• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS KUAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS KUAL (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA KUALITATIF TERHADAP KARBOHIDRAT

(SELASA, 08 SEPTEMBER 2015)

DOSEN PEMBIMBING: RITA HARISMAWATI, S.Si

OLEH:

DINA NUR MARDIANA (1147060019)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

TUJUAN

Mengetahui adanya karbohidrat dengan menganalisa suatu bahan secara kualitatif.

Mengidentifikasi keberadaan karbohidrat dari jenis-jenisnya dengan menggunakan sampel madu dan atau kanji.

DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia yang aktif memerlukan banyak karbohidrat, namun kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak (Riawan, 1998).

Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάάκχάρον,

sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).

Karbohidrat didefnisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cm(H2O)n. Namun, kata karbohidrat umumnya digunakan dalam pengertian lebih terbatas untuk menunjukkan zat yang terdiri atas polihidroksi aldehid dan keton serta turunannya (Pine, 1988). Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O misalnya, rumus molekul

glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”

sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka (Fessenden & Fessenden, 1986).

Karbohidrat dapat dibagi beberapa golongan:

1. Monosakarida yang terdapat di alam umumnya mempunyai 5 atom C atau 6 atom C.

Golongan ini dibagi menjadi dua, yaitu aldosa, ketosa.

2. Disakarida (disusun oleh dua molekul monosakarida). Contoh : sukrosa.

3. Polisakarida (disusun oleh banyak sekali molekul-molekul monosakarida). Contoh : amilum,

(3)

Monosakarida yang banyak terdapat di alam adalah monosakarida dengan konfgurasi D (dekstro), sedangkan bentuk L (levo) jarang sekali kecuali L-fruktosa.(Pine, 1988).

Karbohidrat yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang tergabung melalui ikatan glikosida digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Oligosakarida mempunyai 2 – 10 satuan monosakarida meskipun yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida. Kebanyakan polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida (Pine, 1988).

Karbohidrat yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang tergabung melalui ikatan glikosida digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Oligosakarida mempunyai 2 – 10 satuan monosakarida meskipun yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida. Kebanyakan polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida (Pine, 1988).

Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit monosakarida terikat bersama oleh ikatan glikosidik. Amilum dan glikogen terbentuk dari mata rantai molekul glukosa, dan selulosa terbentuk dari mata rantai glukosa (Fessenden & Fessenden, 1997).

Uji Molisch, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat secara umum. Uji ini pada dasarnya merupakan reaksi antara furfural dan turunannya dengan α-naftol menghasilkan senyawa komplek berwarna ungu. Furfural dan turunannya tersebut merupakan hasil dehidrasi monosakarida oleh asam sulfat pekat.

Uji Iodium, bertujuan untuk mengetahui adanya polisakarida. Polisakarida yang ada dalam sampel akan membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Polisakarida jenis amilum akan memberikan warna biru. Desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.

Uji Benedict, merupakan modifikasi dari uji fehling, reagen benedict relative tidak stabil disbanding larutan fehling. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi Cu2+ dalam suasana basa menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.

(4)

daripada disakarida menghasilkan endapan merah bata. Perpanjangan waktu pemanasan disakarida dapat memberikan reaksi positif karena terjadinya hidrolisis disakarida.

Uji Seliwanoff, fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi Seliwanoff, yaitu larutan resorsinol dalam asam HCL. Dengan pereaksi ini mula-mula fruktosa tiba-tiba menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resersinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi Seliwanoff ini khas menunjukan adanya ketosa. Prinsip tes Seliwanoff, Ketosa didehidrasi lebih cepat dari pada aldosa memberikan turunan fulfural, yang selanjutnya berkondensasi dengan resorcinol memberikan warna merah kompleks.

Hidrolisis Sukrosa dan Pati (Kanji)

Teori yang mendasari hidrolisis pati menurut Feseenden adalah, pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+- 20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+- 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghaislkan warna biru samapi tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict.

ALAT DAN BAHAN A. Alat

Tabung reaksi 8 buah; Rak tabung reaksi 1 buah; Pipet tetes 2 buah;

Plat tetes 1 buah;

Gelas kimia 100 ml 2 buah; Gelas ukur 50 ml 1 buah Penangas air 1 set.

