• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEIKUTSERTAAN IVA TEST DILIHAT DARI PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DI KELURAHAN KEDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEIKUTSERTAAN IVA TEST DILIHAT DARI PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DI KELURAHAN KEDEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

14

KEIKUTSERTAAN IVA TEST DILIHAT DARI PENGETAHUAN

DAN PENDIDIKAN IBU DI KELURAHAN KEDEN

Istiqomah Risa Wahyuningsih

Program Studi Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, de_istiqomah@yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Kasus kanker serviks menarik perhatian umum dikarenakan angkanya yang

terus ada dari tahun ke tahun. Kanker serviks menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada perempuan dengan incidence rate 9,7% dan jumlah kematian 9,3% dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Sekitar 20 orang setiap harinya meninggal dunia karena kanker tersebut. Kasus tersebut bisa dikendalikan dengan keikutsertaan ibu-ibu dalam usia reproduksi untuk melakukan IVA test. Tujuan: untuk (1) mengetahui karakteristik responden, (2) mengetahui korelasi pendidikan ibu dengan keikutsertaan IVA test, (3) mengetahui korelasi pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan IVA test. Metode: penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian di Kelurahan Keden, Kalijambe, Sragen pada bulan Maret-Juli 2015. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling sejumlah 50 responden berusia 30-50 tahun. Teknik analisis data menggunakan chi square. Hasil: nilai x2hitung= 1,986 (xhitung ≤ xtabel) dan Pvalue 0,575

(0,575> 0,05), disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan melakukan IVA test, sedangkan nilai x2hitung= 10,803 (xhitung ≥ xtabel) dan Pvalue 0,005 (0,005<0,05),

disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA test. Kesimpulan: mayoritas responden berumur 30-35 tahun dan berumur 36-40 tahun, bekerja sebagai IRT, pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks, berpendidikan SMA, berpengetahuan cukup, belum pernah ikut serta dalam IVA test, tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan IVA test, ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan IVA test.

Kata Kunci : IVA test, pengetahuan, pendidikan

ABSTRACT

Introduction: Cervical cancer cases to public attention because of the numbers that has

continued from year to year. Cervical cancer ranks second of all cancers in women with the incidence rate of 9.7% and 9.3% the number of deaths from all cancers in women in the world. About 20 people a day died of cancer. The case can be controlled by the participation of women in the reproductive age to do an IVA test. Objective: (1 )to determine the characteristics respondent, (2) determine the correlation of mother's education with the participation of IVA test, (3) determine the correlation of mother's knowledge about cervical cancer with the participation of IVA test. Methods: The study was observational analytic with cross sectional approach. The place of research in Sub Keden, Kalijambe, Sragen in March-July 2015. The sampling technique using cluster random sampling number of 50 respondents aged 30-50 years. Data were analyzed using chi square. Results: x2hitungvalue=1.986

(xhitung ≤ xtabel) and pvalue 0.575 (0.575>0.05), it was concluded that there is no corelation between

maternal education with the participation of doing IVA test, while x2hitungvalue=10.803 (xhitung≥xtabel)

and pvalue 0.005 (0.005<0.05), it was concluded that there is a correlation between the mother's

knowledge about cervical cancer with the participation of doing IVA test. Conclusion: The majority of respondents aged 30-35 years and 36-40 years old, working as housewife, never get information about cervical cancer, high school educated, knowledgeable enough, had never participated in the IVA test, there is no correlation between maternal education with participation IVA test, there is a correlation between the mother's knowledge about cervical cancer with the participation of IVA test.

