• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut (Streblus asper) (Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut (Streblus asper) (Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tanaman Serut

Nama lain dari pohon serut yaitu streblus asper, sedangkan dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan sebutan sandpaper tree, siamese rough bush, dan toothbrush tree. Adapun taksonomi tanaman serut yakni sebagai berikut : Taksonomi Serut

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae (suku nangka-nangkaan) Genus : Streblus

Spesies : Streblus asper Lour (Anonimous, 2014).

(2)

berwarna kehijauan-kuning dimana bunga jantan muncul di ketiak, kepala

peduncled atau paku, sedangkan bunga betina tumbuh berkelompok. Buah berwarna kuning pucat, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 8-10 milimeter (Lumiharto, 1998).

Pohon serut sebenarnya termasuk tanaman yang hidup di alam bebas. Menjelang musim kemarau adalah saat yang tepat untuk pohon serut menggugurkan daunnya. Tetapi proses tersebut tidak berlangsung lama hanya sekitar 7 hingga 9 hari. Setelah itu daun-daun muda akan segera tumbuh kembali. Kekhasan lain pohon serut adalah ujung rantingnya yang memiliki kecenderungan tumbuh melengkung. Selain keunikan pada setiap batang pohon serut dan bentuk daunnya yang kecil, bonsai serut juga mampu bertahan hingga berumur ratusan tahun. Karena pada kenyataannya di alam bebas pohon serut hampir sejenis dengan pohon beringin yang umurnya bisa bertahan sangat lama.

Di samping sebagai tanaman hias, serut pun ternyata memiliki berbagai kegunaan mulai dari tanaman herbal hingga tumbuhan mistis. Sejak ratusan tahun silam, di Thailand, kulit pohon ini menjadi ‘kertas’ berbagai teks kuno. Berbagai bagian serut juga dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kusta, diare, sakit gigi, demam, hingga kanker. Pohon serut tidak termasuk salah satu tumbuhan langka maupun tumbuhan yang dilindungi. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir pohon ini banyak diburu di alam bebas untuk diperdagangkan sebagai tanaman hias ataupun bahan bonsai.

(3)

tarik serta mempunyai tekstur yang cukup keras. Ukuran daunnya yang kecil membuat tanaman serut terlihat sangat eksotik ketika sudah menjadi bonsai serut. Inilah yang menjadi nilai jual bonsai serut bernilai cukup tinggi di kalangan para penggemar tanaman bonsai (Rismunandar, 2005).

2.1.2 Bonsai Serut

Bonsai adalah dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan berbagai macam pekerjaan antara lain pemberian pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah. Tanaman atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya (Paimin, 1999).

Salah satu jenis bonsai yang banyak diusahakan di desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa ialah bonsai serut. serut memiliki keunikan pada bentuk daunnya yang kecil dan ujung rantingnya yang yang memiliki kecenderungan tumbuh melengkug. Serut juga mampu bertahan hingga berumus ratusan tahun.

Beberapa hal mendasar yang dilakukan dalam pembuatan bonsai secara umum yaitu pemotongan atau pemangkasan, pengawatan, penempatan pohon dalam pot, penanaman, penuaan, serta penggantian pot.

1. Pemotongan atau pemangkasan

(4)

2. Pengawatan

Pengawatan dilakukan untuk membantu pembentukan batang, dahan ataupun ranting agar tumbuh ke arah yang diinginkan.

3. Penempatan bonsai dalam pot

Hasil bonsai yang sempurna dipengaruhi juga oleh komposisi tanaman atau letaknya di dalam pot. Posisi bonsai dalam pot tergantung pada gaya yang digunakan. Tidak selamanya posisi tanaman yang baik tepat ditengah-tengah pot. Untuk gaya tertentu posisi tanaman terutama pangkal batang dan daerah perakaran bisa saja pada posisi di sebelah kiri atau kanan.

4. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah pot dipilih dan media tanam telah disiapkan. Idealnya, bonsai ditanam dulu baru dilakukan pembentukan sesuai yang diinginkan.

5. Penuaan

Bonsai akan terlihat semakin bagus apabila dilakukan teknik penuaan. Penuaan dapat membuat tanaman yang sebenarnya belum tua menjadi tampak tua. Kesan tua dapat ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah.

