• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Khikmatul Maula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Khikmatul Maula"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, JUMLAH BAGI HASIL, INFLASI, INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII), DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) PERIODE 2007-2011. SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU EKONOMI ISLAM. Oleh : KHIKMATUL MAULA NIM : 08390034. PEMBIMBING : 1. Dr. H. SYAFIQ. M. HANAFI, S.Ag, M.Ag 2. M. KURNIA RAHMAN ABADI, SE, MM. PROGRAM STUDI KEUANGAN ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012.

(2) ABSTRAK Semakin majunya sistem keuangan dan perbankan serta semakin meningkatnya kesejahteraan, kebutuhan masyarakat, khususnya muslim, meyebabkan semakin besarnya kebutuhan terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah.Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipatdari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Setelah diterbitkannya UndangUndang (UU) No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai landasan legal formal yang secara khusus mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah di tanah air, maka kecepatan pertumbuhan industri ini diperkirakan akan melaju lebih kencang lagi. Kenaikan aset tersebut banyak dipengaruhi oleh besarnya Dana Pihak Ketiga (DPK) yang memiliki proporsi lebih besar dibandingkan sumber dana lain pada sisi pasiva dalam laporan Neraca. Komponen terbesar dalam DPK bank syariah adalah deposito mudharabah.Oleh sebab itu, penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan tujuan untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi volume deposito mudharabah. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga (BI rate), jumlah bagi hasil, inflasi, indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), dan Jumlah Uang Beredar. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data bulanan dari Januari 2007-Desember 2011. Penjelasan variabel tersebut menggunakan model regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,971 yang berarti secara simultan menunjukkan bahwa total deposito mudharabahpada BSM dipengaruhi oleh suku bunga, bagi hasil, inflasi, indeks saham JII, dan JUB sebesar 9,71%, sedangkan sisanya 2,9% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain diluar model. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwasemua variabel independen berpengaruh terhadap deposito mudharabahpada BSM. Kata kunci : Deposito mudharabah, BI rate, jumlah bagi hasil, inflasi, indeks saham JII, Jumlah Uang Beredar (JUB).. ii.

(3)

(4)

(5)

(6)

(7) MOTTO. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba. Karena dengan mencoba, kita akan menemukan kesempatan untuk berhasil dan menjadi pemenang....... vii.

(8) PERSEMBAHAN. Karya kecil ini kupersembahkan kupersembahkan untuk:. Ayahanda & Ibunda Tercinta Adiku Tersayang Kekasihku Dan Almamaterku UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. viii.

(9) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 05936/U/1987. I.. Konsonan Tunggal. Huruf Arab. Nama. Huruf Latin. Nama. ‫ﺍ‬. Alif. Tidak dilambangkan. tidak dilambangkan. ‫ﺏ‬. Ba’. b. be. ‫ﺕ‬. Ta’. te. ‫ﺙ‬. Sa’. t . s. es (dengan titik diatas). ‫ﺝ‬. Jim. j. je. ‫ﺡ‬. Ha’. ha (dengan titik di bawah). ‫ﺥ‬. Kha’. h ٌ kh. ‫ﺩ‬. Dal. de. ‫ﺫ‬. Zal. d . z. zet (dengan titik di atas). ‫ﺭ‬. Ra’. r. er. ‫ﺯ‬. Za’. z. zet. ‫ﺱ‬. Sin. s. es. ‫ﺵ‬. Syin. sy. es dan ye. ‫ﺹ‬. Sad. es (dengan titik di bawah). ‫ﺽ‬. Dad. ‫ﻁ‬. Ta’. s ٌ d ٌ t ٌ. ka dan ha. de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah). ix.

(10) II.. zet (dengan titik di bawah). ‫ﻅ‬. Za. z ٌ.. ‫ﻉ‬. ‘ain. ‘. ‫ﻍ‬. gain. g. ge. ‫ﻑ‬. fa’. f. ef. ‫ﻕ‬. qaf. q. qi. ‫ﻙ‬. kaf. k. ka. ‫ﻝ‬. lam. l. ‘el. ‫ﻡ‬. mim. m. ‘em. ‫ﻥ‬. nun. n. ‘en. ‫ﻭ‬. waw. w. w. ‫ﻩ‬. ha’. h. ha. ‫ﺀ‬. hamzah. ’. apostrof. ‫ﻱ‬. ya. y. ye. koma terbalik di atas. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap. ‫ّدة‬. di tulis. Muta’addidah. ّ ‫ ّة‬. ditulis. ‘iddah. III. Ta’marbutah di akhir kata a. Bila dimatikan ditulis h.

(11) . ditulis. hikmah. . ditulis. jizyah. x.

(12) b. Bila diikuti denga kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h. ‫آا اوء‬. _ Karamah al-auliya’. ditulis. c. Bila ta’marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t. ‫زآةا‬. ditulis. zakātul fitri. IV. Vokal Pendek. V.. ____ َ. fathah. ditulis. a. ____ ِ. kasrah. ditulis. i. ____ُ. dammah. ditulis. u. Vokal Panjang. _ ‫ه‬. ditulis. a jahiliyyah. Fathah + ya’ mati. . ditulis. a tansa. 3. Kasrah + ya’ mati.

(13) ‫آ‬. ditulis. i karim. 4. Dammah + wawu mati ‫وض‬. ditulis. u furud. ditulis. ai. 1. Fathah + alif. 2. _ _ _. VI. Vokal Rangkap. 1. Fathah ya mati. xi.

(14)

(15)  . 2. Fathah wawu mati ‫ل‬. ditulis. bainakum. ditulis. au. ditulis. qaul. VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof. !‫اا‬. ditulis. a’antum. ‫أ ّ ت‬. ditulis. ‘u’iddat. $

(16) % &'. ditulis. la’in syakartum. VIII. Kata sandang Alif + Lam a. bila diikuti huruf Qomariyah. ‫ا)ا ن‬. ditulis. ‫ا) ش‬. ditulis. _ al-Qur’an _ al-Qiyas. b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.. ‫ ء‬+‫ا‬. ditulis. _ as-Sama’. , -‫ا‬. ditulis. asy-Syams. IX. Penulisan kata – kata dalam rangkaian kalimat. ‫ذوي اوض‬. ditulis. Zawi al-furūd. 1+‫ ا‬2‫أه‬. ditulis. Ahl as-Sunnah. xii.

(17) X. Pengecualian Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada: a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur’an, hadis, mazhab, syariat, lafaz. b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh penerbit, seperti judul buku al-Hijab. c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari Negera yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh d. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya Toko Hidayah, Mizan.. xiii.

(18) KATA PENGANTAR ‫رب ا   وا ة وا م  اف ا ء وا  و ا  و  ا‬. ! ‫ا‬. !" #‫ا‬ Assalamu’alaikumWr. Wb Tiada ungkapan yang patut diucapkan, selain ungkapan puji syukur kepada ilahi rabbi atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Ekonomi Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW, pembawa kebenaran dan petunjuk, berkat beliaulah kita dapat menikmati kehidupan yang penuh cahaya keselamatan. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya kelak, amin. Atas izin Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’ari, MA selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Noorhaidi, MA, M. Phil., Ph.D selaku Dekan FakultasSyari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Drs. Slamet Khilmi, M.SI.selaku Ketua Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.. xiv.

(19) 4. Dr. H. Syafiq M Hanafi, S.Ag, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak M Kurnia Rahman Abadi, SE, MM Selaku pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsiini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum jurusan Keuangan Islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan setulus hati selama masa kuliah. 6. Seluruh staf dan karyawan khususnya di bagian Tata Usaha Prodi Keuangan Islam dan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 7. Orang tuaku tercinta Alm.Tarmudzi dan Kasrimah yang selalu memberikan motivasi dan mendoakan siang dan malam dalam menyelesaikan skripsi ini. Adikku tercinta semata wayang A. Masrukhi serta keluarga besarku, terima kasih atas doa dan kasih sayangnya; 8. Motivatorku mas Azim Izzul Islami, yang selalu perhatian, terima kasih atas doa dan motivasinya. Semoga namamulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz sebagai pendampingku kelak. 9. Sahabat sekaligus keluarga seperjuangan di KOPMA UIN Sunan Kalijaga (Qofa, Aryanto, Dwi Rahayu, Andri, Mufti, Husnul, Dite, Fendi, Baso Sukarno, Wishly dan lain-lain) terimakasih sudah menjadi keluarga terbaik sekaligus memberikan pelajaran berharga bagi penyusun selama bergabung di kepengurusan. 10. Mbak Ovik yang selalu meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.. xv.