(2)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

15

PENDAHULUAN

Kasus kanker serviks menarik perhatian umum dikarenakan angkanya yang terus ada dari tahun ke tahun. Kanker serviks menempati urutan kedua dari seluruh kanker pada perempuan dengan incidence rate 9,7 % dan jumlah kematian 9,3 % dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2007, diperkirakan lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher rahim ditemukan di dunia dan 90% dari seluruh kasus tersebut terdapat di negara-negara berkembang (Dewi, 2013). Di Indonesia sekarang diperkirakan dalam setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks. Sekitar 20 orang setiap harinya meninggal dunia karena kanker tersebut (Aminati, 2013: 25). Pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah ditemukan sebanyak 11.341 kasus penyakit kanker dan kasus kanker serviks tercatat sebanyak 2.259 kasus (19,92%), sedang di kabupaten Sragen ditemukan 216 kasus kanker serviks (Dinkes Jateng, 2013, dalam Retnowati, 2014). Kasus kanker serviks tersebut bisa dikendalikan dengan adanya keikutsertaan ibu-ibu dalam usia reproduksi untuk melakukan IVA test. Keikutsertaan merupakan aplikasi dari adopsi perilaku yang berawal dari kesadaran, ketertarikan, evaluasi, percobaan (Rogers, 1974, dalam Mubarak 2011). Perilaku yang ditunjukkan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang dan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain umur, pekerjaan, informasi, pendidikan, pengalaman dan sosial budaya (lingkungan).

Dari data Puskesmas Kalijambe terdapat 2 orang meninggal di Kelurahan Keden karena kanker serviks. Pada bulan Desember 2013 dilakukan pemeriksaan IVA Test gratis oleh Puskesmas Kalijambe Sragen, dari ±7.000 wanita usia produktif hanya 114 (1,6%) yang mengikuti. Hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi ibu dalam keikutsertaan melakukan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode IVA Test yang telah diselenggarakan Dinas Kesehatan. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu tentangkanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA Test di Kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen?”

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA Test di Kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen?”.

Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, informasi, pendidikan, pengetahuan, dan keikutsertaan IVA test, (2) mengetahui korelasi pendidikan ibu dengan keikutsertaan IVA test, (3) mengetahui korelasi pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan IVA test.

TINJAUAN PUSTAKA

Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak diantara rahim dan liang senggama yang biasa terjadi pada wanita berusia antara 30-50 tahun (Smart, 2010; Amalia, 2009). Lebih dari 95% kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi Human Papiloma Virus (HPV) yang daapat ditularkan melalui hubungan seksual (Romauli dan Vindari, 2011). Faktor resiko yang dapat mempengaruhi kanker serviks antara lain: HPV (human papilomavirus), gangguan sistem kekebalan tubuh, pemakaian pil KB, pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran, golongan ekonomi lemah, penggunaan pembersih vagina yang terlalu sering, merokok, hamil lebih dari dua kali atau jarak kehamilan terlalu dekat, hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini, berganti-ganti pasangan seksual, dan infeksi herpes genetalia atau klamidia menahun (Aminati, 2013). Cara paling mudah mengetahui kanker serviks adalah dengan melakukan pemeriksaan sitologi leher rahim. Beberapa cara deteksi dini kanker serviks antara lain: IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) tes, pap smear, thin prep dan koloskopi (Smart, 2010). IVA test adalah merupakan alat untuk mendeteksi kanker leher rahim dengan cara mengoleskan asem asetat pada permukaan mulut rahim (Aminati, 2013).

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

(3)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

16

(Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor pembentuk perilaku adalah (1) faktor predisposisi, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan nilai-nilai dan tradisi, (2) faktor pemungkin, antara lain sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, (3) faktor penguat, antara lain sikap dan perilaku petugas kesehatan (Lawrence Green, 1980, dalam Notoatmodjo, 2010). Proses perubahan perilaku melalui beberapa tahapan, yaitu kesadaran (subjek menyadari atau mengetahui terlebih dahulu tentang stimulus, ketertarikan (subjek merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut), evaluasi (subjek mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya), percobaan (subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus dan adopsi (subjek berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus) (Rogers, 1974, dalam Mubarak 2011). Dalam proses perubahan perilaku tersebut tahapan paling akhir adalah adopsi yang bisa diaplikasikan dengan bentuk keikutsertaan terhadap suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Keikutsertaan adalah perihal ikut serta atau tindakan ikut serta (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan IVA test berarti tindakan ikut serta yang dilakukan oleh seseorang untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan atas dasar pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengarana, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003, dalam Wawan dan Dewi 2011; Mubarak, 2011).

