PERKEMBANGAN TENUN ULOS DI KECAMATAN SIPIROK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN 1980-2006
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H
NAMA : RAHMAWANI HASIBUAN
NIM
: 110706037
DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
PERKEMBANGAN TENUN ULOS DI KECAMATAN SIPIROK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN 1980-2006
Yang Diajukan Oleh:
NAMA : RAHMAWANI HASIBUAN
NIM
: 110706037
Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi oleh:
Pembimbing
Dra. Nurhabsyah, M.Si.
NIP. 195912311985032005
Tanggal: ……….
Ketua Departemen Sejarah
Drs. Edi Sumarno, M.Hum.
NIP. 196409221989031001
Tanggal: ……….
DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERKEMBANGAN TENUN ULOS DI KECAMATAN SIPIROK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN 1980-2006
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
NAMA : RAHMAWANI HASIBUAN
NIM
: 110706037
Pembimbing
Dra. Nurhabsyah, M.Si.
NIP. 195912311985032005
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk
melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra Fakultas Ilmu Budaya dalam
Bidang Ilmu Sejarah.
DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN KETUA DEPARTEMEN
DISETUJUI OLEH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DEPARTEMEN SEJARAH
Ketua Departemen Sejarah
NIP. 19640922198931001
Drs. Edi Sumarno, M. Hum.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI OLEH DEKAN DAN PANITIA UJIAN
Diterima oleh.
Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi
salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya
USU Medan.
Pada
Hari
:
Tanggal
:
Fakultas Ilmu Budaya USU
Dekan,
NIP. 196006051987031001
Dr. Budi Agustono, M.S.
Panitia Ujian.
No.
Nama
Tanda Tangan
1. Drs. Edi Sumarno, M. Hum.
(……….. )
2. Dra. Nurhabsyah, M. Si.
(………...)
3. Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP.
(………...)
4. Dra. Nina Karina, M.SP.
(………...)
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan KaruniaNya yang tidak
terhingga dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga
selalu tercurah untukmu, ya Rasulullah saw. Engkau laksana mentari cemerlang bagi
makhluk-makhluk-Nya. Syafaatmu yang tiada terkira selalu diharapkan.
Dalam perjalanan panjang menjalani penelitian, sungguh sebuah kebahagiaan
dan anugerah terindah penulis dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah yang
berbentuk skripsi dengan judul Perkembangan Tenun Ulosdi Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan 1980-2006. Skripsi ini penulis ajukan untuk meraih
gelar Sarjana di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari skripsi ini bukanlah titik dari segala kebenaran. Untuk itu,
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi
khasanah ilmu bagi kita semua. Aamiin…
Medan, Agustus 2016
Penulis
RAHMAWANI HASIBUAN
NIM. 110706037
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan baik moril dan
materil, dorongan, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
mengucap syukur penulis ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang
paling dalam kepada orang – orang yang berjasa bagi penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, serta
pada Wakil Dekan beserta seluruh staf pegawai Fakultas Ilmu Budaya USU.
2. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum., selaku Ketua Departemen Sejarah Fakultas
Ilmu Budaya USU beserta ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si., selaku Sekretaris
Departemen Sejarah yang membantu lancarnya penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si., selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang
telah sabar membimbing penulis serta selalu memberikan bantuan, dorogan,
semangat, kritik, saran dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Drs. Timbun, selaku dosen pembimbing akademik yang telah sabar dalam
memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis selama kuliah di Departemen
Sejarah.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU, yang
telah memberikan penulis banyak pencerahan, pengetahuan, pengalaman, serta
iii
wawasan. Dan juga kepada staf administrasi Departemen Sejarah, bang Ampera
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan persoalan
administrasi selama masa perkuliahan.
6. Pegawai Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli
Selatan, Pegawai Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tapanuli Selatan, Dewan Kerajinan Nasional Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan,Perpustakaan Universitas Sumatera Utara,
Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Perpustakaan daerah Kabupaten Tapanuli
Selatan yang telah memberikan informasi dan pelayanan yang sangat baik selama
penulis melakukan penelitian.
