• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar ips dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example siswa kelas V SDN Sarikarya tahun ajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar ips dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example siswa kelas V SDN Sarikarya tahun ajaran 2015/2016"

Copied!
279
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MODEL EXAMPLE NON-EXAMPLE SISWA KELAS V SDN SARIKARYA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Paskalis Adi Pristanto NIM: 121134086. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah menuntun jalan hidupku Orang tuaku Antonius Adiyono dan Ermina Sriwinarsih Kakakku Laurensia Prista Karina Teman Seperjuanganku Agnes Patriciarini Teman-temanku Bonifatius Sigit Yuniharto, Ibnu Kurniawan, Katarina Dewantari terimakasih untuk doa, semangat dan bantuannya. Para sahabatku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO “Berani melangkah dan berlari dengan gembira”. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 15 Agustus 2016 Peneliti. Paskalis Adi Pristanto. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Nama. : Paskalis Adi Pristanto. Nomor Mahasiswa. : 121134086. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN. PEMBELAJARAN. BERBASIS. MASALAH. MODEL. EXAMPLE NON-EXAMPLE SISWA KELAS V SDN SARIKARYA TAHUN AJARAN 2015/2016” Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyiapkan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Agustus 2016 Yang menyatakan. Paskalis Adi Pristanto. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Siswa Kelas V SDN Sarikarya Tahun Ajaran 2015/2016. Oleh: Paskalis Adi Pristanto 121134086 Latar belakang penelitian ini adalah masih kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS berdasarkan data observasi dan wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya melalui pembelajaran berbasis masalah model example non-example. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sarikarya yang berjumlah 26 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas V SD Negeri Sarikarya melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah model example non-example tahun ajaran 2015/2016. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner keaktifan siswa serta tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah model example nonexample dilakukan dengan tahapan a) menyiapkan gambar-gambar permasalahan, b) menampilkan gambar-gambar permasalahan, c) menganalisis permasalahan pada gambar, d) diskusi kelompok, e) presentasi hasil diskusi, f) menjelaskan materi sesuai tujuan, g) kesimpulan; (2) penerapan pembelajaran berbasis masalah model example non-example dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dari rata-rata kondisi awal 47,98 meningkat pada siklus I sebesar 66,31 dan pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 78,17 dengan kategori aktif. (3) penerapan pembelajaran berbasis masalah model example non-example juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari nilai kondisi awal yaitu 61,61 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 47%, meningkat menjadi 71,15 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 73,1% pada siklus I, dan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa 82,11 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 88,46%. Kata Kunci: Keaktifan, Prestasi Belajar, Example Non-Example. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The Improvement of 5th Grade Students’ Activeness and Achievement in Learning Social Science by Applying Example Non-Example Problem-Based Learning Model at SDN Sarikarya Academic Year 2015/2016 By: Paskalis Adi Pristanto 121134086 The background of this research was the students’ lack of activeness and learning achievement in Social Science. This condition was based on the observation data and interview. This research aimed to describe and improve the 5th grade students’ activeness and achievement in learning Social Science at SDN Sarikarya in academic year 2015/2016 by applying example non-example problem-based learning model. This research is a Class Action Research and the subject of this research was th the 5 grade students of SDN Sarikarya. There were 26 students in academic year 2015/2016. The objects of this research were the activeness and the achievement of the 5th grade students at SDN Sarikarya in learning Social Science through the implementation of example non-example problem-based learning model in academic year 2015/2016.The instruments used in this research were observation, student’s activeness questionnaire, and test. Both quantitative and descriptive analyses were used in this research. The results of the research indicate that: (1) the improvement of the students’ activeness and achievement by implementing example non-example problem-based learning model could be done in several steps a) preparing problem figures, b) showing the problem figures, c) analyzing the problem on the figures, d) group discussion, e) presenting the result of the group discussion, f) explaining the material according to the learning goal, g) proposing conclusion; 2) the implementation of example non-example problem-based learning model could improve the 5th grade students of SDN Sarikarya ‘s activeness with the previous condition average score 47.98 increased to 66.31 in cycle I and 78.17 at the active category in cycle II. (3) The implementation of example non-example problem-based learning model could also improve the students’ learning achievement. The students’ average score was raised from 61.61 to 71.15 in cycle I and raised to 82.11 in cycle II. The percentage of the students whose scores passed the minimum completeness criteria was raised from 47% to 73.1% in cycle I and raised to 88.46% in cycle II. Keywords: activeness, learning achievement, Example Non-example. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Siswa Kelas V SDN Sarikarya Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu senantiasa memberikan rahmat kesehatan serta kelancaran dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan dan pendampingan selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Jaka Triyana, S.Pd. SD. selaku Kepala SD Negeri Sarikarya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 7. Danang Harya Saputra, S.Pd. selaku guru kelas V SD Negeri Sarikarya yang bersedia dengan senang hati mengijinkan, membantu, dan berdiskusi secara aktif selama proses penelitian. 8. Para ahli yang telah bersedia melakukan validasi instrumen penelitian saya. 9. Kedua orang tuaku Antonius Adiyono dan Ermina Sriwinarsih yang senantiasa memberikan dukungan dan selalu mendoakanku. 10. Laurensia Prista Karina, kakakku yang selalu membantu dan menyemangatiku. 11. Agnes Patriciarini, teman seperjuanganku yang selalu menyemangatiku.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Sahabat-sahabatku di kelas B angkatan 2012 yang senantiasa memberikan penghiburan dan semangat. 13. Sahabat-sahabat kos Brojomusti 10 yang bersedia menemaniku ketika mengerjakan skripsi hingga larut malam. 14. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.. Peneliti,. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv. HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii. ABSTRAK ............................................................................................................ viii. ABSTRACT ............................................................................................................ ix. KATA PENGANTAR ........................................................................................... x. DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii. DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv. DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii. BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1. B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6. C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6. D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7. E. Pemecahan Masalah ................................................................................... 7. F. Batasan Pengertian ..................................................................................... 