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tujuh faktor, antara lain : pendidikan, pekerjaan, umur, informasi, minat, pengalaman, dan kebudayaan lingkungan sekitar. Pendidikan yang dimaksud berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar memahami sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak (Mubarak, 2011).

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanyan untuk memanusiakan manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisinya sebagai khalifatullah fil ardhi, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertaqwa, beriman, berilmu dan beramal saleh. Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Melalui pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata hukum setiap warga negara dalah sama dan harus memperoleh perlakuan yang sama. Pendidika juga dapat menjadi wahana baik bagi negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan juga bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2009). Menurut Carter V.Good dalam Dictionary of Education, pendidikan itu adalah (1) proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, (2) proses sosial ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terpimpin, sehingga dia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya. Selanjtnya, Freeman Butt dalam bukunya Cultural History of Wistern Education mengemukakan pendidikan adalah (1) kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya, (2) suatu proses yang didalam proses ini individuu diajarkan kesetiaan dan kesediaan untuk mengikuti aturan sehingga pikiran manusia dapat dilatih dan dikembangkan, (3) suatu proses pertumbuhan yang didalam proses ini individu dibantu mengembangkan bakat, kekuatan, kesanggupan dan minatnya (Sary, 2015). Beberapa pengertian tentang pendidikan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya. Usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau

(4)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

17

perbuatan yang dilakukan secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi (Sary, 2015).

Pendidikan dibedakan menjadi 3, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan nonformal mempunyai perbedaan dengan pendidikan formal. pendidikan non formal mempunyai derajat ketaatan dan keseragaman yang lebih longgat dibandingkan dengan tingkat keraatan dan keseragaman pendidikan formal. Pendidikan nonformal memiliki bentuk dan isi program yang bervariasi sedangkan pendidikan formal pada umumnya memiliki bentuk dan isi program yang seragam untuk setiap satuan, jenis dan jenjang pendidikan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007).. Jenjang pendidikan formal atau pendidikan jalur sekolah antara lain SD (Sekolah dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) dan PT (Pendidikan Tinggi) (Efendi dan Makhfudli, 2009).

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Penelitian ini mencoba melakukan analisis korelasi antara pengetahuan tentang kanker serviks dan pendidikan ibu dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA test. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Keden, Kalijambe, Sragen pada bulan Maret sampai dengan Juli tahun 2015. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu-ibu usia 30-50 tahun yang sudah menikah dan pernah melakukan hubungan seksual dengan jumlah 503 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi, yaitu 50 responden. Pemilihan responden dengan memperhatikan kriteria inklusi, yaitu ibu yang bersedia menjadi responden, hadir saat penelitian dilakukan, mengisi kuesioner secara lengkap dan mampu membaca serta menulis, sedangkan kriteria eksklusinya adalah ibu yang telah melakukan pemeriksaan deteksi dini kamker serviks selain IVA test dalam 5 tahun terakhir dan ibu yang telah dinyatakan positif menderita kanker serviks oleh tenaga kesehatan. Pemilihan responden menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengkaji variabel-variabel dari penelitian, yaitu pengetahuan tentang kanker serviks, pendidikan dan keikutsertaan ibu dalam melakukan IVA test yang sebelumnya sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Data yang dikumpulkan berupa data primer. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain (1) analisis univariat dengan distribusi frekuensi untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, (2) analisis bivariat dengan chi square untuk mengetahui korelasi pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test dan untuk mengetahui korelasi pendidikan dengan keikutsertaan IVA test.

HASIL

ANALISIS UNIVARIAT

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi Presentase (%)

30-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 45-50 tahun 19 19 5 7 38% 38% 10% 14% Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa mayoritas responden berumur 30-35 tahun sebanyak 19 orang (38%), dan minoritas berumur 41-45 tahun sebanyak 5 orang (10%).

