• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

Penyakit yang berbasis lingkungan masih mendominasi 10 besar penyakit di Puskesmas akibat masih buruknya kondisi lingkungan. Penyakit-penyakit tersebut antara lain:

a. Diare

b. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) c. TBC

d. Malaria

e. Demam Berdarah Dengue (DBD) f. Kecacingan

g. Penyakit kulit h. Dan lain-lain

Pembahasan:

1. Diare

Diare adalah berak lembek sampai encer (mencret) yang lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari).

Penyebap:

Diare dapat disebabkan karena bakteri/kuman/virus seperti,  Rotavirus (virus), Escherrichia Coli Enterotoksigenik (ETEC),

Shigella,

Campylobocter Jejuni,

Cryptospondium (protozoa) dll.

a. Diare karena bakteri Escherrichia Coli (E. Coli)

Penyebap: bakteri E.coli

Tempat berkembang biak = bakteri E.coli ada dalam tinja.

Cara Penularan Melalui:

 Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban.

 Air minum yang tidak direbus sampai mendidih yang terkontaminasi dengan bakteri

E.coli.

 Air sungai yang tercemar bakeri E.coli karena orang diare buang air besar dii sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain.

 Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli sesudah BAB tidak mencucii tangan dengan sabun.

 Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.coli kemudian dimakan oleh manusia.

Cara pencegahan:

 Menutup makanan dengan tudung saji, agar lalat tidak hinggap dimakanan.  Mencuci tangan dengan sabun setelah Buang Air Besar (BAB).

 Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, menghidangkan dan makan.

 Menggunkan sumber-sumber air bersih untuk mencuci dan mengolah makanan.  Merebus air sampai mendidih untuk diminum .

 Mencuci bahan makanan dengan air bersih.

 Penyediaan dan penggunaan air bersih dan memenuhi syarat.  Pemeliharaan sumber air minum.

(2)

 Membuang tinja bayi di jamban.

b. Diare karena keracunan makanan Penyebap

Campylobacter Jejuni (vibrio fetus),  Pestisida.

Tempat Berkembang Biak:

 Binatang piaraan, seperti: ayam, kalkun, kucing, burung dan binatang liar.  Makanan kadaluarsa.

 Makan yang tercemar pestisida dan tempat makanan yang tercemar pestisida. Cara Penularan:

 Melalui makan yang tidak dimasak dengan atau penyimpanan tidak benar sehingga terkontaminasi dengan bakteri.

 Melalui susu yang tidak dimasak (pasteurisasi) sehingga terkontaminasi dengan bakteri.

 Melalui makanan yang kadaluarsa.  Makanan yang tercemar pestisida. Cara Pencegahan:

 Memasak makanan dengan benar (dalam jumlah yang benar) disimpan dalam suhu yang tepat agar bakteri tidak dapat berkembang biak.

 Susu harus dipasteurisasi.

 Mencuci tangan dengan sabun sesudah Buang Air Besar (BAB).

 Menyimpan Pestisida atau bahan beracun lainnya ditempat yang berlainan dengan tempat menyimpan bahan makanan.

 Tidak memakan makanan yang sudah kadaluarsa/basi.

 Mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan, menghidangkan dan makan.

 Menyimpan makanan pada suhu tertentu sesuai jenis makanan atau bahan makanan.

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ISPA:

Batuk pilek dengan nafas cepat disertai tarikan dinding dada. Penyebap:

Bakteri Streptococcus Pneumonia (pneumococci)

Hemophillus influenzae.

Asap dapur.

Sirkulasi udara /debu yang tidak sehat.

Tempat berkembang biak = Saluran Pernafasan. Cara Penularan:

Melalui udara (aerogen) yaitu kontak langsung dengan mulut penderita batuk. Cara Pencegahan:

 Menjaga sirkulasi udara bersih dalam ruangan dengan membuka jendela (ventilasi cukup).

 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya .

(3)

 Hindari jumlah hunian dalam satu kamar tidur tidak lebih dari 3 orang.  Menyemen lantai rumah (plester).

3. Tuberkulosis (TBC)

TBC: Batuk berdarah lebih dari 3 minggu.

Penyebap: Kuman/bakteri mikrobakterium tuberkulosis. Tempat perkembangbiakan: Paru-paru.

Penularan Melalui udara yaitu:

 Penderita TBC berbicara, meludah, batuk, dan bersin, maka kuman-kuman TBC yang berada di paru-paru menyebar ke udara terhirup oleh orang lain.

 Kuman TBC terhirup oleh orang lan yang berada di dekat penderita. Cara Pencegahan:

 Membuka jendela pada pagi hari sampai sore hari, agar rumah mendapat sinarr matahari dan udara yang cukup.

 Bila batuk, mulut ditutup.

 Menjemur kasur, bantal secara teratur (1 minggu sekali).  Lantai rumah disemen/diplester.

 Jumlah hunian dalam satu kamar tidak lebih dari 3 orang.

 Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah.

 Gunakan kaleng tertutup untuk menampung dahak dan buang kelubang WC atau ditimbun dalam tanah.

 Tidak meludah disembarangan tempat.  Tidak merokok.

 Istirahat yang cukup, tidak tidur larut malam  Makan makanan bergizi seimabang

4. Malaria

Malaria : Demam menggigil secara berkala. Penyebap: Parasit plasmodium.

Ada 4 jenis plasmodium yang dapat mennimbulkan penyakit, yaitu:  Plasmodium vivax menyebapkan malaria tertiana.

Plasmodium falsiparum menyebapkan malaria tropika.  Plasmodium ovale menyebapkan malaria ovale.

Plasmodium malariae menyebapkan malaria quartana. Tempat berkemang biak: Dalam air yang tergenang seperti

 Kolam ikan yang tidak dipakai lagi.

 Bekas galian tanah atau pasir yang berisi air hujan.  Got/saluran air yang tidak mengalir.

Cara Penularan:

 Nyamuk malaria menggigit dan menghisap darah orang yang sakit malaria.  Parasit didalam tubuh manusia masuk ke tubuh nyamuk.

 Parasit tersebut berkembang baik dalam tubuh nyamuk dan menjadi matang dalam waktu 10-14 hari.

 Setelah parasit matang, jika nyamuk menggigit manusia sehat maka parasit malaria masuk kedalam tubuh manusia sehat.

 9-30 hari masa inkubasi bibit malaria didalam hati manusia.  Orang yang sehat tersebut menjadi sakit malaria.

Cara Pencegahan:

(4)

 Menyebarakan ikan pemakan jentik, seperti: ikan kepala timah, mujair, saluang dan nila di rawa-rawa pantai (sundaikus).

 Membersihkan semak belukar di sekitar rumah.  Menimbun atau mengalirkan air yang terenang.

 Membersihkan tambak, empang dan saluran irigasi dari tumbuhan air (lumut, ganggang dan rerumputan)

 Menggunakan kelambu.

 Memasang kawat kasa/trap kedap nyamuk.

 Memakai baju tertutup yang tidak memungkinkan digigit nyamuk. b. Menghindari gigitan nyamuk pada malam hari dengan:

 Memasang kasa nyamuk pada jendela dan kisi.

 Memaksa kelambu berinsektisida waktu tidur malam hari.

 Menggunakan obat nyamuk bakar atau oleskan minyak sere sebelum tidur.  Penyempotan ruang dengan anti nyamuk.

 Jangan bergadang pada malam hari.

 Menutup seluruh badan bila di luar rumah pada malam hari.  Pengasapan atau unggun.

c. Membasmi tempat perlindungan/istirahat nyamuk:

 Membuka jendela rumah pada pagi hari sampai sore agar sinar matahari masuk kedalam ruamah.

 Tidak menggantung pakain di tempat gelap. 5. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyebab: Virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti

Tempat Berkembang Biak:

 Di dalam rumah/diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti: ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih , bak mandi/WC dan lain-lain.

 Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, kaleng bekas yang berisi air bersih dan lain-lain.

 Alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air hujan dan lain-lain.

Cara Penularan:

 Seseorang yang dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan sumber penyakit.

 Bila digigit nyamuk virus tersebut masuk kedalam lambung nyamuk, berkembang biak, masuk kedalam kelenjar air liur nyamuk setelah satu minggu di dalam tubuh nyamuk, bila nyamuk menggigit orang sehat akan menularkan virus Dengue.

 Virus Dengue tetap berada di dalam tubuh nyamuk sehingga dapat menulakan kepada orang lain dan seterusnya.

Cara Pencegahan:

 Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M yaitu:

 Menguras bak mandi, tempat minum burung, vas bunga dan tempat penampungan air.