7. Kepada para informan yang telah memberikan informasi berupa data, saran serta
masukan. Terimakasih sebesar – besarnya penulis ucapkan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
8. Kepada rekan dan sahabat – sahabatku, Rosida Wahyuni Hasibuan, S. Wani
Maler, Alda Tahir Parinduri, Devi Itawan, Junaidi Nasution, Kiki Maulana
Afandi, Faisal Berutu, dan Wisnu Wardhana. Terima kasih telah menjadi sahabat
yang selalu mendukungku, selalu ada di setiap keadaan. Terima kasih juga
karena telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini. Semoga
persahabatan ini dapat terus terjalin. Terima kasih juga kepada seluruh teman –
teman angkatan 2011, atas pengalaman baik suka maupun duka yang sangat
berharga yang telah kita lewati bersama.
iv
9. Untuk Ompung Godang dan Ompung Menek, Etek Ana serta keluarga besar
Rangkuti yang penulis sayangi, terimakasih untuk setiap doa dan dukungan yang
diberikan selama ini.
10. Untuk saudara – saudaraku tercinta, Abang Fitrah Zahari, Fandi Rafsanjani, May
Ziadah, Isnina Tsuraya, Muhammad Soleh dan Fauziah, terima kasih untuk doa
dan semangatnya.
11. Akhirnya penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua penulis
yang sangat penulis sayangi, ayahanda (Alm.) Zulkifli Hasibuan serta ibunda
Aslamiah Rangkuti, yang mengajarkan doa dan usaha dalam setiap nafas
pengharapan, yang memaknakan pengorbanan dan keberanian dalam segala
denyut penghidupan. Terimakasih sebesar – besarnya atas segala doa dan kasih
sayang yang tak pernah putus dan tanpa kenal lelah tetap mendukung saya
menyelesaikan studi ini.
Akhirnya untuk semua orang yang telah membantu langsung maupun tidak langsung
penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan dan
bantuan kalian semua mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin…
Medan, Agustus 2016
Penulis,
RAHMAWANI HASIBUAN
NIM. 110706037
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR ISTILAH ... ix
ABSTRAK ... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.4 Tinjauan Pustaka ... 7
1.5 Metode Penelitian ... 9
1.6 Sistematika Penulisan ... 12
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SIPIROK
2.1 Wilayah Sipirok di Kabupaten Tapanuli Selatan ... 15
2.1.1 Pembentukan dan Unifikasi Kabupaten tapanuli Selatan ... 15
2.1.2 Lokasi Penelitian ... 19
2.2 Masyarakat Sipirok ... 21
2.3 Keadaan Penduduk ... 23
2.4 Kehidupan Ekonomi Masyarakat Sipirok ... 28
2.5 Kehidupan Sosial Budaya masyarakat Sipirok ... 29
BAB III PERTENUNAN DI SIPIROK SEBELUM 1980
3.1 Kerajinan tradisional Abit Godang dan Parompa Sadun ... 32
3.1.1 Warna, Ukuran dan Bentuk Abit Godang
dan Parompa Sadun ... 33
vi
3.1.2 Ragam hias dan Makna Simbolik Abit Godang dan
Parompa Sadun ... 34
3.1.3 Lapangan Penggunaan Abit Godang dan Parompa
Sadun dalam Sistem Sosial ... 40
3.2 Teknologi Produksi ... 41
3.2.1 Bahan baku ... 41
3.2.2 Peralatan dan Proses Produksi ... 42
3.2.3 Hasaya atau Alat Tenun Tradisional ... 47
3.3 Modal ... 50
3.4 Tenaga Kerja ... 52
3.5 Jaringan Pemasaran ... 54
BAB IV PERKEMBANGAN PERTENUNAN DI SIPIROK 1980-2006
4.1 Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) ... 56
4.2 Bahan Baku ... 59
4.3 Modal ... 60
4.4 Tenaga Kerja ... 62
4.4.1. Hubungan Penenun dengan Toke ... 64
4.4.2. Pengupahan... 65
4.5 Modifikasi Kain Tenun... 66
4.6 Diversifikasi Jenis Produksi ... 67
4.7 Prospek Jaringan Pemasaran Produk ... 67
BAB V PERANAN PEMERINTAH DALAM PERKEMBANGAN
PERTENUNAN DI SIPIROK 1980-2006
5.1 Pemberdayaan Wanita Sipirok ... 70
5.2 Bantuan Alat Tenun Bukan Mesin ... 72
5.3 Pelatihan Tenaga Kerja... 73
5.4 Kain Tenun sebagai Ikon Sipirok ... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 77
vii
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR INFORMAN ... 83
LAMPIRAN ... 86
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Susunan Pejabat Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan 1950-2010 ... 18
Tabel 2.
Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 1980-1990 ... 26
Tabel 3.
Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan
Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2000 ... 27
ix
DAFTAR ISTILAH
Afdeeling
Unit Administratif di zaman Hindia Belanda yang berada di
bawah keresidenan, setingkat kabupaten dewasa ini.
Abit Godang
Kain “kebesaran” yang biasa disebut juga dengan ulos
merupakan kain tenun khas masyarakat Angkola yang
berbentuk selendang yang melambangkan ikatan kasih sayang
yang juga mengandung kualitas religius dan magis.
Akar cino
Ragam hias pada Parompa Sadun yang berupa benang merah
dan coklat muda yang membujur dari sisi kiri dan kanan
Parompa Sadun.
Anak Boru
Kelompok penerima gadis pada sistem Dalihan Na Tolu.
Anian
Peralatan dalam bertenun yang terbuat dari belahan papan
untuk mengatur dan menyusun serta memasang benang
lungsin.
Balobas
Seperangkat alat bantu untuk memisah-misahkan benang
lungsin dalam pembuatan motif/ ragam hias.
Baluhat
Tempat penjemuran benang yang telah dioleskan kanji.
Boom
Bagian ATBM yang berfungsi untuk menggulung benang
lungsin.
Bunga Ros
Ragam hias pada Abit Godang dan Parompa Sadun yang
digambarkan bintang bersegi delapan dan pada bagian tengah
terdapat belah ketupat.
x
Controleur
Pejabat (orang Belanda) pada Pemerintahan Hindia Belanda
dann mengepalai uit admiistratif setingkat oderafdeeling.
Corot
Fungsinya sama dengan balobas, yaitu seperagkat alat bantu
untuk memisahkan benang lungsin dalam pembuatan motif.
Dalian Na Tolu
Sistem sosial dalam masyarakat Batak yang terdiri dari 3
kelompok kekerabatan yaitu Mora, Kahanggi dan Anak Boru.
Giling-giling
Tempat penjemuran benang kanji yang terletak pada bagian
atas, terbuat dari bambu dengan diameter berkisar 4-6cm.
Guyun
Peralatan dalam pertenunan yang memisahkan benang atas dan
benang bawah lungsin
Hantoran
Peralatan yang terbuat dari kayu yang merupakan bingkai
tempat penjemuran benang yang akan diunggas.
Hasaya
Seperangkat alat tenun tradisional masyarakat Angkola.
Hasoli
Sembilan bambu berbentuk bulat yang berfungsi sebagai
gulungan benang atau gelondong dalam tenunan.
Hiok-hiok
ragam hias dalam abit godang dan parompa sadun yang
dilambangkan dalam bentuk rangkaian belah ketupat yang
dijalin secara utuh.
Huta
Desa atau perkampugan yang telah memnuhi syarat dalam adat
dan berhak mengadakan kegiatan upacara adat.
Tijak-tijak
Alat untuk mengatur naik turunnya gun ketika terjadi proses
menenun, alat ini diinjak dengan kaki untuk menurun dan
menaikkan gun sebagai kontrol benang dan motif
xi
Iran-iran
Motif ragam hias yang melambangkan meninggalkan jejek
kebaikan dimanapun kita berada.
Jarak
Tenunan hitam polos pada ragam hias yang mengandung
makna bahwa dalam aspek kehidupan kita harus tetap ada
jarak, tidak baik mengatakan segala sesuatu kepada orang lain.
