Sistem pengawasan hakim konstitusi yang ideal untuk mewujudkan prinsip independensi kekuasaan kehakiman
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Sesuai dengan judul dan ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini maka pembahasan dari subjek yang diawasi di dalam Mahkamah Konstitusi adalah hanya terhadap hakim yang
Perilaku Hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung; dan.. menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim. Dalam rangka menjaga dan menegakkan
Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan penulis difokuskan pada Perspektif Politik Hukum wewenang Mahkamah Konstitusi sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kewenangan dalam menentukan hakim konstitusi saat ini diberikan kepada 3 (tiga) lembaga negara, yaitu Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Mahkamah Agung
Kehadiran Komisi Yudisial didasari ide tentang pentingnya pengawasan hakim dalam rangka melakukan reformasi yang mendasar terhadap sistem peradilan, tidak saja menyangkut
Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 ini menegaskan bahwa: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
Kewenangan Hakim Konstitusi dalam menafsirkan peraturan perundang-undangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dapat dilihat dari Pasal 5 ayat 1