• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ii

KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA

PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN

SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya manajemen Industri

Disusun Oleh :

RIAN ADI WICAKSONO

F3508041

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

vi MOTTO :

Ø Kekurangan dan Kelebihan Seseorang akan Tampak jika Kita Terus menerus Mengoreksi diri Sendiri.

Ø Jangan Lihat Masa Lampau dengan Penyesalan, Jangan Pula Lihat Masa Depan dengan Ketakutan, tapi Lihatlah Sekitar Anda dengan Penuh Kesadaran.

Ø Pandanglah Hari ini, Kemarin Sudah Menjadi Mimpi, dan Esok Hari Hanyalah sebuah Visi, tetapi Hari yang Sungguh Nyata Menjadikan Kemarin Sebagai Mimpi Kebahagiaan dan Setiap Hari Esok Sebagai Visi Harapan.

Ø Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat untuk meraihnya.

Penulis Persembahkan Kepada :

1. Bapak dan Ibu Tercinta 2. Seluruh keluargaku 3. Bagi yang membutuhkan dan mengembangkan ilmu 4. Rekan – rekan MI 2008 5. Almamaterku

(6)

commit to user

vii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI

MOTIF ARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYA SURAKARTA “

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Sebagai seorang individu tentunya tidak bisa lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir penulis memerlukan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.Bambang Sutopo ,M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sinto Sunaryo ,SE,Msi selaku Ketua program studi Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(7)

commit to user

viii

telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan bimbingan dalam penyusunan Tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Muhammad Hanafi Sucipto selaku pimpinan Perusahaan Batik Pelangi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang dan penelitian.

5. Semua pihak yang telah membantu,mendukung dan memberi motivasi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu,saran serta nasihat senantiasa penulis harapkan dari pembaca. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Januari 2012

(8)

commit to user

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Metode Penelitian ... 6

F. Metode Pengumpulan Data ... 7

G. Teknik Pembahasan ... 8

(9)

commit to user

x

A. Pengertian Proses Produksi ... 16

B. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi ... 17

C. Pengertian Manajemen Proyek ... 21

D. Pengertian Penjadwalan (Scheduling) ... 22

E. Pengertian Analisis Network ... 23

F. Metode Analisis Network ... 25

1. PERT ... 25

2. Analisis CPM ... 26

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 28

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 28

2. Lokasi Perusahaan ... 31 3. Struktur Organisasi ... 31 4. Aspek SDM ... 34 5. Aspek Produksi ... 35 6. Hasil Produksi ... 38 7. Aspek Pemasaran ... 38

B. Laporan Magang Kerja ... 38

C. Pembahasan ... 41

1. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sebelum menggunakan network ... 42

2. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sesudah menggunakan network ... 44

3. Perbandingan sebelum menggunakan analisis network dan sesudah menggunakan analisis network... 56

(10)

commit to user xi A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

commit to user

xii

Tabel Halaman

iii.1 Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian batik kombinasi ... 43

iii.2 Urutan pekerjaan atau kegiatan proses produksi batik kombinasi ... 45

iii.3 Perkiraan waktu proses produksi batik kombinasi ... 49

iii.4 Waktu penyelesaian yang diharapkan proses produksi batik

kombinasi ... 51

(12)

commit to user

xiii

Gambar Halaman

i.1 Kerangka Pemikiran ... 12

iii.1 Struktur organisasi ... 32

iii.2 Alur proses produksi batik kombinasi ... 37

iii.3 Diagram network ... 52

(13)

commit to user

xiv

Lampiran 1 Surat pernyataan

Lampiran 2 Surat keterangan magang kerja Lampiran 3 Lembar penilaian magang kerja Lampiran 4 Foto Proses Produksi Batik Kombinasi

(14)

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI

LAWEYAN SURAKARTA RIAN ADI WICAKSONO

F3508041

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi, mengetahui waktu pada masing–masing kegiatan dan hubungan masing–masing kegiatan dalan proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

network dengan metode PERT. Hasil penelitian yang diperoleh, proses

produksi batik kombinasi motif parang jenis katun yaitu: tahap pemotongan ( A ), pengecapan ( B ), pemilihan warna ( C ), pewarnaan I ( D ), nglorod I ( E ), penjemuran I ( F ), pembatikan I ( G ), pewarnaan II ( H ), penjemuran II ( I ), pembatikan II ( J ), pewarnaan III ( K ), nglorod II ( L ), penjemuran III ( M ). dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 693 menit. Dengan menggunakan metode PERT diperoleh hasil jalur kritis dari proses produksi yaitu: A – B – E – F – G – H – I – J – K – L – M dengan waktu yang diharapkan 671,3 menit. Dengan demikian selisih waktu yang ditentukan perusahaan dan dengan metode PERT adalah 21,7 menit.

Dari hasil network tersebut, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi batik kombinasi motif parang jenis katun sudah baik. Tetapi agar efisien waktu dapat tercapai sebaiknya perusahaan mencoba menggunakan analisis Network untuk pelaksanaan proses produksi selanjutnya.

Kata Kunci : Batik, Motif Parang, Katun, Perusahaan Batik Pelangi Surakarta

(15)

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI

LAWEYAN SURAKARTA RIAN ADI WICAKSONO

F3508041

The purpose of this study was to determine the sequence of production processes and network batik combination motif parang kinds of cotton on the Batik Pelangi Company, know the time on each activity and the relationship of each activity role in the production process batik combination motif parang kinds of cotton on the Batik Pelangi Company.

The method used in this study is the analysis of the network by method of PERT. The result obtained, the production process batik combination motif parang kinds of cotton are : pemotongan, ( A), pengecapan ( B ), pemilihan warna ( C ), pewarnaan I ( D ), nglorod I ( E ), penjemuran I ( F ), pembatikan I ( G ), pewarnaan II ( H ), penjemuran II ( I ), pembatikan II ( J ), pewarnaan III ( K ), nglorod II ( L ), penjemuran III ( M ), with the company during the scheduled time 693 minutes. By using PERT critical path result obtained from the production process, namely: A – B – E – F – G – H – I – J – K – L – M with the expended of 671,3 minutes. Thus the difference in the time specified by the company and the PERT method was 21,7 minutes.

From the results of the network, it can be seen in the company’s ability to complete the production of batik combination motif parang kinds of cotton is good. But that can be achieved efficiently when the company should try to use network analysis to further the implementation the production process.