7. G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8. BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 9. A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9. 1. Prestasi Belajar .................................................................................... 9. a. Pengertian Belajar ......................................................................... 9. b. Teori Belajar Konstruktivisme ...................................................... 10. c. Pengertian Prestasi Belajar ............................................................ 12. 2. Keaktifan ............................................................................................. 13. a. Definisi Keaktifan ......................................................................... 13. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Indikator Keaktifan ........................................................................ 14. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example ........ 15. a. Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................... 15. b. Model Example Non-Example ....................................................... 16. c. Kelebihan dan Kekurangan Example Non-Example ..................... 16. d. Langkah-langkah Model Example Non-Example .......................... 17. B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 17. C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22. D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 23. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 24. A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 24. B. Setting Penelitian ....................................................................................... 26. 1. Tempat Penelitian................................................................................ 26. 2. Subjek Penelitian................................................................................. 26. 3. Objek Penelitian .................................................................................. 26. 4. Waktu Penelitian ................................................................................. 26. C. Rencana Tindakan ..................................................................................... 27. 1. Persiapan ............................................................................................. 27. 2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ......................................................... 27. D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35. 1. Wawancara .......................................................................................... 36. 2. Observasi ............................................................................................. 36. 3. Kuesioner............................................................................................. 36. 4. Tes ....................................................................................................... 37. E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 37. 1. Lembar Wawancara ............................................................................. 37. 2. Lembar Observasi................................................................................ 38. 3. Lembar Kuesioner ............................................................................... 38. 4. Lembar Soal Evaluasi .......................................................................... 40. F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................................... 41. 1. Validasi Instrumen .............................................................................. 41. a. Validasi Perangkat Pembelajaran .................................................. 42. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Validasi Soal Evaluasi ................................................................... 43. 2. Reliabilitas Instrumen.......................................................................... 46. G. Analisis Data .............................................................................................. 47. 1. Peningkatan Keaktifan Siswa .............................................................. 47. 2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ..................................................... 48. H. Kriteria Keberhasilan ................................................................................. 49. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 50. A. Kondisi Awal ............................................................................................. 50. B. Pelaksanaan Tiap Siklus ............................................................................ 53. 1. Pelaksanaan Siklus I............................................................................ 53. 2. Pelaksanaan Siklus II .......................................................................... 59. C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 63. D. Pembahasan ............................................................................................... 68. 1. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example NonExample ............................................................................................... 68. 2. Keaktifan Siswa ................................................................................... 69. 3. Prestasi Belajar Siswa ......................................................................... 72. BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75. A. Kesimpulan ................................................................................................ 75. B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 76. C. Saran .......................................................................................................... 76. DAFTAR REFERENSI ......................................................................................... 77. LAMPIRAN .......................................................................................................... 80. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Data Keaktifan Pada Kondisi Awal Siswa Kelas V ................................... 3. Tabel 1.2 Data Prestasi Belajar Siswa Kelas V .......................................................... 4. Tabel 2.1 Ikthiar dan Ciri-ciri Penting Pengajaran Berdasarkan Masalah ................. 10. Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ................................................................................. 37. Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Keaktifan..................................................................... 38. Tabel 3.3 Indikator Kuesioner Keaktifan Siswa ......................................................... 39. Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kuesioner .................................................................. 39. Tabel 3.5 Penskoran Soal Evaluasi............................................................................. 40. Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II............................................. 40. Tabel 3.7 Pedoman Acuan Penilaian .......................................................................... 41. Tabel 3.8 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran............................... 42. Tabel 3.9 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ......................................................... 44. Tabel 3.10 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 45. Tabel 3.11 Kualifikasi Reliabilitas ............................................................................. 46. Tabel 3.12 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi......................................... 46. Tabel 3.13 Klasifikasi Penilaian Keaktifan ................................................................ 48. Tabel 3.14 Kriteria Keberhasilan Penelitian .............................................................. 49. Tabel 4.1 Skor Observasi Keaktifan Belajar Siswa pada Kondisi Awal .................... 51. Tabel 4.2 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Kelas V ................................... 52. Tabel 4.3 Data Keaktifan Siswa Siklus I .................................................................... 64. Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I........................................................... 65. Tabel 4.5 Data Keaktifan Siswa Siklus II .................................................................. 66. Tabel 4.6 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 67. Tabel 4.7 Perbandingan Kondisi Keaktifan Siswa ..................................................... 70. Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Siswa ................................................ 72. Tabel 4.9 Hasil Capaian Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ................................. 73. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Skema Penelitian yang Relevan.............................................................. 21. Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 25. Gambar 4.1 Grafik Capaian Keaktifan Siswa ............................................................ 71. Gambar 4.2 Grafik Capaian Prestasi Siswa ................................................................ 73. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Silabus ................................................................................................ 80. Lampiran 2. a. RPP Siklus I Pertemuan 1 .............................................................. 95 b. RPP Siklus I Pertemuan 2.............................................................. 114 c. RPP Siklus II Pertemuan 1............................................................. 133 d. RPP Siklus II Pertemuan 2 ............................................................ 154. Lampiran 3. Lembar Observasi Keaktifan Siswa ................................................... 174. Lampiran 4. Lembar Kuesioner Keakifan Siswa ................................................... 175. Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II ............................................... 178. Lampiran 6. a. Soal Evaluasi Siklus I..................................................................... 180 b. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ........................................... 183. Lampiran 7. a. Soal Evaluasi Siklus II ................................................................... 184 b. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ......................................... 186. Lampiran 8. a. Data dan Hasil Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I .................... 187 b. Data dan Hasil Validasi Soal Esai Siklus I .................................... 190 c. Data dan Hasil Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II ................... 192 d. Data dan Hasil Validasi Soal Esai Siklus II ................................... 195. Lampiran 9. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................... 197. Lampiran 10 Validasi Lembar Observasi Keaktifan Siswa .................................... 210 Lampiran 11 Validasi Lembar Kuesioner Keaktifan Siswa .................................... 214 Lampiran 12 a. Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ............................... 218 b. Hasil Reliabilitas Soal Esai Siklus I............................................... 219 c. Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II.............................. 220 d. Hasil Reliabilitas Soal Esai Siklus II ............................................. 221 Lampiran 13 a. Penghitungan Skor Observasi Keaktifan Kondisi Awal ................ 222 b. Penghitungan Skor Kuesioner Keaktifan Kondisi Awal ............... 223 Lampiran 14 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Kelas V .......................... 225 Lampiran 15 a. Penghitungan Skor Observasi Keaktifan Siklus I .......................... 226 b. Penghitungan Skor Kuesioner Keaktifan Siklus I ......................... 227 Lampiran 16 a. Penghitungan Skor Observasi Keaktifan Siklus II ......................... 229 b. Penghitungan Skor Kuesioner Keaktifan Siklus II ........................ 230. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 17 a. Sampel Uji Soal Evaluasi Siklus I ................................................. 232 b. Sampel Uji Soal Evaluasi Siklus II ................................................ 235 Lampiran 18 a. Sampel Soal Evaluasi Siklus I........................................................ 238 b. Sampel Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 241 Lampiran 19 a. Sampel Hasil Pengerjaan LKS Siklus I.......................................... 243 b. Sampel Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ........................................ 250 Lampiran 20 Sampel Pengerjaan Media Kartu Bergambar ..................................... 254 Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian............................................................................ 257 Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.................................. 258 Lampiran 23 Dokumentasi Kegiatan ....................................................................... 259. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan pada pasal 3 menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Al-Tabany, 2014:1). Perubahan atau perkembangan dalam pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan ini adalah dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat dan perlu secara terus-menerus sebagai langkah antisipasi kepentingan masa depan yang lebih baik. Pendidikan yang mendukung pembangunan di masa depan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga dapat menghadapi atau memecahkan masalah yang terjadi dalam hidup yang akan dihadapinya. Potensi siswa dapat dikembangkan dengan kegiatan belajar. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga akhir hayat (Siregar, 2010:3). Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya suatu perubahan tingkah laku dalam dirinya. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Nurochim, 2013:6). Sekolah Dasar merupakan tingkatan dasar yang harus dilalui anak-anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Anak perlu mempelajari mengenai aspek kehidupan dan interaksinya dengan masyarakat. Pendidikan IPS. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dengan masyarakat (Susanto, 2013:143). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Guru dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan cara belajar siswanya sebagai upaya mengajarkan pendidikan IPS pada siswa. Menurut Djamarah (dalam Susanto, 2013:153) metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode hendaknya juga disesuaikan dengan tujuan serta diadaptasikan dengan kemampuan siswa. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak guru yang melakukan pembelajaran dalam bidang studi IPS dengan menggunakan metode yang konvensional. Metode yang seperti ini cenderung membuat siswa bersikap pasif (Susanto, 2013:155). Beberapa kelemahan dari model pembelajaran konvensional ini diantaranya, guru kurang mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, namun guru lebih cenderung menggunakan ceramah yang hanya menuntut siswa pada kekuatan ingatan dan hafalan kejadian-kejadian serta nama-nama tokoh, tanpa mengembangkan wawasan berpikir dan penyelesaian masalah yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih aktif (Susanto, 2014:3) Peneliti menemukan permasalahan pada saat melakukan observasi pembelajaran IPS pada tanggal 7 April 2016. Terlihat guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran. Metode ceramah atau metode konvensional yang guru lakukan ini membuat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan rendah serta membuat siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Saat guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan, kurang lebih sebanyak 15 siswa juga hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan yang guru ajukan. Pada saat guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, siswa tersebut menjawab dengan ragu-ragu dan jawabannya pun kurang tepat. Para siswa juga cenderung pasif dan kurang tertarik dalam pembelajaran. Untuk mengukur keaktifan siswa, peneliti melakukan observasi keaktifan dengan menggunakan indikator yang diambil dari indikator keaktifan beberapa ahli. Menurut Sudjana (2004 :61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1).