(20) 11. Yuni Puspitasari dan Nahrida Nurul Fahmi yang selalu berbagi suka dan duka, terimakasih atas kebersamaannya. 12. Teman-teman di KUI (Lilia, Ciptia, Kiki, dan Fika serta teman-teman KUI angkatan 2008) yang mewarnai perjalanan penyusun selama masa kuliah, terima kasih untuk semua kenangannya teman-teman. 13. Seluruh pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan dalam skripsi ini, yang turut memberi kandukungan, motivasi, inspirasi, yang selalu mengingatkan penyususn disaat lupa dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya dapat mendoakan semoga Allah membalas kebaikan semua selama ini. Harapannya karya ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kemajuan Ekonomi Islam.Amin Ya Robbal ‘Alamin. Wassalamu’alaikumWr. Wb. Yogyakarta, 15, Juli 2012 25 Sya’ban 1433H. KhikmatulMaula 08390034. xvi.

(21) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ................................................................................... i ABSTRAK................................................................................................... ii SURAT PERSETUJUAN .......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v SURAT PERNYATAAN ............................................................................ vi MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii TRANSLITERASI ARAB .......................................................................... ix KATA PENGANTAR................................................................................. xiv DAFTAR ISI ............................................................................................... xvii. BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 a. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 b. Pokok Masalah ..................................................................... 8 c. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................. 8 d. Sistematika Pembahasan ....................................................... 9. BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................ 12 a. Telaah Pustaka...................................................................... 12 b. Kerangka Teoritik…………………………………………… 16 1. Pengertian Bank Syariah………………………………... . 16 2. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah………………. 17 3. Pengertian Deposito……………………………………… 20 4. Suku Bunga……………………………………………… 23 5. Bagi Hasil………………………………………………... 26 6. Inflasi…………………………………………………….. 29 7. Jakarta Islamic Index (JII)……………………………….. 33 8. Jumlah Uang Beredar……………………………………. ....................................................................................... 37. xvii.

(22) c. Hipotesis….... ...................................................................... 40. BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 44 a. Deskripsi Objek Penelitian.................................................... 44 b. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 57 c. Jenis dan Sifat Penelitian ...................................................... 57 d. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel…………………. 58 e. Sumber dan Sifat Data…………………………………. ....... 58 f. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………….. 59 g. Teknik Analisis Data………………………………………… 65. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................ 72 a. Analisis Deskriptif Data........................................................ 72 b. Uji Asumsi Klasik................................................................. 75 c. Pengujian Hipotesis…………………………………………. 82 d. Analisis Pembahasan………………………………………… 87. BAB V PENUTUP ...................................................................................... 94 a. Kesimpulan............................................................................ 94 b. Saran ..................................................................................... 96. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN. xviii.

(23) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi yang sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana, dengan demikian fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi.1Sebuah lembaga yang melibatkan sumber daya yang tidak kecil jumlah dan nilainya, sudah tentu lembaga keuangan harus mendapat penghasilan yang relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Lembaga keuangan yang dimiliki oleh pemerintah, biasanya mendapat dukungan dana rutin dari pemerintah, sehingga motif sosial lebih besar dibanding motif mencari keuntungan. Namun bagi lembaga keuangan yang dikelola oleh pihak swasta, motivasi memperoleh keuntungan (profit oriented) adalah sebuah kewajaran bahkan dapat memicu kinerja yang efisien, produktif, kreatif dan inovatif.2 Semakin majunya sistem keuangan dan perbankan serta semakin meningkatnya kesejahteraan, kebutuhan masyarakat, khususnya muslim, mengakibatkan semakin besarnya kebutuhan terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah.Sejak mulai dikembangkannya sistem 1. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 4.. 2. Muhammad Ghafur W, Pengantar Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: Biruni Press, 2007),. hlm. 78.. 1.

(24) 2. perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27 kali lipatdari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir tahun 2008. Setelah diterbitkannya Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai landasan legal formal yang secara khusus mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah di tanah air, maka kecepatan pertumbuhan industri ini diperkirakan akan melaju lebih kencang lagi. Hal ini terlihat dari aset perbankan syariah per akhir 2011 yang tercatat mengalami kenaikan hingga 49% dibandingkan posisi aset per akhir 2010. Nilai aset perbankan syariah pada Desember 2011 telah mencapai Rp 149 triliun.3Adapun besar pangsa pasarnya terhadap perbankan nasional sudah mencapai 3,68 persen, naik sekitar 0,5 persen sepanjang 2011. Persentase pertumbuhan ini sudah perlahan-lahan mendekati angka lima persen.4 Pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia ini salah satunya dipengaruhi oleh pertumbuhan aset PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dibandingkan dengan bank-bank syariah lainnya. Bahkan pertumbuhan Bank Syariah Mandiri diakui paling cepat di tingkat dunia.Pengakuan dunia itu diperoleh saat digelar konfrensi bank syariah internasional di Bahrain dua tahun lalu.5Hal tersebut ditandai dari kenaikan aset PT Bank Syariah Mandiri 3 http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/6C1B0572-0593-4A20-B053-D8F386267D0/17640/ Perkembangan_Impresif_iB_Perbankan_Syariah.pdf, akses pada tanggal 15 Maret 2012. 4. Choir, http://zonaekis.com/proyeksi-perbankan-syariah-2012/, akses pada tanggal 10 Juli. 2012. 5. http://skalanews.co.id/baca/news/5/14/105852/perbankan/pertumbuhan-bank-syariah -mandiri-diakui-dunia-.html, akses pada tanggal 1 Juli 2012..

(25) 3. per akhir 2011 yang naik sebesar Rp48,67 triliun, naik 49,85 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp32,48 triliun.6Sedangkan aset Bank Muamalat Indonesia (BMI) hanya mencapai Rp 1,6 triliun pada tahun 2010 dan Rp 32,48 triliun pada tahun 2011 dengan pangsa pasar 22,33 persen. Demikian pula lebih tinggi dari Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) yang memiliki aset Rp 4,6 triliun pada tahun 2010 bahkan mengalami penurunan pada tahun 2011 yaitu hanya sebesar Rp 4,4 triliun. Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan bank adalah dengan melihat besarnya Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat baik individu maupun badan usaha.7 DPK memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan sumber dana yang lain. Oleh karena itu Bank Syariah Mandiri selalu berusaha meningkatkan DPK yang diperolehnya. Peningkatan DPK Bank Mandiri Syariah menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Komponen DPK BankSyariah ada tiga jenis produk, yaitu tabungan dan deposito yang menerapkan prinsip mudharabahserta giro yang menerapkan prinsip wadiāh.8Komponen terbesar dalam DPK Bank Syariah Mandiriadalah deposito mudharabah.. 6. http://economy.okezone.com/read/2012/04/18/457/613864/laba-bank-syariah-mandiritumbuh-31-67, akses pada tanggal 1 Juli 2012. 7. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm.. 8. Ibid., hlm. 266.. 265..

(26) 4. Depositomudharabahtetap. mendominasi. pangsa. pasar,. hal. ini. mengindikasikan motif berinvestasi mencari keuntungan masih dominan dibanding motif berjaga-jaga ataupun likuiditas bagi sebagian nasabah bank syariah.9Banyak faktor yang mendorong masyarakat menginvestasikan hartanya pada bankkhususnya bank syariah, diantaranya adalah suku bunga. Sampai saat ini tingkat suku bunga masih menjadi suatu pertimbangan utama untuk menyimpan sebagian dana pada bank tertentu. Masyarakat Indonesia pada umumnya menyimpan sebagian kekayaannya karena melihat tingkat suku bunga pada bank yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar pula tingkat kekayaan yang disimpan masyarakat pada bank tersebut.Begitupun sebaliknya, semakin kecil tingkat suku bunga, semakin kecil pula dana yang disimpan masyarakat pada bank tersebut. Sistem perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil sebagai instrumen dasarnya sebagaimana bank konvensional menggunakan sistem bunga. Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana porsi bagi hasil ditentukan pada saat akad kerja sama. Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi modal masing-masing pihak. Selain itu kondisi makro ekonomi suatu wilayah juga ikut berpengaruh. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada kestabilan inflasi, karena hal tersebut merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang. 9. Bank Indonesia, Laporan Perkembangan Perbankan Syari’ah, (2004), hlm. 14..

