• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penentuan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Salatiga Kabupaten Salatiga Jawa Tengah pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016. Subjek dipilih berdasarkan tipe Multiple Intelligences (kecerdasan majemuk) masing-masing siswa, untuk mengetahui kecerdasan majemuk masing-masing siswa dilakukan tes angket Multiple Intelligences.

Sebelum digunakan untuk menentukan tipe kecerdasan majemuk, angket tersebut diuji cobakan pada siswa kelas IX C SMP Negeri 3 Salatiga pada tanggal 21 September 2015 dan 25 September 2015. Uji coba dilakukan pada siswa kelas IX C SMPN 3 Salatiga dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IX C mempunyai kondisi yang sama atau hampir sama dengan siswa kelas IX D (kelas pemilihan subjek penelitian).

Setelah melalui proses uji coba, angket diuji kepada siswa kelas IX D SMPN 3 Salatiga, data dari hasil uji angket ini kemudian dianalisis guna penentuan subjek yang mencerminkan tiga tipe kecerdasan majemuk. Lembar tes angket yang diujikan dapat dilihat pada Lampiran 2.1 serta hasil penentuan tipe kecerdasan majemuk dapat dilihat pada Lampiran 4.2. Pengambilan data angket kecerdasan majemuk siswa kelas IX D SMPN 3 Salatiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 September 2015 pada pukul 10.35 – 11.15 WIB.

Berdasarkan penggolongan kecenderungan kecerdasan majemuk tersebut, selanjutnya peneliti berkonsultasi dengan guru matematika kelas IXD SMPN 3 Salatiga dengan menunjukkan hasil tipe kecerdasan. Konsultasi dengan guru dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2015 di ruang guru SMPN 3 Salatiga untuk mengetahui siswa yang mampu berkomunikasi verbal dengan baik.

Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu subjek dipilih berdasar kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Siswa-siswa

(2)

commit to user

tersebut akan diberikan tes untuk menentukan kecenderungan tipe kecerdasannya, selanjutnya akan dipilih dari masing-masing tipe kecerdasan, siswa yang dipilih akan diberikan tes pemecahan masalah kemudian dianalisis sehingga memperoleh data kategori intuisi. Pada penelitian ini peneliti menganalisis 2 siswa dengan kecerdasan matematis logis, 2 siswa dengan kecerdasan linguistik, dan 2 siswa dengan kecerdasan visual spasial. Subjek yang terpilih berdasar tipe kecerdasan lebih jelasnya ada pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Subjek Penelitian

No. Inisial

Mengemukakan Pendapat Tipe Kecerdasan Majemuk

Tertulis Lisan Kecerdasan Matematis-Logis Kecerdasan Linguistik Kecerdasan Visual Spasial 1 AK Jelas Jelas √ 2 SP Jelas Jelas √ 3 AA Jelas Jelas √ 4 DD Jelas Jelas √ 5 DT Jelas Jelas √ 6 FA Jelas Jelas √

B. Hasil Pengembangan Instrumen

Hasil pengembangan instrumen yang dibahas adalah hasil pengembangan instrumen bantu pertama berupa angket pengelompokan tipe kecerdasan siswa, instrumen bantu kedua berupa tes tertulis pemecahan masalah matematika pada materi kesebangunan, dan instrumen bantu ketiga berupa pedoman wawancara. Hasil pengembangan instrumen adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Bantu Pertama

Instrumen bantu pertama dalam penelitian ini adalah angket pengelompokan tipe kecerdasan siswa, angket tersebut berisi pernyataan yang mengarah kepada jawaban yang dapat memunculkan tipe kecerdasan masing-masing siswa.

Angket tersebut terdiri dari 45 pernyataan, sebelum digunakan instrumen ini divalidasi oleh dua orang Dosen Psikologi, dan satu orang Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 3 Salatiga.

(3)

commit to user a. Validitas Instrumen

Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa angket yang dibuat telah memiliki kesesuain isi untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa, dan kesesuaian bahasa yang digunakan pada tiap-tiap butir pernyataan apakah sudah sesuai dengan bahasa siswa tingkat SMP sehingga angket dapat dikatakan valid.

Adapun validator instrumen bantu pertama yaitu Arif T. Setyanto, S. Psi, M. Psi., dipilih sebagai validator karena sebagai dosen dipandang sebagai ahli dan praktisi yang telah berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian.

Pratista Arya Satwika, S. Psi, M. Psi. Psi., dipilih sebagai validator karena sebagai dosen dipandang sebagai ahli dan praktisi yang telah berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian.

Ari Sungkono, S. Pd., dipilih sebagai validator karena sebagai Guru Bimbingan Konseling SMPN 3 Salatiga dipandang dapat memberikan masukan mengenai kesesuaian bahasa serta konstruksi yang sesuai dengan siswa SMP. Hal ini disebabkan guru sebagai praktisi lebih mengerti akan kondisi di lapangan.

Adapun rincian validator instrumen pertama tersaji pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nama-nama Validator Instrumen Bantu Pertama (Angket Tipe Kecerdasan Siswa)

No. Nama Pekerjaan

1. Arif T. Setyanto, S. Psi, M. Psi. Dosen pengajar Psikologi pada Prodi Psikologi FK UNS Surakarta

2. Pratista Arya Satwika, S. Psi, M. Psi. Psi. Dosen pengajar Psikologi pada Prodi Psikologi FK UNS Surakarta

3. Ari Sungkono, S. Pd. Guru Bimbingan

Konseling pada SMPN 3 Salatiga

(4)

commit to user

Berdasarkan hasil validasi oleh ketiga validator tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen ini dinyatakan valid oleh ketiga validator, namun ketiga validator menyarankan untuk merevisi dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh siswa tingkat SMP serta sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Validator memberi komentar maupun saran langsung pada naskah instrumen, komentar dan saran lebih mengarahkan pada revisi kata-kata dan penulisan. Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Revisi Instrumen Bantu Pertama (Angket tipe kecerdasan Siswa)

No. Sebelum Revisi Setelah Revisi 1. Saya tidak suka mencari alur

berpikir dari apa saja yang dibicarakan atau dikerjakan orang lain.

Saya tidak mampu berpikir runtut dari persoalan yang saya hadapi.

2. Saya mampu memperkirakan jarak dan keberadaan Saya dengan sebuah benda.

Saya tidak pernah kesulitan dalam menentukan arah mata angin atau kiri dan kanan. 3. Saya sukar melahirkan ide-ide

baru dalam bentuk yang terlihat oleh mata.

Saya sulit melahirkan ide-ide baru dalam bentuk benda-benda yang nyata.

Revisi lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.1

Lembar validasi oleh validator selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.1 dan instrumen tipe kecerdasan yang telah divalidasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

b. Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada subjek yang sama pada waktu yang berlainan atau pada subjek yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.

