• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh store environment dan harga terhadap keputusan pembelian tiket pada bioskop Xxi hermes place medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh store environment dan harga terhadap keputusan pembelian tiket pada bioskop Xxi hermes place medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Store Environment

2.1.1.1 Pengertian Store Environment

Pada dasarnya, sebuah toko mempunyai dua hal yang dapat ditawarkan

kepada konsumen, yaitu produknya dan cara menampilkan produk tersebut

sehingga terlihat menarik. Cara penampilan produk yang ditawarkan oleh toko

itulah yang kemudian disebut sebagai store environment. Store environment yang

baik adalah lingkungan toko yang dapat menghadirkan kenyamanan bagi para

pengunjungnya serta mampu merangsang mereka untuk menghabiskan waktu dan

berbelanja di toko tersebut (Simamora 2003:164).

Menurut Mowen dan Minor (2002:133) lingkungan toko mempengaruhi

persepsi konsumen melalui mekanisme sensor penglihatan, pendengaran,

penciuman, dan bahkan sentuhan. Lingkungan sangat penting bagi para

pengusaha; mungkin tugasnya yang paling penting adalah mengelola lingkungan

toko sehingga dapat mempengaruhi perilaku, sikap, dan keyakinan konsumen ke

arah yang diinginkan.

Menurut Lewinson dalam Simamora (2003:168-173) store environment

dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu store image, store atmospherics,

dan store theatrics.

2.1.1.2 Elemen Store Environment 1) Store Image

Sebuah toko mempunyai kepribadian. Bahkan beberapa toko mempunyai

citra yang sangat jelas di dalam benak konsumen. Dengan kata lain store image

adalah kepribadian sebuah toko. Kepribadian atau store image menggambarkan

apa yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu. Konsumen

(2)

sebagai hasilnya, beberapa toko akan menetap dalam benak konsumen apabila ia

merasa puas akan toko tersebut sementara toko lain tidak akan pernah

dipertimbangkan sama sekali.

Walaupun begitu, menciptakan sebuah citra yang baik bagi konsumen

adalah tugas yang tidak mudah. Citra adalah suatu bayangan atau gambaran yang

ada di dalam benak seseorang yang timbul karena emosi dan reaksi terhadap

lingkungan di sekitarnya. Adapun citra konsumen terhadap sebuah toko terdiri

dari kesan terhadap eksterior toko dan kesan terhadap interior toko.

a. External Impressions

Secara eksternal, penempatan lokasi toko, desain arsitek, tampak muka

toko, penempatan logo, pintu masuk, serta etalase muka merupakan bagian

dari citra suatu toko. Kesan yang masuk pertama kali di benak konsumen

pada umumnya adalah semua atribut eksternal toko.

b. Internal Impressions

Secara internal, citra sebuah toko dapat diciptakan menurut warna toko,

bentuk toko, ukuran toko, penempatan departemen, pengaturan lalu lintas

pengunjung, pengaturan penempatan display, penggunaan lampu, serta

pemilihan perlengkapan toko. Citra toko yang ditujukan oleh sebuah toko

belum tentu cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, citra toko harus

diciptakan sesuai dengan kebutuhan psikologis dan kebutuhan fisik dari

(3)

Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:174-177), beberapa strategi yang

bisa dilakukan oleh perusahaan dalam upayanya mempertahankan image toko

antara lain:

1. Strategi penetuan produk yang sesuai dengan image toko

Maksudnya, dalam strategi ini toko tersebut harus menjual barang-barang

dalam kategori tertentu saja. Toko harus mampu membedakan barang

tersebut dari barang di toko yang lainnya.

2. Strategi penentuan target pasar

Strategi ini harus sesuai dengan image toko. Hal ini berkaitan dengan pasar

konsumen yang akan dituju apakah toko tersebut menjual atau tawarkan di

toko tersebut.

