BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan ini dapat dikategorikan sebagai metode Deskriptif. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kesas peristiawa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidik (Nazir, Mohammad. 2003).
Menurut Suharsimi Arikunto (1993) yang dikutip oleh Erna Widodo & Muktar
(2000) menyebutkan bahwa penelitian deskriptip merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk pengumpulan informasi mengenai status suatu variabel atau
tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Erna Widodo & Muktar, (2000) menekankan bahwa penelitian deskriptip selain
mendeskripsikan berbagai kasus yang sifatnya umum tentang berbagai fenomena sosial yang ditemukan, juga harus mendeskripsikan hal-hal yang bersifat spesifik
kedudukan fenomena atau faktor dan melihat hubungan antar suatu faktor lainya.
Oleh karena itu penelitian deskriptif ini juga dinamakan studi kasus.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, penelitian ini dapat diklasifikasikan kedalam
dalam penelitian dengan data kualitatif, Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi
terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video.
Berkaitan dengan pendapat para pakar diatas, maka dalam penelitian ini akan mendeskripsikan atau menggambarkan tingkat kunjungan ruang terbuka pada
kompleks perumahan ditinjau dari tingkat sosial ekonomi masyarakat yang berbeda, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perumahan yang ada di kota Medan yaitu: a. Perumnas Simalingkar
b. Perumahan Debang Flamboyan Asri dan
c. Perumahan Taman Setia Budi Indah
Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut dianggap ketiga penghuni perumahan
3.3 Populasi/Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti. Sedangkan populasi sample (sampling population) adalah keseluruahan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka
sampelnya (Sugiharto, dkk, 2003). Populasi sampel dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) kompleks perumahan di kota Medan dengan type kawasan yang berbeda
berdasarkan tingkat sosial ekonomi masyarakat penghuninya, yaitu: a. Perumnas Simalingkar
b. Perumahan Debang Flamboyan asri, dan
c. Perumahan Taman Setia Budi Indah
Ini dipilih secara sengaja karena akan mewakili status sosial masyarakat kompleks perumahan yang berbeda pada kota Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih secara langsung. Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut:
a. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
b. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,
c. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran
sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Penentuan jumlah sampel menurut Hasan Mustafa (2003), dapat ditentukan
dengan pertimbangan:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b. Sempit dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data yang hendak diperoleh.
c. Besar kecilnya resiko yang akan ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan gambaran diatas, maka sampel yang di ambil untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sampel untuk Perumnas Simalingkar 50 orang
b. Sampel untuk Debang Flamboyan Asri 30 orang c. Sampel untuk Taman Setia Budi Indah 50 orang
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Secara umum ada dua teknik, yaitu sampling probabilistik dan nonprobabilistik,
atau acak dan non-acak. Dalam sampel acak antara lain terdapat simple random sampling, stratified randam sampling, area sampling, cluster sampling, systematic
convienience sampling, snow-ball sampling, purposive sampling. Dalam penelitian
ini digunakan digunakan teknik pengambilan sampling probalistik (acak).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kita mengenal beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Sebuah penelitian bisa hanya menggantungkan
pada satu cara pengumpulan data, tetapi bisa juga mengkombinasikannya.
3.5.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data
baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.
Data primer yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah tingkat
penghasilan, pekerjaan, status kepemilikan rumah, apresiasi masyarakat terhadap ruang terbuka, dan lain-lain data yang relevan.Teknik yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion - FGD) dan penyebaran kuesioner.
3.5.2 Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan,
jurnal, dan lain-lain. Data sekunder yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah gambar/site plan kompleks Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan
Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah berbagai informasi, laporan serta kepustakaan yang relevan.
3.6 Pengukuran Variabel Penelitian
Jenis skala pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan
benar. Hal ini berguna untuk menetapkan rumus atau perhitungan-perhitungan statistik. Misalnya, untuk variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung rata-ratanya. Skala pengukuran yang ada adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio.
3.7 Teknik Analisis Data
Sebelum data dianalisis, diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing,
coding, master table, dan lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur reliabilitas dan validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji
hipotesis, dan lain sebagainya.
3.8 Instrumen Pencarian Data
Ada beberapa alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian sosial/bisnis. Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner atau angket,
3.9 Metode Analisa Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan cara deskriptif, yaitu menjelaskan arti data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun data sekunder. Hasil
pengupulan data dianalisis juga dengan kajian pustaka untuk mencapai hasil yang optimal, mengacu pada tujuan penelitian dan dapat diukur dengan mempergunakan beberapa variabel seperti alasan pemanfaatan ruang terbuka pada kompleks
perumahan, mengapa tidak diminati masyarakat.
3.10 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama + 5 (Lima) bulan, untuk perincian waktu dan tahapan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Persiapan survey
Persiapan suvey dilakukan 2 (dua) minggu dengan kegiatan seperti penyelesaian surat-surat dan pengurusan perijinan, merancang daftar
data yang dibutuhkan, pembuatan kuesioner, serta persiapan lain yang berhubungan dengan kelancaran survey.
b. Survey dan kompilasi data
Survey dilaksanakan selama 2 (dua) minggu dengan pembagian sebagai berikut:
2.Survey sekunder dengan menghubungi instansi terkait untuk
memperoleh data yang mendukung penelitian.
3.Kompilasi data dilaksanakan selama seminggu dengan menyeleksi,
mengelompokkan dan mentabulasi data yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Analisis data
Analisis data dilakukan dalam waktu 4 (empat) minggu dengan kegiatan mengolah data untuk menghasilkan interpretasi data sesuai dengan
tujuan penelitian.
d. Penulisan dan bimbingan tesis
Dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) minggu. Penulisan tesis harus selalu
dikonsultasikan dengan pembimbing tesis dalam proses bimbingan tesis. e. Seminar hasil dan penulisan perbaikan tesis
Dengan persetujuan pembimbing, maka diadakan seminar hasil.
Kegiatan ini untuk mendapatakan masukan dalam perbaikan tesis.Setelah mengadakan konsultasi dan perbaikan tesis selesai maka
tesis siap diajukan pada sidang Tesis.
f. Sidang ujian tesis, perbaikan dan finalisasi tesis penelitian
Dengan persetujuan dosen pembimbing dapat diajukan sidang ujian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No TAHAPAN KEGIATAN
JADWAL KEGIATAN
Bulan-1 B u l a n - 2 B u l a n - 3 B u l a n - 4 B u l a n - 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Survey
2. Survey dan Kompilasi
Data
3. Analisa Data
4. Penulisan Hasil
Penelitian serta Bimbingan Tesis
5. Seminar Hasil
6. Perbaikan Seminar Hasil
7. Sidang Ujian
8. Perbaikan dan Finalisasi
Lokasi III
Lokasi II
Lokasi I
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Kawasan Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada 3 (tiga) kompleks perumahan dengan tipe kawasan yang berbeda pada kota Medan (Gambar 4.1).
