iii
MP3EI
BREAKTHROUGH STRATEGY
INDONESIA MENUJU NEGARA MAJU
iv
© 2012 Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Katalog dalam Terbitan
MP3EI, Breakthrough Strategy Indonesia Menuju Negara Maju/Syahrir Ika, Mohamad Nasir, Praptono Djunaedi, Widodo Ramadyanto, Adrianus Dwi Siswanto, Abdul Aziz, Wiloejo Wijono Winoto, Sofia Arie Damay-anty, Hadi Setiawan, Suska, Triyono Utomo, Yuventus Affandi, Yusuf Munandar, Widodo Ramadyanto, dan Edi M.P. Sitepu.–Jakarta: LIPI Press, 2012.
xxvii+ 436 hlm.; 14,8 x 21 cm ISBN 978-979-799-690-1
1. MP3EI 2. Pembangunan Ekonomi
338.9 Editor : Freddy R. Saragih
Copyeditor : M. Fadly Suhendra Risma Wahyu Hartiningsih Sarwendah Puspita Dewi Desain Isi : Ariadni
Desain Sampul : Aan Rustandi
Diterbitkan oleh: LIPI Press, anggota IKAPI
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, Jakarta 10350 Telp. (021) 314 0228, 314 6942. Faks. (021) 314 4591 E-mail: [email protected]
v
Pandangan, gagasan, atau ide yang termuat dalam artikel bukanlah
representasi dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengelolaan
Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab profesional penulis
vii
Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) merupakan strategi yang cerdas, fokus, dan
terukur untuk mendorong percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi serta menjadikan Indonesia sebagai negara maju (
developed
nation
) nomor 12 dunia pada tahun 2025 dan nomor 9 dunia pada
tahun 2045. MP3EI hadir untuk mendorong terciptanya kegiatan
ekonomi yang terintegrasi, sinergi, dan bernilai tambah tinggi,
serta mengatasi berbagai sumbatan atau hambatan pembangunan
melalui strategi
debotlenecking
dan
connectivity
. MP3EI
dikembang-kan dengan pendekatan
breaktrough
yang didasari oleh semangat
‘
not business usual
’, melalui perubahan
mindset
bahwa keberhasilan
pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada pemerintah
saja, tetapi merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, BUMN, BUMND, dan Swasta. Pemerintah
berperan sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator, sementara
swasta berperan dalam meningkatkan investasi dan penciptaan
lapangan kerja.
Impian akan sesuatu yang terbaik di masa depan merupakan
hal yang perlu, tetapi probabilitas mencapainya
fifty-fifty
, mengingat
PREFACE
viii
banyak faktor di luar kendali yang sulit dikontrol. Akan tetapi,
bila pemerintah memiliki perencanaan yang baik dan memastikan
adanya strategi yang tepat serta berusaha secara sungguh-sungguh
untuk mengimplementasikan rencana dan strategi tersebut, maka
setidak-tidaknya setengah dari harapan tersebut bisa diraih. Pakar
manajemen, Jack Trout (2004) dalam bukunya
Trout on Strategy
menulis bahwa “…
success isn’t about having the right people
,
the right
attitude
,
the right tools
,
the right role models
,
or the right organization
,
it’s about having the right strategy
.”
Hari ini kita menyaksikan Indonesia tertinggal dalam banyak
hal dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk
dengan beberapa negara di lingkungan ASEAN. Dari sepuluh
negara yang hari ini memiliki daya saing terbaik menurut World
Economic Forum (WEF), enam di antaranya berada di kawasan
Eropa, dua di kawasan Amerika, dan dua lagi di kawasan Asia.