6. Penggantian pot

(5)

2.1.3 Asosiasi Penangkar Tanaman

Asosiasi Penangkar Tanaman merupakan asosiasi yang akan menerapkan alternatif strategi yang telah disusun berdasarkan hasil analisis lingkungan baik internal, yang dapat dikendalikan oleh asosiasi maupun linkungan eksternal, yang tidak dapan dikendalikan oleh asosiasi guna pengembangan usaha bonsai serut.

Asosiasi Penangkar Tanaman (ASPENTA) merupakan Organisasi Non Profit yang menjadi wadah bagi para penangkar tanaman Sumatera Utara untuk menyatukan kekuatan dalam membentuk penangkar-penangkar yang kompeten dalam membuat/menanam bibit-bibit tanaman yang akan disuplai kepada kebutuhan lingkungan. Selain itu ASPENTA juga menjadi pusat informasi penangkaran dan data tanaman yang ada di Sumatera Utara. Mengingat potensi Sumatera Utara yang begitu besar dalam menghasilkan penangkar-penangkar handal. Didirikan Pada 7 Agustus 1997, ASPENTA berkiprah hingga saat ini dengan ratusan penangkar yang menjadi anggota tetap.

Pengurus ASPENTA adalah orang-orang yang berkompeten dalam dunia tanaman dan pertanian seperti para penangkar, aktivis akademis, petani, jurnalis dan pemerhati lingkungan juga mahasiswa yang memiliki visi terhadap pelestarian lingkungan.

Adapun visi dan misi ASPENTA yaitu sebagai berikut :

(6)

Misi :

Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi aspenta :

1. Mengimplementasikan tata kelola asosiasi penangkar tanaman yang baik. 2. Menumbuhkan dan mengembangkan keahlian, kewirausahaan anggota asosiasi

melalui pelatihan.

3. Meningkatkan daya saing produksi tanaman yang berkwalitas sesama anggota penangkar.

4. Berusaha meningkatkan kemitraan dengan pihak lain guna mendapatkan kesempatan peluang usaha dalam menjaga kelestarian alam.

Berikut merupakan susunan kepengurusan Asosiasi Penangkar Tanaman (ASPENTA)

Tabel 2.1 Kepengurusan ASPENTA

NO. N A M A JAB.ASOSIASI DAERAH

I. ASPENTA PROV.

1. PROF.Dr.Ir.DARMA BAKTI,MS KETUA WANTIM PROV.

2. PROF.Dr.Ir.ABDUL RAUF,MP WAKIL KETUA SDA.

3. PARIS SEMBIRING WAKIL KETUA SDA

4. SYAMSUL BAHRI SEKRETARIS SDA

5. H U S I N WKL SEKRETRS SDA

5. Ir.MUKRI SIREGAR,M.Sc ANGGOTA SDA

6. Ir.NANA LAKSANA RANU,M.Sc ANGGOTA SDA

7. PROF.Dr.Ir.SAYID UMAR ANGGOTA SDA

8. TUMINO LEO ANGGOTA SDA

9. H.M.YAMIN NASUTION ANGGOTA SDA

10. Ir.MASRIZAL BATU BARA ANGGOTA SDA

11. Ir. IRSAL, MP ANGGOTA SDA

12. SYAMSUL SINAGA ANGGOTA SDA

13. DEWI BUDIARTI TERUNA JASA SAID ANGGOTA SDA

14. BOB SEMBIRING ANGGOTA SDA

15. SAHDAN ANGGOTA SDA

16. PARNO ANGGOTA SDA

(7)

NO N A M A JAB.ASOSIASI DAERAH

1. N. AKELARAS KETUA UMUM PROV.

2. FACHRIAL, SE KETUA I SDA

3. MUHAMMAD SAID KETUA II SDA

4. Ir.SANTARIAS GINTING KETUA III SDA

5. Ir.SUGENG SUDIBYO KETUA IV SDA

6. AHMAD GANNI DAULAY, SH SEKRETARIS UMUM SDA

7. ZULKIFLI SIMANJUNTAK,SE SEKRETARIS I SDA

8. ISMAIL GINTING SEKRETARIS II SDA

9. Ir.JONNY SITORUS SEKRETARIS III SDA

10. SYAHRUM SEKRETARIS IV SDA

11. YUNI NAIBAHO, S.Sos BENDAHARA UMUM SDA

12 ATIK HASIBUAN WKL BEND.UMUM SDA

13. Ir.BANTU SEMBIRING KORBID KELEMBAGAAN SDA

14. MASTITO KORBID EKONOMI/USAHA SDA

15. RAMLAN KARO-KARO KORBID INFO/HUMAS SDA

16. Ir. T.IRMANSYAH, MP KORBID LITBANG SDA

17. ABDUL KARIM KORBID PROMOSI/PEMASARAN SDA

2.2 Landasan Teori

Strategi dimulai dari adanya tujuan, yang secara alami mengikuti dari misi yang berperan penting. Tetapi dalam kenyataannya tujuan tidak dapat berdiri sendiri. Tujuan akan ditunjukkan oleh penginderaan berulang dari lingkungan eksternal meliputi (pelanggan, kendala harga, pesaing, masalah distribusi, teknologi, makroekonomi, peraturan, gaya bekerja, ketidakpastian utama, pemasok, mitra potensial) dan kemampuan internal organisasi seperti (kinerja saat ini, kekuatan merek, struktur biaya, portofolio produk, alur research &

(8)

: Menyatakan Hubungan

Gambar 2.1. Analisis Eksternal dan Internal

Mempertimbangkan faktor eksternal dan internal sangat penting karena kedua hal ini mampu memberikan penjelasan ataupun gambaran, pada usaha atau unit mana yang diharapkan untuk masa depan yang baik (Strategy, 2005).

Pemilihan strategis yang tepat untuk perusahaan juga muncul dari proses pencarian dari luar dan di dalam. Berdasarkan perencana strategi, analisis ini dikenal dengan singkatan SWOT : Strenght (S), Weakness (W), Opportunity (O), Threats (T).

- Strenght (kekuatan) merupakan kemampuan yang memungkinkan perusahaan atau unit untuk menampilkan yang terbaik, atau kemampuan yang dapat lebih dikembangkan .

- Weakness (kelemahan) adalah karakteristik yang menghalangi perusahaan atau unit untuk berkinerja dengan baik dan perlu ditangani.

Analisis Eksternal :

• Pelanggan • Kendala harga • Pesaing

• Masalah distribusi • Teknologi

• Makroekonomi • Peraturan • Gaya bekerja

• Ketidakpastian utama • Pemasok

• Mitra potensial

Ancaman dan Peluang

Analisis Internal :

• Kinerja saat ini • Kekuatan merek • Struktur biaya • Portofolio produk • Alur Research &

Development

• Penguasaan teknis • Keterampilan

karyawan

• Budaya perusahaan

Kekuatan dan Kelemahan Tujuan Spesifik

(9)

- Opportunity (kesempatan) yaitu tren, kekuatan, kejadian, dan ide-ide yang mendukung bahwa perusahaan atau unit dapat dimaksimalkan.

- Threats (ancaman) merupakan peristiwa yang mungkin terjadi atau kekuatan di luar kendali yang memungkinkan perusahaan atau unit butuh rencana lain atau bagaimana cara pengendaliannya (Strategy, 2005).

Menurut Silalahi (2002), analisis lingkungan dapat dilakukan melalui apa yang dikenal sebagai analisis SWOT (akronim dari Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). Analisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) ditujukan untuk lingkungan internal organisasi. Analisis ini membantu menetapkan suatu dasar realistik untuk formulasi strategi untuk semua tingkat organisasi. Sedangkan analisis peluang (opportunity) dan kendala (threat) ditujukan untuk lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini memberi manajer pemahaman tentang peluang serta hambatan dan kendala dalam hubungannya dengan pilihan atau proses produksi barang-barang dan jasa-jasa untuk masyarakat yang secara nyata menguntungkan organisasi.

Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu : a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman (faktor eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan (faktor internal), menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang dilaksanakan. b. Implementasi Strategi

(10)

sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

c. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi merupakan tahap akhir. Tiga macam aktivitas dasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini tidak menjamin keberhasilan di masa depan (Rangkuti, 1997).

