commit to user
ASR
Ā
RU `SH-SHAL
Ā
T
:
SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN
RESEPSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
RINA MEGAWATI
C0206045
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Rina Megawati NIM : C0206045
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Asrāru `sh-Shalāt: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta, 14 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini merupakan wujud akhir dari perjuangan selama perkuliahan yang kupersembahkan untuk:
Ayahanda Kelik Suwarto dan Ibunda Bekti Setyowati, yang telah sabar menantikan karya ini selesai.
Kakanda Indah Fajarwati yang senantiasa menanyakan kabar skripsi ini. Kawan terkasih Dananjaya Prananditya, yang setia mengiringi dalam setiap
perjuangan meraih cita dan cinta.
Ibunda Noegroho Djarwanti yang sudah mendukung dan mendoakan setiap waktu.
Sahabat tersayang, Yuliyanti, Rohmawati, Norma, dan Farida, yang selalu menyulut api semangat.
commit to user
vi
MOTTO
“(1) Demi waktu matahari sepenggalahan naik, (2) Dan demi malam apabila telah
sunyi (gelap), (3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu. (4) Dan Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada yang
sekarang (permulaan).”
(Terjemah QS Ad-Dhuha: 1–4)
“Genggamlah impianmu erat-erat sebab seandainya impianmu mati, hidup laksana seekor burung yang sayapnya patah dan tak mampu terbang.”
(Carrol Spinney, The Wisdom of Big Bird)
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan hasil perjuangan yang cukup panjang yang senantiasa diiringi dengan semangat. Sebagai sebuah skripsi yang mengambil objek naskah kuna, bukan sesuatu yang mudah dilakukan karena membaca, memahami, dan mengungkapkan isi sebuah naskah kuna diperlukan kesabaran dan ketelitian. Untuk itu, segala puji hanya bagi Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, walaupun telah melalui waktu yang cukup lama, karena sebagian hasil penelitian ini mengalami dua kali kehilangan data dalam program komputer.
Skripsi ini, selain sebagai syarat memperoleh gelar sarjana, juga berusaha untuk memberikan kontribusi ilmiah, yang tidak akan berjalan dengan baik manakala tidak ada bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait. Dalam kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada Drs. Sudarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Untuk Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
commit to user
viii
Wirajaya, S.S., yang telah memberikan informasi mengenai naskah, sehingga penelitian ini dapat dilakukan. Untuk seluruh dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa, khususnya Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan pengalaman yang tidak terlupakan selama perkuliahan.
Terima kasih untuk Ayahanda Kelik Suwarto dan Ibunda Bekti Setyowati, atas doa yang terus terlimpah dengan keikhlasannya, atas segala cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas, atas cucuran keringat yang senantiasa mengalir tanpa pamrih, serta ajaran dan perjalananmu jua baik yang tegar maupun yang samar. Untuk kawan terkasihku Dananjaya Prananditya yang telah membantu peneliti pada waktu pengumpulan data dan mengantarkan ke mana saja ketika melakukan konsultasi di pesantren-pesantren dan dengan cinta dan kesetiaannya selama tujuh tahun telah mendampingi perjuangan meraih cita.
Terima kasih untuk Ibunda Noegroho Djarwanti, Kakanda Indah Fajarwati, rekanku Taru, Ferry, Henry, dan Astri Chandra, yang senantiasa mendoakan dan menanyakan kabar skripsi ini, meskipun terpisah oleh jarak. Untuk Sahabat-sahabat tersayang , yaitu Yuliyanti, Rohmawati, Norma, dan Farida, yang sama-sama bergelut dengan filologi. Kalian adalah pemberi semangat yang luar biasa.
commit to user
ix
beliau bersedia menelepon dalam rentang waktu dini hari sampai pagi demi kelancaran penulisan skripsi ini.
Terima kasih pula untuk teman-teman Sastra Indonesia Angkatan 2006, baik teman-teman bidang linguistik atau sastra. Terima kasih atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini dan jangan pernah lupakan bahwa “Aku Sayang
Kita”. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk menanmbah wacana yang lebih baik lagi dan semoga skripsi dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran di dunia akademis.
Surakarta, Januari 2011 Peneliti
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTRA SKEMA ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 7
C. Perumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Sistematika Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
A. PENYUNTINGAN TEKS ... 11
1. Inventarisasi Naskah ... 12
commit to user
xi
3. Transliterasi ... 13
4. Kritik Teks ... 14
B. PENGKAJIAN TEKS ... 14
1. Struktur Sastra Kitab ... 14
2. Resepsi ... 19
C. Kerangka Pikir ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Metode Penyuntingan Teks ... 25
1. Sumber Data ... 25
2. Teknik Pengumpulan Data ... 26
3. Teknik Analisis Data ... 26
4. Teknik Penyajian Data ... 27
B. Metode Pengkajian Teks ... 27
1. Metode Analisis Struktur ... 27
2. Metode Analisis Resepsi ... 29
C. Teknik Penarikan Simpulan ... 30
BAB IV SUNTINGAN TEKS ... 31
A. Inventarisasi Naskah ... 31
B. Deskripsi Naskah ... 33
1. Bagian Umum ... 33
2. Bagian Khusus ... 35
C. Ikhtisar Isi Teks ... 46
D. Kritik Teks ... 48
commit to user
xii
1. Tanda ... 63
2. Pedoman Ejaan ... 64
3. Pedoman Penyuntingan ... 65
4. Suntingan Teks ... 67
F. Daftar Kata Sukar ... 90
1. Kosa kata Arab ... 90
2. Kosa kata Arkais ... 98
3. Istilah Arab ... 99
BAB V ANALISIS DATA ... 101
A. Analisis Struktur ... 101
1. Struktur Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt ... 101
2. Gaya Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt ... 104
3. Pusat Penyajian Teks Asrāru `sh-Shalāt ... 107
4. Gaya Bahasa Teks Asrāru `sh-Shalāt ... 108
B. Analisis Resepsi ... 119
1. Sembahyang ... 120
2. Ma’rifatu `l-Lāh ... 137
BAB VI PENUTUP ... 153
A. Simpulan ... 153
B. Saran ... 157
DAFTAR PUSTAKA ... 158
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Catchword ... 38
Tabel 2 Lakuna ... 49
Tabel 3 Adisi ... 53
Tabel4 Dittografi ... 56
Tabel 5 Substitusi ... 58
Tabel 6 Transposisi ... 62
Tabel 7 Bacaan Tidak Terbaca ... 62
commit to user
xiv
DAFTAR SKEMA
Halaman
commit to user
xv
DAFTAR SINGKATAN
a.s. : ‘alaihi sallam cm : sentimeter dll. : dan lain-lain dst. : dan seterusnya
EYD : Ejaan yang Disempurnakan hlm. : halaman
l : lebar
p : panjang
QS : Quran Surah
commit to user
xvi
ABSTRAK
Rina Megawati. C0206045. Asrāru `sh-Shalāt: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt? (2) Bagaimana struktur teks Asrāru `sh-Shalāt? dan (3) Bagaimana resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyajikan suntingan teks Asrāru `sh -Shalāt yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin, sedangkan benar artinya kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibenarkan dari kesalahan, (2) Mendeskripsikan struktur penyajian teks, gaya penceritaan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-Shalāt, (3) Menguraikan resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt.
