• Tidak ada hasil yang ditemukan

117022624-LP-TB-PARU.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "117022624-LP-TB-PARU.doc"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

TUBERKULOSIS PARU (TBC)

TUBERKULOSIS PARU (TBC)

Disusun oleh Disusun oleh Uswatun Hasanah Uswatun Hasanah 0!"00!0## 0!"00!0##

PRO$RA% PENDIDIKAN PRO&ESI NERS

PRO$RA% PENDIDIKAN PRO&ESI NERS

&A

&AKULT

KULTAS IL%

AS IL%U KES

U KESEHATAN

EHATAN

UNI'ERSITAS %UHA%%ADIAH SURABAA

UNI'ERSITAS %UHA%%ADIAH SURABAA

0*

0*

(2)
(3)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN TUBERCULOSIS PARU TUBERCULOSIS PARU A! De+inisi A! De+inisi

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh  Mycobacterium tuberculosis.

 Mycobacterium tuberculosis.(Price dan Wilson, 2005).(Price dan Wilson, 2005). Tuberku

Tuberkulosis Paru (T Paru) adalah penlosis Paru (T Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutamayakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. ( !melt"er, 200#).

menyerang parenkim paru. ( !melt"er, 200#). T

Tuubbeerrkkuulloossiiss mmeerruuppaakkaann ppeennyyaakkiitt mmeennuullaarr yyaanngg ddiisseebbaabbkkaann oolleehh $ycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asam, dapat $ycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asam, dapat merupakan organisme patogen atau saprofit (!yl%ia &nderson, #''5).

merupakan organisme patogen atau saprofit (!yl%ia &nderson, #''5). Tuberku

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, losis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkimyang terutama menyerang parenkim  paru (runer dan !uddart. 2002).

 paru (runer dan !uddart. 2002). Tu

Tuberkuberkulosis adalah contoh losis adalah contoh lain infeksi saluran nafas lain infeksi saluran nafas baah. Penyakibaah. Penyakit t iniini disebabkan oleh mikrooganisme $ycobacterium tuberculosis (li"abeth *. disebabkan oleh mikrooganisme $ycobacterium tuberculosis (li"abeth *. +orn, 200#).

+orn, 200#).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobakterium Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobakterium tuberkulosa geala yang sangat ber%ariasi (-/, 200#).

tuberkulosa geala yang sangat ber%ariasi (-/, 200#).

1ari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan baha tuberkulosis paru 1ari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan baha tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi pada saluran nafas baah yang menular disebabkan adalah suatu penyakit infeksi pada saluran nafas baah yang menular disebabkan mycobakterium tuberkulosa yaitu bakteri batang tahan asam baik bersifat patogen mycobakterium tuberkulosa yaitu bakteri batang tahan asam baik bersifat patogen atau saprofit dan terutama menyerang parenkim paru.

atau saprofit dan terutama menyerang parenkim paru.

B

B!! EEttiioolloo,,ii Tu

Tuberkuberkulosis paru losis paru adalah penyakit menular adalah penyakit menular yang disebabkyang disebabkan an oleh basiloleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, seenis kuman yan

mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, seenis kuman yan g yang berbentuk g yang berbentuk   batang

 batang dengan dengan ukuran ukuran panang panang #34mm #34mm dan dan tebal tebal 0,0,64mm. 0,0,64mm. !ebagian !ebagian besar besar  kuman terdiri atas asam lemak (

kuman terdiri atas asam lemak (lipid lipid ).).

7ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkkohol) 7ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (T&) dan ia uga lebih tahan terhadap sehingga disebut bakteri tahan asam (T&) dan ia uga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. uman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun gangguan kimia dan fisis. uman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin (dapat tahan bertauntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman dingin (dapat tahan bertauntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman

(4)

 bersifat

 bersifat dormant. 1ari dormant. 1ari sifat sifat dormant ini dormant ini kuman dapat kuman dapat bangkit lagi bangkit lagi dan menadikandan menadikan tuberc

tuberculosis menadulosis menadi aktif i aktif lagi. !ifat lain lagi. !ifat lain kumkuman ini an ini adalah aerobadalah aerob. !ifat . !ifat iniini menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi oksigennya. menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi oksigennya. 1alam hal ini

1alam hal ini tekanatekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari n bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada bagianpada bagian lainny

lainnya, a, sehingsehingga ga bagian apikal ini bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakitmerupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. (&min, 2009)

tuberkulosis. (&min, 2009)

uman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin uman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahuntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman berada (dapat tahan bertahuntahun dalam lemari es). 8al ini teradi karena kuman berada dalam sifat

dalam sifat dormant dormant . 1ari sifat. 1ari sifat dormantdormant ini kuman dapat bangkit kembali danini kuman dapat bangkit kembali dan menadikan tuberkulosis aktif kembali. !ifat lain kuman adalah aerob. !ifat ini menadikan tuberkulosis aktif kembali. !ifat lain kuman adalah aerob. !ifat ini menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi kandungan menunukkan baha kuman lebih menyenangi aringan yang tinggi kandungan oksigennya. 1alam hal ini tekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada oksigennya. 1alam hal ini tekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada  bagian

 bagian lainnya, lainnya, sehingga sehingga bagian bagian apikal apikal ini ini merupakan merupakan tempat tempat predileksi predileksi penyakitpenyakit tuberkulosis.