B. Bahan

Nama Bahan Jumlah

(5)

Pereaksi benedict 5 mL x 2 Pereaksi seliwanoff 3 mL x 2

Larutan kanji 1% 6 ml

Larutan H2SO4 pekat 2 mL x 2 Larutan Na2CO3 1M 1 tetes

Larutan HCl 6M 2 tetes

Larutan HCl 2M 3 mL

Larutan NaOH 6M 2 tetes

Larutan I2 0,01M 4 tetes

Ragi kue Secukupnya

PROSEDUR KERJA 1. Tes Umum Karbohidrat

Tes Mollisch

a. Menyiapkan 2 mL larutan karbohidrat didalam tabung reaksi b. Menambahkan 2 tetes pereaksi mollisch

c. Memiringkan tabung reaksi dan menambah dengan 2 mL H2SO4 pekat hingga berada dibagian bawah

d. Mengamati perubahan yang terjadi 2. Tes Oksidasi Gula

Tes Benedict

a. Menyiapkan 5 mL pereaksi benedict didalam tabung reaksi b. Menambahkan 8 tetes larutan karbohidrat

c. Mengaduk campuran dan memasukkan ke dalam penangas air yang mendidih selama 3 menit

d. Mendinginkan campuran dan mengamati perubahan yang terjadi Tes Barfoed

a. Menyiapkan 2 mL larutan karbohidrat dalam tabung reaksi b. Menambah dengan 3 mL pereaksi barfoed segar

c. Meletakkan campuran dalam penangas air mendidih selama 1 menit

d. Mengamati perubahan yang terjadi dalam selang waktu 0-5 menit, 5-7 menit dan 7-12 menit

(6)

Tes Seliwanoff untuk Ketosa

a. Menyiapkan 3 tetes larutan karbohidrat dalam tabung reaksi b. Menambahkan 3 mL pereaksi seliwanoff

c. Memasukkan ke dalam penangas air mendidih d. Mengamati perubahan warna larutan yang terjadi 4. Tes Iodium untuk Kanji

a. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi

b. Memasukkan 3 mL larutan kanji 1% ke dalam masing-masing tabung

c. Menambahkan 2 tetes air pada tabung 1, 2 tetes HCl 6M pada tabung 2 dan 2 tetes larutan NaOH 6M pada tabung 3.

d. Mengocok campuran pada masing-masing tabung tersebut

e. Menambahkan 1 tetes larutan iodium 0,01M ke dalam campuran pada ketiga tabung reaksi tersebut

f. Mengamati perubahan warna yang terjadi 5. Hidrolisis Kanji

a. Menyiapkan 10 mL larutan kanji 1% dalam tabung reaksi b. Menambahkan 3 mL larutan HCl 2M

c. Memasukkan dalam air mendidih

d. Setiap selang waktu 3 menit selama 15 menit, mengambil 5 tetes campuran e. Meletakkan pada plat tetes

f. Menambahkan larutan I2 0,01M 1 tetes

g. Membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan larutan kontrol (yang tidak dipanaskan)

h. Menambahkan 1 tetes larutan Na2CO3 untuk menetralkan campuran i. Mengetes larutan dengan pereaksi benedict

j. Mengamati perubahan yang terjadi 6. Tes Fermentasi

a. Menyiapkan 1 mL larutan karbohidrat di dalam tabung reaksi b. Menambahkan gist (ragi kue)

c. Mengamati gejala yang terjadi

HASIL PENGAMATAN

Dari praktik yang telah dilakukan, didapat data hasil pengamatan sebagai berikut:

(7)

.

4. Tes Seliwanoff Larutan madu

+ Merah Jingga 6. Hidrolisis Kanji Larutan 1 (kontrol)

+

Biru tua

Larutan 2 (3 menit) Biru tua memudar

Larutan 3 (6 menit) Biru muda

Larutan 4 (9 menit) Biru keputihan

Larutan 5 (12 menit) Putih kebiruan

Larutan 6 (15 menit) Putih

7. Tes Fermentasi Larutan madu

Dari data hasil pengamatan diatas, dapat dibahas beberapa ulasan sebagai berikut: 1. Tes Mollisch

(8)

sampai merah ungu dan terdapat bentuk cincin, dan negatif apabila berwarna merah. Reaksi yang terjadi adalah:

2. Tes Benedict

Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh sampel berwarna merah bata. Prinsip dari uji benedict adalah larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikan dengan gula pereduksi sehingga CuO tereduksi menjadi Cu2O berwarna merah bata. Tujuan dari Uji Benedict adalah untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Gugus pereduksi ini berupa aldehid dan keton (Soendoro, 2005). Mekanisme dari uji benedict ini adalah reagen benedict yang tersusun atas tembaga sulfat dan larutan natrium karbobat dan natrium sitrat, mula-mula glukosa dioksidasi menjadi garam asam glukoranat yang kemudian mampu mereduksi CuO menjadi Cu2O menjadi endapan merah bata. Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol ini merupakan OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan.Madu (glukosa, fruktosa, sukrosa) memberikan uji positif adanya polisakarida.

