• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRARANCANGAN PABRIK HIGH FRUCTOSE SYRUP (HFS) DARI TEPUNG TAPIOKA KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRARANCANGAN PABRIK HIGH FRUCTOSE SYRUP (HFS) DARI TEPUNG TAPIOKA KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRARANCANGAN PABRIK HIGH FRUCTOSE SYRUP (HFS) DARI TEPUNG TAPIOKA

KAPASITAS PRODUKSI 110.000 TON/TAHUN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata 1 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh : Hasri Widuri D 500 140 005

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016  

(2)

i  

(3)

ii  

(4)

iii  

(5)

1

PRARANCANGAN PABRIK HIGH FRUCTOSE SYRUP (HFS) DARI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PROSES ENZYMATIC

KAPASITAS PRODUKSI 110.000 TON/TAHUN

Abstrak

High Fructose Syrup saat ini sering digunakan sebagai pemanis di industri makanan, sebagai contoh pada industri permen, agar-agar, buah kalengan dan es krim sebagai pengganti gula tebu (sukrosa). Bahan baku dalam prarancangan pabrik ini adalah tepung tapioka dengan kapasitas produksi 110.000 ton/ tahun yang direncanakan mulai didirikan tahun 2016 dan beroperasi mulai tahun 2019 di daerah Lampung.

Pembuatan High Fructose Syrup dilakukan menggunakan katalis enzim melalui proses hidrolisa pati. Dalam prosesnya enzim mempercepat terpecahnya molekul pati menjadi yang akan diubah menjadi glukosa dalam reaksi sakarifikasi kemudian melalui proses isomerisasi dengan enzim glukoisomerase glukosa akan diubah menjadi fruktosa. Tahap akhir dari proses ini adalah evaporasi untuk menghasilkan HFS-42. Dalam prarancangan ini dibutuhkan sebanyak 88.450,307 ton/tahun tapioka, 27,586 ton/tahun CaCl2, 57,402 ton/tahun α-amilase, 1,923 ton/tahun glukoamilase, 0,581 ton/tahun HCl, 13,690 ton/tahun MgSO4.7H2O, 0,0027 ton/tahun NaOH, 11,265 ton/tahun glukoisomerase, 0,005 ton/ tahun Polystyrene phosponate dan epoxy polyamine sebanyak 0,352 ton/tahun.

Prarancangan pabrik HFS diperoleh hasil analisa ekonomi berupa total capital investment (TCI) Rp 117.059.063.284,00 dan total biaya produksi (Production Cost) Rp 1.276.504.224.148,00. Kemudian untuk analisa kelayakan yaitu return on investment (ROI) sebelum pajak 35,83% dan setelah pajak 25,08%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 2,18 tahun dan setelah pajak 2,85 tahun. Break Even Point (BEP) 42,12%, Shut Down Point (SDP) 21,02% dan Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 34,22%. Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa pabrik High Fructose Syrup dinilai layak didirikan karena telah memenuhi standar persyaratan pendirian pabrik.

Kata kunci: Fruktosa, Tepung tapioka, Enzimatis, RATB.

Abstract

High fructose syrup is often used as a sweetener in the food industry, for example in the candy industry, jelly, canned fruit and ice cream as a substitute for cane sugar (sucrose). The raw material used in pre-design of high fructose syrup plant is a starch with production capacity of 110,000 tons/year. This plant was planned to be built in 2016 in Lampung Province.

High fructose syrup is made through a process of hydrolysis using multy-enzyme catalyst. The α -amylase and Gluco-amylase enzymes will break down molecules of tapioca starch and

convert it into glucose in the saccharification reaction, then glucose is converted to fructose by the enzyme Gluco-isomerase, this process called isomerization. The final stage of this process is evaporation to produce HFS-42. The raw material used in this process as much as 88450.307 tons/year of tapioca starch, 27.586 tons/year of CaCl2, 57.402 tons/year of α-amylase, 1,923 tons/year of Gluco-amylase, 0.581 tons / year of HCl, 13.690 tons/year of MgSO4.7H2O, 0.0027 ton / year of NaOH, 11.265 tons / year of Gluco-isomerase, 0,005 tons/year of Polystyrene phosponate and 0.352 tons/year of Polyamine epoxy.