I. Perumnas Simalingkar
II. Perumahan Debang Flamboyan Asri III. Perumahan Taman Setia Budi Indah
4.1.1 Per um nas Sim alingkar
Gambar 4.2 Letak Perumnas Simalingkar pada Kota Medan Sumber: Pemko Medan
Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar merupakan salah satu perumahan yang dikembangkan oleh PERUM PERUMNAS dikota Medan, pembangunannya
dimulai pada tahun 1983 dengan luas seluruh lahan 151,5 hektar. Lokasi Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar berada di lahan berkontur cukup tajam antara 1-3 m terutama pada pinggiran sungai Babura yang membelah Perum Perumnas Unit
Medan Simalingkar ini. Nama “Simalingkar” sendiri merupakan nama kampong/dukuh yang menjadi bagian dari lokasi perumnas (Gambar 4.3).
Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar terletak di kelurahan Mangga
Kecamatan Medan Tuntungan sekitar 16 km sebelah barat daya pusat kota Medan. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Simalingkar A 2. Sebelah barat berbatasan dengan : Kebun Kwala Bekala 3. Sebelah utara berbatasan dengan : Jalan Jamin Ginting
4. Sebelah selatan berbatasan dengan : Kebun Kwala Bekala a. Fasilitas Perumnas Simalingkar
Kompleks perumahan ini memiliki banyak fasilitas, hal ini dimungkinkan karena wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang cukup banyak. Jalan utama pada perumnas ini memiliki lebar 12 m dan 8 m, sedangkan lebar jalan
lingkungan adalah 4 m. Fasilitas yang disediakan perumnas ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar (SD) Inpres
2. Puskesmas
3. Tempat Ibadah (mushollah, mesjid, gereja, madrasah)
4. Pos Polisi
5. Kantor kelurahan
6. Taman terbuka/tempat bermain
7. Lapangan olah raga 8. Pasar tradisional
Selain fasilitas yang disediakan pihak Perumnas, sejumlah kalangan swasta juga
membangun fasilitas seperti: Sekolah (Tk, SD, SLTP, SMU), Pertokoan, Praktek dokter, Wartel/Warnet, dll.
b. Populasi penduduk
Data dari kantor kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan dimana Perum Perumnas unit Simalingkar berada menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang
menempati perumnas adalah 27.024 jiwa. Diagram populasi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Perumnas Simalingkar Tahun 2001 Disusun Berdasarkan Kelompok Umur
No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0 – 12 bulan 541 543 1084
2 13 bulan – 4 tahun 518 547 1065
3 5 – 6 tahun 996 1163 2159
4 7 – 12 tahun 1130 1263 2393
5 13 – 15 tahun 1158 1174 2332
6 16 – 18 tahun 1112 1167 2279
7 19 – 25 tahun 1341 1369 2710
8 26 – 35 tahun 1639 1744 3383
9 36 – 45 tahun 1322 1364 2686
10 46 – 50 tahun 1527 1523 3050
11 51 – 60 tahun 757 764 1341
12 61 – 75 tahun 714 716 1430
13 Lebih dari 76 tahun 463 466 929
Jumlah 13.218 13.706 27.024
Sumber: Monografi Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan
c. Unit hunian
Kebutuhan akan perumahan pada setiap manusia bergantung kepada tingkat
perumahan ini pada dasarnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
dengan tipe unit hunian yang relatif kecil dan oleh pemerintah program peruntukan perumahan ini memang untuk masyarakat ekonomi rendah.
Jumlah unit hunian Perum Perumnas Unit Medan Simalingkar sekitar 9.012 unit yang dibagi atas beberapa tipe, yaitu: Tipe 18, Tipe 21, Tipe 36, Tipe 45, Tipe 54, Tipe 70 dan Ruko (Gambar 4.4).
d. Kondisi ruang terbuka perumnas Simalingkar
Konsep awal dari sebuah ruang terbuka di sebuah perumahan adalah ruang yang
dapat digunakan untuk berbagai aktivitas oleh warganya, termasuk didalamnya adalah ruang bermain anak-anak.
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
Namun kenyataannya adalah ruang tersebut kurang diminati oleh anak–anak, dari penelitian yang dilakukan pada perumnas ini dengan menggunakan metode
kuantitatif yang menjaring 30 responden, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 80% responden merasa kurang puas terhadap fasilitas ruang terbuka untuk
dijadikan tempat bermain.Tetapi karena keterbatasan arena bermain dan sempitnya pekarangan setiap unit pada kompleks perumahan ini dan keadaan ekonomi masyarakat, anak masih cenderung menggunakan ruang terbuka dengan
fasilitas yang sangat terbatas sebagai tempat bermain mereka, hal ini disebabkan tidak adanya pilihan bagi mereka (Gambar 4.5).
4.1.2 Per um ahan Debang Flam boyan Asr i
Perumahan Debang Flamboyan Asri merupakan salah satu perumahan swasta yang dikembangkan oleh Developer PT. ARTHA DEBANG terletak di Kecamatan
Medan Selayang sekitar 15 km sebelah barat daya pusat kota Medan. Dari lokasi perumahan ini sangat strategis karena berada pada jalan utama yaitu jalan flamboyan raya, dekat jalan setia setia budi, lokasi perumahan dekat dengan Universitas
Sumatera Utara dan Unversitas Katolik St. Thomas Medan, Rumah sakit Adam Malik, selain itu sisi perumahan ini juga dilintasi sungai (Gambar 4.6).
Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
2. Sebelah barat berbatasan dengan : Sungai &
Rencana Water Park
3. Sebelah utara berbatasan dengan : Jalan
Flamboyan Raya
4. Sebelah selatan berbatasan dengan :
Tanah Penduduk
Gambar 4.6 Pintu Masuk Perumahan Debang Plamboyan Asri Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
Perumahan Debang Flamboyan Asri dibangun sejak tahun 2007 dengan luas
lahan untuk pembangunan tahap pertaman 47.000 M2. Lokasi ini berada di lahan berkontur cukup datar (Gambar 4.7).
a. Fasilitas Perumahan Debang Flamboyan Asri
Perumahan ini dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut: 1. Jalan akses utama lebar 18 m
J alan J alan Terbuka
Ruang Terbuka
Ruang Terbuka
3. Tepi Sungai 4. Ruang terbuka 5. Taman pada sisi barat 6. Tempat bermain anak 7. Lintasan atletik
8. Pagar Keliling komplek 9. Kolam air mancur
10. Pos keamanan pada pintu masuk dengan penjagaan 24 jam 11. Pertokoan.
b. Populasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola perumahan ini jumlah penduduk perumahan ini berkisar 700 orang.
c. Unit hunian
Gambar 4.8 Beberapa tipe rumah perumahan Debang Flamboyan Asri Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
hunian yang relatif besar dan dari data yang diperoleh dari marketing/pemasaran harga perumahan ini dibagi dengan 5 tipe dengan total jumlah unit hunian 244 unit (Gambar 4.8).
1. Tipe Tulip (LT.162/LB.216) : 34 Unit 2. Tipe Angrek (LT.120/LB.151) : 51 Unit 3. Tipe Akasia (LT.112/LB.75) : 58 Unit 4. Tipe Teratai (LT.84/LB.52) : 83 Unit 5. Ruko (LT.64/LB.192) : 18 Unit
d. Kondisi ruang terbuka perumahan Debang Flamboyan Asri
Gambar 4.9 Kondisi beberapa ruang terbuka perumahan Debang Flamboyan Asri Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
4.1.3 Per um ahan Tam an Set ia Budi I ndah
Per um ahan Tam an Set ia Budi I ndah adalah m er upakan salah sat u per um ahan
Gambar 4.10 Peta Lokasi Perumahan Taman Setia Budi IndahSumber: PT. Ira Widya Utama
Per um ahan Tam an Set ia Budi I ndah ini m enj adi sat u ikon kot a Medan kar ena
inilah per um ahan per t am a t er besar di luar pulau Jaw a dengan luas lahan keselur uhan 210 hekt ar , per um ahan ini dir encanakan dapat m enyediak an sek it ar 3500 unit kavling dengan ber bagai t y pe per unt uk an r um ah dan dilengk api dengan ber bagai m acam sar ana pendukung sebagai kaw asan m andir i yang t ahapanny a t er bagi dalam :
1. Tam an Set ia Budi I ndah t ahap I : 2.410 unit 2. Tam an Set ia Budi I ndah t ahap I I : 965 unit 3. Bukit Hij au Regency : 125 unit
Perumahan Taman Setia Budi Indah terletak pada 2 (dua) kecamatan dalam
1. Sebelah timur berbatasan dengan : Jalan Setia Budi
2. Sebelah barat berbatasan dengan : Ring Road Kota Medan dan Tasbi Tahap- II
3. Sebelah utara berbatasan dengan : Jalan Perjuangan 4. Sebelah selatan berbatasan dengan : Jalan Pasar VI a. Fasilitas Taman Setia Budi Indah
Diantara perumahan yang ada di kota Medan perumahan ini tergolong salah satu yang memiliki fasilitas lingkungan yang cukup lengkap, hal ini dimungkinkan
karena tuntutan status sosial yang dapat memiliki rumah ini adalah mereka yang tergolong kaya dari segi materi.
Depelover/pengembang PT. Ira Widya Utama yang sejak awal mendirikan perumahan ini memberikan kepuasan terhadap para penghuni dengan terus melengkapi dan meningkatkan fasilitas. Dan hingga saat ini fasilitas yang ada di kompleks perumahan ini adalah sebagai berikut:
1. Jalan utama yang cukup lebar 2. Jalan lingkungan
3. Ruang terbuka
4. Pos keamanan pada pintu masuk dengan penjagaan 24 jam 5. Sekolah Dasar (SD) & Taman Kanak-kanak (TK)
9. Kolam renang 10. Mesjid
11. Setiabudi square 12. Polimas
13. Kantin 14. Super market 15. Pertokoan
b. Unit hunian
Masyarakat pembeli unit hunian perumahan Taman Setia Budi Indah ini pada dasarnya adalah masyarakat berpenghasilan tinggi sesuai dengan tipe unit hunian yang relatif besar dan nilai jual beli pada perumahan inipun sangat tinggi.
Jumlah unit hunian perumahan 2500 unit. Tipe dan besar unit setiap rumah pada perumahan ini sangat bervariasi, hal ini terjadi karena adanya kebebasan disain bangunan yang diberikan oleh pengembang kepada para pembeli perumahan ini, sehingga hampir tidak ditemukan tipe/jenis bangunan yang sama pada komplek perumahan ini (Gambar 4.11).
c. Kondisi ruang terbuka Taman Setia Budi Indah
Perumahan ini menyediakan ruang terbuka yang cukup luas yang diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau (RTH), jalan akses utama yang cukup lebar, jalan akses lingkungan, lapangan bola, kolam renang, lapangan golf, taman bermain, lintasan atletik, dll (Gambar 4.12).
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Data Primer)
4 .1 Ek splor a si Ru a n g Te r bu k a Ka w a sa n Ka j ia n
Dar i dat a pr im er kaw asan kaj ian yang diper oleh m elalui w aw ancar a, kuesioner , kunj ungan lapangan, dan dat a sekunder yang diper oleh dar i int ansi t er kait , ber ik ut pada Tabel 4. 2 dilakukan t abulasi ek splor asi r uang t er buk a pada ket iga kaw asan k aj ian.
