MENGUKUR INFORMATION ECONOMICS SCORECARD APLIKASI eSP 7.0 DENGAN
METODE INFORMATION ECONOMICS (Studi Kasus : PT. BJU)
Hudiarto
1, Shellyana Sunargo
2, Carla Megawati
3, Silviana Tjhi
4Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480
Email :
hudiarto@binus.edu
ABSTRACT
Investment in System & Information Technology (IS/IT) needs much cost. Therefore IS/IT to
be applied in the company need to be mensured it’s information economic scoredcard.
Infor-mation economics (IE) is a method that can be used to measure inforInfor-mation referred to
sco-recard. PT. BJU wants to know the benefits of the scorecard through research that will
ben-efit will be obtained and the cost of applying esp 7.0, which is an ERP application. The
re-search method used is based mainly on the theory mentionedin the book. Information
Eco-nomics written by parker et al. This research will provide the results of the scorecard eSP
7.0. Thus, the allocation of company resources will be appropriately supported and provide
maximum benefit for the investment of IS/IT. From the study, the writer found the sufficient
scorecard for the application eSP 7.0 which means the application is quite useful when
im-plemented.
Key word : Information Economic, Information System, Information Technology, Informa-
tion Economics Scorecard.
ABSTRAK
Investasi sistem dan teknologi informasi (SI/TI) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh
sebab itu, SI/TI yang akan diterapkan di perusahaan perlu diukur information economics
sc-orecardnya. Information Economics (IE) adalah suatu metode yang bisa digunakan untuk
mengukur information scorecard yang dimaksud. PT. BJU (BJU) ingin mengetahui
score-card tersebut melalui penelitian manfaat-manfaat yang nantinya akan diperoleh maupun
bi-aya yang harus dikeluarkan atas penerapan aplikasi eSP 7.0, yang merupakan sebuah
apli-kasi ERP. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengacu terutama pada teori
yang dipaparkan pada buku Information Economics karangan Parker et al. Penelitian ini
akan memberikan hasil berupa scorecard eSP 7.0. Dengan demikian, alokasi sumber daya
perusahaan akan secara tepat mendukung dan memberikan manfaat yang maksimal bagi
investasi SI/TI. Dari hasil penelitian penulis, didapatkan scorecard yang cukup untuk
apli-kasi eSP 7.0, yang berarti apliapli-kasi ini cukup bermanfaat bila diimplementasikan.
Kata Kunci: Information Economics (IE), Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Informati-
on Economics Scorecard .
PENDAHULUAN
BJU bergerak di bidang penambangan batu bara. BJU memiliki beberapa divisi, dimana setiap
divisi belum terintegrasi satu sama lain, sehingga menghambat komunikasi antar divisi terkait,
teru-tama dalam proses penjadwalan distribusi produk dan juga supply terhadap bahan baku produksi
(dal-am hal ini berupa sparepart perangkat-perangkat berat yang terkait dengan proses pen(dal-ambangan). Hal
ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan melihat
perlunya melakukan investasi sistem aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) yang dapat
meng-hubungkan proses bisnis di setiap divisinya, sehingga keseluruhan proses bisnis dapat berjalan dengan
lancar dan mendukung perusahaan mencapai visi dan misinya. Penelitian akan difokuskan pada
perhi-tungan information scorecard aplikasi eSP 7.0 yang akan diimplementasikan dengan metode
Informa-tion Economics, yaitu dengan melakukan perhitungan TradiInforma-tional Cost Benefit Analysis (TCBA),
Va-lue Linking, dan VaVa-lue Acceleration.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah BJU dapat mengetahui apakah aplikasi eSP
7.0 yang akan diimplementasikan dapat berguna dalam memperlancar proses bisnis dan mendukung
tujuan strategis perusahaan. Manfaat yang diharapkan adalah dengan penghitungan information
score-card rencana implementasi aplikasi eSP 7.0, perusahaan dapat mengetahui manfaat didapatkan dan
bi-aya yang dikeluarkan baik secara tangible maupun intangible. Masalah yang timbul saat ini adalah
pe-ningkatan biaya yang dikeluarkan perusahaan dikarenakan perolehan informasi yang lambat dan tidak
real time. Pada saat ini, fixed cost PT. BJU per bulannya sangatlah besar, yaitu hampir mencapai 30
milyar/bulan. Di dalamnya termasuk gaji karyawan yang mencapai 700 personil, biaya solar, biaya
angsuran alat berat, biaya maintenance, biaya pajak daerah serta untuk community development
pro-gram yang harus diadakan secara berkala, dan biaya tak terduga.