Proses penyusunan rencana strategis memulai tiga tahap yaitu: 1. Tahap pengumpulan data,

2. Tahap analisis, dan

3. Tahap pengambilan keputusan.

Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini yaitu:

(11)

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama

Analisis Hasil

1. Arnol Salak (Kasus: Desa

Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan)

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

mengembangk an agroindustri salak di daerah penelitian? 2. Bagaimana strategi

pengembangan agroindustri salak di daerah penelitian?

Untuk deskriptif Untuk

menyelesaikan masalah 2 digunakan metode

analisis SWOT

1. Kekuatan : a. Ketersediaan bahan baku yang melimpah b. Ketersediaan tenaga kerja yang banyak c. Banyaknya vasiasi produk d. Memiliki sertifikat produk e. Jumlah

produksi bertambah f. Produk sudah mulai dikenal masyarakat Kelemahan:

a. Keterbatasan modal

b. Kurangnya tenaga

professional c. Kurangnya kemitraan industri Peluang :

a. Pemasaran produk yang cukup luas b. Adanya dukungan Pemkab

(12)

dan keamanan kondusif f. Ketersediaan lahan salak yang luas

Ancaman : a.Ketikdakstabil an harga salak b. Kurangnya partisipasi petani salak dalam pelatihan c. Kurangnya koordinasi antara instansi Pemkab 2. Strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

(studi kasus: desa hilir, Kec. Tapaktuan, Kab.Aceh selatan)

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam

mengembangk an agroindustri pala di daerah penelitian?

2. Bagaimana strategi

pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian?

Untuk deskriptif Untuk

menyelesaikan masalah 2 digunakan metode

analisis SWOT

Kekuatan : 1.Tenaga Kerja yang Banyak 2.Banyaknya variasi produk olahan

3.Memiliki Sertifikat Produk

(13)

Tenaga Profesional 4. Kurangnya Kemitraan dengan lembaga lain

5. Modal terbatas Peluang : 1. Banyaknya ketersediaan bahan baku 2. Adanya dukungan dari pemerintah kab.Aceh Selatan 3. Harga jual olahan pala tinggi

4. Permintaan pasar yang terus meningkat Ancaman : 1.Ketidakstabila n harga pala 2. Kompotitor yang semakin banyak

3. Harga produk yang bersaing 2. Usaha pengembangan agroindustri pala berada pada daerah III (Strategi Turn-Around). Ekspor Kopi Arabika

Sumatera Utara

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman deskriptif

Kekuatan: 1 Kondisi fisik dan mutu Kopi Arabika

(14)

dalam

mengembangk an agroindustri salak di daerah penelitian? 2.Bagaimana strategi

pengembangan agroindustri salak di daerah penelitian?

Untuk

menyelesaikan masalah 2 digunakan metode

analisis SWOT

menjangkau negara importir. 3. Waktu

pengiriman Kopi Arabika Sumatera Utara. Kelemahan : 1. Jumlah modal yang dimiliki eksportir. 2. Promosi Kopi Arabika

Sumatera Utara yang dilakukan eksportir Peluang : 1. Adanya konsumen tetap yang

mengkonsumsi Kopi Arabika Sumatera Utara. 2. Adanya surat izin untuk melakukan kegiatan ekspor. 3. Penetapan tarif ekspor. Ancaman : 1. Permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara di luar negeri. 2. Adanya pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain.

(15)

2. Strategi yang yang agresif (Growth Usaha Jamur Tiram ฀ (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

Apa alternatif strategi

pengembangan usaha

budidaya yang mampu

diterapkan pada budidaya jamur tiram putih Bapak Koko ?

Analisis SWOT

Usaha Jamur Bapak Koko berada dalam Kuadran I, yaitu kondisi

pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strate). Pilihan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

Agresif strategy, dengan

melakukan penetrasi pasar, pengembangan Tanaman Hias Aglaonema di Kota Medan

1. Bagaimana perkembangan usahatani tanaman hias aglaonema (luas lahan, produksi dan produktivitas) dan pemasaran (harga dan permintaan pasar) di kota Medan ?

1. Analisis Deskriptif 2. Analisis fungsi Cobb-Douglass 3. Analisis Tingkat usahatani dilihat dari produksi dan

(16)

2. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk)

berpengaruh nyata terhadap produksi di daerah penelitian ? 3. Berapa besar dan tingkat keuntungan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian ? 4. Berapa tingkat

pengembalian modal

usahatani tanaman hias aglaonema di daerha penelitian ? 5. Apa saja masalah yang dihadapi dalam

pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema di daerah penelitian ? 6. Bagaimana strategi

pengembangan tanaman hias

Investment(RO I)

5. Analisis Deskriptif 6. Analisis Deskriptif dan SWOT

pasar) tanaman hias aglaonema mengalami penurunan. 2. Penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan,tenaga kerja,bibit dan pupuk)

berpengaruuh secara nyata terhadap produksi/peneri maan.

3. Besar keuntungan yang diperoleh petani

dikategorikan tinggi yaitu Rp59.956.203 per petani. Sedangkan tingkat keuntungan usahatani yang diperoleh adalah 1,27 (prospek besar)

(17)

aglaonema di masa yang akan datang?

plastik dan tanaman hias lainnya, serangan hama penyakit,

pemasaran skala daerah,

pengadaan pembibitan yang sulit diperoleh petani,

maraknya aksi pencurian tanaman hias, permintaan pasar menurun. 6.Strategi pengembangan usahatani tanaman hias aglaonema di masa yag akan dating adalah memperluas jaringan pemasaran.

2.4 Kerangka Pemikiran

Bonsai serut banyak diminati karena bentuknya yang menarik. Ketika melihat bonsai serut, sama halnya seperti sedang melihat dunia yang lebih kecil. Bentuk serut sempurna seperti pohon yang dibuat dengan versi mini. Jika meletakkan mainan action figure, bonsai ini semakin terlihat seperti dunia dalam ukuran kecil. ideal ditanam. Bonsai serut mudah ditanam dan perawatannya juga tidak terlalu merepotkan.

(18)

pengembangan usaha bonsai serut, terlebih dahulu untuk menginventarisasikan faktor-faktor strategis , baik yang ada pada lingkungan internal maupun eksternal. Faktor internal sendiri merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh ASPENTA sedangkan faktoreksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh ASPENTA. Faktor internal meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Dengan menggunakan analisis SWOT kita dapat menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha bonsai serut.

(19)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten

Deli Serdang

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam mengembangkan usaha bonsai serut.

2. Ada beberapa strategi pengembangan usaha bonsai serut di daerah penelitian. Usaha Bonsai Serut

Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut Faktor-faktor Strategis

Faktor Eksternal Faktor Internal

Keterangan :

: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan

Peluang

Opportunity (O)

Kelemahan

Weakness (W)

Ancaman

Threat (T)

Kekuatan

Strenght (S)

Usaha Bonsai Serut

Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut Faktor-faktor Strategis

Faktor Eksternal Faktor Internal

Keterangan :

: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan

Peluang

Opportunity (O)

Kelemahan

Weakness (W)

Ancaman

Threat (T)

Kekuatan

Gambar

Tabel 2.1 Kepengurusan ASPENTA
Gambar 2.1. Analisis Eksternal dan Internal
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha

Referensi

Dokumen terkait

Angin pasat yang arahnya tetap, dapat menimbulkan arus tetap yang disebut arus khatulistiwa dan bergerak ke arah barat. Ada lima arus khatulistiwa, yaitu satu di Lautan Hindia, dua

Tugas Panitia meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Melaksanakan seleksi peserta pemilihan Kepala dan Pengawas TK Berprestasi Tingkat Kabupaten/Kota didasarkan pada

The Role of Headache Chronicity Among Prdictors Contributing to Quality of Life In Patients With Migraine : A Hospitas Based Study?. The Journal of Headache

Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian

 Guru menunjuk siswa secara spontan dan acak untuk mengemukakan contoh kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam6.  Guru memastikan siswa benar-benar memahami

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan

Memikirkan hal-hal seperti kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak inilah yang membuat tekanan darah saya naik dan kalau sudah punya masalah seperti ini, saya dan suami

Hal ini berarti bahwa: (1) upaya untuk memperoleh kualitas bahan pangan yang baik harus dimulai dari sejak pra-panen sampai pascapanen, dan (2) negara-negara berkembang didiskreditkan