(27) 5. berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.10 Pada tahun 2009, perekonomian global menghadapi tekanan yang cukup berat sebagaikelanjutan krisis keuangan global yang terjadi di tahun tahun sebelumnya. Krisisyang terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2007 telah menimbulkan gejolak pasarfinansial di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Pada tahun‐tahun selanjutnya gejolak pasar finansial yang terjadi telah meluas ke berbagai sektor ekonomi lainnya dan kondisi tersebut menyebabkanterjadinya perlambatan laju pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2008. Laju inflasi pada tahun 2009 mengalami penurunan cukup tajam hingga mencapai 2,78% lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi pada tahun 2007 dan 2008 masing‐masing sebesar 6,59% dan 11,06%, bahkan tercatat sebagai inflasi terendah dalam sepuluh tahunterakhir. Rendahnya laju inflasi pada tahun 2009 tersebut disebabkan antara lain olehpenurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalamnegeri pada awal tahun serta relatif stabilnya harga‐harga kebutuhanpokok masyarakat, terkait dengantercukupinya pasokan danlancarnya arus distribusi. Inflasi masih terus berlanjut hingga tahun 2010, yang antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga‐harga beberapa komoditas kelompok bahan makanan dan makanan jadi, terutama hargabumbu‐bumbuan dan sayuran, serta harga rokok dan 10. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Pengenalan+Inflasi/pentingnya.htm, pada tanggal 1 Juli 2012.. akses.

(28) 6. tembakau.11 Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi keputusan nasabah untuk menyimpan dananya dalam bentuk deposito mudharabahpada Bank Syariah Mandiri. Perekonomian masyarakat setidaknya memiliki tiga opsi untuk menggunakan dana yang dimilikinya. Opsi yang pertama untuk konsumsi, opsi kedua untuk tabungan, dan opsi yang terakhir, dana tersebut digunakan untuk diinvestasikan.. Investasi. merupakan. tindakan. penundaan/penangguhan. konsumsi. Tujuan seseorang melakukan investasi adalah agar mendapatkan pengembalian (return) atas investasinya tersebut.12 Mencari instrumen investasi yang halal, berkah, dan menguntungkan menjadi trend sebagian masyarakat saat ini. Salah satu alternatif investasi yang halal adalah saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). Selain itu, berinvestasi di saham yang masuk JII telah terbukti memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan index LQ 45. Hal tersebut dapat dilihat dari performa kerja indeks JII yang pada tahun 2002 sebesar 7.59%, naik menjadi 90.11% pada 2003, sedangkan pada tahun 2004 naik menjadi 162.16% dan di tahun 2005 menjadi 219.25%.13 Selain kegiatan investasi dan perdagangan internasional (net ekspor) yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,. 11. http://www.scribd.com/doc/46543480/25/TABEL%C2%A0II-%C2%A04-LIFTING% C2%A0MINYAK%C2%A0PER%C2%A0KKKS-ribu%C2%A0barel%C2%A0per%C2%A0hari, akses pada 1 Juli 2012. 12. http://www.scribd.com/doc/28375354/Konsumsi-Tabungan-Dan-Investasi, akses pada tanggal 15 Maret 2012. 13. Jakarta Stock Exchange: http://202.155.2.90/faq.asp, akses pada tanggal 15 Maret 2012..

(29) 7. kegiatan ekonomi tahun 2010 juga memberikan dampak terhadap peningkatan kegiatan perekonomian Indonesia selama tahun tersebut. Kegiatan ekonomi yang paling dominan meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi swasta domestik. Hal ini terlihat dari nilai transaksi pembayaran selama tahun 2010 yang mencapai Rp 58,05 triliun atau meningkat 27,8% dibandingkan tahun 2009. Sementara itu volume transaksi pembayaran mencapai Rp 2,14 miliar. transaksi. atau. meningkat. 15,46%.14. Bank. Indonesia. juga. mengungkapkan jumlah uang beredar hingga 25 Agustus 2011 mencapai Rp383,7 triliun, meningkat Rp16,7 triliun hanya dalam waktu satu hari, pada 24 Agustus jumlah uang beredar sebanyak Rp367 triliun.15 Beberapa peneliti juga pernah melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi deposito mudharabah. Diantaranya Yustitia dan Ahim Abdurahim, yang meneliti tentang tingkat suku bunga, jumlah bagi hasil, dan LQ45 terhadap simpanan mudharabah.Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka penyusun bermaksud melakukan penelitian kembali dengan spesifikasi deposito mudharabah, karena banyak masyarakat sekarang ini yang lebih memilih menggunakan produk deposito dibandingkan dengan produkt abungan dengan alasan return yang didapat lebih besar. Penyusun memilih Bank Syariah Mandiri(BSM) sebagai objek penelitian karena BSM mendominasi sebagai pemimpin pangsa pasar industri. 14. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Sistem+Pembayaran/Perkembangan+Sistem+ Pembayaran/lsppu2010_28032011.htm, aksestanggal 9 April 2012. 15. Rika Novayanti: http://www.bisnis.com/articles/jumlah-uang-beredar-capai-rp383-7triliun, akses 9 April 2012..

(30) 8. perbankan syariah di Indonesia yaitu sebesar 35%. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan laba bersih yang pada Desember 2011 tercatat sebesar Rp551,07 miliar atau 31,67 persen dibanding posisi semula pada Desember 2010 sebesar Rp418,52 miliar. BSM mencatat kenaikan aset menjadi Rp34,09 triliun dengan komposisi dana pihak ketiga (DPK) Rp31.07 triliun dan pembiayaan Rp27,31 triliun. Secara pangsa pasar, aset BSM meningkat 34,71%. Selanjutnya penyusun merumuskan penelitian dengan judul: “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Jumlah Bagi Hasil, Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabahpada Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2007-2011”. B. Pokok Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah tingkat suku bunga, jumlah bagi hasil, inflasi, indeks saham JII, dan JUBmempengaruhi deposito mudharabahpada Bank Syariah Mandiri periode 2007-2011? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian : Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh yang dihasilkan oleh suku bunga deposito, jumlah bagi hasil, inflasi,saham JII, dan JUB terhadap deposito mudharabahpada Bank Syariah Mandiri..

(31) 9. 2. Manfaat Penelitian : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di berbagai aspek, diantaranya : a. Bidang Akademik Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi intelektual kepada para peneliti ataupun pembaca, baik sebagai referensi maupun sebagai wawasan keilmuan yang dapat mendukung kegiatan akademisi. b. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi berkaitan dengan kinerja Bank Syariah Mandiri dalam pengumpulan dana pihak ketiga. c. Bagi Penyusun Penelitian ini diharapkan disamping sebagai bentuk penerapan disiplin ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan, juga untuk menambah serta mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang dunia perbankan. D. Sistematika Pembahasan Agar dapat diperoleh pemahaman yang runtut, sistematis dan jelas maka penyusun memberikan kerangka sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama, berisi pendahuluan sebagai titik tolak dan menjadi acuan dalam proses penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri daritujuh sub bab yaitu.