3. Strategi pelayanan jasa atau service

Tujuan dari strategi ini dimaksudkan untuk melayani konsumen

sebaik-baiknya agar mereka merasa puas terhadap layanan jasa yang diberikan

oleh toko tersebut. Jasa pelayanan ini harus dijalankan dengan baik agar

konsumen memiliki image yang baik terhadap toko tersebut.

4. Strategi penanganan keluhan pada konsumen

Tujuan dari strategi ini adalah untuk menangani konsumen yang

mengalami keluhan, baik dari pelayanan, produk yang kurang baik atau

sudah tidak laku dijual, ataupun kelebihan dan kekurangan lain dari toko

(4)

Faktor pendukung agar image toko bisa menarik hati konsumen:

1. Pengaturan Toko

Pengaturan toko yang dimaksud adalah sistem pengaturan barang yang

digunakan, dimana penataan barang tersebut dibuat berkelompok atau

disebut juga free flow.

2. Tata Cahaya

Dalam hal tata cahaya ini, fokusnya adalah pada konsep pencahayaan toko.

Pencahayaan toko dibuat sedemikinan rupa sehingga bisa menambah daya

tarik pembeli.

3. Display Toko

Display sendiri memiliki pengertian sebuah penarik awal yang digunakan

untuk menarik pelanggan agar mereka bersedia membeli barang ditoko

anda. Pemasangan display harus disesuaikan dengan keadaan atau kondisi

pada waktu tersebut.

Display agar menarik konsumen:

a. Rapi dan bersih

b. Mudah dilihat, dijangkau dan dicari

c. Lokasinya tepat

d. Aman dan susunannya memikat

1. Kebersihan Toko

Kondisi toko diharapkan berada dalam keadaan bersih, baik lantai, rak

yang terbebas dari debu, dan aroma toko yang segar, sehingga bisa menarik hati

(5)

2. Tersedia Halaman Parkir

Sarana parkir yang memadai akan membuat konsumen datang lagi ke toko

tersebut. Waktu yang sempit akan bertambah sedikit bila konsumen harus mencari

lokasi yang lebih jauh dari toko untuk mendapatkan lokasi parkir. Hal itulah yang

menyulitkan konsumen. Tersedianya lokasi parkir yang strategis diharapkan bisa

menarik pelanggan.

2) Store Atmospherics

Menurut Simamora (2003:169) atmosfer toko adalah keseluruhan efek

emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Pada umumnya, setiap orang

akan lebih tertarik pada toko yang dapat menawarkan lingkungan berbelanja yang

aman dan nyaman. Atmosfer berbelanja yang menyenangkan adalah atmosfer

dengan atribut yang dapat menarik kelima indra manusia, yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.

Menurut Mowen dan Minor (2002:139) atmospherics berhubungan

dengan bagaimana para manajer dapat memanipulasi desain bangunan, ruang

interior, tata ruang lorong-lorong, tekstur kerpet dan dinding, bau, warna, bentuk,

dan suara yang dialami para pelanggan (semuanya untuk mencapai pengaruh

tertentu).

a. Sight Appeal

Sight appeal dapat dilihat sebagai suatu proses menyebarkan stimuli yang

dapat menimbulkan hubungan visual dengan yang dilihat. Ukuran, bentuk,

(6)

b. Sound Appeal

Suara dapat dijadikan sebagai pencipta suasana, penarik perhatian, ataupun

sebagai pemberi informasi. Musik dapat membuat konsumen merasa

nyaman, membangun suasana toko yang diinginkan, membangun minat

berbelanja. Musik yang diputar harus seiring dengan citra yang ingin

ditampilkan. Tipe dan volume musik pun harus disesuaikan dengan target

pasar yang dituju. Suara juga dipergunakan sebagai penarik perhatian

dalam beberapa cara, antara lain dipergunakan untuk menarik konsumen

agar menuju departemen atau display tertentu. Yang terakhir, suara dapat

dipergunakan sebagai pemberi informasi tentang toko, produk yang

ditawarkan, dan operasional toko tersebut kepada konsumen sehingga

dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

c. Scent Appeal

Tujuan dari scent appeal adalah untuk menghindari bau yang tidak sedap

dan menciptakan bau yang menyenangkan konsumen sehingga mereka

merasa nyaman. Apabila di dalam toko tercium bau yang tidak sedap

maka konsumen akan selalu mengingat bau tersebut sehingga

menimbulkan pandangan yang negatif terhadap toko tersebut.

3) Store Theatrics

Store theatrics suatu pameran atau pergelaran produk yang memicu

konsumen untuk membeli produk yang dipamerkan. Store theatrics dapat

(7)

competitive advantage yang mampu membedakan antara satu toko dengan yang

lainnya.

Store theatrics dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu decor themes dan

store events.

a. Decor Themes

Tema dekor dapat menjadikan sebuah toko menjadi lebih menarik dan

lebih menghibur konsumen dalam berbelanja.

b. Store Events

Store events adalah peristiwa spesial, seperti display produk, acara

hiburan, demonstrasi produk, program promosi, program kemanusiaan,

atau perayaan. Peristiwa-peristiwa spesial ini diadakan oleh pihak

manajemen toko untuk menarik pembeli potensial ke dalam toko dengan

harapan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Menciptakan awareness terhadap toko.

2. Menyediakan informasi kepada konsumen.

3. Membangun store image yang menguntungkan pihak toko.

4. Meningkatkan frekuensi berkunjung konsumen.

Tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas dapat tercapai apabila toko

mempunyai standar kualitas store theatrics yang baik.

2.1.2 Harga

Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang

mempengaruhi pilihan para pembeli. Dalam beberapa dekade terakhir, beberapa

faktor di luar harga menjadi semakin penting. Namun, harga tetap menjadi salah

(8)

suatu perusahaan. Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk

atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa

(Kotler, Armstrong 2008:345). Menurut Tjiptono (2005) harga dapat diartikan

sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang

mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu

jasa. Harga adalah juga salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran

pemasaran. Tidak seperti sifat-sifat produk dan komitmen jalur distribusi, harga

dapat berubah dengan cepat.

2.1.2.1 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Laksana (2008) tujuan dari ditetapkannya harga adalah:

1. Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan), yaitu untuk

mencapai maksimalisasi keuntungan.

2. Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar).

Dengan harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, syaratnya:

a. Pasar cukup sensitif terhadap harga

b. Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik

c. Harga turun, pesaing sedikit

3. Market skimming pricing

Jika ada sekelompok pembeli yang bersedia membayar dengan harga yang

tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka perusahaan akan

menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga tersebut akan

(9)

4. Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran)

Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.

5. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi)

Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong

penjualan produk-produk lain.

Ada dua macam, yaitu:

a. Loss leader pricing, penetapan harga untuk suatu produk agar pasar

mendorong penjualan produk yang lainnya.

b. Pretice pricing, penetapan harga yang tinggi untuk suatu produk guna

meningkatkan image tentang kualitas.

2.1.2.2 Faktor Pertimbangan dalam Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga perlu dijabarkan ke dalam program penetapan

harga jasa dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Tjiptono:2005):

1. Elastisitas Harga Permintaan

Efektivitas program penetapan harga tergantung kepada dampak perubahan

harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat

perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak

ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan, yakni perubahan unit

penjualan dan perubahan penerimaan per unit.

2. Faktor Persaingan

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting

yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. Jika perubahan harga disamai

(10)

Perusahaan juga harus mengantisipasi ancaman persaingan dari tiga sumber

utama: Produk sejenis, produk substitusi; produk yang tidak ada kaitannya,

namun bersaing dalam memperebutkan dana atau uang dari konsumen yang

sama.

3. Faktor Biaya

Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor

pokok yang menentukan batas bawah harga. Artinya, tingkat harga minimal

harus bisa menutup biaya (setidaknya biaya variabel). Harga yang murah akan

menyebabkan penurunan biaya rata-rata jika penurunan harga tersebut bisa

menaikkan volume penjualan secara signifikan.

4. Faktor Lini Produk

Penetapan harga sebuah produk bisa berpengaruh terhadap penjualan produk

lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama. Elastisitas silang harga

(price cross-elasticities) merupakan hubungan yang terjadi jika perubahan

harga sebuah produk mempengaruhi volume penjualan produk kedua (selain

berdampak pada penjualan produk pertama).

5. Faktor Pertimbangan Lain dalam Penetapan Harga

Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang

program penetapan harga antara lain:

a) Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan,

perlindungan konsumen.

b) Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik, ekonomi,

(11)

c) Unsur harga dalam program pemasaran lain, misalnya program promosi

penjualan dan distribusi.

2.1.3 Perilaku Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk (2010:7) dalam Sumarwan (2011:4) mendefinisikan

perilaku konsumen sebagai berikut: “The term consumer behavior refers to the

behavior that consumers display in searching for, purchashing, using, evaluating,

and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs”

“Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka”.

Menurut Sumarwan (2011:4) perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat

sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi”.

2.1.3.2 Faktor-faktor Perilaku Konsumen

Menurut Sunarto (2006:83-97) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Faktor Budaya

a. Budaya

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku,

sikap, kepercayaan, dan kebiasaan sesorang dan masyarakat (Sumarwan:

(12)

b. Sub-budaya

Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah

geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan

pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun

secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan

perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

seseorang. Kelompok acuan menghadapkan seseorang pada perilaku dan

konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk

mengikuti kebiasaan kelompok yang munkin mempengaruhi pilihan produk

dan merek aktual seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

(13)

c. Peran dan status

Kedudukan dan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan

berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran

menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang

terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering

memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar

sasaran mereka.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempungaruhi pola konsumsinya. Pemasar

berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas

rata-rata atas produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat

mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam

aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan

(14)

d. Kepribadian

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya dijelaskan

dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,

kehormatan kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan

beradaptasi.

4. Faktor Psikologi

a. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu

kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat

intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong

seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk

memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi

tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan

yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang

bersangkutan.

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

(15)

teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan

kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

d. Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan

membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan

citra tersebut. Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup

konsisten terhadap objek yang serupa.

2.1.3.3 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) proses pembelian dimulai jauh

sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah

pembelian. Pemasar harus memusatkan perhatian pada keseluruhan proses

pembelian dan bukan hanya pada keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179-184), proses keputusan

pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembeli, di mana konsumen menyadari suatu

masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian Informasi

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen ingin mencari informasi

lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau

(16)

3. Evaluasi Alternatif

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen menggunakan informasi

untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan tentang merek mana yang

dibeli.

5. Perilaku Pascapembelian

Perilaku pascapembelian adalah tahap proses keputusan pembeli dimana

konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan

kepuasan atau ketisakpuasan mereka.

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179)

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan 2.1.3.4 Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:177-179) tipe perilaku

pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan

tingkat perbedaan di antara merek, yaitu:

1) Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat

terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan

antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,

(17)

2) Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat

terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi

hanya melihat sedikit perbedaan merek.

3) Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen

yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen tidak membentuk sikap

yang kuat terhadap sebuah merek; mereka memilih merek karena terbiasa

dengan merek tersebut.

4) Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi

yang mempunyai karakter konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek

(18)

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Meina Roza (2015)

Pengaruh

Penayangan Movie Trailer dan Store Environment

Movie Trailer dan store environment berpengaruh secara signifikan terhadap recall audience Cinema XXI Hermes Place Medan. Store environment memiliki pengaruh lebih besar atau dominan terhadap recall audience.