(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterpurukan ekonomi sejak tahun 1997 silam, banyak perusahaan atau unit usaha yang mengalami kemunduran bahkan tidak jarang yang mengalami penutupan usaha. Ditambah lagi dengan adanya era perdagangan bebas membuat perusahaan-perusahaan yang ada harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Tidak bisa dipungkiri persaingan dan perkembangan teknologi dalam dunia usaha semakin ketat, yang ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan produk sejenis dan inovatif. Hal ini menjadi pemicu bagi setiap perusahaan untuk menunjukkan kompetensinya, sehingga para pengusaha dituntut untuk lebih agresif didalam setiap kesempatan agar mampu menghasilkan produk yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan salah satu usaha yang ditempuh perusahaan untuk dapat bersaing adalah dengan melaksanakan proses produksi secara terarah dan sesuai dengan perencanaan, pengendalian serta pengawasan produksi yang matang.

Proses produksi merupakan metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk dengan mengoptimalkan sumberdaya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada (Nasution,

(17)

commit to user

2

2003:3). Pada perusahaan manufaktur proses produksi memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil produksi, dimana setiap proses produksi dibantu oleh mesin-mesin canggih yang penggunaannya sangat praktis dan pengerjaannya hanya membutuhkan waktu yang singkat. Selain itu pelaksanaan proses produksi juga ditangani oleh para tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297). Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan network sebagai alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan menggunakan analisis network adalah sebagai berikut :

1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis. 2. Penentuan urutan pekerjaan.

3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara

(18)

commit to user

3

keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.

4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.

5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.

6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.

Masalah perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek menjadi hal yang sangat penting, karena dengan perencanaan dan pengendalian yang baik maka perusahaan dapat meminimumkan waktu yang dibutuhkan menyelesaikan seluruh proses produksi. Sehingga akan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan itu sendiri.

Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan tekstil yang bergerak di bidang pembuatan batik dalam berbagai proses, yaitu proses tulis dan proses cap. Perusahaan tersebut menggunakan ribuan macam motif dengan jenis macam kain antara lain, jenis katun, syphone, primissima,

(19)

commit to user

4

santung, paris dan sutra. Selama ini Perusahaan Batik Pelangi masih menggunakan teknik pekiraan untuk menentukan jangka waktu penyelesaian proyek. Perusahaan berpedoman pada jumlah permintaan atau order dalam menghasilkan produk, sehingga perusahaan tersebut belum mampu untuk mencapai efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja. Dengan demikian metode analisis network sangat berguna untuk mengatasi pemasalahan perusahaan dalam menentukan efisiensi jangka waktu penyelesaian suatu produksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam menyusun tugas akhir mengambil judul “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI MOTIF PARANG JENIS KATUN PADA PERUSAHAAN BATIK PELANGI DI LAWEYAN SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Masalah-masalah pokok yang mendorong penelitian tentang penerapan analisis network pada Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan sebelum menggunakan metode analisis network ?

2. Bagaimana urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu?

(20)

commit to user

5

3. Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT ?

4. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi bila dilakukan secara normal dan jika menggunakan analisis diagram network?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yang berkaitan dengan penggunaan analisis network pada Perusahaan Batik Pelangi adalah :

1. Mengetahui perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan setelah menggunakan metode analisis network

2. Mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu.

3. Mengetahui waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT.

4. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses produksi bila dilakukan secara normal dan jika menggunakan analisis diagram network.

(21)

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Memberi masukan dan gambaran kepada pemilik perusahaan bahwa dengan menerapkan penggunaan analisis network dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi secara efisien dan pentingnya perencanaan dan pengawasan produksi dalam memperoleh efektivitas waktu dan biaya pembuatan produk yang dihasilkan,

2. Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan tentang penerapan dan penggunaan metode analisis network pada proses produksi.

b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu dan teori yang didapat dari perkuliahan dalam dunia kerja nyata.

3. Bagi Pihak lain

Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian

Untuk mengetahui data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka dibutuhkan obyek penelitian. Dalam hal ini

(22)

commit to user

7

obyek penelitian dilaksanakan BATIK PELANGI yang berlokasi di Karang Turi 1A Pajang Solo 57146.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original ( Kuncoro, 2003:127).

Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan karyawan produksi tentang urutan proses produksi dan waktu penyelesaian tiap tahap, jam kerja kerja karyawan, alat dan bahan baku yang digunakan dan jenis produk yang dihasilkan, struktur organisasi.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data ( Kuncoro, 2003:127).

Data sekunder dalam penelitian ini berupa : a) Data sejarah Perusahaan Batik Pelangi

b) Data struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi c) Proses produksi Perusahaan Batik Pelangi.

(23)

commit to user

8

F. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan komunikasi secara langsung berupa tanya jawab dengan pimpinan perusahaan maupun karyawan yang bersangkutan di dalam perusahaan mengenai proses produksi dan waktu pengerjaan

2. Observasi ( Pengamatan )

Pengumpulan data secara langsung di lapangan atau tempat dimana melakukan penelitian yaitu berupa magang kerja atau pengamatan langsung dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses produksi atau kegiatan lainnya di perusahaan. 3. Study pustaka

Yaitu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari referensi buku-buku panduan dan literatur-literatur lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian.

G. Teknik Pembahasan

1. Sebelum menggunakan metode analisis network :

a) Mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun

(24)

commit to user

9

c) Memperkirakan waktu normal penyelesaian dalam pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun

2. Sesudah menggunakan metode analisis network :

a) Mengidentifikasi semua pekerjaan atau kegiatan dalam proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun dan waktu normal penyelesaian kegiatan tersebut.

b) Menentukan urutan atau routing penyelesaian kegiatan yang logis, yaitu kegiatan atau pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai.

c) Menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan menggunakan metode PERT, dengan rumus :

( )

6 4 m b a ET = + + Dimana :

ET = waktu kegiatan yang diharapkan

a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan dengan baik tanpa hambatan.

m = waktu realistik, waktu kegiatan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal.

b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya.

(25)

commit to user

10

d) Menyusun Diagram Network

1) Setiap kegiatan untuk menyelesaikan proses produksi secara keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol.

2) Menggambarkan diagram network

keterangan :

: anak panah penuh, sebagai simbol kegiatan. : lingkaran, sebagai simbol kejadian atau

peristiwa.

: anak panah terputus-putus, sebagai simbol kegiatan semu.

3) Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan yang terlihat pada diagram network, kemudian dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur. Dengan langkah tersebut dapat ditemukan jalur yang paling panjang ( paling lama ) yang disebut jalur kritis ( Critical Path ).

1 2 3 4 6 5 7 8

(26)

commit to user

11

e) Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan

Dengan diagram network maka dapat diidentifikasi jalur kritisnya, pekerjaan keseluruhan ( ES, LS, EF,LF dan Slack kegiatan ).

a) ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. b) LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir.

c) EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal.

d) LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir. e) S = Waktu Slack atau waktu mundur aktivitas.