Perusahaan masih dapat terus
berta-han dikarenakan harga batu bara yang masih tinggi. Walaupun penjualan BJU dalam nilai rupiah dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, karena adanya fluktuasi peningkatan harga batu bara
dari tahun ke tahun, tetapi mulai dirasakan adanya beberapa gejala permasalahan yang terjadi. Untuk
tiga tahun terakhir saja biaya yang dikeluarkan perusahaan semakin meningkat dari tahun-tahun
sebe-lumnya. Salah satu yang menyebabkan pembengkakan biaya tersebut adalah biaya denda demurrage
kapal, yaitu US$ 25.000/hari. Penyebab denda tersebut adalah perencanaan waktu yang kurang
teren-cana dengan baik dan kuota produksi yang tidak mencapai estimasi produksi yang diharapkan
dikare-nakan adanya berbagai masalah teknis maupun non-teknis, sehingga menyebabkan keterlambatan
pe-ngiriman batu bara. Keterlambatan ini dapat terjadi karena adanya masalah di tengah proses produksi
seperti kerusakan komponen pada heavy equipment yang digunakan dalam proses produksi, dan suku
cadang saat itu tidak mencukupi sehingga perlu dilakukan pemesanan segera ke Supplier dan melalui
birokrasi yang panjang akibat tidak terintegrasinya sistem antar divisi. Akhirnya proses produksi
ter-hambat, sementara perusahaan terus dikejar oleh tenggat waktu pemenuhan pesanan pelanggan sesuai
dengan kontrak penjualan dan juga biaya angsuran alat berat. Oleh sebab itu, perusahaan menilai
di-butuhkan suatu sistem yang terintegrasi guna memperlancar alur komunikasi dalam proses bisnis,
mu-lai dari proses pemesanan barang oleh pembeli, proses produksi, hingga distribusinya, serta mengatur
aktivitas internal dalam perusahaan agar lebih teratur.
Martinsons et al (1999, p78) menyatakan bahwa information economics janganlah disalah
arti-kan dengan ekonomi dari system informasi. Dengan information economics dimaksudarti-kan untuk
men-dapatkan pemahaman yang lebih luas tentang manfaat system informasi seperti peningkatan layanan
pelanggan atau meningkatkan kemampuan bersaing. Dijelaskan pula bahwa manfaat dan resiko harus
dipisahkan dalam dua domain yaitu domain bisnis dan domain teknologi dimana setiap domain harus
dievaluasi secara terpisah. Selanjutnya Grembergen et al (p.2) bahwa investasi di bidang TI tidak akan
pernah berhenti bertumbuh, dan para manajer bisnis khawatir terhadap kenyataan bahwa manfaat dari
investasi tersebut ternyata tidak seperti yang diperkirakan sejak awal. Hal ini sering disebut sebagai
”IT investment paradox” atau ”IT Black Hole” artinya begitu banyak dana yang telah diinvestasikan
pada TI dan nampaknya tidak diikuti dengan pengembalian yang layak. Karena itu penelitian ini akan
memberi arahan kepada BJU agar jangan sampai investasi yang dilakukan akan menjadi tidak
ber-manfaat.
Menurut Parker (1988, p5), pada tingkat awal, Information Economics (IE) merupakan
sekum-pulan alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi. IE merupakan
dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biaya - manfaat tradisional) yang berhubungan
dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan
dam-pak strategis pada perusahaan. Pada tingkat lebih lanjut, IE adalah sebuah proses pembuatan
keputus-an. Setiap investasi (pemrograman, aplikasi, perangkat keras) harus dijustifikasi, tetapi setiap investasi
yang potensial memiliki karakteristik yang unik dan berbeda terhadap nilai, biaya dan resikonya.
