait untuk lebih memperhatikan kinerja guru agar lebih ditingkatkan. Dengan kinerja guru yang optimal maka pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa dan mutu pendidikan juga semakin baik.

Rumusan Masalah

(4)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 176 1) Seberapa besar pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja guru pada

SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.

2) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.

3) Seberapa besar pengaruh bersama kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe?.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe.

2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe.

3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh bersama kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang Penulis harapkan dalam penelitian ini adalah

1) Dapat menambah pemahaman, wawasan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

2) Memberikan masukan Kepada Sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Lhokseumawe dan Provinsi Aceh sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan intelektual motivasi dan kinerja guru.

3) Sebagai informasi bagi kalangan pendidikan atau akademik untuk merangsang pihak lain yang akan mengandakan penelitian dengan kajian yang sama di masa yang akan datang.

KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Intelektual

Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

Sementara itu, Robbin (2007: 57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor (Robbin, 2007:57) yaitu:

a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

(5)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 177 melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang atau sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang dan digunakan untuk memecahkan permasalahan baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Intelektual

Menurut Purwanto (2009:57) faktor- faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual seseorang antara lain :

1. Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “Batas

kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

2. Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing- masing.

3. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

4. Minat

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang untuk menjadi guru mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

5. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode- metode yang tertentu dalam memecahkan masalah–masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Fungsi Kemampuan Intelektual dalam Meningkatkan Kinerja

Profesi guru adalah profesi intelektual yang mencakup mengajar, melatih, membimbing, membaca, meneliti dan menulis. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang sehingga ia akan lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan selama bekerja, lebih cepat mengembangkan kemampuan diri dan akhirnya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga dengan kemampuan intelektualnya seorang guru akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Motivasi Kerja

(6)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 178 Menurut McDonald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2011: 158) “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 1) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Marno (2008: 22) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing- masing individu.

Berdasarkan definisi diatas, dalam penelitian ini motivasi kerja didefinisikan sebagai suatu yang mendorong seseorang untuk bekerja dan mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana motivasi kerja guru adalah sesuatu yang mendorong seorang guru untuk melaksanakan atau melakukan tindakan serta menye lesaikan tugas-tugas dengan baik yang merupakan tanggung jawabnya sebagai guru di sekolah demi mencapai suatu tujuan tertentu.

Teori-Teori Motivasi Kerja

1. Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Iklim Sehat oleh Herzberg.

Herzberg berpendapat bahwa ada dua faktor ekstrinsik dan instrinsik yang mempengaruhi seseorang bekerja. (a) Faktor ekstrinsik (hygienes) adalah hubungan interpersonal antara atasan dengan bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan pribadi. (b) Faktor instrinsik (motivator) adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasaan kerja dan meningkatkan prestasi atau hasil kerja individu.

Menurut siswanto (2009:137), motivasi seseorang akan ditentukan motivatornya, yang meliputi: prestasi (Achievement), penghargaan (Recognition), tantangan (Challenge), tanggungjawab (Responsibility), pengembangan (Development), keterlibatan (Involvement), dan kesempatan (Opportunity).

(7)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 179 2. Teori Motivasi Prestasi Kerja David Mc Clelland

Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan yaitu: (a). Kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat; (b). Harapan dan keberhasilannya; dan (c). Nilai insentif yang terletak pada tujuan.

Menurut Mc Clelland kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah kerja dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) Kebutuhan akan prestasi, karyawan akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk hal itu diberi kesempatan, seseorang menyadari bahwa dengan hanya mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang besar, dengan pendapatan yang besar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. (b) Kebutuhan akan afiliasi seseorang karena kebutuhan afiliasi akan memotivasi dan menge mbangkan diri serta memanfaatkan semua energinya. (c) Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan ini merupakan daya penggarak yang memotivasi semangat kerja seorang karyawan. Ego manusia yang ingin berkuasa lebih dari manusia lainnya akan menimbulkan persaingan, persaingan ini oleh manajer ditumbuhkan secara sehat dalam memotivasi bawahannya supaya termotivasi untuk bekerja giat.