Pre-design of high fructose syrup plant obtained the results of economic analysis of total capital investment (TCI) Rp 117,059,063,284.00 and Production Cost Rp 1.276.504.224.148,00. Then for feasibility analysis is return on investment (ROI) before tax of 35.83% and after tax of 25.08%. Pay Out Time (POT) before tax for 2.18 years and after tax for 2.85 years. Break Even Point (BEP) of 42.12%, Shut Down Point (SDP) of 21.02% and the Discounted Cash Flow (DCF) of 34.22%. From the evaluation it can be concluded that the pre-design of High Fructose Syrup plant was established because it has met the standard requirements of the manufacturing.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Pabrik high fructose syrup (HFS) dari tepung tapioka dengan proses enzimatik didirikan dengan tujuan dapat menurunkan impor sukrosa dan gula rafinasi yang pada akhirnya akan membantu memenuhi kebutuhan pemanis untuk konsumsi masyarakat dan industri, dengan memanfaatkan potensi Indonesia dalam pemenuhan bahan baku. Selain itu, dapat memberikan peluang yang bagus untuk pengembangan produksi dengan Inovasi bahan baku, yaitu menggunakan tepung tapioka.

1.2 Kapasitas Pabrik

Penentuan kapasitas produksi didasarkan pada kebutuhan fruktosa yang masih impor dan kapasitas ini harus di atas atau paling tidak sama dengan kapasitas minimum pabrik yang sudah beroperasi dengan baik dan menguntungkan. Apabila dibandingkan dengan besarnya kebutuhan maka kapasitas pabrik harus lebih besar untuk mengantisipasi kenaikannya. Data kebutuhan fruktosa di Indonesia dapat dilihat grafik 1.1, sebagai berikut:

Grafik 1.1 Data kebutuhan Impor Fruktosa Pabrik yang Sudah Berdiri

Tabel 1.2 Data pabrik yang sudah beroperasi

Nama Perusahaan Kapasitas Produksi (Ton/ Tahun)

PT. Puncak Gunung Agung 400.000

PT. Associated British Budi 72.000

(7)

3

Dari grafik diatas dapat diambil persamaan yang menghubungkan jumlah impor fruktosa dan tahun impor fruktosa :

y = 2.108 x - 4.1011 = 2.108 . 2020 – 4.1011 = 2.560.375 ton/tahun

Untuk memenuhi 5 % dari kebutuhan impor ditahun 2019 Kapasitas 2019 = 128.018,75 ton/tahun

Dengan melihat pertimbangan pabrik fruktosa yang sudah didirikan kapasitas produksi yang direncanakan pada pabrik ini sebesar 110.000 ton/tahun.

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi suatu pabrik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, pabrik HFS ini direncanakan dibangun di provinsi Lampung.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip umum hidrolisis pati ada tiga macam, yaitu hidrolia asam, hidrolisa asam-enzim dan hidrolisa enzim-enzim. Ada beberapa macam proses hidrolisis berdasarkan Tjokroadikoesoemo, 1993:

Tabel 1.3 Perbandingan beberapa proses hidrolisis pati

No. Uraian Metode Hidrolisis

Asam Asam-Enzim Enzim-Enzim 1. Kondisi Operasi : • Tekanan(kg/cm2) 3 1 – 3 1 • Suhu(oC) 140 – 160 60 – 140 60 - 105 • Ph 2,3 1,8 – 2 4,5 - 6 2. Proses : • DE (%) 30-55 63-80 95-98

• Daya Korosi Tinggi Tinggi Rendah

3. Aspek Ekonomi

• Kebutuhan Massa Banyak Banyak Sedikit

• Biyaya Peralatan Mahal Mahal Murah

• Energi Besar Besar Kecil

(8)

4

Setelah mencermati kelebihan dan kekurangan proses hidrolisis pati di atas, maka dipilih proses hidrolisis dengan menggunakan enzim – enzim.

2.1 Tinjaun Thermodinamika

Tinjauan termodinamika bertujuan untuk menunjukkan sifat dari reaksi dan kesetimbangan reaksi yang terjadi. Data-data yang digunakan untuk melakukan tinjauan termodinamika yaitu entalpi panas pembentukan dan energi gibbs pada masing-masing bahan baku dan produk.

1. Menghitung panas pembentukan reaksi liquifikasi pada suhu 298 K ∆HR(298 K) = ∑∆H°298 + ∑∆H°f produk - ∑∆H°f reaktan

= ((-1.783.034 + 6.133.532) - (5.341.156))

= -990.657,1 kJ/mol

Dari perhitungan panas reaksi pembentukan menunjukkan bahwa ∆HR(298 K) bernilai negatif sehingga terbukti reaksi liquifikasi merupakan reaksi eksotermis atau reaksi yang menghasilkan panas sehingga membutuhkan pendingin.

2. Menghitung energi bebas gibbs reaksi liquifikasi pada suhu 298 K Diketahui:

(C6H10O5)1000 + 400(H2O) 50(C6H10O5)10 + 100C12H22O11 + 300C6H12O6 ∆Go (298 K) = ∑∆G°f produk - ∑∆G°f reaktan

= -460.170,780 kJ/kmol

3. Menghitung konstanta kesetimbangan (K) reaksi liquifikasi ln = ∆

Merujuk dari persamaan 2.3 di atas, dapat dihitung harga konstanta kesetimbangan yaitu:

ln K = -460.170.780 kJ/kmol -8,314 kJ/kmol.K x 298 K

ln K = 185.641,130

K = 12,131

Sehingga ∆Go pada kondisi operasi 95°C sebagai berikut: ∆Go = -R x T x ln K = -8,314 x 368 x 185.641,130 = -568.210.205,122 kJ/kmol ...(2.1) ...(2.2) ...(2.3) α-amilase

(9)

5

Ditinjau dari hasil perhitungan energi gibbs sebesar -568.210.205,122 kJ/kmol (∆Go <0) menunjukkan bahwa reaksi tersebut berlangsung secara spontan dan dan pada perhitungan konstanta kesetimbangan (K) sebesar 12,131 reaksi liquifikasi gelatin pati merupakan reaksi irreversible (K>1) yang berlangsung ke arah kanan dengan mengendalikan kondisi operasi proses.

2.2 Tinjauan Kinetika Reaksi Liquifikasi

Pada proses liquifikasi dilakukan pada temperature 950C dan dilakukan dengan waktu tinggal pada reaktor selama 60-120 menit. Reaksi liquifikasi merupakan reaksi orde 1, dengan persamaan laju reaksi sebagai berikut :

Diketahui : XA = 97%

Waktu tinggal (τ) = 1 jam

Untuk mengetahui konstanta kecepatan reaksi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

= = −

……..(A)

Dimana :

V = volume larutan didalam reactor

Fv = kecepatan pemasukan dalam mol/waktu τ = waktu tinggal dalam reaktor

XA = konversi A

-rA = kecepatan reaksi (mol/vol.waktu)

Reaksi pembentukan dekstrin merupakan reaksi tingkat satu. –rA = k . Ca Ca = CAo.(1 – XA) Sehingga : = − − = − + − ( 1 − ) = (1 − ) = (1 − )

(10)

6

……..(B) Sehingga nilai k dapat dihitung :

= 0,97 60 . ( 1 − 0,97) = 0,5389 / menit

Menghitung laju reaksi (-rA) -rA = k. CA Dimana: $% = &%' $ () $% = *,**+,- .&%'/01& 23.+4*,,56- 7/01& $% = 2,161 10 - 9 :/; (-rA) = k. Cao . (1 – XA)

= 0,5389/menit . 2,161x10-6 kmol/L . (1 – 0,97) = 3,498x10-9 kmol/L.menit

3. METODOLOGI PENELITIAN

Prinsip pembuatan High Fructose Syrup dari Tepung Tapioka adalah hidrolisis pati menjadi dekstrin, dekstrin menjadi glukosa dan glukosa menjadi fruktosa. Proses hidrolisis pati menjadi dekstrin dilakukan dengan bantuan enzim α-amylase. Untuk proses sakarifikasi dekstrin menjadi glukosa dilakukan dengan bantuan enzim glukoamylase. Sedangkan untuk proses isomerisasi glukosa menjadi fruktosa dilakukan dengan bantuan enzim glukoisomerase. Dasar pengolahan HFS meliputi tiga tahap yaitu liquifikasi, sakarifikasi, dan isomerisasi.

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Spesifikasi Peralatan

Reaktor Likuifikasi

Kode alat : R-120

Fungsi : Mereaksikan pati sagu menjadi maltodekstrin

Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Kondisi Operasi Suhu : 95oC Tekanan : 1 atm Dimensi Tangki Volume reaktor : 4,886 m3 Diameter shell : 1,981 m

(11)

7 Tebal plate shell standar : 0,25 in = 0,006 m Tebal plate head standar : 0,25 in = 0,006 m Tinggi total reaktor : 2,753 m

Spesifikasi Pengaduk

Jenis : Turbin dengan 6 blade disk baffle

Kecepatan : 97 rpm Diameter : 0,656 m Tinggi : 0,656 m Power motor : 5 Hp Lebar pengaduk : 0,131 m Lebar baffle : 0,164 m Spesifikasi Pendingin

Diameter luar jaket : 2,356 m

Tinggi jaket : 2,404 m

Tebal dinding jaket : 0,2 m

4.2 Unit Pendukung Proses (Utilitas) dan Laboratorium 1. Unit Utilitas

Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang berlangsungnya proses dalam suatu pabrik. Unit-unit pendukung proses yang terdapat dalam Pabrik High Fructose Syrup antara lain: 2. Unit pengadaan air

Unit ini bertugas menyediakan air dengan cara mengolah air sungai supaya sesuai dengan standar kelayakan.

3. Unit pengadaan uap

Unit ini bertugas menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk handling tank, jaket pemanas, jet ejector, dan evaporator. Dengan menggunakan air yang telah diolah sebagai umpan boiler yang kemudian menghasilkan uap jenuh (saturated steam). Uap jenuh digunakan sebagai media pemanas dalam alat penukar panas pada unit proses produksi.

4. Unit pengadaan udara tekan

Unit ini menggunakan alat berupa kompresor yang mengambil udara bebas sebagai umpan, kemudian dikompresi menjadi udara tekan. Udara tekan digunakan sebagai penggerak alat instrumentasi pada unit proses yang bekerja secara pneumatik dan digunakan untuk kegiatan di bengkel mesin pabrik.

(12)

8 5. Unit pembangkit listrik

Unit ini bertugas menyediakan listrik yang digunakan sebagai tenaga penggerak untuk alat proses, keperluan pengolahan air, menyalakan alat elektronik, pendingin ruangan (AC) dan penerangan. Kebutuhan listrik pabrik diperoleh dari PLN, namun di pabrik ini memiliki generator yang digunakan sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.

6. Unit pengadaan bahan bakar

Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan oleh boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang digunakan yaitu solar. Bahan bakar jenis ini mudah diperoleh karena diproduksi oleh perusahaan milik pemerintah serta dipasarkan di seluruh wilayah di Indonesia. Solar memiliki harga yang relatif murah, kesetimbangannya terjamin dan mudah dalam penyimpanannya, maka jenis bahan bakar ini menjadi pilihan.

5. KESIMPULAN

Hasil analisis ekonomi adalah sebagai berikut: a. Keuntungan yang diperoleh:

Keuntungan sebelum pajak yaitu Rp 307.264.775.852 dan keuntungan setelah pajak Rp 215.085.343.096

b. Return of Investment (ROI):

Prosentase ROI sebelum pajak sebesar 35,83% dan ROI setelah pajak sebesar 25,08%. Syarat ROI untuk pabrik kimia dengan resiko rendah minimum adalah 11%

c. Pay Out Time (POT):

POT sebelum pajak selama 2,18 tahun dan POT setelah pajak selama 2,85 tahun. Syarat POT sebelum pajak untuk pabrik kimia dengan resiko rendah, paling lambat 5 tahun

d. Break Even Point (BEP) pada 42,12%, sedangkan Shut Down Point (SDP) pada 21,02%. BEP untuk pabrik kimia pada umunya adalah 40-60%

e. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 34,22%.

Dari parameter yang dianalisa didapatkan nilai yang memenuhi batasan untuk setiap parameternya, sehingga pabrik High Fructose Syrup ini dinyatakan layak didirikan secara ekonomi pabrik beresiko rendah.

(13)

9

Brownell, L.E. and Young, F.H, 1959, “Process Equipment Design”, Willet Eastern Limited, New Delhi.

Brown, G.G. and Foust, A.S., 1950, Unit Operations, John Wiley and Sons, Inc., New York.

Coulson, Richardson, 1999, Chemical Engineering,volume 6, third edition, New York, Butterworth Heinemann.

E.A. Borges da Silva., dkk, 2005, Analysis of the high-fructose syrup production using reactive SMB technology, Elsevier.

Geankoplis Christie John, 1993, Transport Processes and Separation Process Principle, 4th edition, New Jersey, Pearson Education International.

