• Tidak ada hasil yang ditemukan

MPSS BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MPSS BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan sebelum dimulainya pelaksanaan pembangunan (implementasi). Penyusunan MPSS ini dimaksud untuk mempertegas program/kegiatan apa yang akan dilaksanakan selama 1-5 tahun mendatang, baik tentang lokasi, pelaksana kegiatan, waktu pelaksanaan, biaya yang dibutuhkan dan yang paling penting kepastian sumber dananya.

MPSS merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). SSK lebih fokus pada program dan kegiatan dan bagaimana cara mencapai tujuan pembangunan sanitasi dalam 5 tahun mendatang sesuai dengan visi dan misi Sanitasi Kabupaten/Kota, sedangkan MPSS lebih fokus pada bagaimana memastikan strategi tersebut berjalan, khususnya dengan skenario strategi pendanaannya. SSK adalah tentang perumusan strategi sanitasi, sedangkan MPSS adalah tentang bagaimana melaksanakan strategi tersebut (strategy implementation) guna mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan segala kemampuan dan sumber daya yang ada (keuangan, kelembagaan, SDM, dll), baik ditingkat pusat, daerah maupun masyarakat.

Kegiatan implementasi Strategi dalam Program PPSP berjalan seiring dengan kegiatan :

 Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan;

 Pengembangan kelembagaan dan peraturan;

(2)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-2 Adanya dukungan kegiatan tersebut di atas diharapkan dapat mempercepat dan memudahkan proses pelaksanaan/implementasi strategi. Salah satunya adalah terlaksananya proses adopsi (buy in) dan meningkatnya dukungan para pemangku kepentingan, baik selama penyusunan Memorandum Program maupun dalam pelaksanaannya nanti. Keberhasilan proses adopsi ini membutuhkan beberapa prasyarat, di antaranya terjalinnya komunikasi yang efektif antar pemangku kepentingan, adanya kesepahaman atas tujuan dan sasaran yang harus dicapai dan adanya umpan-balik secara berkala atas pencapaian strategi.

Proses pelaksanaan mencakup formalisasi proses, koordinasi, sinkronisasi, penerjemahan strategi menjadi tindakan, mencegah terjadinya penundaan pelaksanaan dan seterusnya. Sedangkan untuk dukungan yang diharapkan adalah tersedianya sumber daya manusia yang memadai dan terlatih, adanya komitmen dari eksekutif dan para stakeholder sanitasi, alokasi sumber daya, koordinasi yang efektif, budaya kerja dan sebagainya. I.2. Maksud dan Tujuan

Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten Toba Samosir disusun dengan maksud sebagai terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor Sanitasi Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Provinsi, Pemerintah dan Masyarakat Toba Samosir dalam kurun waktu 5 tahun, dimana pendanaannya berasal dari berbagai sumber : APBN, APBD Provinsi Sumatera Utara, APBD Kabupaten Toba Samosir, Bantuan Luar Negeri (Pinjaman maupun Hibah), swasta maupun masyarakat dan sebagainya. Memorandum Program Sektor Sanitasi juga merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Provinsi, Pemerintah atau dari lembaga lainnya untuk Program/Kegiatan yang telah terindentifikasi.

(3)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-3 Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) yang disusun bertujuan untuk merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dan dokumen perencanaan lainnya seperti : RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, RKA KL dan lain-lain. Memorandum Program akan menjadi landasan bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir dalam melaksanakan Strategi Pembangunan Sektor Sanitasi dalam jangka menengah (5 tahun).

I.3. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten Toba Samosir adalah:

1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;

(4)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-4 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999

Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014;

14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;

15. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;

16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;

17. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih;

18. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL;

19. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik;

20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 13 Tahun 2010 tentang APBD Kabupaten Toba Samosir TA. 2011;

(5)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-5 22. Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 138 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011;

23. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 650/2288VI/Bangda tanggal 26 Juli 2010 tentang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Daerah;

24. Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Permukiman. I.4. Kedudukan Memorandum Program

Dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan sektor sanitasi permukiman terdapat 4 kegiatan utama yang saling berkaitan, yaitu :

1. Proses Perencanaan Strategik

Kegiatan ini menitikberatkan proses konsolidasi berbagai dokumen strategi dan perencanaan pembangunan sanitasi, utamanya adalah RPJMD, RPIJM, RKA KL, RTRW, dll. Hasil konsolidasi tersebut kemudian dirangkum pada strategi sanitasi kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan hasil analisis konfrehensif atas kondisi dan permasalahan sanitasi serta kebutuhan kabupaten/kota.

2. Proses Pemrograman atau Memorandum Program

Kegiatan pada tahap ini adalah menjabarkan program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sektor sanitasi (sub sektor : air limbah, persampahan dan drainase) dengan mempertimbangkan aspek cakupan pelayanan, rencana investasi, kebutuhan studi dan desain (baik teknis maupun non teknis), pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan (O&M), Pendanaan, dll. Memorandum Program yang telah disepakati tersebut selanjutnya menjadi bahan pembahasan anggaran, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pemerintah.

(6)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-6

3. Implementasi

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan kegiatan non fisik (pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas kelembagaan dan SDM, dll).

4. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut diatas (butir 1, 2, dan 3). Monitoring dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah. Guna menunjang monev dibutuhkan dukungan Sistem informasi Manajemen (berbasis web) yang memadai.

1.5. Metode Penyusunan

Metode yang digunakan dalam penyusunan dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) ini menggunakan beberapa pendekatan secara partisipatif dan terintegrasi lewat diskusi dan pembekalan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir maupun dengan dukungan fasilitasi dari City Facilitator yang terdiri atas beberapa kegiatan utama, yaitu :

1. Proses Review Dokumen.

Kegiatan ini akan mengkaji beberapa dokumen perencanaan dan program pembangunan yang terkait dengan sektor sanitasi, seperti :

 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) dari Kementerian Kesehatan;

 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) dari Kementerian Dalam Negeri;

 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM bidang Pengembangan PLP/Sanitasi);

(7)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-7

 Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang telah disiapkan oleh Pokja Kabupaten/Kota;

 Dokumen lainnya, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RPJMD, dll.

2. Proses Konsolidasi dan Prioritasi Program dan Kegiatan.

Berdasarkan hasil kajian tersebut di atas (butir 1), yang terdiri atas program infrastruktur maupun non-infrastruktur. Hasil dari kegiatan ini adalah :

 Daftar panjang program dan kegiatan (long-list);

 Daftar program dan kegiatan prioritas (short-list) yang akan dilaksanakan selama 5 tahun mendatang;

3. Proses Identifikasi Kebutuhan.

Kegiatan ini dimaksud untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan tersebut di atas (butir 2), misalnya :

 Master Plan;

 Studi Kelayakan;

 DED (dilengkapi dengan RAB dan Dokumen Tender);

 Studi Lingkungan (AMDAL), dll.

4. Proses Penyusunan Memorandum Program.

Penyusunan Memorandum Program dilaksanakan melalui tahapan :

 Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi;

 Rencana Implementasi Jangka Menengah;

 Rencana Implementasi Tahunan (n+1, n+2, dst);

 Rencana Pengelolaan Program (pengorganisasian, pendanaan, jadwal, dll);

(8)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-8 Hasil dari proses penganggaran ini adalah (a) kegiatan/proyek disetujui untuk dilaksanakan atau (b) ditunda atau tidak dilanjutkan.