tuberkulosis.

asil mikrobakterium tersebut masuk kedalam aringan paru melalui saluran asil mikrobakterium tersebut masuk kedalam aringan paru melalui saluran napas (

napas (droplet infectiondroplet infection) sampai al%eoli, maka teradilah infeksi primer () sampai al%eoli, maka teradilah infeksi primer ( ghon ghon)) selanutnya menyebar

selanutnya menyebar kekelenar getah kekelenar getah bening bening setempat setempat dan dan terbentuklah primer terbentuklah primer  kompl

kompleks eks (ranke(ranke). ). keduankeduanya ya dinamadinamakan kan tuberktuberkulosiulosis s primerprimer, , yang dalamyang dalam  peralanannya

 peralanannya sebagian sebagian besar besar akan akan mengalami mengalami penyembuhan. penyembuhan. Tuberkulosis Tuberkulosis paruparu  primer, peradangan teradi

 primer, peradangan teradi sebelum tubuh mempunyai kekebalasebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik ten spesifik terhadaprhadap  basil mikobakterium.

 basil mikobakterium.

Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pada usia # tahun. !edangkan Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pada usia # tahun. !edangkan yang disebut tuberkulosis post primer

yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection)(reinfection) adalah peradangan aringanadalah peradangan aringan  paru

 paru oleh oleh karena karena teradi teradi penularan penularan ulang ulang yang yang mana mana di di dalam dalam tubuh tubuh terbentuk terbentuk  kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.

kekebalan spesifik terhadap basil tersebut. -aktor predisposisi

-aktor predisposisi penyebab penyakit penyebab penyakit tuberkulosis tuberkulosis antara lain ( antara lain ( li"abeth *li"abeth *  poh 200#)

 poh 200#) #).

#). $ereka yang kon$ereka yang kontak dekat tak dekat dengan seorang dengan seorang yang memyang mempunyai T punyai T aktif aktif  2).

2). ndi%idu imunosupndi%idu imunosupresif (termasuk lansia, pasien kankresif (termasuk lansia, pasien kanker, er, indi%idu dalamindi%idu dalam terapi kartikoteroid atau terinfeksi 8:)

terapi kartikoteroid atau terinfeksi 8:) ).

). Pengguna Pengguna obatobat obatobat : : dan dan alkoholik alkoholik  3).

(5)

5). ndi%idu dengan gangguan medis seperti ; 1$, <<, penyimpanan gi"i,  by pass gatrektomi.

6). migran dari negara dengan T yang tinggi (&sia Tenggara, &merika 7atin aribia)

9). ndi%idu yang tinggal di institusi (nstitusi psikiatrik, penara) =). ndi%idu yang tinggal di daerah kumuh

'). Petugas kesehatan

C! %ani+estasi Klinis

eluhan yang diraskan pasien pasien tuberkulosis dapat bermacammacam atau malah banyak ditemukan T paru tanpa keluhan sama sekali dalam  pemeriksaan kesehatan .keluhan yang terbanyak;

#. 1emam

iasanya subfebril menyerupai demam influen"a. Tetapi kadangkadang pana  badan dapat mencapai 303#0 +elsius. !erangan demam pertama dapat sembuh sebentar ,tetapi kemudian dapat timbul kembali. egitulah seterusnya hilang timbul demam influen"a ini ,sehingga pasien merasa tidak pernah terbeba dari serangan demam influen"a. eadaan ini sangat terpengaruh oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkolosis masuk.

2. atuk4batuk berdarah

geala ini bayak ditemukan.batuk teradi karena adanya iritasi pada  bronkus.batuk ini diperlukan untuk membuang produkproduk radang keluar.

arena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama.mungkin saa  batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam aringan paru yakni setelah minggumimggu atau berbulanbulan peradangan bermula.sifat batuk  dimulai dari batuk kering (nonproduktif) kemudian setelah timbul peradagan menadi produktif(menghasilkal sputum). keadaan yang lanut adalah berupa  batuk darah karena terdapat pembuuh darah yang pecah.kebanyakan batuk 

darah pada tuberkulusis teradi pada ka%itas,tetapi dapat uga teradi pada ulkus dinding bronkus.

(6)

. sesak bernafas

 pada penyakit ringan (baru tumbuh)belum dirasakan sesak nafas.sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanut,yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paruparu dan takipneu.

3. nyeri dada

geala ini agak arang ditemukan.nyeri dada timbul bila infiltrasinya radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis .teradi gesekan kedua pleura seaktu pasien menarik4melepaskan napasnya.

5. $alaise dan kelelahan

Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun, geala malaise sering ditemukan berupa anaoreksia tidak ada nafsu makan,badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, keringat malam, dll. !elain itu uga teradi kselitan tidur pada malam hari (Price, 2005). <eala malaise ini makin lama makin berat dan teradi ilang timbul secara tidak teratur.

