• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI ANGSA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DIKLAT SENI BUDAYA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TARI ANGSA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DIKLAT SENI BUDAYA SEKOLAH DASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 TARI ANGSA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN

DIKLAT SENI BUDAYA SEKOLAH DASAR

Oleh: Dra Lilin Candrawati S. M.Sn.

============================================================ Abstrak

.

Kata angsa berasal dari Bahasa Sansekerta, dalam Bahasa Inggris persamaannya adalah Swan atau goose. Tari Angsa ini merupakan bentuk tarian baru. Menggambarkan gerak-gerik binatang angsa. Dengan segala tingkah laku dan romantikanya. Dalam penyajiannya tari ini menggunakan iringan gamelan jawa

Tari Angsa memiliki berbagai fenomena sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial. Mulai dari mempelajari kehidupan angsa sampai dengan nilai-nilai filosofisnya selanjutnya dikemas dalam pembelajaran apresiasi seni.

Di dalam gerak tari Angsa terkandung nilai-nilai yang dapat memperindah kehidupan manusia, karena itu perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk menguji efektivitas pembelajaran tari Angsa melalui diklat seni budaya untuk sekolah dasar.

Keyword: Tari Angsa, pembelajaran, diklat seni budaya.

============================================================

PENDAHULUAN

Dalam sosiologi kegiatan belajar mengajar pendidikan seni tari dipandang sebagai suatu fakta sosial yaitu suatu konsep yang memiliki realitas empiris di luar imajinasi manusia. Artinya, walaupun tari itu sendiri berangkat dari imajinasi, dan diresapi sebagai wahana kepuasan yang bersifat batiniah, tetapi kegiatan tari itu pada kenyataannya merupakan fakta sosial. Sebagai fakta sosial, karena itu belajar menari di samping untuk mencapai kompetensi mengekspresikan diri melalui tari, maka sekaligus sebagai wahana untuk mengaktualisasikan diri.

Tema tari Angsa memiliki berbagai fenomena sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial. Mulai dari mempelajari kehidupan angsa sampai dengan nilai-nilai filosofisnya selanjutnya dikemas dalam pembelajaran apresiasi seni. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa materi pemelajaran tari angsa ini dapat dijadikan wahana untuk mengaktualisasikan diri yaitu dengan

(2)

2 mengikuti filsafat angsa : “walaupun angsa dapat bergerak cepat di air danau, akan tetapi kakinya sebenarnya bekerja keras untuk dapat melaju ke depan. Demikianlah sebaiknya orang, dapat berlaku tenang, walau harus menghadapi berbagai tantangan;”

Materi tari Angsa ini dapat dipelajari untuk berbagai tingkat pendidikan. Agar dapat berjalan dengan baik maka pembelajaran akan difokuskan pada tingkat Sekolah Dasar. Manfaat yang diharapkan dari pemelajaran Tari Angsa ini adalah dapat dijadikan pijakan pengembangan kebijakan lanjut utamanya untuk meningkatkan SDM baik di lingkungan internal maupun eksternal. Untuk menjadikan tari Angsa sebagai media dan materi pembelajaran diklat seni budaya maka perlu dijelaskan mengenai deskripsi teoritik bentuk dan konsep tari Angsa berdasarkan pola dasarnya. Dari pemahaman itu, diharapkan materi pembelajaran Tari Angsa dapat mencapai efektivitas pembelajaran yang baik.

Tari Angsa memiliki dasar-dasar gerakan tari yang dikembangkan oleh seniman. Dengan kata lain, tari Angsa mempunyai pola dasar yang membedakan dengan karya tari seniman lain.

PERMASALAHAN

Selama ini dunia pendidikan formal sangat berperan dalam menopang kehidupan dan perkembangan seni tari. Tetapi sentuhan-sentuhan ide kreatif dari kalangan pendidikan formal, dapat dikatakan masih sangat terbatas, karena itu perlu di tumbuhkembangkan.

Salah satu wacana yang dapat dikemukan adalah pembelajaran tari Angsa melalui diklat seni budaya untuk sekolah dasar. Implikasi pembelajaran tari Angsa sebagai materi diklat seni budaya dapat dikatakan sejalan dan dapat diterapkan ke dalam program pendidikan ke depan yang menempatkan seni budaya menjadi bagian integral dari kurikulum di semua jenjang baik umum maupun keahlian.

Dalam garis haluan ini, masalah kesenian, khususnya seni tari, dapat ditempatkan sebagai masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap secara bersungguh-sungguh, dan berencana. Karena itu, pembinaan daya kreatif tari, seperti halnya melalui pembelajaran tari Angsa ini, bagi generasi muda

(3)

3 dirasakan menjadi sangat perlu dalam upaya melestarikan tarian yang mengandung nilai-nilai filosofi pendidikan dari pengaruh budaya tari-tarian yang hanya bersifat hiburan saja.

PEMBAHASAN

1. Mengenali Angsa

Kata angsa berasal dari Bahasa Sansekerta, dalam Bahasa Inggris persamaannya adalah Swan atau goose. Tetapi kata swan sebenarnya lebih tepat untuk menunjuk burung Undan, yaitu sejenis angsa berleher panjang. Perwujudan Angsa menyerupai itik atau bebek tetapi lebih besar berbulu putih, abu-abu atau belang-belang. Namun kebanyakan Angsa berbulu putih. Mempunyai leher panjang dan bila bersuara terdengar melengking.

Gambar Angsa Undan (ms.wikipedia.org)

2. Tari Angsa

Didalam kehidupannya Angsa memiliki rasa kekeluargaan yang kuat. Keluarga Angsa memiliki toleransi yang kuat. Waktu yang betina sedang mengeram telur, yang jantan menjaganya. Kemudian dijaganya pula sang betina dan anak-anaknya terhadap serangan atau adanya ancaman yang membahayakan keluarganya. Kadang-kadang sang betina berenang dengan anaknya di punggung. Jika serombongan anak

(4)

4 Angsa berenang maka sang jantan akan berada di depan, apabila sama-sama jantan maka mereka akan berenang saling memisahkan diri dan yang betina berkerumun.

Angsa sebagai bagian dari isi bumi termasuk binatang yang banyak memasuki ruang imajinasi seniman. Dengan kata lain banyak seniman yang menggunakan filosofi Angsa untuk mengungkapkan rasa seninya, diantaranya dengan menciptakan tarian.

Tari Angsa ini merupakan bentuk sususan baru. Menggambarkan gerak-gerik binatang Angsa. Dengan segala tingkah laku dan romantikannya tatkala berada diruang bebas di alam flora fauna. Dalam penyajiannya tari ini menggunakan iringan gamelan jawa dengan penampilan rias cantik serta penataan busana yang ditata seperti Angsa lengkap dengan sayap, bulu dan pernak pernik kemasan sebagai sebuah bentuk kesenian.

Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang berpotensi terhadap perubahan-perubahan, termasuk didalamnya proses transformasi nilai-nilai budaya melalui pendidikan seni tari, maka kompetensi di bidang pemelajaran tari Angsa juga dikemas dalam compact disk dalam bentuk media interaktif audiovisual art yang berisi dua macam materi yaitu materi apresiasi seni dan materi praktek dengan harapan proses belajar mengajar pendidikan seni tari dapat mencapai tatanan dan percepatan yang selaras dengan tuntutan zaman.

Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa materi pemelajaran tari angsa ini dapat dijadikan wahana untuk mengaktualisasikan diri yaitu dengan mengikuti filsafat angsa : “walaupun angsa dapat bergerak cepat di air danau, akan tetapi kakinya sebenarnya bekerja keras untuk dapat melaju ke depan. Demikianlah sebaiknya orang, dapat berlaku tenang, walau harus menghadapi berbagai tantangan;” dan juga mengekspresikan diri yaitu dengan menunjukkan kompetensi “menarikan Tari Angsa.”

(5)

5 Gambar tari Angsa

KESIMPULAN

Pembelajaran tari Angsa dapat diterapkan sebagai materi diklat seni budaya sekolah dasar. Implikasi pembelajaran ini dapat dikatakan sejalan dan dapat diterapkan ke dalam program pendidikan ke depan yang menempatkan seni budaya menjadi bagian integral dari kurikulum di semua jenjang baik umum maupun keahlian. Dalam garis haluan ini, masalah kesenian, khususnya seni tari, dapat ditempatkan sebagai masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap secara bersungguh-sungguh, dan berencana. Karena itu, pembinaan daya kreatif tari, seperti halnya melalui pembelajaran tari Angsa ini, bagi generasi muda dirasakan sangat perlu.

Selanjutnya diharapkan kepada berbagai pihak yang berkompeten khususnya pendidik seni budaya hendaknya dapat memberikan tempat di dalam sistem pendidikan nasional dalam rangka mengembangkan metode pembelajaran seni budaya. Dengan maksud agar kedudukan mata pelajaran seni budaya menjadi lebih menarik dan berdaya guna nyata dalam pengembangan intelektualitas siswa.

(6)

6 Gerak Tari Angsa terkandung nilai-nilai yang dapat memperindah kehidupan manusia, karena itu perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk menguji efektivitas pembelajaran tari melalui diklat seni budaya.

============================================================

REFERENSI

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Seni Budaya Dan Keterampilan SD/MI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.

Hardjoprasonto, Soemardjo, 1977, Bunga Rampai Seni Tari Solo. Jakarta : Taman Mini Indonesia Indah

Sedyawati, Edi. 2000, “Aspek-aspek Pendidikan sebagai Penunjang Bagi Kehidupan Seni Pertunjukan, “ Makalah Seminar 22 s.d. 24 Mei 2000 di STSI Surakarta

Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Bagi Guru. Terjemahan Ben Suharto. Yogyakarta : IKALASTI.

Soedarso, SP. 1987. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Suku Dayar Sana.

Sudarsono. 1975. Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supardjan, N. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.

Tim Bina Karya Guru. 2004. Kerajinan Tangan Dan Kesenian Untuk Sekolah Dasar. Jakarta : Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2007. Seni Budaya Dan Keterampilan Untuk Sekolah Dasar. Jakarta : Erlangga.

Y.Sumandiyo Hadi. 2003. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta : Manthili. ________________2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta : Pustaka.

(7)

7 BIO DATA PENULIS

Dra. Lilin Candrawati S., M.Sn, saat ini merupakan Widyaiswara di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Meraih gelar sarjana seni di Institut Seni Indonesia jurusan Komposisi Tari tahun 1990, dan meraih gelar Magister Seni (MSn) Pengkajian Seni Tari di Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2006.

Gambar

Gambar Angsa Undan (ms.wikipedia.org)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembelajaran seni budaya, keterpaduan antar disiplin (seni rupa, musik, tari) seharusnya keniscayaan, karena di sekolah materi seni rupa, seni musik, dan seni tari sudah..

5 Pada pembelajaran seni budaya, keterpaduan antar disiplin (seni rupa, musik, tari) seharusnya keniscayaan, karena di sekolah materi seni rupa, seni musik, dan seni tari sudah

Pembahasan Hasil Penelitian (Efektivitas Media Pembelajaran Seni Tari Berbasis Multimedia Interaktif Dengan Menggunakan Model ADDIE (Analysis, Design, Development,

Sepuluh hasil temuan penelitian tersebut adalah (1) siswa sekolah dasar mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) cara

(konten) serta nilai-nilai yang terkandung di dalam seni tradisi budaya lokal, khususnya pada Tari Nimang Padi dalam Upacara Adat Naek Dango.. Guru

Meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran seni tari melalui tari kelinci di SD Negri I Sidodadi, dalam hal ini siswa dilibatkan secara aktif mengikuti gerakan

 Saling tukar informasi tentang : Menyusun karya tari (menentukan gerak) dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

Guru menyediakan media audio-visual sebagai pelengkap dalam berlatih gerak tari, peneliti membuka pelajaran diawali dengan doa dan absensi siswa, peneliti bertindak sebagai guru bidang