Metode dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan teks yang digunakan berupa metode standar, sedangkan metode pengkajian teks berupa metode struktur dan metode resepsi. Sumber penelitian berupa teks Melayu yang berjudul Asrāru `sh-Shalāt. Teks ini termasuk dalam Naskah kumpulan yang disalin oleh Teuku Lebai Dien. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh (download) naskah online, mencetak hasil unduhan, dan membaca secara keseluruhan teks dan suntingannya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) Teknik analisis struktur digunakan untuk mengetahui struktur teks, (2) Teknik analisis resepsi digunakan untuk mengetahui bagaimana resepsi pada teks. Teknik Penarikan simpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik induktif, yaitu penarikan simpulan dengan cara berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum.
commit to user SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI
Rina Megawati1
Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum.2
ABSTRAK
2011. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt? (2) Bagaimana struktur teks Asrāru `sh -Shalāt? dan (3) Bagaimana resepsi teks Asrāru `sh-Shalāt?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyajikan suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin, sedangkan benar artinya kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibenarkan dari kesalahan, (2) Mendeskripsikan struktur penyajian teks, gaya penceritaan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-Shalāt, (3) Menguraikan resepsi teks
Asrāru `sh-Shalāt.
Metode dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan teks yang digunakan berupa metode standar, sedangkan metode pengkajian teks berupa metode struktur dan metode resepsi. Sumber penelitian berupa teks Melayu yang berjudul Asrāru `sh-Shalāt. Teks ini termasuk dalam Naskah kumpulan yang disalin oleh Teuku Lebai Dien. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh (download) naskah online, mencetak hasil unduhan, dan membaca secara keseluruhan teks dan suntingannya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) Teknik analisis struktur digunakan untuk mengetahui struktur teks, (2) Teknik analisis
1
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan NIM C0206045 2
Dosen Pembimbing
Teknik Penarikan simpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik induktif, yaitu penarikan simpulan dengan cara berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum.
Dari hasil analisis diperoleh simpulan (1) Suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt mengunakan metode standar. Metode strandar merupakan metode yang digunakan untuk penyuntingan naskah tunggal, penyunting menerbitkan teks dengan mengadakan pembetulan dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam teks. Kesalahan-kesalahan ini dicatat pada bagian kritik teks. Dalam kritik teks ditemukan beberapa kesalahan, yakni 36 buah lakuna, 18 buah adisi, 20 buah dittografi, 27 buah subtitusi, 2 buah transposisi, dan 3 buah bacaan yang tidak terbaca, (2) Struktur teks
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan dapat dikatakan sebagai hasil karya manusia yang berupa gagasan, aktivitas, dan kebendaan. Kebudayaan dimiliki oleh masyarakat dan diperoleh melalui proses belajar. Kebudayaan merupakan sesuatu yang tidak bisa diukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui dari jejak-jejak yang ditinggalkan oleh manusia yang menciptakannya.
Tiap-tiap bangsa, salah satunya Indonesia memiliki kebudayaan. Indonesia yang dihuni oleh berbagai suku bangsa memiliki kebudayaan yang beragam. Untuk memahami kebudayaan sebagai hasil peninggalan masa lalu diperlukan media yang memuat informasi-informasi dari masa lampau. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninggalan yang berwujud fisik dan nonfisik. Kebudayaan yang berwujud fisik dapat berupa candi, prasasti, dan naskah kuna. Kebudayaan yang berwujud nonfisik berupa nilai-nilai budaya, seperti tata krama, adat istiadat, dan norma-norma kehidupan.
commit to user
Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa naskah, dapat dikatakan sebagai dokumen yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994:83). Melalui naskah kuna ini dapat diketahui secara lebih nyata tentang kebudayaan suatu bangsa. Hal ini berarti bahwa isi suatu naskah dapat meliputi nilai-nilai budaya masa lampau dalam aspek kehidupan budaya suatu bangsa yang mencakup bidang-bidang filsafat, kehidupan agama, kepercayaan, dan lain-lain.
Naskah sebagai dokumen yang memuat berbagai informasi memiliki berbagai sebutan dan arti. Edwar Djamaris (2002:3) menyebutkan beberapa penyebutan naskah, yakni dalam bahasa Latin disebut codex, dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah manuscript, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut handschrift. Pengertian naskah dapat diartikan sebagai berikut.
1. Naskah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:954) diartikan (1) sebagai karangan yang masih ditulis dengan tangan, (2) karangan seseorang yang belum diterbitkan, (3) bahan-bahan berita yang siap untuk diset, (4) rancangan.
2. Siti Baroroh Baried, et.al. (1994:55) dan Panuti Sudjiman (1995:11) mengartikan naskah sebagai benda kongkret yang dapat dilihat atau dipegang, seperti semua bahan tulisan tangan (handschrift).
3. Edwar Djamaris (2002:3) memberi pengertian naskah sebagai semua bahan tulisan tangan pada kertas, lontar, kayu, dan rotan.
commit to user
simbol-simbol bahasa untuk menyampaikan dan mengapresiasikan hal-hal tertentu.
5. Robson (1978:5) berpendapat bahwa naskah merupakan warisan rohani bangsa Indonesia, di dalamnya mengandung perbendaharaan dan cita-cita nenek moyang.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, naskah dapat dikatakan sebagai semua bentuk tulisan tangan hasil budaya masa lampau yang mengandung pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, serta gambaran perasaan dan perilaku masyarakat masa lalu. Meskipun demikian, naskah merupakan salah satu bentuk warisan kebudayaan yang kurang mendapat perhatian, bahkan dari masyarakat Indonesia sendiri.
Kurangnya perhatian tersebut dapat diketahui dari kasus pernaskahan yang terjadi di Indonesia, seperti kasus jual-beli naskah. Naskah-naskah yang masih ada di masyarakat banyak diburu oleh kolektor, kemudian diperjualbelikan. Praktik jual-beli tersebut biasanya dilakukan oleh pewaris naskah kuna dengan pihak asing. Orang-orang asing membujuk pemilik naskah agar bersedia menjual naskah kuna yang dimilikinya. Mereka menawarnya hingga jutaan rupiah untuk setiap naskah. Bagi pemilik naskah kuna yang kemungkinan taraf ekonominya tidak begitu baik pada akhirnya pun tergiur. Praktik ini tidak hanya terjadi untuk naskah-naskah yang masih berada di masyarakat, namun naskah yang berada di institusi pun rupanya tidak luput dari praktik tersebut, seperti kasus hilangnya beberapa naskah kuna di museum Radya Pustaka, Solo.
commit to user
masih menggunakan bahasa dan aksara lampau yang sulit dipahami oleh orang-orang masa kini, seperti halnya naskah kuna yang terdapat di Indonesia ditulis dengan menggunakan berbagai bahasa dan aksara. Di beberapa daerah, naskah kuna ditulis dengan menggunakan huruf daerah. Jika suatu kawasan tidak memiliki huruf daerah, biasanya digunakan huruf Arab. Pada naskah Melayu, bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu dan hurufnya Arab (Jawi) (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:5). Oleh karena itu, untuk mengetahui isi naskah-naskah tersebut diperlukan kemampuan disiplin ilmu tertentu. Ilmu khusus yang dapat menelaah naskah adalah filologi.
Kata filologi, secara etimologi berasal dari kata Yunani philos yang berarti ‘cinta’ dan kata logos yang berarti ‘kata’. Pada kata filologi, kedua kata tersebut
membentuk arti ‘cinta kata’ atau ‘senang bertutur’. Arti tersebut berkembang menjadi ‘senang belajar’, ‘senang ilmu’, dan ‘senang kebudayaan’ (Siti Baroroh
Baried, et. al. 1983:1). Berdasarkan istilah tersebut, filologi dapat diartikan sebagai cinta pada ilmu dengan objek penelitiannya naskah yang bertujuan menemukan bentuk asal dan bentuk mula teks dan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
commit to user
Padahal, ada beberapa daerah di Indonesia juga menyimpan naskah-naskah kuna yang dapat dijadikan penelitian.