(5)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

18

2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

IRT Swasta Wiraswasta Lainnya 31 3 10 6 62% 6% 20% 12% Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa mayoritas responden bekerja sebagai IRT sebanyak 31 orang (62%), dan monirotas responden bekerja sebagai swasta sebanyak 3 orang (6%).

3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi

Informasi Frekuensi Presentase (%)

Teman Tenaga kesehatan TV Belum pernah 1 42 4 3 2% 89% 8% 6% Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa mayoritas responden sebelumnya pernah mendapat informasi dari petugas kesehatan sebanyak 47 orang (94%), yang kebanyakan mendapat informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 42 orang (89%), minoritas mendapat informasi dari teman sebanyak 1 orang (2%), dan responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks sebanyak 3 orang (6%).

4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD SMP SMA Diploma 13 17 19 1 26% 34% 38% 2% Total 50 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 orang (38%), dan minoritas berpendidikan diploma sebanyak 1 orang (2%).

5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang kanker serviks

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang kanker serviks

Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Baik Cukup Kurang 11 30 9 22% 60% 18% Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 5 diketahui mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 orang (60%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (18%).

(6)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

19

6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan keikutsertaan IVA test

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan keikutsertaan IVA test

Keikutsertaan IVA Test Frekuensi Presentase (%)

Ikut Tidak ikut 21 29 42% 58% Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa jumlah responden yang ikut serta dalam IVA test sebanyak 21 orang (42%), sedangkan yang belum pernah ikut serta dalam IVA test sebanyak 29 orang (58%).

ANALISIS BIVARIAT

1. Korelasi antara pendidikan dengan keikutsertaan IVA test

Tabel 7. Korelasi antara pendidikan dengan keikutsertaan IVA test Pendidikan

Keikutsertaan IVA Test

total

Ikut Tidak Ikut X

2 P value SD 5 (38%) 8 (62%) 13 (100%) 1,986 0,575 SMP 6 (35%) 11 (65%) 17 (100%) SMA 10 (53%) 9 (47%) 19 (100%) Diploma 0 (0%) 1 (100%) 1 (100%) Total 21 (42%) 29 (58%) 50 (100%)

Berdasarkan tabel 7 diketahui mayoritas responden yang memiliki jenjang pendidikan SMA sebanyak 19 orang (38%) dengan 10 orang (53%) ikut IVA test dan 9 orang (47%) tidak ikut IVA test, dan minoritas responden memiliki jenjang pendidikan diploma sebanyak 1 orang (2%) dengan semuanya (100%) tidak pernah mengikuti pemeriksaan IVA test.

Tabel 8. Hasil uji Chi Square korelasi antara pendidikan dengan keikutsertaan IVA test

N Df Xtabel X hitung Koefisien Korelasi

50 3 5,991 1,986 0,195

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa nikai x2hitung= 1,986 (xhitung ≤ xtabel) dan Pvalue 0,575.

Hasil perbandingan antara nilai probabilitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari level signifikan 5% (0,575 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan melakukan IVA test di Kelurahan Keden. 2. Korelasi antara pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test

Tabel 9. Korelasi antara pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test

Pengetahuan Keikutsertaan IVA Test total

Ikut Tidak Ikut X2 P value

Baik 8 (73%) 3 (27%) 11 (100%)

10.803 0,005

Cukup 13 (43%) 17 (57%) 30 (100%)

Kurang 0 (0%) 9 (100%) 9 (100%)

Total 21(42,0%) 29 (58,0%) 50 (100%)

Berdasarkan tabel 9 diketahui mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang kanker serviks sebanyak 30 orang (60%) dengan 13 orang (43%) ikut IVA test dan 17 orang (57%) tidak ikut IVA test, dan minoritas responden memiliki pengetahuan kurang tentang kanker serviks sebanyak 9 orang (18%) dengan semuanya (100%) tidak ada yang pernah mengikuti pemeriksaan IVA Test.

(7)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

20

Tabel 10. Hasil uji Chi Square korelasi antara pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test

N Df Xtabel X hitung Koefisien Korelasi

50 2 5,991 10,803 0,422

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa nikai x2hitung= 10,803 (xhitung ≥ xtabel) dan Pvalue 0,005.

Hasil perbandingan antara nilai probabilitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level signifikan 5% (0,005 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA test di Kelurahan Keden. Tingkat koefisiensi korelasi sebesar 0,422 yang artinya tingkat hubungan dalam kategori sedang.

PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang keikutsertaan IVA test dilihat dari pendidikan dan pengetahuan ibu tentang kanker serviks. Dalam pembahasan ini disajikan berdasarkan hasil penelitian. Berdasarkan tabel 1 distribusi frekuensi responden berdasarkan umur menunjukkan mayoritas berusia 30-35 tahun sebanyak 19 orang (38%) dan 36-40 tahun sebanyak 19 orang (38%). Pada usia ini adalah usia rentan terhadap kanker leher rahim sehingga perlu adanya pemeriksaan untuk mencegah terjadinya kanker serviks yang salah satunya adalah IVA test. Hal ini didukung dengan teori bahwa kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak diantara rahim dan liang senggama yang biasa terjadi pada wanita berusia antara 30-50 tahun (Smart, 2010; Amalia, 2009). Usia ini juga merupakan usia yang cukup matang untuk memperoleh informasi baik melalui media massa ataupun pengalaman. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikoligis (Mubarok, 2011).

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan mayoritas respoden berdasarkan pekerjaan ibu adalah IRT sebanyak 31 orang (62%). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2011). Mayoritas pekerjaan ibu yang IRT dan data bahwa keikutsertaan IVA test ternyata banyak yang tidak mengikuti sehingga dapat diasumsikan bahwa pengalaman dan pengetahuan ibu kurang berkembang karena hanya berhubungan dengan orang-orang di sekitar rumah saja sehingga banyak yang tidak ikut IVA test.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan mayoritas responden sudah memperoleh informasi sebanyak 47 orang (94%) sedangkan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 3 orang (6%). Data ini menunjukkan bahwa informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sedang berdasarkan sumber informasi tentang kanker serviks mayoritas responden 42 orang (89%) mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Data ini menunjukkan bahwa peranan tenaga kesehatan mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan adanya tenga kesehatan yang berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui berbagai pertemuan maka secara tidak langsung pengalaman dan pengetahuan ibu akan lebih baik. Kemudahan dalam memperoleh informasi dapat memepercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarok, 2011).

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan mayoritas ibu-ibu berpendidikan SMA sebanyak19 orang (38%). Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mereka mendapat informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak (Mubarok, 2011). Semakin tinggi pendidikan membuat seseorang lebih mudah mendapatkan infromasi baik dari media cetak, elektronik, tenaga kesehatan, keluarga dan teman. Pendidikan SMA termasuk tingkat pendidikan menengah atas sehingga seseorang akan mudah dalam memperoleh informasi termasuk infromasi tentang kesehatan yang memberikan pengaruh terhadap sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 orang (60%). Data ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman, minat, kebudayaan sekitar yang menjadi arus informasi. Pengalaman dan

(8)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

21

minat menjadikan seseorang untuk mencoba menemukan sesuatu hal yang baru sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang mendalam (Mubarok, 2011).

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas reponden tidak ikut serta dalam pemeriksaan IVA test sebanyak 29 orang (58%). Keikutsertaan adalah perihal ikut serta atau tindakan ikut serta serta (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Dalam proses perubahan perilaku tahapan paling akhir adalah adopsi yang bisa diaplikasikan dengan bentuk keikutsertaan terhadap suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus, sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, dalam diri seseorang tersebut terjadi proses berurutan yaitu kesadaran, ketertarikan, evaluasi, percobaan dan adopsi.

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan SMA sebanyak 19 orang (38%) dengan 10 orang (53%) ikut IVA test. Pada tabel 8 diketahui bahwa nikai

x2hitung= 1,986 (xhitung ≤ xtabel) dan Pvalue 0,575. Hasil perbandingan antara nilai probabilitas

menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari level signifikan 5% (0,575 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan melakukan IVA test di Kelurahan Keden. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : pendidikan, pekerjaan, umur, informasi, minat, pengalaman, dan kebudayaan lingkungan sekitar. Pendidikan yang dimaksud berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar memahami sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak (Mubarak, 2011). Namun tidak menutup kemungkinan faktor selain pendidikan lebih menentukan perilaku keikutsertaan IVA test. Sehingga dari hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya korelasi antara pendidikan dengan keikutsertaan IVA test.

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang kanker serviks sebanyak 30 orang (60%) dengan 13 orang (43%) ikut IVA test dan 17 orang (57%) tidak ikut IVA test . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan akan memiliki kecenderungan mengikuti IVA Test. Hal ini sejalan dengan pendapat Green dalam Notoadmojo (2010: 59-60) bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang. Seseorang dengan pengetahuan tinggi akan lebih mudah merubah perilakunya menjadi lebih baik dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA Test di Kelurahan Keden. Hal ini berdasarkan uji analisis dengan Chi Squaredengan program SPSS dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan x2hitung = 10,803 dan xtabel =5,991. Karena xhitung ≥ xtabelmaka Ho

ditolak dan Ha diterima.

KESIMPULAN

1. Mayoritas responden berumur 30-35 tahun dan berumur 36-40 tahun. 2. Mayoritas responden bekerja sebagai IRT.

3. Mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks dan sumber informasi paling banyak berasal dari tenaga kesehatan.

4. Mayoritas responden berpendidikan SMA. 5. Mayoritas responden berpengetahuan cukup.

6. Mayoritas responden belum pernah ikut serta dalam IVA test.

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan IVA test.

8. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan IVA test.

(9)

ISBN : 978-602-73865-4-9

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta

22

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. 2009. Mengobati Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker Lainnya. Yogyakarta : Landscap.

Aminati, D. 2013. Cara Bijak Menghadapi dan Mencegah Kanker Leher Rahim (Serviks). Yogyakarta : Brillian Books.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, N. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Pemeriksaan

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga,.

Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, W. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Asdi Mahasta.

Retnowati. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Keikutsertaan IVA Test di RW XII

Kelurahan Sragen Wetan Kabupaten Sragen. Surakarta : STIKES „Aiyiyah.

Romauli, S. dan Vindari, A. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Sary, Y.N.E. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.

Smart, A. 2010. Kanker Organ Reproduksi. Yogyakarta : A+ Plus Books.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT Imperial Bhakti Utama.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT Imperial Bhakti Utama.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang kanker serviks
Tabel 9. Korelasi antara pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test  Pengetahuan  Keikutsertaan IVA Test
Tabel 10. Hasil uji Chi Square korelasi antara pengetahuan dengan keikutsertaan IVA test

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Seni dan Olahraga (Total JKEM bidang ini minimal 600 menit) No Subbidang, Program, dan Kegiatan Frek

Berkaitan dengan pengembangan teori psikologi islami, dituntut agar pengetahuan yang didasarkan pada pandangan dunia Islam (yang berasal dari kitab suci, alam

Yun naman ang isang tema ng kwento, dahil naman sa mga salitang ginamit at paglalarawan sa dalawang pangunahing tauhan na sila Doray at Intoy.. Nag-iiwan din naman ang kwento

Dengan nama Kebersihan, Keindahan, Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan dipungut atas pelayanan jasa Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) yang dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah

Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, &#34;asilitas

Berdasarkan penjelasan itu, dapat disimpulkan bahwa komunitas marginal organisasi memiliki kekhasan, yaitu secara psikologis, organisasional, dan fisik terpisah dengan

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga

Acuan yang digunakan adalah indikator-indikator kesalahan peserta didik yang digunakan dalam penelitian yaitu (1) membaca: tidak dapat mengartikan atau memahami