• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Operasi Sistem Tenaga Listrik Di Pembangkit Listrik Panas Bumi Bedugul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Biaya Operasi Sistem Tenaga Listrik Di Pembangkit Listrik Panas Bumi Bedugul"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS II

TUGAS II

OPERASI SISTEM ENERGI LISTRIK

OPERASI SISTEM ENERGI LISTRIK

ANALISIS BIAYA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK di PEMBANGKIT ANALISIS BIAYA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK di PEMBANGKIT

LISTRIK PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW LISTRIK PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW

KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI

NAMA

NAMA : : DWI DWI CAHYA CAHYA LAKSANALAKSANA NIM

NIM : : 08.04.235308.04.2353 JURUSAN

JURUSAN : : TEKNIK TEKNIK ELEKTROELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2010 2010

(2)

ANALISIS BIAYA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK di

ANALISIS BIAYA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK di PEMBANGKITPEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW

LISTRIK PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW

KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki potensi Panas Bumi Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki potensi Panas Bumi atau energi terbarukan, sedangkan minyak bumi potensinya sangat terbatas dan atau energi terbarukan, sedangkan minyak bumi potensinya sangat terbatas dan gas bumi walaupun potensinya besar, tetapi dalam pemanfaatannya memerlukan gas bumi walaupun potensinya besar, tetapi dalam pemanfaatannya memerlukan penanganan khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas Bumi akan dapat menjadi penanganan khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas Bumi akan dapat menjadi sumberdaya energi terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia, terutama sumberdaya energi terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia, terutama sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik di masa mendatang.

sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik di masa mendatang.

Pulau Jawa yang merupakan pusat kebutuhan energi karena kepadatan Pulau Jawa yang merupakan pusat kebutuhan energi karena kepadatan penduduknya serta kepadatan industrinya, saat ini menggunakan listrik melebihi penduduknya serta kepadatan industrinya, saat ini menggunakan listrik melebihi 70% produksi listrik nasional. Neraca daya kelistrikan PLN menunjukkan bahwa 70% produksi listrik nasional. Neraca daya kelistrikan PLN menunjukkan bahwa kapasitas terpasang di Jawa adalah sebesar 15.499 MW (73% total kapasitas kapasitas terpasang di Jawa adalah sebesar 15.499 MW (73% total kapasitas nasional), sedangkan diluar Jawa sebesar 5.614 MW (27% total kapasitas nasional), sedangkan diluar Jawa sebesar 5.614 MW (27% total kapasitas nasional).

nasional).

Provinsi Bali saat ini dipasok oleh system kelistrikan di Pulau Jawa Provinsi Bali saat ini dipasok oleh system kelistrikan di Pulau Jawa melalui jaringan transmisi kabel laut 150 kV dengan daya mampu 200 MW dan melalui jaringan transmisi kabel laut 150 kV dengan daya mampu 200 MW dan dipasok juga oleh pembangkit yang ada di Provinsi Bali sendiri yaitu dipasok juga oleh pembangkit yang ada di Provinsi Bali sendiri yaitu PLTD/PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron dengan totaldaya PLTD/PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron dengan totaldaya mampu adalah 362 MW.

mampu adalah 362 MW.

Penjualan tenaga listrik untuk Provinsi Bali sampai dengan akhir tahun Penjualan tenaga listrik untuk Provinsi Bali sampai dengan akhir tahun 2007 adalah mencapai 2.366,7 GWh dengan komposisi penjualan per sector 2007 adalah mencapai 2.366,7 GWh dengan komposisi penjualan per sector pelanggan untuk sosial adalah 44,5 GWh (1,88%), rumah tangga adalah 1.035,3 pelanggan untuk sosial adalah 44,5 GWh (1,88%), rumah tangga adalah 1.035,3 GWh (43,74%), bisnis 1.075,0 GWh (45,42%), industri 95,6 GWh (4,04%), dan GWh (43,74%), bisnis 1.075,0 GWh (45,42%), industri 95,6 GWh (4,04%), dan publik 116,4 GWh (4,92%). Rasio elektrifikasi Provinsi Bali untuk tahun 2007 publik 116,4 GWh (4,92%). Rasio elektrifikasi Provinsi Bali untuk tahun 2007 adalah 74,42% dan rasio desa berlistrik 100%.