 Takikardia (&min- 2009)

D! Klasi+i.asi

&dapun klasifikasi T paru berdasarkan petogenesisnya yaitu;

elas Tipe eterangan

0 Tidak ada peanan T. Tidak terinfeksi

Tidak ada riayat terpaan.

>eaksi terhadap tes tuberculin negati%e.

# Terpaan T

Tidak ada bukti infeksi

>iayat terpaan

>eaksi tes kulit tuberkulin negati%e 2 &da infeksi T

Tidak timbul penyakit

>eaksi tes kulit tuberculin positif  Pemeriksaan bakteri negati%e (bila dilakukan)

Tidak ada bukti klinis, bakteriologik atau radiografik Tb aktif 

(7)

dilakukan).

!ekarang terdapat bukti klinis,  bakteriologik, rsdiografik penyakit 3 T,

Tidak aktif secara klinis

>iayat episode T atau

1itemukan radiografi yang abnormal atau tidak berubah?reaksi tes kulit tuberkulin positif dan tidak ada bukti klinis atau radiografik penyakit sekarang

5 Tersangka T 1iagnosa ditunda (Price, 2005)

E! Pato+isiolo,i

Penularan tuberculosis paru teradi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama #2 am, tergantung pada ada tidaknya sinar  ultra%iolet, %entilasi yang buruk dan kelembaban. 1alam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berharihari sampai berbulanbulan. ila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada alan nafas atau paru  paru. Partikel dapat masuk ke al%eolar bila ukurannya kurang dari 5

mikromilimeter.

Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas  perantara sel. !el efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T )

adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. >aspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).

asil tuberkel yang mencapai permukaan al%eolus biasanya diinhalasi sebagai unit yang terdiri dari # basil. <umpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( 1annenberg #'=# ). !etelah berada diruang al%eolus biasanya dibagian baah lobus atas paru  paru atau dibagian atas lobus baah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi  peradangan. 7eukosit polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan memfagosit

(8)

 bakteria namun tidak membunuh organisme ini. !esudah harihari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . &l%eoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul geala pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau proses akan beralan terus dan  bakteri akan terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. asil uga menyebar melalui getah bening menuu kelenar getah bening regional. $akrofag yang mengadakan infiltrasi menadi lebih panang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. >eaksi ini butuh aktu #020 hari.

 @ekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keu yang  biasa disebut nekrosis kaseosa. 1aerah yang teradi nekrosis kaseosa dan aringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda.*aringan granulasi menadi lebih fibrosa membentuk aringan  parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.

7esi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenar  getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. >espon lain yang dapat teradi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan ka%itas. $ateri tuberkel yang dilepaskan dari dinding ka%itas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang lagi kebagian paru lain atau terbaa kebagian laring, telinga tengah atau usus.

a%itas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan aringan parut fibrosa. ila peradangan mereda lumen brokus dapat menyempit dan tertutup oleh aringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan  bronkus rongga. ahan perkeuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir 

melalui saluran penghubung sehingga ka%itas penuh dengan bahan perkeuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. eadaan ini dapat dengan tanpa geala dalam aktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menadi peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Arganisme yang lolos dari kelenar getah bening akan mencapai aliran darah dalam umlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. *enis

(9)

 penyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.ni teradi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme yang masuk kedalam sistem %askuler dan tersebar  keorganorgan lainnya.

&! Penatala.sanaan

#. Penatalaksanaan keperaatan diantaranya dapat dilakukan dengan cara; a. Promotif 

#. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu T+

2. Pemberitahuan baik melalui spanduk4iklan tentang bahaya T+, cara  penularan, cara pencegahan, faktor resiko

. $ensosialisasiklan +< di masyarakat.  b. Pre%entif 

#. :aksinasi +<

2. $enggunakan isonia"id (@8)

. $embersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.

3. ila ada gealageala T+ segera ke Puskesmas4>!, agar dapat diketahui secara dini.

2. Penatalaksanaan secara medik 

1alam pengobatan T paru dibagi 2 bagian ; #. *angka pendek.

1engan tata cara pengobatan ; setiap hari dengan angka aktu # B   bulan. C !treptomisin ineksi 950 mg. C Pas #0 mg. C thambutol #000 mg. C sonia"id 300 mg. 2. *angka panang

Tata cara pengobatan ; setiap 2 D seminggu, selama # B #= bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.

Terapi T paru dapat dilakukan dengan minum obat saa, obat yang diberikan dengan enis ;

(10)

C @8.

C >ifampicin. C thambutol.

1engan fase selama 2 D seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menadi 6' bulan.

. 1engan menggunakan obat program T paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum T& ( E ) dengan kombinasi obat ;

C >ifampicin. C sonia"id (@8). C thambutol. C PyridoDin (6).