Uji reliabilitas ini diujikan kepada siswa kelas IX C SMP Negeri 3 Salatiga kabupaten Salatiga sebanyak dua kali uji instrumen

(5)

commit to user

terhadap subjek yang sama dan instrumen yang sama dalam waktu yang berbeda. Uji pertama dilakukan pada tanggal 21 September 2015 dan uji kedua pada tanggal 25 September 2015. Data hasil analisis pengisian angket kecerdasan majemuk tersebut diperoleh data seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Analisis reliabilitas instrumen bantu pertama (Tes Angket Kecerdasan Majemuk Kelas IX C)

No Nama Siswa Tipe Kecerdasan

21 September 2015 25 September 2015 1 Adi Thio Assyari* Visual Spasial Linguistik

2 Andjelitha T. W. P Visual Spasial Visual Spasial 3 Antoineta Adeine Visual Spasial Visual Spasial 4 Arifin Setiawan Visual Spasial Visual Spasial 5 Asna Nurfarikhah Linguistik Linguistik 6 Dewi Suhartini Linguistik Linguistik 7 Dimas Lizay* Matematis Logis Visual Spasial

8 Dimas Sakio Linguistik Linguistik

9 Eka Wahyu Visual Spasial Visual Spasial 10 Fuad Yoga D. T Visual Spasial Visual Spasial 11 Idadh Wira R. A. Visual Spasial Visual Spasial 12 Ihsan Fuadi Visual Spasial Visual Spasial 13 Ilham Ramadhani K. Visual Spasial Visual Spasial 14 Insania Ardila Linguistik Linguistik 15 Joko Purnomo Visual Spasial Visual Spasial 16 Lani Sekarningrum* Visual Spasial Linguistik 17 Mitha Aprilia R. Visual Spasial Visual Spasial 18 Mumtaz Nikhal Matematis Logis Matematis Logis 19 Nia Kurniawati Matematis Logis Matematis Logis 20 Patricia Mayang A Matematis Logis Matematis Logis

21 Rara Ayu D. Linguistik Linguistik

22 Rining Setyowati Linguistik Linguistik 23 Sinta Nabella Matematis Logis Matematis Logis 24 Sweethsy Awinindia Visual Spasial Visual Spasial

25 Tri Endah P. Lingusitik Lingusitik

26 Veni Febriana Matematis Logis Matematis Logis 27 Vicentius Felix Dwi P* Visual Spasial Matematis Logis 28 Windriana Diska A. Matematis Logis Matematis Logis

Keterangan:

Siswa yang bertanda *) adalah siswa yang mengalami perubahan tipe kecerdasan ketika tes pertama dan tes kedua.

(6)

commit to user

Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket yang terlihat pada Tabel 4.4 terdapat 85% dari subjek uji coba mempunyai tipe kecerdasan majemuk yang sama pada uji coba 1 dan uji coba 2. Maka berdasarkan pengertian dari reliabilitas instrumen sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini dikatakan reliabel dan dapat diujikan kepada subjek penelitian.

2. Instrumen Bantu Kedua

Instrumen bantu kedua dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis. Tes tertulis berisi butir soal pemecahan masalah matematika materi kesebangunan. Tes tertulis tersebut terdiri dari 1 butir soal tes pertama dan 1 butir soal kedua yang setipe karena sama-sama merupakan kesebangunan, kedua soal berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dan soal mampu dibayangkan oleh siswa. Perbedaan kedua soal ini hanyalah pada besarnya angka dan satuan, serta cerita pada masalah.

Sebelum digunakan instrumen ini dianalisis secara kualitatif oleh dua orang Dosen Pendidikan Matematika dan satu orang Guru Matematika SMP Negeri 3 Salatiga yang berpengalaman. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen ini sudah dapat digunakan untuk mengungkap intuisi siswa. Analisis dilakukan dengan menentukan kecocokan materi, konstruksi masalah, dan bahasa yang digunakan dalam instrumen dengan kriteria validitas. Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa soal yang dibuat telah memenuhi kecocokan materi, konstruksi masalah, dan bahasa yang digunakan pada tiap butir sehingga dapat digunakan untuk mengungkap intuisi matematika siswa maka soal dikatakan valid. Adapun validator yang dimaksud tersaji pada Tabel 4.5 berikut.

(7)

commit to user

Tabel 4.5 Nama-nama Validator Instrumen Bantu Kedua (Soal Tes Tertulis Intuisi Matematika Siswa)

No. Nama Validator Pekerjaan

1. Dr. Imam Sujadi, M. Si. Dosen Matematika pada Prodi Pendidikan Matematika PPs UNS Surakarta

2. Dr. Budi Usodo, M. Pd. Dosen Matematika pada Prodi Pendidikan Matematika PPs UNS Surakarta

3. Anik Prihati, M. Pd. Guru Matematika pada SMP Negeri 3 Salatiga Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah

Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen bantu kedua yang berupa tes tertulis ini dapat disimpulkan bahwa:

a. Soal nomor 1 dinyatakan valid oleh validator 2 dan 3, sedangkan validator 1 menyatakan valid dengan revisi.

b. Soal nomor 2 dinyatakan tidak valid oleh validator 1, 2, dan 3, sehingga harus diganti.

Lembar validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 3.2 dan instrumen bantu kedua (Soal tertulis pemecahan masalah matematika siswa) yang telah divalidasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.2 dan Lampiran 2.3.

3. Instrumen Bantu Ketiga

Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara, pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan tentang penyelesaian masalah kesebangunan yang telah diperoleh siswa dengan intuisi.

Pedoman wawancara ini memuat pertanyaan-pertanyaan untuk menggali data melalui lisan. Wawancara yang digunakan dimaksudkan untuk mengumpulkan data berupa kata-kata tentang intuisi matematika siswa pada saat menyelesaikan masalah, hasil wawancara kedua merupakan pembanding yang digunakan sebagai triangulasi waktu untuk mengukur valid tidaknya data hasil penelitian. Apabila data yang diperoleh

(8)

commit to user

dari hasil wawancara pertama dan hasil wawancara kedua cenderung sama maka dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh dari tes tersebut valid, sedangkan apabila terdapat perbedaan yang jauh dari data yang diperoleh pada wawancara pertama dengan hasil wawancara kedua maka data tersebut harus direduksi atau dijadikan temuan lain dalam penelitian ini.

Validasi instrumen bantu ketiga (pedoman wawancara) ini dilakukan oleh validator yang sama seperti halnya validator instrumen bantu kedua (soal tes pemecahan masalah matematika siswa), nama-nama validator dapat dilihat pada Tabel 4.5. Hasil validasi menunjukkan bahwa ketiga validator mengatakan bahwa pedoman wawancara valid atau layak digunakan. Hasil validasi oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 3.3 dan instrumen pedoman wawancara secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.4.

C. Pengumpulan Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah intuisi dalam pemecahan masalah matematika siswa secara tertulis maupun lisan yang diperoleh dari hasil think aloud method. Sumber data diperoleh dari informan, yaitu siswa dan guru mata pelajaran matematika. Waktu pengambilan data ditentukan oleh informan yaitu subjek penelitian. Pengambilan data pertama dilaksanakan di ruang kelas IX D SMPN 3 Salatiga pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2015, diikuti oleh keenam siswa dimulai dari pukul 10.25 s.d 13.05 WIB.

Pada pengambilan data pertama, subjek diberikan soal tes pemecahan masalah I tentang kesebangunan. Subjek diminta untuk mengerjakan soal pemecahan masalah sambil mengungkapkan ide secara verbal. Peneliti berinteraksi langsung dengan subjek dan memberikan pertanyaan yang dapat mengungkap intuisi selama mengerjakan soal. Proses pengambilan data direkam dengan alat pendukung. Dari pengambilan data tersebut diperoleh sumber data lainnya berupa data pendukung dan catatan lapangan. Setelah pengambilan data selesai, peneliti menganalisis hasil pengambilan data

(9)

commit to user

tersebut, yaitu data dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan indikator intuisi.

Selanjutnya, dilakukan pengambilan data kedua pada masing-masing subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid dengan cara triangulasi waktu. Subjek diminta mengerjakan tes pemecahan masalah II. Pengambilan data kedua dilaksanakan dalam 3 sesi, sesi pertama di ruang BK SMPN 3 Salatiga pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 untuk subjek kecerdasan matematis logis pada pukul 07.40 s.d. pukul 08.15 WIB. Sesi kedua dilaksanakan di kelas IX D dengan subjek kecerdasan linguistik pada pukul 12.00 s.d. 13.10 WIB. Sesi ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 23 Oktober 2015 di ruang kelas IX D dan diikuti oleh subjek kecerdasan visual spasial pada pukul 11.20 s.d. 12.05 WIB. Langkah-langkah pengumpulan data kedua sama seperti Langkah-langkah pengumpulan data pertama.