Salah satu daerah yang menyimpan naskah-naskah yang dapat dijadikan penelitian adalah Aceh. Sebagai pusat penyebaran agama Islam terbesar di Indonesia, banyak naskah bertema keislaman ditemukan di Aceh. Seperti yang diketahui, pada tahun 2004 Aceh mengalami bencana tsunami. Sebagai akibatnya, naskah-naskah di Aceh mengalami kerusakan dan bahkan sebagian besar hilang. Oleh karena itu amat disayangkan jika naskah-naskah yang tersisa tidak diteliti dan hanya disimpan sebagai koleksi semata. Padahal, dari naskah tersebut dapat diperoleh informasi mengenai ajaran agama Islam yang dapat dijadikan referensi pendukung dalam usaha mendalami agama Islam.
Salah satu naskah keagamaan yan dapat dijadikan penelitian adalah naskah kumpulan yang terdiri dari lima teks, yang salah satu teksnya berjudul Asrāru `sh -Shalāt. Teks tersebut merupakan satu-satunya teks yang berbahasa Melayu, ditulis dengan huruf Arab Melayu, sedangkan empat teks lainnya, peneliti tidak dapat memastikan bahasa yang dipakai. Naskah tersebut diperoleh melalui katalog online di internet yang diterbitkan oleh http://www.manassa.org, dengan status URL: http://acehms.dl.unileipzig.de /receive/NegeriMSBook_islamhs _00001052 dan nomor inventarisasi 07_00334 yang diakses pada tanggal 13 Januari 2010, pukul 17:07 WIB, sedangkan naskah aslinya tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh.
commit to user
layak dijadikan bahan penelitian dengan memepertimbangkan alasan-alasan berikut.
Pertama, perlu dilakukan usaha penyelamatan terhadap naskah. Hal tersebut mengingat banyaknya naskah ditulis dengan menggunakan daun tal (lontar), kulit kayu, bambu, dan kertas yang mudah lapuk dan hancur seiring pertambahan usia naskah, sehingga dikhawatirkan akan punah. Meskipun katalogisasi terhadap naskah-naskah Aceh sudah dilakukan, namun bentuk penelitian lain dengan mengungkap isinya tetap perlu dilakukan.
Kedua, bentuk tulisan dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi) tidak mudah dipahami oleh generasi sekarang. Sesuai dengan tugas seorang filolog, maka peneliti tergerak untuk menyajikan suntingan dan tafsir teks.
Ketiga, kondisi fisik naskah baik dan lengkap tentunya telah memenuhi syarat untuk dijadikan objek kajian. Naskah dikatakan baik karena tulisan yang ditampilkan dalam katalog online dan ketika dicetak jelas dan mudah dibaca. Naskah, khususnya teks berjudul Asrāru `sh-Shalāt dikatakan lengkap karena jumlah halamannya utuh.
Keempat, belum ditemukan hasil penelitian menggunakan objek teks
Asrāru `sh-Shalāt. Hal ini diketahui dari pelacakan yang dilakukan pada beberapa
commit to user
Kelima, isi teks Asrāru `sh-Shalāt mengenai penjelasan sembahyang dan
ma’rifatu `l-Lāh, membimbing umat muslim mencapai ketentraman hati dalam
mengenal Allah sangat menarik untuk diteliti dan masih relevan diterapkan saat ini, karena bersumber dari Alquran dan Hadis.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks Asrāru `sh -Shalāt sebagai salah satu warisan budaya masa lampau yang yang menyimpan ajaran agama Islam dirasa perlu diselamatkan dari kepunahan. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan mengadakan penelitian terhadap naskah tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara mentransliterasi dan menyajikannya dalam bentuk suntingan agar lebih mudah dipahami dan dapat diambil manfaatnya.
B. Pembatasan Masalah
commit to user
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt? 2. Bagaimana struktur teks Asrāru `sh-Shalāt?
3. Bagaimana resepsi pembaca terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt?
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian tentunya memiliki tujuan tertentu yang didasarkan pada permasalahan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menyajikan suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena telah ditransliterasi dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin dan benar artinya kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibenarkan dari kesalahan.
2. Mendeskripsikan struktur teksAsrāru `sh-Shalāt.
3. Menguraikan resepsi pembaca terhadap teks Asrāru `sh-Shalāt.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis.
commit to user
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan terhadap perkembangan penelitian filologi yang berobjek pada naskah kuna. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain, baik di bidang filologi maupun bidang ilmu lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat karena telah menyajikan uraian teks Asrāru `sh-Shalāt melalui analisis struktur dan resepsi pembaca.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini adalah wujud penyelamatan dan pelestarian warisan budaya bangsa yang berbentuk naskah kuna. Penelitian ini juga memperkenalkan keberadaan teks Asrāru `sh-Shalāt sebagai salah satu hasil karya sastra lama yang berisi uraian sembahyang dan mengenal Allah. Selain itu, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan kepada Allah, mengembangkan kepribadian diri, dan membentuk sifat dan perilaku yang lebih baik.
F. Sistematika Penulisan
commit to user
Bab kedua merupakan landasan teori. Bab ini berisi mengenai teori penyuntingan dan pengkajian teks dan kerangka pikir. Teori penyuntingan meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi dan kritik teks. Teori pengkajian teks meliputi teori struktur sastra kitab dan resepsi.
Bab ketiga berisi metode penelitian. Pada bagian metode penelitian, diuraikan mengenai langkah kerja penelitian yang terdiri dari metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks yang terdiri dari metode analisis struktur dan metode analisis resepsi. Pada masing-masing metode diuraikan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data. Di bagian akhir dijelaskan mengenai teknik penarikan simpulan.
Bab keempat merupakan bentuk suntingan teks. Bab ini berisi mengenai proses penyuntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kririk teks, pengantar penyuntingan, dan hasil suntingan teks.
Bab kelima analisis. Bab ini berisi analisis teks Asrāru `sh-Shalāt yang terdiri dari analisis struktur teks (meliputi struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa) dan analisis resepsi.
commit to user
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penyuntingan Teks
Filologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengungkapkan kandungan teks yang tersimpan dalam naskah. Bani Sudardi (2003:7) berpendapat bahwa salah satu bentuk kegiatan praktis filologi ialah membuat suntingan suatu teks dan mengadakan perbaikan-perbaikan bagian teks yang rusak.
Penyuntingan teks memerlukan metode yang disesuaikan dengan jenis naskah yang akan disunting. Dengan menggunakan metode yang tepat, maka akan diperoleh suntingan yang baik dan benar. Baik diartikan mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan ke dalam huruf yang mudah dibaca, misalnya huruf Arab Melayu ke huruf Latin. Benar diartikan bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena telah dilakukan perbaikan dari kesalahan.
Penyuntingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1358) diartikan suatu proses atau cara, pembuatan atau pekerjaan, menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian isi dan bahasa (menyangkut ejaan diksi, dan struktur kalimat atau yang bisa dikenal dengan pengeditan).
commit to user
1. Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah yang ada di masyarakat melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan dengan mendaftar semua naskah yan akan diteliti melalui katalog naskah. Naskah yang terdaftar di katalog biasanya dimiliki oleh museum atau instansi yang menaruh perhatian terhadap naskah. Bani Sudardi (2003:47) mengemukakan bahwa beberapa katalog tersebut seringkali belum lengkap dengan adanya penemuan-penemuan naskah baru. Penemuan naskah baru sering diinformasikan melalui artikel-artikel atau hasil-hasil penelitian. Untuk itu, inventarisasi naskah perlu juga dilengkapi dengan pembacaan sejumlah artikel tentang penemuan dan informasi tentang naskah.