Kegiatan/Proyek yang anggarannya telah disetujui dan tersedia kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan (implementasi) :

 Pelaksanaan studi dan disain teknis;

 Pembangunan infrastruktur dan non-infrastruktur.

Bagi kegiatan/proyek yang anggarannya belum tersedia direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya (n+2). Kegiatan-kegiatan ini kemudian masuk ke dalam daftar tunggu (waiting list).

Selama proses tersebut di atas secara berkala dilakukan monitoring dan evaluasi (monev). Hasil dan rekomendasi monev kemudian menjadi

masukan bagi pemutakhiran dan penyempurnaan Dokumen

Memorandum Program untuk tahun berikutnya (n+2). Proses ini dilakukan berulang-ulang (repetitive) setiap tahun.

Hasil monitoring dan evaluasi dari seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut di atas kemudian dirangkum dalam Laporan Tahunan Sektor Sanitasi (Sanitation Sector Annual Progress Report).

I.6. Sistematika Dokumen

Pembahasan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) dalam dokumen ini terdiri dari delapan bab. Bab 1 dan 2 dari Dokumen MPSS ini merupakan Arah Pembangunan Sanitasi Kabupaten atau sering juga disebut sebagai Kerangka Kerja Logis (KKL) Pembangunan Sanitasi yang memberikan landasan bagi Pemerintah Kabupaten/kota dalam melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam jangka menengah (5 tahun) dan implementasi tahunan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten secara komprehensif yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengikat pemangku kepentingan, baik Bupati/Walikota, Gubernur, dan perwakilan dari

(9)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-9 Pemerintah, sedangkan Bab 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 memberikan gambaran rinci tentang substansi isu-isu strategis yang akan dilakukan.

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, kedudukan MPSS dalam Program PPSP, metode penyusunan MPSS serta Sistematika Dokumen.

Sub Bab I.1 Latar Belakang

Sub Bab ini memuat uraian tentang arti penting peranan dokumen MPSS bagi pembangunan Kabupaten Toba Samosir.

Sub Bab I.2 Maksud dan Tujuan

Sub Bab ini memuat uraian maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi di Kabupaten Toba Samosir.

Sub Bab I.3 Landasan Hukum

Sub Bab ini memuat landasan hukum pelaksanaan Program Percepatan Sanitasi Permukiman dan Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Toba Samosir berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri terkait sanitasi, Peraturan Daerah terkait sanitasi, Peraturan Kepala Daerah terkait sanitasi dan Keputusan Peraturan Daerah terkait sanitasi.

Sub Bab I.4 Kedudukan Memorandum Program

Sub Bab ini memuat kedudukan Memorandum Program Sektor Sanitasi pada Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman.

(10)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-10

Sub Bab I.5 Metode Penyusunan

Sub Bab ini memuat tata cara penyusunan dokumen MPSS untuk penajaman prioritas pembangunan sektor sanitasi.

Sub Bab I.6 Sistematika Dokumen

Sub Bab ini memuat sistematika dokumen MPSS berupa ketentuan isi judul Bab dan sub Bab.

BAB II Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi

Menjelaskan mengenai hasil review dan penajaman Kerangka Kerja Logis (KKL) yang telah disiapkan dalam Dokumen Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK). KKL disusun untuk setiap sub sektor, yaitu air limbah, persampahan dan drainase.

Sub Bab II.1 Umum

Sub Bab ini memuat uraian umum fisik wilayah dan administrasi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan uraian umum sanitasi untuk sektor air limbah, persampahan dan drainase berdasarkan data dan informasi yang termuat dalam Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Toba Samosir.

Sub Bab II.2 Sub sektor Air Limbah

Sub Bab ini memuat uraian kerangka kerja logis pembangunan sanitasi sub sektor air limbah.

Sub Bab II.3 Sub sektor Persampahan

Sub Bab ini memuat uraian kerangka kerja logis pembangunan sanitasi sub sektor persampahan.

Sub Bab II.4 Sub sektor Drainase

Sub Bab ini memuat uraian kerangka kerja logis pembangunan sanitasi sub sektor drainase.

(11)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-11 Sub Bab II.5 Higiene

Sub Bab ini memuat uraian kerangka kerja logis air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat.

BAB III Konsolidasi dan Prioritasi Program dan Kegiatan

Bab ini memuat penjelasan mengenai hasil konsolidasi program/ kegiatan, justifikasi, proses prioritasi program/kegiatan dan daftar program/kegiatan prioritas untuk 5 tahun mendatang (n+1 sampai dengan n+5).

Sub Bab III.1 Metode Konsolidasi

Sub Bab III.2 Proses dan Hasil Konsolidasi Sub Bab III.3 Program Prioritas

BAB IV Studi dan Disain Teknis

Bab ini memuat penjelasan mengenai hasil telaahan terhadap kebutuhan Studi dan Disain Teknis untuk menunjang pelaksanaan program/kegiatan sanitasi. Hal ini meliputi Pra Studi Kelayakan (Pra FS), Studi Kelayakan (FS), Master Plan, DED dan RAB, Amdal, dan lain-lain. Selain itu juga harus diidentifikasi mengenai ketersediaan dana untuk pelaksanaan Studi dan Disain tersebut. Sub Bab IV.1 Master Plan

Sub Bab IV.2 Studi Kelayakan

Sub Bab IV.3 Detailed Engineering Desain BAB V Rencana Implementasi Jangka Menengah

Bab ini memuat penjelasan mengenai Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun mendatang, yaitu dari tahun n+1 sampai dengan n+5. Dilengkapi dengan informasi mengenai lokasi proyek, volume kegiatan, jumlah dana yang

(12)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir I-12 dibutuhkan dan sumber pendanaannya, jangka waktu pelaksanaan dan tahun dimulainya kegiatan tersebut.

BAB VI Rencana Implementasi Tahunan

Bab ini memuat penjelasan secara lebih rinci terhadap Program/Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pertama (n+1).

Program/Kegiatan tahun pertama utamanya adalah proyek yang telah siap dilaksanakan karena telah memiliki:

(1) Studi dan Disain Teknis yang memadai; (2) Anggaran telah teralokasi (committed); (3) tidak ada permasalahan pertanahan; (4) sesuai prioritas kabupaten;

(5) masyarakat sudah siap. BAB VII Rencana Pengelolaan Program

Bab ini memuat penjelasan mengenai tata cara pengelolaan program (manajemen dan organisasi), dinas/instansi pelaksana, jadwal pelaksanaan kegiatan, skema pendanaan, rencana pengadaan barang dan jasa (procurement plan) dan lain-lain. Sub Bab VII.1 Manajemen dan Organisasi

Sub Bab VII.2 Rencana Pendanaan Sub Bab VII.3 Jadwal Pelaksanaan

Sub Bab VII.4 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement Plan).

BAB VIII Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Bab ini memuat penjelasan mengenai rekomendasi, saran-saran dan rencana tindak lanjut.

Sub Bab VIII.1 Rekomendasi Sub Bab VIII.2 Tindak Lanjut

(13)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-1

BAB 2

KERANGKA KERJA LOGIS PEMBANGUNAN SANITASI

2.1 Umum

Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat dalam hal jangkauan layanan sarana prasarana buang air besar, persampahan dan jaminan berkurangnya genangan air pada wilayah permukiman pada saat musim penghujan. Kondisi jangkauan layanan sanitasi yang kurang memadai ini akan berakibat pada terciptanya dampak sanitasi buruk semakin meluas dengan munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dan degradasi lingkungan hidup hingga menimbulkan kerugian secara ekonomi.

Kondisi umum jangkauan layanan sarana prasarana sanitasi untuk sub sektor air limbah yang mengelola limbah tinja masyarakat, diperoleh data bahwa hampir 30% penduduk di Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS) baik secara langsung maupun tidak langsung, sebesar 18,1% terdapat di perkotaan. Dan sesuai dengan data Susenas tahun 2007, bahwa penduduk di Indonesia yang memiliki akses terhadap prasarana sarana sanitasi setempat (on-site septic tank) masih berkisar 71,06% di perkotaan dan 32,47% di perdesaan. Fenomena ini berdampak pada keberadaan badan air dan lahan akibat minimnya sarana prasarana pengelolaan limbah tinja tersebut. Untuk kondisi ini diperoleh juga data bahwa sebesar 14.000 ton tinja per hari merupakan kontribusi dari limbah tinja penduduk atau identik dengan sebesar 75% menghasilkan tingkat pencemaran terhadap sumber baku (badan air dan lahan) yang ada.

(14)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-2 Terhadap kondisi sanitasi sub sektor persampahan di Indonesia, diperoleh kisaran data bahwa 98% Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah masih dioperasikan secara “Open Dumping” (tidak ada pemrosesan sampah di TPA) atau dengan perkataan lain sampah diambil, diangkut lalu dibuang ke TPA.

Terhadap kondisi sanitasi untuk sub sektor drainase di Indonesia, secara umum juga masih berada pada kondisi yang belum memadai. Terlebih untuk kawasan permukiman yang padat penduduk akan selalu berhadapan dengan bahaya banjir akibat kurang berfungsinya ataupun kurangnya sarana prasarana drainase. Genangan air di permukiman dan wilayah strategis perkotaan makin sering terjadi, diperburuk lagi oleh dampak dari perubahan pola hujan sementara jumlah saluran drainase yang lancar dalam menggelontorkan air permukaan cenderung menurun.

Masih rendahnya kondisi jangkauan layanan sanitasi di Indonesia sebagaimana yang diuraiakan di atas, menunjukkan bahwa pembangunan untuk sektor sanitasi selama ini belum menjadi prioritas. Hal ini didukung kondisi alokasi anggaran untuk penataan sanitasi pada APBN maupun APBD berada di bawah rata-rata 1%. Dan kondisi gap antara kondisi aktual

dan target pencapaian sudah terlalu besar dengan keadaan ideal sebesar Rp. 47.000/kapita/tahun dibandingkan dengan realitanya Rp. 2.000/kapita/tahun. Sehingga apabila pelaksanaan pembangunan

sanitasi masih ditangani dengan kondisi ini akan mengakibatkan target pembangunan sanitasi akan berjalan lamban oleh karena itu diperlukan percepatan yang luar biasa dalam pembangunan fasilitas dan pelayanan sanitasi melalui Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang memiliki target pencapaian: (1) Stop BABS pada tahun 2014, (2) Mengurangi genangan air di kawasan permukiman dan

(15)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-3 perkotaan, (3) mewujudkan pengelolaan sampah berbasis 3R (Reuse, Reduce & Recycle) dan program ini sudah digariskan dalam Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 sehingga memberikan pedoman yang mendasar bagi seluruh pemangku kepentingan dalam

penyusunan perencanaan pembangunan sektor sanitasi dan

pelaksanaannya dapat mewujudkan pencapaian target Millennium

Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

Dalam SSK telah ditetapkan Visi dan Misi Sanitasi Kab. Toba Samosir Tahun 2011-2015 dengan tetap mengacu kepada Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir tahun 2011 s/d 2015 sebagai berikut:

Visi & Misi Kabupaten Toba Samosir

Visi & Misi Sanitasi Kab.Toba Samosir

VISI

Terwujudnya Kabupaten Toba Samosir yang memiliki rasa kasih, peduli, dan bermartabat.

VISI

Terwujudnya lingkungan yang sehat di Kabupaten Toba Samosir melalui pembangunan sektor Sanitasi.

MISI

1. Mewujudkan pemerintahan yang

bersih dan berwibawa;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan;

3. Meningkatkan mutu pendidikan

dan pengembangan sumber daya manusia; 4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur; 5. Mewujudkan pengembangan ekonomi rakyat; 6. Mengoptimalkan serta

memanfaatkan sumber daya alam;

7. Memelihara stabilitas kehidupan

masyarakat yang aman, tertib dan dinamis.

MISI

1.Meningkatkan partisipasi

masyarakat, lembaga

swasta/badan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lembaga pendidikan dalam pembangunan sektor sanitasi;

2.Meningkatkan kualitas sarana

dan prasarana pengelolaan air limbah, drainase, persampahan, air bersih, dan perilaku hidup bersih sehat;

3.Meningkatkan kualitas aparatur

pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir;

4.Memperluas cakupan layanan

(16)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-4

2.2 Sub Sektor Air Limbah

Kab. Toba Samosir sebagai pemekaran dari Kab. Tapanuli Utara belum memiliki sistem pengelolaan air limbah secara komprehensif, baik sarana prasarana maupun institusi pengelola.

Secara umum masyarakat di Kabupaten Toba Samosir masih memiliki akses yang relatif belum optimal terhadap sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang memadai. Keberadaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah berupa tinja manusia yang tersebar di Kabupaten Toba Samosir berdasarkan SUSENAS 2008, BPS Kabupaten Toba Samosir; sebesar 66,22% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (tinja) yang mana dari persentase tersebut terdapat sebesar 60,21% rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar (BAB) sendiri; 4,02% rumah tangga dengan fasilitas milik bersama dan 1,99% berupa fasilitas umum. Sementara rumah tangga di Kabupaten Toba Samosir yang tidak memiliki fasilitas buang air besar adalah sebesar 33,78%.

Fasilitas buang air besar pada rumah tangga yang ada Kabupaten Toba Samosir umumnya terdiri dari konstruksi fasilitas berupa leher angsa, pelengsengan, cubluk/cemplung dan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat data-data kondisi konstruksi fasilitas BAB tersebut:

Tabel II.1

Fasilitas Konstruksi Buang Air Besar (BAB) di Kabupaten Toba Samosir

No Fasilitas Konstruksi BAB Persentase ( % )

1. Leher Angsa 85,62

2. Pelengsengan 4,08

3. Cubluk / Cemplung 7,02

4. Lainnya 3,28

Jumlah 100

(17)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-5 Kondisi tempat penampungan akhir dari fasilitas buang air besar yang ada di Kabupaten Toba Samosir terdiri dari tangki, kolam/sawah, sungai/danau dan lainnya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat data-data kondisi tempat pembuangan akhir dari fasilitas BAB yang ada sebagai berikut:

Tabel II.2

Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Toba Samosir

No Fasilitas Konstruksi BAB Persentase (%)

1. Tangki 46,44

2. Kolam/Sawah 1,20

3. Sungai/Danau 8,25

4. Lainnya 44,11

Jumlah 100

Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir

Pembuangan limbah tinja manusia ke sungai/danau untuk kemudian airnya digunakan untuk keperluan rumah tangga (mandi, mencuci dan air minum) kemudian ikan yang ada di sungai/danau juga mengkonsumsi tinja tersebut dan suatu saat ikan ditangkap dan dijadikan lauk bagi rumah tangga masih terjadi. Hal ini sudah dianggap lumrah dan menjadi solusi praktis selama bertahun-tahun.

Sementara itu septic tank sebagian besar tidak ditata dengan dasar yang kedap air. Kondisi ini dikhawatirkan akan mencemari atau merembes ke tanah sekitar, yang akan mengakibatkan kualitas air tanah menurun. Demikian pula sebagian sumur penduduk (kondisi yang ada) di mana tidak diberi cincin guna menghindari kontaminasi/bercampurnya dengan air limbah yang meresap.

Data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Pasar, Kebersihan

dan Pertamanan menjelaskan bahwa septic tank yang ada di Kabupaten

(18)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-6 dilakukan masih secara individu tanpa adanya koordinasi dengan instansi terkait yang ada di Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir. Hal ini disebabkan, sampai saat ini (tahun 2010) Pemerintah Kabupaten Toba

Samosir belum memiliki mobil penghisap tinja dan untuk keperluan akan

fasilitas tersebut, masyarakat yang membutuhkan masih meminjam dari kabupaten tetangga (Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan).

Pembuangan limbah di pasar, pedagang kaki lima di waktu siang/malam, juga belum tertangani secara baik. Akibatnya saluran drainase kota, menjadi satu-satunya sarana pembuangan limbah. Kondisi ini mengakibatkan saluran drainase sepanjang pusat kota dan wilayah sekitarnya menjadi terganggu kelancarannya.

Untuk analisa Kerangka Kerja Logis sub sektor air limbah, isu strategis yang digunakan adalah yang telah diuraikan dalam SSK Toba Samosir sebagai berikut:

(19)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-7 Tabel II.3

Kerangka Kerja Logis Sektor Air Limbah

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

1 Sangat minimnya sarana prasarana pengelolaan air limbah Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah Penyusunan perencanaan pembangunan sarana/prasarana dan sistem pengelolaan air limbah Membangun dan Mengembangkan sarana dan prasarana air limbah Program Pengembangan Data/ Informasi Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan Master plan pengelolaan air limbah Tersedianya acuan pembangunan pengelolaan air limbah Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan air limbah Menyediakan sarana & prasarana pengolahan air limbah Meningkatkan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana dan prasarana air limbah

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah

Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

24 unit Septik

tank komunal Tersedianya penampungan air limbah rumah tangga dan pekan

Meningkatkan jumlah

dan cakupan layanan pengelolaan air limbah

3 unit truk

angkut tinja Tersedianya pengangkutan Limbah Tinja

1 unit IPAL

1 unit IPLT Tersedianya pengelolaan air limbah terpadu

Program

Lingkungan Sehat Perumahan

Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah 1200 unit jamban Berkurangnya BABS

(20)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-8

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

500 unit septik

tank Berkurangnya BABS

65 unit MCK Berkurangnya BABS Meningkatnya kesehatan masyarakat 2 Alokasi anggaran pengelolaan air limbah sangat minim Meningkatkan alokasi anggaran dan diversifikasi sumber pendapatan daerah untuk pembangunan pengelolaan air limbah Meningkatnya anggaran di bidang pengolahan air limbah Memaksimalkan berbagai sumber pendanaan pembangunan terhadap sub sektor air limbah

Meningkatkan alokasi anggaran terhadap sub sektor air limbah

Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah Diversifikasi jaringan sumber pendapatan daerah Terwujudnya diversifikasi sumber pendapatan daerah Terlaksananya koordinasi dengan pemerintah dan pemerintah provinsi Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri perkotaan Konsultasi ke pemerintah dan pemerintah provinsi Terwujudnya sinkronisasi program kegiatan dengan pemerintah atasan Tersedianya usulan pembangunan Teralokasinya dana dari pemerintah atasan

(21)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-9

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Terlaksananya kerja sama dengan pihak swasta Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air Limbah

Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

Memorandum of Understanding Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah 3 Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk kepentingan umum Mewujudkan peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan sarana prasarana drainase Tersedianya lahan untuk pembangunan sistem pengelolaan air limbah Mengupayakan kerjasama dengan masyarakat agar memberikan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana air limbah Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang partisifatif Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Penataan Penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah Tersedianya lahan Terlaksananya pembangunan dan pengembangan sarana prasarana sanitasi 4 Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah Mewujudkan penyusunan dan peningkatan mutu tatanan regulasi tentang pengelolaan air limbah Tersedianya Perda, Peraturan Kepala Daerah dan petunjuk teknis pengelolaan air limbah Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan air limbah Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur dan sumber daya manusia Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan Raperda tentang Pengelolaan Air Limbah Tersedianya bahan untuk menetapkan perda Legalisasi rancangan peraturan perundang-undangan Perda, Perbup, SK Bupati dan Juknis tentang Pengelolaan Air Limbah Meningkatnya penataan pengelolaan air limbah

(22)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-10

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Mempersiapkan dan

mengembangkan kapasitas sumber daya aparatur dan sumber daya manusia yang terampil dalam hal pengelolaan air limbah Tersedianya sumber daya manusia dan sumber daya aparatur yang memahami dan terampil dalam pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), septic tank communal dan IPLT Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan

pelatihan formal Diklat Tersedianya tenaga terampil

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang arti penting pengelolahan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan Terciptanya masyarakat yang paham dan sadar akan pengelolaan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan Terbentuknya kelompok sadar sanitasi di 6 kecamatan dan 13 kelurahan Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan air limbah Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Penyuluhan Tersampaikannya pengelolaan isu strategis sanitasi kepada masyarakat

(23)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-11

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan Pertemuan

formal Tersampaikannya informasi tentang perda sanitasi ke masyarakat Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media Penyebarluasan informasi pembangunan daerah Terbentuknya wadah kerjasama pemerintah dan mass media Terlaksananya penyebarluasan informasi tentang sanitasi Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat Papan reklame, spanduk, Stiker dan leaflet Tersampaikannya informasi sanitasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi Diklat Meningkatnya keterampilan sumber daya aparatur dalam melakukan kampanye sanitasi

(24)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-12

2.3 Sub Sektor Persampahan

Masalah sampah di Kabupaten Toba Samosir sampai saat ini belum tertangani secara optimal, baik masalah cakupan wilayah yang dilayani maupun pelayanan itu sendiri (pengumpulan, pengangkutan maupun pengelolaan sampah). Sampai saat ini yang terlayani baru meliputi Ibukota kecamatan dengan pemukiman yang cenderung padat dan jalur jalan utama. Kalau dipilah berdasarkan kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir baru terlayani 4 kecamatan (25%). Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pada berbagai aspek seperti jumlah anggaran operasional, jumlah sarana prasarana persampahan, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan persampahan itu sendiri.