Setelah dilakukan pengambilan data pertama dan kedua dari masing-masing subjek penelitian, selanjutnya dilakukan triangulasi waktu dengan membandingkan hasil pengambilan data pertama dan data pengambilan data kedua. Dari hasil triangulasi diperoleh data intuisi dalam pemecahan masalah yang valid untuk ke-6 subjek penelitian. Data valid tiap subjek dengan tipe kecerdasan yang sama kemudian di triangulasi sumber hal ini dilakukan untuk memperoleh konsistensi hasil penelitian, kemudian data yang sama untuk masing-masing tipe kecerdasan dijadikan temuan utama, sedangkan data yang berbeda dijadikan temuan lainnya.

D. Pemaparan Data

Data hasil penelitian adalah data mengenai intuisi matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga dalam menjawab soal matematika yang diberikan dalam bentuk tertulis yang diungkapkan secara verbal. Data intuisi matematika siswa dikelompokkan berdasarkan tipe kecerdasan, yaitu kecerdasan matematis-logis, kecerdasan linguistik, dan kecerdasan visual spasial. Pada masing-masing tipe kecerdasan tersebut dianalisis intuisi

(10)

commit to user

matematika siswa berdasar langkah-langkah pemecahan masalah Polya, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) melaksanakan rencana penyelesaian, dan (4) memeriksa kembali.

Untuk mempermudah dalam menganalisis data, peneliti memberikan inisial pada bagian analisis data dan transkip wawancara sebagai berikut:

a. Inisial “P” : Peneliti

b. Inisial “AK” : Subjek AK dengan tipe kecerdasan matematis-logis c. Inisial “SP” : Subjek SP dengan tipe kecerdasan matematis-logis d. Inisial “AA” : Subjek AA dengan tipe kecerdasan linguistik e. Inisial “DD” : Subjek DD dengan tipe kecerdasan linguistik f. Inisial “DT” : Subjek DT dengan tipe kecerdasan visual spasial g. Inisial “FA” : Subjek FA dengan tipe kecerdasan visual spasial h. Kode Px-yy : x : Tes Pemecahan Masalah ke-x

yy : nomor urut pertanyaan i. Kode MM-yy : MM : Inisial Subjek

Yy : Nomor Urut

Berikut hasil analisis data intuisi subjek saat pemecahan masalah berdasarkan masing-masing tipe kecerdasan.

1. Siswa dengan Kecerdasan Matematis-Logis a. Siswa AK

1. Tes Pemecahan Masalah I

Tes pemecahan masalah I dengan siswa AK dilaksanakan pada hari Senin 12 Oktober 2015, di ruang kelas IX D SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek pnelitian diberi tes pertama berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek AK pada tes pemecahan masalah 1 dapat dilihat pada Lampiran 4.3.

(11)

commit to user a) Memahami Masalah

Siswa AK dapat memahami masalah, terlihat saat siswa AK dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Siswa dapat mengemukakan informasi dari soal secara jelas. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa mengemukakan informasi yang diperoleh.

P1-01 : Sudah dimengerti petunjuknya, jadi sekarang silahkan

dipahami soalnya sambil disebutkan informasi apa saja yang ada di soal ya. Silahkan.

AK1-01 : Baik bu. Diketahui tinggi menara 451 meter, tinggi

menara di foto 20,4 cm, panjang jembatan di foto 2,3 cm

P2-02 : Itu saja informasi yang ada atau ada informasi lain?

AK1-02 : Ehm… yang ditanya panjang jembatan dari menara A

ke menara B.

P1-03 : Ouh masih, sekarang masih ada?

AK1-03 : Tidak bu.

P1-04 : Jadi tadi setelah kamu membaca soal dan didapat

informasi tadi, apa yang pertama kali terlintas? Yang kamu pikirkan?

AK1-04 : Panjang jembatan sama gambar foto.

Siswa AK pada saat memahami masalah menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya, seperti bertanya atau membuat ilustrasi. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self efidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkan info lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

b) Merencanakan Penyelesaian

Siswa AK merencanakan penyelesaian berdasarkan seluruh informasi yang dia ketahui dari soal. Siswa AK langsung mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi. Siswa AK juga

(12)

commit to user

dapat langsung membuat rencana penyelesaian dari masalah tersebut. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P1-05 : Ehm baik, selanjutnya kamu sudah tahu cara

penyelesaiannya?

AK1-05 : Sudah. (sambil tersenyum)

P1-07 : Caranya bagaimana?

AK1-07 : Pakai kesebangunan.

P1-08 : Kesebangunan? Seperti apa?

AK1-08 : Ehm ini kesebangunan antara menara yang sebenarnya

dengan yang di foto.

P1-11 : Ouw kesebangunannya diselesaikan dengan

perbandingan, bisa kamu jelaskan perbandingan yang telah kamu buat? (sambil menunjuk jawaban siswa)

AK1-11 : Panjang jembatan dibanding panjang jembatan di foto

sama dengan tinggi menara dibanding tinggi menara di foto.

Rencana yang dijelaskan siswa AK dikemukakan langsung dengan jelas. Pernyataan yang dikemukakan AK secara langsung, dapat menjelaskan dengan jelas rencana penyelesaian yang akan digunakan tersebut dan dapat diterima sehingga dapat dikatakan AK menggunakan self evidence.

c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa AK melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa AK dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

P1-12 : Baik, silahkan kamu selesaikan. Sambil diucapkan ya

proses penyelesaiannya.

(13)

commit to user

sama 45100. (Berhenti untuk menghitung) Langsung aja lah ya bu, hasilnya 50,84 meter.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa AK hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian yang digunakan siswa AK hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa AK tidak menggunakan intuisi.

d) Memeriksa Kembali

Setelah siswa AK melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawaban yang diperoleh. Tetapi ketika ditanya berkaitan dengan hasil yang diperolehnya, dia sedikit ragu dan ingin mengecek kembali jawabannya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam memeriksa kembali.

P1-14 : Apakah kamu mau mengecek jawabanmu?

AK1-14 : Ehm.. boleh.

P1-15 : Silahkan

Siswa terlihat memeriksa penyelesaian yang telah dilakukan dengan mengecek angka-angka, kemudian mengecek operasi aljabar yang dilakukan.

AK1-15 : Sudah bu.

P1-16 : Jadi, bagaimana hasilnya? (sambil tersenyum)

AK1-16 : Sudah bener kok bu, panjang jembatannya 50,84

meter.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat memeriksa kembali siswa AK mengecek penyelesaian yang dilakukan pada angka-angka yang diketahui, dan juga pada operasi aljabar yang telah dilakukan. Jadi, proses memeriksa kembali yang dilakukan siswa AK dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Tes Pemecahan Masalah II

Tes pemecahan masalah II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 di ruang BK SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek penelitian

(14)

commit to user

diberi tes kedua berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek AK pada tes pemecahan masalah II dapat dilihat pada Lampiran 4.9.

a) Memahami Masalah

Siswa AK dapat memahami masalah, terlihat saat siswa AK dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa menyatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan:

P2-01 : Sudah dimengerti kan? Langsung disebutkan saja

informasi apa yang kamu ketahui dari soal ya. Silahkan dibaca.

AK2-01 : Tinggi bayangan pohon 18 meter, tinggi bayangan Ali

6 meter, tinggi Ali sama dengan tinggi pohon dikurangi 10,4. Trus yang ditanya tinggi pohonnya. P2-02 : Masih ada informasi lain?

AK2-02 : Ehm… sudah.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa AK dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan. Hal itu diperkuat ketika peneliti mengkonfirmasi apa yang sudah siswa AK ungkapkan, berikut kutipan TAP siswa.

P2-03 : Dari masalah kan diketahui tinggi Ali 10,4 kurangnya

dari tinggi pohon, itu langsung jelas atau kamu perlu baca ulang masalahnya?

AK2-03 : Langsung jelas.

P2-04 : Jadi maksud dari tinggi Ali 10,4 kurangnya dari tinggi

pohon itu bagaimana?

AK2-04 : Jadi tinggi Ali itu tinggi pohon dikurangi 10,4. Ehm

gitu, iya bu.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa AK dapat menjelaskan apa yang diketahui dari soal dan bukan hanya sekedar membacanya. Sehingga dapat disimpulkan siswa AK dapat memahami masalah.

(15)

commit to user

Siswa AK memahami masalah dengan menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkn informasi lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

b) Merencanakan Penyelesaian

Siswa AK merencanakan penyelesaian berdasarkan informasi yang ada pada soal. Siswa AK mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi setelah memahami masalah, kemudian langsung membuatnya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P2-05 : Lalu berarti sekarang sudah tahu cara penyelesaiannya?

AK2-05 : Iya bu.

P2-06 : Cara menyelesaikannya menggunakan apa?

AK2-06 : Sama seperti kemarin bu, pakai kesebangunan.

P2-07 : Sekarang kesebangunan seperti apa?

AK2-07 : Kesebangunan antara pohon dan Ali.

P2-08 : Silahkan dibuat penyelesaiannya kalo gitu.

AK2-08 : Tinggi pohon dibanding tinggi Ali sama dengan bayang

tinggi eh.. (berhenti sejenak) panjang bayangan pohon dibanding panjang bayangan Ali. (sambil menuliskan cara penyelesaian yang digunakan)

Rencana yang dijelaskan siswa AK dikemukakan langsung dengan jelas. Ketika peneliti mencoba mengkonfirmasi jawaban siswa AK dengan memberikan rencana penyelesaian (perbandingan) yang berbeda dari yang dibuatnya, siswa AK mampu mempertahankan jawabannya, meskipun berdasar pengalamannya perbandingan yang dibuat berbeda dari saat AK di Madrasah Tsanawiyah (MI). Berikut kutipan TAP siswa AK ketika mempertahankan jawabannya.

(16)

commit to user

P2-09 : Ini kan perbandingannya tinggi pohon dibanding tinggi

Ali sama dengan panjang bayangan pohon dibanding panjang bayangan Ali, bukan tinggi pohon dibanding panjang bayangan pohon sama dengan tinggi Ali dibanding panjang bayangan Ali?

AK2-09 : Dulu waktu saya MI kan caranya tinggi pohon dibanding

panjang bayangan pohon sama dengan tinggi Ali dibanding panjang bayangan Ali, lalu waktu di SMP jadi seperti ini (sambil menunjuk perbandingan yang sudah ditulis), dan saya sudah coba hasilnya sama.

P2-10 : Jadi dengan cara saat di MI dengan cara yang di SMP

sama? AK2-10 : Iya.

Siswa AK mengungkapkan rencana penyelesaian secara langsung, serta siswa AK mampu mempertahankan jawabannya. Rencana penyelesaian tersebut dapat diterima sehingga dapat dikatakan AK menggunakan self evidence. Pernyataan mempertahankan jawabannya dan dapat mengungkapkannya dengan jelas dapat dikatakan siswa AK menggunakan coerciveness.

c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa AK melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa AK dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

P2-12 : Ouwh baik, kalau begitu silahkan kamu selesaikan. Sama

seperti kemarin, sambil diucapkan ya.

AK2-12 : Caranya x dikali 6 sama dengan 18 dikali (x – 10,4), jadi

6x sama dengan 18x dikurangi ehm… (berhenti untuk menghitung) ini 187,2. Trus 6x sama dengan 187,2, (berhenti menghitung lagi) x sama dengan 31,2.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa AK hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian yang digunakan siswa AK hanya dilakukan

(17)

commit to user

langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa AK tidak menggunakan intuisi.

d) Memeriksa kembali

Setelah siswa AK melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawaban yang diperoleh. Tetapi ketika ditanya berkaitan dengan hasil yang diperolehnya, dia sedikit ragu dan ingin mengecek kembali jawabannya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam memeriksa kembali.

P2-13 : Menurut kamu jawaban kamu itu sudah benar?

AK2-13 : Ehm.. Su… dah.

P2-14 : Mau kamu cek?

AK2-14 : Iya.

P2-15 : Silahkan

Siswa memeriksa penyelesaian yang telah dilakukan dengan mengecek operasi aljabar yang dilakukan, dan hasil perhitungan yang diperolehnya.

AK2-15 : Ouwh yang ini kurang pengurangannya, jadinya tinggi

pohon 15,6 meter. (sambil memperbaiki jawaban

sebelumnya)

P2-16 : Jadi hasilnya bukan 31,2 tetapi 15,6?

AK2-16 : Iya bu, tadi salah nguranginnya. Yang bener itu tadi 15,6

meter.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat memeriksa kembali siswa AK mengecek penyelesaian yang dilakukan pada angka-angka yang diketahui, dan juga pada operasi aljabar yang telah dilakukan. Jadi, proses memeriksa kembali yang dilakukan siswa AK dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

(18)

commit to user

Triangulasi waktu pada siswa AK untuk masalah I dan masalah II.

Berdasarkan hasil analisis TAP untuk pemecahan masalah I dan analisis TAP untuk pemecahan masalah II, selanjutnya dilakukan triangulasi untuk mengetahui valid tidaknya data yang diperoleh. Data siswa AK yang valid selanjutnya dianalisis berdasarkan karakteristik intuisi untuk dapat ditarik kesimpulan. Hasil analisis TAP tes pemecahan masalah siswa AK disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil analisis TAP tes pemecahan masalah siswa AK Proses

pemecahan masalah

TAP tes pemecahan masalah I

TAP tes pemecahan masalah II

Memahami masalah

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara jelas.

2. Menerima masalah secara langsung dan menerima-nya. (self evidence) 3. Tidak membutuhkan

informasi (pendukung eksternal) untuk men-dukung informasi yang diperoleh. (intrinsic certainty)

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanya-kan secara jelas. 2. Menerima masalah

secara langsung dan menerimanya. (self evidence)

3. Tidak membutuhkan informasi (pendukung eksternal) untuk men-dukung informasi yang diperoleh. (intrinsic certainty)

Merencanakan penyelesaian

1. Secara langsung me-ngetahui cara penyelesai-an, dan langsung

merencanakan penyelesai-an setelah memahami masalah. (self evident)

1. Secara secara langsung mengetahui cara penyelesaian, dan langsung merencanakan penyelesaian setelah memahami masalah. (self evident) Melaksanakan rencana penyelesaian

1. Menggunakan cara yang direncanakan.

2. Hanya melakukan operasi aljabar dan di-lakukan langkah demi langkah sesuai rencana penyelesaian yang dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari.

1. Menggunakan cara yang direncanakan. 2. Hanya melakukan

operasi aljabar dan di-lakukan langkah demi langkah sesuai rencana penyelesaian yang dibuat untuk mendapat-kan jawaban yang dicari.

(19)

commit to user Proses

pemecahan masalah

TAP Tes pemecahan masalah I

TAP tes pemecahan masalah II

Melaksanakan rencana penyelesaian

3. Mengetahui cara lain untuk memecahkan masalah yang di-kemukakan tetapi tidak menggunakan-nya. Memeriksa

kembali

1. Menggeneralisasi jawaban berdasar penyelesaian yang sudah dikerjakan. 2. Meyakini benar atas

langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

1. Menggeneralisasi jawaban berdasar pe-nyelesaian yang sudah dikerjakan dan menemu-kan kesalahan pada operasi pengurangan dan langsung memperbaiki-nya.