Robin Hotdo Manalu (2015)

Pengaruh Daya Tarik Rasional

Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa Atribut, Harga, Endorser berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian Konsumen. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Atribut dan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, Endorser berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keuputusan pembelian konsumen.

Ni Luh

Hasil penelitian ini menunjukkan Store Environment berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dilihat dari nilai thitung = 5.204 > ttabel = 1,98498. Store Layout berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dilihat dari nilai thitung = 6.103 > ttabel 1,98498. Store

environment dan store layout

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian

konsumen dilihat dari nilai Fhitung = 35.701 > Ftabel = 2,70. Hasil analisis koefesien determinasi diperoleh 0,637, hal ini berarti besar persentase

pengaruh secara simultan adalah 63,7%.

(19)

2.5 Kerangka Konseptual

Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa alternatif karena

keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan

konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan

serta proses pemahaman dari informasi yang didapatkan dari lingkungan. Salah

satu yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah store environment.

Store Environment (lingkungan toko) adalah cara penampilan produk yang

ditawarkan oleh toko. Store Environment yang baik adalah lingkungan toko yang

dapat menghadirkan kenyamanan bagi para pengunjungnya serta mampu

merangsang mereka untuk menghabiskan waktu di toko tersebut (Simamora

2003:164). Store Environment sangat penting bagi perusahaan produk maupun

jasa karena dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen karena

lingkungan toko menawarkan pemandangan yang memberikan informasi kepada

pelanggan yang nantinya memberikan penilaian atas produk dan jasa sehingga

pelanggan melakukan keputusan pembelian menurut penilaian mereka. Store

environment dapat dibagi menjadi tiga elemen penting, yaitu store image, store

atmospherics, dan store theatrics. Ketiga elemen tersebut mendorong suatu

lingkungan toko lebih menarik pelanggan untuk melakukan keputusan pembelian.

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,

atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat

dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler, Armstrong

(20)

mempengaruhi pilihan para pembeli. Persepsi pelanggan terhadap nilai-nilai dari

produk atau jasa menjadi batas atas dari harga. Bila pelanggan menganggap

bahwa harga lebih besar daripada nilai produk dan jasa, mereka tidak akan

membeli produk dan jasa. Penetapan harga tiket bioskop yang sesuai dengan

lingkungan bioskop akan lebih dipilih konsumen.

Sumber: Simamora (2003:164), Kotler dan Armstrong (2008:345) Gambar 2.2

Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan, maka terdapat hipotesis

sebagai berikut:

1. Store Environment (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

(Y) tiket pada bioskop XXI Hermes Place Medan.

2. Harga (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) tiket

pada XXI bioskop Hermes Place Medan.

3. Store Environment (X1) dan Harga (X2) secara bersama-sama berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian (Y) tiket pada XXI bioskop XXI

Hermes Place Medan. Store Environment

(X1)

Harga (X2)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari harga dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan..

Dari berbagai fenomena yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tentang pelaksanaan Store Atmosphere (suasana toko), Store Image (citra toko) dan Kualitas

Analisis Pengaruh Store Atmosphere Dan Kualitas Layanan Toko Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Toko Buku Toga Mas Bangkong Semarang). Pengaruh

Semakin baik Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen. beranggapan bahwa suatu produk dengan

Item ini sudah termasuk dalam kategori sangat baik tetapi melihat dari hasil bahwa item tersebut memiliki skor terkecil, maka saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya

Merek iphone terkenal memiliki kualitas yang sangat baik dan mampu memuaskan kebutuhan konsumen.. Konsumen percaya

Sebuah toko yang memiliki atribute tools yang baik akan mendorong konsumen untuk tinggal lebih lama di dalam toko dan terdapat pada toko tersebut hingga akhirnya

PENGARUH GAYA HIDUP DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TIKET BIOSKOP CINEMA XXI PADA MAHASISWA DI KOTA MEDAN Roshinta Sri Kartika Silitonga1 , Suri Purnami2 , Annalisa Sonaria