Produksi sampah di Kabupaten Toba Samosir rata-rata perhari

lebih kurang 459,312 m3/hari dengan asumsi produksi sampah 0,012

m3/hari/rumah tangga yang sebahagian besar berasal dari sampah pasar,

rumah tangga, sekolah, perkantoran, rumah makan, pertokoan dan lain sebagainya. Seperti disebutkan sebelumnya cakupan wilayah layanan adalah Ibukota kecamatan yaitu Balige, Laguboti, Porsea dan Ajibata. Sampah yang terangkut ke TPA rata-rata per hari dari ke 4 Ibukota kecamatan tersebut sebanyak 37,8m3 yang terdiri dari berbagai sumber,

sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel II.4

Timbulan & Jumlah Sampah yang terangkut per hari (m3/hari)

No Lokasi Jumlah Lokasi Timbulan

(m3/hari) Sampah Terangkut (m3/hari) 1. Permukiman 153 2,2032 1,836 2. Sarana:

(25)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-13

No Lokasi Jumlah Lokasi Timbulan

(m3/hari)

Sampah Terangkut

(m3/hari)

a. Jln Arteri & Kolektor 37 0,5328 0,444

b. Pasar 4 25,92 21,6 c. Tempat Dagang 613 8,8272 7,356 d. Rumah makan 79 1,1376 0,948 e. Restoran 5 1,2 1 f. Hotel 6 1,2 1 g. Kantor 50 1,44 1,2 h. Sekolah 19 0,5472 0,456 i. Terminal 3 1,2 1 j. Rumah Sakit 2 1,152 0,96 k. Taman Kota - - - 3. Perairan : a. Danau - - - b. Sungai - - - c. Anak Sungai - - -

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010

Kalau ditinjau dari segi luas wilayah, daerah yang dapat dilayani

dalam masalah persampahan ini baru mencapai lebih kurang 9,71 km2

atau 0,48% dari luas wilayah Kabupaten Toba Samosir sedangkan dari jumlah penduduk yang terlayani hanya 12,46%. Untuk kelancaran pelayanan menjelang sampah dapat diangkat ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sampai tahun 2010 telah disediakan sarana tempat penampungan sampah sementara yang diletakkan pada jalur jalan yang dilewati armada truk sampah sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

(26)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-14

Tabel II.5

Sarana Sampah Di Kabupaten Toba Samosir

No Jenis Jumlah (unit) Kapasitas (m3) Kondisi

1. TPSS Ember Plastik - - - 2. TPSS Drum 200 50 Rusak 3. Container - - - 4. Transfer Depo - - - 5. Gerobak Sampah - - - 6. Becak Sampah - - -

7. Truck Sampah roda 6 7 42 Baik 1 unit,

Sedang 5 unit & Rusak 1 unit

8. Pick Up Sampah roda 4 - - -

9. Arm Roll Kecil - - -

10. Buldozer - - -

11. TPSS Permanen 45 135 Baik

Sumber Data : Dinas Pasar,Kebersihan dan Pertamanan Kab.Toba Samosir 2010

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah mengalokasikan anggaran untuk pengelolaan persampahan dari tahun 2005 s/d 2009 bersumber dari APBD Kabupaten Toba Samosir, sementara peran serta masyarakat (peran serta masyarakat yang dimaksud terdiri dari masyarakat sendiri juga sumbangan pihak ketiga lainnya antara lain: perbankan, kontraktor, PLN dan usaha swasta lainnya) belum ada sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.6

Jumlah Anggaran Pengelolaan Kebersihan/Sampah

Tahun Jumlah Anggaran

(Rp) Peran Serta Masyarakat (Rp) Total (Rp) 2005 253.500.000 - 253.500.000 2006 771.200.000 - 771.200.000 2007 703.385.000 - 703.385.000

(27)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-15

2008 636.220.000 - 636.220.000

2009 662.037.000 - 662.037.000

Total (Rp) 3.026.342.000 - 3.026.342.000

Sumber Data : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir 2010

Proses akhir dari rangkaian pelayanan persampahan adalah pemusnahan di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA), pada proses ini masyarakat tidak begitu mengetahui hal-hal apa yang diperlukan di suatu lokasi TPA. Sebagaimana layaknya suatu TPA, yang harus dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan teknis dan operasional yang terkontrol, hal ini membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir memiliki 2 lokasi TPA, yaitu TPA Pintu Bosi di Kecamatan Laguboti dengan luas 2 Ha dan TPA Sijambur di Kecamatan Ajibata dengan luas 0,2 Ha dengan rincian data TPA tersebut sebagai berikut (sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010):

1. TPA Pintu Bosi Di Kecamatan Laguboti:

a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

b. Luas areal 2 Ha

c. Tingkat kemiringan 45%

d. Jenis tanah lempung

e. Metode pengelolaan dumping

f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan

g. Mulai dioperasikan tahun 2001

h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun

(28)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-16 2. TPA Sijambur Kecamatan Ajibata

a. Status tanah milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

b. Luas areal 0,2 Ha

c. Tingkat kemiringan 600

d. Jenis tanah lempung

e. Metode pengelolaan dumping

f. Study Kelayakan belum pernah dilakukan

g. Mulai dioperasikan tahun 2005

h. Perkiraan sisa waktu daya tampung 10 tahun

i. Jarak dari pemukiman 2 Km.

Tabel II.7

Kelengkapan Sarana dan Prasarana TPA Pintu Bosi Kecamatan Laguboti

No Komponen Keberadaan Kondisi

1. Jalan masuk Onderlaag Sedang

2. Jalan Operasi Onderlaag Rusak

3. Drainase Tidak ada Tidak ada

4. Saluran Lindi Tidak ada Tidak ada

5. Pengolahan Lindi Tidak ada Tidak ada

6. Sumur monitoring/pantau Tidak ada Tidak ada

7. Penanganan Gas Tidak ada Tidak ada

8. Penyediaan air bersih Tidak ada Tidak ada

9. Pos/kantor jaga Tidak ada Tidak ada

10. Jembatan timbang/sistem pencatatan Tidak ada Tidak ada

11. Garase Buldozer Tidak ada Tidak ada

12. Bengkel Tidak ada Tidak ada

13. Pengomposan manual Tidak ada Tidak ada

14. Petugas yang menangani pengolahan lindi Tidak ada Tidak ada 15. Penutupan untuk lokasi yang sudah penuh Tidak ada Tidak ada

16. Pemilahan sampah Tidak ada Tidak ada

17. Pagar lokasi Tidak ada Tidak ada

18. Buldozer Tidak ada Tidak ada

(29)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-17 Keterbatasan pada berbagai aspek seperti keterbatasan anggaran operasional, jumlah sarana prasarana persampahan, jumlah tenaga kerja dan manajemen pengelolaan persampahan itu sendiri, mempengaruhi total pelayanan. Akibatnya sampah yang dihasilkan masyarakat belum terlayani secara maksimal. Tidak heran pada waktu-waktu tertentu masih dijumpai sampah bertebaran dan tidak terangkut khususnya pada hari setelah pekan (onan).

Agar pelayanan persampahan dapat lebih optimal dan demi

mewujudkan target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

maka ke depan perlu diupayakan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan secara bertahap. Diharapkan pada masa mendatang setiap kecamatan memiliki tempat pembuangan sampah sementara sebelum diangkut ke TPA.

Keterbatasan APBD Kabupaten Toba Samosir berimplikasi pada minimnya alokasi anggaran untuk pengelolaan persampahan dan minimnya sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba Samosir.

Walaupun Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah memiliki Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 7 Tahun 2003 tentang Retribusi Sampah, namun masih terdapat kesulitan untuk diterapkan karena secara empiris merupakan akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki Kabupaten Toba Samosir dalam hal ini Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Sehingga tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan layanan yang maksimal tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

Secara umum tindak lanjut yang dilakukan oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Toba Samosir terhadap pelanggaran

(30)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-18 Perda Nomor 7 dimaksud adalah dengan melakukan pemberhentian pelayanan untuk wajib retribusi yang menunggak, walaupun sebenarnya bukan merupakan solusi terbaik karena dapat menimbulkan permasalahan baru.

Untuk analisa Kerangka Kerja Logis sub sektor persampahan, isu strategis yang digunakan adalah yang telah diuraikan dalam SSK Toba Samosir sebagai berikut:

(31)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-19 Tabel II. 8

Kerangka Kerja Logis Sub Sektor Persampahan

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

1 Kesadaran masyarakat akan buang sampah dengan benar rendah Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang arti penting pengelolaan sampah

Terciptanya masyarakat yang memahami dan sadar arti penting pengelolaan sampah rumah tangga yang ramah lingkungan Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang 3R (reduce, reuse dan recycle) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan Terbentuknya kelompok sadar sanitasi di 6 kecamatan dan 13 kelurahan Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan persampahan Kampanye dan sosialisasi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

Papan reklame, stiker, leaflet Tersampaikannya informasi tentang arti penting pengelolaan sampah kepada masyarakat Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi 1 tim juru kampanye sanitasi Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan Ranperda tentang Pengelolaan Persampahan Tersedianya bahan untuk menetapkan perda

(32)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-20

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Legalisasi rancangan peraturan perundang-undangan Perda, Perbup, SK Bupati dan Juknis Pengelolaan Persampahan Meningkatnya penataan pengelolaan persampahan 2 Alokasi anggaran pengelolaan sangat terbatas/minim Mewujudkan peningkatan alokasi anggaran dan diversifikasi sumber pendapatan daerah untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana persampahan Tersedianya dana yang memadai untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana pengelolaan persampahan Memaksimalkan berbagai sumber pendanaan pembangunan terhadap sub sektor persampahan Meningkatkan alokasi anggaran terhadap sub sektor persampahan Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah Diversifikasi jaringan sumber pendapatan daerah Meningkatnya sumber pendapatan daerah Terlaksananya koordinasi dengan pemerintah dan pemerintah provinsi Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar Koordinasi penyelesaian permasalahan penanganan sampah perkotaan Konsultasi ke pemerintah dan pemerintah provinsi Terwujudnya sinkronisasi program kegiatan dengan pemerintah atasan Tersedianya usulan pembangunan Teralokasinya dana dari pemerintah atasan Mendorong partisipasi pihak swasta dalam pengelolaan persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Memorandum of

Understanding Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sampah

(33)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-21

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

3 Sarana dan Prasarana serta kualitas SDM pengelola persampahan masih sangat kurang Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan Penyusunan perencanaan pembangunan sarana/prasarana dan sistem pengelolaan persampahan Membangun dan Mengembangkan sarana dan prasarana persampahan Program Pengembangan Data/ Informasi Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan Masterplan pengelolaan persampahan Tersedianya acuan pembangunan pengelolaan persampahan Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan persampahan Menyediakan sarana & prasarana pengolahan persampahan Meningkatkan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana dan prasarana persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan 500 unit tong

sampah Meningkatnya kebersihan lingkungan Peningkatan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana dan prasarana persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 65 unit gerobak sampah 65 unit motor sampah Meningkatnya kebersihan lingkungan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 100 unit bak sampah Meningkatnya kebersihan lingkungan

(34)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-22

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 13 unit kontainer6 unit transfer depo5 unit armroll truck15 unit dump truck6 unit compactor truck Meningkatnya kebersihan lingkungan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 unit rumah kompos Berkurangnya volume sampah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 unit TPA

controlled landfill Tersedianya sarana pengelola akhir sampah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan

pelatihan formal jumlah SDM terlatih Meningkatnya kualitas SDM pengelola persampahan

(35)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-23

2.4 Sub Sektor Drainase

Kabupaten Toba Samosir sebagai suatu kabupaten yang relatif masih baru (hasil pemekaran) dalam hal penataan dan pembangunan drainase masih sangat membutuhkan penanganan yang serius. Keterbatasan APBD Kabupaten merupakan salah satu kendala dalam peningkatan capaian program pembangunan drainase tersebut. Berikut ini dapat dilihat perkembangan pencapaian pembangunan drainase yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Toba Samosir periode tahun 2007 s/d 2009:

Tabel II.9

Pencapaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir

No Uraian

Indikator Dan Pencapaian Kinerja

Per Tahun Total

Km

2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km)

1. Pembuatan Parit

Jalan/ Drainase 0,629 0,475 0,900 2,004

2. Total Panjang Jalan Kabupaten

1.171,10 1.193,00 1.228,5 3.592,6

Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009 & BPS Kab. Toba Samosir 2009

Tabel II.10

Kondisi Capaian Pembangunan Drainase Kabupaten Toba Samosir

No Uraian Indikator Dan Pencapaian Kinerja Per Tahun Ket.

2007 (Km) 2008 (Km) 2009 (Km) 1 Kondisi Baik 0,315 0,380 0,900 - 2 Kondisi Sedang 0,189 0,095 0,451 - 3 Kondisi Rusak 0,126 0,095 0,180 - Total 0,630 0,475 1,105 -

Sumber Data : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Dari segi drainase kota/permukiman, sampai saat ini drainase untuk jalan kabupaten dapat direalisir 0,17% dari total panjang jalan

(36)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-24 kabupaten sepanjang ±1.193,20 km. Permasalahan yang ditemui dalam pembangunan drainase adalah keterbatasan lahan untuk drainase tersebut, adanya drainase bergabung dengan saluran irigasi. Untuk pengembangan ke depan, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir akan menyusun Rencana Induk Pengembangan Drainase Permukiman sehingga strategi pengembangan dan penataan drainase permukiman dapat lebih sempurna.

Drainase di Kabupaten Toba Samosir secara umum dapat dibagi dua kelompok, yaitu drainase primer dan drainase sekunder. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.11

Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007

No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase

Primer Sekunder

1 Pembuatan Parit jalan Dusun Jonggol Tampubolon Sibulele Desa Sibola Hotang SAS kecamatan Balige

39.24 m3 - √

2 Pembuatan drainase buangan dari Komplek Asrama Kompi 125 Onan Sampang desa Sianipar Tangga Kel. Balige III Kec. Balige

350 M - √

3 Pembuatan drainase pas. batu/ gorong-gorong pada ruas jalan Silalahi Dolok Desa Pagar Batu Kec. Balige

100 M - √

4 Pembuatan Parit di Dusun IV Lumban Balian Op. Raja Hutapea Kec. Laguboti

(37)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-25

Tabel II.12

Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2008

No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase

Primer Sekunder

1 Pembuatan parit di Lumban panjaitan Pardede Onan kec. Balige (DAK)

200 m' - √

2 Pembuatan parit di jalan Tarutung KM 3 Kec. Balige (DAK)

100 m' - √

3 Pembuatan drainase kota Laguboti Kec. Laguboti (DAK)

200 m' - √

4 Pembuatan drainase kota Lumban Julu Kec. Lumban Julu (DAK)

187 m' - √

5 Pembuatan drainase kota Borbor Kec. Borbor (DAK)

200 m' - √

6 Pembuatan parit dan gorong-gorong Sirait Uruk Desa Patane I Kec. Porsea (DAK)

150 m' - √

7 Pembuatan drainase di Jln. Samosir Kec. Balige (DAK)

100 m' - √

8 Pembuatan drainase kota Kec. Silaen (DAK)

187 m' - √

9 Pembuatan drainase di Kompleks SDN 17355 Desa Sitolu Ama Kec. Laguboti

120 m' - √

10 Pembuatan drainase di Lumban Sibuea desa Pangombusan Kec. Porsea

65 m' - √

11 Pembuatan drainase Huta Gorat Dolok Kel. Parsoburan Kec. Habinsaran

74 m' - √

12 Pembuatan drainase depan Gereja HKBP Nagatimbul dan menuju SD Negeri Nagatimbul Kec. L. Julu

74 m' - √

13 Pemeliharaan rutin drainase kota Porsea (Swakelola) kec. Porsea (DAK)

1 paket - √

14 Pemeliharaan rutin drainase kota Balige (Swakelola) DAK

(38)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-26

Tabel II.13

Drainase Primer dan Sekunder Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009

No Uraian Kegiatan Volume Satuan Jenis Drainase

Primer Sekunder

1 Pembangunan saluran drainase di komplek perkantoran Soposurung Kec. Balige (DAK)

100 M - √

2 Rehabilitasi saluran drainase / Penataan trotoar dan pelebaran jalan Kartini Soposurung & Pembangunan saluran drainase di samping Yasop Kec. Balige (DAK)

1 paket - √

3 Lanjutan pembangunan saluran drainase Jalan Pelajar Soposurung Kec. Balige (DAK)

115 M - √

4 Rehabilitasi saluran drainase Jalan Cemara Kec. Balige (DAK)

41.667 m3 - √

5 Rehabilitasi saluran drainase Jalan Baba Lubis Kec. Balige (DAK)

500 M - √

6 Pembangunan saluran drainase Dinas Tarukim Kec. Balige (DAK)

42 M - √

7 Pembangunan saluran drainase kota di Kec. Laguboti (DAK)

110 M - √

8 Pembangunan saluran drainase jalan Simpang IV desa Narumonda I Kec. Siantar Narumonda (DAK)

120 M - √

9 Pembangunan saluran drainase di stadion Jonggi Manulus Kec. Parmaksian (DAK)

107 M - √

10 Lanjutan pembangunan saluran drainase keliling pasar Borbor (DAK)

62 M - √

Sumber Data : Dinas Tarukim Kab. Toba Samosir 2010

Dalam pengelolaan drainase Pemerintah Kabupaten Toba Samosir turut melibatkan peran serta masyarakat dengan tahapan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan drainase

(39)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-27 adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan sumber dana APBN dengan perincian sebagai berikut:

Tabel II.14

Rekapitulasi Alokasi Dana PNPM Mandiri Perdesaan

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Balige 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 3.000.000.000 900.000.000 2 Tampahan 900.000.000 3 Laguboti 750.000.000 750.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 900.000.000 4 Habinsaran 750.000.000 750.000.000 2.750.000.000 900.000.000 5 Borbor 900.000.000 6 Nassau 900.000.000 7 Silaen 3.000.000.000 900.000.000 8 Sigumpar 900.000.000 9 Porsea 1.000.000.000 1.000.000.000 3.000.000.000 900.000.000

10 Pintu Pohan Meranti 900.000.000

11 Siantar Namuronda 900.000.000 12 Lumban Julu 1.000.000.000 500.000.000 500.000.000 1.750.000.000 900.000.000 13 Uluan 900.000.000 14 Ajibata 900.000.000 15 Parmaksian 900.000.000 16 Bonatua Lunasi 900.000.000 Jumlah 2.750.000.000 4.000.000.000 4.250.000.000 15.000.000.000 14.400.000.000

Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa

Tabel II.15

Alokasi Dana Menurut Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan

No Kegiatan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Drainase 1.025.518.500 817.319.500 1.770.650.900 2.799.399.500 3.989.749.900 2 Air Bersih 518.450.900 1.152.828.400 1.947.457.300 958.727.100 3 Persampahan 4 SPP 110.000.000 240.000.000 167.627.000 702.629.900 1.596.581.300 5 Bangunan Lainnya 1.614.481.500 2.424.229.600 1.158.893.700 9.550.513.300 7.854.941.700 Total 2.750.000.000 4.000.000.000 4.250.000.000 15.000.000.000 14.400.000.000

Sumber data PNPM Mandiri Perdesaan Tobasa

Untuk analisa Kerangka Kerja Logis sub sektor drainase, isu strategis yang digunakan adalah yang telah diuraikan dalam SSK Toba Samosir sebagai berikut:

(40)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-28 Tabel II.16

Kerangka Kerja Logis Sub Sektor Drainase

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Rendahnya kesadaran masyarakat Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang fungsi sarana prasarana drainase Terciptanya masyarakat yang sadar dan memahami fungsi drainase Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta untuk terlibat dalam pembangunan sarana drainase Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fungsi drainase Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan Terbentuknya kelompok sadar sanitasi di 6 kecamatan dan 13 kelurahan Terbinanya kesadaran masyarakat tentang sanitasi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Penyuluhan Tersampaikannya pengelolaan isu strategis sanitasi kepada masyarakat Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan Ranperda tentang Pengelolaan Drainase Tersedianya bahan untuk menetapkan perda Legalisasi rancangan peraturan perundang-undangan Perda, Perbup, SK Bupati dan Juknis tentang Pengelolaan Drainase Meningkatnya penataan pengelolaan drainase

(41)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-29

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Alokasi anggaran terbatas Mewujudkan peningkatan alokasi anggaran dan diversifikasi sumber pendapatan daerah untuk pembangunan dan pengembangan drainase Tersedianya dana yang memadai untuk pembangunan dan pengembangan drainase Memaksimalkan berbagai sumber pendanaan pembangunan drainase Meningkatkan alokasi anggaran terhadap sub sektor drainase Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah diversifikasi jaringan sumber pendapatan daerah Meningkatnya sumber pendapatan daerah Terlaksananya koordinasi dengan pemerintah dan pemerintah provinsi Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Konsultasi ke pemerintah dan pemerintah provinsi Terwujudnya sinkronisasi program kegiatan dengan pemerintah atasan Tersedianya usulan pembangunan Teralokasinya dana dari pemerintah atasan Terlaksananya kerja sama dengan pihak swasta Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Memorandum of

Understanding Terwujudnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan drainase

(42)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-30

No. Permasalahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome

Kurangnya saluran drainase permukiman Meningkatkan pembangunan saluran drainase permukiman Tersedianya dokumen perencanaan drainase Penyusunan perencanaan pembangunan sarana/prasarana dan sistem drainase

Membangun dan Mengembangkan drainase Program Pengembangan Data/ Informasi Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan Master plan drainase Tersedianya acuan pembangunan drainase Tersedianya layanan jaringan drainase di daerah permukiman Meningkatkan cakupan layanan sarana dan prasarana drainase Peningkatan kuantitas dan kualitas jangkauan layanan sarana dan prasarana drainase Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong pembangunan 16.000 meter drainase 13 kolam retensi 10 perangkap lemak Meningkatnya jangkauan layanan drainase

(43)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-31

2.5 Higiene

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia terutama untuk keperluan air minum. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Toba Samosir dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih masih memanfaatkan sumber air secara langsung dari air tanah berupa Sumur terlindung, pompa, mata air terlindung dan air permukaan (sungai/danau) tanpa fasilitasi dari suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi tersebut sangat dimungkinkan mengingat kondisi geografis Kabupaten Toba Samosir merupakan perbukitan yang sulit dijangkau oleh air ledeng (Fasilitas PDAM).

Secara umum data kondisi fasilitas sarana-prasarana air bersih/air minum yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.17

Kondisi Fasilitas Sarana Prasarana Air Minum di Kabupaten Toba Samosir

No Jenis Fasilitas Sumber Air Minum Persentase ( % )

1. Ledeng ( PDAM ) 11,00

2. Pompa 19,90

3. Sumur Terlindungi 26,34

4. Sumur Tak Terlindungi 7,24

5. Mata Air Terlindungi 17,77

6. Mata Air Tak Terlindungi 9,01

7. Air Sungai 7,04

8. Air Hujan 1,06

9. Lainnya 0,64

Jumlah 100

Sumber Data : SUSENAS 2008, BPS Kab. Toba Samosir

Dari segi kepemilikan fasilitas air minum yang ada di Kabupaten Toba Samosir secara umum paling banyak berupa milik pribadi/sendiri

(44)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-32 sebesar 48,90%, milik umum sebesar 28,98%, milik bersama 18,10% dan tidak ada fasilitas sebesar 4,02%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Toba Samosir, secara bertahap telah dilakukan pembangunan sarana air bersih dengan sistem sumur pompa, sistem gravitasi dan pengadaan Mandi Cuci Kakus (MCK) di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan keadaan masyarakatnya masih memiliki akses yang relatif rendah terhadap ketersediaan sarana-prasarana air bersih yang memadai. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel II.15 berikut ini:

Tabel II.18

Pencapaian Pembangunan Sarana Air Bersih Kabupaten Toba Samosir

No Uraian Indikator dan pencapaian kinerja per tahun Ket.

2007 (unit) 2008 (unit) 2009 (unit)

1 Kondisi Baik 8 19 22 - 2 Kondisi Sedang 3 - - 3 Kondisi Sedang Rusak - - - Total 11 19 22

Sumber Data : LKPJ 5 Tahun Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab.Toba Samosir Tahun 2009 Sampai dengan tahun 2008, pengadaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir yang dilayani suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam hal ini PDAM Tirtanadi Cabang Balige (Perusahaan Daerah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara) masih menjangkau 4 kecamatan (tersebar di 42 desa/kelurahan dengan total jumlah pelanggan sebanyak 4.520 pelanggan) dari 16 Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan sumber air bakunya berasal dari Danau Toba. Keempat kecamatan tersebut

(45)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-33 adalah Kecamatan Balige, Laguboti, Porsea dan Ajibata dengan rincian sebagai berikut (sumber data PDAM Tirtanadi Cab. Balige):

 kapasitas produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar 2.207.520

m3/tahun dan tahun 2008 sebesar 2.057.676 m3 per tahun;

 lamanya waktu operasi penyaluran air bersih selama 24 jam;

 jumlah produksi air bersih untuk tahun 2007 sebesar 1.686.469 m3 dan

tahun 2008 sebesar 1.686.469 m3.

Sumber air PDAM Tirtanadi cabang Balige Kabupaten Toba Samosir disuplai dari Danau Toba. Sementara sumber air bersih yang dipergunakan oleh masyarakat Kabupaten Toba Samosir di luar dari layanan PDAM Tirtanadi (terutama penduduk yang berdomisili di pedesaan) adalah air tanah dan air permukaan (sungai/anak sungai/limpasan air hujan dan Danau Toba).

Pelayanan prasarana air bersih di Kabupaten Toba Samosir masih rendah dan peluang peningkatan jumlah pelanggannya masih besar. Namun saat ini yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah air yang hilang dalam penyaluran cukup besar yaitu 19.4%.

2. Jaringan pipa penyaluran yang masih terbatas di kawasan-kawasan

tertentu.

Permasalahan dalam Pembangunan Air Minum.

Permasalahan dalam pembangunan air minum di Kabupaten Toba Samosir terutama dapat dilihat dari sistem penyediaan air minum untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat Kabupaten Toba Samosir. Permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(46)

Pokja Sanitasi Kab. Toba Samosir II-34 a. Keterbatasan Sumber Air Baku.

Kabupaten Toba Samosir sebagai pusat Perdagangan, pemerintahan

dan pariwisata membawa konsekuensi terhadap pesatnya

perkembangan pembangunan yang mengakibatkan pengurangan luas lahan terbuka sebagai daerah resapan air sehingga berdampak pada kuantitas sumber-sumber air.

b. Kapasitas produksi air bersih PDAM Tirtanadi Cabang Balige saat ini belum mencukupi, perlu adanya penambahan kapasitas sehingga kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Toba Samosir ke depan bisa terpenuhi.

c. Ketergantungan suplai air dari sumber yang berasal dari Danau Toba, sehingga keterjaminan suplai air dari PDAM tersebut kurang dapat diandalkan mengingat perkembangan daerah layanan PDAM penyuplai terus berkembang. Selain itu masalah tarif pembelian air yang terus meningkat dari tahun ke tahun namun di satu sisi PDAM Tirtanadi belum dapat menyesuaikan tarif air pelanggannya.

d. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana produksi cukup besar sedangkan tarif air belum mengacu tarif Full Cost Recovery.

e. Untuk jangka panjang pemanfaatan sumber air dari danau dan sungai/anak sungai yang ada di Kabupaten Toba Samosir dengan sistem pengolahan perlu direncanakan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air minum. Secara terperinci masalah menyangkut pembangunan air minum di masing-masing kecamatan di Kabupaten Toba Samosir adalah sebgai berikut:

Kecamatan Balige:

a. Tarif PDAM tinggi.

b. Kaporit terasa.

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.4
Tabel II.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan teori Vitruvius, struktur yang diterapkan tidak hanya bertindak sebagai wujud kekuatan bangunan (firmitas) saja, namun dengan struktur tersebut dapat

Radiasi matahari yang masuk ke dalam greenhouse mempengaruhi suhu udara dalam greenhouse dan keseimbangan panas dalam greenhouse yang pada akhirnya menciptakan kondisi

Seperti telah dibahas di atas bahwa psikologi juga merupakan ilmu terapan. Psikologi dapat diterapkan dalam segala bidang kehidupan manusia. Sesungguhnya, tanpa kita

utama yang dihadapi single parent dewasa madya adalah rendahnya pendapatan keluarga, serta kesulitan finansial baik dalam membiayai sekolah anak-anaknya maupun

Dalam kegiatan bisnis, pengetahuan tentang segmentasi pasar dapat digunakan sebagai informasi untuk memilih pasar, mencari peluang usaha, menyusun strategi merebut bagian pasar

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Salah satu indikasi yang terkadang menjadi suatu masalah dalam perbankan adalah bahwa tidak hanya sekedar menyalurkan kredit saja melainkan bagaimana kredit

guru dapat Sebagian besar menyampaikan materi pembelajaran dalam bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, hal tersebut terlihat dari siswa dapat menjawab beberapa pertanyaan yang