Tahap selanjutnya adalah studi lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat yang diduga menyimpan naskah, termasuk di masyarakat, misalnya pondok pesantren. Hal tersebut disebabkan karena sebagian naskah di masyarakat tersimpan sebagai koleksi pribadi.
2. Deskripsi Naskah
commit to user
diperluas lagi sehingga diperoleh keterangan yang lebih rinci, sehingga dapat diketahui karakteristik naskah.
3. Transliterasi
Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yan lain. Tahap ini sangat penting untuk memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau tidak akrab lagi dengan tulisan daerah (Siti Baroroh Baried, et.al. 1994:63-64).
Teks-teks lama juga ditulis tanpa memperhatikan unsur-unsur tata tulis yang merupakan kelengkapan wajib untuk memahami teks. Hal ini berkaitan dengan gaya penceritaan yang mengalir terus karena pada zaman dulu, teks dibawakan atau dibacakan pada peristiwa-peristiwa tertentu untuk dihayati dan dinikmati bersama. Penulisan kata-kata yang tidak mengindahkan pemisahan serta penempatan tanda baca yang tidak tepat dapat menimbulkan arti yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam transliterasi dibutuhkan pedoman ejaan yang dibakukan sehingga akan membantu pembaca dalam memahami isi teks, dan akan lebih bermanfaat lagi bagi peminat dari daerah lain di Nusantara (Siti Baroroh Baried, et. al. 1985:65).
commit to user
Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Hal ini dimaksudkan agar data mengenai bahasa lama dalam naskah itu tidak hilang. Tugas pokok kedua peneliti filologi dalam transliterasi adalah menyajikan teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang (Edwar Djamaris, 2002:19-20).
4. Kritik Teks
Langkah setelah transliterasi adalah kritik teks. Kritik teks merupakan kegiatan filologi yang paling utama. Istilah “kritik” berasal dari bahasa Yunani krities yang berarti seorang hakim, krienein berarti menghakimi, dan criterion berarti dasar penghakiman.
Kritik teks dalam filologi berarti memberi evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat (Siti Baroroh Baried, et.al. 1994:61). Pendapat lain diungkapkan oleh Bani Sudardi (2003:55) bahwa kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam nsakah untuk mendapatkan teks yang paling baik dan mendekati aslinya (constituo textus).
B. Pengkajian Teks
1. Struktur Sastra Kitab
commit to user
Roolvink (dalam Liaw Yock Fang, 1991:204) menyatakan bahwa untuk sementara waktu, kaidah yang paling baik untuk mengkaji sastra yang dihasilkan di bawah pengaruh Islam itu adalah membaginya ke dalam beberapa jenis atau kategori, yakni (1) cerita Al-Quran, (2) cerita Nabi Muhammad, (3) cerita sahabat Nabi Muhammad, (4) cerita pahlawan Islam, dan (5) sastra kitab.
Sastra kitab merupakan karya sastra melayu klasik yang di dalamnya mengandung unsur-unsur agama Islam. Sastra kitab berkembang pada abad ke-17 di Aceh dan banyak mengangkat tema keagamaan terutama ilmu fikih dan tasawuf. Yang membedakan sastra kitab dengan jenis sastra melayu klasik lainnya, yakni bahwa dalam sastra kitab nama penulisnya tercantum dalam setiap karyanya (Ahmad Taufiq, 2007:21).
Sastra kitab mencakup suatu bidang yang luas sekali. Roolvink (dalam Liaw Yock Fang, 1993:41) berpendapat bahwa sastra kitab adalah sastra yang memuat kajian tentang Alquran, tafsir, tajwid, arkan ul-islam, usuludin, fikih, ilmu sufi, ilmu tasawuf, tarekat, zikir, rawatib, doa, jimat, risalah, wasiat dan kitab tib (obat-obatan). Berdasarkan bentuknya, sastra kitab biasanya berupa prosa dan puisi (syair). Pada hakikatnya, sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran Islam, penguatan iman, dan meluruskan ajaran yang dianggap menyimpang.
commit to user
a. Struktur Penyajian
Struktur penyajian teks sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot (alur). Sastra kitab pada umumnya menunjukkan struktur yang tetap yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni bagian pendahuluan, isi, dan penutup (Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:152-154).
Bagian pertama, yaitu pendahuluan. Pada bagian pendahuluan, sastra kitab memiliki struktur yang relatif tetap, dimulai dengan bacaan basmallah, kemudian diikuti doa dan seruan, pengajaran-pengajaran mengenai ketakwaan, serta salawat untuk Nabi Muhammad, para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad saw. Setelah itu, biasanya diikuti kata wa ba’du sebagai ungkapan untuk menyudahi bacaan pembukaan, kemudian
dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai hal ihwal kepengarangan, seperti nama pengarang, motivasi penulisan karangan, dan judul karangan. Di dalam pendahuluan, biasanya dipergunakan bahasa arab yang mengikuti terjemahannya secara interlinier. Bagian kedua, membahas mengenai isi karangan yang berupa uraian masalah yang akan dibahas. Pada bagian ini biasanya terbagi atas bab-bab dan pasal-pasal tertentu. Bagian ketiga, berisi doa penutup, salawat kepada Nabi beserta keluarga dan sahabat. Terdapat pula kata “tamat”,yang menandakan akhir naskah.
Secara keseluruhan, struktur penyajian sastra kitab dapat dirinci dengan mudah seperti berikut.
commit to user
a. 1. Doa dan seruan 2. Ajaran takwa
3. Salawat kepada Nabi Muhammad b. Kata “waba’du”
c. Kepengarangan: 1. Nama Pengarang
2. Motivasi penulisan karangan 3. Judul karangan
II. Isi
Berupa uraian masalah yang dibahas. Biasanya dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal.
III. Penutup
a. 1. Doa penutup kepada Tuhan dalam bahasa Arab yang diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu.
2. Salawat kepada nabi beserta keluaranya dalam bahasa arab. b. Kata “tamat”
b. Gaya Penyajian
commit to user
Penyajian isi dipaparkan dengan jelas sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Dalam setiap penyajiannya, biasanya dikuatkan dengan kutipan ayat Alquran dan Hadis nabi. Selain itu, terdapat pula pendapat dari para ulama, sahabat atau ahli agama. Hal ini digunakan untuk memperkuat pendapat yang disampaikan oleh pengarang. Pada akhir karangan ditutup dengan doa kepada Tuhan dan salawat kepada Nabi beserta keluarganya, dan diberi kata “tamat”.
c. Pusat Penyajian
Pusat penyajian adalah posisi seorang pengarang dalam menyampaikan cerita atau ajarannya. Pusat penyajian sastra kitab dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah pusat penyajian orang pertama (ich-erzahlung). Pada tipe pertama, semua pendapat dituturkan sendiri oleh pengarang yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti aku, saya, kami, atau kita. Tipe kedua adalah pusat penyajian orang ketiga (omniscient author). Pada tipe kedua, pengarang dianggap sebagai maha tahu dengan teks yang ditulisnya (Siti Chamamah Soeratno, et. al. 1982:172).
commit to user
d. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:422) diartikan sebagai (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, (2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, (3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra, (4) cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau lisan. Gorys Keraf (2007:113) mengartikan gaya bahasa sebagai cara menggunakan bahasa.
