• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Melalui Uji Toksisitas Akut Oral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Melalui Uji Toksisitas Akut Oral"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEAMANAN TEH GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk)

MELALUI UJI TOKSISITAS AKUT ORAL

SKRIPSI

DINI HARDIANI HAS 121201103

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KEAMANAN TEH GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk)

MELALUI UJI TOKSISITAS AKUT ORAL

SKRIPSI

DINI HARDIANI HAS 121201103

Skripsi sebagai salah satu syaratuntukmemperoleh GelarsarjanaKehutanan di FakultasKehutanan

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Melalui Uji Toksisitas Akut Oral

Nama : Dini Hardiani HAS

NIM : 121201103

Program Studi : Kehutanan

Minat : Teknologi Hasil Hutan

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Ridwanti Batubara, S,Hut, MP

Ketua Anggota

Dra. Herawati Ginting, M.Si.,Apt

Mengetahui,

(4)

ABSTRACT

DINI HARDIANI HAS.“The Sefty Of Tea Aloes (Aquilaria malaccensis Lamk)

ThroughAcute Oral Toxicity Test”. Under Academic Supervision of RIDWANTI BATUBARA and HERAWATI GINTING.

Aloes wood (Aquilaria malaccensis Lamk) is a tree of the tribe Thymeleaceae, has gaining popularity farming communities aloes used in Langkat as the drink is brewed. The results of interviews with farmers aloes explained that tea from the leaves of aloes of this kind has many benefits including improving digestion. For that conducted safety studies on tea leaves non-induction aloes taken from planting gaharu in Langkat, North Sumatra through oral toxic test. This study aims to determine the toxic symptoms arising from non-tea products gaharu induction.The observation of toxic symptoms showed no effect of steeping tea to their health and behavior of mice, administration of steeping is also not result in death of the entire dose, administration steeping tea also has no effect on body weight changes, observations makropatologi organs of mice was normal that is colored brownish red, surface slippery and chewy consistency. Histopathological results showed hemorhage and dilation of the blood vessels, at a dose of 520 mg/kgbw there is an inflammation of the liver, at a dose of 130 mg / kgbw of female mice experienced Bowmen space narrowing and atrophy of the right kidney. Results showed mice given steeping tea aloes non-induction starting dose of 130mg/kgbw, 260 mg/kgbw, 390 mg/kgbw and 520 mg/kgbw there are no mice died after given tea aloes non-induction into indicators of toxicity.

(5)

ABSTRAK

DINI HARDIANI HAS. “Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)

Melalui Uji Toksik Oral”. Dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan

HERAWATI GINTING.

Daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) merupakan pohon dari suku Thymeleaceae, sudah mulai popular dimanfaatkan masyarakat petani gaharu di Langkat sebagai minuman yang di seduh.Hasil wawancara terhadap petani gaharu menjelaskan bahwa mengkonsumsi teh dari daun gaharu dari jenis ini memiliki banyak manfaat diantaranya memperbaiki pencernaan. Untuk itu dilakukan penelitian keamanan terhadap teh daun gaharu non-induksi yang diambil dari pertanaman gaharu di Langkat, Sumatra Utara melalui uji toksik oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya gejala toksik yang ditimbulkan dari produk teh gaharu non-induksi. Hasil pengamatan gejala toksik menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian seduhan teh terhadap kondisi kesehatan dan perilaku mencit, pemberian seduhan juga tidak mengakibatkan kematian terhadap keseluruhan dosis, pemberian seduhan teh juga tidak berpengaruh terhadap perubahan berat badan, pengamatan makropatologi organ mencit masih normal yaitu bewarna merah kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi kenyal. Hasil histopatologi menunjukkan adanya hemorhage dan dilatasi pada pembuluh darah, pada dosis 520 mg/kgbb terdapat peradangan pada hati,pada dosis 130 mg/kgbb mencit betina mengalami penyempitan ruang bowmen dan atropi pada ginjal kanan. Hasil penelitian menunjukkan mencit yang diberikan seduhan teh gaharu non-induksi mulai dari dosis 130 mg/kgbb, 260 mg/kgbb, 390 mg/kg bb dan 520 mg/kgbb tidak terdapat mencit yang mati setelah di beri teh gaharu non-induksi yang menjadi indikator toksisitas.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai, 23 September 1994 dari ayah Hairun

Sibarani dan ibu Suarni Simanjuntak. Penulis merupakan putri tunggal.

Tahun 2006 penulis lulus dari MIN Kisaran.Tahun 2009 penulis lulus dari

SMP Negeri 1 Kisaran. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kisaran,

pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara

melaluli jalur Uian Masuk Bersama. Penulis memilih Fakultas Kehutanan

Selain mengikuti perkulihan, penulis juga aktif sebagai anggota Rain

Forest Community. Penulis mengikuti Praktik Pengenalan Ekosisten Hutan

(P2EH) pada tahun 2014 di pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu,

Kabupaten Sumatera Utara. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Keamanan Teh Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)

Melalui Uji Toksik Oral” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan, Universitas

Sumatera Utara.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak

terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Hairun Sibarani dan Ibunda Suarni Simanjuntak yang telah

memberikan kasih sayang, dukungan, doa dan harapan kepada penulis, serta

membesarkan dan mendidik penulis segingga penulis dapat menyelesaikan

program sarjana ini.