(3)

KONSUMSI ENERGI LISTRIK KELOMPOK KONSUMEN KONSUMSI ENERGI LISTRIK KELOMPOK KONSUMEN

Konsumsi energi listrik di propinsi Bali menunjukkan pemakaian yangn Konsumsi energi listrik di propinsi Bali menunjukkan pemakaian yangn terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang cenderung meningkat setiap tahunnya, semakin berkembangnya sektor industry cenderung meningkat setiap tahunnya, semakin berkembangnya sektor industry dan semakin meningkatnya kemajuan daerah di propinsi Bali. Sektor rumah dan semakin meningkatnya kemajuan daerah di propinsi Bali. Sektor rumah tangga merupakan sektor yang paling banyak pelanggannya diikuti dengan sektor tangga merupakan sektor yang paling banyak pelanggannya diikuti dengan sektor komersil (bisnis), industri dan publik. Untuk lebih lengkapnya

komersil (bisnis), industri dan publik. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat padadapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2

tabel 1.1 dan 1.2

Tabel 1.1 Tabel 1.1

Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik di Bali Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik di Bali

Tahun 1997 sampai 2007 Tahun 1997 sampai 2007

Tahun

Tahun Jenis PelangganJenis Pelanggan TotalTotal

Rumah

Rumah Tangga Tangga Komersial Komersial Publik Publik IndustriIndustri 1997 1997 452762 452762 27632 27632 15871 15871 750 750 497015497015 1998 1998 475855 475855 29775 29775 17471 17471 755 755 523856523856 1999 1999 490741 490741 33426 33426 18005 18005 661 661 542833542833 2000 2000 516609 516609 37574 37574 18833 18833 663 663 573679573679 2001 2001 534619 534619 41674 41674 19783 19783 679 679 596755596755 2002 2002 552582 552582 45274 45274 20618 20618 687 687 619161619161 2003 2003 565714 565714 48108 48108 20900 20900 650650 635372635372 2004 2004 583462 583462 50109 50109 21769 21769 677677 656018656018 2005 2005 601598 601598 52194 52194 22675 22675 705705 677172677172 2006 2006 607975 607975 5277252772 23046 23046 733733 684527684527 2007 2007 614419614419 5333253332 2316423164 762 762 691677691677

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar-Bali,2007 Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar-Bali,2007

(4)

Tabel 1.2 Tabel 1.2

Parameter kebutuhan energy listrik di propinsi bali Parameter kebutuhan energy listrik di propinsi bali

Tahun

Tahun Rumah tanggaRumah tangga (GWh) (GWh) Komersial Komersial (GWh) (GWh) Publik  Publik  (GWh) (GWh) Industri Industri (GWh) (GWh) kebutuhan energi kebutuhan energi Total (GWh) Total (GWh) 1997 1997 357.56 357.56 483.1 483.1 45.3 45.3 86.3 86.3 972.3972.3 1998 1998 465.7 465.7 574.9 574.9 52.4 52.4 89.3 89.3 1182.41182.4 1999 1999 519 519 600.3 600.3 58.6 58.6 80.8 80.8 1258.71258.7 2000 2000 612.84 612.84 687 687 64.7 64.7 75.7 75.7 1440.21440.2 2001 2001 733.87 733.87 729.8 729.8 69.2 69.2 77 77 1609.91609.9 2002 2002 755.45 755.45 751.4 751.4 72.7 72.7 74.2 74.2 1653.81653.8 2003 2003 761.04 761.04 760.1 760.1 77.2 77.2 73.5 73.5 16721672 2004 2004 815.91 815.91 814.9 814.9 82.8 82.8 78.8 78.8 1,792.501,792.50 2005 2005 874.74 874.74 873.7 873.7 88.7 88.7 84.5 84.5 1,921.701,921.70 2006 2006 947.36 947.36 936.3 936.3 92.3 92.3 86.5 86.5 2,062.602,062.60 2007 2007 1,025.40 1,025.40 1,003 1,003 96.1 96.1 88.5 88.5 2,213.502,213.50