Gaya bahasa sastra kitab dapat dikatakan bersifat khusus. Kekhususan tersebut dapat dilihat dalam kosa kata, istilah, kalimat yang mempergunakan istilah Islam dan istilah Arab. Kosa katanya pun banyak mengambil kosa kata Arab yang pemakaiannya disesuaikan dengan pokok isi uraian teks. Untuk menghubungkan kata dan frase biasanya digunakan
kata “dan” yang berfungsi sebagai tanda baca koma. Selain itu digunakan
pula kata “bagi” dan kata “adalah”.
C. Resepsi
Resepsi sastra muncul pada akhir tahun 1960-an. Resepsi sastra adalah
bagaimana “pembaca” memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya,
commit to user
Berkaitan dengan pengertian resepsi, yakni bagaimana pembaca memaknai karya sastra, dapat merujuk pada teori resepsi Wolfgang Iser. Ia mengatakan bahwa sebuah teks sastra dapat didefinisikan sebagai wilayah indeterminasi (ketidakpastian). Wilayah ketidakpastian itu merupakan tempat-tempat terbuka atau ruang kosong (leerstellen), yang mengharuskan pembaca untuk mengisi ruang kosong tersebut (Segers, 2000:36).
Iser juga mengemukakan mengenai wirkung atau effect. Pengertian wirkung atau effect adalah bahwa fokus pada teks tidak lagi pada arti sastra, tetapi apa pengaruhnya. Menurutnya, karya sastra juga dapat mempengaruhi pembaca (Segers, 2000:40). Dengan demikian realisasi teks berupa tanggapan pembaca satu dengan lainnya dapat berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan masing-masing pembaca telah dibekali pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Faktor pembaca dalam resepsi merupakan fokus utama. Pembaca tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yakni (a) pembaca ideal (pembaca dalam bentuk konstruksi hipotesis yang dibuat oleh ahli teori dalam proses interpretasi, (b) pembaca implisit (jangkauan menyeluruh dari indikasi tekstual yang meengarahkan cara pembaca riil membaca), (c) pembaca riil (pembaca dalam arti fisik, manusia yang melakukan tindak pembacaan) (Segers, 2000:47-50).
commit to user
1. Penelitian Eksperimental
Penelitian resepsi eksperimental dilakukan dengan menyajikan teks tertentu kepada pembaca tertentu, baik secara individual, maupun secara berkelompok. Kemudian pembaca itu memberikaan tanggapannya. Penelitian eksperimental dapat dilakukan melalui daftar pertanyaan (angket) dengan pendekatan psikologis atau pendekatan sosiologi.
Penelitian resepsi eksperimental hanya dilakukan terhadap pembaca masa kini, baik secara sinkronis maupun diakronis. Secara Sinkronik, penelitian resepsi dilakukan terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa atau satu periode, sedangkan secara diakronis, penelitian resepsi dilakukan terhadap resepsi pembaca dalam satu kurun waktu.
2. Penelitian Berdasarkan pada Kritik Sastra
Penelitian berdasarkan pada kritik sastra hanya dapat dilakukan pada masyarakat yang sudah mengenal tradisi kritik. Kritik sastra dapat dikategorikan sebagai laporan resepsi pembaca profesional yang mewakili norma-norma yang berlaku di masyarakat waktu itu.
3. Penelitian Berdasarkan pada Fisik Teks.
Penelitian resepsi pada fisik teks dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu:
a. Intertekstualitas, yakni relasi karya sastra terhadap karya sastra lain. b. Hasil penyalinan suatu karya sastra yang setiap penyalinan mungkin
commit to user
c. Penyaduran suatu karya sastra, baik di dalam suatu bahasa maupun ke dalam bahasa lain.
d. Resepsi produktif, yakni mengolah karya sastra menjadi bentuk seni lain, seperti seni lukis, film, komik.
e. Penerjemahan suatu karya sastra ke dalam bahasa asing.
f. Catatan dan tafsir teks di dalam naskah yang merupakan tanggapan hasil pembacaan.
g. Pencantuman sebagian teks atau seluruhnya ke dalam suatu bunga rampai, ensiklopedi, majalah, bahan bacaan sekolah.
commit to user
D. Kerangka Pikir
teks
Teks Asrāru `sh-Shalāt merupakan peninggalan masa lampau berupa tulisan yang kondisinya tidak mudah diterima masyarakat umum karena ketidakmampuan mereka dalam membaca teks berhuruf Arab Melayu dan berbahasa Melayu. Teks tersebut kemudian dipakai sebagai objek penelitian. Dalam rangka mengungkap teks Asrāru `sh-Shalāt dilakukan beberapa tahap yang berkaitan dengan menyediakan suntingan teks dan mengkaji (menganalisis ) teks.
Tahap pertama, yakni penyediaan suntingan teks dilakukan melalui beberapa langkah yang meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi, dan kritik teks. Penyuntingan teks dilakukan dengan tujuan menghasilkan
Teks Asrāru `sh -Shalāt
Analisis Resepsi
Penyelamatan naskah dengan menyajikan suntingan teks , mendeskripsikan struktur teks dan memaparkan bentuk resepsi dalam Asrāru `sh-Shalāt
commit to user
sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan. Tahap kedua, pengkajian teks yang dibedakan menjadi dua macam, yakni analisis struktur dan analisis resepsi. Analisis struktur dibatasi pada struktur sastra kitab yang terdiri dari struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa. Analisis resepsi adalah analisis teks dengan menggunakan teori resepsi yang berupa tafsir, sehingga isi teks lebih mudah dipahami pembaca.
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penyuntingan Teks
1. Sumber Data
Data penelitian yang dipakai berupa kalimat dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam teks Asrāru `sh-Shalāt yang berhuruf Arab-Melayu. Sumber data penelitian ini adalah naskah yang memuat teks Asrāru `sh-Shalāt yang termasuk dalam koleksi naskah online Museum Negeri Banda Aceh dengan nomor inventarisasi 07_00334.
Naskah tersebut diperoleh dengan mengunduh (download) pada situs http://www.manassa.org, dengan status URL: http://acehms.dl.unileipzig.de/ receive/NegeriMSBook_islamhs_00001052. Situs tersebut merupakan bentuk kejasama antara Museum Negeri Banda Aceh, Museum Ali Hasjmy (YPAH) dan Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) Aceh, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat, Universitas Islam Negeri (PPIM-UIN) yang bekerja sama dengan Manassa dan Centre for Documentation and Area-Transcultural Studies (C-DATS) Tokyo University of Foreign Studies, Jepang, serta bekerja sama dengan Institut Studi Islam-Universitas Leipzig Jerman.
2. Teknik Pengumpulan Data
commit to user
Subroto, 2007:47-48). Teks Asrāru `sh-Shalāt diperoleh melalui dua tahap sebagai berikut.
a. Tahap Informasi
Pada tahap ini peneliti berusaha mendapatkan informasi-informasi mengenai naskah. Sebelum diperoleh data yang nyata, terlebih dulu dicari berbagai keterangan berhubungan dengan data yang diperlukan. Pencarian informasi naskah menggunakan sembilan katalog naskah. Pada akhirnya, data diperoleh dari katalogus online yang diterbitkan oleh Museum Negeri Banda Aceh bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy dan beberapa lembaga yang lain.
b. Tahap pengunduhan dan print out
Tahap ini merupakan tahap pengambilan naskah yang memuat teks Asrāru `sh-Shalāt sebagai objek penelitian. Pengambilan naskah dilakukan dengan cara mengunduh (download) naskah yang terdapat dalam situs online http://www.manassa.org. Naskah yang terdapat dalam situs tersebut masih berbentuk file digital dengan format jpg. Setelah proses pengunduhan selesai, file itu diolah untuk menghasilkan cetakan (print out).