2. Ridwanti Batubara, S.Hut.,MP dan Dra. Herwati Ginting, M.Si.,Apt selaku

ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan

memberikan berbagai masukan serta kesabaran dalam proses penyusunan

skripsi.

3. dr. Radita Ginting, dr. Nafiah dan Tiwi, Friska yang telah membanntu kami

dalam menyelesaikan penelitian saya di laboratorium farmakologi dan

laboratorium histopatologi

3. Rekan Tim penelitian dan rekan mahasiswa/i Fakultas Kehutanan USU Tahan

(8)

Nurlan, Dilla Ersyahdes Riski, Lucky Swetta Sinulingga, Fatma Safira, Horas

Simanjuntak serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

turut memberikan sumbangsihnya yang tidak ternilai.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berkontribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2017

(9)

DAFTAR ISI

ProsedurPenelitian ... 16

Pengambilan Sample Tanaman ... 16

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Hasil Pengamatan Gejala Toksik Pada Mencit Betina. ... 22

2. Hasil Pengamatan Gejala Toksik Pada Mencit Jantan ... 23

3. Jumlah Mencit Betina Yang Mati Setelah Pemberian Seduhan Teh Gaharu Selama 14 Hari ... 23

4. Jumlah Mencit Jantan Yang Mati Setelah Pemberian Seduhan Teh Gaharu Selama 14 Hari ... 24

5. Hasil Rata-Rata Berat Badan Mencit Betina ... 24

6. Hasil Rata-Rata Berat Badan Mencit Jantan ... 25

7. Hasil Rata-Rata Berat Organ Relative Mencit Betina... 25

8. Hasil Rata-Rata Berat Organ Relative Mencit Jantan ... 26

9. Hasil Pengamatan Warna Organ Mencit Betina ... 27

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Anatomi Ginjal ... 11

2. Anatomi Hati ... 14

3. Makropatologi Organ Hati ... 28

4. Makropatologi Orgn Ginjal ... 29

5. Histopatologi Organ Hati Kontrol ... 31

6. Histopatologi Organ Hati Dosis 130 Mg/Kgbb ... 32

7.Histopatologi Organ Hati Dosis 260 Mg/Kgbb ... 33

8. Histopatologi Organ Hati Dosis 390 Mg/Kgbb ... 34

7.Histopatologi Organ Hati Dosis 520 Mg/Kgbb ... 35

8. Histopatologi Organ Ginjal Kontrol ... 36

9. Histopatologi Organ Ginjal Dosis 130 Mg/Kgbb ... 37

10.Histopatologi Organ Ginjal Dosis 260 Mg/Kgbb ... 38

11.Histopatologi Organ Ginjal Dosis 390 Mg/Kgbb ... 39

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Surat Izin Penelitian Di Fakultas Farmasi Universitas

Sumatra Utara ... 46

2. Gambar Tumbuhan Gaharu, Serbuk Simplisis Daun Gaharu ... 47

3. Bagan Pembuatan Ekstrak Etanol Dauan Gaharu ... 48

4. Bagan Alur Penelitian Uji Toksisitas Akut Oral ... 49

5. Perhitungan Pemberian Dosis ... 50

6. Alat Yang Digunakan Dalam Pemberian Seduhan Teh ... 51

7. Hewan Percobaan Yang Digunakan ... 52

8. Gambar Perbandingan Organ Antar Kelompok ... 53

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan kualitatif gejala toksik pada mencit betina setelah pemberian sediaan uji tidak menunjukan gejala toksik yang bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Pada pengamatan farmakologi hewan coba setelah perlakuan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat gejala-gejala toksik berarti yang timbul setelah pemberian ekstrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) dosis 2000 dan 5000 mg/kg bb tidak menimbulkan gejala toksik pada mencit.. Pada dosis

Berdasarkan hasil uji pendahuluan di atas, baik dari hasil pengamatan gejala toksik, berat badan dan juga kematian, menunjukkan bahwa hingga pada dosis tertinggi

Disusul dengan teh daun gaharu asal Sumatera Barat pangkal yaitu dengan nilai aroma 3,76 rasa 3,82 dan warna 3,74, kemudian teh yang paling tidak disukai masayarakat adalah teh

Apakah menurut saudara/i Teh Gaharu ini memiliki warna yang sama dengan teh yang biasa Anda konsumsi?. Apakah menurut Anda warna Teh Daun Gaharu yang disajikan menarik untuk

Sampel Teh Daun Gaharu diberi label nomor dengan keterangan sebagai berikut : (1) Teh Daun Gaharu asal Jambi (bagian Pucuk).. (2) Teh Daun Gaharu asal Jambi (bagian Pangkal) (3)

Pengujian toksisitas akut ekstrak benalu mangga, dilakukan pengamatan kematian dan berat badan mencit selama 14 hari serta perilaku mencit sebagai respon dari pemberian bahan