Reaksi yang terjadi adalah:

3. Tes Barfoed

(9)

Oleh karena mono dan disakarida dapat mereduksi pereaksi barfoed semua, maka pemanasan harus dilakukan secepat mungkin. Karena perpanjangan waktu pemanasan pada disakarida juga akan menunjukkan hasil positif.

4. Tes Seliwanoff

(10)

menghasilkan biru tua setelah larutan kanji ditambah dengan NaOH 6M sebanyak 2 tetes.

6. Hidrolisis Kanji

Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tidak memberi warna dengan iodium. Pada uji ini, diketahui bahwa hasil larutan kanji yang telah diberi HCl 2M sebanyak 3 mL dan setelah dipanaskan kemudian diambil 5 tetes campuran dalam setiap selang waktu 3 menit selama 15 menit, menunjukkan warna biru tua yang semakin lama pemanasannya warna yang dihasilkan semakin memudar. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan terjadi reaksi hidrolisis. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Na2CO3 merupakan reagen yang akan menghambat reaksi hidrolisis pati oleh enzim amylase, sehingga tidak mengalami perubahan warna (tetap). Hasil akhir hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict. Karena iodine yang diberikan hanya sedikit, perubahan warna tidak sepekat yang ada pada dasar teori selain itu larutan kanji yang dipakai juga sedikit sehingga tidak dapat membuat warna yang pekat dan amylum yang terdapat disana juga sedikit.

7. Tes Fermentasi

(11)

rasanya juga berubah.dan warna putih keruh kekuningan yaitu berasal dari ragi dan madu tersebut.

KESIMPULAN

 Uji mollisch memberikan hasil positif (+) pada semua jenis karbohidrat dengan membentuk cincin ungu.

 Uji benedict memberikan hasil positif (+) pada monosakarida dan beberapa disakarida dengan adanya perubahan membentuk endapan merah bata.

 Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida. memberikan hasil positif (+) dengan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah.  Uji seliwanoff hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mempunyai gugus keton dan

tidak bereaksi dengan senyawa yang mempunyai gugus. Memberikan hasil positif (+) terbentuk warna merah jingga.

 Kanji positif (+) mengandung amilum atau pati dengan iodium menghasilkan berwarna biru tua.

 Hidrolisis kanji positif (+) menghasilkan warna biru tua dan terus memudar karna dipengaruhi oleh suhu. Pemanasan yang semakin lama (15 menit) mempercepat hidrolisis.

 Madu mengandung fruktosa, glukosa dan sukrosa

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, J. 1999. Kimia Organik Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta

Soeharsono, N. 1992. Biokimia jilid 1. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa Aksara, Jakarta

Fessenden dan Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara, Jakarta. Girinda, Aisyah. 1986. Biokimia . Gramedia, Jakarta.

Pine, Stanley H. dkk. 1988. Kimia Organik 2. ITB Press, Bandung. Respati. 1990. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Aksara Baru, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange artinya metil Jingga dalam larutan

Jika diuji degan reagen biuret menghasilkan perubahan warna menjadi biru yang menandakan nasi putih mengandung sedikit protein3. Jika diuji dengan reagen benedict

Laporan Pra ktikum Uji Analisis Formalin pada Makanan secara Modern dan Konvensional | 14 Pada pengujian sampel bakso ikan dengan FeCl 3 dan HCl warna larutan

Reaksi positif bila terbentuk warna kuning pada sampel.Pada keempat sapel, hasil uji Xantoprotein menunjukan terjadinya reaksi positif karena pada keempat

Berdasarkan literatur yang didapatkan, uji fosfat pada endapan akan menunjukan hasil positif jika menghasilkan warna hijau muda, pada hasil percobaan, didapatkan hasil, yaitu

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini ketika filtrat ditambah gliserol dengan bubuk Na2CO3 dan larutan CuSO4 yang kemudian dididhkan adalah larutan berwarna merah bata

Indikan dalam urin ditetapkan dengan uji obermeyer dimana gugus indoksil dari indikan oleh pereaksi obermeyer yang mengandung FeCl3 dalam HCl pekat akan membentuk

Reaksi positif uji biuret ini ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret NH dari ikatan peptida dan O dari air