Kedudukan Motivasi Kerja dalam Meningkatkan Kinerja

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi kerja erat hubungannya dengan kinerja atau performansi seseorang. Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu berbeda-beda. Ada motivasi kerjanya tinggi dan ada motivasi kerjanya rendah, bila motivasi kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang tinggi dan sebaliknya jika motivasinya rendah maka akan menyebabkan kinerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah. Jika guru mempunyai motivasi kerja tinggi maka ia akan bekerja dengan keras, tekun, senang hati dan dengan dedikasi tinggi sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kinerja Guru

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasionalberkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Direktorat Tenaga Pendidik Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional (2008) mengemukakan hal- hal yang harus diperhatikan dalam mengukur kinerja guru yaitu: perencanaan program kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi atau penilaian pembelajaran.

(8)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 180 Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar. Diknas sampai saat ini belum melakukan perubahan yang mendasar tentang standar kinerja guru, dan secara garis besarmasih mengacu pada rumusan 12 kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yaitu: (1). menyusun rencana pembelajaran; (2). melaksanakan pembelajaran; (3). menilai prestasi belajar; (4). melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi bbelajar peserta didik; (5). memahami landasan kependidikan; (6). Memahami kebijakan pendidikan; (7). memahami tingkat perkembangan siswa; (8). Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran; (9). Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan; (10). Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan; (11). Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran; dan (12). Mengembangkan profesi (Depdikbud, 2007:8).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Mangkunegara (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation), secara rinci kedua faktor tersebut

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, seseorang yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk pekerjaannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan kata lain, seseorang akan lebih mudah untuk menunjukkan kinerja yang terbaik jika ia memiliki kemampuan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang agar terarah untuk mencapai tujuan organisasi. selain faktor kemampuan, faktor motivasi juga akan mempengaruhi kinerja seseorang, karena faktor inilah yang dapat menggerakkan diri seseorang untuk dapat bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.

Menurut Barnawi dan Arifin (2012) kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari guru itu sendiri, contohnya ialah kemampuan, keterampilan, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan dan latarbelakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru seperti gaji, sarana dan prasarana, lingkungan kerja fisik dan kepemimpinan.

(9)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 181 Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa kinerja guru tidak akan terwujud dengan sendiri, tetapi terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang penting adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yaitu meliputi kemampuan menjadi guru, motivasi menjadi guru, keterampilan mengajar, kepribadian yang menyenangkan.

KERANGKA BERPIKIR

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

ry.x1

R2y. x1.x2

ry.x2

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Lhokseumawe semester genap tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari hingga bulan Juli 2017. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti yang dikemukakan Masri Singarimbun (2008: 21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud: (1) penjajagan (Eksploratif), (2) deskriptif, (3) Penjelasan (eksplanatory), yakni menjelaskan hubungan kausal pengujian hipotesis, (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang dan (6) penelitian operasional,(7) pengembangan indikator- indikator sosial. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan kepustakaan dan studi lapangan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner.

Jenis penelitian survei ini menfokuskan pada pengungkapka n hubungan kausal antara variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabe l penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah kemampuan intelektual (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y).

Kemampuan Intelektual (X1)

1. Kemampuan 2. Ketrampilan

Kinerja Guru (Y) 1. Kemampuan

2. Inisiatif

3. Ketepatan Waktu 4. Kualitas Hasil Kerja 5. Komunikasi

Motivasi Kerja (X2)

1. Kebutuhan akan prestasi 2. Kebutuhan akan pengakuan 3. Pekerjaan sendiri

4. Tanggung jawab

(10)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 182 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). Sedangkan Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe.

Sedangkan (Riduwan 2007: 56), mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian

dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar perkiraan, maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan pengambilan sampel secara acak untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang digunakan berdasarkan pendapat Riduwan. Dalam penelitian ini, semua populasi dijadikan sampel, hal ini untuk menentukan secara tepat keadaan populasi yang jumlahnya sedikit. Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: dengan dokumentasi, wawancara dan kuisioner (daftar pertanyaan). Pengolahan data menggunakan regresi berganda dengan program SPSS rumusannya adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Kinerja Guru

X1 = Kemampuan Intelektual X2 = Motivasi Kerja

a = Konstanta

b1…b3 = Koefisien regresi

e = Kesalahan pengganggu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Variabel Penelitian

Gambaran Ke mampuan Intelektual

(11)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 183 rasa ingin tahu tentang pengetahuan, terbuka dan menerima informasi atau gagasan baru, arah hidupnya mantap dan mandiri, menjalankan tugas. Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Gambaran Ke mampuan Intelektual

(12)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 184 menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 14 orang responden (34,1%). Arah hidupnya mantap dan mandiri, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%). Menjalankan tugas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%)

Gambaran Motivasi Kerja

Dalam penelitian ini variabel yang dikemukan sebanyak 10 indikator antara lain Prestasi belajar siswa, Prestasi sekolah, Pengakuan atas prestasi yang dicapai, Keinginan diakui keberadaannya, Kesesuaian pekerjaan dengan pendidikan, Pekerjaan itu merupakan pilihan/keinginan sendiri, Kesungguhan melaksanakan tugas, Sanggup berkorban untuk kemajuan sekolah, Kesempatan meningkatkan pengetahuan, Peluang pendidikan lanjut. Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Gambaran Motivasi Kerja

No Uraian

Frekuensi Jawaban Responden

Persentase Jawaban Responden (%) S TS TS RR S SS S TS TS RR S SS 1 Prestasi belajar siswa - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

2 Prestasi sekolah - - 10 12 19 - - 24,4 29,3 46,3

3 Pengakuan atas prestasi

yang dicapai - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

4 Keinginan diakui

keberadaannya - - 5 20 16 - - 12,2 48,8 39,0

5 Kesesuaian pekerjaan

dengan pendidikan 5 21 15 12,2 51,2 36,6

6. Pekerjaan itu merupakan

pilihan/keinginan sendiri. 10 12 19 24,4 29,3 46,3

7. Kesungguhan

melaksanakan tugas - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

8. Sanggup berkorban untuk

kemajuan sekolah. 5 20 16 12,2 48,8 39,0

9.

Kesempatan meningkatkan pengetahuan

- - 7 15 19 - - 17,1 36,6 46,3

10 Peluang pendidikan

lanjut - - 6 20 15 - - 14,6 48,8 36,6

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017)

(13)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 185 (46,3%) menyatakan sangat setuju. Keinginan diakui keberadaannya, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Kesesuain pekerjaan dengan pekerjaan tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pekerjaan itu merupakan pilihan/keinginan sendiri, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Kesungguhan melaksanakan tugas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Sanggup berkorban untuk kemajuan sekolah, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Kesempatan meningkatkan pengetahuan, tanggapan ini ragu-ragu oleh 7 orang responden (17,1%), yang menyatakan setuju 15 orang responden (36,6%) dan 19 orang responden (46,3%). Peluang pendidikan lanjut, tanggapan ini ragu-ragu oleh 6 orang responden (14,6%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (48,8%) dan 15 orang responden (36,6%).

Gambaran Kinerja Guru

Dalam penelitian ini variabel yang dikemukan sebanyak 18 indikator antara lain Penguasaan materi, Penguasaan Metode pengajaran, Kemampuan berkomunikasi dengan siswa, Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar, Kemampuan menilai hasil belajar siswa, Mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, Berpikir positif yang lebih baik, Mewujudkan kreatifitas, Pencapaian prestasi, Pemanfaatan waktu kedatangan, Pemanfaatan waktu pulang, Keefektifan pembelajaran, Penguasaan materi pembelajaran, Kepuasan siswa, Pemahaman siswa, Mutu penyampaian materi, Penguasaan keadaan kelas Berikut ini adalah jawaban para responden dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Gambaran Kinerja Guru

No Uraian

Frekuensi Jawaban Responden

Persentase Jawaban Responden (%) STS TS RR S ST STS TS RR S ST 1 Penguasaan materi - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

2 Penguasaan Metode pengajaran - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

3 Kemampuan berkomunikasi

dengan siswa - - 10 12 19 - - 24,4 29,3 46,3

4 Kemampuan menggunakan

media dan sumber belajar - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

5 Kemampuan menilai hasil

belajar siswa - - 5 20 16 - - 12,2 48,8 39,0

6 Mendorong keterlibatan siswa

(14)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 186 LanjutanTabel 3. Gambaran Kinerja Guru

8 Mewujudkan kreatifitas - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

9 Pencapaian prestasi - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

10 Pemanfaatan waktu kedatangan - - 10 12 19 - - 24,4 29,3 46,3

11 Pemanfaatan waktu pulang - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

12 Keefektifan pembelajaran - - 10 12 19 - - 24,4 29,3 46,3

13 Penguasaan materi

pembelajaran. - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3 14 Kepuasan siswa - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

15 Pemahaman siswa - - 10 12 19 - - 24,4 29,3 46,3

16 Prestasi siswa - - 3 19 19 - - 7,3 46,3 46,3

17 Mutu penyampaian materi - - 5 20 16 - - 12,2 48,8 39,0

18 Penguasaan keadaan kelas - - 5 21 15 - - 12,2 51,2 36,6

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2017)

(15)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 187 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Penguasaan materi pembelajaran, tanggapan ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Kepuasa siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju. Pemahaman siswa, tanggapan ini ragu-ragu oleh 10 orang responden (24,4%), yang menyatakan setuju 12 orang responden (29,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Prestasi siswa, ini ragu-ragu oleh 3 orang responden (7,3%), yang menyatakan setuju 19 orang responden (46,3%) dan 19 orang responden (46,3%) menyatakan sangat setuju. Mutu Penyampaian materi, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 20 orang responden (49,8%) dan 16 orang responden (39,0%) menyatakan sangat setuju. Dan penguasaan keadaan kelas, tanggapan ini ragu-ragu oleh 5 orang responden (12,2%), yang menyatakan setuju 21 orang responden (51,2%) dan 15 orang responden (36,6%) menyatakan sangat setuju

Hasil Analisis Regresi

Hasil analisis regresi antara kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Estimasi Perhitungan Regresi Berganda

Nama variabel B Standar

Kemampuan Intelektual (X1) -0,236 0,240

-Dari hasil estimasi diatas, melalui hasil perhitungan regresi berganda maka di peroleh parameter untuk masing- masing variabel dapat di lihat sebagai berikut:

Y = 78,701 - 0,236 X1+ 0,990X2

(16)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 188 regresi motivasi kerja (X2) sebesar 0,990 artinya bahwa setiap 1 % perubahan motivasi kerja secara relatif akan meningkat perubahan pada kinerja guru sebesar 99,0 %. dan dengan asumsi faktor- faktor lain dianggap tetap.

a. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,026 atau 2,0% yang bermakna bahwa kemampuan intelektual dan motivasi kerja mempunyai hubungan erat dengan variabel terikat dalam hal ini adalah kinerja guru. Koefisien Determinan (R2) sebesar -0,025 atau 2,0% ini mencerminkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen atau dengan kata lain bahwa kemampuan variabel bebas hampir sempurna dalam menjelaskan variabel bebas relatif dominan mempengaruhi variabel terikat.

b. Pengujian Signifikan Parameter Estimasi

Nilai F tabel dengan tingkat keyakinan 95% atau alpa ( ) = 0,05 sebesar 4,72 dengan kata lain, maka F hitung > F tabel yaitu 0,503 > 3,24 artinya variabel kemampuan intelektual dan motivasi kerja ini merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi kinerja di SMK Negeri 3 Lhokseumawe. Nilai adalah 78,701 merupakan konstanta yang artinya kinerja guru pada saat kemampuan intelektual dan motivasi kerja.

Pengujian terhadap H0 :  = 0 bermakna bahwa kemampuan intelektual (X1), dan motivasi kerja (X2) berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK Negeri 3 Lhokseumawe (Y). dan jika H0 :  ≠ 0 kondisi ini menggambarkan tidak berpengaruh positif pada Kinerja Guru. Uji pada signifikansi level ( ) 5 % maka t tabel adalah t 

(n-1) = t 0,05 (41-1) = t 0,05 (38) = 3,245.

Selanjutnya untuk mengetahui dari masing- masing variabel secara parsial pengaruhnya terhadap kinerja guru di SMK Negeri 3 Lhokseumawe dapat dilihat dari thitung yang tercantum pada hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 11,5. Berdasarkan persamaan regresi yang di peroleh merupakan persamaan fungsi dari kinerja guru di SMK Negeri 3 Lhokseumawe dapat di jelaskan bentuk hubungan dan pengaruh antara variabel- variabel bebas dengan kinerja guru sebagaimana dijelaskan berikut:

Pengaruh Ke mampuan Intelektual Terhadap Kinerja Guru

Variabel kemampuan intelektual mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja, hal ini terlihat dari besaran koefisien regresi kemampuan intelektual (X1) sebesar -0,236 atau 23,6 % penurunan kinerja guru sebesar 23,6% satuan, dengan asumsi variabel- variabel lain tetap berpengaruh variabel ini terhadap kinerja guru adalah signifikan pada tingkat 95% yang diperlihatkan oleh Thitung sebesar 0,332 > Ttabel sebesar 1,684 jadi dengan demikian kemampuan intelektual mempunyai pengaruh nyata, sehingga hipotesis di terima dan di tolak Hi. Oleh karena itu, kemampuan intelektual signifikan terhadap kinerja guru.

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

(17)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 189 variabel- variabel lain tetap berpengaruh variabel ini terhadap kinerja guru adalah signifikan pada tingkat 95% yang diperlihatkan oleh Thitung sebesar 0,503 > Ttabel sebesar 1,684 jadi dengan demikian tingkat profesional mempunyai pengaruh nyata, sehingga hipotesis di terima dan di tolak Hi. Oleh karena itu, motivasi kerja signifikan terhadap kinerja guru.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa 1) Kemampuan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t (uji parsial) diperoleh dari nilai uji thitung lebih besar dari ttabel (0,332 > 1,684). Artinya hasil penelitian ini dapat menginformasikan bahwa kemampuan intelektual yang dimiliki guru sudah dapat diterapkan dalam pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai pada dirinya sehingga dapat melakukan prilaku kognitif, afektif dan psiko motorik dengan sebaik-baiknya. 2) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 3 Lhokseumawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t (uji parsial) diperoleh dari nilai uji thitung lebih besar dari ttabel (0,467 > 1,684). Artinya hasil penelitian ini dapat menginformasikan bahwa motivasi kerja yang dimiliki guru sangat dapat ditingkatkan. 3) Kemampuan intelektual dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri 3 Lhokseumawe. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji F (uji simultan) diperoleh dari nilai uji Fhitung lebih besar dari Ftabel (0,467 > 3,245). Artinya hasil penelitian ini dapat menginformasikan bahwa kemampuan intelektual dan motifasi yang dimiliki guru sangat meningkatkan kinerja guru untuk mencapai peningkatan prestasi peserta didik.

Saran

1. Perlu adanya peningkatan kemampuan SDM khususnya bagi guru melalui pelatihan-pelatihan.

2. Para guru hendaknya terus berupaya untuk memotivasi dan mengembangkan diri untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat menghasilakan lulusan yang berkualitas dan profesional

3. Motivasi guru sangat penting dalam mengupayakan meningkatkan kinerja guru agar peserta didik juga dapat semangat dalam proses pembelajaran

4. Guru hendaknya meningkatkan pengetahuan sendiri secara skill yang diarahkan dalam merencanakan program pengajaran, menyajikan program pengajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang efektif dan bermutu, penilaian yang sebenarnya dan tindak lanjutnya, sehingga terjadi interaksi yang optimal antara dirinya, peserta didik serta lingkungannya.

(18)

Dra. Suryani1), Didi Pianda, S.T., MSM.2) 190 DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung

Arifin & Barnawi (2012), Etika dan Profesi, Yogjakarta: Ar Ruzz, Media

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Kinerja Guru. Kementrian Pendidikan Nasional

Hasibuan, Malayu SP. 2008. Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Muliati A.M. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu Penelitian

Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program

Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan

(2005/2007). [Online]. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/

muliatyunjbab.pdf.

Milman Yusdi. 2010. “Kamus Umum Bahasa Indonesia”. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses. Jakarta: Kementrian Pendidikan

Nasional.

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus

Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. AFABETA.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 1. Gambaran Kemampuan Intelektual
Tabel 2. Gambaran Motivasi Kerja
Tabel 3. Gambaran Kinerja Guru
+2

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Rambah Tengah Hulu pada Kawasan Objek Wisata Air Panas Sauman didapatkan 3 famili 7 sub

Individu atau beberapa anggota kelompok usaha dapat terdaftar secara legal dan memperbolehkan mereka membuat profit Kelompok usaha sepakat bahwa Individu atau beberapa anggota

1) Adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Maros di bidang Komunikasi dan Informasi melalui Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

yang nantinya menginkubasi perusahaan pemula dalam industri hilir kelapa sawit dan memberikan layanan bisnis dan teknologi kepada UMKM yang sudah ada. Berperan

And yet, Katherine Duncan-Jones, in her 1997 Arden edition of the sonnets, refused to let Thorpe stand as the only begetter of his tortuous dedication, suggesting instead that,

Already head and shoulders under the hood, Gray simply turned his head and gave her a dry look.. Brianna bit her lip as she watched

Nilai 0,000 < 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari kelima variabel independen yaitu jumlah Komite Audit, independensi Dewan Komisaris, frekuensi rapat

Prinsip kerjanya adalah aliran data dari phones (client)/WAP protokol, akan mengirim encoded request, protokol gateway akan mentranslasikan request dari WAP protokol yang