Ranking tertinggi diraih Swiss dengan score 5,63, disusul oleh
Swedia (5,56), Singapura (5,48), Amerika Serikat (5,43), Jerman
(5,39), Jepang (5,37), Polandia (5,36), Belanda (5,33), Denmark
(5,32), dan Kanada (5,30). Sementara Indonesia menempati
rank-ing 44 dengan score 4,43.
ix
China (26), dan Malaysia (24). Karena itu, untuk mewujudkan
visi Indonesia 2025, pemerintah harus memperbaiki keempat hal
tersebut, dan target jangka menengah adalah bagaimana
mening-katkan daya saing Indonesia melebihi negara-negara di lingkungan
ASEAN. Hal ini hanya bisa dicapai bila Indonesia memiliki strategi
dan program-program yang bersifat terobosan (
breakthrough
) seperti
yang sudah ditetapkan dalam MP3EI.
Strategi tersebut adalah (i) pengembangan potensi ekonomi
melalui koridor ekonomi, (ii) penguatan konektivitas nasional, dan
(iii) penguatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek
nasional. Kekayaan sumber daya alam (SDA) di bidang pertanian,
perkebunan, pertambangan, minyak, dan gas, yang tersebar merata
di seluruh tanah air harus benar-benar dikelola dengan baik agar
memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Sumber
daya alam (SDA) tersebut termasuk juga yang potensinya sangat
besar, namun belum dijamah seperti panas bumi (geothermal) dan
Coal Bed Methane
(CBM) yang bisa digunakan untuk mendukung
pembangkit tenaga listrik. Konektivitas antarwilayah harus segera
dibangun agar memperlancar arus barang dan jasa dengan ongkos
yang lebih murah, dan tentunya diperlukan dukungan infrastruktur
jalan, jembatan, pelabuhan, ketenagalistrikan, air, dan jaringan
kere-ta api. Semenkere-tara SDM dan iptek menjadi strategi penentu karena
tanpa didukung SDM yang berkualitas, inovatif, dan produktif,
serta dukungan research and development, sulit bagi Indonesia
untuk melaksanakan kedua strategi lainnya (pengembangan potensi
ekonomi dan konektivitas) dan pencapaian visi Indonesia 2025.
x
mendukung suksesnya pelaksanaan MP3EI. Rekomendasi tersebut
termasuk juga peran Kementerian Keuangan, khususnya Badan
Kebijakan Fiskal sebagai unit yang bertanggung jawab dalam
memformulasikan kebijakan fiskal. Peran Kemenkeu antara lain
terkait dengan pemberian insetif fiskal untuk meningkatkan daya
tarik investasi pada proyek-proyek MP3EI, pemberian insentif fiskal
untuk mendukung pengembangan energi alternatif, pemberian
dukungan pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur, serta
hal-hal yang terkait dengan potensi risiko fiskal yang perlu
dimiti-gasi. Beberapa gagasan yang ditulis para peneliti, dalam beberapa
hal mungkin masih memerlukan uji akademis, namun banyak yang
dapat diterapkan karena gagasan tersebut dibangun berdasar hasil
kajian yang dilakukan di PPRF.
Sebagai Kepala PPRF, saya menyampaikan penghargaan yang
tinggi kepada para peneliti yang telah dengan sungguh-sungguh
melakukan kajian dan menuangkannya ke dalam sebuah buku,
karena hal ini selain menjadi bagian dari tanggung jawabnya
se-bagai peneliti, juga sese-bagai pegawai Kemenkeu yang berkewajiban
secara proaktif men-
delivery
gagasan-gagasan terbaiknya kepada
pimpinan. Budaya “menawarkan gagasan besar dan terobosan” ini
harus terus ditumbuhkembangkan dan ditingkatkan kualitasnya
agar mendukung proses formulasi kebijakan dan pengelolaan risiko
fiskal yang lebih kredibel dan akuntabel. Akhirnya, semoga karya
ini bermanfaat bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia dalam rangka
mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2025.
