• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pengawasan hakim konstitusi yang ideal untuk mewujudkan prinsip independensi kekuasaan kehakiman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem pengawasan hakim konstitusi yang ideal untuk mewujudkan prinsip independensi kekuasaan kehakiman"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

  Gambar 1.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan judul dan ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini maka pembahasan dari subjek yang diawasi di dalam Mahkamah Konstitusi adalah hanya terhadap hakim yang

Perilaku Hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung; dan.. menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim. Dalam rangka menjaga dan menegakkan

Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan penulis difokuskan pada Perspektif Politik Hukum wewenang Mahkamah Konstitusi sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kewenangan dalam menentukan hakim konstitusi saat ini diberikan kepada 3 (tiga) lembaga negara, yaitu Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Mahkamah Agung

Kehadiran Komisi Yudisial didasari ide tentang pentingnya pengawasan hakim dalam rangka melakukan reformasi yang mendasar terhadap sistem peradilan, tidak saja menyangkut

Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 ini menegaskan bahwa: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam

Kewenangan Hakim Konstitusi dalam menafsirkan peraturan perundang-undangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dapat dilihat dari Pasal 5 ayat 1