Tuuan pengobatan pada penderita T Paru selain untuk mengobati uga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap A&T serta memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menadi 2 fase yaitu fase intensif (2 bulan) dan fase lanutan (39 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. *enis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi W8A adalah >ifampisin, @8, Pirasinamid, !treptomisin dan tambutol. !edangkan enis obat tambahan adalah anamisin, uinolon, $akrolide dan &moksisilin E &sam la%ulanat, deri%at >ifampisin4@8.

/ntuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu  berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan  bakteriologik, hapusan dahak dan riayat pengobatan sebelumnya. 1i samping itu  perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan T yang dikenal sebagai 1irectly Abser%ed Treatment !hort +ourse (1AT!) yang direkomendasikan oleh W8A yang terdiri dari lima komponen yaitu;

#. &danya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam  penanggulangan T.

2. 1iagnosis T melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.

(11)

. Pengobatan T dengan paduan A&T angka pendek dengan pengaasan langsung oleh Pengaas $enelan Abat (P$A) khususnya dalam 2 bulan  pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.

3. esinambungan ketersediaan paduan A&T angka pendek yang cukup. 5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

 E+e. Sa/in, OAT 1

!ebagian besar pasien T dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek  samping. @amun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu  pemantauan kemungkinan teradinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. fek samping yang teradi dapat ringan atau berat, bila efek  samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian A&T dapat dilanutkan.adapun efek samping A&T antara lain yaitu;

#. sonia"id (@8)

 fek samping ringan dapat berupa tandatanda keracunan pada syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. fek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin dengan dosis #00 mg perhari atau dengan %itamin  kompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat diteruskan. elainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom pellagra).

  fek samping berat dapat berupa hepatitis imbas obat yang dapat timbul  pada kurang lebih 0,5F pasien. ila teradi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan A&T dan pengobatan sesuai dengan pedoman T pada keadaan khusus.

2. >ifampisin

 fek samping ringan yang dapat teradi dan hanya memerlukan  pengobatan simtomatik ialah ; !indrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang, !indrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadangkadang diare, !indrom kulit seperti gatalgatal kemerahan

(12)

 8epatitis imbas obat atau ikterik, bila teradi hal tersebut A&T harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman T pada keadaan khusus

 Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginal. ila salah satu dari geala ini teradi, rifampisin harus segera dihentikan dan  angan diberikan lagi alaupun gealanya telah menghilang

 !indrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas

 >ifampisin dapat menyebabkan arna merah pada air seni, keringat, air mata, air liur. Warna merah tersebut teradi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya. 8al ini harus diberitahukan kepada pasien agar dimengerti dan tidak perlu khaatir.

. Pira"inamid

fek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai  pedoman T pada keadaan khusus). @yeri sendi uga dapat teradi (beri aspirin) dan kadangkadang dapat menyebabkan serangan arthritis <out, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. adangkadang teradi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.

3. tambutol

tambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa  berkurangnya ketaaman, buta arna untuk arna merah dan hiau. $eskipun

demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai,  arang sekali teradi bila dosisnya #525 mg4kg  perhari atau 0 mg4kg  yang diberikan  kali seminggu. <angguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. !ebaiknya etambutol tidak  diberikan pada anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi

5. !treptomisin

fek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.

>isiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur pasien. >isiko tersebut akan meningkat pada  pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginal. <eala efek samping yang

(13)

terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. eadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr . *ika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli).

>eaksi hipersensiti%iti kadang teradi berupa demam yang timbul tiba tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. fek samping sementara dan ringan (arang teradi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat teradi segera setelah suntikan. ila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25gr.

!treptomisin dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada anita hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran anin. ( ht t p; 4 4  .kl i kpdpi.com4kons e nsus 4 tb 4tb.pdf)

(14)

H! KONSEP DASAR KEPERA2ATAN *) PEN$KA3IAN

#. dentitas klien; selain nama klien, asal kota dan daerah, umlah keluarga.

2. eluhan; penyebab klien sampai dibaa ke rumah sakit. . >iayat penyakit sekarang;

Tanda dan geala klinis T serta terdapat benolan4bisul pada tempat tempat kelenar seperti; leher, inguinal, aDilla dan sub mandibula.

3. >iayat penyakit dahulu

5. >iayat sosial ekonomi dan lingkungan. ∗ >iayat keluarga.

iasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama. ∗ &spek psikososial.

$erasa dikucilkan dan tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.

∗ iasanya pada keluarga yang kurang mampu.

$asalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh  perlu aktu yang lama dan biaya yang banyak.Tidak bersemangat

dan putus harapan. ∗ 7ingkungan;

7ingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat, %entilasi rumah yang kurang sehingga pertukaran udara kurang, daerah di dalam rumah lembab, tidak cukup sinar matahari, umlah anggota keluarga yang banyak.

Pola fungsi kesehatan.

#) Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan.

urang menerapkan P8! yang baik, rumah kumuh, umlah anggota keluarga banyak, lingkungan dalam rumah lembab, endela arang dibuka sehingga sinar matahari tidak dapat masuk, %entilasi minim menybabkan  pertukaran udara kurang, seak kecil anggita keluarga tidak dibiasakan

(15)

2) Pola nutrisi  metabolik.