xi
DAFTAR ISI
DISCLAIMER...v
PREFACE ...vii
DAFTAR ISI ...xi
CONTRIBUTORS...xix
ABBREVIATIONS ...xxv
BAB I PENDAHULUAN...1
MP3EI, BREAKTHROUGH STRATEGY MENUJU NEGARA MAJU ...13
A. PENGANTAR ...13
B. KONSEP DASAR MP3EI ...17
1. Pengertian ...17
2. Misi MP3EI ...18
3. Indikator Negara Maju ...19
4. Perubahan Mindset ...19
5. Kegiatan Utama MP3EI ...24
6. Indikasi Investasi MP3EI ...25
7. Penetapan 22 Kegiatan Utama MP3EI ...27
8. Menuju Indonesia yang Mandiri ...27
C. POTENSI SUMBER DAYA ALAM ...34
1. Potensi Pangan ...35
xii
10. Potensi Perikanan ...56
E. BENCHMARKING KE NEGARA DAN PEMIMPIN
2. Penguatan Konektivitas Nasional ...116
3. Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek Nasional ...119
C. PERANAN KEMENKEU DALAM MENDUKUNG MP3EI ...121
1. Dukungan Kemenkeu dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Pembangunan Koridor Ekonomi dan Penguatan DAN PENDANAANNYA ...139
A. PENDAHULUAN ...139
B. PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL ...142
C. POSISI INFRASTRUKTUR INDONESIA DI DUNIA ...144
1. Infrastruktur: Salah Satu Fokus MP3EI ...144
xiii
2. Sektor Perkeretaapian ...156
3. Sektor Pelabuhan...156
4. Sektor Transportasi Udara/Bandara ...157
5. Sektor Kelistrikan ...158
6. Sektor Telekomunikasi ...159
G. PENUTUP ...160
DAFTAR PUSTAKA ...162
MP3EI, TERANCAM KEKURANGAN PASOKAN TENAGA LISTRIK ...165
A. PENGANTAR ...165
B. DAYA DUKUNG KETENAGALISTRIKAN...169
C. TANTANGAN PENGEMBANGAN LISTRIK ...172
1. Sumber Pembiayaan ...173
C. PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA ...195
1. Potensi Panas bumi ...195
2. Kapasitas Terpasang ...196
3. Peta Persaingan Pengembang Panas Bumi di Indonesia...198
D. HAMBATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI ...201
1. Data ...201
xiv
PENGEMBANGAN COALBED METHANE SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU DI INDONESIA ...209A. PENDAHULUAN ...209
B. POTENSI PENGEMBANGAN CBM DI INDONESIA ...213
C. PENGEMBANGAN CBM DALAM MP3EI ...215
PERLUNYA KEBIJAKAN YANG STRATEGIS UNTUK PENYEDIAAN PELABUHAN YANG KOMPETITIF DI INDONESIA ...235
A. PENGANTAR ...235
B. KONDISI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DANKEN DA LA DALAM SUPPORTING MP3EI ...238
C. PERLUNYA KEBIJAKAN STRATEGIS DAN TERINTEGRASI ...244
1. Kebijakan/Dukungan dari Sisi Fiskal ...245
2. Kebijakan/Dukungan dari Sisi Moneter (dari Perbankan) ...247
xv
4. Kebijakan/Dukungan dari Swasta dan BUMN:Mengoptimal kan Program Kerja Sama Pemerintah Swasta
(KPS) ...249
5. Kebijakan/Dukungan Lain: Tambahan Loan untuk Mendukung Program Pembangunan Pelabuhan ...253
D. PENUTUP ...254
E. SARAN-SARAN ...256
DAFTAR PUSTAKA ...257
MENAKAR KONSEKUENSI FISKAL DARI RISIKO PEMEKARAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN KORIDOR EKONOMI MP3EI ...259
A. PENDAHULUAN ...259
B. KONSEP KORIDOR EKONOMI DALAM MP3EI ...262
C. PEMEKARAN DAERAH DAN DESENTRALISASI ...263
1. Desentralisasi dan Kompetisi Antardaerah ...263
2. Pemekaran Daerah Dalam Konsep Otonomi Daerah ...264
3. Pemekaran Daerah, Desentralisasi Fiskal, dan Kesenjangan Fiskal ...269