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar-Bali,2007 Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah XI, Denpasar-Bali,2007

a.

a. Nilai rata-rataNilai rata-rata

Nilai yang paling mungkin dari suatu

Nilai yang paling mungkin dari suatu variablevariable yang diukur untuk semuayang diukur untuk semua

pembacaan yang dilakukan. Pendekatan yang paling baik akan diperoleh bila pembacaan yang dilakukan. Pendekatan yang paling baik akan diperoleh bila   jumlah pembacaan atau data suatu besaran sangat banyak. Secara teoritis   jumlah pembacaan atau data suatu besaran sangat banyak. Secara teoritis pembacaan yang banyaknya tidak tehingga akan memberikan hasil yang baik, pembacaan yang banyaknya tidak tehingga akan memberikan hasil yang baik, waluapun dalam kenyataanya pengukuran dapat dilakukan dengan data yang waluapun dalam kenyataanya pengukuran dapat dilakukan dengan data yang terbatas.

terbatas.

 Nilai rata-rataNilai rata-rata  X  X == XX11+ X+ X22+ X+ X33+ ...Xn+ ...Xn

N N

Kebutuhan energi rata-rata dalam 10 tahun adalah : Kebutuhan energi rata-rata dalam 10 tahun adalah :

 X =  X =972.3+1182.4+1258.7+1440.2+1609.9+1653.8+1672+1,792.5+1,921.7+2,062.6+2,213.5972.3+1182.4+1258.7+1440.2+1609.9+1653.8+1672+1,792.5+1,921.7+2,062.6+2,213.5 10 10 = 1778 GWh = 1778 GWh

(5)

Gambar 1.1 Grafik kebutuhan energi tahun 1997-2007 (GWh) Gambar 1.1 Grafik kebutuhan energi tahun 1997-2007 (GWh)

PROYEKSI NERACA DAYA DI BALI PROYEKSI NERACA DAYA DI BALI

Dengan melihat pertumbuhan beban puncak untuk sistem Bali sampai Dengan melihat pertumbuhan beban puncak untuk sistem Bali sampai dengan tahun 2020 dan kapasitas daya terpasang untuk pembangkit yang ada

dengan tahun 2020 dan kapasitas daya terpasang untuk pembangkit yang ada

sekarang di Bali, maka besarnya supply daya yang diperlukan untuk  sekarang di Bali, maka besarnya supply daya yang diperlukan untuk  mengantisipasi pertumbuhan beban di Bali dapat ditentukan. Dari data tentang mengantisipasi pertumbuhan beban di Bali dapat ditentukan. Dari data tentang pembangkit listrik di Bali, diketahui bahwa daya mampu tertinggi lima tahun pembangkit listrik di Bali, diketahui bahwa daya mampu tertinggi lima tahun terakhir sistem pembangkitan di Bali yaitu tahun 2009 adalah sebesar 753,13 terakhir sistem pembangkitan di Bali yaitu tahun 2009 adalah sebesar 753,13 MW. Melihat keadaan tersebut maka untuk tahun tahun kedepannya diperlukan MW. Melihat keadaan tersebut maka untuk tahun tahun kedepannya diperlukan adanya penambahan daya di Bali.

adanya penambahan daya di Bali.