Untuk menghitung ES, LS dan S dengan rumus sebagi berikut :

EF = ES + t LF = LS + t

(27)

commit to user 12 H. Kerangka Pemikiran Sebelum Sesudah GAMBAR I.1 KERANGKA PEMIKIRAN Mengidentifikasi semua pekerjaan

Menentukan urutan atau routing penyelesaian

kegiatan yang logis

Menentukan Jalur Kritis Penyelesaian Pekerjaan Metode Network PERT Menyusun Diagram Network Mengidentifikasi

tahap-tahap proses produksi

Menentukan waktu normal tiap-tiap tahap

proses produksi

Menghitung jumlah total waktu penyelesaian

proses produksi

Perbandingan

(28)

commit to user

13

Keterangan :

1. Sebelum ada analisis network :

Perusahaan Batik Pelangi dalam menentukan berapa lama kira-kira waktu yang cepat untuk menyelesaikan produksi masih menggunakan metode perkiraan. Dimana untuk mendapatkan waktu penyelesaian suatu produksi perusahaan mengidentifikasi tahap-tahap dalam pembuatan batik tersebut. Setelah iitu perusahaan menentukan waktu normal tiap-tiap tahap proses produksi. Dengan adanya data tersebut dan tahap-tahapan pembuatan dalam waktu normal maka perusahaan dapat memperkirakan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produksi dengan menjumlahkan waktu-waktu normal pada setiap proses produksi.

2. Sesudah ada analisis network :

Pada Perusahaan Batik Pelangi masih berpedoman pada jumlah permintaan atau order dalam menghasilkan produk. Selama ini perusahaan Batik Pelangi masih menggunakan perkiraan sebagai pedoman untuk menentukan berapa lama kira–kira waktu yang cepat dalam penyelesaian proyek, maka perusahaan tersebut memerlukan suatu metode kerja untuk menganalisanya yang disebut network atau jaringan kerja. Dimana untuk menganalisa metode kerja dengan network maka langkah yang dilakukan perusahaan adalah mengidentifikasi semua pekerjaan atau kegiatan dalam proses pembuatan batik cap motif parang dan waktu normal penyelesaian kegiatan tersebut. Dari hasil data tersebut

(29)

commit to user

14

maka perusahaan dapat menentukan kegiatan atau pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai.

Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan menggunkan metode PERT. Dengan data waktu penyelesaian setiap pekerjaan yang dihasilkan dengan metode PERT maka perusahaan dapat menyusun diagram network. Dari hasil diagram netwok tersebut maka dapat dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur produksi. Dengan langkah tersebut dapat ditemukan jalur yang paling panjang ( paling lama ) yang disebut jalur kritis ( Critical Path ). Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk penyelesaian jalur kritis adalah sama dengan waktu untuk menyelesaikan proyek secara keseluruhan.

3. Perbandingan sebelum menggunakan analisis network dan sesudah menggunakan analisis network

Perusahaan Batik Pelangi dalam menentukan berapa lama kira-kira waktu yang cepat untuk menyelesaikan produksi tanpa metode analisis network hanya dapat memperkirakan waktu normal saja dalam penyelesaiaan proses produksi. Di lain sisi bila Perusahaan Batik Pelangi menggunakan analisis network, perusahaan dapat menentukan waktu yang diharapkan ( expected time )

(30)

commit to user

15

4. Keputusan perusahaan

Dengan perbandingan tersebut maka perusahaan tentunya dapat mengambil keputusan untuk menggunakan metode analisis network atau tetap menggunakan metode manual dalam menentukan waktu yang cepat untuk menyelesaikan proses produksi.

(31)

commit to user

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi

Menurut Subagyo (2000:8–10) Proses produksi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus–menerus dan proses produksi intermittent atau terputus–putus.

1. Proses Produksi Terus–menerus

Proses produksi terus–menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product focus dan biasa digunakan untuk membuat barang yang macammya relatif sama dan jumlah yang dihasilkan banyak sekali. 2. Proses Produksi Terputus–putus

Proses produksi terputus–putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam–macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit.

(32)

commit to user

17

Proses produksi terputus–putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokuskan pada proses atau process focus. Dalam process focus banyak digunakan pada proses pembuatan barang yang bermacam karena macam produknya berganti–ganti.

Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis dan lain–lain. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses produksi, misalkan proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub assembly dan proses perakitan sub assembly menjadi produk jadi (Baroto, 2002:13–14).

B. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Nasution (2003:13) Perencanaan dan pengendalian produksi dapat disebut juga dengan PPC ( Planning Production Control ). PPC dapat didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masak, mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi minmum.

(33)

commit to user

18

Menurut Baroto (2002:14) Perencanaan dan Pengendalian Produksi adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. Perencanaan dan Pengendalian Produk merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat secara nyata). 1. Perencanaan produksi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen, dimana perencanaan tersebut menentukan usaha atau tindakan untuk suatu kegiatan yang diputuskan olah pimpinan. Perencanaan mempunyai arti penting bagi seluruh kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Oleh karena itu, perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diterapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus di evaluasi secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian ( Nasution, 2003:13).

(34)

commit to user

19

2. Pengendalian Produksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tertsebut. Pengendalian yang dimaksud disini adalah pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan. Pengendalian adalah suatu usaha untuk mengamati dan mengevaluasi suatu kegiatan-kegiatan yang dilakukan, supaya sesuai rencana, serta mencatat semua penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan mencari solusinya.

Menurut Nasution (2003:20) Pengendalian dapat di definisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan tersebut.

3. Pengawasan

Sedangkan pengawasan merupakan suatu usaha untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan akan diketahui mana letak penyimpangannya, juga untuk mengetahui

(35)

commit to user

20

seberapa tingkat pencapaian atau penyelesaian kegiatan yang ditentukan.

Menurut Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (2000:127) dalam tahap pengawasan produksi terdapat empat fungsi utama yang terdiri dari :

a) Routing

Usaha untuk menentukan urutan operasi yang akan dilalui, nilai bahan sampai proses produksi selesai.

b) Scheduling

Menentukan rencana waktu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan-pekerjaan dapat dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan.

c) Dispatching

Perintah pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling.

d) Follow - up

Merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengendalian produksi merupakan usaha-usaha manajemen untuk merencanakan dasar-dasar daripada proses produksi dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan pada

(36)

commit to user

21

waktunya dengan biaya yang seminim mungkin dan mengatur serta menganalisa mengenai pengorganisasian dan pengkoordinasian bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan, tenaga manusia dan tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan (Nasution, 2003:14).

C. Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan serta pengendalian. Jadi manajemen bagi suatu proyek sangat penting untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dituju.

Proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan keutuhan sumberdaya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian (Nasution, 2003:11). Sehingga dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan di masukkan untuk melaksanakan tugas dan sasarannya yang telah digariskan dengan jelas.

Jadi yang dimaksud dengan manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan dan waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.

(37)

commit to user

22

Menurut Heizer dan Render (2005:75) Manajemen proyek meliputi tiga fase yaitu :

1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya.

2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing

kegiatan satu dengan yang lainnya.

3. Pengendalian, disini perusahaan mengawasi sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumberdaya agar dapat memenuhi kebutuhan dan biaya.

D. Pengertian Penjadwalan ( Scheduling )

Untuk memudahkan penyelesaian proyek yang rumit dan kompleks memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu perencanaan harus dilengkapi dengan scheduling.

Scheduling adalah penjadwalan kegiatan, suatu kegiatan dijadwal kapan memulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhir kapan selesainya. Scheduling merupakan bagian dari perencanaan, yaitu perencanaan mengenai waktu melaksanakan kegiatan ( Subagyo, 2000:165).

(38)

commit to user

23

Penjadwalan merupakan kegiatan yang penting dalam penentuan waktu dan urutan dalam kagiatan produksi, dengan penjadwalan perusahaan akan memperoleh gambaran tentang kegiatan produksi yang akan dilaksanakan, sehingga perusahaan dapat memperkirakan waktu dan biaya.

Heizer dan Render (2001:506) Dengan adanya scheduling atau penjadwalan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, maka fungsi pengawasan produksi akan mudah dilaksanakan, karena akan diketahui penyimpangan dan efisiensi waktu yang telah direncanakan dengan waktu yang sesungguhnya dalam proses produksi perusahaan. Scheduling membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia, uang dan material dengan identifikasi hambatan kritis dalam proyek, mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan.

E. Pengertian Analisis Network

Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau

(39)

commit to user

24

terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297).

Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan atau proyek terutama proyek atau pekerjaan yang terdiri atas berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan maka dapat disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja atau karyawan.

Menurut Gitosudarmo (2002:301-302) Diagram network merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan-kegiatan serta kejadian-kejadian didalam melaksanakan proses produksi, dan dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam hal ini terdapat beberapa simbol yang dipergunakan, yaitu :

a. : simbol anak panah, menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud kegiatan disini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan ( resource ) yang ada.

b. : simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol

(40)

commit to user

25

lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian.

c. : simbol anak panah terputus-putus, menunjukkan kegiatan semu ( dummy activity ).

F. Pengertian Metode Analisis Network

Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan digunakan dalam penjadwalan dan pengawasan, yaitu :

1. PERT ( Program Evaluation and Review Technique )

PERT merupakan suatu metode analitis yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan yang kompleks, yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan lain.

PERT mengguanakan tiga estimasi waktu yaitu waktu optimistik, waktu realistik dan waktu pesimistik untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus :

( )

6 4m b a ET= + + Dimana :

(41)

commit to user

26

a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa hambatan-hambatan atau penundaan-pemundaan.

m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.

b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya.

2. Analisis CPM ( Critical Path Method )

Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian yang terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain.

Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh keseluruhan proses produksi itu. (Gitosudarmo, 2002:298).

Adapun sifat-sifat jalur kritis

1. Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi itu.

(42)

commit to user

27

2. Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi itu.

Menurut Heizer dan Render (2001:513), sasaran analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas berikut ini :

1. ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang mendahuluinya harus diselesaikan sebelun suatu aktivitas bisa dimulai.

2. LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek.

3. EF = Earliest Finish , waktu penyelesaian aktivitas paling awal 4. LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir 5. S = waktu slack atau waktu mundur aktivitas,yang sama

dengan (LS – ES ) atau ( LF – EF )

Jadi analisis PERT dan CPM sangat penting bagi suatu proyek, yang digunakan untuk menentukan aktivitas yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga akan menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal.

(43)

commit to user

28

BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Perusahaan Batik Pelangi didirikan oleh Bapak Muhammad Hanafi Sucipto pada tahun 1980. Beliau lahir di Yogyakarta 11 Juni 1949. Awal mulanya sebelum mendirikan sebuah perusahaan batik, Bapak Hanafi bekerja sebagai buruh di Perusahaan Batik Danar Hadi yang sampai sekarang ini menjadi salah satu perusahaan batik yang terkenal di Kota Surakarta. Beliau bekerja sekitar tahun 1976 sampai dengan tahun 1980, tetapi beliau bekerja di Perusahaan Batik Danar Hadi hanya sebentar, setelah itu Bapak Hanafi membantu orangtuanya yang juga sebagai seorang pengusaha batik. Saat itu lokasi perusahaan yang dijalani beliau dengan orangtuanya berada di daerah Kabangan Laweyan Surakarta, yang merupakan lokasi pertama beliau dalam memulai bisnisnya sebagai pengusaha batik.

Dari situlah Bapak Hanafi memiliki kemampuan dalam mengelola dan memanajemeni di bidang batik, serta mempunyai keinginan untuk mendirikan sebuah perusahaan batik sendiri. Alasan lain beliau ingin mendirikan perusahaan batik adalah

(44)

commit to user

29

karena pada waktu itu beliau tidak mempunyai pekerjaan tetap selain membantu orangtuanya dan juga dikarenakan belum ada perusahaan batik didaerah sekitar pada saat itu, sehingga belum banyak pesaing. Dengan keinginannya yang kuat, akhirnya secara perlahan-lahan beliau mampu mendirikan perusahaan batik sendiri dengan dibantu istrinya, perusahaan tersebut berlokasi di Pajang, tepatnya di Jalan Karangturi 1A yang sampai sekarang ini masih menjadi tempat usahanya.

Dengan mempekerjakan kurang lebih seratus orang karyawan, perusahaan batik milik Bapak Hanafi bisa berkembang dan mengalami kemajuan hingga saat ini, yang mampu menghasilkan bermacam-macam batik, baik berupa produk jadi maupun lembaran kain batik. Adapun jenis produknya adalah batik tulis dan batik cap dengan jenis kain katun, primissima, santung, paris dan sutra. Selain itu perusahaan juga memproduksi batik kombinasi, yaitu perpaduan antara batik tulis dan batik cap ( dalam prosesnya).

Sekarang ini Perusahaan Batik Pelangi masih memproduksi ketiga jenis produk tersebut, tetapi untuk batik tulis sendiri mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena batik tulis yang diproduksi perusahaan Bapak Hanafi kalah bersaing di pasaran dengan perusahaan-perusahaan batik lainnya yang sudah

(45)

commit to user

30

mempunyai nama khususya di Kota Surakarta misalnya, batik Danar Hadi. Jadi untuk saat ini Perusahaan Batik Pelangi lebih banyak memproduksi batik cap dan batik kombinasi yang menjadi produk unggulannya.

Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan home industry yang bersifat perseorangan. Dikerenakan perusahaan ini didirikan, dipimpin dan dikelola oleh Bapak Hanafi sendiri dengan dibantu istrinya. Produk yang dihasilkan Perusahaan Batik Pelangi adalah berupa lembaran kain batik dan produk jadi, misalnya kemeja pria, pakaian wanita seperti busana muslim yang memanjang ( abaya ), pakaian anak-anak, sprei dan sarung bantal. Dan untuk sistem produksinya berdasarkan permintaan konsumen atau pesanan (order).

Adapun tujuan dari pendirian Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut :

a. Melestarikan budaya bangsa yang bersifat tradisional agar tetap eksis dan lestari pada masyarakat globalisasi sekarang ini. b. Memperoleh keuntungan.

c. Membuka lapangan pekerjaan, terutama masyarakat sekiitar perusahaan.

d. Mensejahterakan karyawan.

(46)

commit to user

31

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi Perusahaan Batik Pelangi berada di Jalan Karangturi 1A Pajang, Laweyan Surakarta. Dengan letaknya yang strategis sehingga mudah untuk dijangkau. Sejak berdiri sampai sekarang lokasi perusahaan belum pernah berpindah tempat.

Perusahaan ini mempunyai dua bangunan yang mempunyai fungsi berbeda, yaitu bangunan depan digunakan untuk tempat pemasaran dan rumah batik atau showroom. Sedangkan bangunan yang terletak di bagian belakang digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses produksi pembuatan batik.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi alurnya bersifat langsung, yaitu dari pemimpin perusahaan kepada para karyawan yang langsung menjalankan proses produksi tanpa melalui manajer atau supervisor terlebih dahulu. Hal ini disebabkan Perusahaan Batik Pelangi merupakan perusahaan home industri yang sifatnya perseorangan.

Adapun bagan struktur organisasi Perusahaan Batik Pelangi adalah sebagai berikut :

(47)

commit to user

32

Sumber : Perusahaan Batik Pelangi

GAMBAR III.2 STRUKTUR ORGANISASI

Tugas dan wewenang a. Pemimpin Perusahaan

Pemimpin perusahaan merupakan pemilik dari perusahaan itu sendiri, yang bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup perusahaan, sehingga mempunyai wewenang untuk merencanakan semua kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan, mengkoordinir karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan melakukan pengawasan langsung terhadap pekerjaan para

Pemimpin Perusahaan Bagian Produksi Bagian Pemasaran Bagian Administrasi Keuangaan Karyawan

(48)

commit to user

33

karyawan. Selain itu pemimpin perusahaan memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan perusahaan.

b. Bagian Administrasi Keuangan

Bertugas menangani masalah administratif yaitu melakukan pencatatan secara periode, misalnya penggajian karyawan, pemesanan, pemasukan dan pengeluaran perusahaan.

Bagian administrasi dan keuangan juga bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kelancaran administrasi perusahaan. Bagian administrasi keuangan perusahaan ini dipegang oleh pemimpin perusahaan sendiri.

c. Bagian Produksi

Tugas dan wewenang kepala bagian produksi yaitu mengamati dan mengawasi jalannya proses produksi, memberi perintah langsung kepada karyawan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan proses produksi.

d. Bagian Pemasaran

Pemimpin perusahaan turut ambil bagian dalam bidang pemasaran, terutama dalam kebijakan penjualan dan penentuan harga. Untuk bagian pemasaran sendiri mempunyai tugas menangani masalah yang berkaitan dengan promosi dan penjualan, yaitu melayani konsumen yang akan melakukan

(49)

commit to user

34

transaksi dengan perusahaan serta mengadakan hubungan baik dengan penyalur.

e. Karyawan

Bertugas menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya atas beban yang diberikan serta bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan tersebut.

4. Aspek SDM

Untuk saat ini Perusahaan Batik Pelangi mempekerjakan tenaga atau karyawan sebanyak 112 secara keseluruhan. Adapun rinciannya sebagai berikut :

a. Bagian pemotongan : 4 orang b. Bagian pengecapan : 15 orang c. Bagian pewarnaan : 15 orang d. Bagian pembatikan : 50 orang e. Bagian menjahit : 25 orang f. Bagian pemasaran : 3 orang

Berikut jam kerja kayawan di Perusahaan Batik Pelangi adalah :

§ Hari kerja : Senin – Sabtu

§ Hari libur : Minggu

§ Jam kerja : Pukul 08.00 – 16.00, jam istirahat pukul 12.00 – 13.00

(50)

commit to user

35

Di Perusahaan Batik Pelangi tenaga kerjanya bersifat borongan. Jadi untuk upah yang diperoleh masing-masing karyawan berdasarkan banyak sedikitnya hasil pekerjaan, penghitungan upah ditentukan persatuan produk yang dihasilkan dan tergantung pada jenis kain yang digunakan serta tingkat kesulitan pengerjaannya.

Untuk tunjangan yang diberikan karyawan dari perusahaan hanya Tunjangan Hari Raya ( THR ), yang berupa uang tunai dan barang, biasanya batik jadi atau lembaran kain batik yang diproduksi sendiri. Besarnya tunjangan yang dberikan berdasarkan kemampuan perusahaan atau tergantung masa kerja karyawan. 5. Aspek Produksi

a. Jenis produk

Produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Batik Pelangi adalah batik tulis dan batik cap. Jenis kain yang digunakan bermacam-macam antara lain, katun, primissima, santung, paris dan sutra. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi batik kombinasi yaitu perpaduan proses batik tulis dan proses batik cap, yang sekarang ini menjadi produk unggulan.

b. Alat-alat yang digunakan untuk proses produksi batik kombinasi, terdiri dari :

(51)

commit to user

36

2) Wajan, berukuran besar dan kecil untuk mencairkan lilin 3) Kompor ( ukuran kecil dan besar )

4) Alat cap dengan berbagai motif

5) Gawangan ( alat untuk penyangga kain saat membatik ) 6) Meja yang dilapisi busa, digunakan untuk mengecap 7) Bak atau ember pewarnaan dan pencucian

c. Bahan Baku Terdiri dari :

1) Kain mori berwarna putih bersih 2) Malam atau lilin

3) Obat pewarna kain d. Proses Produksi

Untuk proses produksi batik kombinasi melalui beberapa tahap. Dalam pembahasan akan dibahas proses produksi batik kombinasi secara rinci, adapun alur kegiatan proses produksi pada Perusahaan Batik Pelangi sebagai berikut :