(32) 10. latar belakang masalah yang menguraikan alasan dan motivasi penelitian. Selanjutnya pokok masalah sebagai inti permasalahan yang dicarikan penyelesaiannya melalui penelitian dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian ini. dan bab pertama ini diakhiri dengan sistematika pembahasan untuk mengetahui arah penelitian. Bab kedua, mengetengahkan eksploitasi lebih mendalam terhadap terhadap teori-teori yang mendukung masalah sehingga dapat dijadikan pijakan dalam menganalisis masalah. Bab ini menjelaskan Telaah Pustakayang diperlukan untuk memaparkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan guna mengetahuiposisi penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan teori sebagai kerangka penelitian ini sehingga penyusun mendapatkan dugaan sementara yang terangkum dalam hipotesis. Setelah itu menguraikan pengertian perbankan syariah, landasan hukum dan operasional yang berlaku. Selain itu penyusun juga memaparkan tentang deposito mudharabahdan landasan hukumnya, juga jenis-jenis mudharabahyang ada pada bank syariah di Indonesia. Kemudian diteruskan dengan penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan berpengaruh terhadap jumlah deposito muhdarabah. Bab ini juga menguraikan tentang suku bunga deposito, jumlah bagi hasil, inflasi, saham JII, dan JUB dengan memaparkan konsepsi teori yang mendasari dari penelitian ini serta pengaruhnya terhadap variabel dependen dalam hal ini adalah deposito mudharabah. Bab ketiga, berisi tentang sejarah lahirnya BankSyariah Mandiridi Indonesia, landasan hukum, perkembangan dan juga produk-produkyang.

(33) 11. ditawarkan Bank Syariah Mandiri. Kemudian dijelaskan pula mengenai metode penelitian sebagai penuntun dalam proses penelitian. Bab keempat, memapaparkan analisis data dan pembahasan hasil analisis yang diawali dengan analisis data, dan hasil pengujian sebagai interpretasi hasil analisis. Pengujian pertama adalah uji asumsi klasik sebagai asumsi dari model regresi. Uji asumsi klasik dilakukan karena model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda. Selanjutnya dilakukan adalah uji teoritis dan hipotesis untuk membuktikan teori dan hipotesis yang diajukan dalam bab pertama. Setelah diketahui hasil analisis dalam bab empat, kemudian dilanjutkan dengan kesimpulan yaitu menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab pertama dan saran-saran penelitian ini yang dirangkum dalam bab terakhir. Saran juga diperlukan untuk memberikan masukan kepada pihakpihak yang berkepentingan dalam kaitannya dengan penelitian ini..

(34) BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penyusunmengemukakan kembali beberapa hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan variabel-variabel penelitian ini.Penelitian sebelumnya tentang deposito mudharabah diantaranya oleh Yustitia Agil R dan Ahim Abdurahim tentang pengaruh tingkat suku bunga, jumlah bagi hasil, dan LQ 45 terhadap simpanan mudharabahpada bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil uji-t statistik (parsial) dapat diketahui bahwa variabel tingkat suku bunga (BI rate) tidak berpengaruh terhadap simpanan mudharabah, sedangkan Variabel jumlah bagi hasil dan LQ 45 berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah.1 Musdholifah dan Risma Fauziyah dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa hanya variabel bagi hasil yang berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah, sedangkan suku bunga deposito, inflasi, dan jumlah uang yang yang beredar tidak signifikan terhadap simpanan mudharabah.2 Kemudian Faizi melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan Mudharabahpada Bank Umum Syariah periode 2005-2007. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat bagi hasil 1. Yustitia Agil R dan Ahim Abdurahim, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Jumlah Bagi Hasil, dan LQ 45 Terhadap Simpanan Mudharabah pada Bank Syari’ah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.XI No.1, (Januari 2010) hlm. 36. 2. Musdholifah dan Risma, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang yang Beredar dan Bagi Hasil Terhadap Simpanan Mudharabahpada Bank Umum Syari’ah di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.VI, no.1, (2011), hlm. 14.. 12.

(35) 13. tabungan, tingkat bagi hasil deposito, dan pendapatan secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan mudharabahsedangkan variabel suku bunga konvensional dan inflasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap simpanan mudharabah.3 Laeli Mu’tamaroh meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan mudharabahpada bank syariah, menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil, suku bunga dan selisih harga berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah.4 Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Muhammad Ghofur Wibowo tentang pengaruh tingkat bagi hasil, suku bunga dan pendapatan terhadap simpanan mudharabah, studi kasus Bank Muamalat Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel pendapatan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap simpanan mudharabah sedangkan variabel bagi hasil dan suku bunga tidak berpengaruh pada simpanan mudharabahpada Bank Muamalat Indonesia.5 Imam Alwi meneliti tentang pengaruh suku bunga deposito, tingkat inflasi, dan jumlah kantor bank terhadap dana deposito mudharabahpada bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tingkat suku bunga deposito dan jumlah kantor bank 3. Faizi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabahpada Bank Umum Syariah Periode 2005-2007”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga (2009), hlm. 93. 4. Laeli Mu’tamaroh, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah pada Bank Syariah”, Skripsi UIN (2008), hlm. 87. 5. Muhammad Ghofur Wibowo, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil, Suku Bunga, dan Pendapatan terhadap Simpanan Mudharabah, Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia”, Jurnal Ekonomi Syari’ah Muamalah, Vol. 1 No. 1 (Oktober, 2003), hlm. 21..

(36) 14. berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada bank syariah di Indonesia. Sedangkan pada variabel tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada bank syariah di Indonesia.6 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Siffa Widiastama yang meneliti tentang pengaruh bagihasil, tingkat suku bunga dan fatwa MUI tentang haramnya bunga bank terhadapsimpanan mudharabahpada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2005. Penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa total bagi hasil mudharabah berpengaruh. signifikan. positif. terhadap. total. simpanan. Mudharabah,tingkat suku bunga deposito berpengaruh signifikan dengan parameter negatif terhadap totalsimpanan Mudharabah. Sedangkan Fatwa MUI tentang bunga bank menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap total simpanan Mudharabah.7 Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Musonif tentang pengaruh bagi hasil,. suku. mudharabahdi. bunga BPRS. dan. pendapatan. Bangun. Drajat. masyarakat Warga. terhadap. Yoyakarta.. penelitiannya memberikan penjelasan bahwa bagihasil. simpanan Hasil. dari. dan pendapatan. masyarakat berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah di BPRS. 6. Imam Alwi, “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Kantor Bank terhadap Dana Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia”, Skripsi UIN (2008), hlm. 98. 7. Siffa Widiastama, “Pengaruh Bagi Hasil, Tingkat Suku Bunga dan Fatwa MUI tentang Haramnya Bunga Bank terhadap Simpanan Mudharabahpada Bank Muamalat Indonesia Periode 20012005,” Skripsi UII (2006), hlm. 81..

(37) 15. Bangun Drajat Warga Yogyakarta. Sedangkan suku bunga tidak berpengaruh tehadap simpanan mudharabah di BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta.8 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yustitia dan Ahim Abdurahim, yang meneliti tentang tingkat suku bunga, jumlah bagi hasil, dan. LQ45. terhadap. simpanan. mudharabah.. Berdasarkan. penelitian. sebelumnya, maka penyusun bermaksud melakukan penelitian kembali dengan spesifikasi deposito mudharabah, dan mengganti variabel index saham LQ 45 dengan index saham JII. Alasan penggantian variabel index saham LQ 45 dengan index saham JII adalah penggunaan variabel index saham LQ 45 yang dirasa kurang tepat, karena saham LQ 45 bukan merupakan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syari’at, dan kurang tepat jika dijadikan perbandingan dengan deposito mudharabahyang termasuk salah satu produk syariah. Sehingga opsi masyarakat dalam menggunakan dana yang dimilikinya selain konsumsi adalah untuk disimpan yakni deposito mudharabahdan investasi di saham JII. Selain itu penyusun juga menambahkan variabel inflasi dan Jumlah Uang Beredardikarenakan terjadi inflasi yang cukup parah pada tahun 2007-2011 dampak dari krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan 2007 dan peningkatan transaksi ekonomi yaitu konsumsi swasta domestik yang meningkat tajam pada tahun 2011 hanya dalam waktu satu hari. Hal tersebut adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi keputusan nasabah untuk menyimpan dananya di Bank Syariah Mandiri dalam bentuk deposito mudharabah. 8. Musonif, “Pengaruh Bagi Hasil, Suku Bunga dan Pendapatan Masyarakat terhadap Simpanan Mudharabahdi BPRS Bangun Drajat Warga Yoyakarta”, Jurnal Ekonomi Perbankan Islam, Vol.5, No.5, (2009), hlm. 27..

