• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pendaftaran dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme Pendaftaran dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama

untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

Penerimaan Negara yang terdiri atas penerimaan pajak dalam negeri dan

pajak luar negeri inilah yang akan digunakan menjadi anggaran untuk

menjalankan roda pemerintahan di Negara Indonesia khususnya.Oleh

karenaitu, pemerintahterus berusaha dengan berbagai cara untuk

memaksimalkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Beberapa tahun silam unsur perpajakan dianggap sebagai penerimaan

sekunder, karena pada masa itu yang menjadi sumber pendapatan utama dan

menjadi andalan penerimaan Negara berasal dari minyak dan gas (migas).

Tetapi semakin lama minyak dan gas Indonesia tidak dapat diandalkan lagi

sehingga beralih ke sektor pajak dan pajak pada masa sekarang ini menjadi

sumber penerimaan terbesar negara tetapi bukanlah satu- satunya sumber

untuk menambah pendapatan Negara.

Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Kementerian

Keuangan dalam hal mempermudah wajib pajak untuk melakukan kewajiban

(2)

untuk mengumpulkan pajak. Salah satu jenis pajak yang sampai saat ini juga

mengalami kesulitan dalam pemungutannya yaitu Pajak Pertambahan Nilai

(PPN).

Kurangnya kesadaran para pengusaha dalam melaporkan usahanya, untuk

dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Hal ini mengakibatkan

kerugian bagi negara dan pengusaha. Negara mengalami kerugian karena

berkurangnya penerimaan dari sektorPPN yang dibayarkan pengusaha, dan

pengusaha tersebut rugi karena apabila tidak menjadi Pengusaha Kena Pajak

(PKP) dia tidak akan dapat melakukan transaksi dengan instansi pemerintahan

karena tidak dapat menerbitkan faktur pajak.

Berdasarkan uraian tersebut tentang ketidak taatan wajib pajak dalam

melakukan kewajiban perpajakannya, maka penulis mengangkat masalah

Pengusaha kena Pajak, agar masyarakat mengetahui mekanisme pendaftaran

dan pencabutan NPPKP menjadi judul tugas akhir yaitu “MEKANISME

PENDAFTARAN DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN

PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP) DI KANTOR PELAYANAN

(3)

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari laporan tugas akhir adalah :

1.1 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme bagi Pengusaha Kena

Pajak (PKP) yang dikukuhkan secara jabatan

1.2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang dilakukan bagi

Pengusaha Kecil yang ingin terdaftar sebagai Pengusaha Kena

Pajak (PKP)

1.3 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang dilakukan atas

permohonan PKP yang ingin melakukan Pencabutan Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

2. Manfaat

Adapun manfaat dari laporan tugas akhir adalah :

2.1 Bagi Mahasiswa

2.1.1 Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya

mengenai Pendaftaran dan Pencabutan Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)

2.1.2 Mengaplikasikan semua teori dan disiplin ilmu yang

telah dipelajari Selema di bangku perkuliahan di

dalam kehidupan dunia kerja nyata sebagai upaya

(4)

2.1.4 Menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa

tanggung jawab dan profesionalisme serta

kedisiplinan yang nantinya dibutuhkan ketika

memasuki dunia kerja.

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

2.2.1 Menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab

terhadap segala sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.

Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak

universitas dengan instansi-instansi lain.

2.2.2 Meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan pada

masa yang akan datang sehingga berkembang lebih

pesat.

2.2.3 Sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas

Mahasiswa/I di Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Mempromosikan Sumber Daya Manusia Universitas

Sumatera Utara

2.3Bagi KPP Pratama Binjai

2.3.1 Saran bagi KPP Pratama Binjai agar menerima

saran maupun kritik yang membangun dan manjadi

sumber masukan

2.3.2 Membina kerja sama antara lembaga pendidikan

(5)

2.3.3 Membekali Mahasiswa/I dengan pengalaman yang

sebenarnya di dunia kerja dan sebagai persiapan

untuk memasuki dunia kerja dan masyarakat umum

C. Uraian teoritis

1. Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

berdasarkan undang – undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada

mendapat balasan jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa

berdasarkan norma – norma hukum untuk menutup biaya produksi

barang – barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan

umum. Dan untuk setiap wajib pajak tanpa terkecuali yang tidak mau

membayar pajak maka akan mendapat sanksi.

Kelangsungan hidup suatu negara memerlukan biaya yang

sangat besar. Adapun penghasilan negara berasal dari masyarakat

melalui pungutan pajak atau hasil kekayaan alam yang trkandung di

dalam negara. Penghasilan tersebutlah yang akan digunakan untuk

membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

kepentingan pribadi individu seperti kesejahteraan rakyat, pendidikan,

dan kesehatan.

Ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh parah ahli tentang

(6)

1.1Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 1983

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang No. 16 Tahun 2009 :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”.

1.2Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (Hukum

Pajak, 2014:9) :

“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan

Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung

dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum”.

2. Unsur – Unsur Pajak

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan pajak memiliki

beberapa unsur-unsur, yaitu :

2.1Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut

pajak hanya lah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan

(7)

2.2Berdasarkan undang-undang, pajak dipungut berdasarkan

atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

2.3Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang

secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak

tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual

oleh pemerintah.

2.4Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat

luas.

3. Fungsi Pajak

Adapun fungsi pajak adalah :

3.1Fungsi Finansial (Budgeter)

yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke

kas negara, dengan tujuan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Penerimaan dari sektor pajak dewasa

ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam

Anggara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

3.2Fungsi Mengatur (Regulerend)

yaitu pajak diguanakan sebagai alat untuk mengatur

masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik

(8)

mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh

sebagai berikut:

i. Pemberian insentif pajak (misalnya tax

holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik

investasi dalam negeri maupun investasi

asing.

ii. Pengenaan pajak ekspor untuk

produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi

kebutuhan dalam negeri.

iii. Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah untuk produk-produk

impor tertentu dalam rangka melindungi

produk-produk dalam negeri.

4. Jenis- Jenis Pajak

Masalah perpajakan tidak lah sederhana hanya sekedar

menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada

negara, tetapi coraknya bermacam-macam tergantug pada

pendekatannya. Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan

(9)

4.1Berdasarkan Golongan

4.1.1Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang

bebannya harus ditanggung sendiri oleh

wajib pajak yang bersangkutan dan tidak

dapat dialihkan kepada pihak lain.

4.1.2 Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak

yang bebannya dapat dialihkan atau

digeserkan kepada pihak lain

sehingga sering disebut juga sebagai

pajak tidak langsung.

4.2 Berdasarkan Wewenang Pemungut

4.2.1 Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang

wewenang pemungutannya ada pada

pemerintah pusat yang pelaksananya

dilakukan oleh Departemen

Keuangan melalui Direktorat

Jenderal Pajak. Pajak pusat datur

dalam undang – undang dan

(10)

Pendapatan dan Belanjaj Negara

(APBN)

4.2.2 Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak

yang wewenang pemungutannya ada

pada Pemerintah daerah yang

Pelaksanaannya dilakukan oleh

Dinas Pendapatan Daerah.

4.3Berdasarkan Sifat

4.3.1 Pajak subjektif

Pajak subjektif adalah

pajak yang memperhatikan kondisi

atau keadaan Wajib Pajak. Dalam

menentukan pajaknya harus ada alas

an – alas an objektif yang

berhubungan erat dengan keadaan

materialnya, yaitu gaya pikul. Gaya

pikul adalah kemampuan WP

memikul pajak setelah dikurangi

biaya hidup minimum

4.3.2Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak

(11)

objek yang menyebabkan timbulnya

kewajiban membayar, kemudian

baru dicari subjeknya baik orang

pribadi atau badan. Jadi, dengan

kata lain pajak objektif adalah

pengenaan pajak yang hanya

memperhatikan kondisi objeknya

saja.

5. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang

dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa

Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan dapat dikenakan berkali – kali

setiap ada pertambahan nilai dan dapat dikreditkan. Orang Pribadi,

Perusahaan, maupun pemerintah yang melakukan penyerahan

Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak akan dikenakan PPN.

Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak

atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang –

Undang PPN.

Selain PPN, atas Barang kena Pajak yang tergolong mewah

juga dikenakan Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

(12)

i. Barang tersebut bukan merupakan barang

kebutuhan pokok

ii. Barang tersebut dikonsumsi masyarakat umum

iii. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh

masyarakat berpenghasilan tinggi

iv. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan

status sosial

v. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan

dan moral masyarakat, serta mengganggu

ketertiban masyarakat

Subjek pajak PPN adalah Pengusaha Kena Pajak.

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun

yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya

menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,

melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak

berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau

memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah orang pribadi atau

badan yang melakukan penyerahan BKP dan/ atau penyerahan JKP

yang dikenakan pajak berdasarkan Undang- Undang PPN, tidak

termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan

keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil memilih

untuk dikukuhkan menjadi PKP. Dan yag dimaksud dengan

(13)

melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena

Pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak melebihi dari Rp

4.800.000.000,00

NPPKP ( Nomor pengukuhan pengusaha kena pajak )

adalah setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenakan Pajak

pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan undang – undang PPN wajib

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena

pajak memiliki surat pengukuhan kena pajakyang berisi identitas

dan kewajiban perpajakan pengusaha kena pajak.

Penyerahan yang termasuk Objek PPN adalah :

i. Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa

Kena Pajak di dalam daerah pabean yang

dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau

pekerjaan oleh pengusaha

ii. Impor Barang Kena Pajak

iii. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah

pabean yang dilakukan dalam lingkungan

perusahaan atau pekerjaan oleh pengusaha

iv. Pemanfaatan Barang kena Pajak tidak berwujud

dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean

v. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah

pabean ke dalam daerah pabean

(14)

vii.Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh

Pengusaha Kena Pajak

viii. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha

Kena Pajak

ix. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan

tidak di dalam lingkungan perusahaan atau

pekerjaan oleh orang pribadi atau badan baik

yang hasilnya akan digunakan sendiri atau

digunakan oleh pihak lain

x. Penyerahan aset oleh Pengusaha Kena Pajak

yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak

untuk diperjualbelikan.

Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak

berdasarkan Undang - Undang PPN, wajib melaporkan usahanya

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan

tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP.

Dengan dikukuhkannya sebagai PKP maka atas penyerahan BKP

atau JKP, WP tersebut wajib menerbitkan Faktur Pajak sesuai

dengan perundang- undangan PPN.

Berdasarkan permohonan WP untuk dikukuhkan sebagai

PKP, maka KPP melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan

(15)

data yang diisi oleh WP. Hal ini dilakukan untuk menghindari

adanya penerbitan faktur pajak fiktif. Faktur pajak fiktif adalah

faktur pajak yang diterbitkan tidak sesuai dengan bidang usaha atau

kegiatan wajib pajak, alamat yang tidak dapat ditemukan, atau

faktur pajak yang dibuka tetapi tanpa adanya penyerahan barang

atau jasa.

Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN

ada pada pedagang (Pengusaha kena Pajak/PKP). Dalam

perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP dikenal istilah Pajak

Keluaran dan Pajak Masukan. Pajak Keluaran adalah PPN yang

dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan Pajak

Masukan adalah PPN yang di bayar ketika PKP membeli atau

memperoleh produknya.

Tarif PPN menurut Undang - Undang Dasar No. 42 tahun

2009 pasal 7 adalah tarif tunggal, yaitu sebesar 10%. Namun ada

perbedaan dalam tarif PPN expor yaitu 0% guna untuk

meningkatkan persaingan produk kita di luar daerah pabean.

Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN

di Indonesia adalah : Undang-Undang No. 8/1983 telah diubah

dengan, Undang-Undang No. 11/1994 telah diubah dengan,

Undang-Undang No. 18/2000 telah diubah terakhir dengan

(16)

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari proposal tugas akhir ini adalah :

1. Mekanisme bagi PKP yang di kukuhkan secara jabatan di KPP

Pratama Binjai

2. Mekanisme bagi Pengusaha Kecil yang ingin terdaftar sebagai

PKP di KPP Pratama Binjai

3. Mekanisme atas permohonan Wajib Pajak yang ingin melakukan

pencabutan PKP

E. Metode Proposal Tugas Akhir

Adapun langkah-langkah atau metode yang diperlukan penulis untuk

mendukung pembuatan laporan ini adalah :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini berkaitan dengan berbagai persiapan mulai

dari pengajuan judul laporan tugas akhir, persetujuan judul laporan

tugas akhir, mencari dan mengumpulkan bahan untuk proposal

hingga tahap konsultasi dengan dosen.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah

yang akan dibahas melaui buku-buku Perpajakan, internet,

undang-undang perpajakan, dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan

(17)

3. Observasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Binjai. Dalam observasi penulis

memberikan surat pengantar untuk melakukan pengamatan

terhadap data yang diperlukan.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data primer dan sekunder

yang berhubungan dengan apa yang diperlukan dalam penyusunan

laporan tugas akhir. Data primer adalah data yang diperoleh dari

orang yang berkompeten memberikan masukan data dan informasi

untuk penyusunan laporan ini, sedangkan data sekunder adalah data

yang diperoleh dari pihak pendukung seperti laporan atau

dokumen-dokumen.

5. Analisa Data dan Evaluasi

Setalah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka penulis

melakukan analisis dan evaluasi terhadap data atau keterangan

yang diperoleh pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir

Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi tentang

mekanisme pendaftaran dan pencabutan nomor pengukuhan pegusaha

kena pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, terdapat

(18)

1. Metode Observasi

Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk

melakukan peninjauan dengan pengamatan dan pencatatan yang

berkaitan dengan judul laporan tugas akhir.

2. Metode Wawancara

Dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab

langsung kepada pegawai instansi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Binjai yang berkompeten dan mampu memberikan

masukan data atau informasi bagi penyusunan laporan tugas

akhir ini.

3. Metode Dokumentasi

Dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan Mekanisme Pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dan

data-data lain yang berhubungan dengan objek pembahasan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan tugas

akhir ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar

(19)

laporan tugas akhir, tujuan dan manfaat penelitian, uraian

teoritis, ruang lingkup laporan tugas akhir, metode

pengumpulan data laporan tugas akhir dan sistematika

penulisan laporan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI

PENGAMBILAN DATA

Penulis menjelaskan gambaran umum objek dan

lokasi pengambilan data laporan tugas akhir, sejarah singkat

tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, struktur

organisasi, uraian tugas dan fungsi masing-masing seksi.

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG MEKANISME

PENDAFTARAN DAN PENCABUTAN NOMOR

PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai

pengertian-pengertian yang berhubungan dengan masalah

yang diangkut sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, Penerapan Mekanisme Pendaftaran

dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

(20)

Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dan

permasalahan-permasalahan yang timbul pada saat menerapkan

Mekanisme Pendaftaran dan Pencabutan Nomor

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Binjai yang telah dikumpulkan pada saat

penelitian berlangsung, kemudian dianalisis dan dievaluasi.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi simpulan dan saran penulis

sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab

Referensi

Dokumen terkait

Req6 (constrains TIFF Section 15): A TIFF file storing tiled gridded elevation data SHALL NOT contain internal tiles as per TIFF Section 15. A.3

(1) Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan mempunyai tugas melakukan pemetaan, penyusunan program dan evaluasi penjaminan mutu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

Setelah melakukan analisis terhadap data yang telah didapat, terdapat sebuah pemikiran yang menuju pada cara bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Dikonveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.. Analisis Aktivitas Fisik,

waterfall .Pengujian kualitas sistem menggunakan empat karakteristik kualitas perangkat lunak ISO 9126 yaitu, functionality, reliability, usability dan efficiency

Pada pelaksanaan tindakan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 mei 2017. Jumlah siswa yang hadir 36 orang dan tidak ada siswa yang absen. Pertemuan

Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis... satu di antara penggunaan representasi mate- matis dalam matematika terdapat pada ma- teri SPLDV. Pada materi

Hubungan antara pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi Metode Operasi wanita diperoleh, dari 8 responden yang memiliki pendidikan rendah, sebanyak 4 orang (50,0%)