&noreksia, mual, tidak enak diperut,  turun, turgor kulit elek, kulit kering dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan.

) Pola eliminasi

Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.

3) Pola aktifitas B latihan

Pola akti%itas pada pasien T Paru mengalami penurunan karena sesak  nafas, mudah lelah, tachicardia, ika melakukan aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas pendek).

5) Pola tidur dan istirahat

sulit tidur, frekensi tidur berkurang dari biasanya, sering berkeringat  pada malam hari.

6) Pola kognitif B perceptual

adang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, sedangkan dalam hal daya panca indera (perciuman, perabaan, rasa,  penglihatan dan pendengaran) arang ditemukan adanya gangguan

9) Pola persepsi diri

Pasien tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah, selain itu Ketakutan dan kecemasan akan muncul pada penderita T paru dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang pernyakitnya yang akhirnya membuat kondisi penderita menadi perasaan tak berbedanya dan tak ada harapan. ($arilyn. . 1oenges, 2000)

=) Pola peran B hubungan

Penderita dengan T paru akan mengalami gangguan dalam hal hubungan dan peran yang dikarenakan adanya isolasi untuk menghindari  penularan terhadap anggota keluarga yang lain. ($arilyn. . 1oenges,

#''').

 A.ti4itas5isti6ahat

(16)

Tanda ; esulitan tidur pada malam atau demam malam hari dan  berkeringat pada malam hari

 %a.anan57ai6an

<eala ; ehilangan nafsu makan Tanda ; Penurunan 

 N8e6i5.en8a/anan

<eala ; @yeri dada meningkat karena batuk, gangguan tidur pada malam hari

Tanda ; pasien meringis, tidur tidak nyenyak 

 Pe6naasan

<eala ; batuk berdarah, atuk produktif, !esak nafas, Takipnea

 Ca69io4as.ule6 <eala ; takikardia (1oengoes, 2000)

Pemeriksaan -isik  ∗ nspeksi

onungti%a mata pucat karena anemia, malaise, badan kurus4 berat  badan menurun. ila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak 

tertinggal dalam pernapasan. ∗ Perkusi

Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat ka%itas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan timpani. ila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.

∗ &uskultasi

Terdengar suara napas bronchial. &kan didapatkan suara napas tambahan berupa rhonci basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menadi %esikuler  melemah. ila terdapat ka%itas yang cukup  besar, auskultasi memberikan suara amforik. ila mengenai pleura, auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.

(17)

 badan teraba hangat (demam)

Pemeriksaan 1iagnostik 

a. Pemeriksaan 7aboratorium

∗ ultur !putum ; Positif untuk $ycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit

∗ Giehl@eelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan

cairan darah) ; Positif untuk basil asamcepat.

∗ Tes kulit ($antouD, potongan :ollmer) ; >eaksi positif (area indurasi #0 mm atau lebih besar, teradi 3=92 am setelah ineksi intradcrmal antigen) menunukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunukkan penyakit aktif. >eaksi bermakna  pada pasien yang secara klinik sakit berarti baha T aktif tidak 

dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang  berbeda.

∗ &nemia bila penyakit beralan menahun

∗ 7eukosit ringan dengan predominasi limfosit

∗ 71 meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali normal pada tahap penyembuhan.

∗ <1& ; mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan

 paru.

∗ iopsi arum pada aringan paru ; Positif untuk granuloma T? adanya sel raksasa menunukkan nekrosis.

∗ lektrolit ; 1apat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya

infeksi? contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat ditemukan pada T paru kronis luas.

 b. >adiologi

∗ -oto thoraD ; nfiltrasi lesi aal pada area paru atas simpanan kalsium

lesi sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunukan lebih luas T dapat termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikan

(18)

T yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thoraD tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonol ke atas.

∗ ronchografi ; merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat

kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena T.

∗ <ambaran radiologi lain yang sering menyertai T+ adalah

 penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).

c. Pemeriksaan fungsi paru

Penurunan kualitas %ital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu; kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim4fibrosis, kehilangan aringan paru dan penyakit pleural.

1ata !ubyektif 

• Pasien mengeluh panas • atuk4batuk berdarah • !esak bernafas

•  @yeri dada

• $alaise dan kelelahan 1ata Abyektif 

 >onchi basah, kasar dan nyaring.

 8ipersonor4timpani bila terdapat ka%itas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara limforik.

 &tropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanut dan fibrosis.

 ila mengenai pleura teradi efusi pleura (perkusi memberikan suara  pekak)

 Pembesaran kelenar biasanya multipel.

 enolan4pembesaran kelenar pada leher (ser%ikal), aDilla, inguinal dan sub mandibula.

 adang teradi abses.

(19)

) Dia,nosa Kee6awatan 8an, %un,.in %un7ul

#. >esiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya infeksi kuman tuberkulosis

2. ersihan alan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal4faringeal.

. <angguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran al%eolar  kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.

3. <angguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.

5. @yeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap. 6. 8ipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktif.

9. ntoleransi akti%itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

=. urang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan  berhubungan dengan tidak ada yang menerangkan, informasi yang

tidak akurat, terbatasnya pengetahuan4kognitif 

:) Ren7ana Tin9a.an D; *

>esiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya infeksi kuman tuberkulosis.

Tu<uan1 Tuuan; Tidak teradi penyebaran infeksi setelah dilakukan tindakan keperaatan dalam aktu D 23 am.

K6ite6ia Hasil 1

lien mengidentifikasi interfensi untuk mencegah resiko  penyebaran infeksi

lien menunukkan teknik untuk melakukan perubahan pola hidup dalam melakkan lingkungan yangnyaman.

(20)

T yang diderita klien berkurang4 sembuhnter%ensi Inte64ensi

#. ai patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin,meludah, bicara, tertaa ataupun menyanyi. Untuk Membantu pasien menyadari/ menerima perlunya mematuhi  program pengobatan untukmencegah pengaktifan berrulang.  Pemahaman bagaimana penyakit disebarkan dan kesadarankemungkinan tranmisi membantu pasien / orang terdekat  untuk mengambil langkah mencegah infeksike orang lain

2. dentifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, sahabat karib, dan tetangga.

Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk  mencegah penyebaran/ terjadinya infeksi.

. &nurkan pasien untuk batuk4 bersin dan mengeluarkan dahak pada tisu, menghindari meludahsembarangan, kai pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat. 1orong untukmengulangi demonstrasi.

 Perilaku yang diperlukan untuk melakukan pencegahan penyebaran infeksi.

3. ai tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker4 isolasi  pernafasan.

 apat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien an membuang   stigma sosial sehubungandengan penyakit menular.

5. Abser%asi TT: (suhu tubuh).

Untuk mengetahui keadaan umum klien karena reaksi demam indikator  adanya infeksi lanjut.

6. dentifikasi faktor resiko indi%idu terhadap pengaktifan berulang tuberkolusis, contoh tahanan baah gunakan obat penekan imun adanya dibetes militus, kanker, kalium.

9.  Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk mengubah pola hidup dan menghindarimenurunkan insiden eksaserbasi.

(21)

 Periode singkat berakhir !-" hari setelah kemoterapi a#al$ tetapi pada adanya rongga/ penyakitluas sedang$ resiko penyebaran infeksi dapat  berlanjut sampai " bulan.

'. 1orong memilih4 mencerna makanan seimbang, berikan sering makanan kecil dan makanan besardalam umlah yang tepat.

 %danya anoreksia dan malnutrisi sebelumnya merendahkan tahanan terhadap proses infeksi danmengganggu penyembuhan.

#0. olaborasi dengan dokter tentang pengobatan dan terapi. Untuk mempercepat penyembuhan infeksi.

D; 

ersihan alan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal4faringeal.

Tu<uan1 !etelah dilakukan asuhan keperaatan selama 2D0 menit, diharapkan bersihan alan napas pasien efektif dengan kriteria hasil ;

 pasien melaporkan sesak berkurang  pernafasan teratur 

 ekspandi dinding dada simetris  ronchi tidak ada

 sputum berkurang atau tidak ada

 frekuensi nafas normal (#623)D4menit

Inte64ensi $andiri

#) &uskultasi suara nafas, perhatikan bunyi nafas abnormal

Untuk mengidentifikasi kelainan pernafasan berhubungan dengan obstruksi jalan napas

2) $onitor usaha pernafasan, pengembangan dada, dan keteraturan Untuk menentukan inter&ensi yang tepat dan mengidentifikasi derajat kelainan pernafasan

) Abser%asi produksi sputum, muntahan, atau lidah atuh ke belakang  Merupakan indikasi dari kerusakan jaringan otak 

(22)

Untuk mengetahui keadaan umum pasien

5) erikan posisi semifoler ika tidak ada kontraindikasi  Meningkatkan ekspansi paru optimal 

6) &arkan klien napas dalam dan batuk efektif ika dalam keadaan sadar 

 'atuk efektif akan membantu dalam pengeluaran secret sehingga  jalan nafas klien kembali efektif 

9) erikan klien air putih hangat sesuai kebutuhan ika tidak ada kontraindikasi

Untuk meningkatkan rasa nyaman pasien dan membantu  pengeluaran sekret 

=) 7akukan fisioterapi dada sesuai indikasi

 isioterapi dada terdiri dari postural drainase$ perkusi dan fibrasi  yang dapat membantu dalam pengeluaran sekret klien sehingga  jalan nafas klien kembali efektif 

') 7akukan suction bila perlu

 Membantu dalam pengeluaran sekret klien sehingga jalan nafas klien kembali efektif secara mekanik 

#0) 7akukan pemasangan selang orofaringeal sesuai indikasi  Membantu membebaskan jalan napas

olaborasi

a. erikan A2 sesuai indikasi  Memenuhi kebutuhan O!

 b. erikan obat sesuai indikasi misalnya bronkodilator, mukolitik, antibiotik, atau steroid

 Membantu membebaskan jalan napas secara kimia#i

D; :

<angguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan kerusakan membran al%eolar kapiler.