Pembagian antar dua perspektif seperti yang dilihat dari gambar 1, merupakan sebuah dasar dalam
pe-ngambilan keputusan yang diambil dari dua perspektif. Yang pertama perspektif bisnis, yaitu dilihat
dari nilai bisnis yang dicapai, melalui performa dari bisnis tersebut. Yang kedua perspektif SI/TI,
yai-tu dilihat dari biaya yang dikeluarkan unyai-tuk investasi SI/TI. Dalam IE, pengukuran dan pertimbangan
dipisahkan dan harus dihitung satu persatu sebelum dikumpulkan.
Menurut Robson (1997, p237), Information Economics secara eksplisit mengevaluasi alternatif
investasi sistem informasi dengan mengidentifikasi dan lalu mengevaluasi, memberikan skor, dan
me-mberikan peringkat faktor positif yang potensial (nilai) dan faktor negatif (resiko atau ketidakpastian)
yang potensial, dari sekumpulan kandidat investasi.
Gambar 1. Information Economics
Lima teknik justifikasi finansial yang digunakan untuk mengukur dan menilai kekuatan aplikasi
tek-nologi informasi : (1) Traditional Cost Benefit Analysis. (2) Value Linking. (3) Value Acceleration. (4)
Value Restructuring. (5) Innovation Valuation. Teknik-teknik tersebut menunjukkan teknik-teknik
ju-stifikasi finansial yang diterapkan dalam Information Economics untuk perhitungan ROI. (Parker,
19-88, p103).
Menurut Parker (1988, p90) biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas sejumlah sumber
da-ya da-yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam IE terdapat dua jenis biada-ya, da-yaitu biada-ya
pengembangan (development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan
(mainten-ance cost) termasuk dalam biaya berjalan.
Menurut Remenyi (1995, p40) manfaat (benefit) dari teknologi informasi merupakan suatu
keun-tungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang
bersedia untuk membayar dana atas penggunaan teknologi informasi tersebut. Nilai (value)
didasar-kan atas manfaat yang diperoleh dari kompetisi, yang direfleksididasar-kan pada kinerja bisnis saat ini dan di
masa mendatang, yang akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dari kompetitornya, yang
mana akan membuat pihak manajemen melakukan investasi (Parker, 1988, p64).
Menurut Parker (1988, p91), analisis biaya dan manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang
pertama adalah sebagai alat perencana yang membantu dalam pengambilan keputusan, yang
kedua
adalah digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sesuai dengan tujuan yang
di-inginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat ini. Pertama adalah
studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir proyek. Dan terakhir adalah menganalisis
apa-kah biaya dan manfaat yang telah dikeluarkan penting untuk proyek-proyek berskala besar. Setelah
menentukan manfaat-manfaat dan biaya-biaya yang diperkirakan dari implementasi proyek, hubungan
antara manfaat-manfaat dengan biaya-biaya membutuhkan penjelasan lebih lanjut (Parker, 1988, p93).
Teknik ini disebut juga dengan Accounting Rate of Return. Simple ROI ini merupakan rasio
rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek.
Metode ini merupakan metode yang biasa digunakan dalam pengolahan data dan proyek sistem
infor-masi.
Value Linking dan Value Acceleration merupakan teknik dan konsep yang sangat
berkaitan erat. Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan kombinasi
dampak dan fungsi pening-katan kinerja dan hasil yang tetap dari fungsi-fungsi yang terpisah.
Hal tersebut menunjukkan dampak perubahan dalam suatu fungsi atau proses. (Parker, 1988,
p111). Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan akselerasi dari
manfaat dan biaya setiap waktu, karena terhubungnya dua departemen atau fungsi dalam
hubungan sebab-akibatnya. Teknik ini merujuk pada masalah ke-tergantungan waktu, seperti
menyebabkan pendapatan manfaat lebih awal. (Parker, 1988, p111)
Value Restructuring mengevaluasi nilai yang berhubungan dengan restrukturisasi sebuah
tugas atau fungsi sebuah departemen (Parker, 1988, p122-123). Value restructuring
mengukur peningkatan pro-duktifitas yang dihasilkan dari perubahan organisasi. Value
restructuring berkaitan dengan dampak teknologi informasi untuk menghasilkan pengukuran
melalui peningkatan produktivitas.
Menurut Parker (1988, p95), untuk menghitung Simple ROI digunakan tiga set lembar
kerja, yaitu : (1) Lembar kerja biaya pengembangan (Development Cost Worksheet). Lembar
kerja ini terdiri dari lima kategori, yakni: usaha pengembangan, perangkat keras baru,
pembelian piranti lunak baru, pelatihan pemakai, dan biaya-biaya lainnya. Lihat Tabel 1.
Tabel 1. Lembar kerja biaya pengembangan (Development Cost Worksheet)Year 1
A Development Effort
1. Incremental systems and programming
(ex: estimated days times $xxx/day)
2. Incremental staff support
(ex: data administration at $xxx/day)
B New Hardware
1. Terminals, printers, communications
2. Other_________________
C New (purchased) software, if any
1. Packaged applications software
2. Other________________
D User Training
E Other : Testing
TOTAL
(2) Lembar kerja beban yang sedang berjalan (Ongoing Expenses Worksheet). Lembar kerja
ini terdiri dari enam kategori, yaitu: pemeliharaan aplikasi piranti lunak, biaya penyimpanan
data tambahan, pe-nambahan komunikasi, penyewaan perangkat keras dan piranti lunak baru,
persediaan, dan lain-lain. Lihat Tabel 2.
Tabel 2. Lembar kerja beban yang sedang berjalan (Ongoing Expenses Worksheet)
Year 1-5
A Application software maintenance
Development effort days
Ratio of Maintenance to development
Resulting annual maintenance days
Daily Maintenance Rate
TOTAL application software maintenance
B Incremental data storage required :___ MB x _____
C Incremental communications (lines, messages, etc.)
D New software leases or hardware leases
E Supplies
F Other
TOTAL Ongoing Expenses
(3) Lembar kerja dampak ekonomis (Economic Impact Worksheet). Lembar kerja ketiga meringkas
dampak ekonomis suatu proyek investasi sistem aplikasi. Penilaian skor dampak ekonomis didasarkan
pada hubungan garis lurus untuk menghitung simple ROI dari lima tahun periodik arus kas bersih
pro-yek yang disusulkan. Pertama-tama, membuat biaya investasi bersih yang diperlukan (net invesment
required) dan elemen ini telah dihasilkan dari lembar kerja biaya pengembangan (Development Cost
Worksheet). Kedua, diperlukan arus kas tahunan (yearly cash flows). Ini didapat dari manfaat
ekono-mis bersih (net economic benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional (operating cost
reduction), menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax income), lalu dikurangi dengan ongoing
expenses. Simple ROI dihitung dengan membagi rata-rata arus kas bersih (net cash flows) selama lima
tahun dengan investasi bersih yang dibutuhkan (net invesment required). Kemudian skor proyek dapat
ditentukan.
Tabel 3. Lembar kerja dampak ekonomis (Economic Impact Worksheet)
A. Net Investment Required (From Development Cost Worksheet) xxxxxxx
B.Yearly Cash Flow : based on five 12 months periods following implementation of the proposed system.
Years TOTAL
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Net Economics Benefit 0 0 0 0 0
Operating Cost Reduction xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx .= Pretax Income xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx ( - ) On-going Expense xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx = Net Cash Flow xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxxxx
C. Simple ROI (B / ‘x’ years / A) xxx%
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 zero or less 1 1% - 299% 2 300% - 499% 3 500% - 699% 4 700% - 899% 5 Over
Menurut Parker (1988, p102) untuk menghitung skor proyek TI diperlukan pembobotan dari tiga
faktor, yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain, dan Weighted Technology Domain.
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan domain teknologi terdapat beberapa variabel yang perlu
dibobot, dievaluasi dan diformulasikan.