4. Efektivitas Pemekaran Daerah ...271
D. PEMEKARAN DAERAH DAN RISIKO FISKAL ...273
1. Perkembangan Pemekaran Daerah ...273
2. Konsekuensi Pemekaran Daerah Terhadap Risiko Fiskal ....276
E. MENAKAR KONSEKUENSI FISKAL DARI RISIKO PEMEKARAN DAERAH DALAM KERANGKA MP3EI ...277
F. PENUTUP ...283
DAFTAR PUSTAKA ...284
MENGINTEGRASIKAN KEKUATAN PUSAT, DAERAH DAN SWASTA SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ...287
A. URGENSI INVESTASI DI BIDANG INFRASTRUKTUR ...287
B. PERSOALAN TANAH ...294
C. DEREGULASI PERIZINAN TINGKAT DAERAH ...295
D. KETELITIAN PETA TATA RUANG: SUATU KEBUTUHAN ...298
E. POTENSI DAN TANTANGAN ...301
F. SINERGI KEKUATAN ANTAR LAPISAN PEMERINTAHAN...303
G. PENUTUP ...306
xvi
4. Perluasan Ekonomi Perlu Pergeseran Pembangunan...317
B. Interpretasi Atas “Ingkar Janji Dunia Usaha” ...321
C. PENUTUP ...330
DAFTAR PUSTAKA ...332
PENDANAAN INVESTASI MP3EI: PELAJARAN DARI SKEMA KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA ...335
A. PENGANTAR ...335
B. KEBUTUHAN INVESTASI MP3EI DAN KERANGKA KEBIJAK AN PENDANAAN NASIONAL ...337
C. KEBUTUHAN INVESTASI DAN PENDANAAN SKEMA KPS ....343
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PELAKSANAAN SKEMA KPS...346
E. PENUTUP ...349
DAFTAR PUSTAKA ...352
PEMBERIAN FASILITAS PP 52 TAHUN 2011 UNTUK MENINGKATKAN PERINDUSTRIAN NASIONAL ...353
A. PENGANTAR ...353
1. Tujuan Fasilitas PP No. 52 Tahun 2011 ...356
2. Penetapan Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu ...358
3. Pemanfaatan PP No. 52 Tahun 2011 ...362
C. PERBEDAAN FASILITAS PP NO. 52 TAHUN 2011 DENGAN FASILITAS PASAL 31E UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2008 ...365
D. PERBEDAAN FASILITAS PP NO. 62 TAHUN 2008 DENGAN FASILITAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NO. 130/PMK.011/2011 ...367
E. KESIMPULAN...371
F. SARAN.. ...371
xvii
KAJIAN PERBANDINGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
DI INDONESIA DAN BEBERAPA NEGARA ASIA...377
A. PENDAHULUAN ...377
B. ANALISIS EKONOMI DAN HUKUM KAWASAN EKONOMI KHUSUS ...382
C. ECONOMIC ZONES DI BEBERAPA NEGARA ...387
1. India ...387
2. Thailand ...388
3. Filipina ...389
D. PENUTUP ...390
DAFTAR PUSTAKA ...391
KUALITAS BIROKRASI: SALAH SATU KUNCI SUKSES MP3EI ..393
A. PENGANTAR ...393
1. Kondisi Birokrasi pada Beberapa Era Pemerintahan ...394
2. Tantangan Birokrasi ...399
3. Reformasi Birokrasi yang Dipercepat ...402
B. PNS DIMATA MASYARAKAT ...404
C. TREN BELANJA PEGAWAI ...407
D. BELANJA NEGARA DAN IMPLIKASI PADA IPM ...409
E. PRODUKTIVITAS BIROKRASI ...411
F. PENGELOLAAN SDM DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN ..418
1. Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS ...418
2. Formasi Pegawai Negeri Sipil ...419
3. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ...421
4. Kenaikan Pangkat PNS ...422
5. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS ...423
G. IMBALAN TERKAIT KINERJA ...424
H. REMUNERASI PEJABAT NEGARA ...426
1. Remunerasi Presiden dan Wakil Presiden ...429
2. Usulan Indeks Remunerasi Pejabat Negara ...430
I. PENUTUP ...431