Kahanggi
Kelompok dalam Dalihan Na Tolu yang merupakan orag yang
semarga (satu keturunan)
Luat
Perkampungan induk yang merupakan gabungan dari beberapa
huta.
Lus-lus
Merupakan garis pembatas anatar satu ragam hias dengan yang
lain yang berwarna kuning cerah.
Mangani
Kegiatan pengaturan atau penyusunan benang lungsin.
Manghasoli
Proses penggulungan benang pada sepotong bambu sehingga
Mangulkul
Proses menggulung benang yang telah selesai dikanji dan
dijemur, dikelompokkan sesuai dengan warna dan
bagian-bagiannya.
Mangunggas
Kegiatan menganji benang agar benang lebih keras dan tidak
berbulu.
Manjomur
Proses pengeringan benang yang telah diolesi kanji dibawah
sinar matahari.
Manyimatai
Kegiatan menjahitkan manik-manik dipinggiran kain adat.
Marga
Klen keluarga
xii
Martonun
Melakukan kegiatan menenun kain dengan menggunakan
peralatan tenun sederhana.
Onderafdeeling
Unit Administratif di zaman Hindia Belanda yang berada di
bawah Afdeeling (setingkat kabupaten), setingkat kecamatan
dewasa ini.
Pagabe
Peralatan yang digunakan untuk menggulung kainn yang telah
selesai ditenun yang berupa kayu broti yang telah diketam.
Pamunggung
Bilahan kayu broti yang berfungsi untuk penahan punggung
orang yang bertenun agar peralatan dalam bertenun tidak
bergeser.
Pangupa
Makanan yang disuguhkan dalam upacara adat agar orang yang
diupa tersebut panjang umur, mrah rezeki dan cita-cita lain
sesuai dengan maksud upacara tersebut.
Parompa Sadun
Kain gendong yang merupakan kain tenunan tradisional
masyarakat Angkola yag digunakan sebagai bagian dari
upacara kegiatan adat, umumnya diberika nenek dari pihak
perempuan kepada cucu pertamanaya.
Partonun
Pengrajin atau orang yang bekerja untuk menenun ulos.
Pamapan
Kayu atau broti bulat yang dipakukan ke dinding agar alat
untuk bertenun tidak bergeser – geser.
Pusuk Robung
Ragam hias pada abit godang dan parompa sadun yang berupa
gambar pucuk rebung yang muda.
Rambu na ginjang
Benang panjang yang terdapat pada sisi di ujung abt godang
dann parompa sadun .
xiii
Ruang
Ragam hias yang terdapat dalam abit godang yang berbentuk
ruang yang warnanya kontras.
Sijobang
Ragam hias dalam kain adat yang berbentuk deretan prajurit.
Singap
Ragam hias yang merupakan gasi simetris, segitiga sama sisi
yang merupakan system Dalihan Na Tolu pada masyarakat
Tapanuli Selatan.
Simbur magodang
Kalimat yang terdapat pada Parompa Sadun berupa doa atau
pengharapan agar anak yang diberi kain adat lekas besar.
Sipirok Pardomuan Sipirok Perpaduan
Sirat/ Sorat
Ungkapan atau tulisan yang terdapat pada abit godang dan
parompa sadun yag diambil dari bahasa daerah batak.
Suri/ Sisir
Bagian dari ATBM yang berfungsi untuk merapatkan benang
ketika terjadi proses menenun.
Staatsblad
Lembar berita pemerintah (lembaran berita negara).
Tadokan
Peralatan dalam bertenun , yang merupaka bangk terbalik yang
berfungsi sebagai alat pijakan untuk menghentakkan kaki da
megatur posisi agar dapat bertenun.
Teropong
Tempat atau alat pembawa palet pada waktu terjadi peluncuran
benang atau penjalinan benang. Bentuk dan besarnya teropong
harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat menjalin
benang dengan baik.
Tipak
Seperangkat alat dalam bertenun yang digunaka sebagai alat
bantu untuk memisah – misahkan benang lungsin ketika
melakukan pembuatan motif.
xiv