2. Meyakini benar atas langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

Dari perbandingan TAP intuisi siswa dalam tes pemecahan masalah I dan tes pemecahan masalah II diperoleh data yang valid sebagai berikut:

a. Memahami masalah

Subjek dapat mengetahui informasi dari masalah yang diberikan, secara langsung setelah membacanya dan tidak membutuhkan pembenaran. Subjek juga tidak memerlukan informasi lain untuk mengetahui informasi dari masalah tersebut. Sehingga, dalam memahami masalah siswa menggunakan self-evidence dan intrinsic certainty yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

b. Merencanakan penyelesaian

Subjek secara langsung mengetahui penyelesaian dari masalah yang diberikan setelah memahami masalah dan subjek tidak membutuhkan pembenaran. Sehingga, dalam merencanakan penyelesaian masalah siswa menggunakan self-evidence yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

(20)

commit to user c. Melaksanakan rencana penyelesaian

Subjek melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan rencana penyelesaian yang telah dibuat tanpa membaca soal lagi, penyelesaian tersebut hanya melakukan operasi aljabar dan dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Sehingga, dalam melaksanakan rencana penyelesaian, tidak didapati suatu pemikiran baru sebagai langkah awalnya. Dengan demikian, subjek tidak menggunakan intuisi.

d. Memeriksa kembali

Subjek memeriksa kembali secara langsung berdasarkan langkah penyelesaian yang sudah dibuatnya, dan kemudian meyakini kebenarannya sehingga subjek menggunakan intuisi conclusive.

b. Siswa SP (Matematis Logis) 1. Tes Pemecahan Masalah I

Tes pemecahan masalah I dengan siswa SP dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2015 di ruang kelas IX D SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek pnelitian diberi tes pertama berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek SP pada tes pemecahan masalah I dapat dilihat pada Lampiran 4.4.

a) Memahami Masalah

Siswa SP dapat memahami masalah, terlihat saat siswa AK dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Siswa dapat mengemukakan informasi dari soal secara jelas. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa mengemukakan informasi yang diperoleh:

(21)

commit to user

dipahami soalnya sambil diucapkan informasi apa saja yang kamu ketahui dari soal ya. Silahkan dibaca.

SP1-01 : Tinggi menara twin tower 451 meter, tinggi menara di

foto 20,4 sentimeter, dan panjang jembatan di foto 2,3 sentimeter.

P2-02 : Apa ada in… (Terpotong oleh lanjutan jawaban SP)

SP1-02 : Yang dicari panjang jembatan menara A ke menara B.

P1-03 : Ehm iya, jadi apa yang dimaksud dari soal ini sudah jelas

ya? Atau masih ada informasi lain. SP1-03 : Tidak bu, sudah jelas.

Siswa SP memahami masalah dengan menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya, seperti bertanya atau membuat ilustrasi. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkan info lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

b) Merencanakan penyelesaian masalah

Siswa SP dalam merencanakan penyelesaian masalah dengan menggunakan seluruh informasi yang ada pada soal. Siswa SP langsung mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi. Siswa SP juga dapat langsung membuat rencana penyelesaian dari masalah tersebut dan menjelaskannya secara lancar. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P1-04 : Setelah baca soal tadi, kamu langsung tahu cara

penyelesaiannya? SP1-04 : Iya.

P1-05 : Cara penyelesaiannya bagaimana?

SP1-05 : Dengan perbandingan.

P1-06 : Perbandingan? Ini soal perbandingan?

SP1-06 : Ehm… ini kesebangunan bu, maksudnya diselesaikan

(22)

commit to user

P1-07 : Ouw baik-baik, lalu seperti apa perbandingan yang kamu

buat? Minta tolong dijelaskan sambil kamu ucapkan saat menulis.

SP1-07 : (siswa menulis sambil menjelaskan apa yang ia tulis)

Untuk nyari panjang jembatan berarti tinggi menara twin tower dibanding tinggi menara di fotonya, sama x dibanding panjang jembatan di foto.

P1-08 : x-nya ini sebagai apa?

SP1-08 : Panjang jembatan.

Rencana yang dijelaskan siswa SP dikemukakan langsung dengan jelas. Pernyataan yang dikemukakan SP secara langsung, dapat menjelaskan dengan jelas perbandingan tersebut dan dapat diterima sehingga dapat dikatakan SP menggunakan self evidence. c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa SP melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa SP dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

P1-09 : Baik silahkan diselesaikan tetapi minta tolong sambil

diucapkan ya pas ngerjainnya.

SP1-09 : Ini (sambil bergumam dan menghitung) 20,4x sama

dengan 103730. Trus x sama dengan 103730 dibagi 20,4, … (mengitung lagi) jadi x sama dengan 58,5 meter. Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa SP hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian yang digunakan siswa SP hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa SP tidak menggunakan intuisi.

(23)

commit to user d) Memeriksa kembali

Setelah siswa SP melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawaban yang diperoleh. Tetapi ketika ditanya berkaitan dengan hasil yang diperolehnya, dia sedikit ragu dan ingin mengecek kembali jawabannya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam memeriksa kembali.

P1-11 : Apakah kamu sudah yakin jawaban kamu ini benar?

SP1-11 : Sepertinya.

P1-12 : Mau kamu cek dulu?

SP1-12 : Iya.

P1-13 : Silahkan dicek.

Siswa terlihat memeriksa penyelesaian yang telah dilakukan dengan mengecek operasi aljabar yang dilakukan.

P1-14 : Bagaimana?

SP1-13 : Sudah bu.

P1-15 : Bagaimana jawabannya?

SP1-14 : Sudah bener bu.

P1-16 : Jadi sudah benar panjang jembatan 58,5 meter.

SP1-15 : Iya bu.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat memeriksa kembali siswa SP mengecek penyelesaian yang dilakukan pada operasi aljabar yang telah dilakukan. Jadi, proses memeriksa kembali yang dilakukan siswa SP dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Tes Pemecahan Masalah II

Tes pemecahan masalah II dengan siswa SP dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 di ruang BK SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek penelitian diberi tes kedua berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek SP pada tes pemecahan masalah II dapat dilihat pada Lampiran 4.10.

(24)

commit to user a) Memahami Masalah

Siswa SP dapat memahami masalah, terbukti saat siswa SP dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa menyatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan:

P2-01 : Sama seperti kemarin, jadi sudah paham ya. Langsung

dibaca dan sebutkan saja informasi apa yang kamu ketahui dari soal. Silahkan SP.

SP2-01 : Iya bu, ini diketahui tinggi bayangan pohon 18 meter,

tinggi bayangan Ali 6 meter, tinggi pohon dikurangi tinggi Ali.

P2-02 : Lalu?

SP2-02 : Nyari tinggi pohon.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa SP dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan. Hal itu diperkuat ketika peneliti mengkonfirmasi apa yang sudah siswa SP ungkapkan, berikut kutipan TAP siswa.

P2-03 : Dari masalah kan diketahui tinggi Ali 10,4 kurangnya dari

tinggi pohon, itu maksudnya bagaimana? SP2-03 : Tinggi pohon dikurangi tinggi Ali.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa SP dapat menjelaskan apa yang diketahui dari soal dan bukan hanya sekedar membacanya. Sehingga dapat disimpulkan siswa SP dapat memahami masalah. Siswa SP memahami masalah dengan menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkn informasi lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

(25)

commit to user b) Merencanakan Penyelesaian

Siswa SP dalam merencanakan penyelesaian menggunakan seluruh informasi yang ada. Siswa SP mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi setelah memahami masalah, kemudian langsung membuatnya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P2-04 : Cara menyelesaikannya pakai apa?

SP2-04 : Pakai perbandingan, eh maksudnya kesebangunan

dengan perbandingan.

P2-05 : Bisa kamu tuliskan caranya? Jangan lupa sambil

disebutkan ya.

SP2-05 : (siswa mengungkapkan rencana penyelesaian sambil

menulis)

Ini tinggi pohon dibanding tinggi bayangan yang 6 meter, ehm..

(berhenti, kemudian melihat soal. Mencoret rencana penyelesaian yang sudah dibuat, dan membuat rencana penyelesaian yang baru)

Tinggi pohon dibanding tinggi bayangan yang 6 meter kemudian x dibandingkan dengan 10,4+x.

P2-06 : Berarti x-nya ini apa?

SP2-06 : Tinggi… (berhenti sejenak), tingginya Ali.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat membuat rencana penyelesaian siswa SP dapat mengemukakan langsung dan menuliskannya dengan jelas. Meskipun pada saat membuat rencana siswa SP mengganti rencana yang telah dibuatnya karena merasa ada yang salah, tetapi siswa SP dapat menjelaskan alasan kenapa dia mengganti rencana penyelesaian yang telah dibuatnya. Berikut adalah kutipan TAP siswa SP dalam mengemukakan alasan mengganti rencana penyelesaian yang telah dibuat:

(26)

commit to user

P2-07 : Ini kenapa kok dicoret? (sambil menunjuk jawaban

yang dicoret)

SP2-07 : Itu salah.

P2-08 : Salahnya kenapa?

SP2-08 : Mikirnya tadi tinggi pohon dikurangi tinggi Ali, trus

yang 10,4 tadi tinggi Ali.

P2-09 : Kok tiba-tiba tahu salah itu gimana?

SP2-09 : Itu tadi inget 10,4 kurangnya itu agak janggal

makanya dibaca lagi ternyata salah yang tadi. P2-10 : Jadi yang sekarang sudah benar?

SP2-10 : Insya Allah bu.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa SP secara jelas mengungkapkan alasan merubah rencana penyelesaiannya. Siswa SP juga meyakini akan kebenaran rencana penyelesaian yang baru. Pernyataan yang dikemukakan SP secara langsung, mampu menjelaskan dengan jelas rencana penyelesaian tersebut, sehingga dapat diterima maka dapat dikatakan SP menggunakan self evident. c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa SP melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa SP dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

P2-11 : Ehm baik, silahkan diselesaikan. Tetapi tetap sambil

diucapkan ya.

SP2-11 : Iya bu, ini 18 dibagi 6 sama dengan x dibagi 10,4+ x, trus

x sama dengan 3 dikali (10,4 + x). (Menghitung) emmm… x sama dengan 31,2 + 3x trus 3x dikurangi x sama dengan 31,2 jadinya 2x sama dengan 31,2. x sama dengan 15,6 meter.

P2-08 : Jadi hasilnya?

SP2-08 : 15,6 meter.

(27)

commit to user

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa SP hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian yang dilakukan siswa SP hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa SP tidak menggunakan intuisi.

d) Memeriksa kembali

Setelah siswa SP melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawaban yang diperoleh. Tetapi ketika ditanya berkaitan dengan hasil yang diperolehnya, dia sedikit ragu dan ingin mengecek kembali jawabannya. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam memeriksa kembali.

P2-13 : Apakah kamu sudah yakin dengan jawabanmu?

SP2-13 : Insya Allah.

P2-14 : Mau kamu cek?

SP2-14 : Iya, dicek.

P2-15 : Silahkan.

Siswa memeriksa penyelesaian yang telah dilakukan dengan mengecek operasi aljabar yang dilakukan.

SP2-15 : Sudah bu, benar 15,6 meter.

P2-16 : Jadi sudah benar hasilnya 15,6 meter?

SP2-16 : Iya, tinggi pohonnya 15,6 meter.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat memeriksa kembali siswa SP mengecek penyelesaian yang dilakukan pada operasi aljabar yang telah dilakukan. Jadi, proses memeriksa kembali yang dilakukan siswa SP dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Triangulasi waktu pada siswa SP untuk masalah I dan masalah II.

Berdasarkan hasil analisis TAP untuk pemecahan masalah I dan analisis TAP untuk pemecahan masalah II, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid tidaknya data yang diperoleh. Data

(28)

commit to user

siswa SP yang valid selanjutnya dianalisis berdasarkan karakteristik intuisi untuk dapat ditarik kesimpulan, data lengkap hasil analisis disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil analisis TAP tes pemecahan masalah siswa SP Proses pemecahan

masalah

TAP tes pemecahan masalah I

TAP tes pemecahan masalah II

Memahami masalah

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara jelas.

2. Menerima masalah secara langsung dan menerimanya. (self evident)

3. Menerima masalah tanpa membutuhkn informasi lain. (intrinsic certainty)

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara jelas.

2. Menerima masalah secara langsung dan menerimanya. (self evident)

3. Menerima masalah tanpa membutuhkn informasi lain. (intrinsic certainty) Merencanakan penyelesaian 1. Secara langsung mengetahui cara penyelesaian, dan langsung merencanakan solusi setelah memahami masalah. (self evident)

1. Secara langsung mengetahui cara

penyelesaian, dan langsung merencanakan solusi

setelah memahami masalah. (self evident)

Melaksanakan rencana penyelesaian

1. Menggunakan cara yang direncanakan.

2. Menggunakan nyelesaian tanpa pe-nyimbolan.

3. Hanya melakukan operasi aljabar dan hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk men-dapatkan jawaban yang dicari.

1. Menggunakan cara yang direncanakan.

2. Menggunakan penyelesaian tanpa penyimbolan.

3. Hanya melakukan operasi aljabar dan hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk men-dapatkan jawaban yang dicari.

Memeriksa kembali

1. Menggeneralisasi jawaban berdasar pe-nyelesaian yang sudah dikerjakan.

2. Meyakini benar atas langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

1. Menggeneralisasi jawaban berdasar penyelesaian yang sudah dikerjakan.

2. Meyakini benar atas langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

(29)

commit to user

Dari perbandingan TAP intuisi siswa dalam tes pemecahan masalah I dan tes pemecahan masalah II diperoleh data yang valid sebagai berikut:

a. Memahami masalah

Subjek dapat mengetahui informasi dari masalah yang diberikan, secara langsung setelah membacanya dan tidak membutuhkan pembenaran. Subjek juga tidak memerlukan informasi lain untuk mengetahui informasi dari masalah tersebut. Sehingga, dalam memahami masalah siswa menggunakan self-evidence dan intrinsic certainty yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

b. Merencanakan penyelesaian

Subjek secara langsung mengetahui penyelesaian dari masalah yang diberikan setelah memahami masalah dan subjek tidak membutuhkan pembenaran. Sehingga, dalam merencanakan penyelesaian masalah siswa menggunakan self-evidence yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

c. Melaksanakan rencana penyelesaian

Subjek melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan rencana penyelesaian yang telah dibuat, penyelesaian tersebut hanya melakukan operasi aljabar dan hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Sehingga, dalam melaksanakan rencana penyelesaian, tidak didapati suatu pemikiran baru sebagai langkah awalnya. Dengan demikian, subjek tidak menggunakan intuisi. d. Memeriksa penyelesaian

Subjek memeriksa kembali secara langsung berdasarkan langkah penyelesaian yang sudah dibuatnya, dan kemudian meyakini kebenarannya sehingga subjek menggunakan intuisi conclusive.

(30)

commit to user

2. Siswa dengan Kecerdasan Linguistik a. Siswa AA

1. Tes Pemecahan Masalah I

Tes pemecahan masaah I dengan siswa AA dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2015 di ruang kelas IXD SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek pnelitian diberi tes pertama berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek AA pada tes pemecahan masalah I dapat dilihat pada Lampiran 4.5.

a) Memahami Masalah

Siswa AA dapat memahami masalah, terlihat saat siswa AA dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Siswa dapat mengemukakan informasi dari soal secara jelas. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa mengemukakan informasi yang diperoleh:

P1-01 : Sudah dimengerti petunjuknya, jadi sekarang silahkan

dibaca soalnya, langsung disebutkan informasi apa saja yang diketahui dari soal ya. Silahkan.

AA1-01 : Nyari panjang jembatan menara dari yang diketahui

tinggi menara 451 meter, tinggi menara di foto 20,4 cm, dan panjang jembatan yang di foto 2,3 cm.

P2-02 : Apakah masih ada informasi lain?

AA1-02 : Ndak bu.

Siswa AA pada saat memahami masalah menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya, seperti bertanya atau membuat ilustrasi. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkan

(31)

commit to user

informasi lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

b) Merencanakan Penyelesaian

Siswa AA merencanakan penyelesaian berdasarkan seluruh informasi yang dia ketahui dari soal. Siswa AA langsung mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi. Siswa AA juga dapat langsung membuat rencana penyelesaian dari masalah tersebut. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P1-03 : Pas baca masalah tadi, kamu langsung tahu

penyelesaiannya pakai apa? AA1-03 : Iya.

P1-04 : Lalu cara menyelesaikannya menggunakan apa?

AA1-04 : Ini buat perbandingan, antara tinggi menara dibanding

tinggi menara di foto sama dengan panjang jembatan dibandingkan panjang jembatan di foto. (langsung menjawab dan menjelaskan)

Rencana yang dijelaskan siswa AA dikemukakan langsung dengan jelas setelah memahami masalah. Pernyataan yang dikemukakan AA secara langsung, dapat menjelaskan dengan jelas dan rencana penyelesaian tersebut dapat diterima sehingga dapat dikatakan AA menggunakan self evidence.

c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa AA melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa AA dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

(32)

commit to user seperti barusan ya.

AA1-05 : Iya bu. Ini tinggal dimasukkan angkanya. 451 meter

dibanding 20,4 sentimeter sama dengan panjang jembatan (tetapi ditulis pj) dibanding 2,3 sentimeter. Trus 20,4 dikali panjang jembatan sama dengan 45100 dikali 2,3 meter (satuan meter juga ditulis) trus (diam sambil mengitung, menulis) diperoleh panjang jembatan sama dengan 5084,8 sentimeter. Jadinya panjang jembatan 50,848 meter.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa AA hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian siswa AA hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa AA tidak menggunakan intuisi.

d) Memeriksa kembali

Setelah siswa AA melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawabannya dan dapat menjelaskan dengan rinci sehingga dia yakin tidak ingin mengecek. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam memeriksa solusi.

P1-06 : Apakah jawaban yang kamu peroleh itu sudah benar?

AA1-06 : Iya.

P1-07 : Apakah kamu sudah yakin?

AA1-07 : Iya.

P1-08 : Tidak ingin dicek dulu?

AA1-08 : Tidak bu.

2. Tes Pemecahan Masalah II

Tes pemecahan masaah II dengan siswa AA dilaksanakan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 di ruang kelas IXD SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek penelitian diberi tes kedua berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah

(33)

commit to user

matematika. Lembar jawaban subjek AA pada tes pemecahan masalah II dapat dilihat pada Lampiran 4.11.

a) Memahami Masalah

Siswa AA dapat memahami masalah, terlihat saat siswa AA dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Siswa dapat mengemukakan informasi dari soal secara jelas. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa mengemukakan informasi yang diperoleh:

P2-01 : Ini sama seperti kemarin ya AA, jadi silahkan dibaca

dan sebutkan informasi apa saja yang kamu ketahui dari soal ya. Silahkan.

AA2-01 : Iya bu. Ditanya tinggi pohon, diketahui tinggi bayangan

pohon 18 meter, tinggi bayangan Ali 6 meter trus tinggi pohon sama dengan tinggi Ali ditambah 10,4.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa AA dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan. Hal itu diperkuat ketika peneliti mengkonfirmasi apa yang sudah siswa AA ungkapkan, berikut kutipan TAP siswa.

P2-02 : Dari masalah kan diketahui tinggi Ali 10,4 kurangnya

dari tinggi pohon, itu maksudnya bagaimana?

AA2-02 : Kalau yang ini (berhenti) maksudnya tinggi Ali itu

tinggi pohon dikurangi 10,4.

Berdasarkan hasil TAP di atas, siswa AA dapat menjelaskan apa yang diketahui dari soal dan bukan hanya sekedar membacanya. Sehingga dapat disimpulkan siswa AA dapat memahami masalah. Siswa AA memahami masalah dengan menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa

(34)

commit to user

membutuhkn informasi lain atau dengan kata lain diterima secara pasti dapat dikatakan sebagai intrinsic certainty.

b) Merencanakan penyelesaian

Siswa AA merencanakan penyelesaian berdasarkan seluruh informasi yang dia ketahui dari soal. Siswa AA langsung mengetahui cara yang digunakan tanpa menggunakan ilustrasi. Siswa AA juga dapat langsung membuat perbandingan dari masalah tersebut. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam menyelesaikan masalah.

P2-03 : Setelah membaca soal tadi apakah kamu langsung tahu

cara penyelesaiannya?

AA2-03 : Iya bu, sama seperti kemarin pakai perbandingan.

P2-04 : Perbandingannya seperti apa?

AA2-04 : Bayangan pohon dibanding dengan bayangan Ali trus

tinggi pohon dengan tinggi Ali. (sambil menulis)

P2-05 : Ini langsung terpikirkan ini caranya atau berpikir-pikir

dulu? AA2-05 : Langsung.

Rencana yang dijelaskan siswa AA dikemukakan langsung dengan jelas setelah memahami masalah. Pernyataan yang dikemukakan AA secara langsung, dapat menjelaskan dengan jelas membuat perbandingan tersebut dapat diterima sehingga dapat dikatakan AA menggunakan self evidence.

c) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa AA melaksanakan rencana penyelesaian secara langsung berdasarkan rencana yang telah dibuat, rencana penyelesaian tersebut dibuat tanpa penyimbolan. Siswa AA dapat mengungkapkan pelaksanaan rencana penyelesaian tersebut dengan jelas. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah.

(35)

commit to user

P2-06 : Baik, silahkan kamu selesaikan sambil diucapkan ya.

AA2-06 : 18 dibagi 16 sama dengan tinggi pohon (dituliskannya

tp) dibanding tinggi pohon dikurangi 10,4. 18 dikali tinggi pohon dikurangi (berhenti untuk menghitung) 187,2 sama dengan 6 dikali tinggi pohon. (diam sambil melakukan perhitungan) diperoleh tinggi pohonnya 15,6 meter bu. Hehe gak papa ya bu gak sambil disebutin semua. (sambil nyengir)

P2-07 : Iya gak papa kok, jadi diperoleh tinggi pohonnya 15,6

meter? AA2-07 : Iya bu.

Berdasarkan hasil TAP di atas, pada saat melaksanakan rencana penyelesaian siswa AA hanya melakukan operasi aljabar untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Proses melaksanakan rencana penyelesaian siswa AA hanya dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sehingga siswa AA tidak menggunakan intuisi.

d) Memeriksa kembali

Setelah siswa AA melaksanakan rencana penyelesaian dan mendapatkan jawaban, dia merasa yakin dengan jawabannya dan dapat menjelaskan dengan rinci sehingga dia yakin tidak ingin mengecek. Berikut adalah kutipan TAP yang menunjukkan perencanaan siswa dalam memeriksa solusi.

P2-08 : Hasil yang kamu peroleh ini sudah benar?

AA2-08 : Sudah.

P2-09 : Mau kamu cek?

AA2-09 : Nggak bu. (sambil tersenyum)

Triangulasi waktu pada siswa AA untuk masalah I dan masalah II.

Berdasarkan hasil analisis TAP untuk pemecahan masalah I dan analisis TAP untuk pemecahan masalah II, selanjutnya dilakukan triangulasi untuk mengetahui valid tidaknya data yang diperoleh. Data siswa AA yang valid selanjutnya dianalisis berdasarkan karakteristik intuisi untuk dapat ditarik kesimpulan, data lengkap hasil analisis disajikan pada Tabel 4.8 berikut.

(36)

commit to user

Tabel 4.8 Hasil analisis TAP tes pemecahan masalah siswa AA Proses pemecahan

masalah

TAP tes pemecahan masalah I

TAP tes pemecahan masalah II Memahami

masalah

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara jelas.

2. Menerima masalah secara langsung tanpa mem-butuhkan informasi lain. (self evident)

3. Tidak menggunakan pendukung eksternal untuk mendukung kepasti-an renckepasti-ankepasti-anya. (intrinsic certainty)

1. Menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara jelas.

2. Menerima masalah secara langsung tanpa mem-butuhkan informasi lain. (self evident)

3. Tidak menggunakan pendukung eksternal untuk mendukung kepasti-an renckepasti-ankepasti-anya. (intrinsic certainty)

Merencanakan penyelesaian

1. Secara langsung me-ngetahui cara penyelesai-an, dan langsung me-rencanakan solusi setelah memahami masalah. (self evidence)

1. Secara langsung mengetahui cara pe-nyelesaian, dan langsung merencanakan solusi setelah memahami masalah. (self evidence) Melaksanakan

rencana penyelesaian

1. Menggunakan cara yang direncanakan.

2. Menjawab dengan benar berdasarkan rencana pe-mecahan masalah. 3. Menggunakan rencana

penyelesaian dengan keterangan.

4. Hanya melakukan operasi aljabar dan hanya dilaku-kan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari.

1. Menggunakan cara yang direncanakan.

2. Menjawab dengan benar berdasarkan rencana pe-mecahan masalah. 5. Menggunakan rencana

penyelesaian dengan keterangan.

3. Hanya melakukan operasi aljabar dan hanya dilaku-kan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari.

Memeriksa kembali

1. Tidak perlu meng-generalisasi jawaban. 2. Meyakini benar atas

langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

1. Tidak perlu meng-generalisasi jawaban. 2. Meyakini benar atas

langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

(37)

commit to user

Dari perbandingan TAP intuisi siswa dalam tes pemecahan masalah I dan tes pemecahan masalah II diperoleh data yang valid sebagai berikut:

a. Memahami masalah

Subjek dapat mengetahui informasi dari masalah yang diberikan, secara langsung setelah membacanya dan tidak membutuhkan pembenaran. Subjek juga tidak memerlukan informasi lain untuk mengetahui informasi dari masalah tersebut. Sehingga, dalam memahami masalah siswa menggunakan self-evidence dan intrinsic certainty yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

b. Merencanakan penyelesaian

Setelah memahami masalah dan subjek tidak membutuhkan pembenaran. Sehingga, dalam merencanakan penyelesaian masalah siswa menggunakan self-evidence yang merupakan karakteristik dari intuisi affirmatory.

c. Melaksanakan rencana penyelesaian

Subjek melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan rencana penyelesaian yang telah dibuat tanpa membaca soal lagi, penyelesaian tersebut hanya melakukan operasi aljabar dan dilakukan langkah demi langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat untuk mendapatkan jawaban yang dicari. Sehingga, dalam melaksanakan rencana penyelesaian, tidak didapati suatu pemikiran baru sebagai langkah awalnya. Dengan demikian, subjek tidak menggunakan intuisi.

d. Memeriksa penyelesaian

Subjek tidak perlu memeriksa penyelesaian karena merasa yakin dengan jawabannya, sehingga subjek dikatakan tidak menggunakan intuisi conclusive.

(38)

commit to user

b. Siswa DD (Kecerdasan Linguistik) 1. Tes Pemecahan Masalah I

Tes pemecahan masalah I dengan siswa DD dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2015 di ruang kelas IXD SMP Negeri 3 Salatiga. Subjek pnelitian diberi tes pertama berupa soal matematika materi kesebangunan dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu dikerjakan siswa disertai penjelasan secara verbal. Berikut adalah analisis intuisi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Lembar jawaban subjek DD pada tes pemecahan masalah I dapat dilihat pada Lampiran 4.6.

a) Memahami Masalah

Siswa DD dapat memahami masalah, terlihat saat siswa DD dapat menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Siswa dapat mengemukakan informasi dari soal secara jelas. Berikut ini adalah kutipan TAP saat siswa mengemukakan informasi yang diperoleh:

P1-01 : Sudah dimengerti petunjuknya kan jadi silahkan dibaca

sambil kamu sebutkan informasi apa saja yang kamu peroleh dari soal ya. Silahkan.

DD1-01 : Iya bu. Ini Tinggi menaranya 451 meter, tinggi di foto

20,4 sentimeter, panjang jembatan di foto 2,3 sentimeter. Panjang jemban menaranya yang ditanya. P2-02 : Apakah ada informasi lain?

DD1-02 : Tidak. (sambil menggelengkan kepala)

Siswa DD pada saat memahami masalah menerima begitu saja apa yang ada pada soal tanpa membutuhkan informasi lainnya, seperti bertanya atau membuat ilustrasi. Penerimaan secara langsung dari suatu fakta yang ada pada soal tanpa melakukan proses berpikir dan bukan dari pengalaman dapat dikatakan suatu kognisi segera. Penerimaan masalah yang secara langsung dan dapat diterima siswa tanpa pembuktian dan pengecekan lebih lanjut dapat dikatakan koginisi self evidence, dan penerimaan masalah tanpa membutuhkan

Gambar

Tabel 4.1 Subjek Penelitian
Tabel  4.2  Nama-nama  Validator  Instrumen  Bantu  Pertama  (Angket Tipe Kecerdasan Siswa)
Tabel  4.3  Revisi  Instrumen  Bantu  Pertama  (Angket  tipe  kecerdasan Siswa)
Tabel  4.5  Nama-nama  Validator  Instrumen  Bantu  Kedua  (Soal  Tes  Tertulis Intuisi Matematika Siswa)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi kami ini satu museum budaya yang bernafasan kearifian lokal bagi kami, baik dari segi lokasi, bangunan rumah-rumah ada kita buat jadi lebih ekosistem, kemudian

Oleh karena itu untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja adalah dengan penggunaan media pembelajaran Interaktif

Понуђач Понуђачем се сматра: 1.понуђач који наступа самостално(понуду подноси самостално) 2.понуђач који наступа са подизвођачем

Keluaran dari penelitian ini adalah desain kerangka kerja pendeteksi redundansi frase pada pasangan kalimat, sebuah aplikasi pendeteksi redundansi frase pada pasangan

Hal ini kemudian tercermin pada koroid dan epitel pigmen retina sebagai refleks merah linear yang kembali melalui retina sensorik, vitreous, lensa, aqueous, kornea,

Sesuai aturan kepatuhan dan kontrol Penawaran, PO tidak akan diproses dalam skenario ATF (after- the-fact). 3) Mitra harus menyelesaikan Penggunaan Kursi Aktif tambahan dalam

c) Guru dapat memotivasi diri sehingga anak menjadi tertarik dengan permainan kartu huruf. Dari hasil observasi anak dan guru di atas, masih banyak kegiatan yang belum

Sucipto, Ketua BPD Desa Ledong Barat Kecamatan Aek Ledong Kabupaten Asahan, di Kantor Kepala Desa, tanggal 28 September 2018.. Pertanggungjawaban pelaksanaan program dana desa