Tabel 4.2 Eksplorasi Ruang Terbuka pada Kawasan Kajian
NO. KETERANGAN SIMALINGKAR DFA TASBI
1. Luas Ruang Terbuka ± 154.652 m2 ± 4.895 m2 ± 168.551 m2
2. Fasilitas Ruang Terbuka:
a. Pohon peneduh ada Ada ada
b. Kolam taman Ada Ada ada
c. Pagar tidak ada Ada ada
d. Bangku tidak ada Ada ada
e. Jogging track tidak ada Ada ada
f. Permainan anak tidak ada Ada ada
g. Lapangan bola tidak ada tidak ada ada
h. Tempat makanan/ jajanan Ada tidak ada ada
i. Kolam renang tidak ada tidak ada ada
3. Penggunaan oleh:
a. Anak-anak - bermain
- jajan
- bermain - bermain
- berenang - jajan
b. Orang dewasa - jalan santai
- ngobrol - jajan - olah raga - hiburan - pesta keluarga - pesta demokrasi - tujubelasan
- jalan santai - jogging - ngobrol - olah raga - senam
- jalan santai - jogging - lari - ngobrol - olah raga - senam - berenang - jajan - bisnis
4. Frekuensi kunjungan Sering Jarang jarang
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pemafaatan Ruang Terbuka
Keberadaan ruang terbuka merupakan bagian integral kegiatan pembangunan dan keberadaan suatu kawasan. Dalam konteks penyediaan ruang terbuka maka hampir semua kota-kota besar dan kompleks perumahan di Indonesia mengalami
defisit karena jumlah besaran/luas ruang terbuka yang disediakan oleh pemerintah dan pengembang perumahan tidak mampu menampung kebutuhan beberapa aktivitas
sosial yang semestinya merupakan hak dari warganya, misalnya: 1. Tempat bermain anak
2. Kegiatan olah raga
3. Bersantai, berjalan-jalan 4. Acara-acara tertentu, dll
Khususnya tempat bermain anak di beberapa kawasan permukiman padat fasilitasnya sangat minim jumlahnya. Gejala ini dapat diamati dari aktivitas sosial di beberapa kota besar utama di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan
Medan. Anak-anak yang tinggal di permukiman padat memanfaatkan jalan raya sebagai tempat bermain. Hal ini terjadi di banyak tempat, keinginan mereka untuk
psikologis bagi anak. Kesempatan mereka untuk membangun kontak sosial dengan
lingkungan juga akan berkurang. Ketersediaan ruang terbuka yang dapat dipergunakan anak-anak untuk bermain dan beraktivitas merupakan hak dasar anak
yang harus dipenuhi. Tersedianya sarana bermain khususnya di sekitar lingkungan rumah mereka tentunya sangat membantu anak-anak untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas di masa awal pertumbuhan mereka. Dari tempat bermain,
anak itu belajar spontanitas, belajar interaksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya serta belajar disiplin dan mengembangkan kepribadiannya secara utuh.
Sedemikian pentingnya bermain untuk anak, pemerintah mengakomodasi kebutuhan tersebut di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 11 pada Undang-Undang itu mengatur bahwa setiap anak
berhak beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Adanya tempat bermain untuk anak di kawasan permukiman
sangatlah penting. Anak-anak memiliki energi untuk beraktivitas lebih besar dan lebih lama dibanding orang dewasa dalam hal bermain, maka wajar jika anak-anak
membutuhkan ruang yang lebih luas.
Minimnya ruang terbuka dan berbagai fasilitasnya mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk melakukan kegiatan pada ruang terbuka, misalnya
berdampak terhadap tingginya tingkat stres pada masyarakat, menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat.
Untuk mewujudkan semua itu, tentu saja diperlukan ruang terbuka yang cukup
luas, aman, terpelihara, terjangkau, asri. Hal ini akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi dan memanfaatkanya untuk berbagai kegiatan baik untuk olah raga, jalan santai, jogging, duduk santai, cari udara segar dan kegiatan sosial lainnya.
5.2 Pemanfaatan Ruang Terbuka pada Kawasan Kajian
Dalam struktur masyarakat modern, status sosial haruslah diperjuangkan dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan. Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika
seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya.
Rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Perbedaan lapisan sosial
pada masyarakat secara tidak langsung juga akan memunculkan perbedaan tempat tinggal. Rumah yang terletak di kawasan elit biasanya dilengkapi berbagai fasilitas
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya. Akan tetapi tidak setiap fasilitas yang disediakan itu dimanfaatkan oleh penghuninya secara maksimal, ada banyak faktor yang membuat pemanfaatannya tidak maksimal sesuai dengan
kebutuhannya. Sehubungan dengan judul tesis ini penulis menyajikan bagaimana pola pemanfaatan ruang terbuka pada tiga perumahan dengan kelas sosial yang berbeda,
1. Perumnas Simalingkar (Simalingkar)
2. Perumahan Debang Flamboyan Asri (DFA) 3. Perumahan Taman Setia Budi Indah (Tasbi)
5.2.1 Perumnas Simalingkar
Perumahan Simalingkar dihuni oleh berbagai etnis, tetapi masyarakat yang
pada umumnya menghuni perumahan ini adalah masyarakat kelas sosial ekonomi rendah. Dibandingkan dengan masyarakat Taman Setia Budi Indah dan Debang
Flamboyan Asri, pola hidup masyarakat di Simalingkar lebih bervariasi. Kultur masyarakat berpenghasilan relatif rendah, membuat pemanfaatan ruang terbuka lebih bersifat alami (Gambar 5.1)
Pada umumnya ruang terbuka pada perumahan ini sangatlah minim dari
segala fasilitas dan jauh dari standard/persyaratan ruang terbuka yang diharapkan, kurang terawat, kotor dan tidak dikelola dengan baik, sehingga masyarakat dalam
memanfaatkannya tidaklah optimal walaupun ruang terbuka yang ada sangatlah penting untuk berbagai kegiatan masyarakat, misalnya: olah raga, acara pesta, arena bermain anak, hal ini disebabkan tidak adanya instansi yang mengelola/melihara
ruang terbuka pada perumahan ini. Selain untuk arena bermain anak dan olah raga, ruang terbuka juga dimanfaatkan untuk acara perayaan hari kemerdekaan, pilkada,
bersantai dan arena hiburan masyarakat. Untuk acara pesta pada umunya masyarakat mengadakannya di halaman rumah dan di gedung.
Dengan segala kekurangan fasilitas, sarana dan prasarana pada setiap ruang
terbuka pada perumahan ini, masyarakat jusru sangat memanfaatkan ruang terbuka ini, baik untuk kegiatan bermain anak, olah raga, jalan santai, duduk-duduk untuk orang dewasa. Hal ini disebabkan tingkat ekonomi masyarakat masih sangat terbatas
dan rendah, pada umumnya pendapatan lebih banyak digunakan untuk konsumsi rumah tangga.
Begitu bervariasinya pemanfaatan ruang terbuka di kompleks perumahan simalingkar ini maka sangatlah layak jika pemerintah dan pihak pengembang perumahan Simalingkar lebih membenahi ruang terbuka yang ada. Tingkat kepadatan
penduduk di daerah ini sebaiknya disikapi dengan serius. Adalah baik jika ruang terbuka yang ada di perumahan ini sebagian dibentuk menjadi ruang terbuka hijau,
5.2.2 Perumahan Debang Flamboyan Asri (DFA)
Perumahan Debang Flamboyan Asri ini dihuni masyarakat kelas menengah, tingkat pendapatan masyarakat di perumahan ini cukup memadai. Pola hidup
masyarakat di Debang Flamboyan Asri hampir mengikuti masyarakat modern. Keluarga yang hidup di lingkungan di wilayah Debang Flamboyan Asri lebih menyukai anak mereka bermain di rumah. Mengingat pendapatan mereka yang cukup
memadai, keluarga di Debang Flamboyan Asri menyibukkan anak-anak mereka untuk mendapatkan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, sehingga otomatis jam
bermain anak banyak disita untuk belajar tambahan, dan sebagian besar mereka memilih menyediakan arena bermain anak di rumah, karena memang ukuran rumah cukup luas untuk area bermain anak.
