• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA DANGKE DI DESA PINANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA DANGKE DI DESA PINANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

NUR VRELISA

NIM 105711108716

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

SKRIPSI

Oleh

NUR VRELISA

NIM 105711108716

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

iii

Karya ilmiah ini kupersembahkan

kepada almamater, bangsa, dan agamaku

kepada kedua orang tuaku Ruslan dan Nurmiati tercinta

serta keluarga dan sahabat-sahabat yang tersayang

yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa dan membantu

baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis

MOTTO HIDUP

Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari kematian, karena kematian

memisahkanmu dari dunia sementara menyia-nyiakan waktu

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tenaga Kerja Dan Modal

Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Usaha Dangke Di Desa

Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak “Ruslan” dan Ibu “Nurmiati” yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

viii

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, MM selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik. 6. Ibu Warda, SE., M.E selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(9)

ix

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 23 Januari 2021

(10)

x

Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Di Bimbing Oleh Pembimbing I Abdul Rahman Rahim Dan Pembimbing II Warda.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produktivitas susu sapi (usaha dangke) terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di desa pinang kecamatan cendana kabupaten enrekang. Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dan data yang digunakan adalah data kuisioner atau angket yang telah dilakukan oleh peneliti, serta ditunjang data pustaka. Untuk menganalisis hipotesis yaitu pengaruh produktivitas susu sapi (usaha dangke) yang terdiri dari indicator produktivitas yaitu tenaga kerja dan modal, maka digunakan metode analisis Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pendapatn rumah tangga dan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga, artinya jika jumlah tenaga kerja naik sebesar satu persen maka peningkatan pendapatan rumah tangga akan mengalami kenaikan sebesar, dan jika produktivitas modal mengalami peningkatan sebesar satu persen maka peningkatan pendapatan rumah tangga mengalami kenaikan sebesar.

(11)

xi

Increasing Household Income in Pinang Village, Cendana District, Enrekang Regency, Thesis, Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Advisor I Abdul Rahman Rahim and Supervisor II Warda.

The purpose of this study was to determine the effect of cow's milk productivity (dangke business) on increasing household income in Pinang Village, Cendana District, Enrekang Regency. The method used is quantitative methods and the data used are questionnaire data or questionnaires that have been conducted by researchers, and supported by library data. To analyze the hypothesis, namely the effect of cow's milk productivity (dangke business) which consists of productivity indicators, namely labor and capital, the Multiple Linear analysis method is used to determine the effect of independent variables on the dependent variable. The results of this study indicate that labor productivity has a positive but insignificant effect on household income and capital has a positive and significant effect on increasing household income, meaning that if the number of workers increases by one percent, the increase in household income will increase by, and if capital productivity has increased by one percent, the increase in household income has increased by.

(12)

xii

SAMPUL ...

i

HALAMAN JUDUL ...

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ………. v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ...

x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang ...

1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Teori ... 12

1. Pengertian Produktivitas ... 12

2. Peningkatan Produktivitas ... 13

3. Indikator produktivitas ... 14

(13)

xiii

8. Sapi perah ... 18

9. Dangke ... 20

10. Usaha Rumah Tangga ... 21

11. Pendapatan ... 22

B. Tinjauan Empiris ... 24

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENILITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Waktu Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 40

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN... 58

(15)

xv

Nomor

Judul

Halaman

Table 1.1 Sample Populasi ... 5

Table 1.2 Sample Populasi ... 6

Table 1.3 Sample Produksi ... 7

Tabel 1.4 Sampel Produksi ... 9

Table 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Table 4.1

jumlah penduduk sesuai dengan dusun/lingkungan ... 39

Table 4.2

jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan ... 39

(16)

xvi

Nomor

Judul

Halaman

(17)

xvii

Nomor

Judul

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ... 59

Lampiran 2 Data kuesioner penelitian ... 62

Lampiran 3 Surat penelitian ... 68

Lampiran 4 Surat balasab penelitian ... 69

Lampiran 5 Dokumentasi penelitian ... 70

(18)

1

A. Latar Belakang

Produktivitas merupakan faktor sangat penting dalam mempertahankan dan mengembangkan keberhasilan suatu organisasi/perusahaan. Sebagaimana yang kita ketahui, setiap organisasi/perusahaan menginvestasikan sumber- sumber vital (sumber daya manusia, bahan dan uang) untuk memproduksi barang/jasa. Dengan menggunakan sumber-sumber daya manusia tesebut secara efektif akan memberikan hasil yang lebih baik.

Produktivitas secara teori diartikan sebagai perbandingan antara output (barang dan jasa) dengan input (tenaga kerja, bahan dan uang). Produktivitas yang rendah merupakan pencerminan dari organisasi/perusahaan yang memboroskan sumber daya yang dimilikinya. Dan ini berarti bahwa pada akhirnya perusahaan tersebut kehilangan daya saing dan dengan demikian akan mengurangi skala aktivitas usahanya. Produktivitas yang rendah dari banyak organisasi/perusahaan akan menurunkan pertumbuhan industry dan ekonomi suatu bangsa secara menyeluruh.

Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal, tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barangbarang maupun jasa, peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada

(19)

standar hidup yang berada dibawah kondisi distribusi yang sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja. Produktivitas penting dalam meningkatkan dan mempertahankan perusahaan dalam hal menghasilkan barang atau jasa yang pada dasarnya tidak lepas dari peningkatan dan pengefektifan mutu tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Pengukuran produktifitas digunakan untuk mengukur tingkat kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Dengan adanya produktivitas maka perusahaan dapat menilai efisiensi dan efektifitas.

Ada dua indicator dalam produktivitas, menurut Muchdarsyah (dalam Yuli Tri Cahyono dan Lestiyana Indira M, 2007)

1. Produktivitas tenaga kerja (labor)

a. Didefinisikan sebagai nilai tambah (added value) per pekerja b. Mencerminkan efektivitas dan efisiensi tenaga kerja dalam

produksi dan pendapatan (sale) dari output 2. Produktivitas modal (capital)

a. Mengukur efektivitas dan efisiensi modal dalam meningkatkan output.

b. Didefinisikan sebagai nilai tambah per modal.

c. Hasil dari peningkatan peralatan dan mesin yang digunakan, juga keterampilan tenaga kerja menggunakan modal, proses, dll. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, meningkatnya taraf hidup serta kesadaran masyarakat akan

(20)

pentingnya pemenuhan gizi bagi tubuh, maka konsumsi terhadap susu semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari data konsumsi masyarakat pada tahun 2010 sebanyak 3.170.960 ton, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 3.495.340 on dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 3.737.380 ton (Kementan, 2013).

Susu merupakan produk utama yang dihasilkan peternak sapi perah, kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan berpengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh setiap peternak. Dukungan faktor lingkungan (pakan, tatalaksana, pencegahan penyakit dan lain-lain) yang berkualitas, untuk memperoleh kualitas dan kuantitas susu yang optimum, juga didukung oleh kualitas genetik sapi perah yang dibudidayakan. Faktor genetik sangat penting, karena bersifat mewaris, artinya keunggulan yang diekspresikan oleh suatu 2 individu dapat diwariskan pada keturunannya. Faktor genetik merupakan kemampuan individu ternak, sedangkan faktor lingkungan merupakan kesempatan untuk memunculkan keunggulan ternak tersebut (Dudi dkk, 2006).

Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah. Jika dibandingkan dengan negara Asia lainya, Indonesia masih tinggal atau menempati urutan keenam dari Negara tetengga. Berdasarkan data Kementrian Pertanian, tingkat konsumsi susu masyarakat di India per kapita tahun 2011 tercatatat sebanyak (42,8 liter), Thailand (33,7 liter), Malaysia (22,1liter), Filifina (22,1 liter), Vietnam (12,1 liter), dan Indonesia sebanyak 11,9 liter (Anonim, 2012). Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri yaitu dengan meningkatkan jumlah populasi sapi perah betina melalui impor sapi betina Fries Holland (FH) dari luar negeri dan

(21)

meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas sapi perah terdiri dari performans pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu.

Produktivitas susu sapi perah dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan interaksi antar keduanya. Faktor genetik meliputi mutu genetik dan faktor lingkungan yang mencakup aspek reproduksi, pakan, tatalaksana dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga sapi perah mempunyai produktiivitas yang baik. Performans pertumbuhan diantaranya bobot lahir, bobot sapih dan laju pertumbuhan. Performans produksi meliputi produksi susu, lama laktasi dan lama kering. Performans reproduksi meliputi umur pertama beranak, masa kosong, jumlah kawin perkebuntingan dan selang beranak. Mengingat pentingnya susu dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, maka upaya meningkatkan konsusmsi susu mutlak diperlukan, diantaranya mengelola susu dalam berbagai bentuk olahan. Beberapa daerah di Indonesia memiliki produk olahan susu tradisional seperti dali di Sumatra Utara, dadih di Sumatra Barat, cologanti di Nusa Tenggara Timur, dan dangke di Sulawesi Selatan yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya telah lama mengenal susu sebagai bahan makanan. Pengembangan produk olahan susu tradisional memiliki potensi meningkatkan konsumsi susu nasional karena telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat sehingga lebih gampang diterima dan kasusu intoleransi susu dapat dihindarkan.

Kabupaten Enrekang adalah salah satu yang telah menjadi prioritas pengembangan peternakan sapi perah Sulawesi Selatan. Dukungan dari Dinas Peternakan Kabupaten Enrekang tampak dengan adanya program-program pemberian modal bagi peternak, dan Inseminasi Buatan (IB) yang

(22)

bertujuan mengembangkan produksi susu untuk mendukung kegiatan pengolahan dangke yang diolah dari susu sapi atau susu kerbau (Kasim ddk, 2011).

Tabel 1.1

Populasi Ternak Sapi Perah Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2017

No Kab/Kota Total Sapi Perah

2014 2015 2016 2017 1 Kab. Selayar 1 - - - 2 Kab. Bulukumba 5 1 - - 3 Kab. Bantaeng 28 19 16 16 4 Kab. Gowa 77 54 35 36 5 Kab. Sinja 182 167 126 128 6 Kab. Bone 2 2 2 2 7 Kab. Pinrang 24 24 27 27 8 Kab. Enrekang 1145 1248 1323 1343 Jumlah 1464 1515 1529 1552

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa Kabupaten Enrekang memiliki populasi sapi perah terbanyak menurut Kabupaten/kota, pada tahun 2014 memiliki populasi sapi perah sebanyak 1145, tahun 2015 sebanyak 1248, kemudian tahun 2016 meningkat sebanyak 1323, dan pada tahun 2017 sebanyak 1343.

Sapi perah merupakan salah satu jenis komoditi unggulan peternakan Kabupaten Enrekang selain sapi potong dan kambing Sapi perah telah tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Enrekang seperti Kecamatan Enrekang, Cendana, Alla, Baraka dan Anggeraja (Tabel 1). Peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang sudah dimulai sejak tahun 1981 melalui proyek Crash Program oleh Dinas Peternakan berupa bantuan sapi perah jenis Sachiwal Cross dan Santa Gertrudis dari New Zealand (Gambar 1). Perkembangan sapi perah mengalami stagnasi dari tahun 1981 – 1991,

(23)

populasinya hanya bertambah 60 ekor. Namun, sejak tahun 1991 – 2001 dengan adanya teknologi Inseminasi Buatan (IB) populasi dapat ditingkatkan hingga mencapai 110 ekor, bahkan pada tahun 2002 mencapai 284 ekor. Dengan teknologi IB dan pengadaan sapi perah melalui bantuan pemerintah (APBD II) serta swadaya masyarakat, populasi sapi sampai dengan tahun 2018 ini mencapai 6908 ekor (Tabel 1.2).

Tabel 1.2

Populasi Sapi Perah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Enrekang Sampai Tahun 2018

No Kecamatan Total Ternak Sapi Perah (ekor)

1 Maiwa 47 2 Bungi 19 3 Enrekang 969 4 Cendana 3402 5 Baraka 213 6 Buntu Batu 185 7 Anggeraja 1088 8 Malua 65 9 Alla 473 10 Curio 192 11 Masalle 35 12 Baroko 220 Total 6908

Sumber : Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Enrekang, 2018.

Usaha peternakan sapi perah ini banyak dikembangkan sebagai ternak dengan hasil utama berupa susu. Meningkatnya populasi sapi perah di Kabupaten Enrekang berdampak pada melimpahnya susu segar yang diproduksi peternakan sapi perah. Menurut Asosiasi Gabungan Koperasi

(24)

Susu Indonesia (2017), setiap sapi perah lokal mampu menghasilkan susu sebanyak 13-15 liter per harinya.

Pengembangan usaha kecil makanan khas tradisional dangke di Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang cerah seiring dengan cerahnya prospek persapiperahan sebagai penyedia bahan baku produk dalam bentuk susu segar di Kabupaten Enrekang. Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang (2012) populasi sapi perah yang ada di Kabupaten Enrekang sebanyak 1443 ekor dan mampu menghasilkan susu segar 4613 liter/hari. Adapun populasi sapi perah dan produksi susu di Kabupaten seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.3

Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Enrekang

No. Kecamatan Jumlah Produksi susu/hari (liter)

1. Enrekang 174 456 2. Cendana 686 2538 3. Maiwa 5 27 4. Anggeraja 242 784 5. Alla 143 387 6. Baraka 68 236 7. Malua 3 20 8. Bungin - - 9. Buntu Batu 19 52 10. Masalle 33 - 11. Curio 40 95 12. Baroko 30 18 T o t a l 1443 4613 Sumber : Saputra A (2012).

Dari Tabel 1.2 menunjukkan populasi sapi perah terbanyak berada di Kecamatan Cendana (686 ekor), Anggeraja (242 ekor), Enrekang (174 ekor), Alla (143 ekor), dan Baraka (68 ekor). Hal ini mengindikasikan

(25)

pengembangan usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang terbesar di bagian selatan kota Enrekang yang merupakan daerah dataran rendah.

Dangke merupakan indigenous product Kabupaten Enrekang. Dangke diproduksi dari susu sapi perah melalui proses aglutinasi bahan kering susu dengan menggunakan getah papain pada suhu 70oC. Berat rata-rata dangke mencapai 330 gram yang diproduksi dari 1,5 liter susu sapi dan dijual dengan harga Rp 15.000 – 25.000 per biji dangke. Jika dikonversi ke harga susu per liter, maka harga susu di Kabupaten Enrekang mencapai Rp 10.000 – 16.000 per liter. Pusat produksi dangke di Kabupaten Enrekang saat ini terpusat di daerah sentra (Kecamatan Cendana) dimana terdapat 55,13% peternak di Kecamatan tersebut dan daerah pengembangan yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu Alla, Anggeraja dan Baraka dengan jumlah peternak 44,87% dari total peternak (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang, 2016).

Dangkemerupakan produk olahan susu tradisional yang dikenal sejak tahun 1905 dan usaha pengolahannya sekarang telah menjadi usaha skala rumah tangga di kabupaten Enrekang. Nilai lebih dari pengolahan dangke di Enrekang adalah sebagai wadah penyerapan susu hasil produksi peternak sehingga tidak dikenal adanya penolakan terhadap produksi susu peternak seperti yang biasa terjadi di sentra susu di daerah jawa. Peternakan sapi perah dan usaha pembuatan dangke menjadi satu kesatuan industri dalam satu rumah tangga peternak. Pengembangan dangke tidak hanya meningkatkan konsumsi susu, tetapi juga menjadi motivasi bagi peternak untuk terus mengembangkan usaha peternakannya. Dangke adalah salah satu peluang investasi di sektor peternakan yang berprospek untuk

(26)

dikembangkan karena permintaan pasar terhadap produk tersebut semakin meningkat sehingga dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan untuk masyarakat setempat. Usaha pembuatan dangke telah turun-temurun menjadi sumber pendapatan sebagian kecil masyarakat di Kecamatan Cendana.

Tabel 1.3 menunjukkan produksi dangke yang dihasilkan oleh usaha rumah tangga dangke di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang sangatlah beragam setiap hari tergantung jumlah sapi yang sedang dalam masa laktasi. Pendapatan yang diperoleh pemilik usaha dangke dalam mengelola usahanya tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan serta besar kecilnya biaya produksi yang di keluarkan dalam proses produksi.

Tabel 1.4

Jumlah Produksi Dangke di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Tahun 2019

No Uraian Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%)

1 < 9,28 Buah/Hari 33 37,50

2 9,28 - 13,76 Buah/Hari 29 32,95

3 > 13,76 Buah/Hari 26 29,55

Jumlah 88 100,00

Sumber: Dwi Aras Pancarany (2019).

Usaha produksi susu dangke sebagai salah satu jenis usaha masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, di samping usaha-usaha lain seperti pertanian, perkebunan dan lain-lain. Usaha produksi susu dangke diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Dengan pendapatan

(27)

yang meningkat maka kesejahteraan masyarakat diharapkan ikut meningkat. Tambahan penghasilan dari olahan susu dangke akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, serta merupakan sumber mata pencaharian sebagian penduduk karena memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat berpendapatan rendah di daerah kecamatan Cendana.

Penelitian ini mengacu pada indicator produktivitas menurut Muchdarsyah Sinungan (2005), yaitu produktivitas tenaga kerja (labor) dan produktivitas modal (capital).

Berdasarkan paparan latar belakang dan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tenaga Kerja Dan Modal Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Usaha Dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang ?

2. Apakah modal berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

(28)

2. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

D. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian, ada tiga manfaat yang dapat diperoleh, yaitu :

1. Dapat menambah wawasan peneliti mengenai peluang usaha serta pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

2. Dapat menjadi masukan/informasi bagi pemilik usaha dangke atau pihak yang terkait.

3. Sebagai referensi dan informasi bagi pembaca dan pihak yang ingin melakukan penelitian dengan masalah yang sama.

(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Produktivitas

Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas, adapun berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut : a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktifitas tidak lain ialah ratio

dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan sumber daya produksi yang dipergunakan (input).

b. Sinungan Muchdarsyah (2009) menyatakan bahwa produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen, dan tenaga kerja.

c. Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012). Produktivitas adalah meningkatnya output (hasil) yang sejalan dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

d. Menurut Jackson, dalam Agustin (2014). Produktivitas (productivity) diartikan sebagai meningkatnya hasil kerja yang dipengaruhi oleh (input) dan menghasilkan sebuah barang atau jasa (output).

(30)

2. Peningkatan Produktivitas

Peningkatan Produktivitas bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa dengan kata lain produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara maksimal terhadap sumber daya yang ada dalam memproduksi barang dan jasa. Produktivitas merupakan sumber yang dapat memberikan keuntungan yang kompetitif dan kelangsungan hidup suatu perusahaan secara jangka panjang. Suatu perusahaan dapat menambah kekompetitifannya dengan meningkatkan produktivitas dengan cara menambahkan nilai tambah (added value) bagi produk/jasa yang dihasilkan lebih baik dari kompetitor-kompetitor yang lain. Konsep dari produktivitas sendiri tidak lepas dari peningkatan kualitas, baik kualitas input, output, dan proses itu sendiri.

Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas jangka panjang. Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat. Walaupun secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Disamping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar maupun sebagai manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat produksi lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas

(31)

tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.

3. Indikator Produktivitas

Ada dua indikator produktivitas, yaitu: a. Produktivitas tenaga kerja

1) Produktivitas tenaga kerja didefinisikan sebagai nilai tambah (added value) per pekerja.

2) Mencerminkan efektivitas dan efisiensi tenaga kerja dalam produksi dan pendapatan (sale) dari output

b. Produktivitas modal (capital)

1) Produktivitas modal (capital) yaitu Mengukur efektivitas dan efisiensi modal dalam meningkatkan output.

2) Didefinisikan sebagai nilai tambah modal.

3) Hasil dari peningkatan peralatan yang digunakan, juga keterampilan tenaga kerja menggunakan modal, proses, dan lain-lain.

4. Produksi

Produksi adalah proses hasil akhir aktivitas ekonomi yang memanfaatkan dari beberapa masukan untuk menghasilkan output. Setiap kegiatan produksi sangat tergantung pada faktor-faktor produksi diantaranya alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja. Peningkatan output akan menyebabkan peningkatan kesempatan kerja. Produksi dalam teori ini adalah suatu proses yang dihasilkan suatu barang yang memiliki nilai jual

(32)

dengan diawali dari input kemudian menghasilkan pengeluaran berbentuk output (barang) yang berguna bagi kebutuhan masyarakat, apabila modal yang digunakan untuk produksi sulit didapatkan maka produksi akan terhambat, sehingga hal ini menjadi permasalahan pada produksi (Dwintasari dan Indrajaya, 2017).

5. Produksi Susu

Produksi susu merupakan faktor esensial dalam menentukan keberhasilan usaha sapi perah, karena jumlah susu yang dihasilkan akan menentukan pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia berkisar antara 8 - 10 l/ekor/hari (Ramli et al., 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu antara lain genetik, lingkungan serta interaksi antara kedua faktor tersebut. Faktor genetik yang mempengaruhi produksi yaitu bangsa ternak, sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas antara lain pakan, iklim, ketinggian tempat, bobot badan, penyakit, kebuntingan dan jarak beranak, bulan laktasi. Kualitas susu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan umur ternak terutama bahan padatannya (Salundik et al., 2011).

6. Modal

Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output. Menurut Meij (dalam Riyanto, 2010) modal adalah sebagai kolektivitas dari

(33)

barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk pendapatan. Para ekonomi menggunakan istilah modal atau capital untuk mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang digunakan dalam proses produksi. Artinya, modal ekonomi mencerminkan akumulasi barang yang dihasilkan di masa lalu yang sedang digunakan pada saat ini untuk memproduksi barang dan jasa yang baru. Modal ini antara lain peralatan, mesin, angkutan, gedung dan bahan baku.

7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja Sedangkan menurut DR Payaman Siamanjuntak (2002) dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah.

(34)

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tapi juga kualitas dan macam tenaga kerja. Penggunaan faktor tenaga kerja dalam produksi barang dan jasa mempunyai 2 (dua) macam nilai ekonomi yaitu :

1. Dengan tenaga kerja yang disumbangkan, input lain berupa modal, bahan, energi dan informasi dapat diubah menjadi output atau produk yang mempunyai nilai tambah.

2. Penggunaan tenaga kerja juga memberikan pendapatan kepada orang yang melakukan pekerjaan dan memungkinkan penyumbang input lain memperoleh pendapatan.

Simanjuntak (2002) berpendapat tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain faktor produksi tanah,modal yang memiliki peranan penting dalam mendukung kegiatan produksi guna menghasilkan barang dan jasa. Pertambahan permintaan barang dan jasa masyarakat akan mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja disebut derived demand, Karen sebagai input perubahan permintaan tenaga kerja ditentuksn oleh perubahan permintaan outputnya. Semakin besar permintaann output yang dihasilkan semakin besar pula permintaan tenaga kerjanya. Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi pada industri kecil. Jumlah tenaga kerja yang digunakan industri kecil tidak dipengaruhi oleh target berapa output yang dihasilkan. Industry kecil tidak memperhatikan seberapa besar permintaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan karena industri ini bersifat supply oriented. Sebaliknya pada industri besar

(35)

dan menengah memiliki orientasi usaha yang cenderung kearah pasar atau demand oriented (Ananta,1993:159).

8. Sapi Perah

Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam populasi tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain (Shiddieqy, 2007).

Sapi perah yang ada di Indonesia merupakan sapi impor dan hasil persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Menurut Prihadi (1997), sapi perah di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan kemurnian bangsanya :

a. Sapi Pure Breed

Termasuk jenis ini adalah sapi FH murni yang diimpor langsung dari breeder, juga sapi kelahiran Indonesia yang induknya FH murni serta pejantannya juga FH murni.

b. Sapi Cross Breed

Sapi ini merupakan persilangan antara sapi murni FH dengan sapi lokal dan diketahui tingkat kemurniannya (berapa persen darah FH nya).

(36)

c. Sapi Non Discript

Sapi yang termasuk non discript adalah sapi-sapi yang jelas bukan sapi FH murni, tetapi tidak diketahui dengan jelas tingkat kemurnian darah FH nya dan tidak mempunyai ciri-ciri seperti FH.

Mardiningsih (2007) menyatakan bahwa sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah bangsa Friesian Holstein (FH) dan keturunannya atau persilangannya yang dikenal dengan Peranakan Friesian Holstein (PFH). Sapi perah FH berasal dari belanda dengan ciri-ciri khas yaitu warna bulu hitam dengan bercak-bercak putih pada umunta, namun ada juga yang berwarna coklat ataupun merah dengan bercak putih, bulu ujung ekor bawah juga berwarna putih, bagian bawah dari kaki berwarna putih, dan tanduk yang pendek serta menjurus kedepan (Makin, 2011).

Sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan salah satu sapi perah di Indonesia yang merupakan hasil persilangan dari sapi perah Friesian Holstein (FH) dengan sapi lokal. Sapi PFH memiliki sifat bobot badan yang cukup tinggi dan mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis dengan produksi susu yang relatif tinggi.

Hadisutanto (2008) menyatakan bahwa sapi Perah Fries Holland telah diternakkan lebih dari 2000 tahun yang lalu dan berasal dari North Holland dan West Friesland. Menurut sejarahnya bahwa bangsa sapi Fries Holland berasal dari Boss Taurus yang mendiami daerah beriklim sedang di dataran Eropa. Sebagian besar sapi tersebut memiliki warna bulu hitam dengan bercak-bercak putih, bulu ujung ekor berwarna putih, bagian bawah dari corpus (bagian kaki) berwarna putih atau hitam dari atas terus ke

(37)

bawah dan di Belanda sendiri ada Fries Holland yang mempunyai warna coklat/merah dengan bercak-bercak putih.

9. Dangke

Dangke adalah sebutan keju dari daerah Enrekang, Sulawesi selatan. merupakan makanan tradisional yang rasanya mirip dengan keju, namun tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih hingga kekuningan. Makanan khas ini dibuat dengan bahan dasar susu segar dari kerbau yang digumpalkan dengan menggunakan bahan alami atau tanpa pengawet buatan. Oleh sebab itu dangke memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, dan aman untuk dikonsumsi, walaupun hanya bisa bertahan beberapa hari saja pada suhu ruang. Proses pembuatan dangke oleh masyarakat Enrekang umumnya dilakukan melalui pemanasan susu kemudian ditambahkan getah pepaya, setelah terjadi penggumpalan kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan tempurung kelapa yang sekaligus sebagai alat pencetak dangke dan selanjutnya dibungkus dengan daun pisang. Bentuk dangke dan pembungkus daun pisang menjadi ciri khas dari produk dangke oleh masyarakat Enrekang. Menurut Malaka dkk. (2015), bahwa struktur dangke yang terbaik pada pemanasan 75 °C dengan konsentrasi getah pepaya 0,5% memiliki kandungan protein 17,94%, lemak 24,295%, laktosa 14,12%, pH 5,93 dan persentase asam laktat 0,296%. Mukhlisah dkk (2017), melaporkan bahwa dangke yang memiliki kualitas terbaik pada suhu pemansan 80 °C dan konsentrasi papain 0,3%. Karakteristik dangke yang dihasilkan memiliki kadar protein 16,86%; air 58,75%; lemak 15,19%, abu 2,31%, karbohidrat 5,88%. Karakteristik fisik dangke yang dihasilkan

(38)

meliputi pH 6,62, produksi curd dangke 15,66% dan kekerasan 752 9 gf). Sabil dkk. (2017), berpendapat bahwa suhu pemeraman memberikan pengaruh terhadap kualitas kimia dan mikrostruktur dangke berbahan dasar susu sapi, dimana pada suhu pemeraman 5 °C memiliki kadar protein 24,98%, lemak 2,26%, dan kadar air 51,15%.

10. Usaha rumah tangga

Usaha rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang usahatertentu. Home berarti rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman. Sedang industri, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, home industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan “Usaha rumah tangga”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah (Gita Rosalita Armelia dan Anita Damayantie, 2014).

Usaha rumah tangga juga dapat berarti usaha rumah tangga karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Pada umumnya memusatkan kegiatan di sebuah rumah keluarga tertentu dan para karyawannya berdomisili di tempat yang tidak jauh dari rumah produksi tersebut. Secara geografis dan psikologis hubungan mereka sangat dekat (pemilik usaha dan karyawan) sehingga memungkinkan kemudahan dalam menjalin komuniksi. Pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis rumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan

(39)

mengajak beberapa orang disekitarnya sebagai karyawan (Maninggar Praditya,2010).

11. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah. Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut: 1) Produk

Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain produk yaitu mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang diperlukan desain produk dengan akibat dari keluhan para pelanggan.

2) Harga

Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk dengan akibat dari keluhan para pelanggan.

3) Distribusi

Prantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi.

(40)

Menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:

a) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

b) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. c) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan. b. Sumber Pendapatan

Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesejahteraan sebab dengan pendapatan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pendapatan masyarakat terdiri dari:

1) Di sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap dan jumlah yang telah ditentukan.

2) Di sektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari perolehan atau penghasilan tambahan seperti: penghasilan dagang, tukang, buruh, dan lain-lain.

3) Di sektor subsisten merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil usaha sendiri berupa tanaman, ternak, kiriman dan pemberian orang lain.

Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan yang berupa uang maupun barang yang diterima, biasanya sebagai balas jasa dari sektor informal. Sumber pendapatan ini berupa:

(41)

b) Pendapatan dari investasi.

c) Pendapatan dari keuntungan sosial

.

B. Tinjauan Empiris

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang menajdi bahan pertimbangan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO Nama

(Tahun)

Judul Metode Hasil

1. Nurhaeda h*, Arman, dan Irmayani (2019) Diverfikasi Produk Dangke Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi di Kabupaten Enrekang Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data Primer disurvey Konsumsi produk dangke di Kabupaten Enrekang masih dalam bentuk tradisional, belum ada diversifikasi yang luas atas produk tersebut. Hal ini berpengaruh pada jumlah konsumsi masyarakat atas produk tersebut. Konsumsi masyarakat Kabupaten Enrekang atas produk dangke adalah 25%

(42)

responden mengkonsumsi 1-2 buah/hari, 14% respon mengkonsumsi 3- 4 buah/hari dan sisanya 61% mengkonsumsi secara tidak menentu, dan dengan adanya diverifikasi produksi dangke akan meningkatkan profit masyarakat serta akan menunjang keberlangsungan usaha masyarakat 2. Syamsul Rahman dan Awaluddin Rauf (2013) Kelompok Usaha Sapi Perah dan Pengolah Dangke di Kabupaten Enrekang Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data Primer disurvey Perlunya kelompok petani peternak (mitra) memperbaiki sistem pengelolaan usaha sapi perah, khususnya

pemahaman peternak apa tujuan pembesaran sapi perah, seluk beluk manfaat pemberian pakan bagi sapi perah, dan standar perkandangan sapi perah supaya dapat meningkatkan produktivitas hasil susu 3. Sjamsuddin Garantjang dan Sutomo Syawal Potensi Pengembangan Sapi Perah di Kabupaten Data yang digunakan diperoleh dari data primer Peluang pengembangan sapi perah di Kabupaten

(43)

(2017) Enrekang dan Capaian Selama 30 Tahun Terakhir dan data sekunder Enrekang akan membuka

lapangan kerja dan masih memungkinkan peningkatan populasi terutama di kecamatan-kecamatan yang masih kurang ternak perahnya sementara di wilayah kecamatan yang sudah padat ternak perahnyanya perlu dilakukan perbaikan manajemen, seleksi peningkatan reproduksi

produksi susu per ekor ketersediaan pakan hijauan dan limbah pertanian. 4. Euis Dasipah dan Reiza Miftah Wirakusuma (2017) Pengaruh Souvenir Olahan Susu terhadap Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Bandung Barat Data yang digunakan diperoleh dari data primer dan data sekunder Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pakan yang diberikan pada ternak berpengaruh positif terhadap produk susu, Pendapatan peternak sapi perah dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas produk susu 5. Christian Manase Luanmase*, Sudi Nurtini, Analisis Motivasi Beternak Sapi Potong Bagi Peternak Lokal dan

Data yang digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian pada usaha beternak sapi potong, dapat

(44)

dan F. Trisakti Haryadi (2011) Transmigran Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat adalah data primer dan data sekunder disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan signifikan antara peternak lokal dan transmigran yakni: umur peternak, tingkat pendidikan, keberanian mengambil resiko dan curahan waktu kerja. 2. Karakteristik yang signifikan terhadap motivasi adalah pengalaman peternak, tanggungan keluarga, luas lahan, dan dummy peternak. 3. Karakteristik yang signifikan terhadap pendapatan adalah umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, kepemilikan ternak dan dummy peternak, dan 4. Motivasi

(45)

peternak transmigran berhubungan positif dengan pendapatan. 6. Wilda Ayu Ridwana (2020) Pengaruh Modal, Biaya Dan Penjualan Produk Terhadap Laba Usaha Usahawan Susu Pasteruisai Di Blitar Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif 1. Modal berpengaruh posotif terhadap laba bersih usahawan susu pasteurisasi di blitar 2. Biaya tidak berpengaruh terhadap laba bersih usahawan susu pasteurisasi di blitar 3. Penjualan produk berpengaruh positif terhadap laba bersih usahawan susu pasteurisasi di blitar 4. Modal, biaya, dan penjualan produk perpengaruh terhadap laba bersih usahawan susu pasteurisasi di blitar 7. Satya Nugroho dan Muchamad Joko Budiono (2014) Pengaruh Modal , Tenaga Kerja Dan Teknologi Terhadap Hasil Produksi Susu Kabupaten Bojowali Penelitian ini menggunakan data primer Modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi susu sapi perah. Serta mempunyai

(46)

pengaruh 87% Sedangkan

sisanya sebesar 13% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti 8. Wahniyathi Hatta1 Dan Mirnawati B. Sudarwanto2 (2014) Survei Karakteristik Pengolahan Dan Kualitas Produk Dangke Susu Sapi Di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan Jenis penelitian ini adalah survey bersifat deskriptif Metode pembuatan dangke susu sapi di Kabupaten Enrekang meliputi tahap pemanasan susu, penambahan larutan getah pepaya untuk pembentukan curd, penyaringan/pence takan curd dengan tempurung kelapa

C. Kerangka Pemikiran

Hubungan produktivitas dangke terhadap pendapatan rumah tangga. Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produktif. Dalam teori, sering mudah untuk mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga naik.

Pendapatan yang diperoleh pemilik usaha dangke dalam mengelola usahanya tergantung besar kecilnya produksi yang dihasilkan serta besar kecilnya biaya produksi yang di keluarkan dalam proses produksi.

Berdasarkan landasan teori dan pemaparan di atas, maka untuk mengetahui pengaruh produktivitas susu dangke terhadap pendapatan rumah

(47)

tangga maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka pemikiran teori tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

1. Diduga tenaga kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha dangke di desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

2. Diduga modal berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga usaha di desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Pendapatan Rumah Tangga (Y)

Tenaga kerja (X1)

Modal (X2)

(48)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang dimaksud adalah yang bersifat angka dan bilangan, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini di Desa Pinang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang, dipilihnya lokasi ini karena dari pengamatan peneliti desa pinang merupakan desa yang berpotensial untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dalam hal produksi susu sapi.

(49)

Penelitian ini dilakukan pada semester VIII tahun 2019/2020. Secara keseluruhan semau kegiatan dari penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu sejak bulan Oktober - November 2020.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel penelitian

a. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah produktivitas susu dangke.

b. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah pendapatan rumah tangga.

2. Defenisi Operasional

Definsi operasional adalah variabel penelitian ini dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis, instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. Berikut ini akan dijelaskan definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini: a. Pendapatan Rumah Tangga (Y) adalah penerimaan dari gaji atau balas

jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga.

(50)

b. Tenaga kerja (X1) tenaga kerja adalah individu yang sedang melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa.

c. Modal (X2) merupakan faktor esensial dalam menentukan keberhasilan usaha dangke, modal memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan prodiksi guna menghasilkan barang dan jasa.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau suatu subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang memproduksi susu sapi yaitu sebanyak 30 usaha rumah tangga dalam peningkatan pendapatan rumah tangga (variabel dependen dan independent).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan dalam penelitian. Adapun sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu penduduk yang memproduksi susu sapi dalam peningkatan pendapatan rumah tangga. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 50 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan kuisioner.

1. Wawancara

Wawancara adalah sejumlah petanyaan yang akan ditanyakan kepada responden secara lisan. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya. Dalam penelitian ini subjek yang akan diwawancarai adalah masyarakat desa Pinang Kecamatan Cenda Kabupaten Enrekang.

2. Kuisioner

Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab atas pertanyaan yg diajukan untuk kepentingan penelitian), terutama pada penelitian survei. Dalam penelitian ini menggunakan kuisioner terbuka yaitu memberikan kebebesan kepada objek penelitian dalam menjawab, dan subjeik dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Pinang Kecamatan Cenda Kabupaten Enrekang.

(52)

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber lainnya yang memilki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritas dalam permasalahan yang peneliti angkat.

F. Teknik Analisis Data

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan jika menggunakan analisis regresi linear untuk memperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan. Uji ini terdiri dari uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasitas.

a) Analisis Regresi Linier Berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liner berganda dengan menggunakan program SPSS. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh kuantitatif produktivitas susu sapi (variabel X) terhadap pendapatan rumah tangga di desa Pinang (variabel Y).

Formulasi persamaannya sebagai berikut :

Dimana :

Y = pendapatan rumah tangga α = Nilai konstanta

b1 = Besarnya pengaruh tenaga kerja b2 = Besarnya pengaruh modal

(53)

X2 = Variabel modal X1 = Variabel tenaga kerja e = Faktor eror

b) Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk loceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data yang diambil.

c) Uji Multtikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.

d) Uji Aoutokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan salah satu uji asumsi klasik dalam analisis regresi linear berganda. Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi

(54)

adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya.

e) Uji Hipotesis a. Uji t (Individu)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi di setiap variabel independen. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam suatu persamaan secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Algifari, 2000).

 Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima  Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

b. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji distribusi F.

 Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima  Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

c. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determiminasi R² merupakan ukuran ikhtisar yang mengatakan seberapa baik garis regresi sampai dengan mencocokkan data. Nilai R² berkisar antara nol sampai satu (0 < R² < 1). Semakin besar nilai R² maka semakin besar variabel

(55)

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen. Koefesien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independen (tenaga kerja dan modal) terhadap variabel dependen (pendapatan rumah tangga).

(56)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Keadaan Geografi Desa Pinang

Desa Pinang adalah hasil dari pemekaran desa sebelumnya yaitu desa persiapan Leoran, yang terletak 6 KM dari Ibukota Kabupaten Enrekang, atau 10 KM dari Ibukota Kecamatan Cendana dengan luas wilayah seluas ± 14. 51 KM2, dengan batas-batas yaitu sebagai beriku: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cemba Kecamatan

Enrekang

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lebang c. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Leoran

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batulappa Kabupaten Pinrang

2. Iklim

Keadaan iklim di Desa Pinang terdiri dari : Musim Hujan, kemarau dan musim pancaroba. Dimana musim hujan biasanya terjadi antara Bulan Januari s/d April, musim kemarau antara bulan Juli s/d November, sedangkan musin pancaroba antara bulan Mei s/d Juni.

3. Keadaan Penduduk Desa Pinang

Jumlah Penduduk/KK, jiwa, RTM = 49 KK, RTSM = 40, Non RTM = 185.

(57)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan

No Nama Dusun Jumlah Jiwa Kepala Keluarga

L P Total

1. Dusun Riso 185 213 398 115

2. Dusun Lekkong 68 87 155 57

3. Dusun Kunyi 107 104 211 55

4. Dusun Padang Malua 138 122 260 67

Jumlah 498 526 1024 294

Sumber : Profil Desa Pinang, 2019

Pada tabel 4.1 menunjukkan jumlah penduduk di Desa Pinang sebanyak 1024 jiwa, dengan perincian total penduduk laki-laki sebanyak 498 dan perempuan sebanyak 526.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Petani Pedagang PNS Buruh

350 37 30 -

Sumber : profil Desa Pinang

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa petani sebagai pekerjaan terbanyak yaitu 350 orang, kemudian pedagang sebanyak 37 orang, serta PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebnayak 30 orang.

4. Karakteristik Responden

(58)

a. Pemilik usaha Dangke

1) Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang)

20-29 3

30-39 6

40-49 5

50-59 13

60-69 3

Sumber : data primer

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur, 20-29 tahun sebanyak 3 orang, 30-39 tahun sebanyak 6 orang, 40-49 tahun sebanyak 5 orang, 50-59 sebanyak 13 orang, dan 60-69 tahun sebanyak 3 orang.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

1. Analisis regresi linear berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liner berganda dengan menggunakan program SPSS. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh kuantitatif produktivitas susu sapi (variabel X) terhadap pendapatan rumah tangga di desa Pinang (variabel Y).

(59)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087 tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487 Modal .431 .150 .510 2.876 .008

a. Dependent Variable: pendapatan Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan rumah tangga usaha dangke.

Bentuk umum dari persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Dimana:

Y = Pendapatan rumah tangga X1 = Tenaga Kerja

(60)

Dari persamaan regresi dapat diartikan dan diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar menyatakan bahwa jika variabel independen nilainya 0, maka keputusan faktor pendapatan rumah tangga usaha dangke adalah sebesar 8,023.

2. Koefisien regresi X1 (Variabel Tenaga Kerja) sebesar 0,172 artinya jika tenaga kerja menglami kenaikan sebesar 1% maka pendapatan rumah tangga usaha dangke (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,172. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan yang positif antara tenaga kerja terhadap pendapatan. Jika tenaga kerja meningkat maka pendapatan akan meningkat.

3. Koefisien regresi X2 (Modal) sebesar 0,431 artinya jika modal mengalami kenaikan sebesar 1% pendapatan rumah tangga usaha dangke (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,431. Koefisien bernilai positif antara modal terhadap pendapatan rumah tangga usaha dangke menyatakan bahwa modal memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.

1. Uji normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.

(61)

Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data yang diambil.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N 30 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.47335385 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .112 Negative -.069 Test Statistic .112

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji one sample kolmogrov-smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai residual dari variabel dependen dan varaiabel independen pada jumlah sampel (n) sebanyak 30 adalah 0,200. Dengan demikian, data dari penelitian ini terdistribusi secara normal karena nilai residual lebih besar dari pada nilai signifikansi yang sudah di tetapkan yaitu 0,05 atau 0,200>0,05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk pengujian hipotesis.

(62)

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.023 4.520 1.775 .087

tenaga_kerja .172 .243 .125 .706 .487 .784 1.276

Modal .431 .150 .510 2.876 .008 .784 1.276

a. Dependent Variable: pendapatan

Sumber : Ouput SPSS (data diolah 2020)

Berdasarkan uji multikolinieritas diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara masing-masing variabel independen dalam model regresi yaitu dengan melihat VIFdan nilai tolerance. Hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memeiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 demikian dengan VIF tidak ada variabel independen yang memeiliki nilai VIF lebih besar dari 10 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara variabel independen atau tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Gambar

Gambar 2.1   Kerangka Pikir .........................................................................
Tabel  1.3  menunjukkan  produksi  dangke  yang  dihasilkan  oleh  usaha  rumah  tangga  dangke  di  Kecamatan  Cendana  Kabupaten  Enrekang  sangatlah  beragam  setiap  hari  tergantung  jumlah  sapi  yang  sedang  dalam  masa  laktasi
Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu   NO  Nama
Gambar 2.1     Kerangka Pikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada lapisan kedua, di peroleh kecepatan gelombang refraksi pada bidang refraktor dengan renge 547 m/s – 2881 m/s yang di indikasikan sebagai batu pasir tuffan. Berdasarkan

Dengan menggunakan tiga puluh indicator yaitu : Perilaku tertib dalam berlalu lintas, Perilaku berusaha mencegah hal-hal yang menimbulkan kecelakaan,

Pendahuluan: Perilaku seksual pada remaja mengindikasikan kerawanan terhadap kejadian penyakit kelamin jika kegiatan tersebut berlanjut atau mengarah kepada yang lebih

Untuk melihat kecukupan unit sampling yang digunakan oleh Susenas, berikut ini dilakukan metode resampling dengan cara mengambil sampel dari data sampel rumah tangga Susenas tahun

Bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis dan menimbulkan pencemaran lingkungan, pada akhirnya memaksa untuk dilakukannya pencarian energi alternatif,

Tahap ini adalah tahap dimana bijih plastik telah diterima oleh perusahaan dan melewati tahap pengujian mutu oleh departemen Quality Assurance,yang dibawah dari gudanag bahan baku

Periode inkubasi (hsi) diamati pada masing-masing perlakuan sejak sehari setelah inokulasi sampai munculnya gejala pertama layu fusarium pada tanaman uji. oxysporum , yaitu

beberapa sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data yang absah. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi metode. Triangulasi