Weighted simple ROI (quantification) + weighted business domain (assessment) + weighted
technology domain (assessment) = PROJECT SCORE
Langkah terakhir dari kerangka kerja Information Economics adalah memasukkan semua skor
pem-bobotan dari perhitungan Simple ROI, penilaian faktor domain bisnis dan domain teknologi ke dalam
scorecard (lembar penilaian). Proyek dapat diurutkan berdasarkan nilainya, menyediakan penilaian
yang seimbang dari nilai ekonomis yang sebenarnya untuk perusahaan. Ini menyediakan ukuran untuk
membangun sebuah prioritas investasi yang logis untuk sistem informasi, MIS, dan perusahaan.
(Par-ker, 1988, p145).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan menentukan masalah-masalah yang ada di BJU terutama yang
ter-kait dengan investasi SI/TI. Setelah menemukan bahwa BJU memerlukan sebuah aplikasi
semacam ERP yang khusus untuk perusahaan batubara maka peneliti mulai mencari karya ilmiah
yang telah membahas masalah yang mirip dengan yang ada pada BJU. Ternyata peneliti tidak
mendapatkannya. Kemudian dicarilah beberapa jurnal dan buku teks yang mampu mendukung
penelitian. Didapatkan beberapa jurnal dan buku teks seperti yang tertera pada daftar pustaka. Peneliti
juga menyiapkan per-tanyaan baik berupa kuesioner maupun daftar sebagai alat untuk mendapatkan
data dan informasi. Responden diantaranya adalah seorang direktur dan dua orang manajer senior dan
selebihnya adalah para user dilapangan maupun di kantor cabang dan pusat. Data diolah setelah
terlebih dulu diseleksi dan dilakukan pengelompokkan sesuai format yang telah ditetapkan oleh
Parker. Dilakukan analisis rencana investasi, estimasi biaya dan manfaat yang akan diperoleh serta
menghitung untuk berbagai aspek pada domain bisnis dan teknis. Diperoleh beberapa besaran tentang
Simple ROI, Value Linking dan Value Acceleration. Dari penggabungan perhitungan Simple ROI,
Value Linking dan Value Acce-leration dan perhitungan domain bisnis dan teknologi akan diperoleh
information economics score-card. Terakhir peneliti membuat kesimpulan dan saran yang merupakan
hasil penelitian.
PEMBAHASAN
Dalam membangun sebuah aplikasi dibutuhkan sumber daya dan sejumlah dana yang disebut
sebagai biaya pengembangan ataupun pengadaan (development cost). Perincian biaya pengadaan pada
sistem ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Lembar Kerja Biaya Pengadaan (dalam Rupiah)
Komponen Biaya Biaya Total
A. Biaya Pembuatan Aplikasi eSP 7.0 : 1. Modul Sales & Purchase Order 2. Modul Finance : - Account Receiveables - Cash Book - Account Payable 3. Modul Accounting - General Ledger
4. Modul Inventory Control 5. Modul Human Resources 6. Modul Inspection Record
Total Biaya Pembuatan Aplikasi eSP 7.0 :
45.000.000 35.700.000 22.500.000 60.000.000 9.000.000 6.300.000 178.500.000 B. Biaya Implementasi :
1. Modul Sales & Purchase Order 2. Modul Finance : - Account Receivables - Cash Book - Account Payable 3. Modul Accounting - General Ledger 4. Modul Inventory Control 5. Modul Human Resources 6. Modul Inspection Record
Total Biaya Implementasi Aplikasi eSP 7.0 :
60.000.000 40.600.000 30.000.000 80.000.000 12.000.000 8.400.000 231.000.000
C. Biaya Pelatihan Pengguna : 1. Modul Sales & Purchase Order 2. Modul Finance : - Account Receivables - Cash Book - Account Payable 3. Modul Accounting - General Ledger
4. Modul Inventory Control 5. Modul Human Resources 6. Modul Inspection Record
Total Biaya Pelatihan Pengguna
45.000.000 35.700.000 22.500.000 60.000.000 9.000.000 6.300.000 178.500.000 D. Biaya Pembelian Perangkat Keras
2 buah server DELL PowerEdge 1420 dengan spesifikasi :Xeon 3.0 GHz c/1MB,1GB DDR2-400 ECC Reg,Single Channel U320 SCSI, 73GB HDD 10K SCSI, VGA ATI Rage XL 8MB, GbE NIC
30.685.000
E. Implementasi VPN 9.230.000
Total Biaya Pengembangan 627.915.000
Selain biaya pengembangan, juga terdapat biaya berjalan yang dihitung selama lima tahun kedepan.