3. Teknik Analisis Data
commit to user
suntingan teks dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan atau
penyimpangan-penyimpangan yang timbul ketika proses penulisan (penyalinan).
Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003:60-61).
Dengan edisi standar, akan dihasilkan suatu edisi yang baru dengan mengubah aksara Arab-Melayu menjadi aksara Latin. Dalam metode standar, penyunting sangat terlibat dalam hasil suntingannya. Hal-hal yang rusak, salah, atau mungkin yang kosong, sepanjang masih bisa direkonstruksi haruslah diperbaiki. Setiap perbaikan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan.
4. Teknik Penyajian Data
Penyajian data dalam metode penyuntingan adalah dengan mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat dalam aksara Latin.
B. Metode Pengkajian Teks
Metode pengkajian teks yang dipakai ada dua, yaitu metode analisis struktur dan metode analisis resepsi.
1. Metode Analisis Struktur
a. Sumber Data
commit to user
paragraf atau pernyataan hasil suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt yang berhuruf Latin.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara membaca secara keseluruhan suntingan teks Asrāru `sh-Shalāt. Data-data yang telah memenuhi persyaratan dalam pendeskripsian struktur sastra kitab akan dijadikan bahan dalam penelitian struktur sastra kitab yang terdiri dari struktur penyajian teks, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa teks.
c. Teknik Analisis Data
Burhan Nurgiantoro (2002:36) menjelaskan bahwa sebuah karya sastra, fiksi, menurut kaum Strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Teeuw (1984:135) berpendapat bahwa salah satu bagian dalam penelitian ini adalah analisis struktur. Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semenditel, dan mendalam mengenai keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
commit to user
d. Teknik Penyajian Data
Penyajian data dalam metode analisis struktur adalah dengan mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
2. Metode Analisis Resepsi
a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis resepsi adalah tanggapan dari seorang pembaca yang dianggap ahli dalam ilmu agama. b. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui wawancara dengan menyajikan suntingan teks kepada pembaca untuk diberi tanggapan.
c. Teknik Analisis Data
Analisis resepsi pada penelitian ini didasarkan pada jenis resepsi berdasarkan fisik teks, yakni tafsir teks di dalam naskah sebagai tanggapan dari hasil pembacaan. Analisis resepsi digunakan dalam mengungkapkan isi yang terkandung dalam teks dengan memberikan uraian yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data yang ada. Analisis data dilakukan dengan tafsir, yakni pembaca memberikan tanggapan dengan menafsirkan teks sesuai dengan pemahamannya. d. Teknik Penyajian Data
commit to user
C. Teknik Penarikan Simpulan
commit to user
31
BAB IV
SUNTINGAN TEKS
A.Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah merupakan langkah pertama dalam proses penyuntingan. Inventarisasi naskah dilakukan untuk mengumpulkan naskah-naskah yang akan menjadi objek penelitian. Proses inventarisasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan dengan mendaftar semua naskah yang akan diteliti melalui katalog naskah untuk mengetahui keberadaan naskah itu tersimpan. Studi lapangan dilakukan dengan cara mengunjungi tempat-tempat atau mendatangi orang-orang yang diduga menyimpan naskah-naskah yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Proses inventarisasi naskah dalam penelitian ini dilakukan melalui studi katalog. Katalog yang digunakan dalam inventarisasi naskah sebagai berikut. 1. Achadiati Ikram, et.al. (ed.). 2001. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul
Mulku Zahari (edisi I). Jakarta: Manassa-The Toyota Foundation dan Yayasan Obor Indonesia.
2. Achadiati Ikram (penyunting). 2004. Katalog Naskah Palembang. Yayasan Naskah Nusantara kerja sama Tokyo University of Foreign Studies (TUFS). 3. Amir Sutaarga, et.al. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat.
Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional.
commit to user
5. Behrend, T.E. (ed.). 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
dan Ecole Francaise D‟extreme Orient.
6. Juynboll, H.H. 1899. Catalogus van de Maleische en Sundaneesche Hanschriften in de Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Leiden: E.J. Brill. 7. Siti Maryam R. Salahuddin dan Mukhlis. 2007. Katalog Naskah Bima:
Koleksi Museum Kebudayaan Samparaja. Bima: Museum Samparaja Bima. 8. Van Ronkel, Ph.S. 1921. Supplement-Catalogus der Maleische en
Minangkabausche Hanschriften in de Leidsche Universiteits-Bibliotheek.
Leiden: E.J. Brill.
9. Wieringa, E.P. 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands
(Volume One). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library. Berdasarkan katalog tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa teks berjudul
Asrāru `sh-Shalāt merupakan teks tunggal. Adapun alasannya, yaitu dari beberapa
commit to user
B.Deskripsi Naskah
Langkah kedua dalam proses penyuntingan naskah adalah deskripsi naskah. Deskripsi naskah merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menguraikan seluk-beluk naskah yang diteliti. Deskripsi naskah yang dijadikan objek peneletian dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bagian Umum
a. Judul Naskah
Berdasarkan hasil pembacaan yang dilakukan, baik pada bagian halaman judul (halaman awal) atau pun di bagian akhir tidak ditemukan judul naskah. Hal tersebut dapat disebabkan karena naskah itu merupakan bunga rampai.
b. Nomor Naskah
Nomor naskah yang tercatat merupakan nomor inventaris yang terdapat dalam katalog online, yaitu 07_00334.
c. Tempat Penyimpanan Naskah
Naskah yang dimuat secara online pada situs http://www.manassa.org disimpan di Museum Negeri Banda Aceh yang beralamat di Jalan S.A. Mahmudsyah No.12, Banda Aceh.
d. Jumlah Teks
Naskah tersebut terdiri dari lima teks. Judul teks pertama adalah
Asrāru `sh-Shalāt, sedangkan empat teks lainnya tidak diketahui karena
bahasa yang digunakan tidak bisa dipahami oleh peneliti. Teks berjudul
commit to user
teks Asrāru `sh-Shalāt terdapat pada kolofon yang letaknya di akhir teks tersebut.
e. Jenis Teks
Jenis teks Asrāru `sh-Shalāt adalah sastra kitab. Dikatakan sebagai jenis sastra kitab karena di dalamnya berisi ajaran sembahyang yang disertai ajaran ma‟rifatu `l-Lāh.
f. Bentuk Teks
Teks Asrāru `sh-Shalāt berbentuk prosa yang disajikan dalam bentuk tanya jawab.
g. Bahasa Naskah
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Namun, dalam teks Asrāru `sh-Shalāt juga ditemukan bahasa Arab. Bahasa Arab hanya dipakai untuk menuliskan ayat-ayat Alquran, hadis, serta istilah-istilah yang belum memiliki padanan kata dalam bahasa Melayu.
h. Tanggal Penulisan
Tanggal penulisan tidak diketahui dengan jelas. Keterangan waktu yang disebutkan adalah waktu Duha pada hari Sabat.
i. Identitas Penulis atau Penyalin
commit to user
j. Umur Naskah
Umur naskah tidak diketahui. Hal ini disebabkan tidak terdapat keterangan waktu yang jelas mengenai teks tersebut, baik pada awal maupun pada bagian akhir teks. Selain itu bagian-bagian naskah yang dapat dijadikan pertimbangan umur naskah tidak ditemukan.
k. Pemilik Naskah
Status kepemilikan naskah saat ini adalah Museum Negeri Banda Aceh.
l. Katalog Lain
Tidak ada katalog lain yang memuat judul teks Asrāru `sh-Shalāt selain katalog online yang dapat diakses melalui situs http://www.manassa.org. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teks tersebut merupakan teks tunggal.
2. Bagian Khusus
a. Bagian Buku
1) Bahan Naskah
Bahan naskah yang dipakai sebagai alas penulisan adalah kertas.
2) Cap Kertas (watermark)
commit to user
memungkinkan dikarenakan naskah tersebut berupa naskah online. Selain itu dalam deskripsi naskah pada katalog online juga tidak dijelaskan mengenai ada atau tidaknya cap kertas (watermark). 3) Keadaan Naskah
Keadaan naskah yang tampak pada katalog online dinilai masih baik. Kertas yang digunakan masih dalam keadaan yang relatif utuh, hanya bagian-bagian tepi yang terlihat lapuk dan tidak rata. Kelapukan kertas itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kerusakan oleh faktor fisik (cahaya dan suhu), kerusakan karena pengaruh senyawa kimia (kandungan asam yang berasal dari kertas dan lingkungan), kerusakan oleh faktor biotis (mikroorganisme, serangga, binatang pengerat), dan kerusakan karena bencana alam (tsunami, gempa bumi, kehujanan).
4) Jumlah Halaman
Naskah memiliki ketebalan 28 lembar, dengan jumlah halaman sebanyak 55 halaman. Teks yang berjudul Asrāru `sh -Shalāt memiliki ketebalan 18 lembar, dengan jumlah halaman sebanyak 36 halaman.
5) Jumlah Halaman yang Ditulisi
commit to user
6) Jumlah Lembar Pelindung
Lembar pelidung terdiri dari dua bagian, yakni lembar pelidung depan dan lembar pelindung belakang. Lembar pelindung depan dan belakang, masing-masing berjumah 2 halaman.
7) Jumlah Baris pada Setiap Halaman Naskah
Jumlah baris pada setiap halaman naskah rata-rata adalah 14 baris. Pada setiap halaman naskah, masing-masing barisnya berbentuk normal, kecuali pada halaman akhir yang menjadi peralihan teks satu dengan teks lainnya membentuk pola segitiga terbalik, seperti pada halaman 36, 41, 48, dan 54.
Teks Asrāru `sh-Shalāt rata-rata terdiri dari 14 baris. Ada beberapa halaman yang jumlah barisnya berbeda, yakni:
a) Halaman 1 terdiri dari 12 baris. b) Halaman 2–3 terdiri dari 16 baris.
c) Halaman 4–7,15,dan 18–19 terdiri dari 15 baris. 8) Jarak Antarbaris
commit to user
9) Jumlah Kuras
Kuras merupakan susunan (tumpukan) kertas yang disatukan. Jumlah kuras naskah tidak diketahui. Tidak ada keterangan yang mendeskripsikan mengenai jumlah kuras.
10) Ukuran Naskah
a) Ukuran lembaran naskah p x l = 17 cm x 11 cm b) Ukuran ruang teks
p x l = 12.5 cm x 8 cm 11) Cara Penggarisan
Berdasarkan pengamatan pada tiap baris teks, cara penggarisan dilakukan dengan alat tertentu yang hanya meninggalkan bekas penggarisan saja (blindrules).
12) Penomoran Halaman Naskah
Penomoran halaman naskah terdiri dari dua macam. Penomoran pertama merupakan penomoran asli yang ditemukan pada pias bawah sebelah kiri dalam bentuk alihan (catchword), yaitu kata yg menjadi penanda halaman berikutnya. Berikut ini catchword bagian teks berjudul Asrar `sh-Shalāt.
Tabel 1 Catchword
Halaman Catchword Kata pada Halaman Selanjutnya
commit to user
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
commit to user
34
Penomoran kedua merupakan penomoran tambahan yang ditulis oleh pemilik naskah. Hal tersebut terlihat dari perbedaan warna tinta digunakan. Nomor halaman naskah ditulis tidak menggunakan tinta tetapi menggunakan pensil. Penomoran naskah diberikan pada setiap lembaran naskah 1r–28r, sedangkan untuk teks
Asrāru `sh-Shalāt nomor halaman dimulai dari nomor 1r–18r.
Penomoran dimulai dari sampul depan naskah. Penomoran halaman ditulis di pojok kiri atas pada tiap lembaran, dan setiap satu nomor mewakili dua halaman.
b. Bagian Tulisan
1) Jenis Tulisan
Jenis tulisan yang digunakan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt adalah tulisan Arab Melayu.
2) Jenis Khat
Jenis khat yang digunakan adalah Naskhi. 3) Ukuran Huruf
commit to user
4) Bentuk Huruf
Bentuk huruf yang digunakan adalah bentuk tegak lurus (perpendicular). Perhatikan contoh berikut.
5) Keadaan Tulisan
Keadaan tulisan baik dan jelas. Akan tetapi ada beberapa tulisan yang tidak dapat dibaca dengan jelas. Kata-kata yang ditulis dengan tinta warna merah tidak tampak jelas. Perhatikan contoh berikut.
6) Goresan Pena
Geresan pena dalam teks Asrāru `sh-Shalāt cukup tebal. Perhatikan contoh berikut.
7) Warna Tinta
commit to user
kutipan Alquran, dan kata penghubung seperti “dan, tetapi, adapun,
dan serta”, serta digunakan untuk menuliskan bilangan tingkatan
“pertama, kedua, ketiga, dst.”.
Pada hasil print out, tulisan yang menggunakan tinta warna hitam hasilnya lebih tebal jika dibandingkan dengan tulisan yang menggunakan tinta warna merah. Perhtikan contoh berikut untuk membedakannya.
a) Contoh tulisan dengan warna tinta hitam.
b) Contoh tulisan dengan warna tinta merah.
8) Tanda Koreksi
Tanda koreksi pada teks Asrāru `sh-Shalāt dilakukan dengan mencoret tulisan yang salah. Perhatikan contoh berikut.
9) Pemakaian Tanda Baca
commit to user
atau antaralenia. Kata-kata tumpuan yang terdapat dalam teks adalah sebagai berikut.
a) adapun b) bermula c) dan d) maka e) syahdan 10) Cara Penulisan
a) Penempatan Tulisan pada Lembar Naskah
Cara penulisan dilakukan dengan arah tulisan dari arah kanan ke kiri sesuai dengan penulisan dalam bahasa Arab. Cara penempatan tulisan dilakukan secara bolak-balik pada kedua sisi lembaran.
b) Pengaturan Ruang Tulisan
Pengaturan ruang tulisan dilakukan tidak secara bebas, yang diartikan penulisan disesuaikan dengan garis yang dibuat pada setiap lembar kertas, meskipun tidak terlalu rapi. Selain itu pada akhir karangan, bentuk tulisan membentuk segitiga terbalik.
c. Penjilidan
commit to user
d. Sejarah Naskah
1) Kolofon
Kolofon merupakan catatan yang terdapat pada akhir teks. Biasanya berisi keterangan mengenai tempat, tanggal, dan penyalin naskah.
Tamat risalah / ini yang dinamai/
akan dia Asrāru `sh-Shalāt waktu duha pada hari sabat / amin ya rabba „alamin. Dan empunya surat Teuku / Lebai Syekh orang Aceh dan yang samurat Teuku / Lebai Dien yang tahta kasihan. Arti tamat.