(38) 16. B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Bank Syariah Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam atau yang biasa disebut bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasionalannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.9 Sejarah perekonomian umat Islam mencatat, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Hal tersebut berarti, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposito, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah SAW.10 Berkembangnya bank-bank syariah di negara Islam banyak berpengaruh ke Indonesia.Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Akan tetapi,. 9 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Keuangan Terkait, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004), hlm. 5. 10. Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 18..

(39) 17. prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di indonesia baru dilakukan pada tahun 1990.11 2. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah Operasional bank syariah didasarkan pada prinsip jual-beli dan bagi hasil sesuai dengan syari’at. Prinsip-prinsip tersebut yaitu sebagai berikut12: a. Al-Wadiāh Yaitu perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan penyimpan (termasuk bank) di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang dan atau uang yang dititipkan kepadanya.Jadi,al-wadiāhini merupakan titipan murni yang dipercayakan oleh pemiliknya. b. Al-Mu ḍ ārabah Merupakan perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha, dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek/usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan.Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian. 11 Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah : dari Teori ke Praktik, (Jakarta, Gema Insani Press, 2001), hlm. 25. 12. Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Keuangan Terkait, (Jakarta, PT RajaGrafindo, 2004), hlm. 31..

(40) 18. tersebut terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan oleh pengusaha. Syarat-syarat mudharabahadalah : 1) Modal a) Modal harus dinyatakan dengan jelas jumlahnya, seandainya modal berbentuk barang, maka barang tersebut harus dihargakan dengan harga semasa dalam uang yang beredar (atau sejenisnya). b) Modal harus dalam bentuk tunai dan bukan piutang. c) Modal. harus. diserahkan. kepada. mu ḍ ārib,. untuk. memungkinkannya melakukan usaha. 2) Keuntungan a) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam prosentase dari keuntungan yang mungkin dihasilkan nanti. b) Kesepakatan rasio prosentase harus dicapai melalui negosiasi dan dituangkan dalam kontrak. c) Pembagian. keuntungan. baru. dapat. dilakukan. setelah. mu ḍ āribmengembalikan seluruh (atau sebagian) modal kepada Rab’ Al-māl. c. Al-Musyārakah Perjanjiankerja sama antara dua pihak atau lebih pemilik modal (modal atau barang) untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan antara pihak-pihak tersebut, yang tidak harus sama dengan pangsa modal masing-masing.

(41) 19. pihak. Pembagian kerugian dilakukan sesuai dengan pangsa modal masing-masing. d. Al-Murābahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil Al-Murābahah yaitu persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan satu bulan sampai satu tahun. Persetujuan tersebut, juga meliputi cara pembayaran sekaligus. Sedangkan Al-Bai’u Bithaman Ajil adalah persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran. e. Al-Ijārah dan Al-Ta’jiri Al-Ijārah yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemilik. Sedangkan Al-Ta’jiri yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak..

(42) 20. f. Al-Qar ḍ ul Hasan Al-Qar ḍ ul hasan, adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan apa pun kecuali modal pinjaman dan biaya administrasi. Agar terhindar dari riba, biaya administrasi pada pinjaman al-Qar ḍ ul hasan : 1) Harus dinyatakan dalam nominal bukan prosentase 2) Sifatnya harus nyata, jelas dan pasti serta terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan untuk terjadinya kontrak. 3. Pengertian Deposito a. Pengertian Deposito Secara Umum Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah Simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank.Deposito. mudharabahtidak. jauh. berbeda. dengan. deposito. konvensional, yang membedakan adalah akad yang digunakan.13 b. Pengertian Deposito Mudharabah Mudharabahsendiriberasal dari kata ḍ arb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (Șāhibul māl) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak 13. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah : dari Teori ke Praktik, (Jakarta, Gema Insani Press, 2001), hlm. 65..

(43) 21. lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabahdibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan diakibatkan. oleh. kelalaian. pengelola.. Seandainya. kelalaian. itu. diakibatkan kelalaian pengelola, maka pengelola yang harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.14 Landasan Syariah Deposito Mudharabah15. c.. Landasan syariah yang mengatur deposito mudharabahmengacu kepada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No 3 tentang deposito yang merujuk pada ayat al-Qur’an, hadist maupun ijma, seperti : 1) Ayat yang menerangkan mengenai anjuran untuk melakukan usaha melalui perniagaan:16. $γƒ'ƒ%!$##θΨΒ#ω#θ=2'?Ν39≡θΒ&Μ6؏/≅Ü69$/ω)β&χθ3? ο≈gBãÚ#?Ν3ΖÏΒ……. 2) Hadis mengenai anjuran melakukan usaha dikutip dari Ibnu Majah:17. !"‫ ا إ أ‬:‫ ث  اآ‬:‫أن ا ا

(44)   وا و  ل‬ (1  "0 +‫ ا‬/‫  )روا‬- ,  )*+ ‫ و( ' ا‬%‫ ر‬#$‫وا‬. 14. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm. 95. 15. Ibid., hlm. 96.. 16. An-Nisaa’ [4] : 29.. 17. Ibnu Hajar al-Asqalani,Kitab Bulughul Maram, ed. Dani Hidayat (Ttp: Pustaka Hidayah, 2008). Hadis no 292.babal-Qirāḍ . riwayat Ibnu Majah dengan sanad lemah..

(45) 22. 3) Ijma’ Wahbah Zuhaily telah menyatakan bahwa sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, muḍ ārib) harta anak yatim sebagai mudharabahdan tak ada seorangpun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’18. d.. Ketetapan Deposito Menurut Fatwa DSN Berdasarkan ketetapan Fatwa DSN no 3 tentang deposito, deposito ada dua jenis, yaitu: 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah Sedangkan ketentuan umum Deposito berdasarkan Mudharabah, yaitu: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagaiȘāhibul māl atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai muḍ āribataupengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagaimuḍ ārib, bank dapat melakukanberbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsipsyari’ah dan mengembangkannya, termasuk didalamnyamudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunaidan bukan piutang.. 18. Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838..

(46) 23. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbahdan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai muḍ āribmenutup biaya operasional depositodengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungannasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.. e.. Jenis-jenis mudharabah Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu :19 1) Muḍ ārabahmuṭ laqahadalah bentuk kerjasama antara penyedia dana (Șāhibul māl) dan pengelola dana (muḍ ārib)yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. 2) Muḍ ārabahmuqayyadah adalah bentuk kerjasama antara penyedia dana(Șāhibul māl). dan pengelola dana(muḍ ārib)yang cakupannya. sangat sempit dan muḍ āribdibatasi olehspesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Perbedaan antara keduanya terletak pada pembatasan penggunaan modal sesuai permintaan investor. 4. Suku Bunga a. Pengertian Bunga dan Pandangan Islam Mengenai Riba Sebelum membahas apa sebenarnya bunga bank, terlebih dahulu harus pahami apa yang disebut dengan riba. Pemahaman ribainilah yang 19. hlm.108.. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),.

(47) 24. pada akhirnya menyimpulkan apakah bunga bank itu haram ataukah halal.. Ribasecara. bahasa. diartikan. sebagai. “ziyādah/tambahan”.. Sementara itu jika dilihat dari syariat, ribaadalah penyerahan pergantian sesuatu dengan sesuatu yang lain yang tidak dapat terlihat wujud kesetaraannya menurut timbangan syara ketika akad, atau disertai kelebihan pada akhir proses tukar-menukar, atau hanya salah satunya.20 Riba,dalam bentuk apapun muncul karena adanya bentuk perbedaan, perubahan, atau tambahan yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian. Jika melihat dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bunga bank merupakan sesuatu yang haram, karena didalamnya tidak terdapat kejelasan dan juga adanya perubahan barang ketika di awal diserahkan kemudian. Riba, bagi penggunaannya, yang membantu proses ribatersebut,. memaksanya,. mencatatnya. dan. mempermainkannya. (misalnya mengubah-ubah akad agar menutupi ribatersebut agar tidak dianggap riba), semua terkena dosanya.21 b. Teori Tingkat Suku Bunga dan Pengaruhnya Terhadap Deposito Mudharabah Loanable. Fundsdalam. teori. klasik. menyebutkan. bahwa. tabungan adalah fungsi dari bunga. Teori ini mengemukakan bahwa makin tinggi bunga, maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk. 20. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm. 37. 21. 50.. Abduh Al-Baraq, Bukan Dosa Ternyata Dosa, (Yogakarta : Galang Press, 2010), hlm..