Gambar 5.2 Pemanfaatan ruang terbuka pada perumahan Debang Flamboyan Asri Sumber: Dokumentasi Pribadi (data primer)
Fasilitas ruang terbuka yang disediakan oleh pengembang perumahan ini
tergolong baru, sehingga pembenahan dan penataan ruang terbuka pada kawasan
perumahan ini belum optimal, walaupan didalam master plan ruang terbuka perumahan ini direncanakan memiliki banyak fasilitas untuk dapat dimanfaatkan
masyarakat penghuni perumahan ini (Gambar 5.2).
Ketika libur akhir pekan tiba, penduduk Debang Flamboyan Asri mempunyai beberapa pilihan yakni mengunjungi pusat perbelanjaan, dan keluar kota. Mereka
yang memilih liburan akhir pekan di rumah biasanya menyibukkan diri dengan berolah raga di lapangan terbuka dan bersantai di rumah.
5.2.3 Perumahan Taman Setia Budi Indah (Tasbi)
Perumahan Taman Setia Budi Indah yang dibangun sejak tahun 1985 dan
perumahan ini merupakan salah satu perumahan yang cukup tua di kota medan, dengan berjalannya waktu berbagai fasilitas pada perumahan ini dikembangkan terus menerus, ruang terbuka yang cukup memadai, fasilitas ruang terbuka yang cukup
lengkap membuat pemanfaata ruang terbuka pada perumahan ini dapat optimal sesuai yang diharapkan. Selain kolam renang, lapangan bola, lapangan golf ada juga taman
Gambar 5.3 Pemanfaatan ruang terbuka pada perumahan Taman Setia Budi Indah Sumber: Dokumentasi Pribadi (data primer)
karena dalam masa pertumbuhannya anak sangat menyukai permainan. Ketersediaan
lapangan terbuka bagi anak sangat membuka kesempatan baginya untuk menyalurkan seluruh aspek hidupnya.
Tetapi tidak demikian adanya dengan masyarakat Taman Setia Budi Indah, mereka lebih memilih rumah sebagai tempat bermain anak, hal ini dikarenakan oleh tingkat ekonomi yang mapan, sehingga mereka dapat menyediakan berbagai
permaianan untuk anak mereka. Apabila anak sudah memasuki usia sekolah, maka kesempatan bermain anak akan semakin sedikit, hal ini dikarenakan anak-anak sudah
disibukkan dengan pelajaran tambahan dan pencarian bakat, sehingga kalaupun anak punya waktu untuk bermain mereka cukup bermain di rumah dengan beragam jenis permainan yang telah disediakan oleh orang tua.
Ketika libur akhir pekan tiba masyarakat Taman Setia Budi Indah lebih menyukai berlibur ke luar kota, pusat perbelanjaan. Saat ini di kota Medan telah tersedia pusat perbelanjaan dengan kenyamanan berbelanja dan rekreasi yang
memadai. Jumlah pusat perbelanjaan saat ini sudah lebih dari cukup, bahkan ada pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan sarana rekreasi seperti ice skating, pusat
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka 5.3.1 Tingkat Pendidikan
Salah satu faktor yang menentukan status sosial seseorang ditengah masyarakat adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin besar peluangnya untuk mendapatkan kedudukan yang layak ditengah masyarakat. Melalui pendidikan orang akan mampu untuk memikirkan dan berusaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dari tabel 5.1 dan gambar 5.4 menunjukkan
tingkat pendidikan masyarakat juga menentukan tingkat sosial ekonomi masyarakat, pada perumahan Perumnas Simalingkar tingkat pendidikan masyarakat rata-rata
SMU dan S1 dan masih ditemukan masyarakat yang hanya mengecap pendidikan SD dan SMP, sementara pada perumahan Debang Flamboyan Asri pendidikan masyarakat rata-rata S1 dan bahkan ada yang sampai S2, dan pada perumahan
Taman Setia Budi Indah masyarakat rata-rata S1 dan S2 dan bahkan sampai S3.
Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga pada Kawasan Kajian
NO PENDIDIKAN SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SD 2 4,00 - - - -
2 SMP 2 4,00 - - - -
3 SMU 25 50,00 - - 2 4,00
4 S1 19 38,00 28 93,33 27 54,00
5 S2 2 4,00 2 6,67 20 40,00
6 S3 - - - - 1 2,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.4 Tingkat pendidikan masyarakat pada kawasan kajian
5.3.2 Tingkat Penghasilan Masyarakat
Tingkat penghasilan seseorang akan sangat mempengaruhi pola
kehidupannya, tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pemilihan tempat tinggal pada umumnya disesuaikan dengan tingkat kemampuan ekonomi .
Ketika pendapatan sebagian besar masih digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok, pemilihan tempat tinggal bukan menjadi permasalahan yang utama. Akan tetapi jika pendapatan semakin meningkat, pemenuhan kebutuhan pokok juga sudah
membaik, keinginan untuk membentuk jati diri akan semakin jelas.
Dari Tabel 5.2 dan Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa penduduk yang tinggal di
juta, hal ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di
kawasan perumahan Debang Flamboyan Asri yaitu 10 s/d 20 juta.
Tabel 5.2 Tingkat Penghasilan Kepala Rumah Tangga Pada Kawasan Kajian
NO
PENGASILAN
PER BULAN (Juta)
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 s/d 1 7 14,00 - - - -
2 1 s/d 3 19 38,00 - - - -
3 3 s/d 6 16 32,00 - - - -
4 6 s/d 10 6 12,00 9 30,00 5 10,00
5 10 s/d 20 2 4,00 19 63,33 16 32,00
6 20 s/d 35 - - 2 6,67 17 34,00
7 35 s/d 50 - - - - 9 18,00
8 >50 - - - - 3 6,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Sedangkan penduduk yang tinggal di Perumnas Simalingkar memiliki
penghasilan rata-rata 1 s/d 6 juta, ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di kedua perumahan lainnya.