Amin. 2) Asal Naskah
commit to user
e. Bagian Isi
1) Teks Awal
Al-hamdu li `Lāhi / hadanā [illā] shirātha `l-mustaqīm. Bermula segala puji-puji <puji>an/ tertentu bagi Allah Tuhan yang menujuki kami jalan yang betul. / wa --- Dan terang / -Nya dengan limpah anugeraha kami dengan cemerlang cahaya-Nya / --- Dan mengucap / salawat kami atas penghulu kami segala nabi yaitu Muhammad / yang (wa) pilihan.
2) Teks Tengah
Segala laguan daripada / hidupnya datang kepada sakaratul maut pun <de> / demikian jua engkau musyāhadah-kan kemudian dari itu / maka hendaklah ia ingat akan yang tiga belas / itu yang dihimpunkan kepada tiga bahagi yaitu / “fi‟lī , qaulī, qalbī”.
Maka yang tiga inilah / af„al kita dan sifat kita inilah. Pertama ruh / dan badan insan telah berhimpunkan pada masa / itu. Arwah sekalian karena belum lagi berjari. / Setelah itu maka disebutnya lafath “Ushallī fardlu / zhuhri arba„a rakā‟tinn mustaqbila `l-qiblati / ada„an lī „l-Lāhi Ta„ālā.
3) Teks Akhir
commit to user
„aliyu `l-„adzim” ini / inilah kalimat orang yang wāsil berjalan
kepada jalan / ahlu „l-Lāh yang dinamai sufi dan awliya‟ Allah Taala.
f. Fungsi Sosial Teks
Teks Asrāru `sh-Shalāt digunakan sebagai sarana dakwah Islam. Pengarang mencoba mengingatkan khususnya kepada orang-orang yang lalai akan sembahyang. Selain itu juga memberi pengajaran mengenai ajaran mendekatkan diri dan mencapai ma‟rifatu `l-Lāh (mengenal Allah) melalui jalan sufi.
C.Ikhtisar Teks
Halaman 1 Pendahuluan, yang meliputi bacaan Basmalah yang diikuti puji-pujian kepada Allah Swt. serta salawat Nabi Muhammad saw., kepada keluarga dan para sahabat beliau.
Halaman 2 Salawat Nabi Muhammad saw., kepada keluarga dan para sahabat beliau.
Halaman 3–4 Sabda Nabi perihal takbiaratul ihram dan kedudukan sembahyang.
commit to user
Halaman 9–12 Uraian sebab jumlah rakaat dalam sembahyang zuhur, asar, magrib, isya, dan subuh.
Halaman 13–14 Penjelasan mengenai tiga belas rukun sembahyang. Halaman 15 Uraian mengenai hakikat sembahyang.
Halaman 16–17 Uraian mengenai perbuatan sembahyang.
Halaman 18 Perihal niat sembahyang yang dibagi menjadi tiga.
Halaman 19–21 Penjelasan takbiratu `l-ihrām golongan mubtadi, mutawasith, dan muntahi.
Halaman 22 Penjelasan isyarat takbiratu `l-ihrām.
Halaman 23–24 Soal martabat, isyarat, dan hakikat ushali fardlu zhuhri. Halaman 25 Uraian menegenai rupa mushali ketika melakukan
sembahyang.
Halaman 26 Soal keluarnya lima waktu sembahyang
Halaman 27–30 Uraian taharah, syahadat, sembahyang, puasa, zakat, dan haji menurut syariat, tarekat, dan hakikat.
Halaman 31 Soal faedah Islam, iman, tauhid, makrifat, syariat, tarekat, dan hakikat.
Halaman 32 Soal kenyataan tubuh, hati, ruh, dan sirr dan sebab Allah menjadikan insan
Halaman 33 Soal makanan tubuh, makanan hati, makanan ruh, dan makanan sirr.
commit to user
D.Kritik Teks
Naskah merupakan salah satu bukti suatu masyarakat mengenal tradisi tulis. Tradisi tersebut juga dilakukan oleh masyarakat Melayu secara turun-temurun. Adanya tradisi tulis menjadi alasan berkembangnya tradisi penyalinan.
Penyalinan terhadap naskah-naskah merupakan kebiasaan masyarakat Melayu. Pada umumnya tradisi penyalinan naskah Melayu termasuk dalam jenis tradisi penyalinan yang bebas dan terbuka. Tradisi penyalinan ini memungkinkan seorang penyalin untuk melakukan penambahan, pengurangan, dan pengubahan teks. Dari penyalinan yang terbuka inilah banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kerusakan pada teks. Oleh sebab itu diperlukan suatu kegiatan kritik (kritik teks).
Kritik teks adalah kegiatan memberikan evaluasi terhadap teks. Kritik teks dilakukan dengan tujuan menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya (constitution textus) (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994:61).
Teks yang telah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan dan telah tersusun kembali seperti semula merupakan teks yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber untuk kepentingan berbagai penelitian dalam bidang ilmu-ilmu lain. Dalam teks Asrāru `sh-Shalāt ditemukan bentuk kesalahan yang meliputi lakuna, adisi, subtitusi, dittografi, transposisi, dan bacaan yang tidak terbaca oleh penyunting yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Lakuna, yaitu penghilangan atau pengurangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.
commit to user
3. Substitusi, yaitu pengantian huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.
4. Dittografi, yatu adanya perangkapan huruf huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.
5. Transposisi, yaitu kesalahan letak huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.
6. Bacaan yang tidak terbaca oleh penyunting.
Kesalahan dalam teks Asrāru `sh-Shalāt dapat dirinci pada tabel berikut.
Tabel 2 Lakuna
No. Halaman/Baris Tertulis Edisi
1. 1/6
hadanā shirātha `l-mustaqīm
hadanā illā shirātha `l-mustaqīm
2. 2/4
`l-muhājirina `l-anshār
`l-muhājirinawa `l-anshār
3. 2/5
yang jir
yang muhajir
4. 2/12
barang apa barang siapa
5. 3/5
tatka
commit to user
32. 28/3 Pertama sembahyang syariat.
Ketiga sembahyang hahikat
commit to user
sembahyang tarekat. Ketiga sembahyang hahikat
33. 31/8
soal faedah
soal apa faedah
34. 33/12
yakni jua
yakni Ia jua
35. 34/4
pada jud
pada wujud
36. 36/11
Asra `sh-Shalāt
Asrāru `sh-Shalāt
Tabel 3 Adisi
No. Halaman/Baris Tertulis Edisi
1. 2/5–6
jir dan adana anshar
[muha]jir dan anshar
2. 3/13
da tiada
commit to user
3. 4/2
bī `l-Lāhi ilā`l-„azhīm
bī `l-Lāhi
`l-„azhīm
4. 6/3
kalbul
kalbu
5. 7/6–7
melihat engkau makasanya melihat
melihat makasanya melihat
6. 12/3
semyaham sembahyang
sembahyang
7. 12/8–9
nar nur
nur
8. 13/13
menjauhi na‟a nahinya
menjauhi nahinya
9. 16/13
ha dalam hatimu
dalam hatimu
10. 19/12
akbar Allahu Akbar
commit to user
Tabel 4 Dittografi
No. Halaman/Baris Tertulis Edisi
1. 1/6
puji-puji pujian
puji-pujian
2. 2/1–2
`l-muh`l-muhtāj
`l-muhtāj
3. 2/5
aatas atas
4. 4/4–5 meninggal nama dan ma‟nā maka yaitu arif meninggalkan nama dan
ma‟nā maka yaitu „ārif bī „l-Lāh
meninggalkan nama dan ma‟nā maka yaitu „ārif
bī „l-Lah
5. 5/13–14
nahi nahinya
nahinya
6. 6/10–11
muhi muhith
muhith
7. 7/12
seha sehari