Tabel 1.3 Tabel 1.3

Neraca Daya Listrik di Bali Tahun 2009-2020 Neraca Daya Listrik di Bali Tahun 2009-2020

Tahun Tahun Beban Beban Puncak  Puncak  (MW) (MW) Daya Daya Mampu Mampu (MW) (MW) Cadangan Cadangan Sistem Sistem (MW) (MW) 2009 2009 591.4 591.4 608 608 16.616.6 2010 2010 611.4 611.4 608 608 -3.4-3.4 2011 2011 633.1 633.1 608 608 -25.1-25.1 2012 2012 659.3 659.3 608 608 -51.3-51.3 2013 2013 687.8 687.8 608 608 -79.8-79.8 2014 2014 719.9 719.9 608 608 -111.9-111.9 2015 2015 756 756 608 608 -148-148 2016 2016 798 798 608 608 -190-190 2017 2017 843 843 608 608 -235-235 2018 2018 892.9 892.9 608 608 -284.9-284.9 2019 2019 950 950 608 608 -342-342 2020 2020 1011 1011 608 608 -403-403 0 0 1000 1000 2000 2000 3000 3000 19971998199920002001200220032004200520062007 19971998199920002001200220032004200520062007

parameter

parameter kebutuhan

kebutuhan energi

energi

tahun1997-2007

(6)

Dari tabel 1.3 diatas dapat dibuat grafik beban puncak sebagai berikut : Dari tabel 1.3 diatas dapat dibuat grafik beban puncak sebagai berikut :

Gambar 1.2 Grafik 

Gambar 1.2 Grafik Neraca Daya di Bali Sampai Tahun 2020Neraca Daya di Bali Sampai Tahun 2020

ANALISA EKONOMI ANALISA EKONOMI

Untuk menganalisa ekonomi suatu pembangkit perlu diketahui berapa Untuk menganalisa ekonomi suatu pembangkit perlu diketahui berapa biaya modal pembangkit dan harga jual energi listrik. Sehingga dapat diketahui biaya modal pembangkit dan harga jual energi listrik. Sehingga dapat diketahui berapa lama payback periode yang dibutuhkan, berapa nilai NPV, dan berapa nilai berapa lama payback periode yang dibutuhkan, berapa nilai NPV, dan berapa nilai IRR.

IRR.

1.

1. Analisa Biaya Pembangkitan PLTP BEDUGULAnalisa Biaya Pembangkitan PLTP BEDUGUL

Untuk menentukan biaya pembangkitan pada pembangkit listrik  Untuk menentukan biaya pembangkitan pada pembangkit listrik  tenaga panas bumi di Ulubelu, ada beberapa parameter yang harus tenaga panas bumi di Ulubelu, ada beberapa parameter yang harus diperhitungkan. Parameter-parameter tersebut adalah biaya modal, biaya diperhitungkan. Parameter-parameter tersebut adalah biaya modal, biaya operasi dan maintenance (O&M), Biaya bahan bakar (Fuel cost) serta operasi dan maintenance (O&M), Biaya bahan bakar (Fuel cost) serta biaya lingkungan. Selain parameter diatas ada beberapa faktor yang biaya lingkungan. Selain parameter diatas ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembalian modal besarnya suku bunga dan faktor mempengaruhi pengembalian modal besarnya suku bunga dan faktor depresiasi. Besarnya suku bunga 12 % / tahun. dan besarnya faktor depresiasi. Besarnya suku bunga 12 % / tahun. dan besarnya faktor depresiasi sebesar 4% dengan umur pembangkit 25 tahun. Nilai depresiasi sebesar 4% dengan umur pembangkit 25 tahun. Nilai parameter-parameter diatas ditunjukkan pada tabel 1.4 berikut ini

parameter diatas ditunjukkan pada tabel 1.4 berikut ini

-600 -600 -400 -400 -200 -200 0 0 200 200 400 400 600 600 800 800 1000 1000 1200 1200 Beban Puncak (MW) Beban Puncak (MW) Daya Mampu (MW) Daya Mampu (MW) Cadangan Sistem (MW) Cadangan Sistem (MW)

(7)

Tabel 1.4 analisa biaya pembangkitan Tabel 1.4 analisa biaya pembangkitan

1

1 Biaya modal Biaya modal (CC) (CC) Rp. Rp. 585/KWh585/KWh

2 2 Biaya Operasional Biaya Operasional dan dan Maintenance(O&M) Maintenance(O&M) Rp. 25,48/KWh Rp. 25,48/KWh 3