(52)

commit to user

37

Sumber : Perusahaan Batik Pelangi GAMBAR III.3

ALUR PROSES PRODUKSI BATIK KOMBINASI Pemotongan kain Pengecapan Pemilihan warna Pewarnaan I Nglorod I Penjemuran I Pembatikan I Pewarnaan II Penjemuran II Pembatikan II Pewarnaan III Nglorod II Penjemuran III

(53)

commit to user

38

6. Hasil Produksi

Produk-produk yang dihasilkan Perusahaan Batik Pelangi berupa produk atau kain jadi, seperti kemeja pria, pakaian wanita, busana muslim wanita ,pakaian anak, sprei dan sarung bantal. Selain itu produk yang dihasilkan berupa lembaran kain batik. 7. Aspek Pemasaran

Untuk daerah pemasaran batik di Perusahaan Batik Pelangi hanya dalam lingkup domestik, yaitu meliputi daerah Surakarta, Yogyakarta dan Jakarta serta ditambah dengan pesanan atau order yang jumlahnya tidak menentu setiap waktunya. Selain itu perusahaan memiliki tempat pemasaran sendiri yang disebut showroom, yang letaknnya masih satu tempat dengan perusahaan.

B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai penunjang perkuliahan diluar kampus dengan berorientasi pada dunia nyata yang merupakan aplikasi teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan. Sebelum melaksanakan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dalam berbagai pengetahuaan praktis. Selain itu magang kerja sebagai syarat dalam penulisan tugas akhir yang harus dan wajib

(54)

commit to user

39

dilaksanakan oleh mahasiswa jenjang diploma tiga Manajemen Industri.

2. Manfaat Magang Kerja

Agar Mahasiswa dapat menerapkan materi-materi selama perkuliahan khususnya dalam bidang industri. Selain itu mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan pegetahuan tentang berbagai aktivitas dalam dunia usaha.

3. Pelaksanaan Magang Kerja

Magang kerja dilakukan di Perusahaan Batik Pelangi, yang beralamat di jalan Karangturi 1a Pajang, Laweyan Surakarta. Pelaksanaannya selama satu bulan lebih, yaitu mulai tanggal 1 Februari 2011–5 Maret 2011. Mahasiswa magang kerja masuk satu minggu tiga kali, dari pukul 09.00-12.00. Dikarenakan pelaksanaan magang kerja tidak ditentukan atau ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Adapun rincian kegiatan yang dilakukan mahasiswa saat magang kerja adalah sebagai berikut :

a. Minggu pertama

1) Melakukan pengenalan pada lingkungan kerja dan melakukan perkenalan dengan pemilik perusahaan, para karyawan di bagian produksi serta melakukan wawancara

(55)

commit to user

40

langsung dengan pemilik perusahaan tentang sejarah perusahaan.

2) Mengamati langsung proses produksi pembuatan batik secara singkat.

b. Minggu kedua

Melakukan observasi dan wawancara langsung dengan karyawan bagian produksi termasuk bagian pembatikan, bagaimana cara kerjannya mulai dari pemotongan kain, pengecapan, proses pewarnaan dan pembatikan serta menanyakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing pekerjaan dan bagaimana tata letak ( layout ) Perusahaan Batik Pelangi.

c. Minggu ketiga

Observasi dan wawancara langsung dengan karyawan bagian konveksi, mulai dari bagaimana pembuatan pola, pemotongan kain dan tahap-tahap menjahit.

d. Minggu keempat

(56)

commit to user

41

C. Pembahasan

1. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sebelum menggunakan network.

Kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun pada Perusahaan Batik Pelangi, meliputi :

a. Tahap Pemotongan

Memotong kain mori sesuai ukuran yang telah ditentukan. b. Tahap Pengecapan ( ngecap )

Memberi motif pada kain mori dengan lilin atau malam yang dipanaskan dalam wajan besar ( grengseng ). Kain dicap diatas meja yang dilapisi busa.

c. Pemilihan warna

Memilih warna sesuai motif kain yang telah dicap. d. Tahap pewarnaan ( ngelir ) I

Pada tahap ini ada dua proses, pertama yaitu kain yang sudah dicap dicelupkan ke dalam bak pewarnaan yang berisi naptol. Proses selanjutnya,kain dicelupkan ke dalam bak berisi air dan garam ( tujuannya untuk memperkuat warna pada kain ).

(57)

commit to user

42

Menghilangkan lilin atau malam pada kain yang sudah dicap dan diwarnai dengan cara direbus dalam bak besar.

f. Tahap penjemuran I

Kain dijemur di tempat yang panas hingga kain kering. g. Tahap Pembatikan ( sungging ) I

Memberi malam pada kain menurut pola dan sesuai coraknya dibagian tepi motif dengan menggunakan canting.

h. Tahap pewarnaan ( ngelir ) II

Memberi pewarnaan kembali pada kain setelah disungging (proses sama dengan tahap pewanaan II ).

i. Tahap penjemuran II

Pada tahap penjemuran II, kain dijemur di tempat teduh atau dalam ruangan. Tujuannya agar kain yang telah di sungging malamnya tidak meleleh.

j. Tahap pembatikan ( sungging ) II

Kain disungging kembali untuk kedua kalinya pada bagian dalam motif.

k. Tahap pewarnaan ( ngelir ) III

Proses sama dengan pewarnaan tahap I dan II. Tujuannya adalah untuk memperkuat warna.

(58)

commit to user

43

Menghilangkan lilin atau malam pada kain setelah proses sungging dan ngelir. Proses sama dengan nglorod tahap I. m. Tahap penjemuran III

Setelah proses nglorod kain dijemur hingga kering ditempat yang panas.

Untuk mempermudah, semua kegiatan di atas dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel III.1

Urutan pekerjaan proses produksi batik kombinasi dan waktu penyelesaian

( dalam satuan menit )

No Kegiatan Simbol Waktu

1. Pemotongan Kain A 6 2. Pengecapan B 10 3. Pemilihan warna C 5 4. Pewarnaan I D 5 5. Nglorod I E 5 6. Penjemuran I F 45 7. Pembatikan I G 210 8. Pewarnaan II H 5 9. Penjemuran II I 75 10. Pembatikan II J 270 11. Pewarnaan III K 5 12. Nglorod II L 7 13. Penjemuran III M 45 Total 693

(59)

commit to user

44

Perkiraan waktu penyelesaian proses produksi didapatkan dengan menjumlahkan waktu normal dalam setiap proses produksi. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

A + B + C + D + E + F + G + H + I + J + K + L + M

6 + 10 + 5 + 5 + 5 + 45 + 210 + 5 + 75 + 270 + 5 + 7 + 45 = 693 Menit. Jadi sebelum perusahaan menggunakan analisis Netwok waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi pembuatan batik motif parang jenis katun adalah 693 Menit.

2. Perencanaan dan pengendalian produksi batik kombinasi motif parang jenis katun di perusahaan batik Pelangi sesudah menggunakan network.

a. Menentukan urutan dan jaringan kerja proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun agar dapat diselesaikan tepat waktu

Kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek diurutkan sesuai dengan pekerjaan, sehingga dapat diketahui kegiatan atau pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum suatu kegiatan lain dapat dimulai, agar data diketahui hubungan ketergantungan yang logis antar kegiatan.

Adapun hubungan ketergantungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(60)

commit to user

45

Tabel III.2

Urutan pekerjaan atau kegiatan proses produksi batik kombinasi

No. Kegiatan Simbol Kegiatan yang mendahului 1. Pemotongan kain A - 2. Pengecapan B A 3. Pemilihan warna C - 4. Pewarnaan I D C 5. Nglorod I E B,D 6. Penjemuran I F E 7. Pembatikan I G F 8. Pewanaan II H G 9. Penjemuran II I H 10. Pembatikan II J I 11. Pewarnaaan II K J 12. Nglorod II L K 13. Penjemuran III M L

Sumber : Perusahaan Batik Pelangi

b. Menentukan perkiraan waktu-waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapatkan waktu yang diharapkan dengan metode PERT.

Dalam penentuan waktu kegiatan yang diperkirakan untuk tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan tidaklah mudah. Maka untuk menentukan waktu kegiatan digunakan metode PERT yang didasarkan pada tiga macam perkiraan waktu, yaitu waktu optimistik, waktu realistik dan waktu optimistik.

Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing elemen pekerjaan adalah sebagai berikut :

(61)

commit to user

46

1) Pemotongan kain, waktu normal yang dibutuhkan adalah 6 menit. Jika kekurangan tenaga kerja maka dapat diselesaikan dalam waktu 8 menit, dan jika tenaga kerja lebih banyak maka dapat selesai dengan waktu 4 menit. 2) Pengecapan, waktu normal yang dibutuhkan adalah 10

menit. Jika malam atau lilin yang dipanaskan sulit mencair, maka pekerjaan dapat selesai dalam waktu 15 meinit, dan jika malam atau lilin mudah mencair maka pekerjaan dapat selesai dalam waktu 7 menit.

3) Pemilihan warna, waktu normal yang dibutuhkan adalah 5 menit. Jika bahan terlalu banyak, maka dapat diselesaikan dalam waktu 7 menit, dan jika bahan sedikit akan selesai lebih cepat dalam waktu 3 menit.

4) Pewarnaan ( ngelir ) I, waktu normal yang dibutuhkan adalah 5 menit. Jika bahan pewarna belum tersedia maka pekerjaan selesai dalam waktu 8 menit, dan jika bahan pewarna telah tersedia pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 2 menit.

5) Nglorod I, waktu normal yang dibutuhkan adalah 5 menit. Jika malam atau lilin yang melekat pada kain sulit dihilangkan dan bahan pembantu yang digunakan belum tersedia seluruhnya maka pekerjaan akan selesai dalam

(62)

commit to user

47

waktu 10 menit, dan jika malam yang melekat pada kain mudah dihilangkan serta bahan pembantu yang digunakan telah tersedia, maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 3 menit.

6) Penjemuran I, waktu normal yang dibutuhkan adalah 45 menit. Jika musim kemarau proses penjemuran akan lebih cepat yaitu 30 menit. Jika musim penghujan maka pekerjaan akan lebih lama diselesaikan, yaitu membutuhkan waktu 55 menit.

7) Pembatikan ( sungging ) I, waktu normal yang dibutuhkan 210 menit. Jika kekurangan tenaga kerja dan bahan pembantu belum tersedia seluruhnya, maka pekerjaan akan selesai dalam waktu 265 menit, dan jika tenaga kerja lebih banyak maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 150 menit.

8) Pewarnaan ( ngelir ) II, waktu normal yang dibutuhkan adalah 5 menit. Jika bahan pewarna belum tersedia maka pekerjaan dapat selesai dalam waktu 10 menit. Dan jika bahan pewarna sudah tersedia maka dapat diselesaikan dalam waktu 3 menit.

9) Penjemuran II, waktu normal yang dibutuhkan adalah 75 menit. Jika tempat atau ruangan tidak mencukupi, maka

(63)

commit to user

48

dapat diselesaikan dalam waktu 85 menit. Dan jika tempat atau ruangan mencukupi maka pekerjaan akan selesai dalam waktu 50 menit.

10) Pembatikan ( sungging ) II, waktu normal yang dibutuhkan adalah 270 menit. Jika tenaga kerja lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 185 menit, dan jika tenaga kerjanya sedikit maka pekerjaan akan selesai dalam waktu 295 menit.

11) Pewarnaan (ngelir ) III, waktu normal yang dibutuhkan adalah 5 menit. Jika bahan pewarna sudah tersedia pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 3 menit. Dan jika bahan pewarna belum tersedia maka pekerjaan akan selesai dalam waktu 10 menit.

12) Nglorod II, waktu normal yang dibutuhkan adalah 7 menit. jika malam atau lilin yang melekat pada kain sulit dihilangkan dan bahan pembantu yang digunakan belum tersedia seluruhnya maka pekerjaan akan selesai dalam wakktu 15 menit. Dan jika malam yang melekat pada kain mudah dihilangkan serta bahan pembantu sudah tersedia maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 4 menit.

13) Penjemuran III, waktu normal yang dibutuhkan adalah 45 menit. Jika musim kemarau proses penjemuran akan lebih

(64)

commit to user

49

cepat yaitu 30 menit. Dan jika musim penghujan maka pekerjaan lebih lama diselesaikan yaitu membutuhkan waktu 60 menit.

Berikut perhitungan perkiraan waktu penyelesaian dalam tabel :

Tabel III.3

Perkiraan waktu proses poduksi batik kombinasi ( dalam satuan menit )

Simbol Kegiatan Waktu Optimistik Waktu Realistik Waktu Pesimistik A 4 6 8 B 7 10 15 C 3 5 7 D 2 5 8 E 3 6 10 F 30 45 55 G 150 210 265 H 3 5 10 I 50 75 85 J 185 270 295 K 3 5 10 L 4 7 15 M 30 45 60

Sumber : Data Primer yang Diolah

Untuk mendapatkan waktu yang diharapkan (ET ) dapat dicari mengggunakan metode PERT, dengan rumus sebagai berikut :

( )

6 4 m b a ET = + +

(65)

commit to user

50

Dimana :

ET = waktu kegiatan yang diharapkan

a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan dengan baik tanpa hambatan.

m = waktu realistik, waktu kegiatan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal.

b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya.