(48) 25. menyimpan dananya di bank.22 Hal ini berarti, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengurangi atau mengorbankan konsumsinya untuk menambah tabungan. Tabungan masyarakat tersebut tidaklah berarti dana hilang dari peredaran,. tetapi. dipinjam. oleh. pengusaha. untuk. membiayai. investasinya. Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya, sedang pengusaha. bersedia. membayar. bunga. tersebut. selama. harapan. keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga tersebut.23 Suku bunga merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank konvensional pada nasabah. Akan tetapi dewasa ini setelah banyaknya bank syariah muncul, yaitu bank yang operasionalnya berdasarkan prinsip syariah, tingkat suku bunga dijadikan sebagai pembanding oleh sebagian orang terutama para nasabah pada bank konvensional tertentu, karena bank syariah menawarkan sistem bagi hasil sebagai ganti dari suku bunga. Bahkan banyak diantara mereka yang tertarik dan berpindah pada bank syariah karena menganggap bagi hasil yang di peroleh atas simpananya lebih besar dari suku bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional. Bank memperoleh sumber dana dari masyarakat dengan menawarkan. berbagai. jenis. sinpaman.. Hal. tersebut. dapat. menegedepankan kepuasan nasabah dalam pilihan produk yang akan di 22. Muhammad Ghafur W, Pengantar Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: Biruni press, 2007),. hlm. 154. 23. Nopirin, Ekonomi Moneter, Buku 1 Edisi keempat,(Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm. 70..

(49) 26. ambil. Simpanan dalam bentuk tabungan, disamping memudahkan pengambilan uangnya, juga adanya pengharapan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening giro.24 Kemudian tujuan menyimpan uangnya di rekening deposito tentu mengharapkan penghasilan dari bunga yang lebih besar. Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan kepada deposan lebih tinggi jika dibandingkan dengan simpanan lainnya.25 Hal tersebut berbeda dengan deposito mudharabahpada bank syariah.Pengaruh suku bunga terhadap deposito mudharabah, terdapat hubungan. berlawanan.. Terbukti. pada. prakteknya,. deposito. mudharabahmenggunakan sistem bagi hasil dalam hal memberikan penghargaan terhadap dana nasabah. Bank syariah menolak adanya bunga dalam instrumen operasionalnya dan menggunakan sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga. Pernyataan di atas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasirudin yang menyatakan bahwa hubungan antara tingkat suku bunga di bank konvensional dengan DPK di bank syariah adalah hubungan negatif, artinya bila terjadi kenaikan pada suku bunga, maka dana simpanan di bank syariah akan menurun. 5. Bagi Hasil a. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana porsi bagi hasil 24. 25. Kashmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 38. Ibid., hlm. 39..

(50) 27. ditentukan pada saat akad kerja sama. Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan, namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi hasil rugi juga disesuaikan dengan kontribusi modal masing-masing pihak. Dasar yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih usaha setelah dikurangi dengan biaya operasional.26 Bentuk produk yang berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabahdan musyārakah, lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito). maupun. pembiayaan,. sedangkanmusyārakahlebih. banyak untuk pembiayaan.27 b. Teori Bagi Hasil (Profit Loss Sharing) dan Pengaruhnya Terhadap Deposito Mudharabah Islam mendorong praktek bagi hasil dan mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Pengamalan riba mengakibatkan seseorang menjadi rakus, bakhil, terlampau cermat dan mementingkan diri sendiri. Melahirkan perasaan benci, marah, bermusuhan dan hasad dengki dalam diri orang-orang yang terpaksa membayar riba. Oleh karena itu, Allah membenci dan melarang riba. Bunga uang biasa disebut dengan interest. Unsur utama yang diharamkan 26 http://www.scribd.com/doc/51384054/11/Teori-Bagi-Hasil-Profit-Loss-Sharing-DalamPerbankan-Syari%E2%80%99ah, akses pada tanggal 18 Maret 2012. 27. 108.. Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm..

(51) 28. dalam Islam ialah bunga, yakni riba. Islam menganggap riba sebagai suatu unsur buruk yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Maka dari itu, Al Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan riba.28 Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan praktek ribaseperti dalam ayat berikut:29. β)ρΟF6?Ν6=ù¨ρ‘Ν69≡θΒ&ωχθϑ=à?ωρχθϑ=à? Namun pada prakteknya dilapangan perilaku masyarakat sebagai nasabah terhadap perbankan syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni syariah loyalis market, conventional loyalist market, dan floating market.Adapun yang termasuk dalam kelompok syariah loyalis market adalah yang memilih jasa yang ditawarkan perbankan syariah karena kecenderungan terhadap norma agama. Kelompok syariah loyalis market merasa lebih aman dengan label agama dan bebas bunga. Kemudian yang termasuk conventional loyalist market merasa lebih aman dengan produk konvensional karena perbakan konvensional memiliki banyak cabang baik kantor maupun ATM. Sehingga dengan menyimpan uangnya di bank konvensional akan lebih memudahkan dalam melakukan transaksi. Sedangkan yang termasuk floating market. 28. Muhammad, Bank Syari’ah : Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), hlm. 24. 29. Al Baqarah [2]:279..

(52) 29. akan cenderung memilih biaya yang paling rendah atau return yang paling tinggi.30 Dari sisi market size, potensi pasar terbesar perbankan syariah ada pada floating market. Segmen ini mencerminkan suatu segmen yang memiliki perilaku yang dapat bergerak ke posisi memilih produk-produk bank konvensional atau memilih produk-produk bank syariah. Bagi segmen floating market ketertarikan dan kemauan untuk bertransaksi dengan bank syariah sangat ditentukan oleh layanan atau keuntungan yang ditawarkan. Segmen pasar ini hanya mau bertransaksi dengan bank syariah dengan syarat bank syariah bisa memberikan layanan dan keuntungan yang minimal sama atau bahkan lebih besar dibandingkan bank konvensional. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat keuntungan yang ditawarkan bank syariah, maka akan memberikan dampak bagi nasabah untuk meningkatkan jumlah simpanan di bank syariah terutama dalam bentuk deposito mudharabah. 6. Inflasi a. Pengertian Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga 30. Adiwarman Karim, Prospek dan Tantangan Ekonomi Syariah di Indonesia, http://www.pkesinteraktif.com/index2.php, akses pada tanggal 14 Juli 2012..

(53) 30. akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi.31 b. Inflasi dalam perspektif Islam Ekonom. muslim,. Taqihuddin. Ahmad. Ibnu. Al-Maqrizi32. menggolongkan inflasi dalam dua golongan33, yaitu : 1) Natural Inflation Inflasi ini disebabkan oleh sebab-sebab alamiah yang tidak mampu dikendalikan orang. Menurut Al-Maqrizi, inflasi ini diakibatkan karena turunnya penawaran agregatif atau naiknya permintaan agregatif. Sehingga berdasarkan penyebabnya, natural inflation dapat dibedakan sebagai berikut: a) Inflasi yang timbul akibat uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak. Ekspor yang meningkat dan pada saat yang sama impor mengalami penurunan, menyebabkan nilai ekspor bersih (net ekspor) sangat besar. Tingginya net ekspor menandakan terjadinya peningkatan pendapatan yang selanjutnya akan menyebabkan. 31. http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi, akses pada tanggal 1 Juli 2012.. 32 Taqihuddin Ahmad Ibnu Al-Maqrizi yang hidup pada tahun 1364M-1441M adalah salah satu murid Ibnu Khaldun. 33. Adiwarman karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro, edisi 1, cet. 1(Jakarta: IIIT, 2002), hlm.67..

(54) 31. naiknya permintaan agregatif. Naiknya permintaan agregatif ini akan mendorong peningkatan harga. b) Inflasi akibat turunnya tingkat produksi, paceklik, perang, ataupun embargo dan boikot. 2) Human Eror Inflation Human eror inflation atau false inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan manusia, sebagaimana telah disinggung dalam firman Allah sebagai berikut:34. γߊ$¡9#’ûŽ99#s79#ρ$ϑ/M6¡.“‰ƒ&¨$Ζ9#Νγ)ƒ‹‹9Ùè/“%!#(# θ=ΗåΝγ=è9βθè_ƒ Adapun penyebab Human eror inflation ada tiga hal, yaitu sebagai berikut:35 a) Korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and bad administration) b) Pajak yang berlebihan (excessive tax) c) Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan secara berlebihan (excessive seignorage). Menurut Rafiq al-Masri, inflasi berakibat buruk terhadap perekonomian karena empat hal berikut ini:36. 139.. 34. Ar-Rum [30] : 41.. 35. Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm..

(55) 32. a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan, fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit penghitungan. b) Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung (turunnya marginal propensity to save). c) Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barangbarang non primer dan mewah (naiknya marginal propensity to consume) d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang tidak produktif, seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan uang asing; serta mengorbankan investasi produktif, seperti pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi. c. Teori Tentang Inflasi dan Pengaruhnya Terhadap Deposito Mudharabah Pada tataran makro ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhi volume tabungan masyarakat adalah adanya faktor ketidakpastian yang sering diproksi dengan laju inflasi. Seperti dijelaskan di atas inflasi dapat diartikan sebagai gejala kenaikan harga secara umum terus menerus. Persoalan inflasi ini akan membawa dampak bagi buruknya kondisi perekonomian suatu bangsa, selain itu juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam aktivitas ekonominya. Bagi yang memiliki pendapatan tetap, maka secara otomatis pendapatan berkurang seiring dengan 36. Adiwarman Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro, edisi 1, cet. 1(Jakarta: IIIT, 2002), hlm.67..

(56) 33. naiknya harga-harga yang berlaku di masyarakat. Secara langsung maupun tidak inflasi yang terjadi akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, meski demikian pengaruh inflasi dalam skala mikro atau makro dapat bersifat positif atau negatif.37 Peristiwa inflasi ini mengakibatkan sebuah ketidakpastian bagi masyarakat, oleh karena itu banyak yang mengambil tindakan dengan cara mengubah aset yang dimilikinya menjadi aset riil, atau aset yang nilainya cenderung tidak mengalami penurunan yang tajam seperti misalnya emas, tanah, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kekayaan yangdimiliki tidak ikut turun seperti turunnya nilai mata uang, sehingga dengan adanya persoalan ini akan berpengaruh terhadap simpanan yang dimiliki masyarakat pada bank. Ketika inflasi tinggi masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya pada hal yang nonproduktif seperti emas dan tanah yang akan mengakibatkan turunnya minat masyarakat untuk mendepositokan dananya pada bank syariah. 7. Jakarta Islamic Index (JII) a. Pengertian JII Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu index saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga ratarata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa 37. Neni Noviarita, “Analisis Inflasi di Indonesia (Pendekatan Model Dinamis),” Tesis Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, UGM (2003), hlm.36..

(57) 34. Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000.38 JII yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan index dari 30 saham perusahaan yang kegiatannya dipandang tidak bertentangan dengan syariah. Agar dapat dipandang sesuai syariah, dilakukan lima tahap penyaringan. Pertama, dipilih perusahaan yang kegiatan utamanya tidak bertentangan dengan syariah. Kedua, saham tersebut sudah tercatat di BEJ lebih dari tiga bulan. Syarat ini boleh dilanggar bila ia termasuk dalam sepuluh saham berkapitalisasi besar. Ketiga, dipilih saham yang berdasarkan laporan keuangannya, rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%. Keempat, dipilih enam puluh saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar selama satu tahun terakhir. Kelima, dipilih tiga puluh saham berdasarkan nilai perdagangan rata-rata selama satu tahun terakhir. Sebagaimana juga Islamic Index lainnya di dunia, seperti Dow Jones Islamic Index, Kuala Lumpur Islamic Index, perusahaan yang sahamnya tercatat di JII bersikap pasif. Artinya, perusahaan tersebut tidak mengupayakan agar saham perusahaannya masuk dalam JII, misalnya dengan menyesuaikan operasional bisnisnya agar sesuai syariah. Sebaliknya JII lah yang aktif melakukan penyeleksian saham-saham yang tidak bertentangan dengan syariah.39. 38. 39. http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index, akses pada tanggal 11 Mei 2012.. Kismawadi: http://kismawadi.blogspot.com/2010/07/pasar-modal-syariah.html, diakses pada tanggal 11 Mei 2012..

(58) 35. Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah memberikan fatwa kehalalan untuk tiga puluh saham yang masuk JII. Saham yang bisa masuk JII itu adalah perusahaan yang bidang usaha dan manajemennya sesuai syari’at, yaitu tidak mengandung unsur riba, garar (penipuan) dan bisnisnya halal.40 b. Teori Tentang Investasi dan Pengaruhnya Terhadap Deposito Mudharabah Menurut teori klasik, investasi merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan biaya untuk penggunaan dana (cost of capital). Semakin rendah tingkat suku bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil.41 Pasar modal menjadi salah satu pilihan bagi investor dalam menyalurkan dana yangdimiliki. Ketersediaan informasi, yang dalam hal ini adalah indeks harga saham, merupakan suatu hal yang sangat penting. Seorang investor sebelum menginvestasikan dananya dipasar modal dengan cara membeli saham yang diperdagangkan, maka harus lebih. 40. 41. 71.. http://ecosyariah.blogspot.com/, akses pada tanggal 15 Maret 2012. Nopirin, Ekonomi Moneter, Buku 1 Edisi keempat,(Yogyakarta, BPFE, 2000), hlm..

(59) 36. dulu memahami dan mempercayai bahwa semua informasi telah tersedia dan mekanisme perdagangan dipasar modal dapat dipercaya. Namun, bagi sebagian umat Islam, investasi saham masih di anggap meragukan dari sisi kehalalannya, sebagian umat Islam menganggap jual beli saham di bursa haram karena termasuk spekulasi atau judi. Sebenarnya, esensi pasar modal itu adalah tempat mempertemukan antara pengusaha yang memerlukan modal dan investor pemilik dana untuk membiayai bisnis perusahaan yang sahamnya dibeli oleh investor tersebut. Adanya pembiayaan tersebut mengakibatkan sektor riil bangkit, sehingga meningkatkan produktifitas dan lapangan kerja.. Kerja. sama. tersebut. dalam. Islam. disebut. bagi. hasil. (muḍ ārabah/musyārakah). Masyarakat dalam sistem kapitalis mengenal istilah itu dengan nama perusahaan patungan (joint venture). Islam menghalalkan kerja sama yang saling menguntungkan atau tidak ada unsur tipu-menipu.Berkaitan dengan sisi kehalalan saham tersebut, maka investor terutama investor syariah minded akan lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada saham JII. Semakin maraknya perdagangan dipasar modal melalui investasi ini akan mempengaruhi preferensi masyarakat dalam penyimpanan dana yang dimikinya. Artinya, jika masyarakat yang memilih berinvestasi pada saham semakin banyak, maka jumlah masyarakat yang memilih menyimpan uang dalam bentuk deposito di bank akan semakin sedikit..

(60) 37. 8. Jumlah Uang Beredar a. Pengertian Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar (money supply)adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekonomian. Pengertian jumlah uang beredar dapat dilihat secara sempit dan luas. Secara sempit uang beredar terdiri dari uang kartal dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar. Pengertian uang beredar secara luas dinamakan M2 yaitu uang kartal, uang giral, dan deposito yang dapat digunakan sebagai alat tukar. Sedangkan M3 adalah M2 ditambah tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman semalam antar bank (bank overweight). Sedangkan yang dimaksud dengan M3 adalah M2 ditambah komponen-komponen lainnya terutama sertifitikat deposito. Uang beredar dalam artian luas disebut juga dengan uang kuasi (quasy money).42 Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam. (kartal). milik. pemerintah. tidak. dihitung. sebagai. uang. beredar.Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya 42. berubah.. Bila. perekonomian. makin. maju,. porsi. http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077002-pengertian-jumlah -uang-beredar/#ixzz1uW81Ax6s, diakses pada tanggal 11 Mei 2012..

(61) 38. penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near money. Biasanya bila perekonomian makin meningkat, komposisi M1 dalam peredaran uang semakin kecil, sebab porsi uang kuasi makin besar.43 b. Konsep Uang Beredar dalam Ekonomi Islam44 Konsep uang beredar menurut Mazhab Iqtishadunaadalah jumlah uang beredarmerupakan elastis sempurna, dimana pemerintah sebagai pemegang otoritasmoneter tidak mampu untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Pendapat inididasarkan pada asumsi yang merefleksikan gambaran ekonomi pada masaRasululah SAW. Pada saat itu uang yang beredar adalah dinar (terbuat dariemas) dan dirham (terbuat dari perak) yang diimpor dari Roma dan Persia.Nilai tukar saat itu yang berlaku adalah satu dinar sebanding dengan sepuluhdirham. Banyak rendahnya permintaan akan dinar atau dirham tergantung dariperdagangan barang dengan luar negeri. Jika permintaan terhadap uang naik,maka dinar akan diimpor dengan cara pasar melakukan ekspor barang keRoma (untuk mendapatkan dinar) atau ke Persia (untuk mendapatkan dirham).Namun jika permintaan uang turun, maka pemerintah akan melakukan imporbarang dari luar negeri. Pada masa itu tidak dikenal pengenaan bea masukpada barang impor maupun uang impor, sehingga permintaan uang internalakan selalu dapat tercukupi. 43 Riyandari: http://riyandari.blogspot.com/2010/05/jumlah-uang-beredar-yang-dimaksud. html, diakses pada tanggal 11 Mei 2012. 44. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2240095-konsep-uang-beredar-dalamekonomi/, akses pada tanggal 10 Juli 2012..

(62) 39. Disamping itu, karena nilai emas dan perak pada kepingan dinar dan dirham sama dengan nilai nominal, maka memungkinkan adanya peleburan kepingan uang menjadi barang-barang hiasan yang secara otomatis akan menarik uang beredar di pasar. Realitas perdagangan yang bebas dari bea cukai, relatif kecilnya luas wilayah dan perdagangan yang relatif baik serta adanya kesamaan antara nilai intrinsik dan nilai nominalnya. mengakibatkan. pemerintah. tidak. mampu. untuk. mengendalikan jumlah uang beredar. Elastisitas penawaran ini didukung dengan tidak adanya bank sentral yang melakukan pencetakan uang sendiri pada masa Rasulullah. Pencetakan uang baru dilakukan pada masa. kekhalifahan. Ali,. namun. karena. pemerintahan. beliau relatif singkat, yaitu hanya empat tahun dan adanya instabilitas politik pada masa itu menyebabkan peredaran uang yang dicetak belum maksimal beredar secara luas. c. Teori Jumlah Uang Beredar dan Pengaruhnya terhadap Deposito Mudharabah Rediscount Rate Policy adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar (JUB) dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat bunga dan atau tingkat diskonto. Tingkat diskonto yang dimaksud disini adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum terhadap penjualan surat-surat berharga yang likuiditasnya tinggi. Akibat langsung dari naik turunnya tingkat diskonto akan mempengaruhi tingkat bunga.

(63) 40. pinjaman bank-bank umum kepada masyarakat. Jika JUB di masyarakat terlalu banyak, maka Bank Sentral akan menaikkan discount rate-nya terhadap bank-bank umum untuk membatasi niat masyarakat melakukan pinjaman, sehingga diharapkan JUB tidak bertambah lagi dan bahkan bisa ditekan dengan masuknya dana masyarakat ke bank. Sebaliknya, jika JUB di masyarakat terlalu sedikit, maka pemerintah melalui Bank Sentral akan melakukan kebijakan moneter dengan menurunkan tingkat bunga bank dan atau diskonto, dengan harapan daya beli (purchase power) masyarakat bertambah dengan adanya tingkat bunga pinjaman yang rendah.45 Hal ini juga berakibat pada meningkatnya suku bunga deposito. Perubahan laju pertumbuhan uang yang beredar yang berkelanjutan pada akhirnya akan menaikkan suku bunga nominal dengan jumlah yang sama. Peningkatan suku bunga ini akan mempengaruhi masyarakat untuk mengalihkan dananya ke bank konvensional sehingga terjadi penurunan pada simpanan pada bank syariah termasuk dalam bentuk deposito mudharabah. C. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan. Hipotesis diperlukan untuk mengarahkan pada operasional penelitian sehingga. 45. Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 22..

(64) 41. mempermudah dalam mengambil kesimpulan penelitian.46 Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Teori Loanable Funds menyebutkan bahwa tabungan adalah fungsi dari bunga. Maksudnya adalah semakin tinggi bunga, maka semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah berasumsi pengaruh suku bunga terhadap deposito mudharabahterdapat hubungan berlawanan. Terbukti pada prakteknya, deposito mudharabah menggunakan sistem bagi hasil dalam hal memberikan penghargaan terhadap dana nasabah. Hal tersebut berkesinambungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siffa Widiastama, yang menyimpulkan bahwa hubungan antara tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dengan parameter negatif terhadap total simpanan mudharabah. Artinya apabila suku bunga di bank konvensional naik maka jumlah simpanan di bank syariah turun, dan sebaliknya apabila suku bunga pada bank konvensional turun maka jumlah simpanan di bank syariah naik.Maka dari itu diperoleh hipotesis yang pertama yaitu: H1 :. tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabahpada Bank Syariah Mandiri. Sistem perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil sebagai. instrumen dasarnya sebagaimana bank konvensional menggunakan suku bunga.Bank syariah harus mampu memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di 46. Nur Indriantoro dan Bambang S, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999), hlm.191..

(65) 42. bank konvensional, dan harus mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah dari pada bunga yang berlaku di bank konvensional. Pernyataan tersebut merupakan konsep ideal yang diharapkan dapat dicapai oleh bank syariah. Sebab masyarakat sampai saat ini masih selalu membandingkan tingkat suku bunga dengan bagi hasil. Jika bagi hasil yang diberikan bank syariah lebih kecil dari pada suku bunga, maka dimungkinkan banyak nasabah bank syariah yang mengundurkan diri, dan begitu pula sebaliknya, maka diperoleh hipotesis yang kedua sebagai berikut : H2 :. jumlah. bagi. hasil. berpengaruh. positif. terhadap. deposito. mudharabahpada Bank Syariah Mandiri. Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus-menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah, dan bangunan.Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Siti Zuliani menemukan fakta adanya dampak negatif dari inflasi terhadap deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia. Maka hipotesis yang dapat disusun adalah : H3 :. Inflasi berpengaruh negatif terhadap deposito mudharabahpada Bank Syariah Mandiri. Menurut teori klasik, investasi merupakan fungsi dari tingkat suku. bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi semakin kecil. Hal ini berarti, jika masyarakat yang memilih.

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan tersebut dapat berupa anggaran yang diberikan kepada Inspektorat harus sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2008 yang nantinya digunakan untuk

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan oleh penulis, dimulai awal kemunculan dari ideologi posmarxisme

11 Pengukuran elektrolit serum diperlukan pada beberapa anak dengan durasi diare yang lebih lama dengan dehidrasi sedang atau berat, terutama dengan riwayat klinis yang

Pondok pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren karena orietasi belajarannya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan

Setelah mengadakan penelitian di pondok pesantren Al-Manar dapat diambil kesimpulan bahwa Partisipasi Pondok Pesantren Al-Manar Dalam Pendidikan Kemasyarakatan adalah

Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk. keseimbangan

Nasri Uba, 2018, Dampak media Sosial terhadap Minat Baca Siswa SMA Negeri 1 Ile Ape di Kabupaten Lembata. Skripsi pendidikan sosiologi Fakultas keguruan dan ilmu

Untuk mengantisipasi membengkaknya penggunaan dana BOS untuk komponen gaji pegawai dan guru honorer, mulai tahun 2012 Kemendukbud telah mengeluarkan aturan yang