3 Biaya lingkungan Biaya lingkungan Rp. Rp. 15,48/KWh15,48/KWh

4

4 biaya biaya bahan bahan bakar bakar Rp. Rp. 207/KWh207/KWh 5

5 Suku Suku bunga bunga 12%12% 6

6 Umur operasi Umur operasi 25 25 TahunTahun

7 7 Daya yang Daya yang dibangkitkan dibangkitkan 110 MW110 MW

Dari data parameter pada tabel 1.4 bisa diperoleh nilai biaya pembangkitan Dari data parameter pada tabel 1.4 bisa diperoleh nilai biaya pembangkitan sebagai berikut:

sebagai berikut:

TC = CC + FC + O&M Cost + Lingk Cost TC = CC + FC + O&M Cost + Lingk Cost

Biaya pembangkitan total didapat dengan persamaan Sehingga biaya Biaya pembangkitan total didapat dengan persamaan Sehingga biaya pembangkitan / KWh pada PLTP Bedugul dengan suku bunga 12%, 9% dan 6% pembangkitan / KWh pada PLTP Bedugul dengan suku bunga 12%, 9% dan 6% adalah :

adalah :

Tabel 1.5 Tabel 1.5

Biaya pembangkitan pada PLTP Bedugul Biaya pembangkitan pada PLTP Bedugul Suku

Suku Bunga Bunga 12% 12% 9% 9% 6%6% Biaya Biaya Pembangkitan Pembangkitan (Rp/KWh) (Rp/KWh) 833 833 708 708 607,96607,96 2.

2. Penetapan Harga Jual Listrik PLTP BEDUGULPenetapan Harga Jual Listrik PLTP BEDUGUL

Penetapan harga dari pihak produsen adalah mengacu pada harga Penetapan harga dari pihak produsen adalah mengacu pada harga minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi energi listrik per kWh. minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi energi listrik per kWh. Oleh karena itu penetapan harga ekonomi energi listrik dari PLTPBedugul Oleh karena itu penetapan harga ekonomi energi listrik dari PLTPBedugul selain memperhitungkan biaya pembangkitan total, juga harus selain memperhitungkan biaya pembangkitan total, juga harus memperhatikan pengaruh dari sector pajak sebesar 10%, dan dari sektor memperhatikan pengaruh dari sector pajak sebesar 10%, dan dari sektor keuntungan yang diambil dari pihak produsen sebesar 15%-40% serta keuntungan yang diambil dari pihak produsen sebesar 15%-40% serta

(8)

sesuai dengan BPP ketentuan dari pemerintah. Tabel yang menunjukan sesuai dengan BPP ketentuan dari pemerintah. Tabel yang menunjukan harga patokan dari pemerintah.

harga patokan dari pemerintah.

Tabel 1.6 Tabel 1.6

Penentuan BPP dari pemerintah Penentuan BPP dari pemerintah Sistem

Sistem Kelistrikan

Kelistrikan SubsystemSubsystem

BPP-TT BPP-TT (Rp/KWh) (Rp/KWh) BPP-TM BPP-TM (Rp/KWh) (Rp/KWh) BPP-TR BPP-TR (Rp/KWh) (Rp/KWh) JAMALI

JAMALI Bali Bali 768 768 859 859 10121012

Apabila biaya modal 50% ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah dan 50% Apabila biaya modal 50% ditanggung oleh pemerintah pusat dan daerah dan 50% ditanggung oleh investor untuk pembangunan pembangkit .sehingga didapatkan ditanggung oleh investor untuk pembangunan pembangkit .sehingga didapatkan pada tabel berikut.

pada tabel berikut.

Tabel 1.7 Tabel 1.7

Penentuan Harga jual masyarakat Penentuan Harga jual masyarakat

Suku Bunga Suku Bunga (%) (%) Biaya Biaya Pembangkitan Pembangkitan Awal (Rp) Awal (Rp) Biaya Biaya Pembangkitan Pembangkitan Baru (Rp) Baru (Rp) BPP Baru BPP Baru (Rp) (Rp) 6 6 676.6 676.6 424.96 424.96 524.95524.95 9 9 780 780 479.96 479.96 592.9592.9 12 12 833 833 539.46 539.46 666.4666.4

Sehingga didapatkan harga ekonomi energi listriknya yang dapat dijangkau Sehingga didapatkan harga ekonomi energi listriknya yang dapat dijangkau masyarakat adalah:

masyarakat adalah:

Tabel 1.8 Tabel 1.8

Harga jual listrik pada PLTP Bedugul Harga jual listrik pada PLTP Bedugul Suku

Suku Bunga Bunga 12% 12% 9% 9% 6%6% Biaya Biaya Pembangkitan Pembangkitan Baru (Rp/KWh) Baru (Rp/KWh) 539 539 479 479 424424 Harga Jual Harga Jual Listrik  Listrik  (Rp/KWh) (Rp/KWh) 666 666 592 592 524524

(9)

Dari table tersebut kita dapat merubahnya dalam bentuk grafik seperti berikut ini : Dari table tersebut kita dapat merubahnya dalam bentuk grafik seperti berikut ini :

Gambar 1.3 grafik harga jual listrik PLTP Bedugul Gambar 1.3 grafik harga jual listrik PLTP Bedugul

Dengan patokan pembangkitan 10-50MW yaitu 85% dari harga BPP oleh Dengan patokan pembangkitan 10-50MW yaitu 85% dari harga BPP oleh ketentuan pemerintah dan adanya subsidi dari pemerintah pada modal awal ketentuan pemerintah dan adanya subsidi dari pemerintah pada modal awal pembangkitan sebesar 50% dari jumlah modal utama sebesar 30juta US$ sehingga pembangkitan sebesar 50% dari jumlah modal utama sebesar 30juta US$ sehingga menjadi 15 juta US$ maka daya beli masyarakat dapat terpenuhi apabila tidak ada menjadi 15 juta US$ maka daya beli masyarakat dapat terpenuhi apabila tidak ada subsidi dari pemerintah maka harga jual listrik masih sulit dijangkau oleh subsidi dari pemerintah maka harga jual listrik masih sulit dijangkau oleh masyarakat.

masyarakat.

3.

3. PENDAPATAN PER TAHUNPENDAPATAN PER TAHUN

Untuk menentukan pemasukan per tahun, maka harus diperhitungkan: Untuk menentukan pemasukan per tahun, maka harus diperhitungkan:

 Pemakaian sendiri dengan asumsi sebesar 4% dari total kapasitas produksiPemakaian sendiri dengan asumsi sebesar 4% dari total kapasitas produksi pembangkit listrik 

pembangkit listrik  Pemakaian

Pemakaian sendiri/ sendiri/ tahun tahun = = 0.04 0.04 x x 10 10 x x 101033x 8760x 8760 = 3.504.000 KWh/ tahun = 3.504.000 KWh/ tahun

 Hasil produksi listrik selama 1 tahun dengan pembangkitan rata-rata 95%Hasil produksi listrik selama 1 tahun dengan pembangkitan rata-rata 95% dari kapasitas penuh dengan manfaat pembangkit 95%

dari kapasitas penuh dengan manfaat pembangkit 95% Produksi/

Produksi/ tahun tahun = = 10 10 x x 101033x 8760 x 0.75 x 0.95x 8760 x 0.75 x 0.95 = 49.275.000 KWh/tahun

= 49.275.000 KWh/tahun

Dari data diatas, maka hasil produksi energi listrik yang terjual per Dari data diatas, maka hasil produksi energi listrik yang terjual per tahunnya adalah

tahunnya adalah Produksi

Produksi jual/ jual/ tahun tahun = = 49.275.00049.275.000 –  – 3.504.0003.504.000 = 45.771.000 kWh/ tahun = 45.771.000 kWh/ tahun 0 0 100 100 200 200 300 300 400 400 500 500 600 600 700 700 6 6%% 99%% 1122%% Biaya Pembangkitan Biaya Pembangkitan Baru (Rp/KWh) Baru (Rp/KWh) Harga Jual Listrik Harga Jual Listrik (Rp/KWh)