Adapun perhitungan waktu yang diharapkan ( ET ) masing-masing pekerjaan atau kegiatan adalah sebagai berikut :

( )

6 6 8 6 4 4 = + + = A

( )

5 , 10 6 15 10 4 7+ + = = B

( )

5 6 7 5 4 3 = + + = C

( )

5 6 8 5 4 2 = + + = D

( )

5 , 5 6 10 5 4 3 = + + = E

( )

44 6 55 45 4 30 = + + = F

(66)

commit to user 51

(

)

209 6 265 210 4 150 = + + = G

( )

5 , 5 6 10 5 4 3 = + + = H

( )

5 , 72 6 85 75 4 50 = + + = I

(

)

260 6 295 270 4 185 = + + = J

( )

5 , 5 6 10 5 4 3 = + + = K

( )

8 , 7 6 15 7 4 4 = + + = L

( )

45 6 60 45 4 30 = + + = M

Dari perhitungan ( ET ) masing-masing pekerjaan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel III.4

Waktu Penyelesaian yang diharapkan proses produksi batik kombinasi

Simbol Kegiatan

Kegiatan yang mendahului

Waktu yang diharapkan ( ET ) A - 6 B A 10,5 C - 5 D C 5 E B,D 5,5 F E 44 G F 209 H G 5,5

(67)

commit to user 52 I H 72,5 J I 260 K J 5,5 L K 7,8 M L 45 Total 681,3

c. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses jika menggunakan analisis diagram network.

1) Menyusun Diagram Network

GAMBAR III.4 DIAGRAM NETWORK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A B C D E F G H K M I J 13 L

(68)

commit to user

53

2) Menentukan jalur kritis penyelesaian pekerjaan, jalur kritisnya adalah sebagai berikut :

GAMBAR III.5

DIAGRAM NETWORK DENGAN WAKTU PENYELESAIAN 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2 A C 6 B 10,5 5 D 5 E 5,5 F 44 G 209 5,5 H 72,5 I 260 J 5,5 K 7,8 45 L M

(69)

commit to user

54

3) Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan dari diagram network

Berdasarkan gambar dan data diatas terdapat dua jalur kegiatan yaitu : A - B – E – F – G – H – I – J – K – L – M ( 6+ 10,5 + 5,5 + 44 + 209 + 5,5 + 72,5 + 260 + 5,5 + 7,8 + 45 ) dengan jumlah waktu 671,3 menit, dan jalur C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – M ( 5 + 5 + 5,5 + 44 + 209 + 5,5 + 72,5 + 260 + 5,5 + 7,8 +45 ) dengan jumlah waktu 664,8 menit. Jadi jalur kritisnya adalah A – B – E – F – G – H – I – J – K – L – M, karena dengan jumlah terbesar yaitu 671,3 menit.

4) Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan

Setelah diagram network dibuat, dapat ditentukan jalur kritis melalui identifikasi peristiwa – peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan – kegiatan dengan waktu longgar nol atau EF = LF untuk mengetahui waktu paling akhir dalam memulai maupun mengakhiri ( LS dan EF) Dimana :

ES : Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal. LS : Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir. EF :Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal.

(70)

commit to user

55

LF : Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.

S : Slack, waktu mundur aktivitas.

Untuk menghitung ES, LS dan S,dengan rumus sebagi berikut :EF = ES + t

LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF Tabel III.5

Identifikasi kegiatan kritis atau bukan kritis

No Kegiatan Simbol Waktu ES EF LS LF Slack

1. 1-2 A 6 0 6 0 6 0 2. 2-4 B 10,5 6 16,5 6 16,5 0 3. 1-3 C 5 0 5 6,5 11,5 6,5 4. 3-4 D 5 5 10 11,5 16,5 6,5 5. 4-5 E 5,5 16,5 22 16,5 22 0 6. 5-6 F 44 22 66 22 66 0 7. 6-7 G 209 66 275 66 275 0 8. 7-8 H 5,5 275 280,5 275 280,5 0 9. 8-9 I 72,5 280,5 353 280,5 353 0 10. 9-10 J 260 353 613 353 613 0 11. 10-11 K 5,5 613 618,5 613 618,5 0 12. 11-12 L 7,8 618,5 626,3 618,5 626,3 0 13. 12-13 M 45 626,3 671,3 626,3 671,3 0

Dari perhitungan tabel di atas dapat diketahui jalur kritisnya adalah 1 – 2 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – 11 – 12 -13

(71)

commit to user

56

3. Perbandingan Sebelum Menggunakan Analisis Network dan Sesudah Menggunakan Analisis Network

Setelah mengetahui hasil analisis dari perhitungan waktu penyelesaian proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun sebelum menggunakan analisis network dengan sesudah menggunakan analisis network, maka dari hasil masing-masing analisis perhitungan tersebut dibandingkan untuk mengetahui waktu yang lebih efisien untuk diteapkan di Perusahaan batik Pelangi. Adapun analisis perbandingannya adalah sebagai berikut :

a. Sebelum menggunakan analisis network

Proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun dengan metode yang selama ini diterapkan di Perusahaan Batik Pelangi membutuhkan waktu 693 menit.

b. Sesudah menggunakan analisis network

Proses pembuatan batik kombinasi motif parang jenis katun dengan metode analisis network di Perusahaan Batik Pelangi membutuhkan waktu 671,3 menit

Dengan adanya perhitungan waktu penyelesaian proses produksi batik kombinasi motif parang jenis katun sebelum menggunakan analisis network dengan sesudah menggunakan analisis network, maka dapat diketahui bahwa waktu yang

Gambar

Tabel                                                                                                     Halaman
GAMBAR III.5

Referensi

Dokumen terkait

Based on Kolln & Funk (2012, p.135), the post headword position in the noun phrase may contain modifiers of many forms, such as prepositional phrases, participial phrases,

Menurut teori Devito (2011) factor lain yang mempengaruhi keterbukaan diri selain pola asuh orang tua ialah faktor besar kelompok jadi keterbukaan diri lebih banyak

Pada skripsi ini dikaji eksistensi Graf Garis dari Graf Lingkaran, Graf Lengkap dan Graf

pembentukan bank sampah oleh paguyuban pedagang pasar, pemerintah kota Probolinggo telah memposisikan diri sebagai Pemerintahan Yang Berorientasi Pelanggan, yang

[r]

belajar membaca Al-Quran beliau mendengarkan dan memperhatikan kemudian menirukan setelah bacaan malaikat Jibril. Maka penting mempelajari Al-Quran dengan metode

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

Pada proses ini posisi kelelawar dievaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah posisi yang baru dapat menghasilkan nilai objektif yang lebih baik atau