5.3.3 Pekerjaan
Salah satu alasan orang menekuni suatu pekerjaan adalah karena pekerjaan
tersebut cukup menjanjikan dari segi pendapatan.
Tabel 5.3 Pekerjaan Responden pada Kawasan Kajian
NO PEKERJAAN
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Pelajar/Mahasiswa - - - -
2 Guru / Dosen 13 26,00 - - 3 6,00
3 PNS / BUMN 16 32,00 8 26,67 8 16,00
4 Pegawai Swasta 5 10,00 2 6,67 10 20,00
5 Wiraswasta 12 24,00 19 63,33 26 52,00
6 Polisi/TNI 4 8,00 1 3,33 3 6,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Jika diperhatikan pekerjaan yang pada umumnya mampu menghasilkan pendapatan yang cukup menjanjikan adalah wiraswasta yang profesional. Dari Tabel
kajian. Pada perumnas Simalingkar pada umumnya pekerjaan masyarakat sebagi
guru/dosen dan PNS/BUMN, sementara pada perumahan Debang Flamboyan Asri dan Taman Setia Budi Indah masyarakat mempunyai pekerjaan mayoritas
wiraswasta.
Gambar 5.6 Pekerjaan Penduduk Perumnas Simalingkar
Gambar 5.8 Pekerjaan Penduduk Perumahan Taman Setia Budi Indah 5.3.4 Umur
Struktur umur penduduk akan menentukan angkatan kerja dan tingkat ketergantungan penduduk. Banyak umur pada usia anak-anak (dibawah usia 10 tahun) dan penduduk usia tua (diatas 60 tahun) akan menambah beban dan tingkat
ketergantungan penduduk, karena secara ekonomi dianggap tidak produktif.
Tabel 5.4 Umur Responden pada Kawasan Kajian
NO Umur
(Tahun)
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 20 - 30 3 6,00 2 6,67 3 6,00
2 31 - 40 15 30,00 10 33,33 20 40,00
3 41- 50 21 42,00 13 43,33 19 38,00
4 51- 60 8 16,00 5 16,67 6 12,00
5 > 60 3 6,00 - - 2 4,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Gambar 5.9 Umur Kepala Rumah Tangga Pada Kawasan Kajian
Dari Tabel 5.4 dan Gambar 5.9 ditunjukkan bahwa struktur umur tidak menjadi faktor utama untuk mengklasifikasikan strata sosial seseorang ditengah masyarakat, karena tabel tersebut diatas menunjukkan pola penyebaran struktur umur
yang merata pada ketiga perumahan tempat kajian.
5.3.5 Frekuensi Kunjungan
Tabel 5.5 dan Gambar 5.10 menunjukkan frekuensi kunjungan masyarakat terhadap ruang terbuka pada kawasan kajian, dengan segala kekurangan fasilitas
ruang terbuka pada perumnas Simalingkar ternyata masih lebih tinggi frekuensi kunjungan masyarakat dibandingkan kedua perumahan lainnya yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas ruang terbuka yang memadai yaitu 2 kali seminggu dan 1 kali seminggu. Sementara pada kedua perumahan lainnya frekuensi kunjungan rata-rata 1 kali seminggu dan banyak pada pilihan lain-lain yaitu jarang berkunjung.
Tabel 5.5 Frekuensi Kunjungan Masyarakat pada Ruang Terbuka
NO
FREKUENSI
KUNJUNGAN
SIMALINGKAR DFA TASBI
1 Setiap Hari 2 4,00 - - - -
2 Setiap 2 Hari 8 16,00 1 3,33 2 4,00
3 2 x Seminggu 18 36,00 5 16,67 8 16,00
4 1 x Seminggu 20 40,00 13 43,33 22 44,00
5 Lain-lain 2 4,00 11 36,67 18 36,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.10 Frekuensi Kunjungan Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka
5.3.6 Tujuan Kunjungan
Pada umumnya tujuan kunjungan masyarakat terhadap ruang terbuka hampir
sama pada ketiga kawasan kajian, yaitu untuk berolah raga, duduk-duduk dan mencari udara segar, seperti ditunjukkan pada Tabel 5.6 dan Gambar 5.11.
Tabel 5.6 Tujuan Kunjungan Masyarakat pada Ruang Terbuka
NO TUJUAN SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Olah Raga 21 42,00 12 40,00 25 50,00
3 Duduk-duduk 11 22,00 13 43,33 12 24,00
4 Udara Segar 10 20,00 5 16,67 9 18,00
5 Lain-lain 6 12,00 - - 3 6,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.11 Tujuan Kunjungan Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka
5.3.7 Teman Berkunjung
Budaya masyarakat Indonesia masih terlihat pada ketiga kawasan perumahan
ini, keinginan untuk saling berinterasksi sosial, baik terhadap keluarga, orang lain masih kuat. Sehingga kunjungan yang dilakukan masyarakat terhadap ruang terbuka cenderung mengajak orang, baik suami/istri, orang tua, anak maupun teman.
Tabel 5.7 Teman Berkunjung pada Ruang Terbuka
NO TEMAN
BERKUNJUNG
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2 Orang Tua 2 4,00 - - 1 2,00
3 Anak 15 30,00 13 43,33 12 24,00
4 Teman 10 20,00 5 16,67 9 18,00
5 Lain-lain 6 12,00 - - 3 6,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.12 Teman Berkunjung pada Ruang Terbuka
Dari Tabel 5.7 dan Gambar 5.12 menunjukkan pada umumnya masyarakat mengajak suami/istri dan anak untuk berkunjung keruang terbuka, hal ini berlaku sama pada ketiga perumahan kawasan kajian.
5.3.8 Kegiatan Olah Raga
Kegiatan olah raga yang masyarakat sangat dipengaruhi ketersediaan fasilitas pada ruang terbuka, Taman Setia Budi Indah yang dilengkapi dengan banyak fasilitas mengakibatkan banyaknya pilihan kegiatan olah raga yang akan dilakukan, misalnya
Berbeda dengan kedua perumahan lainya yang sangat minim dengan fasilitas
pada ruang terbukanya, jenis kegiatan olah raga yang dilakukan sangat terbatas (Tabel 5.8 dan Gambar 5.13).
Tabel 5.8 Olah Raga Yang Dilakukan Pada Ruang Terbuka
NO
JENIS OLAH
RAGA
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Jogging 20 40,00 16 53,33 23 46,00
2 Jalan Santai 14 28,00 5 16,67 7 14,00
3 Senam 13 26,00 8 26,67 6 12,00
4 Sepak bola - - - - 9 18,00
5 Lain-lain 3 6,00 1 3,33 5 10,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
5.3.9 Faktor Penarik Kunjungan
Penataan dan pengelolaan yang baik akan menambah minat masyarakat untuk mengunjungi ruang terbuka pada kawasan perumahan.