Tu<uan; !etelah diberikan askep selama 2D0 menit diharapkan  pertukaran gas kembali efektif dengan kriteria ;

(23)

• Pasien melaporkan tidak letih atau lemas •  @apas teratur 

• Tanda %ital stabil

• 8asil &<1 dalam batas normal (P+A2 ; 535 mm8g, PA2 ; '5 #00 mm8

Inte64ensi 1 $andiri

#. $engkai frekuensi dan kedalaman pernafasan. +atat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidak mampuan berbicara 4 berbincang

 'erguna dalam e&aluasi derajat distress pernapasan atau kronisnya  proses penyakit 

2. $engobser%asi arna kulit, membran mukosa dan kuku, serta mencatat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis pusat (circumoral).

ianosis kuku menggambarkan &asokontriksi/respon tubuh terhadap demam. ianosis cuping hidung$ membran mukosa$ dan kulit sekitar  mulut dapat mengindikasikan adanya hipoksemia sistemik 

. $engobser%asi kondisi yang memburuk. $encatat adanya hipotensi,pucat, cyanosis, perubahan dalam tingkat kesadaran, serta dispnea berat dan kelemahan.

 Mencegah kelelahan dan mengurangi komsumsi oksigen untuk  memfasilitasi resolusi infeksi.

3. $ enyiapkan untuk dilakukan tindakan keperaatan kritis ika diindikasikan

hock dan oedema paru-paru merupakan penyebab yang sering  menyebabkan kematian memerlukan inter&ensi medis secepatnya.  *ntubasi dan &entilasi mekanis dilakukan pada kondisi insufisiensi

respirasi berat. Kola=o6asi

#) $emberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan, misalnya; nasal kanul dan masker 

(24)

 Pemberian terapi oksigen untuk menjaga PaO! diatas +, mmg$ oksigen yang diberikan sesuai dengan toleransi dengan pasien

2) $emonitor &<s, pulse oDimetry.

Untuk memantau perubahan proses penyakit dan memfasilitasi  perubahan

D; >

<angguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah dan intake tidak adekuat.

Tu<uan1 !etelah diberikan tindakan keperaatan diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil;

•  $ enunukkan berat badan meningkat mencapai tuuan dengan nilai laboratoriurn normal dan bebas tanda malnutrisi. • $elakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan

mempertahankan berat badan yang tepat.

Inte64ensi1 $andiri

#. +atat status nutrisi pasien; turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riaya t mual4rnuntah atau diare.

 'erguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan inter&ensi yang  tepat 

2. ai ulang pola diet pasien yang disukai4tidak disukai.

 Membantu inter&ensi kebutuhan yang spesifik$ meningkatkan intake diet   pasien.

. $onitor intake dan output secara periodik.  Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.

(25)

3. +atat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan ika ada hubungannya dengan medikasi. &asi frekuensi, %olume, konsistensi uang &ir esar (&).

 apat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.

5. &nurkan bedrest.

 Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan metabolik.

6. 7akukan peraatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.  Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang 

digunakan yang dapat merangsang muntah.

9. &nurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.

 Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster. olaborasi;

#. >uuk ke ahli gi"i untuk menentukan komposisi diet.

 Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat  unruk kebutuhan metabolik dan diet.

2. &asi pemeriksaan laboratorium. (/@, protein serum, dan albumin).  ilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi. D; #

 @yeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap Tu<uan1

!etelah diberikan tindakan keperaatan rasa nyeridapat berkurang atau terkontrol, dengan 8;

• $enyatakan nyeri berkurang atau terkontrol • Pasien tampak rileks

Inte64ensi1 $andiri

#. Abser%asi karakteristik nyeri, mis taam, konstan , ditusuk. !elidiki  perubahan karakter 4lokasi4intensitas nyeri.

(26)

2. Pantau TT:

 Perubahan frekuensi jantung  menunjukan bah#a pasien mengalami nyeri$ khususnya bila alasan untuk perubahan tanda &ital  telah terlihat.

. erikan tindakan nyaman mis, piatan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi4latihan nafas

indakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat  menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik.

3. Taarkan pembersihan mulut dengan sering.

 Pernafasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa$ potensial ketidaknyamanan umum. 5. &nurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama

episode batuk.

 %lat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk.

loaborasi

#. olaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi

Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif$ meningkatkan kenyamanan

D; "

8ipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktif .

Tu<uan 1

!etelah dilakukan tindakan keperaatan selama #D23 am diharapkan hipertermi dapat diatasi, dengan kriteria hasil ;

 Pasien melaporkan panas badannya turun.  ulit tidak merah.

 !uhu dalam rentang normal ; 6,59,90+.  @adi dalam batas normal ; 60#00 D4menit.

 Tekanan darah dalam batas normal ; #204##0'0490 mm8g.  >> dalam batas normal ; #620D4menit.

(27)

Inte64ensi 1 $andiri #) Pantau TT:

Untuk mengetahui keadaan umum pasien 2) Abser%asi suhu kulit dan catat keluhan demam

Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh pasien

) erikan masukan cairan sesuai kebutuhan perhari, kecuali ada kontraindikasi.

Untuk menanggulangi terjadinya syok hipo&olemi 3) erikan kompres air biasa4hangat

Untuk menurunkan suhu tubuh Kola=o6asi

#) olaborasi pemberian cairan :.

Untuk menanggulangi terjadinya syok hipo&olemi 2) olaborasi pemberian obat antipiretik 

Untuk menurunkan suhu tubuh yang bekerja langsung di hipotalamus

D; ?

ntoleransi akti%itas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Tu<uan1

!etelah diberikan tindakan keperaatan pasien diharapkan mampu melakukan akti%itas dalam batas yang ditoleransi dengan kriteria hasil; • $elaporkan atau menunukan peningkatan toleransi terhadap akti%itas

yang dapat diukur dengan adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda %ital dalam rentan normal.

Inte64ensi1

#. %aluasi respon pasien terhadap akti%itas. +atat laporan dispnea,  peningkatan kelemahan atau kelelahan.

 Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien memudahkan  pemilihan inter&ensi

(28)

2. erikan lingkungan tenang dan batasi pengunung selama fase akut sesuai indikasi.

 Menurunkan stress dan rangsanagn berlebihan$ meningkatkan istirahat 

. *elaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan akti%itas dan istirahat.

irah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic$ menghemat energy untuk penyembuhan.

3. antu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat.

 Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi$ tidur di kursi atau menunduk ke depan meja atau bantal.

5. antu akti%itas peraatan diri yang diperlukan. erikan kemauan  peningkatan akti%itas selama fase penyembuhan.

 Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

D; 

urang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan  berhubungan dengan tidak ada yang menerangkan, informasi yang tidak 

akurat, terbatasnya pengetahuan4kognitif  Tu<uan1

!etelah diberikan tindakan keperaatan tingkat pengetahuan pasien meningkat, dengan kriteria hasil;

$enyatakan pemahaman proses penyakit4prognosisdan kebutuhan  pengobatan.

•  $elakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki kesehatan umurn dan menurunkan resiko pengaktifan ulang

luberkulosis paru.

$engidentifikasi geala yang mernerlukan e%aluasi4inter%ensi. • $enerima peraatan kesehatan adekuat.

(29)

Inte64ensi

#. ai ulang kemampuan belaar pasien misalnya; perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belaar, tingkat pengetahuan, media, orang dipercaya.

 0emampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan  fisik. 0eberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien.

2. erikan nformasi yang spesifik dalam bentuk tulisan misalnya;  adal minum obat.

 *nformasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien.

. *elaskan penatalaksanaan obat; dosis, frekuensi, tindakan dan  perlunya terapi dalam angka aktu lama. /langi penyuluhan tentang

interaksi obat Tuberkulosis dengan obat lain.

 Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan mencegah putus obat.

3. *elaskan tentang efek samping obat; mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah.  Mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu menjalani

terapi.

5. &nurkan pasien untuk tidak minurn alkohol ika sedang terapi @8.  0ebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitis

6. >uuk perneriksaan mata saat mulai dan menalani terapi etambutol.  1fek samping etambutol2 menurunkan &isus$ kurang mampu melihat 

#arna hijau.

9. erikan gambaran tentang pekeraan yang berisiko terhadap  penyakitnya misalnya; bekera di pengecoran logam, pertambangan,  pengecatan..

 ebu silikon beresiko keracunan silikon yang mengganggu fungsi  paru/bronkus.

=. >e%ie tentang cara penularan Tuberkulosis dan resiko kambuh lagi.  Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan/ 

kambuh kembali. 0omplikasi uberkulosis2 formasi abses$ empisema$  pneumotorak$ fibrosis$ efusi pleura$ empierna$ bronkiektasis$

(30)

hernoptisis$ u3serasi 4astro$ *nstestinal$ fistula bronkopleural$ uberkulosis laring$ dan penularan kuman.

>) E4aluasi

1D # 1 ersihan alan nafas pasien kembali efektif  1D 2 ; pertukaran gas pasien efektif 

1D  ; @utrisi terpenuhi4 adekuat 1D 3 ; @yeri berkurang atau hilang

1D 5 ; !uhu tubuh pasien kembali normal 1D 6 ; lien dapat berakti%itas tanpa kelelahan

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU (STUDI PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS TAMBAK AJI SEMARANG 2008 – 2010). Penyakit

Judul : Rasionalitas Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis pada Penderita Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari.. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi

Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif yang Mengalami Drop Out di Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru tahun 2004-2008.. Skripsi

 Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara

Hubungan lama terapi dengan tingkat gejala depresi pada pasien TB paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) menunjukkan nilai korelasi negatif yang menjelaskan

“ Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Perluasan Infeksi Tuberkulosis Paru (Pemeriksaan Rontgen Paru) pada Pasien Diabetes Melitus dengan Tuberkulosis Paru ”.

Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru yang ditandai dengan pembentukan

Tuberkolosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang Tuberkolosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh kuman