(10)

Penghasilan produksi listrik per tahun adalah : Penghasilan produksi listrik per tahun adalah :

 Dari Suku Bunga 6% dengan harga sebesar Rp. 524/KWhDari Suku Bunga 6% dengan harga sebesar Rp. 524/KWh

Penghasilan

Penghasilan / / tahun tahun = = 45.771.000 45.771.000 x x 524524 = Rp. 23.984.004.000 = Rp. 23.984.004.000

 Dari Suku Bunga 9% dengan harga sebesar Rp. 592/KWhDari Suku Bunga 9% dengan harga sebesar Rp. 592/KWh

Penghasilan

Penghasilan / / tahun tahun = = 45.771.000 45.771.000 x x 592592 = Rp. 27.096.432.000 = Rp. 27.096.432.000

 Dari Suku Bunga 12% dengan harga sebesar Rp. 666/KWhDari Suku Bunga 12% dengan harga sebesar Rp. 666/KWh

Penghasilan

Penghasilan / / tahun tahun = = 45.771.000 45.771.000 x x 666666 = Rp. 30.483.486.000 = Rp. 30.483.486.000

(11)

Daftar pustaka Daftar pustaka

1.

1. IpuDjiteng Marsudi , 2005, “Pembangkitan EnergiIpuDjiteng Marsudi , 2005, “Pembangkitan Energi Listrik”, Elrangga,Listrik”, Elrangga,

Jakarta. Jakarta. 2.

2. Djoko SantosoDjoko Santoso , 2006, “Pembangkitan TenagaListrik”, Diktat Kuliah,, 2006, “Pembangkitan TenagaListrik”, Diktat Kuliah,

Teknik Elektro ITS, Surabaya Teknik Elektro ITS, Surabaya 3. 3. www.plnBali.com/grafikrencana&realisasi2.htmlwww.plnBali.com/grafikrencana&realisasi2.html 4. 4. http://www.esdm.go.id/renew.htmlhttp://www.esdm.go.id/renew.html 5. 5. http://www.wikipedia.com/bedugul.htmlhttp://www.wikipedia.com/bedugul.html 6. 6. www.digilib.its.comwww.digilib.its.com

Gambar

tabel 1.1 dan 1.2
Tabel 1.2Tabel 1.2
Gambar 1.1 Grafik kebutuhan energi tahun 1997-2007 (GWh)Gambar 1.1 Grafik kebutuhan energi tahun 1997-2007 (GWh) PROYEKSI NERACA DAYA DI BALI
Gambar 1.2 Grafik 
+4

Referensi

Dokumen terkait

2. sertipikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan PMA No. surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA,

Jawaban saya adalah sebagai berikut: ini adalah rahasia dalam rahasia Mahapuja Satyabuddha bila kita tidak memiliki barang-barang yang nyata untuk dipersembahkan

Jika tingkat suku bunga naik akan membuat sebagian investor beralih investasi dari saham menuju ke pasar uang atau deposito dan jika hal ini terjadi maka para

maka untuk memajukan sistem informasi di perpustakaan universitas sriwijaya penulis akan mengangkat masalah ini sebagai bahan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir dengan

m) Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Kerusakan Lingkungan Akibat Bekas Penambangan n) Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk deteksi

Komunitas  Kreatif  juga  merupakan  kolaborasi  yang  luar  biasa  antara  program  pemerintah  Indonesia  berskala  besar,  Bank  Dunia  dan  organisasi 

Goresan Imam Besar masih membahas mengenai Al-Rahim sebagai Induk Al-Asma’ Al-Husna Tuhan (Allah subhanahu wata'ala) dalam kapasitasnya sebagai “Puncak Rahasia” (Sirr

Sumber data sekunder yaitu sumber diambil dari sumber yang berupa literatur kepustakaan, baik berupa buku-buku, dokumen tertulis dan lain- lain yang berhubungan dengan