Perincian biaya berjalan adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Lembar Kerja Biaya Berjalan (dalam Rupiah)
Komponen Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
A. Biaya Penyimpanan Data: CD-RW (7 x 2 CD x 12 bln) x Rp. 2.000,- 336.000 369.600 406.560 447.216 491.938 B. Biaya Overhead: 1. Pemakaian Listrik 2. Sewa VPN 5.961.600 80.760.000 6.557.760 88.836.000 7.213.536 97.719.600 7.934.890 107.491.560 8.728.379 118.240.716 C. Biaya Pemeliharaan 8.000.000 10.300.000 11.330.000 12.463.000 13.709.300 Total Biaya Berjalan 95.057.600 106.063.360 116.669.696 128.336.666 141.170.333
Dari lembar kerja dampak ekonomis terlihat bahwa biaya pengadaan adalah Rp. 627.915.000 yang
berasal dari tabel 4 di atas. Sedangkan arus kas tahunan yang dinampakkan sebagai arus kas bersih
ternyata bernilai negative yaitu dengan total (Rp. 129.567.683) atau nilai Simple ROI adalah – 4,13%
artinya selama lima tahun system aplikasi eSP 7.0 masih memberikan kerugian bagi perusahaan.
Apa-bila nilai itu dimasukkan pada skor economics impact berada pada skala 0.
Tabel 6. Lembar Kerja Dampak Ekonomis (Dalam Rupiah)
A. Biaya Pengembangan Sistem 627.915.000
B. Arus Kas Tahunan
Year TOTAL
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Manfaat Ekonomis
Bersih 0 0 0 0 0
Pengurangan Biaya 74.975.016 82.472.518 90.719.770 99.791.747 109.770.921 .= Perolehan 74.975.016 82.472.518 90.719.770 99.791.747 109.770.921 ( - ) Biaya Berjalan 95.057.600 106.063.360 116.669.696 128.336.666 141.170.333 = Arus Kas Bersih (20.082.584) (23.590.842) (25.949.926) (28.544.919) (31.399.412)
(129.567.683 )
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 zero or less 1 1% - 299% 2 300% - 499% 3 500% - 699% 4 700% - 899% 5 Over
Perhitungan berikutnya adalah menghitung dampak ekonomis terhadap Value Linking. Pada
Tabel 7 terlihat bahwa arus kas bersih selama lima tahun adalah Rp. 12.167.297.124. Nilai itu
bila dibandi-ngkan dengan biaya pengembangan yang sebesar Rp. 627.915.000 akan
menghasilkan Simple ROI sebesar 307,55% yaitu masuk dalam skala 2 pada economics
impact.
Tabel 7. Lembar Kerja Dampak Ekonomis Value Linking (Dalam Rupiah)
A. Biaya Pengembangan Sistem 627.915.000
B. Arus Kas Tahunan
Year TOTAL
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Manfaat Ekonomis Bersih 2.424.648.000 2.439.595.200 2.456.784.480 2.476.552.152 2.499.284.975 Pengurangan Biaya 74.975.016 82.472.518 90.719.770 99.791.747 109.770.921 .= Perolehan 2.499.623.016 2.522.067.718 2.547.504.250 2.576.343.899 2.609.055.896 ( - ) Biaya Berjalan 95.057.600 106.063.360 116.669.696 128.336.666 141.170.333
= Arus Kas Bersih 2.404.565.416 2.416.004.358 2.430.834.554 2.448.007.233 2.467.885.563 12.167.297.124
C. Simple ROI (B / 5 tahun / A) = 12.167.297.124/ 5 /627.915.000 * 100% = 387,55%
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 zero or less 1 1% - 299% 2 300% - 499% 3 500% - 699% 4 700% - 899% 5 Over
Untuk mendapatkan nilai dampak ekonomis akibat dari Value Accelaration dapat dilihat pada
Tabel 8 dibawah ini dimana arus kas bersih selama lima tahun akan menghasilkan Rp.