Tabel 5.9 Faktor Penarik Kunjungan pada Ruang Terbuka
NO
FAKTOR
PENARIK
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Teduh 3 6,00 2 6,67 25 50,00
2 Sepi 7 14,00 26 86,67 2 4,00
3 Ramai 24 48,00 - - 13 26,00
4 Banyak jajanan - - - - 8 16,00
5 Lain-lain 16 32,00 2 6,67 2 4,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.14 Faktor Penarik Kunjungan pada Ruang Terbuka
pohon peneduh lebih menjadi faktor penarik kunjungan, pada DFA yang menjadi
faktor penarik kunjungan adalah sepinya suasana ruang terbuka pada perumahan ini, sementara pada perumnas Simalingkar yang menjadi faktor penarik adalah keramaian
ruang terbuka pada kawasan ini (Tabel 5.9 dan Gambar 5.14). 5.3.10 Faktor Penolak Kunjungan
Ruang terbuka yang dikelola dengan buruk, kotor, gersang, tidak rapi akan
menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan, hal ini akan menjadi faktor penolak kunjungan masyarakat, seperti yang ditunjukkan pada perumnas simalingkar yang
cenderung kotor, dan pada DFA faktor penolak kunjungan adalah minimnya fasilitas pada ruang terbuka perumahan ini, sementara pada Taman Setia Budi Indah ketidak rapian menjadi faktor penolak kunjungan masyarakat (Tabel 5.10 dan Gambar 5.15).
Tabel 5.10 Faktor Penolak Kunjungan pada Ruang Terbuka
NO FAKTOR
PENOLAK
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Kotor 19 38,00 - - 14 28,00
2 Gersang 3 6,00 5 16,67 - -
3 Tidak Rapi 13 26,00 - - 25 50,00
4 Fasilitas 15 30,00 23 76,67 10 20,00
5 Lain-lain - - 2 6,67 1 2,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Gambar 5.15 Faktor Penolak Kunjungan pada Ruang Terbuka 5.3.11 Jarak Ruang Terbuka Dari Rumah
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi frekuensi kunjungan masyarakt
terhadap ruang terbuka adalah jarak, terutama untuk anak yang ingin bermain. Semakin dekat jaraknya dari rumah, maka akan sering mengunjunginya, dan ini berlaku untuk ketiga kawasan kajian (Tabel 5.11 dan Gambar 5.16).
Tabel 5.11 Jarak Ruang Terbuka Dari Rumah
NO
JARAK R.TERBUKA
DARI RUMAH
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 0 - 500 m 35 70,00 30 100,00 26 52,00
2 500 - 1500 m 13 26,00 - - 22 44,00
3 1500 - 3000 m 2 4,00 - - 2 4,00
4 3000 - 5000 - - - -
5 > 5000 m - - - -
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Grafik 5.16 Jarak Rumah Terhadap Ruang Terbuka 5.3.12 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka
Dari ketiga perumahan kawasan kajian Tasbi memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang lebih lengkap, perumahan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas
yang cukup, misalnya lapangan sepak bola dan Driving range, fasilitas ini merupakan hal yang langkah pada perumahan lainnya karena membutuhkan luasan yang cukup
besar, nilai tanah yang semakin mahal. Disamping itu perumahan ini dilengkapi dengan kolam renang, lapangan basket dan lain sebagainya. Hal ini memberikan rasa cukup sebagai fasilitas terhadap masyarakat penghuni Taman Setia Budi Indah.
Berbeda dengan Perumnas Simalingkar yang sangat minim dengan fasilitas pendukung ruang terbukanya, masyarakat responden menyatakan sangat kurang
dengan fasilitasnya. Hal yang sama juga pada perumahan Debang Flamboyan Asri mereka juga menilai fasilitas ruang terbukanya kurang memadai (Tabel 5.12 dan Gambar 5.17).
Tabel 5.12 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka
NO KELENGKAPAN SIMALINGKAR DFA TASBI
1 Sangat Cukup - - - - 1 2,00
2 Cukup - - 2 6,67 30 60,00
3 Biasa Saja 5 10,00 6 20,00 18 36,00
4 Kurang 17 34,00 22 73,33 1 2,00
5 Sangat Kurang 28 56,00 - - - -
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 5.17 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka
5.3.13 Kenyamanan Ruang Terbuka
Kenyamanan suatu ruang terbuka didukung dengan banyak faktor, baik itu fasilitas, akses, jarak, pepohonan, taman dan lain sebagainya. Ruang terbuka yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang serasi akan menimbulkan rasa nyaman terhadap pengunjung. Perumnas Simalingkar yang minim dengan fasilitas dan sistim keamanan yang tidak ada mangakibatkan suasana yang tidak nyaman bagi
Indah masyarakat menyatakan cenderung nyaman, karena kedua perumahan ini
dikelola dengan cukup rapi dan teratur, terutama perumahan Taman Setia Budi Indah yang dipenuhi banyak pohon peneduh, areal ruang terbuka yang cukup luas (Tabel
5.13 dan Gambar 5.18).
Tabel 5.13 Kenyamanan Ruang Terbuka
NO KENYAMANAN SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Sangat Nyaman - - 5 16,67 2 4,00
2 Nyaman - - 19 63,33 27 54,00
3 Biasa Saja 5 10,00 5 16,67 19 38,00
4 Tidak Nyaman 35 70,00 1 3,33 2 4,00
5 Sangat Tidak Nyaman 10 20,00 - - - -
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Gambar 5.18 Kenyamanan Ruang Terbuka
Perumahan Taman Setia Budi Indah dan Debang Flamboyan Asri yang
dilengkapi dengan sistim pengamanan pada pintu masuk terlihat lebih aman, sehingga masyarakat dapat lebih leluasa dan terjamin didalam melakukan kegiatan
pada ruang terbukanya. Berbeda dengan perumnas Simalingkar, masyarakat mayoritas menyatakan ruang terbuka pada perumahan ini tidak aman dan was-was (Tabel 5.14 dan Gambar 5.19).