Hugot, E, 1972,“Handbook of Cane Sugar Engineering”, 2nd edition, Elsevier, Amsterdam.

Hougen, Watson,dkk, 1954, Chemical Process Principles, 2nd edition, Singapore, John Wiley & Sons.

Kern, D.Q, 1950, “Process Heat Transfer”, 5th edition, McGraw Hill Book Company, New York, Toronto , London.

Kirk-Othmer, 1998, Encyclopedia of Chemical Technology, 4th edition, John Willey & Sons Inc., USA.

Kusmiyati, 2014, Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor, Graha Ilmu, Yogyakarta. Kusnarjo, 2010, Ekonomi Teknik,

Ludwig, Ernest E, 1999, “Applied Process Design For Chemical And Petrochemical Plants”, 3rd edition, volume 1, Gulf Professional Publishing, United State of America.

Maroulis ZB, Saravacos GD, 2003, Food Process Design, Marcel Dekker, Inc., USA. Mujiburohman, M., 2014, Diktat Kuliah: Perancangan Alat Proses, Jurusan Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Parker Kay, dkk, 2010, High fructose corn syrup: Production, uses and public health concerns, Department of Biology, College of Science and Technology, North Carolina Central University, Durham, NC 27707, USA.

Permatasari A. dan Mayangsari W. 2012. Pra Desain Pabrik “High Fructose Syrup (HFS) dari Tepung Tapioka dengan Proses Isomerisasi”. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Perry, Green, 2008, Perry’s Chemical Engineers’ handbook, 8th edition, McGrow-Hill Companies, Inc., United State.

(14)

10

Peter, M.S. and Timmerhous, K.D., 1991, “Plant Design and Economic for Chemical Engineers”, 4th edition, McGraw-Hill Inc. New York.

Richana Nur, 2006, Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian vol. 28 no. 3, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.

Uhlig, H., 1998, “Industrial Enzymes and their Applications”, John Wiley and Sons Inc. New York.

Ullmann’s, 2003,“Encyclopedia of Industrial Chemistry”, 6th edition, Willey.

Ulrich Gael D, 1984, A Guide to Chemical Engineering Process Design ang Economics, Canada, John Willey & Sons, Inc.

Walas, Couper, dkk, 2010, “Chemical Process Equipment Selection And Design”, 2nd edition, Elsevier, United State of America.

ctrc.sice.oas.org (diakses Februari 2016) www.alibaba.com/ (diakses Juni 2016) www.bi.go.id/ (diakses September 2016) www.livestrong.com/ (diakses Juni 2016)

www.medanbisnisdaily.com/ (diakses Juni 2016) www.matche.com/ (diakses Juni 2016)

www.msdssearch.dow.com/ (diakses Desember 2015) www.titanbaking.com/ (diakses Juni 2016)

Gambar

Grafik 1.1 Data kebutuhan Impor Fruktosa    Pabrik yang Sudah Berdiri
Tabel 1.3 Perbandingan beberapa proses hidrolisis pati

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengetahui peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui teknik pengamatan objek langsung pada peserta didik kelas VIIIC di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

Mahasiswa, khususnya mahasiswa yang berada pada kategori baik dan kurang baik bahkan mahasiswa yang berada pada kategori cukup, hendaknya berusaha untuk

Penelitian [10] membahas bagaimana memanfaatkan satelit sebagai backhaul dapat dimaksi- malkan dalam kondisi pasca bencana dimana infrastruktur telekomunikasi darat ga- gal

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, PENGALAMAN KERJA SERTA MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Survey pada Home Industry Konveksi di Desa Soreang Kabupaten

Dalam Rangka Ulang Tahun GSRI Tamansari ke-64, pada hari Sabtu, 29 November 2014, Pk.17.00 WIB akan diadakan acara Kebaktian Pengucapan Syukur HUT dengan tema :.. Bangunkan Jiwaku

Melalui penelitian risiko yang dihadapi pada PT Dexton Indo Persada diharapkan dapat diperoleh data dan kesimpulan dari apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan, yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pemberian glutathion pada mencit jantan dewasa yang terpapar asap rokok dapat meningkatkan motilitas progresif

Oleh karena itu, pada penelitian kali ini, akan dibuat komposit silicone rubber dengan filler serat tandan kosong kelapa sawit dengan menambahkan material Barium