12.792.324.302. Nilai itu bila dibandingkan dengan biaya pengembangan yang sebesar Rp.
627.915.000 akan menghasilkan Simple ROI sebesar 407,5% yaitu masuk dalam skala 2 pada
economics impact.
A. Biaya Pengembangan Sistem 627.915.000
B. Arus Kas Tahunan
Year TOTAL
Year 1
Year 2 Year 3 Year 4 Year 5Manfaat Ekonomis Bersih 2.544.836.100 2.561.856.900 2.581.430.820 2.603.940.828 2.629.827.337 Pengurangan Biaya 74.975.016 82.472.518 90.719.770 99.791.747 109.770.921 .= Perolehan 2.619.811.116 2.644.329.418 2.672.150.590 2.703.732.575 2.739.598.258 ( - ) Biaya Berjalan 95.057.600 106.063.360 116.669.696 128.336.666 141.170.333
= Arus Kas Bersih 2.524.753.516 2.538.266.058 2.555.480.894 2.575.395.909 2.598.427.925 12.792.324.302
C. Simple ROI (B / 5 tahun / A) = 12.792.324.302/ 5/ 627.915.000 x 100% = 407,45%
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 zero or less 1 1% - 299% 2 300% - 499% 3 500% - 699% 4 700% - 899% 5 Over
Untuk saat ini Value Restructuring dan Innovation Valuation belum mendapatkan nilai karena sistem
aplikasi ini baru saja diimplemetasikan.
Responden yang terdiri dari seorang pucuk pimpinan dan dua orang manajer senior memberikan
penilaian terhadap beberapa aspek yang terkait dengan domain teknologi, seperti Strategic IS
Arch-itecture, Definitional Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk. Hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Penilaian Faktor Domain Teknologi
Faktor-Faktor Skor Total Skor Pembulatan
Domain Teknologi Responden Skor Rata-Rata Skor
1 2 3
Strategic IS Architecture 2 3 3 8 8 :3 = 2.6 3
Definitional Uncertainty 3 3 2 8 8:3 = 2.6 3
Technical Uncertainty 3
- Keterampilan yang dibutuhkan 2 4 3 9 9 :3 = 3 - Ketergantungan perangkat keras 1 1 1 3 3 :3 = 1 - Ketergantungan piranti lunak 3 4 3 10 10:3 = 3.3
- Piranti Lunak Aplikasi 4 4 4 12 12:3 = 4
IS Infrastructure Risk 3 2 4 9 9:3 = 3 3
Dari tabel yang telah ditetapkan oleh Parker et al dimana posisi perusahaan pada kuadran investasi
maka didapatkan bahwa Information Economics Scorecard dari eSP 7.0 adalah 54 yang
perhitungan-nya dapat dilihat seperti dibawah ini.
Evaluator
Business Domain
Technology
Domain
Weighted
Score
Factor
ROI SM CA MI CR OR SA DU TU IR
+4
+4
+2 +5 +4 -1
+3 -2
-2
-4
Business
2
4
3
5
4
2
Domain
Technology
3
3
3
3
Domain
Weighted
8
16
6
25 16
-2
9
-6
-6
-12 54
Value
Where :
ROI = Enhanced Simple Return in Invesment Score
Business Domain Assessment
SM = Strategic Match
CA = Competitive Advantage
MI = Management Information
CR = Competitive Response
OR = Project Orzanization Risk
Technology Domain Assessment
SA = Strategic IS Architecture
DU = Definitional Uncertainty
TU = Technical Uncertainty
IR = IS Infrastructure Risk
Dari perhitungan nilai proyek maksimum dapat diketahui bahwa total value dari maksimum
score-card adalah 110, sedangkan maksimum total risk dan uncertainty adalah -45. Maka
dibuat skala an-tara -45 dengan 110 dalam lima segmen (sesuai skala Liekert) untuk
mengakomodasi rangkuman sa-ngat buruk sampai sangat baik. Karena weighted score
adalah 54 maka dapatlah ditentukan besar-nya Information Economics Scorecard yaitu
cukup bermanfaat, yang bisa dilihat dari gambar berikut ini.
Gambar 2. Information Economics Scorecard