Tabel 5.14 Keamanan Ruang Terbuka
NO KEAMANAN
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Sangat Aman - - 10 33,33 5 10,00
2 Aman - - 19 63,33 34 68,00
3 Waswas 21 42,00 1 3,33 6 12,00
4 Tidak Aman 24 48,00 - - 5 10,00
5 Sangat Tidak Aman 5 10,00 - - - -
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
5.3.15 Alternatif Kunjungan
Pola hidup masyarakat sangat bergantung dengan tingkat ekonomi yang dimilikinya, semakin tinggi sosial ekonomi seseorang maka dia akan memiliki bayak
alternatif tujuan kunjungan untuk menghabiskan waktu luangnya. Masyarakat Perumnas Simalingkar mayoritas memilih Lain-lain sebagai alternatif kunjungan, dari wawancara yang dilakukan mereka lebih memilih bekerja, dirumah. Sementara
untuk perumahan Debang Flamboyan Asri lebih memilih Mall sebagai alternative tujuan untuk menghabiskan waktu luang. Dan masyarakat Taman Setia Budi Indah
lebih banyak memilih lain-lain yaitu ada mengatakan yang keluar kota, rekreasi, mall dan took buku (Tabel 5.15 dan Gambar 5.20).
Tabel 5.15 Alternatif Kunjungan
NO
ALTERNATIF
KUNJUNGAN
SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Mall 2 4,00 13 43,33 15 30,00
2 Toko Buku 3 6,00 7 23,33 12 24,00
3 Nonton 10 20,00 2 6,67 1 2,00
4 Berenang 7 14,00 3 10,00 - -
5 Lain-lain 28 56,00 5 16,67 22 44,00
TOTAL 50 100,00 30 100,00 50 100,00
Gambar 5.20 Alternatif Kunjungan 5.3.16 Persepsi Terhadap Ruang Terbuka Secara Fisik
Persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka merupakan akumulasi penilaian dari semua aspek yang berhubungan dengan ruang terbuka pada kawasan kajian.
Fasilitas yang memadai, jarak dari rumah, keserasian dan lain sebagainya. Dari ketiga perumahan yang diteliti persepsi masyarakat lebih memberikan penilaian positif terhadap ruang terbuka pada perumahan Taman Setia Budi Indah disusul dengan
Debang Flamboyan Asri dibandingkan perumnas Simalingkar (Tabel 5.16 dan Gambar 5.21).
Tabel 5.16 Persepsi Terhadap Ruang Terbuka Secara Fisik
NO PERSEPSI SIMALINGKAR DFA TASBI
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Sangat Bagus - - - - 2 4,00
2 Bagus - - 16 53,33 27 54,00
3 Biasa saja 7 14,00 11 36,67 20 40,00
4 Kurang 33 66,00 3 10,00 1 2,00
5 Sangat Kurang 10 20,00 - - - -
Sumber: Data Primer Diolah
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Tingkat kunjungan ruang terbuka pada setiap kompleks perumahan berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi tingkat sosial ekonomi dan kultur masyarakat
penghuninya. Pemanfaatan ruang terbuka juga dapat dipengaruhi tipe kompleks perumahan, tipe perumahan akan menunjukkan fasilitas pada kompleks perumahan tersebut. Semakin elit suatu perumahan cenderung akan didukung dengan
ketersediaan ruang terbuka yang memadai dan berbagai fasilitas pendukung lainnya, juga didukung dengan pengelolaan perumahan yang berkesinambungan oleh pihak
pengembang sehingga ruang terbuka lebih terpelihara.
Ruang terbuka yang direncanakan dengan berbagai fasilitas, menarik, sejuk, nyaman, asri menjadi daya tarik dan akan mempengaruhi masyarakat penghuni
kompleks maupun masyarakat luar kompleks untuk mengunjungi dan memanfaatkannya, baik untuk rekreasi, olah raga, jogging, jalan santai, hiburan
maupun acara-acara tertentu.
Ruang terbuka pada Perumahan Taman Setia Budi Indah mempunyai fasilitas yang memadai, lebih berfariasi, terpelihara, lebih nyaman. hal ini menunjukkan
kedua perumahan lainnya yang minim dengan fasilitas ruang terbukanya, terutama
untuk Perumnas Simalingkar ruang terbukannya kurang terpelihara dan kurang nyaman.
Adanya pergeseran pemanfaatan ruang terbuka yang terjadi pada kawasan kajian, perumahan Taman Setia Budi Indah yang memiliki fasilitas ruang terbuka yang lebih lengkap dibandingkan dengan kedua perumahan lainnya justru tidak
dimanfaatkan oleh penghuninya secara optimal sebagai mana fungsinya, hal ini ditunjukkan dari frekuensi kunjungan masyarakat yang sangat minim dibandingkan
Perumnas Simalingkar, keadaan ini diakibatkan pola hidup masyarakat penghuni sudah cenderung modern, disibukkan berbagai kegiatan dirumah maupun diluar kompleks perumahan, anak-anak bermain dirumah, les tambahan, pencarian bakat
dan lain sebagainya. Perumahan Simalingkar dengan segala keterbatasan fasilitas ruang terbukanya, justru sangat bermanfaat bagi masyarakat penghuninya, hal ini terjadi karena keterbatasan ekonomi masyarakat untuk penyediaan fasilitas pribadi,
sempitnya lahan pekarangan membuat anak-anak memilih bermain pada ruang terbuka.
6.2 Saran
Melihat tingkat kunjungan ruang terbuka pada beberapa kompleks perumahan
yang ada di kota Medan dimana terjadi pergeseran mafaat yang seharusnya, diharapkan kepada setiap perencana perumahan, developer dan assosiasi terkait untuk
sehingga menarik untuk dikunjungi, manfaatnya dapat dirasakan oleh setiap lapisan
masyarakat penghuninya sebagai sarana sosial, sarana ruang publik. Hal ini akan berdampak kepada peningkatan kesehatan dan pengurangan tingkat stres masyarakat.
Disadari bahwa ketersediaan ruang itu sendiri tidak tak terbatas. Bila pemanfaatan ruang tidak diatur dengan baik, kemungkinan besar terdapat pemborosan manfaat ruang dan penurunan kualitas ruang. Oleh karena itu,
diperlukan penataan ruang untuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi lokasi, kualitas ruang, dan estetika lingkungan.
Didalam pendekatan manajemen perlu ada sutu persyaratan minimal:
a. Harus ada yang bertanggung jawab ruang publik harus seperti plaza, jalan atau mall menyenangkan bagi setiap pengunjung.
b. Seluruh detail elemen harus selalu bersih, terawat, aman dan asri, sehingga menarik untuk dikunjungi.
c. Harus selalu ada yang memantau terhadap perubahan desain dimana setiap