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2) terlibat dalam pemecahan masalah, 3) bertanya kepada siswa lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, 5) melaksanakan diskusi kelompok, 6) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, 7) kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas persoalan yang dihadapinya, 8) kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas persoalan yang dihadapinya. Menurut Joni (1984:17) keaktifan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain: (1) Siswa menyampaikan pendapat, usul, dan saran, 2) keterlibatan mental siswa dalam kegiatan pembelajaran, 3) peranan guru sebagai fasilitator bagi siswa, 4) siswa belajar dengan pengalaman langsung. (5) Penggunaan variasi bentuk dan alat pembelajaran, 6) interaksi antara siswa yang berkaitan dengan kemampuan kerja sama. Indikator keaktifan yang peneliti gunakan untuk mengukur keaktifan siswa meliputi: 1) membaca materi pelajaran untuk mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah, 2) mendengarkan pendapat teman atau penjelasan guru pada saat pembelajaran berlangsung, 3) menulis materi pembelajaran yang telah disampaikan guru, (4) Melaksanakan tugas belajarnya, 5) berlatih keterampilan untuk menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas, 6) dapat mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah. Indikator keaktifan tersebut peneliti ambil dari indikator keaktifan beberapa ahli di atas. Berdasarkan hasil observasi keaktifan diketahui bahwa keaktifan siswa yang dilakukan pada saat pembelajaran masih rendah. Untuk memperkuat hasil observasi, peneliti menyebarkan kuesioner keaktifan kepada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Berikut merupakan data keaktifan kondisi awal siswa kelas V SD Negeri Sarikarya: Tabel 1.1 Data Keaktifan Pada Kondisi Awal Siswa Kelas V Rata-rata Keaktifan. Rata-rata Keaktifan. Rata-rata. Hasil Observasi. Hasil Kuesioner. Keaktifan. 46,1. 49,8. 47,9. Keterangan Kurang Aktif. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa data nilai rata-rata keaktifan siswa pada kondisi awal yang peneliti peroleh dari hasil observasi adalah 46,1,.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. sedangkan nilai rata-rata kuesioner keaktifan adalah 49,8. Berdasarkan kedua data tersebut kemudian diperoleh rata-rata keaktifan siswa sebesar 47,9 dengan kategori kurang aktif. Data nilai rata-rata keaktifan yang diperoleh sebesar 47,9, peneliti mengkategorikan dengan mengacu pada klasifikasi keaktifan yang dirumuskan oleh Aries dan Haryono (2012:95). Hal di atas juga didukung dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas. Pada saat peneliti bertanya kepada guru kelas seputar keaktifan siswa, beliau mengungkapkan bahwa memang sebagian besar siswa terlihat kurang aktif. Siswa juga jarang sekali untuk bertanya kepada guru seputar materi yang masih kurang dimengerti. Guru juga menceritakan bahwa beberapa siswa terlihat masih malu-malu untuk mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas. Hasil pekerjaan belajar siswa juga kurang memuaskan. Untuk data prestasi belajar kondisi awal siswa kelas V, peneliti menggunakan data hasil nilai ulangan harian siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015. Data prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan KD 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan. Berikut adalah tabel nilai ulangan IPS pada kondisi awal siswa kelas V SDN Sarikarya: Tabel 1.2 Data Prestasi Belajar Awal Siswa Kelas V Ulangan Harian Tahun KKM Rata-rata pelajaran 2014/2015. 65. 61,6. Ketuntasan Ya. Tidak. 16 Siswa (47%). 18 Siswa (53%). Jumlah Siswa 34. Berdasarkan keterangan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada kondisi awal ditinjau dari nilai ulangan tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 34 siswa yaitu 61,61. Siswa yang memenuhi KKM sebanyak 16 siswa dengan persentase 47% dan siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 18 siswa dengan persentase 52%. Batas tuntas atau KKM pada mata pelajaran IPS adalah 65..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Menanggapi permasalahan tersebut, peneliti berupaya mencari solusi untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara langsung untuk berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari mata pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat dalam proses pembelajaran. adalah. strategi. pembelajaran. berbasis. masalah.. Strategi. pembelajaran tersebut menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran dalam hal ini khususnya IPS (Komalasari, 2011:58). Dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran maka siswa akan lebih terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran (Komalasari, 2011:59). Bern dan Erikson (dalam komalasari 2011:59) juga menegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan, peneliti akan mencoba menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan model Example Non-example. Model tersebut dapat membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar atau kasus yang berkaitan dengan materi. Siswa akan diarahkan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah, dan menekankan cara pemecahan masalah yang paling efektif (komalasari, 2010:61). Berdasarkan uraian di atas, peneliti beranjak dari masalah yang ada di SD Negeri Sarikarya dimana siswanya memiliki keaktifan dan prestasi belajar yang rendah, oleh karena hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sesuai dengan judul penelitian ini yang akan menjadi fokus utama penelitian adalah: 1. Mengetahui peningkatan keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD Sarikarya menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example. 2. Pembelajaran IPS pada: -. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.. -. Kompetensi Dasar : 2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.. 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.. 3. Mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Sarikarya menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example. 4. Prestasi belajar yang dimaksud yaitu siswa mencapai standar KKM pelajaran IPS. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah model example nonexample dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS kelas V SD Sarikarya tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah model example nonexample dapat meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SD Sarikarya tahun ajaran 2015/2016?.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016? 2. Pembelajaran berbasis masalah model example non-example dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016. 3. Pembelajaran berbasis masalah model example non-example dapat meningkatkan prestasi belajar kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016. E. Pemecahan Masalah Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya permasalahan mengenai keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Sarikarya. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa masih rendah. Menyikapi hal tersebut, peneliti hendak menerapkan pembelajaran berbasis masalah model example nonexample dalam pembelajaran IPS. Peneliti memilih pembelajaran berbasis masalah model example non-example dengan alasan bahwa pembelajaran ini dapat membuat siswa aktif dengan cara berdiskusi dengan teman kelompok dalam pemecahan masalah serta dapat menyerap materi dengan mudah karena pemberian materi juga menggunakan video pembelajaran dan media kartu bergambar yang dapat menarik perhatian siswa. Melalui pembelajaran berbasis masalah model example non-example ini diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Sarikarya. F. Batasan Pengertian Batasan pengertian terhadap judul penelitian dimaksudkan untuk memperjelas istilah-istilah sehingga tidak menimbulkan pertanyaan atau multi tafsir tentang istilah atau konsep yang digunakan sebagai berikut: 1. Prestasi belajar adalah prestasi belajar yaitu hasil atau taraf kemampuan yang dapat atau telah dicapai oleh seseorang setelah mengikuti pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. pengetahuan dan semua itu merupakan hasil dari kerja keras atau keuletan bekerja. 2. Keaktifan adalah keaktifan merupakan hal di mana siswa mampu mengidentifikasi,. merumuskan,. menemukan. fakta,. menganalisis,. menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Adapun indikator keaktifan meliputi: a) membaca materi pelajaran untuk mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah, b) bertanya kepada siswa lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, c) menulis materi pembelajaran yang telah disampaikan guru, d) melaksanakan diskusi kelompok, e) berlatih keterampilan. untuk. menerapkan. apa. yang telah. diperoleh. dalam. menyelesaikan tugas, f) dapat mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah. 3. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan cara berkelompok sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. 4. Model example non-example merupakan model yang dapat membelajarkan kepekaan siswa terhadap masalah yang ada di sekitar dan lebih melibatkan siswa untuk memperluas pemahaman konsep yang lebih mendalam. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah akan pentingnya metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk ke depannya bagi guru maupun calon guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah model example non-example. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan cara untuk memperdalam ilmu pengetahuan dalam meneliti dan sebagai pemikiran awal guna melakukan penelitian selanjutnya..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, landasan teori digunakan sebagai acuan mendasar untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Adapun uraian bahasan dari landasan teori memuat empat bagian meliputi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan proses belajar. Proses pengetahuan membuat kita dapat memiliki pengetahuan.. Aunurrahman. (2012:38). mengatakan. bahwa. seorang. dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Djamarah (2011; 13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga menyebutkan bahwa belajar adalah proses berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepribadian. Menurut Susanto (2014:1) belajar adalah suatu proses perubahan dalam membentuk dan mengarahkan kepribadian manusia. Perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seseorang.. 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meingkatkan perolehan hasil belajar siswa. Tabel 2.1 Ikthisar dan Ciri-ciri Penting Pengajaran Berdasarkan Masalah Ciri-ciri Penting Landasan Teori. Pengajaran Berdasarkan Masalah Teori Kognitif; Teori Konstruktivis. Pengembangan Teori. Dewe, Vygotsky, Piaget. Hasil Belajar. Keterampilan akademik dan inkuiri. Ciri Pengajaran. Proyek berdasarkan inkuiri yang dikerjakan dalam kelompok. Karakteristik Lingkungan. Fleksibel, lingkungan berpusat pada inkuiri. (Sumber: Al-Tabany, 2014:28) Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang sifatnya relatif ke arah yang lebih baik dari pada sebelumnya, diperoleh. melalui. pengalaman-pengalaman. berinteraksi. dengan. lingkungannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan juga psikomotorik. Belajar juga dapat merubah pola berpikir manusia sehingga banyak kemampuan-kemampuan yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa. b. Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang melandasi strategi pembelajaran berbasis masalah karena menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila itu tidak lagi sesuai (Al-Tabany, 2014:29). Bagi siswa supaya dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah didapat, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu untuk dirinya dengan usaha yang keras. Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Aunurrahman, 2012:48). Menurut teori konstruktivisme, siswa dituntut untuk aktif dalam mencari suatu pengetahuan dan asumsi utama dari teori konstruktivisme adalah manusia merupakan siswa yang aktif mengembangkan pengetahuan bagi dirinya sendiri (Schunk, 2012:320)..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Dalam proses belajar di kelas, menurut Nurhadi (dalam Baharuddin, 2015:165), siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa, dari situ siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain. Dengan dasar seperti itu, maka belajar dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap hidup manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuannya untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Konstruktivisme merupakan hal yang menekankan pada konteks sosial dari pembelajaran bahwa pengetahuan itu dibangun dan dikonstruksikan secara bersama-sama (Santrock, 2007:390). Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain pada saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama. Dalam. pendekatan. pengetahuan. dengan. konstruktivis. Piaget,. mentransformasikan,. siswa. mengkonstruksi. mengorganisasikan,. dan. mereorganisasikan pengetahuan dan informasi sebelumnya. Vygotsky menekankan bahwa murid mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Isi dari pengetahuan ini dipengaruhi oleh kultur di mana. siswa. tinggal,. yang. mencakup. bahasa,. keyakinan,. dan. keahlian/keterampilan (Santrock, 2007:390). Dalam model Piaget dan Vigotsky, guru berfungsi sebagai fasilitator dan membimbing ketimbang sebagai pengatur dan pembentuk pembelajaran anak. Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang secara ringkas menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang (Suparno, 1997:85). Dengan kata lain seseorang dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan menggunakan indra-indranya, baik melalui pengalaman maupun interaksi dengan lingkungannya. Dalam pembelajaran.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. siswa juga akan terlibat aktif dalam menemukan pemecahan suatu masalah. Dalam pembelajaran berkelompok, siswa akan mengkonstruksi pemikiran mereka dan hal ini akan membuat siswa berinteraksi secara aktif dengan teman-temannya atau lingkungannya. Dari beberapa teori yang diungkapkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang sedang dipelajari. Siswa mengkonstruksi pengetahuan awal guna memperoleh pengetahuan supaya dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman. maupun. interaksi. dengan. lingkungan. dan. untuk. mengembangkan dirinya sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing siswa pada saat pembelajaran. c. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu yang telah diperoleh setelah seseorang melakukan kegiatan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi dapat diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan dari proses berusaha atau berlatih. Prestasi belajar memiliki salah satu fungsi utama yaitu sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik (Arifin, 2009:12). Sedangkan Karwati (2014:155) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan yang meliputi segenap ranah psikologis (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik.. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yaitu hasil atau taraf kemampuan yang dapat atau telah dicapai oleh seseorang setelah mengikuti pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan semua itu merupakan hasil dari kerja keras atau keuletan bekerja..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2. Keaktifan a. Definisi Keaktifan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2002:19) keaktifan dapat diartikan sebagai hal atau keadaan di mana siswa dapat aktif. Siswa dapat dikatakan aktif dalam proses belajar mengajar, jika siswa mampu mengidentifikasi,. merumuskan,. menemukan. fakta,. menganalisis,. menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk melatih siswa dalam menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru. Menurut Rusman (2013:324) pembelajaran yang aktif merupakan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas siswa dalam mengakses berbagai informasi di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman serta kompetensinya. Belajar aktif lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok belajar agar tercipta interaksi, aktivitas siswa harus menyenangkan, menarik perhatian, dan memberikan tantangan bagi siswa untuk berpikir dan berkreasi. Dimiyati dan Mudjiono (2010:45) mengatakan bahwa keaktifan dibagi menjadi dua yaitu kegiatan yang mudah diamati sampai kegiatan yang sulit diamati. Kegiatan yang mudah diamati adalah kegiatan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis berlatih keterampilan, dan sebagainya. Kegiatan yang sulit diamati adalah kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil dari suatu percobaan, membandingkan suatu konsep yang lain dan sebagainya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan hal di mana siswa mampu mengidentifikasi, merumuskan, menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk melatih siswa dalam menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru. Belajar aktif akan lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok belajar supaya tercipta interaksi, aktivitas siswa lebih menyenangkan, menarik perhatian, dan memberikan tantangan bagi siswa untuk berpikir dan berkreasi..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. b. Indikator Keaktifan Menurut Sudjana (2004:61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2) terlibat dalam pemecahan masalah, 3) bertanya kepada siswa lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, 5) melaksanakan diskusi kelompok, 6) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya,. 7). kesempatan. menggunakan/menerapkan. apa. yang. diperolehnya dalam menyelesaikan tugas persoalan yang dihadapinya, 8) kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas persoalan yang dihadapinya Menurut Joni (1984:17) keaktifan dapat dibagi menjadi bagian, antara lain: (1) siswa menyampaikan pendapat, usul, dan saran, (2) keterlibatan mental siswa dalam kegiatan pembelajaran, (3) peranan guru sebagai fasilitator bagi siswa, (4) siswa belajar dengan pengalaman langsung, (5) penggunaan variasi bentuk dan alat pembelajaran, (6) interaksi antara siswa yang berkaitan dengan kemampuan kerja sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2002:19) keaktifan dapat diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Siswa dapat dikatakan aktif dalam proses belajar mengajar, jika siswa mampu mengidentifikasi,. merumuskan,. menemukan. fakta,. menganalisis,. menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk melatih siswa dalam menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru Berdasarkan penjelasan indikator-indikator keaktifan di atas, maka peneliti mengambil point-point yang akan dijadikan indikator keaktifan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Membaca materi pelajaran untuk mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah. 2. Bertanya kepada siswa lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 3. Melaksanakan diskusi kelompok..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 4. Melaksanakan tugas belajarnya. 5. Berlatih keterampilan untuk menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas. 6. Dapat mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example a. Pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan pembelajaran dengan. cara. berkelompok. saling. membantu. membangun. konsep,. menyelesaikan persoalan. Menurut Tan (dalam Rusman, 2010:229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pebelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa benar-benar dioptimalkan melalui proses kerja kelompok yang sistematis, sehingga. siswa. mengembangkan. dapat. memberdayakan,. kemampuan. berpikirnya. mengasah, secara. menguji,. dan. berkesinambungan.. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru (al-Tabany, 2014:63) Margetson pembelajaran. (dalam. Rusman,. 2010:230). berbasis. masalah. mengemukakan. membantu. untuk. bahwa. meningkatkan. perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Menurut Ngalimun (2012:89) pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Dari. beberapa. pengertian. di. atas. dapat. disimpulkan. bahwa. pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan cara berkelompok sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. b. Model Example Non-Example Menurut Komalasari (2011:61) example non-example membelajarkan kepekaan siswa terhadap masalah yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efekif, serta melakukan tindak lanjut. Example non-example ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Huda, 2013:234) Menurut Buehl (dalam Huda, 2013:235), model example non-example melibatkan siswa untuk: 1) melibatkan siswa untuk memperluas pemahaman konsep dengan lebih mendalam, 2) melakukan proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari, dan. 3). mengeksplorasi. karakteristik. dari. suatu. konsep. dengan. mempertimbangkan bagian non-example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian example. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model example non-example merupakan model yang dapat membelajarkan kepekaan siswa terhadap masalah yang ada di sekitar dan lebih melibatkan siswa untuk memperluas pemahaman konsep yang lebih mendalam. Pembelajaran disajikan dengan menampilkan gambar-gambar sebagai contoh permasalahan.. c. Kelebihan dan Kekurangan Example Non-Example Kelebihan dari model example non example yaitu : 1) siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, 2) siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa. contoh. gambar,. dan. 3). siswa. diberi. kesempatan. untuk. mengemukakan pendapatnya. Model example non-example juga memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. bentuk gambar, selain karena persiapannya yang terkadang membutuhkan waktu lama (Huda, 2013:236). d. Langkah-langkah Pembelajaran berbasis masalah Model Example Non-Example Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah model Example non-example menurut Komalasari (2011:61-62) berikut ini: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada pada gambar. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dicatat pada kertas. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada tujuh langkah pembelajaran berbasis masalah model example non-example yang dikemukakan oleh Komalasari. B. Penelitian yang Relevan Anggriani (2016) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2014. Tujuan penelitian mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada materi IPS melalui pembelajaran berbasis masalah di kelas IV SD Inpres 1 Margapura. Metode penelitian menggunakan desain PTK dengan subyek penelitian adalah siswa berjumlah 21 orang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan perempuan 10 siswa. Sumber data kuantitatif berupa hasil tes awal dan tes akhir siklus serta data kualitatif berupa observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes awal ada 7 siswa tuntas.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. (33,3%) dan 14 siswa tidak tuntas (66,7%), daya serap klasikal 50,11%. Hasil tes siklus I ada 12 siswa tuntas (57,14%) dan 9 siswa tidak tuntas (42,86%), daya serap klasikal 64,38%. Hasil tes siklus II ada 18 siswa tuntas (85,71%) dan 3 siswa tidak tuntas (14,29), daya serap klasikal 78,57%. Rata-rata hasil observasi aktivitas guru siklus I sebesar 59,3% kategori baik dan siklus II sebesar 90,6% kategori sangat baik. Rata-rata hasil observasi siswa siklus I sebesar 53,1% kategori cukup dan siklus II sebesar 87,5% kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi IPS. Rahayu (2016) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV IPS subjek pada masalah sosial di SDN Jatisari 02 Jember”. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan hasil dari siswa kelas IV belajar melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam studi sosial subjek pada masalah sosial di SDN Jatisari 02 tahun ajaran 2014/2015 Jember. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di SDN Jatisari 02 Jember. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN Jatisari 02 Jember yang terdiri dari 34 siswa. Teknik pengumpulan data penelitian ini meliputi wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan pengamatan keterampilan berpikir kritis siswa dalam gaya klasik pada siklus pra adalah 54,56%, meningkat menjadi 68,82% pada siklus I, dan meningkat menjadi 82,79% pada siklus II. Hasil tes berpikir kritis siswa pada siklus I adalah 75,67% meningkat menjadi 85,29% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian juga mencatat bahwa melalui penerapan masalah berbasis model pembelajaran, hasil belajar siswa meningkat dari 61,76 di pra-siklus ke 77,17 pada siklus I dan siklus II meningkat menjadi 84,94. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam studi sosial pada masalah sosial dapat meningkatkan kritis kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 02 Jatisari Jember. Hayati (2013) melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Kolaborasi Examples Non Examples.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan. keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) kolaborasi Examples Non Examples. Sebelum diadakan tindakan siswa cenderung pasif dan guru sudah mengupayakan strategi pembelajaran lain seperti ceramah, diskusi. Akan tetapi penggunaan strategi tersebut belum mampu meningkatkan keaktifan siswa. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) kolaborasi Examples Non Examples. Subjek dalam tindakan ini adalah siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang berjumlah 20 siswa. Data penelitian ini dikumpulkan melalui informan atau narasumber, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktifitas pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Prosedur dalam penelitian ini terdapat empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Diharapkan dengan penggunaan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) kolaborasi Examples Non Examples dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat minimal 75% dari 20 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dalam berbagai indikator yang telah ditentukan sebelum diadakan tindakan kelas adalah 5 siswa (25%) dari 20 siswa. Setelah dilakukan tindakan dengan strategi yang telah disepakati, siklus I meningkat menjadi 13 siswa (65%) dan siklus II meningkat menjadi 17 siswa (85%). Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang menyatakan “Diduga dari Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) kolaborasi Examples Non-Examples dapat meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Pembelajaran.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 terbukti dan dapat diterima kebenarannya. Wahyudi (2015) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning Model Example Non-Example Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII-1 Di SMP Negeri 2 Singaraja Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) model example non-example pada mata pelajaran IPS kelas VII-1 di SMP N 2 Singaraja pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) model example non-example pada mata pelajaran IPS kelas VII-1 di SMP N 2 Singaraja pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015 dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (3) untuk mengetahui tanggapan siswa kelas VII1 di SMP N 2 Singaraja pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015 dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah (PBL) example non-example pada mata pelajaran IPS . Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu: (1) penentuan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) melakukan observasi, (5) melakukan refleksi dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) persentase rata-rata motivasi belajar siswa kelas VII-1 di SMP Negeri 2 Singaraja pada siklus I adalah 66,19% dengan kategori sangat positif, meningkat menjadi 67,85% pada siklus II dengan kategori sangat positif; (2) persentase rata-rata hasil belajar siswa kelas VII-1 di SMP Negeri 2 Singaraja pada siklus I adalah 81%. dengan kategori baik, meningkat menjadi 86,25% pada siklus II dengan kategori sangat baik; (3) tanggapan siswa kelas VII-1 di SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) model example non-example mencapai kategori sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) model example non-example dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Hasil penelitian di atas relevan, karena penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah model example non-example dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPS. Penelitian-penelitian di atas hampir sama dengan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan pembelajaran berbasis masalah yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar. Berbekal dari penelitian yang relevan tersebut, peneliti akan membuat penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya”. Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura.. Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Kolaborasi Examples Non Examples Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.. Oleh: Anggriani (2016). Oleh: Hayati (2013). Penelitian Yang Dilakukan Peneliti: Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya.. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV IPS subjek pada masalah sosial di SDN Jatisari 02 Jember. Oleh: Rahayu (2016). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII-1 Di SMP Negeri 2 Singaraja Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015 Oleh: Wahyudi (2015). Gambar 2.1 Skema Penelitian yang Relevan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. C. Kerangka Berpikir Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi yang dapat membentuk siswa untuk bekerja dalam kelompok. Siswa dapat belajar bersama mempelajari materi pelajaran dan menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar. Dalam hal ini siswa terlibat aktif dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah mencangkup pengumpulan informasi berkaitan dengan pertanyaan, penyintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain. Keaktifan belajar merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun non-fisik. Aktifitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik saja tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non-fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Dengan terciptanya keaktifan maka akan memunculkan belajar akif. Belajar aktif merupakan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk memperoleh hasil yang maksimum. Ketika siswa pasif maka siswa hanya akan menerima informasi kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan di SD Sarikarya kelas V serta diperkuat oleh wawancara kepada guru kelas V SD Sarikarya, peneliti menemukan permasalahan pada siswa kelas V yang berkaitan dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Menanggapi permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Model Example Non-Example Siswa Kelas V SDN Sarikarya Tahun Pelajaran 2015/2016. Peneliti menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah model example nonexample dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016 ditempuh dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP, 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada pada gambar, 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dicatat pada kertas, 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai, 7) Kesimpulan. 2. Pembelajaran. berbasis. masalah. model. Example. Non-Example. dapat. meningkatkan keaktifan belajar IPS kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016. 3. Pembelajaran. berbasis. masalah. model. Example. Non-Example. dapat. meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2015/2016..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini, metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reabilitas instrumen, penelitian, analisis data, dan kriteria keberhasilan. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti yaitu menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Aqib (2006:19) menyatakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut classroom action research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau perbaikan praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan. Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berhubungan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah satu siklus (Susilo, 2007:19-24). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan minimal dalam dua siklus.. 24.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Siklus I. Perencanaan. Tindakan. Refleksi. Observasi. Siklus II. Perencanaan. Refleksi. Tindakan. Observasi. Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas. Dalam melakukan penelitian, peneliti mengacu pada keempat tahap kunci dari penelitian tindakan kelas yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan yaitu upaya dalam mengembangkan rencana tindakan yang akan dilakukan dengan tujuan yang ingin di capai. 2. Tindakan Tindakan yang dimaksud yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali sebagai upaya untuk mengadakan perbaikan, peningkatan, ataupun perubahan yang diinginkan..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 3. Observasi Observasi dalam penelitian berguna untuk mendokumentasikan hasil tindakan yang telah diberikan. 4. Refleksi Refleksi kegiatan dalam penelitian ini adalah kegiatan untuk mengingat dan mempertimbangkan mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan. Dengan refleksi, peneliti dapat melakukan perbaikan pemberian tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan apabila belum berhasil maka peneliti akan melanjutkan pada siklus selanjutnya. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu belum optimalnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. B. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SD Sarikarya yang terletak di jalan Asemgede No 48, Kragilan, Condong Catur, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SD Sarikarya tahun ajaran 2015/2016 kelas V yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Sarikarya dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah model example non-example. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016, yaitu pada bulan Januari sampai April 2016..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. C. Rencana Tindakan Kegiatan yang peneliti lakukan pada rencana tindakan meliputi persiapan dan melaksanakan rencana tindakan setiap siklus. 1. Persiapan Sebelum peneliti melaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu melakukan persiapan sebagai berikut: a. Meminta surat ijin penelitian dari kampus Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian di SD Sarikarya. b. Meminta izin kepada Kepala SD Sarikarya untuk melakukan penelitian di SD Sarikarya kelas V. c. Melakukan observasi awal di kelas V SD Sarikarya untuk mengetahui kondisi awal siswa saat mengikuti proses pembelajaran. d. Melakukan wawancara kepada guru wali kelas V SD Sarikarya untuk memperoleh informasi permasalahan yang ada pada siswa ditinjau dari segi keaktifan dan prestasi belajar. e. Menganalisis permasalahan dan menentukan solusi untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi. f. Menyusun proposal penelitian. g. Merumuskan hipotesis. h. Menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus. i. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan kuesioner. j. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKS, dan soal evaluasi. k. Menyiapkan media pembelajaran. l. Melakukan validasi instrumen penelitian kepada ahli. m. Melaksanakan penelitian. 2. Rencana Tindakan Setiap Siklus Setelah melakukan langkah persiapan dan memperoleh gambaran kondisi kelas, langkah berikutnya adalah melaksanakan tindakan dalam 2 siklus. Adapun rencana tindakan sebagai berikut:.

Gambar

Tabel 1.2 Data Prestasi Belajar Awal Siswa Kelas V  Ulangan  Harian Tahun  pelajaran  KKM  Rata-rata  Ketuntasan  Jumlah Siswa Ya Tidak  2014/2015  65  61,6  16 Siswa  (47%)  18 Siswa (53%)  34
Tabel 2.1 Ikthisar dan Ciri-ciri Penting Pengajaran Berdasarkan  Masalah
Gambar 2.1 Skema Penelitian yang Relevan Penerapan Metode Pembelajaran
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning (Penemuan). 2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V di SD Kanisius Notoyudan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Klepu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan partisipasi belajar sejarah pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA kelas IV A melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD telah berhasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Klepu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Hasil penelitian menunjukkan 1 upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Hasil penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas