• Tidak ada hasil yang ditemukan

DM Hipoglikemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DM Hipoglikemia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

Borang Portofolio Borang Portofolio Nama

Nama Peserta Peserta : : dr. dr. Silvi Silvi Dwi Dwi AgustinAgustin Nama

Nama Wahana Wahana : : RS RS Muhammadiyah Muhammadiyah JombangJombang TOPIK

TOPIK : : Diabetes Diabetes Melitus Melitus Tipe Tipe 2 2 + + HipoglikemiaHipoglikemia Tanggal

Tanggal (kasus) (kasus) : : 4 4 Maret Maret 20172017 Nama

Nama Pendamping Pendamping : : dr. dr. Arief Arief FathoniFathoni OBJEKTIF PRESENTASI

OBJEKTIF PRESENTASI

o

o KeilmuanKeilmuan oo KeterampilanKeterampilan oo PenyegaranPenyegaran oo Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka o

o DiagnostikDiagnostik oo ManajemenManajemen oo MasalahMasalah oo IstimewaIstimewa o

o Neonatus Neonatus oo BayiBayi oo AnakAnak oo RemajaRemaja oo DewasaDewasa oo LansiaLansia oo BumilBumil

o Deskripsi : o Deskripsi :

Seorang laki-laki lanjut usia, 71 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan penurunan kesadaran. Seorang laki-laki lanjut usia, 71 tahun, dibawa ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan penurunan kesadaran. o Tujuan:

o Tujuan:

Menegakkan diagnosis hipoglikemia Menegakkan diagnosis hipoglikemia

Melakukan penatalaksanaan pada pasien dengan hipoglikemia Melakukan penatalaksanaan pada pasien dengan hipoglikemia Bahan Bahasan:

Bahan Bahasan: Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka RisetRiset KasusKasus AuditAudit Cara Membahas:

Cara Membahas: DiskusiDiskusi Presentasi Presentasi dan dan Diskusi Diskusi E-mail E-mail PosPos DATA

DATA PASIEN PASIEN Nama Nama : : Tn. Tn. S S No No Registrasi Registrasi : : 16 16 3x 3x xxxx

 Nama fasilitas kesehata  Nama fasilitas kesehatan:n:

RS Muhammadiyah Jombang RS Muhammadiyah Jombang

Telp

Telp : : - - MRS MRS sejak sejak : : 4 4 Maret Maret 20172017

Data utama untuk bahan diskusi: Data utama untuk bahan diskusi: Diagnosis/Gambaran Klinis :

Diagnosis/Gambaran Klinis :Diabetes Mellitus Tipe 2 + HipoglikemiaDiabetes Mellitus Tipe 2 + Hipoglikemia

Keluhan Utama

Keluhan Utama : Penurunan kesadaran : Penurunan kesadaran

Riwayat Penyakit Sekarang (Heteroanamnesis Anak

Riwayat Penyakit Sekarang (Heteroanamnesis Anak Pasien)Pasien)

Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien tertidur dan sulit untuk SMRS. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien tertidur dan sulit untuk dibangunkan. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dibangunkan. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri Mellitus dan rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri dada, trauma, lemah sebelah anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

dada, trauma, lemah sebelah anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu : :

 Riwayat Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu rutin minum Glimepirid setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari.Riwayat Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu rutin minum Glimepirid setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. 

(2)

2 2

 Nama fasilitas kesehata  Nama fasilitas kesehatan:n:

RS Muhammadiyah Jombang RS Muhammadiyah Jombang

Telp

Telp : : - - MRS MRS sejak sejak : : 4 4 Maret Maret 20172017

Data utama untuk bahan diskusi: Data utama untuk bahan diskusi: Diagnosis/Gambaran Klinis :

Diagnosis/Gambaran Klinis :Diabetes Mellitus Tipe 2 + HipoglikemiaDiabetes Mellitus Tipe 2 + Hipoglikemia

Keluhan Utama

Keluhan Utama : Penurunan kesadaran : Penurunan kesadaran

Riwayat Penyakit Sekarang (Heteroanamnesis Anak

Riwayat Penyakit Sekarang (Heteroanamnesis Anak Pasien)Pasien)

Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien tertidur dan sulit untuk SMRS. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien tertidur dan sulit untuk dibangunkan. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dibangunkan. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri Mellitus dan rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri dada, trauma, lemah sebelah anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

dada, trauma, lemah sebelah anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu : :

 Riwayat Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu rutin minum Glimepirid setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari.Riwayat Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu rutin minum Glimepirid setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari. 

 Riwayat hipertensi tidak diketahui oleh kRiwayat hipertensi tidak diketahui oleh k eluarga pasien.eluarga pasien.

Riwayat Pengobatan :

Pasien langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang

Riwayat Keluarga:

Tidak ada keluarga yang pernah menderita keluhan serupa dengan pasien. Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi di keluarga tidak diketahui.

Riwayat Alergi:

Tidak memiliki riwayat alergi. DAFTAR PUSTAKA

1. Cryer, Philip E. 2011.  Hypoglicemia During Therapy of Diabetes. Tersedia di <http://diabetesmanager.pbworks.com/w/page/17680209/Hypoglycemia%20During%20Therapy%20of%20Diabetes%20> diakses  pada 1 Oktober 2017

2. Longo, Dan L, et al . 2011.  Harrison’s Principles of Internal Medicine 18th  Edition. New York; McGraw-Hill Medical Publishing

Divison.

3. PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni 4. Rani, A.A, dkk. 2005. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: PB PAPDI

5. Setyohadi, Bambang, dkk. 2011.  EIMED PAPDI: Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency In Internal Medicine).  Jakarta: Interna Publishing

(3)

3

Riwayat Pengobatan :

Pasien langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah Jombang

Riwayat Keluarga:

Tidak ada keluarga yang pernah menderita keluhan serupa dengan pasien. Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi di keluarga tidak diketahui.

Riwayat Alergi:

Tidak memiliki riwayat alergi. DAFTAR PUSTAKA

1. Cryer, Philip E. 2011.  Hypoglicemia During Therapy of Diabetes. Tersedia di <http://diabetesmanager.pbworks.com/w/page/17680209/Hypoglycemia%20During%20Therapy%20of%20Diabetes%20> diakses  pada 1 Oktober 2017

2. Longo, Dan L, et al . 2011.  Harrison’s Principles of Internal Medicine 18th  Edition. New York; McGraw-Hill Medical Publishing

Divison.

3. PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni 4. Rani, A.A, dkk. 2005. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: PB PAPDI

5. Setyohadi, Bambang, dkk. 2011.  EIMED PAPDI: Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency In Internal Medicine).  Jakarta: Interna Publishing

6. Silbernagl, Stefan, dan Florian Lang. 2010. Color Atlas of Pathophysiology 2nd Ed. New York: Thieme.Soemadji, DjokoWahono. 2009.  BukuAjarIlmuPenyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

7. Tjokroprawiro, Askandar. 2014. Formula Klinik Praktis Bidang Diabetologi Endokrinologi Metabolisme, Fokus: Diabetes. Surabaya: Pusat Diabetes dan Nutrisi FKUA-RSUD Dr. Soetomo

8. Zainuddin, Andi Alfian, dkk. 2014. Panduan Praktik Klinik (PPK) Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer . Jakarta: DEPKES HASIL PEMBELAJARAN:

1. Dapat menegakkan diagnosis hipoglikemia

(4)

4

6. Silbernagl, Stefan, dan Florian Lang. 2010. Color Atlas of Pathophysiology 2nd Ed. New York: Thieme.Soemadji, DjokoWahono. 2009.  BukuAjarIlmuPenyakit Dalam. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

7. Tjokroprawiro, Askandar. 2014. Formula Klinik Praktis Bidang Diabetologi Endokrinologi Metabolisme, Fokus: Diabetes. Surabaya: Pusat Diabetes dan Nutrisi FKUA-RSUD Dr. Soetomo

8. Zainuddin, Andi Alfian, dkk. 2014. Panduan Praktik Klinik (PPK) Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer . Jakarta: DEPKES HASIL PEMBELAJARAN:

1. Dapat menegakkan diagnosis hipoglikemia

2. Dapat melakukan tatalaksana pada pasien dengan hipoglikemia

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Subjective

 Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah

Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS.

 Sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien

tertidur dan sulit untuk dibangunkan.

 Sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien.

 Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri dada, trauma, lemah sebelah

anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

 Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu dan

rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari.

(5)

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Subjective

 Seorang laki-laki 71 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat RS Muhammadiyah

Jombang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit SMRS.

 Sebelumnya pasien masih bisa diajak komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien

tertidur dan sulit untuk dibangunkan.

 Sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit karena merasa mual. Riwayat makan dan minum terakhir tidak diketahui oleh keluarga pasien.

 Demam, sakit kepala, muntah, BAB cair, nyeri dada, trauma, lemah sebelah

anggota badan disangkal oleh keluarga pasien.

 Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus sejak 5 tahun yang lalu dan

rutin meminum obat Glimepirid 1 tablet setiap pagi dan Metformin 3 kali sehari.

 Riwayat hipertensi tidak diketahui.

Objective

(Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 4 Maret 2017 jam 21.15 di IGD)

 Airway Stridor (+), Gargling (-)  Posisikan jalan nafas dengan head tilt, chin lift

 Breathing  RR=22x/menit, pergerakan dada simetris,  pasang oksigen 3-4 lpm

 Circulation  Nadi 78x/menit, regular, isi cukup

 KU: lemah; GCS 335

 TD: 190/120 mmHg, N: 78x/menit, regular

RR: 22x/menit, Temp Aksila: 35,40C

 K/L : anemis (-) ; icteric; (-) ; sianosis (-), dysnea (-); Pembesaran KGB (-),

 pupil bulat isokor (3mm/3mm), refleks cahaya +/+, meningeal sign (-)

 Thoraks:

o Pulmo:

 Inspeksi : bentuk dada normal, gerak dada simetris,  penggunan otot bantu napas (-), retraksi (-)

 Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, fremitus taktil simetris

(6)

 Perkusi : sonor/sonor 

 Auskultasi : suara nafas vesikuler/vesikuler, rhonki -/-, wheezing

-/-o Cor:

 S1-II reguler, bising (-), gallop (-)

 Abdomen :

o Inspeksi : Cembung

o Auskultasi : Bising Usus (+) normal

o Perkusi : Timpani

o Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba

 Ekstremitas : akral dingin, capilarry refill time <2”, edema - | -, refleks

fisiologis dalam batas normal, refleks patologis -/-, kesan lateralisasi (-)

 Gula Darah Acak : 38

Assesment

1. Diabetes Mellitus tipe 2 2. Hipoglikemia

3. Hipertensi urgency Planning

Planning diagnosis : EKG, DL, BUN, SK

EKG: Irama sinus regular, tidak didapatkan kelainan.

DL WBC: 13.500  Neut/Lymph/Mxd 84/7/8 Hb: 11,5 Hct: 34,8 RBC: 4,28jt PLT: 514rb Planning therapy :

- Injeksi D40 2 flakon IV bolus  Cek GDA ½ jam - Stop Obat Hipoglikemik Oral

(7)

- IVFD D10 28 tpm (maintenance) - Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 gram

- Tab. Captopril 25 mg PO setelah pasien stabil - Konsul ke Spesialis Penyakit Dalam

Planning Monitoring:Observasi KU, tanda vital, Gula Darah Serial Planning Education :

 Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yaitu Diabetes

Mellitus dan komplikasi akut yang sedang dialami pasien: hipoglikemia, tatalaksana yang akan dilakukan, kemungkinan penyebab yaitu OHO yang dikonsumsi pasien tanpa diimbangi diet yang cukup, dan pencegahan agar hipoglikemia tidak berulang.

(8)

TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Melitus Tipe 2 + Hipoglikemia

1. Pendahuluan

Penurunan kesadaran yang terjadi pada penyandang diabetes harus selalu dipikirkan kemungkinan disebabkan oleh hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan waktu kerja obat telah habis. Pengawasan glukosa darah pasien harus dilakukan selama 24-72 jam, terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronik atau yang mendapatkan terapi dengan OHO kerja panjang. Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus dihindari, mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna pada pasien. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih lama. Pasien dengan resiko hipoglikemi harus diperiksa mengenai kemungkinan hipoglikemia simtomatik ataupun asimtomatik pada setiap kesempatan.

2. Definisi Hipoglikemia

Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah < 70 mg/dl. Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum dengan atau tanpa adanya gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya Trias Whipple.

 Terdapat gejala-gejala hipoglikemia

 Kadar glukosa darah yang rendah

 Gejala berkurang dengan pengobatan.

Hipoglikemia merupakan komplikasi akut dari penyandang diabetes melitus dan geriatri.

3. Epidemiologi Hipoglikemia

Hipoglikemia biasanya ditemukan pada pasien diabetes melitus. Sekitar 90% dari semua pasien yang menerima insulin mengalami episode hipoglikemia. Frekuensi hipoglikemia lebih rendah pada orang dengan diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan tipe

(9)

1. Diperkirakan 2-4% dari mortalitas akibat diabetes melitus dikaitkan dengan hipoglikemia

4. Klasifikasi Hipoglikemia

Hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian terkait dengan derajat keparahannya, yaitu :

 Hipoglikemia berat: Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk

 pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya.

 Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL disertai gejala

hipoglikemia.

 Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL tanpa gejala

hipoglikemia.

 Hipoglikemia relatif apabila GDS > 70mg/dL dengan gejala hipoglikemia.

 Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia tanpa pemeriksaan GDS.

Hipoglikemia dapat timbul dalam 2 tipe, yaitu:

1. True Hypoglycemia, terjadi bila kadar glukosa darah <70mg/dL. Dalam kondisi ini akan keluar hormon CGCG (Catecolamine, Glukagon, Cortisol, Growth hormon).

2. Reactive Hypoglycemia, terjadi bila penurunan kadar glukosa darah yang sangat cepat sehingga nilai kadar glukosa darah turun menjadi 70-90mg/dL, misal GD dari 400 mg/dL menjadi <90mg/dL. Pada kondisi ini kenaikan kadar hormon CGCG tidak terlalu nyata.

5. Etiologi Hipoglikemia

Hipoglikemia dapat terjadi karena:

1. Kelebihan dosis obat, terutama insulin atau obat hipoglikemia oral yaitu sulfonilurea.

2. Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun; gagal ginjal kronik, dan  paska persalinan.

3. Asupan makan tidak adekuat: jumlah kalori atau waktu makan tidak tepat. 4. Kegiatan jasmani berlebihan.

(10)

6. Patofisiologi Hipoglikemia

Hipoglikemia dapat terjadi ketika kadar insulin dalam tubuh berlebihan. Terkadang kondisi berlebih ini merupakan sebuah kondisi yang terjadi setelah melakukan terapi diabetes mellitus. Selain itu, hipoglikemia juga dapat disebabkan antibodi pengikat insulin, yang dapat mengakibatkan tertundanya pelepasan insulin dari tubuh. Selain itu, hipoglikemia dapat terjadi karena malproduksi insulin dari pankreas ketika terdapat tumor pankreas. Setelah hipoglikemia terjadi, efek yang paling banyak terjadi adalah naiknya nafsu makan dan stimulasi masif dari saraf simpatik yang menyebabkan takikardi, berkeringat, dan tremor.

Ketika terjadi hipoglikemia tubuh sebenarnya akan terjadi mekanisme homeostasis dengan menstimulasi lepasnya hormon glukagon yang berfungsi untuk menghambat penyerapan, penyimpanan, dan peningkatan glukosa yang ada di dalam darah. Glukagon akan membuat glukosa tersedia bagi tubuh dan dapat meningkatkan  proses glikogen dan glukoneogenesis. Akan tetapi, glukagon tidak memengaruhi  penyerapan dan metabolisme glukosa di dalam sel.

Gambar 1. Mekanisme regulasi glukosa pada tubuh manusia

Selain itu, mekanisme tubuh untuk mengompensasi adalah dengan meningkatkan epinefrin, sehingga prekursor glukoneogenik dapat dimobilisasi dari sel otot dan sel lemak untuk produksi glukosa tambahan. Tubuh melakukan pertahanan terhadap

(11)

turunnya glukosa darah dengan menaikkan asupan karbohidrat secara besar-besaran. Mekanisme pertahanan ini akan menimbukan gejala neurogenik seperti palpitasi, termor, adrenergik, kolinergik, dan berkeringat. Ketika hipoglikemia menjadi semakin  parah maka mungkin juga dapat terjadi kebingungan, kejang, dan hilang kesadaran.

Hipoglikemia berat didefinisikan sebagai hipoglikemia yang tidak dapat ditangani oleh mekanisme homeostasis tubuh. Pada kondisi ini orang yang terkena hipoglikemia berat dapat kehilangan kesadaran atau merasa kebingungan. Walaupun  penderita hipoglikemia berat akan terlihat sadar, tapi penderita akan terlihat lethargik (kelelahan) dan emosional. Hal ini disebabkan karena glukagon tidak dapat mengompensasi adanya insulin yang berlebihan. Sehingga terkadang ketika seseorang mengalami hipoglikemia berat dibutuhkan penyuntikan glukagon. Penyuntikkan glukagon ini dapat diberikan dengan orang terdekat yang dilatih atau tenaga medis terlatih.

7. Manifestasi Klinis Hipoglikemia Hasil Anamnesis (Subjective)

Tanda dan gejala hipoglikemia dapat bervariasi pada setiap individu dari yang ringan sampai berat. Gejala klasik hipoglikemia ditandai dengan gejala adrenergik (berdebar, banyak keringat, gemetar dan rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik (pusing, gelisah, penurunan kesadaran bahkan sampai koma dengan atau tanpa kejang) Pada pasien atau keluarga perlu ditanyakan adanya riwayat penggunan preparat insulin atau obat hipoglemik oral, dosis terakhir, waktu pemakaian terakhir, perubahan dosis, waktu makan terakhir, jumlah asupan makanan, dan aktivitas fisik yang dilakukan.

Hasil Pemeriksaan Fisik (Objective) 1. Pucat

2. Diaphoresis/keringat dingin 3. Tekanan darah menurun

4. Frekuensi denyut jantung meningkat 5. Penurunan kesadaran

(12)

8. Diagnosis Hipoglikemia

Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil  pemeriksaan kadar gula darah. Dari gejala bisa di dapatkan dari adanya Trias Whipple. Berdasarkan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan bila kadar glukosa <70mg/dl. Walaupun demikian berbagai studi fisiologis menunjukan bahwa gangguan fungsi otak dapat terjadi pada kadar glukosa darah 55 mg/dl (3 mmol/L). Lebih lanjut diketahui  bahwa kadar glukosa darah 55mg/dl (3 mmol/L) yang terjadi berulang kali dapat

merusak mekanisme proteksi endogen terhadap hipoglikemia yang lebih berat.

Respon regulasi non pankreas terhadap hipoglikemia dimulai pada kadar glukosa darah 63-65mg/dl (3,5-3,6mmol/L). Oleh sebab itu, dalam konteks terapi diabetes, diagnosis hipoglikemia ditegakkan bila kadar glukosa plasma kurang dari sama dengan 63 mg/dl (3,5 mmol/L).

9. Diagnosis Banding 1. Syncope vagal 2. Stroke/TIA

10. Tatalaksana Hipoglikemia Stadium permulaan (sadar)

 Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirup/permen gula (bukan

 pemanis pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan mengandung karbohidrat.

 Hentikan obat hipoglikemik sementara.

 Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam.

 Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya tidak sadar).

 Cari penyebab

Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia) 1. Diberikan larutan Dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 mL) bolus

intravena.

2. Diberikan cairan Dekstrosa 10% per infus, 6 jam per kolf.

3. Periksa GD sewaktu (GDs), kalau memungkinkan dengan glukometer:

 Bila GDs < 50 mg/dL  + bolus Dekstrosa 40% 50 mL IV

(13)

4. Periksa GDs setiap 1 jam setelah pemberian Dekstrosa 40%:

 Bila GDs < 50 mg/dL  + bolus Dekstrosa 40% 50 mL IV  Bila GDs < 100 mg/dL  + bolus Dekstrosa 40% 25 mL IV

 Bila GDs > 100 mg/dL  tanpa bolus Dekstrosa 40%

 Bila GDs > 200 mg/dL   pertimbangkan menurunkan kecepatan drip

Dekstrosa 10%

5. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDs setiap 2 jam, dengan protokol sesuai diatas. Bila GDs > 200 mg/dL   pertimbangkan mengganti infus dengan Dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% 6. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, protokol hipoglikemia

dihentikan.

7. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis insulin, seperti: adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg IV/IM (bila penyebabnya insulin).

8. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200 mg/dL: Hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau Deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan Manitol 1,5-2g/kgBB IV setiap 6-8 jam. Cari penyebab kesadaran menurun.

Kadar Glukosa (mg/dL)

Terapi Hipoglikemia dengan Formula 3-2-1-1

Glukosa 40% 1 Flakon = 25 mL

Isi 10 g glukosa < 30 mg/dl* IV Dextrose 40 % bolus 3 flakon Formula - 3 30-50 mg/dl* IV Dextrosa 40 % bolus 2 flakon Formula - 2 50-70 mg/dl* IV Dextrosa 40 % bolus 1 flakon

*pada true hypoglycemia

Formula - 1

70-90 mg/dl** IV Dextrosa 40 % bolus 1 flakon **pada reactive hypoglycemia

Formula - 1

Follow up :

1. Periksa kadar gula darah 30 menit setelah injeksi.

2. Yang harus dihindari adalah Honey moon phenomenon akibat pemberian Dextrosa 40% yang berlebihan

(14)

Gambar 2. Algoritma tatalaksana hipoglikemia (EIMED PAPDI,2011)

11. Pencegahan Hipoglikemia

1. Lakukan edukasi tentang tanda dan gejala hipoglikemi, penanganan sementara, dan hal lain harus dilakukan.

2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM), khususnya bagi pengguna insulin atau obat oral golongan insulin sekretagog. 3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang dikonsumsi, tentang:

dosis, waktu mengkonsumsi, efek samping.

4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan kejadian hipoglikemi  perlu melakukan:

(15)

 Evaluasi program pengobatan yang diberikan dan bila diperlukan melakukan

 program ulang dengan memperhatikan berbagai aspek seperti: jadwal makan, kegiatan oleh raga, atau adanya penyakit penyerta yang memerlukan obat lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah.

 Bila diperlukan mengganti obat-obatan yang lebih kecil kemungkinan

menimbulkan hipoglikemi.

12. Prognosis Hipoglikemia

Prognosis hipoglikemia dinilai dari penyebab, nilai glukosa darah, dan waktu onset. Apabila bersifat simtomatik dan segera diobati memiliki prognosis baik (dubia et bonam) dibandingkan dengan asimtomatik tanpa segera diberikan oral glucose (dubia et malam).

(16)

Follow Up Pasien Tanggal 4 Maret 2017 Monitoring GDA pasien Jam 22.15 GCS 456, GDA 92 Jam 22.45 GDA 83

Jam 23.15 GDA 92

Tanggal 5 Maret 2017

Subjective Objective Assesment Planning

Lemas Pusing Mual (+) Muntah (-) Makan sudah mau BUN: 44,3 SK: 1,4 GDA 119 KU: Lemah GCS: 456 TD: 140/80 mmHg  Nadi: 94x/menit RR 20x/menit Tax: 36,2oC K/L: Konjungtiva Anemis (-), Sclera Icteric (-)

Thorax: suara nafas vesikuler di semua area, Ronkhi -|-, wheezing

-|-Abd: flat, soefl, BU (+) N Extrimitas: akral hangat kering merah, capillary refill time < 2” eGFR (Cockroft-Gault): [(140-usia) (BB)]/[(SK)x72)] = [(140-71)(50)]/72(1,4) = 34,32 ml/min/1,73m2 1. Diabetes Mellitus Tipe 2 2. Hipoglikemia  perbaikan 3. Hipertensi st.I 4. Leukositosis 5. Gangguan faal ginjal  IVFD RL : Martos 2 : 1  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr  Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul  Tab. Vit. B complex 3 x 1  Mx: KU, VS, Gula darah serial

(17)

Tanggal 6 Maret 2017

Subjective Objective Assesment Planning

Lemas Mual (+) Muntah (-) GDA 178 KU: Lemah GCS: 456 TD: 140/80 mmHg  Nadi: 88x/menit RR 20x/menit Tax: 36,7oC K/L: Konjungtiva Anemis (-), Sclera Icteric (-)

Thorax: suara nafas vesikuler di semua area, Ronkhi -|-, wheezing

-|-Abd: flat, soefl, BU (+) N Extrimitas: akral hangat kering merah, capillary refill time < 2” 1. Diabetes Mellitus Tipe 2 2. Hipoglikemia  perbaikan 3. Hipertensi st.I 4. Leukositosis 5. Gangguan faal ginjal  IVFD RL : Martos 2 : 1  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr  Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul  Tab. Vit. B complex 3 x 1  Mx: KU, VS, Gula darah serial Tanggal 7 Maret 2017:

Subjective Objective Assesment Planning

 Nyeri perut Mual (+) Muntah (-) GD2JPP: 150 KU: Cukup GCS: 456 TD: 150/90 mmHg  Nadi: 88x/menit RR 20x/menit Tax: 36,8oC K/L: Konjungtiva Anemis (-), Sclera Icteric (-)

Thorax: suara nafas vesikuler di semua area, Ronkhi -|-, wheezing -|-1. Diabetes Mellitus Tipe 2  post hipoglikemia 2. Gangguan faal ginjal 3. Hipertensi st.I  IVFD RL : Martos 2 : 1  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr  Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul  Tab. Furosemid 1 x 1  Tab. Vit. B complex 3 x 1  Pasang kateter

(18)

Abd: cembung, soefl, BU (+)  N, shifting dullness (+), nyeri

tekan (+) regio unspesified Extrimitas: akral hangat kering merah, capillary refill time < 2”

 Mx: KU, VS, Gula

darah serial, Produksi Urin

Tanggal 8 Maret 2017

Subjective Objective Assesment Planning

Tidak ada keluhan GD2JPP: 291 KU: Cukup GCS: 456 TD: 140/100 mmHg  Nadi: 82x/menit RR 20x/menit Tax: 35,3oC K/L: Konjungtiva Anemis (-), Sclera Icteric (-)

Thorax: suara nafas vesikuler di semua area, Ronkhi -|-, wheezing

-|-Abd: cembung, soefl, BU (+)  N, nyeri tekan (-), hepar lien

sulit dinilai

Extrimitas: akral hangat kering merah, capillary refill time < 2”

Urine bag isi 100cc warna kuning pekat 1. Diabetes Mellitus Tipe 2 2. Gangguan faal ginjal 3. Hipertensi st.I  IVFD RL : Martos 2 : 1  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr  Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul  Tab. Glimepirid 2 mg –  0 –  0  Tab. Furosemid 1 x 1  Tab. Vit. B complex 3 x 1 Mx: KU, VS, Gula darah serial, Produksi Urin

(19)

Tanggal 9 Maret 2017

Subjective Objective Assesment Planning

Tidak ada keluhan BSN: 181 GD2JPP: 291 KU: Cukup GCS: 456 TD: 120/80 mmHg  Nadi: 87x/menit RR 20x/menit Tax: 36,4oC K/L: Konjungtiva Anemis (-), Sclera Icteric (-)

Thorax: suara nafas vesikuler di semua area, Ronkhi -|-, wheezing

-|-Abd: cembung, soefl, BU (+)  N, nyeri tekan (-)

Extrimitas: akral hangat kering merah, capillary refill time < 2” 1. Diabetes Mellitus Tipe 2 2. Gangguan faal ginjal 3. Hipertensi st.I  IVFD RL : Martos 2 : 1  Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr  Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul  Tab. Glimepirid 2 mg –  0 –  0  Tab. Furosemid 1 x 1  Tab. Vit. B complex 3 x 1  Aff kateter Mx: KU, VS, Gula darah Pasien KRS sore Terapi pulang: Tab. Glimepirid 2 mg  –  0 –  0 Tab. Metformin 3 x 500 mg

(20)

Jombang, 6 Oktober 2017 Mengetahui,

Dokter Pendamping,

Gambar

Gambar 1. Mekanisme regulasi glukosa pada tubuh manusia
Tabel 1. Petunjuk Praktis Terapi Hipoglikemia
Gambar 2. Algoritma tatalaksana hipoglikemia (EIMED PAPDI,2011)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai dengan tidak gelisah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan aktif

Analisa hubungan variabel pengetahuan responden terhadap tanda dan gejala hipoglikemia yang dipersepsikan oleh responden yang dirawat di Ruang Anggrek. dan Flamboyan RSUD Abdul

Teknik untuk menurunkan tanda gejala halusinasi juga dilakukan dalam dengan judul efektifitas terapi musik klasik terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan darah ke jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri kepala dan tangan dextra dan sinistra,

Gejala klasik bisinosis ditandai dengan rasa berat di dada dan kesulitan bernapas yang dialami pekerja saat hari pertama kembali masuk kerja setelah istirahat

Diagnosis klinik untuk diabetes biasanya ditandai dengan gejala klasik(meningkatnya rasa haus, nafsu makan bertambah dan sering buang air kecil) dapat disertai pula kehilangan