 Menutup tempat penampungan air bersih.

 Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. 6. KECACINGAN

Ada tiga macam jenis cacing yang banyak diderita oleh anak-anak, yaitu: a. Cacing gelang

(5)

Penyebap : Ascariasis Lumbricoides.

Tempat berkembang biak: Di dalam perut manusia dan tinja. Cara Penularan:

 Telur cacing masuk ke dalam mulut, melalui makanan yang tercemar atau tangan yang tercemar dengan telur cacing.

 Telur cacing menetas menjadi cacing di dalam perut manusia.  Telur cacing keluar bersama-sama tinja.

Cara Pencegahan:

 Menutup makanan dengan tundung saji agar tidak dihinggapi lalat.

 Menggunakan air bersih untuk mencuci makanan (buah atau sayur) yang akan dimakan.

 Buang air Besar (BAB) di jamban yang sehat.  Menggunting kuku.

 Mencuci tangan dengan sabun bila menyiapkan makanan, menyajikan dan makan.  Mengubur sampah agar tidak menjadi sarang lalat.

 Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitarnya. b. Cacing Kremi

Penyebap : Enterobius Vermicularis. Tempat berkembang biak: Perut manusia dan tinja.

Cara penularan : menelan telur cacing yang telah dibuahi melalui debu, makanan atau jari tangan (kuku).

Pencegahan:

 Menutup makanan dengan tudung saji .

 Menggunakan air bersih untuk mencuci buah dan sayur yang akan dimakan.  BAB dijamban sehat.

 Menggunting kuku.

 Mencuci tangan dengan sabun bila menyiapkan makanan, menyajikan makanan dan makan.

 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya. c. Cacing Tambang

Penyebap : Ankylostomiasis Duodenale. Tempat Berkembang Biak: Perut manusia dan tinja Cara Pencegahan:

 Telur dalam tinja di tanah yang lembap atau lumpur menetas menjadi larva.  Larva masuk melalui kulit, biasanya pada kaki.

 Menggaruk anus telur masuk ke dalam kuku, jatuh ke seprei atau alas tidur dan terhirup mulut.

 Menghirup telur melalui udara (debu).  Reinfeksi (telur – larva – masuk anus lagi) 7. Penyakit Kulit.

Kudis (skabies/gudis/budukan)

Penyebap : Tuangau atau sejenis kutu yang sangat kecil, bernama Sacoptes Scabies.

Tempat berkemang biak: Tungau menembus lapisan tanduk kulit dan membuat terowongan dibawah kulit sambil bertelur.

Cara Penularan:

 Melalui kontak langsung.

(6)

Cara Pencegahan:

 Lingkungan agar tidak terlalu padat.

 Hindari kebiasaan tukar menukar baju, dan handuk.

 Menjaga kebersihan diri, mandi dengan air bersih, minimal 2 kali sehari dengan sabun.

 Menjaga kebersihan lingkungan.

 Membuka jendela, agar sinar matahari masuk.

Referensi

Dokumen terkait

A. Dalam rangka pemeliharaan dan layanan informasi Arsip Dinamis, Unit Pengolah dan Unit Kearsipan di Kemenpora dapat melakukan alih media terhadap Arsip yang dikelolanya.

anggota dewan. 2) Dalam pencapaian tujuan organisasi PPID pada Sekretariat DPRD Kota Padang telah tepat sasaran dalam.. menjalankan tujuan dengan baik dan

bidang apa sa+a yang termasuk dalam 7KK ber*arna merah(&atriotisme dan seni

Target dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan guru dalam mengolah limbah plastic dan kayu yang ada di sekitar sekolah untuk menjadi

Hasil penelitian untuk motivasi peternak dalam beternak sapi serta mengetahui karakteristik peternak yang secara simultan memberikan pengaruh terhadap motivasi

Hasil penelitian ini didapat dari peta kesesuaian lahan sawit yang berada di Desa Nunggal Sari Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin yang memiliki jenis tanah Glei dan

Tersedianya kamar jenazah yang standar dapat dipakai sebagai acuan oleh petugas kamar jenazah dalam memberikan mutu pelayanan yang baik bagi keluaga pasien3. ALUR PENANGANAN JENAZAH

Untuk memperoleh pemahaman yang sama dalam melaksanakan kegiatan dimaksud, maka disusun Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita