• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR : LP. 115/BPKH VI-3/2015 TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR : LP. 115/BPKH VI-3/2015 TAHUN 2015"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)

3

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN

BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VI

Jalan :17 Agustus Manado Kotak Pos 1322 Kode Pos 95119 Telp.(0431) 852709 Fax.(0431) 841075-844743 email : bpkh6mdo@gmail.com, w ebsite : w ww.bpkh6mdo.blogspot.com

NOMOR : LP. 115/BPKH VI-3/2015 TAHUN 2015

BUKU RENCANA

PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP)

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL)

UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO

DI KABUPATEN MINAHASA UTARA, KOTA BITUNG

DAN KOTA MANADO

PROVINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2016-2025

(2)

! H ! H ! H " J ! H ! H ! H ! H ! H ! H ! H ! H ! HUlu Lolak MANADO Bitung Ratahan Tutuyan Amurang Tomohon Tondano Molibagu Airmadidi Kotamobagu PETA SITUASI

SEBAGIAN PROVINSI SULAWESI UTARA SKALA 1 : 750.000

±

U

126°0'0"BT 126°0'0" BT 125°0'0" 125°0'0" 124°0'0"BT 124°0'0"BT 3° 0' 0" LU 3° 0' 0" L U 2° 0' 0" 2° 0' 0" 1° 0' 0" LU 1° 0' 0" LU LAUT SULAWESI LAUT MALUKU TELUK TOMINI LAUT FILIPHINA KETERANGAN " J ! H Ibukota provinsi Ibukota kabupaten Jalan dan anak jalan

Lokasi KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado Batas administrasi kabupaten/kota

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN BUKU RENCANA

PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL)

UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO

DI KABUPATEN MINAHASA UTARA, KOTA BITUNG DAN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA

DISUSUN OLEH: KEPALA KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO, DENNIE ALOU,S.SOS NIP. 19641205 199003 1 013 DIKETAHUI OLEH:

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI UTARA,

Ir. HERY ROTINSULU NIP. 19591018 1989031007

DISAHKAN

PADA TANGGAL : ………. OLEH :

a.n. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTUR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG,

Ir. BAGUS HERUDOJO TJIPTONO, M.P NIP. 19610526 198903 1 001

(4)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado menjadi panduan utama untuk proses pembangunan hutan di wilayah kelola dapat berjalan secara sistimatis, terarah serta terpadu dengan program pembangunan daerah. Tujuan RPHJP KPHL Unit VI yaitu untuk memberikan arahan kegiatan pembangunan KPH berupa rencana kelola berjangka 10 tahun (Tahun 2016 - 2025) yang menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (RPHJPd), sekaligus juga sebagai dasar dalam menentukan sasaran dan target pembangunan hutan di tingkat tapak yang meliputi peningkatan mutu dan produktivitas sumberdaya hutan, baik untuk produksi hasil hutan kayu dan non kayu maupun jasa lingkungan, peningkatan kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional, daerah serta masyarakat sekitar hutan, peningkatan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan dan perlindungan hutan untuk mewujudkan optimalisasi fungsi ekonomi dan ekologi kawasan hutan dan meningkatkan laju pemulihan DAS demi terwujudnya peningkatan daya dukung ekosistem DAS yang optimal dan lestari.

Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado seluas lebih kurang 27.100,52 ha terbagi atas 4 lokus pengelolaan hutan yaitu Blok Inti dan Blok Pemanfaatan pada kawasan HL, Blok Pemberdayaan terdiri atas areal berizin dan areal pencadangan, Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK pada kawasan HP. Selanjutnya pada keempat lokus pengelolaan tersebut bertumpu pada 3 layanan sebagai output pengelolaan KPHL yaitu : (1) Layanan jasa lingkungan. Layanan ini sebagai misi utama KPHL yaitu memperbaiki dan meningkatkan fungsi hidro-orologis dan perlindungan sumberdaya alam flora dan fauna, (2) Layanan aksessibilitas masyarakat pada sumberdaya hutan secara adil. Tujuan pengelolaan hutan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan akses yang sama dan bertanggungjawab kepada seluruh pemangku kepentingan baik nilai jasa lingkungan juga nilai sosial ekonomi (life and

(5)

iv employment), (3) Layanan ekonomi dan finansial. Layanan ini dijalankan untuk

memenuhi azas kelestarian pengusahaan dengan argumen bahwa terlaksanaanya PHL pada tingkat tapak dapat berkelanjutan jika prinsip ekonomi dan finansial terpenuhi, minimal mampu membiayai sebagian kegiatan pokok. Mengingat KPHL mengemban fungsi utama yang bersifat tangible dengan ukuran manfaat yakni social

benefit.

Mengacu pada kebijakan nasional, provinsi dan kabupaten/kota dan mempertimbangkan isu-isu strategis, maka secara spesifik visi KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado untuk horizon waktu 10 tahun ke depan yaitu : “TERWUJUDNYA FUNGSI HIDROLOGI DAN OPTIMALNYA HASIL HUTAN BUKAN KAYU BAGI MASYARAKAT DI SEKITAR KPHL”.

Visi tersebut di atas merupakan potret kawasan yang diharapkan akan terwujud dalam jangka waktu 10 tahun ke depan dengan menempatkan penyelesaian konflik tenurial kawasan hutan menjadi prioritas utama sebagai prasyarat implementasi seluruh program pengelolaan tanpa hambatan yang berarti. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut, dirumuskan misi pengelolaan hutan KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado periode tahun 2016 - 2025 sebagai berikut :

1. Pemantapan Kelembagaan. Pemantapan kelembagaan meliputi penguatan kapasitas organisasi KPHL (SDM, Sarana dan prasarana serta pendanaan) serta aturan-aturan operasional yang menjamin keleluasan organisasi dalam menjalankan mandat tanpa terjadi konflik dengan kelembagaan pemerintah daerah dan instansi lainnya.

2. Pemantapan kawasan wilayah kelola melalui proses penataan dan penyelesaian tenurial kawasan hutan serta pemantauan dan pembinaan penggunaan kawasan hutan yang telah berizin.

3. Membangun persepsi dan partisipasi para pihak baik formal maupun informal untuk mendukung terimplementasinya optimalisasi manfaat ekologi dan ekonomi kawasan hutan.

4. Percepatan rehabilitasi HL untuk pemulihan nilai ekologi kawasan serta pendayagunaan potensi lahan HP untuk peningkatan nilai ekonomi melalui

(6)

v pembangunan HTI berdaur pendek dalam skema pemanfaatan wilayah hutan tertentu.

5. Membangun sistem informasi data potensi kawasan serta penjelasan mekanisme akses legal bagi masyarakat baik skala kecil maupun skala besar untuk pengembangan investasi.

Misi KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado tersebut selanjutnya dijabarkan dalam rencana kegiatan terbagi atas 2 kategori yaitu (1) rencana kegiatan yang terkait dengan penciptaan prakondisi yaitu kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan dan kendala pengelolaan yang dihadapi pada tahap awal dan (2) rencana kegiatan utama yang intinya memperbaiki dan meningkatkan produktivitas dan kualitas ekosistem hutan serta pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara bertahap untuk mewujudkan tujuan Pengelolaan Hutan Lestari (PHL). Fungsi manajemen yang dijalankan UPTD sebagai pemegang mandat pengelolaan KPHL Unit VI meliputi : (1) fungsi penyiapan prakondisi kawasan kelola. Fungsi ini dijalankan melalui rencana kegiatan Inventarisasi dan penataan hutan, (2). Fungsi penegakan peraturan dan ketentuan kehutanan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta koodinasi dan sinergi pemangku kepentingan. Fungsi ini dijalankan melalui kegiatan pembinaan dan pemantauan penggunaan kawasan KPHL yang telah berizin baik untuk izin usaha kehutanan maupun izin usaha non kehutanan serta (3) Fungsi peningkatan kualitas dan produktivitas ekosistem hutan yang meliputi produk HHBK, jasa lingkungan dijalankan melalui konsep pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi hutan melalui skema Hutan Kemitraan dan Izin Penyelenggaraan Karbon Hutan. Selanjutnya peningkatan fungsi ekonomi dan finansial kawasan hutan dijalankan dengan pembangunan HTI daur pendek pada kawasan HP melalui rencana pemanfaatan hutan wilayah tertentu.

Selanjutnya dengan mempertimbangkan kondisi dan karakterisik biofisik, sosial ekonomi masyarakat sekitar serta proyeksi kebutuhan jasa lingkungan, HHBK dan HHK dimasa yang akan datang, maka arahan kegiatan pada setiap blok dan petak kawasan hutan wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado diuraikan sebagai berikut :

(7)

vi (1) Blok Inti HL, sebanyak 22 petak seluas lebih kurang 5.287,87 ha pada Blok Inti HL diarahkan untuk pemanfaatan hutan jasa lingkungan dan penggunaan kawasan hutan untuk tujuan pendidikan dan penelitian serta konservasi alam.

(2). Blok Pemanfaatan HL, sebanyak 61 petak seluas lebih kurang 8.665,92 ha diarahkan untuk pemanfaatan kawasan hutan yakni izin usaha jasa lingkungan dan penggunaan kawasan hutan untuk wisata alam dan pendidikan.

(3) Blok Pemanfaatan kawasan jasa lingkungan dan HHBK pada kawasan HPT seluas lebih kurang 9.472,04 ha diarahkan pemanfaatan kawasan hutan untuk izin usaha wisata alam khususnya HPT P. Bangka dan penggunaan kawasan hutan untuk HTI dan jasa lingkungan. Selanjutnya pada Blok Pemberdayaan yang belum berizin seluas 6.297,69 ha sekitar 60 % dapat diarahkan untuk pemanfaatan hutan

wilayah tertentu dengan pembangunan HTI daur pendek jenis kayu jabon merah atau

dengan luas efektif lebih kurang 3.600 ha.

Implementasi pengelolaan wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung- Manado dalam periode 10 tahun ke depan diperhadapkan pada masalah utama yakni sekitar 65 % dari luas kawasan dikuasai/diklaim masyarakat dalam berbagai bentuk penggunaan serta adanya konflik penggunaan kawasan untuk kegiatan non kehutanan dan izin HTR. Upaya untuk mewujudkan tujuan pengelolaan yang dijabarkan dalam rencana pengelolaan meliputi : (1) Inventarisasi dan penataan kawasan hutan kelola termasuk di dalamnya penyelesaian tenurial kawasan hutan, (2) Pemanfaatan hutan wilayah tertentu pada seluas 1.335,70 ha dan pada blok Pemberdayaan yang belum berizin seluas 2.264,30 ha dapat dikembangkan untuk pembangunan HTI dengan daur pendek dengan luas areal sasaran efektif yakni lebih kurang 3.600 ha atau sekitar 60 % dari luas areal pencadangan, (3) Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada sekitar 25 desa di sekitar hutan. Pola pemberdayaan menggunakan pendekatan Hutan Kemitraan dengan berbagai skema diantaranya HR, HKm dan lainnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai bagian dari resolusi konflik tenurial kawasan hutan. (4) Pembinaan dan pemantauan izin penggunaan kawasan terutama izin eksplorasi tambang dilakukan pada peberapa perusahaan pemegang izin agar hak-hak negara atas sumberdaya hutan dan lahan tidak terabaikan, (5) Pengelenggaraan rehabilitasi hutan

(8)

vii direncanakan pada Blok Inti HL seluas 1.684,65 ha dan 2.885,83 ha pada Blok Pemanfaatan HL di luar areal berizin. Selanjutnya upaya pengelolaan yang dilakukan sebagai kegiatan prakondisi kawasan meliputi kegiatan koordinasi antar pemeggang izin penggunaan kawasan, koordinasi antar instansi terkait dalam penyelesaian berbagai masalah penggunaan kawasan saat ini, serta koordinasi internal instansi Kehutanan pelaksanaan pembangunan KPHL Unit VI dapat berlangsung dengan baik.

UPTD KPHL Unit VI sebagai lembaga pengelola perlu didukung sarana-prasarana perkantoran yang memadai, peningkatan SDM, serta pembiayaan yang memadai baik yang bersumber dari dana-dana APBD, APBN, donatur maupun dari hasil kerjasama kemitraan disertai dengan dukungan peraturan perundangan yang jelas memberikan keleluasaan kewenangan kepada KPHL dalam menjalankan misinya. Diharapkan selama jangka waktu pengelolaan periode sepuluh tahun pertama, KPH ini sudah dapat menjadi KPH yang mandiri atau minimal mampu membiayai sekitar 50 % biaya operasi pengelolaan dari hasil bisnis kehutanan yang dijalankan. Landasan pengembangan kelembagaan periode 10 tahun berikutnya telah terbangun melalui pengembangan bentuk Badan Usaha Daerah yang profesional menjalankan misi yang diemban seiring dengan peningkatan kapasitas SDM.

Rencana kelola wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado dalam periode 10 tahun ke depan berpeluang untuk dilakukan rasionalisasi wilayah mengingat berbagai kecenderungan perkembangan investasi di sekitar kawasan kelola. Selain itu RPHJP ini juga perlu dilakukan review minimal setiap 5 tahun mengingat kecenderungan perubahan beberapa asumsi dan tuntutan masyarakat termasuk perubahan kebijakan daerah dan nasional. Selanjutnya dalam mengimplementasikan rencana kelola perlu segera ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana jangka pendek tahunan (RPHJPd) sesuai dengan kondisi pendanaan yang tersedia serta peluang usaha yang dapat dilakukan oleh pengelola.

Kebutuhan biaya dalam upaya pengelolaan KPHL Unit VI Minahasa Utara- Bitung-Manado selama sepuluh tahun ke depan, untuk membiayai kegiatan teknis, perencanaan dan pemberdayaan masyarakat dibutuhkan dana sebesar lebih kurang

(9)

viii Rp. 48,9 milyar atau sekitar Rp 5,0 milyar per tahun. Selanjutnya diperkirakan pendapatan dari kegiatan pemanfaatan hutan wilayah tertentu dengan pengembangan HTI daur pendek jenis kayu jabon merah diperkirakan diperoleh mulai tahun ke 8 setelah tanam diperoleh pendapatan sebesar Rp 19 milyar dari penjualan kayu yang diproduksi melalui tebang penjarangan komersial dan pada tahun ke 12 diperoleh pendapatan sekitar Rp. 60 milyar dari hasil tebang akhir rotasi pertama. Selanjutnya pada tahun ke 13 dan seterusnya diperoleh pendapatan yang sama melalui penjualan hasil tebang akhir dan tebang penjarangan.

. Nilai prospek pendapatan yang diuraikan di atas didukung oleh letak wilayah KPHL Unit VI yang sangat strategis dengan peluang pasar yang tinggi. Perhitungan nilai pendapatan tersebut belum termasuk bisnis lainnya yang dapat dijalankan KPHL sesuai peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan kelembagaan yang kuat dengan SDM yang kapabel dan berorientasi bisnis. Oleh sebab itu kunci keberhasilan pengelolaan KPHL Unit VI ditentukan oleh penyediaan SDM dan penentuan kepala KPHL yang tepat dan kapabel.

(10)

ix KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya sehingga naskah Laporan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado di Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara yang dibiayai melalui sumber dana DIPA BPKH Wilayah VI Manado Tahun 2015 dapat diselesaikan. Selanjutnya dokumen perencanaan ini bertujuan untuk menyajikan maksud dan tujuan serta rencana-rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado. Disamping itu, dokumen ini menyajikan rencana-rencana pembinaan, pengawasan dan pengendlian, serta rencana pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Kepada semua pihak yang berpartisipasi mulai persiapan survai hingga tersusunnya dokumen perencanaan ini disampaikan banyak terima kasih. Secara khusus disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Pakar dari Fakultas Pertanian Program Studi Universitas Samratulangi atas segala ide dan masukan sehingga dokumen ini menjadi lebih bermakna dan aplikatif sesuai standar-standar ilmiah.

Dokumen perencanaan ini menjadi salah satu acuan utama bagi pelaksanaan kegiatan KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado di wilayah kerjanya, semoga bermanfaat adanya.

Manado, Desember 2015 Kepala BPKH Wilayah VI,

Ir. Zahari H. Sipayung, M.Si NIP. 19600512 198903 1 002

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

PETA SITUASI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 4

C. Sasaran ... 5

D. Ruang Lingkup ... 5

E. Batasan Pengertian ... 6

II. DESKRIPSI WILAYAH ... 14

A. Risalah wilayah KPH ... 14

B. Potensi Wilayah KPH ... 32

C. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat ... 58

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ... 71

E. Posisi KPHL Unit VI Dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah ... 73

F. Isue Strategis, Kendala dan Permasalahan ... 82

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ... 88

A. Tinjauan Kebijakan Sektor Kehutanan Daerah... 88

B. Visi dan Misi KPHL Unit VI Minahasa Utara, Bitung-Manado ... 91

C. Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai ... 98

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ... 101

A. Analisis Data Potensi dan Informasi serta kecenderungannya ... 101

B. Identifikasi Lingkungan Strategis ... 107

C. Analisis Strategi ... 110

D. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHL Unit VI (10 tahun ke depan) 121

(12)

xi Halaman

A. Inventarisasi Hutan Wilayah Kelola dan Penataan hutannya ... 136

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu... 159

C. Pemberdayaan Masyarakat... 163

D. Pembinaan dan Pemantauan pada Kawasan KPHL unit VI yang Telah berizin ... 165

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal Di luar Ijin ... 170

F. Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi Pada Areal yang Sudah Berijin ... 182

G. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi Alam ... 182

H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin ... 185

I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Para pihak Terkait ... 186

J. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ... 187

K. Penyediaan Pendanaan ... 188

L. Pengembangan Data Base ... 195

M. Rasionalisasi Wilayah... 197

N. Review Rencana Pengelolaan ... 198

O. Pengembangan Investasi ... 199

VI. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ... 204

A. Tugas Pembinaan dan Pengawasan Gubernur... 205

B. Tugas Pembinaan dan Pembinaan Pengelolaan KPHL oleh Dinas Kehutanan ... 206

C. Tugas Pembinaan dan Pengendalian pengelolaan Tingkat Tapak ... 207

VII. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 209

A. Standar Kriteria dan Indikator ... 209

B. Rencana Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan ... 211

C. Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria ... 213

VIII. PENUTUP ... 215

(13)

xii DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1 Pembangian Blok Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 23 2 Arahan RKTN Blok inti Kawasan HL pada KPHL Unit VI ... 24 3 Pembagian Petak pada Blok Inti ... 25 4 Letak dan Luas Izin Usaha Pertambangan pada Blok

Inti HL ... 26 5 Arahan RKTN Blok pemanfaatan HL di wilayah KPHL

Unit VI ... 27 6 Jumlah Petak pada Blok Pemanfaatan Kawasan HL pada

KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 28 7 Arahan RKTN pada Blok Pemberdayaan KPHL Unit VI .... 30 8 Luas dan Izin pada Blok Pemberdayaan KPHL Unit VI ... 30 9 Tumpang Tindih Izin Usaha Pertambangan dengan Izin

HTR pada Blok Pemanfaatan di wilayah KPHL Unit VI

Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 31 10 Arahan RKTN pada Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa

lingkungan dan HHBK KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 32 11 Beberapa Unsur Iklim Rerata Bulanan Kabupaten

Minahasa Utara ... 33 12 Rerata Suhu Udara Bulanan (oC) Berdasarkan Ketinggian

Tempat (m dpl) ... 36 13 Evapotranspirasi Potensial di Wilayah KPHL Unit VI ... 37 14 Lokasi dan Luas Daerah Irigasi di sekitar Wilayah KPHL

Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 41 15 Jenis Pada Wilayah Tanah KPHL Unit VI Minahasa Utara

-Bitung-Manado ... 42 16 Kejemukan Basa Tanah Inceptisols di Minahasa Utara ... 43

(14)

xiii Nomor Teks Halaman 17 Hasil Analisis Kesuburan Tanah Unsur Hara Pospor

Nitrogen di Areal Sekitar KPHL Unit VI (perkebunan

Kecamatan Dimembe) ... 44 18 Hasil Analisis Kesuburan Tanah Unsur C Organik dan

Kalium di Sekitar Areal KPHL Unit VI (Lahan Pertanian

Kecamatan Dimembe ... 44 19 Kelas Lereng pada Wilayah Unit KPHL Unit VI... 46 20 Luas KPHL Unit VI Menurut Jenis Penutupan Lahan ... 46 21 Kondisi Potensi Tegakan Menurut Tipe Tutupan Lahan di

Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung Manado ... 48 22 Jenis-jenis Hasil Hutan Non Kayu di wilayah KPHL Unit VI

Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 49 23 Jenis Mamalia yang Dijumpai pada Kawasan Hutan di

wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 51 24 Jumlah Resort yang Memanfaatkan Wisata Alam di

wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado... 58 25 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Sekitar Wilayah

KPHL Unit VI Minahasa utara-Bitung-Manado ... 59 26 Struktur Penduduk di wilayah Kabupaten Minahasa Utara . 62 27 Hasil Perhitungan Input-Output Usahatani Jenis

Komoditas Pangan Unggulan Minahasa Utara Khususnya

di Areal MDM Sub DAS Talawaan) ... 68 28 Izin Usaha yang terdapat pada Blok Pemanfaatan

Kawasan HL ... 72 29. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih RKI Tahun 2032 Dengan

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Tinggi ... 103 30 Kecenderungan Aktivitas Budidaya Kehutanan di Wilayah

Sekitar KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado... 105 31 Potensi Pemanfaatan Wilayah untuk Non Kehutanan yang

ada di wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 106 32 Matriks Analisis SWOT Strategi Pengelolaan Kawasan

Hutan KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 117 33 Lokasi Rencana Kegiatan Inventarisasi Hutan Kawasan

(15)

xiv Nomor Teks Halaman 34 Lokasi Recana Kegiatan Inventarisasi Hutan Kawasan

HPT di Wilayah KPHL Unit VI Periode Tahun 2016 ... 139 35 Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Inventarisasi Hutan

Kawasan HL di KPHL Unit VI Minahasa Utara Manado

Bitung ... 140 36 Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Inventarisasi Hutan

Kawasan HPT di KPHL Unit VI Minahasa Utara Manado

Bitung ... 141 37 Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Inventarisasi Hutan

Kawasan HPT di KPHL Unit VI Minahasa Utara Manado

Bitung ... 142 38 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Hutan

Kawasan HPT di KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado... 143 39 Wilayah Tertentu KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado... 146 40 Rencana Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan

Hutan Pada Setiap Petak Blok Inti Kawasan HL di Wilayah

KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 154 41 Rencana Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan

Hutan Pada Setiap Petak Blok Pemanfaatan Kawasan HL

di Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado.. 155 42 Rencana Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan

Hutan pada Setiap Petak pada Blok Pemberdayaan dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK Kawasan HPT di Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 159 43 Lokasi Sasaran Pemanfaatan Hutan Wilayah Tertentu

Untuk Usaha HTI Daur Pendek di Wilayah KPHL Unit VI

Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 162 44 Lokasi Rencana Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Kawasan KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado.... 165 45 Lokasi sasaran Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

Penggunaan Kawasan yang Telah Berizin di Blok Pemberdayaan KPHL Unit VI Minahasa

(16)

xv Nomor Teks Halaman 46 Lokasi Sasaran Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

Penggunaan Kawasan Hutan yang Telah Berizin pada Blok Inti Kawasan HL di Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 168 47 Lokasi Sasaran Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

Penggunaan Kawasan Hutan yang Telah Berizin pada

Blok Pemanfaatan Kawasan HL di Wilayah KPHL Unit VI. 168 48 Lokasi Sasaran Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

Penggunaan Kawasan Hutan yang Telah Berizin pada Blok Pemberdayaan Kawasan HPT di Wilayah KPHL Unit

VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 169 49 Lokasi Sasaran Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

Penggunaan Kawasan Hutan yang Telah Berizin Pada Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasling dan HHBK Kawasan HL di Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-

Manado ... 169 50 Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan Blok Inti HL Ekosistem

Daratan Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-

Manado ... 173 51 Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan Blok Pemanfaatan HL

Daratan Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-

Manado ... 175 52 Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan Blok Pemanfaatan HL

Bakau Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 178 53 Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan Blok Pemanfaatan

HHBK dan Jasling Kawasan HPT Wilayah KPHL Unit VI

Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 179 54 Rencana Rehabilitasi Hutan di Luar Areal Berizin

Kawasan HL Bakau Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 180 55 Rencana Rehabilitasi Hutan di Luar Areal Berizin

Kawasan HL Bakau Wilayah KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado ... 181 56 Rencana Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam di KPHL Unit VI Minahasa Utara Manado Bitung ... 185 57 Rencana Koordinasi dan Sinergi KPHL Unit VI dengan

(17)

xvi Nomor Teks Halaman 58 Rincian Rencana Program dan Kegiatan dan Pembiayaan

RPHJP KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

Periode Tahun 2016 -2025 ... 191 59 Rencana Pelaksanaan Sarana dan Prasarana dan

Perkiraan Biaya Pembangunan KPHL Unit VI Minahasa

Utara-Bitung-Manado………. 194

60 Proyeksi Rugi Laba dan BEP Usaha Per Tahun (Rp) ... 201 61 Kelayakan Usaha Jabon Merah ... 203 62 Kegiatan Monitoring dalam Implementasi Kegiatan

(18)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Pola Curah Hujan di Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado (Data Curah Hujan Stasiun

Kaleosan) ... 34 2 Kondisi Hidrologi (Kuantitas dan Distribusi) Sungai

Talawaan ... 38 3 Kondisi Hidrologi (Kuantitas dan Distribusi) Sungai

Pororosen ... 39 4. Kondisi Hidrologi (Kuantitas dan Distribusi) Sungai

Likupang ... 40 5 Pertumbuhan Penduduk di Wilayah KPHL Unit VI Menurut

Data Tingkat Kabupaten/kota Grafik Prediksi... 61 6 Proyeksi Perkembangan Pemantapan Kelembagaan

KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado ... 123 7 Proyeksi Penyelesaian Masalah Tenurial Kawasan Hutan

Selama 10 Tahun Dalam Kegiatan Pemantapan kawasan

Kelola... 124 8 Proyeksi Produksi Kayu dari HTI Daur Pendek Jenis

Jabon Merah pada Luas Areal Efektif 3600 ha dengan Daur Tebang 12 Tahun (Luas Tanam per Tahun Adalah

300 ha). ... 126 7.1 Kerangka Pikir Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi

(19)

xviii DAFTARLAMPIRAN PETA

Nomor Judul Halaman

1. Peta Wilayah Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

Provinsi Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) …… 222 2. Peta Penutupan Lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

Provinsi Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) …… 225 3 Peta Curah Hujan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

(KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado Provinsi

Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) ………. 228 4. Peta Jenis Tanah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

(KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado Provinsi

Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) ………. 231 5. Peta Potensi Kayu dan Non Kayu Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado Provinsi Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3

lembar) ………. 234

6. Peta Lereng Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado Provinsi

Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) ……… 237 7. Peta Daerah Aliran Sungai Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

Provinsi Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) …… 240 8. Peta Blok dan Petak Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

Provinsi Sulawesi Utara Skala 1: 50.000 (3 lembar) …… 243 9. Peta Wilayah Tertentu Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado

(20)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan pengelolaan hutan tropis di luar Pulau Jawa dengan sistem Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada dasarnya sebagai jawaban atas masalah kemunduran hutan baik dilihat dari aspek kualitas maupun kuantitas pasca pengelolaan sistem konsesi. Terobosan tersebut di atas pada intinya menerapkan asas desentralisasi dan memberikan property right hingga pada tingkat tapak. KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari (pasal 1 PP Nomor : 6 tahun 2007). Unit pengelolaan KPH sesuai dengan peruntukkannya dan bentuk output utama yang dihasilkan. Peruntukan yang dimaksud diantaranya : Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) untuk output utama tangibel (kayu dan non kayu) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) untuk output intangibel (jasa dan produk non kayu lainnya).

Sesuai Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 ditetapkan tujuan pembangunan yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Selanjutnya sasaran pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 yaitu (1) Menjaga kualitas lingkungan hidup

(21)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 2 untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, selanjutnya angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; (2) Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan ekspor dan, (3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, dan penurunan konsumsi bahan perusak ozon.

Guna mengakselerasi pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan pembangunan KPH sebagai bagian prioritas dengan menetapkan sasaran-sasaran terukur dalam Rencana Strategis Kementerian tahun 2015 – 2019. Sub agenda yang terkait dengan pembangunan KPH meliputi : Akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional dengan sasaran mengembangkan

(22)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 3 KPHP sebanyak 347 unit dan 182 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).

Implementasi pengelolaan hutan sistem KPH di Sulawesi Utara diawali dengan pembangunan KPHP Model Poigar pada tahun 2008. Selanjutnya pembagian wilayah KPH di Provinsi Sulawesi Utara didasarkan pada Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.796/Menhut-VII/2009 tanggal 7 Desember 2009. Berdasarkan keputusan tersebut kawasan hutan di Sulawesi Utara terbagi atas 9 (sembilan) unit dengan luas lebih kurang 429.988 ha yang terdiri dari 4 unit KPHL dan 5 unit KPHP. Wilayah KPHP meliputi KPHP Unit VI di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow, KPHP Unit I di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, KPHP Unit III di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, KPHP Unit IV di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa Selatan. KPHP Unit VII di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Bolaang Mongondow. Selanjutnya KPHL meliputi KPHL Unit V di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa dan Kabupaten Minahasa Tenggara, KPHL Unit VI di Wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan Kota Manado, KPHL Unit VIII di wilayah Kabupaten Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Sitaro dan KPHL Unit IX di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Tahun 2015 BPKH Wilayah VI melaksanakan fasilitasi penyusunan RPHJP pada KPHL Unit VI, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor : 34 Tahun 2015 tentang

(23)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 4 pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Utara yang telah menetapkan tugas pokok dan struktur kelembagaan pengelolaan KPHL Unit VI.

Lebih lanjut diuraikan bahwa pengembangan KPHL dititikberatkan pada sasaran bidang peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan dengan sasaran diantaranya: a). Meningkatkan HKm, Hutan Desa (HD) dan Hutan Rakyat (HR), b) meningkatkan produksi HHBK dari hutan lindung, c). Meningkatnya pendapatan dari ekowisata dan jasa lingkungan khususnya air baku untuk domestik, pertanian, dan industri, d). Meningkatnya kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dalam pemanfaatan jasa lingkungan kawasan hutan, khususnya dari jasa air baku, karbon, pariwisata alam, dan bio-prospecting untuk produksi obat-obatan, kosmetika dan bahan makanan. Diharapkan bahwa dengan tersajinya RPHJP KPHL tersebut akan memberikan dasar dan arahan untuk proses pembangunan hutan sebagaimana yang diharapkan.

B. Maksud dan Tujuan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Unit VI Minahasa Utara -Bitung-Manado dimaksudkan agar proses pembangunan hutan pada wilayah tersebut dapat berjalan secara sistimatis, terarah serta terpadu dengan program pembangunan daerah demi terimplementasinya desentralisasi secara nyata serta terlaksananya kesatuan pengelolaan hutan terkecil yang dikelola secara efisien dan lestari sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

(24)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 5 Tujuan penyusunan RPHJP KPHL yaitu untuk memberikan arahan kegiatan pembangunan KPH berupa rencana kelola berjangka 10 tahun (Tahun 2016 - 2025) yang selanjutnya menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka menengah dan jangka pendek. Sekaligus juga sebagai dasar dalam menentuk sasaran dan target pembangunan hutan pada tingkat tapak yang meliputi : a). peningkatan mutu dan produktivitas sumberdaya hutan, baik untuk produksi hasil hutan kayu dan non kayu maupun jasa lingkungan, b). peningkatan kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional, daerah serta masyarakat sekitar hutan, c). peningkatan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan dan perlindungan hutan untuk mewujudkan optimalisasi fungsi ekonomi dan ekologi kawasan hutan, d). meningkatkan laju pemulihan DAS untuk terwujudnya peningkatan daya dukung ekosistem DAS yang optimal dan lestari.

C. Sasaran

Sasaran Penyusunan RPHJP KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado adalah tersedianya dokumen rencana jangka panjang 10 tahun (tahun 2016 - 2025) yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan yang selanjutnya menjadi acuan program dan kegiatan bagi organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Gubernur nomor : 34 Tahun 2015.

D. Ruang Lingkup

(25)

Utara-RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 6 Bitung-Manado meliputi seluruh peruntukkan kawasan hutan yang mencakup Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) serta tipe ekosistem hutan Mangrove dan ekosistem hutan daratan. Secara adminstratif lingkup wilayah KPHL Unit VI ini meliputi 3 (tiga) administrasi kabupaten /kota yaitu Minahasa Utara, Kota Bitung dan sebagian kecil di wilayah Kota Manado dengan luas wilayah KPHL Unit VI berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 796/Menhut-VII/2009 tanggal 7 Desember 2009, seluas 27,101.26 ha.

Lingkup kajian penyusunan RPHJP KPHL tersebut di atas mencakup : (1) deskripsi dan analisis potensi biofisik kawasan dan sosial ekonomi dan kelembagaan masyarakat sekitar kawasan, (2) perumusan visi dan misi KPHL Unit VI dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan nasional dan daerah di bidang kehutanan, (3) analisis kecenderungan variabel perencanaan serta proyeksi output pengelolaan kawasan selang waktu 10 tahun, (4) menjabarkan rencana strategis berdasarkan skala prioritas selang jangka waktu rencana diantaranya : a) rencana inventarisasi dan penataan hutan, b). rencana pemanfaatan hutan, c). rencana pemberdayaan masyarakat, d). rencana pembinaan dan pengendalian wilayah KPHL yang telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan, e). rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM pengelola, serta e) rencana pengembangan investasi.

E. Batasan Pengertian

1. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

(26)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 7 2. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah

KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan lindung.

3. Kemitraan kehutanan adalah kerjasama antar masyarakat setempat denganpemegang izin pemanfaatan hutan atau pengelola hutan atau pemegang izin usaha industri primer hasil hutan dan/atau KPH dalam pengembangan kapasitas dan pemberian akses dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

4. Rencana Bisnis adalah deskripsi tertulis yang komprehensif tentang produk berupa barang dan jasa yang diproduksi, proses dan teknologi produksi yang digunakan, pangsa pasar dan pengguna produk yang menjadi target, strategi pemasaran, kriteria dan jumlah sumberdaya manusia yang dibutuhkan, bentuk organisasi, persyaratan yang diperlukan seperti: infrastruktur dan peralatan, sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan, serta perincian inflow dan outflow keuangan selama periode tertentu.

5. Karbon hutan adalah karbon dari pengelolaan hutan yang menerapkan kegiatan-kegiatan penyimpanan (stock) karbon, penyerapan karbon dan penurunan emisi karbon hutan.

6. Usaha pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (UP RAP- KARBON dan/atau UP PAN-KARBON) adalah salah satu jenis usaha pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dan hutan lindung.

(27)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 8

7. Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan hutan lindung. 8. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam Pada Hutan

Lindung yang selanjutnya disebut IUPJLWA adalah izin usaha yang diberikan untuk mengusahakan kegiatan wisata alam pada hutan lindung berupa Penyedia Jasa Wisata Alam (IUPJLWA-PJWA) dan Penyedia Sarana Wisata Alam (IUPJLWA-PSWA).

9. Hasil Hutan Bukan Kayu yang disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik

nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari ekosistem hutan.

10. Sarana pengelolaan adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi meliputi peralatan perkantoran, peralatan transportasi dan peralatan lainnya.

11. Prasarana pengelolaan adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi antara lain tanah, bangunan, ruang kantor.

12. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

(28)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 9 13. Rencana Kehutanan adalah produk perencanaan kehutanan yang

dituangkan dalam bentuk dokumen rencana spasial dan numerik serta disusun menurut skala geografis, fungsi pokok kawasan hutan dan jenisjenis pengelolaannya serta dalam jangka waktu pelaksanaan dan dalam penyusunannya telah memperhatikan tata ruang wilayah dan kebijakan prioritas pembangunan yang terdiri dari rencana kawasan hutan dan rencana pembangunan kehutanan.

14. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan pengelolaan hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.

15. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan sesuai tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat secara lestari. 16. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan; penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan; perlindungan hutan dan konservasi alam.

(29)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 10 17. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan

hutan, jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

18. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan.

19. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

20. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.

21. Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. 22. Reboisasi adalah upaya pembuatan tanaman jenis pohon hutan pada

kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/terbuka, alang-alang atau semak belukar dan hutan rawang dengan kerapatan tanaman per hektar minimal 1.100 batang per hektar untuk mengembalikan fungsi hutan.

(30)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 11 23. Penanaman pengkayaan reboisasi adalah kegiatan penambahan

anakan pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa anakan, pancang, tiang dan pohon 200-550 batang/ha, dengan maksud untuk meningkatkan nilai tegakan hutan baik kualitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.

24. Suksesi alamiah adalah proses pemulihan hutan secara alamiah melalui suatu tahapan suksesi. Kegiatan yang dilakukan terbatas pada upaya menjaga agar proses berlangsung dengan baik adalah perlindungan dan pengamanan hutan.

25. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. 26. Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas dalam

wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.

27. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap.

28. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

(31)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 12 29. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit

usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau silvikultur yang sama.

30. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya. 31. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang

tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

32. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya.

33. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

34. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan.

35. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

(32)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 13 menerapkan silvikultur dalam upaya menjamin kelestarian sumber daya hutan.

36. Sistem Silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik bercocok tanam hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai, menanam, memelihara tanaman dan memanen.

37. Hutan Kemasyarakatan yang disingkat HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. 38. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang

dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.

39. Izin Pemanfaatan Hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatn hasil hutan dan/atau bukan kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang telah ditentukan.

40. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung adan/atau hutan produksi.

41. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.

(33)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 14

BAB II. DESKRIPSI WILAYAH

A. Risalah Wilayah KPH 1. Letak dan Luas

Wilayah yang ditetapkan sebagai KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado, secara geografis terbentang dari 1° 25′ 3″ - 1° 52′ 36″ LU dan 124° 49′ 6″ - 125° 16′ 37″ BT. Luas Wilayah KPHL Unit VI berdasarkan hasil perhitungan digital terhadap penunjukan kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 734/Menhut-II/2014 adalah lebih kurang 27.100,52 ha, dengan rincian fungsi lindung seluas lebih kurang 17.628,48 ha dan fungsi produksi seluas lebih kurang 9.472,03 ha. Ciri khas KPHL Unit VI yaitu mencakup wilayah pulau-pulau di Minahasa Utara dan Bitung terdiri atas 11 pulau tidak berpenghuni dan 2 pulau berpenghuni yaitu Pulau Lembeh dan Pulau Bangka.

Berdasarkan wilayah administratif pemerintahan sekitar 79 % dari luas wilayah KPHL Unit VI terletak di Kabupaten Minahasa Utara diikuti Kota Bitung sekitar 21 % dan Kota Manado sekitar 0.1 % . Adapun batas-batas wilayah KPHL Unit VI sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

(34)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 15 2. Aksessibilitas

Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado terletak di kawasan strategis ditinjau dari kepentingan pembangunan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara, memiliki aksesibilitas yang tergolong tinggi. Hal ini didukung dengan tersedianya jalan yang menghubungkan Kota Manado – Minahasa Utara dan Kota Bitung, baik melalui jalan utama Manado-Bitung, juga terdapat jalan sepanjang pantai Timur yang menghubungkan Kota Manado dan Kota Bitung yang melewati desa-desa sepanjang pantai Timur. Selain itu semua desa dan ibu kota kecamatan di wilayah sekitar kawasan KPHL terhubung dengan prasarana jalan beraspal. Selanjutnya untuk wilayah KPHL yang berupa pulau seperti HPT Pulau Talise dan HPT Pulau Bangka, HL Lembeh tersedia prasarana perhubungan laut diantaranya pelabuhan laut Bitung, Likupang, pelabuhan perikanan Munte. Sarana perhubungan ke pulau-pulau sekitarnya dilayani melalui transportasi tradisional berupa perahu penumpang motor temple dan speed boat yang dapat ditempuh selama lebih kurang 1-3 jam.

Prasarana transportasi yang mendukung aksessibilitas antar pulau diantaranya pelabuhan Manado, pelabuhan perikanan Munte dan pelabuhan samudera Bitung. Selain itu disekitar wilayah KPHL Unit VI terdapat Bandar Udara Sam Ratulangi yang menghubungkan wilayah Sulawesi Utara dengan kota-kota besar di Indonesia bahkan mancanegara. Untuk mencapai wilayah KPHL Unit VI dari pelabuhan Kota Manado atau Bandara Sam Ratulangi Manado dapat ditempuh dengan waktu lebih kurang 30 menit, namun dari pelabuhan Kota Bitung dapat ditempuh dengan waktu lebih kurang 45 menit. Aksessibilitas yang tinggi tersebut diharapkan dapat menjadi

(35)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 16 faktor pendorong dan daya tarik bagi investor untuk akselerasi pembangunan kehutanan di wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado yang pada akhirnya memberi dampak bagi pembangunan wilayah secara keseluruhan.

3. Sejarah Wilayah KPHL Unit VI

Wilayah KPHPL Unit VI merupakan penggabungan beberapa kelompok kawasan HL dan Hutan Produksi yang berada di Minahasa Utara, Bitung dan Manado. Kelompok kawasan hutan dimaksud diantaranya : (1) kelompok hutan bakau Tanjung Pisok (Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan perairan Sulawesi Utara nomor lembar 2416 (lampiran SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 452/Kpts-II/99 tanggal 17 Juni 1999) sebagai kawasan Hutan, (2) Kelompok HL Gn. Wiau nomor lembar 2417 sebagai HL, (3) HL Saoan I pada tahun 1932 sebagai kawasan HL yang dipertegas dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 452/Kpts-2/1999, (4) HL Gn. Saoan II ditunjuk sebagai HL pada tahun 1932., dipertegas penunjukan melalui keputusan menteri kehutanan nomor 250/Kpts-II/UM/1984 tanggal 20 Desember 1984. (5) Kelompok HL Tg Pulisan, (6) HL Gn. Klabat, (6) kelompok hutan Gn Wiau, (7) kelompok hutan Bakau Likupang dan (8) Kelompok Hutan Pulau Bangka dan Kelompok Hutan Produksi Terbatas Gn. Wiauw dan Gn. Saoan (SK penunjukkan Nomor 452/Kpts-II/1999 tentang penunjukkan kawasan hutan dan wilayah perairan propinsi Dati I Sulawesi Utara. (9) HL Pulau Lembeh yang ditetapkan sebagai Kawasan HL berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 330/Kpts-II/2003 tanggal 23 September tentang penetapan P. Lembeh seluas 620.52 ha sebagai fungsi Lindung.

(36)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 17 Wilayah hutan KPHL Unit VI ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 734/Menhut-II/2014 seluas ± 29.380 ha. Kemudian sesuai hasil perhitungan digital terhadap Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 734/Menhut-II/2014 terdapat perubahan luas sehingga menjadi lebih kurang 27.100,51 ha dengan rincian fungsi lindung seluas 17.628,48 ha dan fungsi produksi seluas 9.472,03 ha. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 34 Tahun 2015 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara telah menetapkan tugas pokok dan struktur kelembagaan pengelolaan KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado.

4. Potensi wilayah KPHL Unit VI a. Potensi wisata alam

Potensi wisata alam pantai hingga pegunungan merupakan suatu keunggulan komparatif dari kawasan KPHL Unit VI. Sebagian lokasi wisata alam telah dikenal dan dimanfaatkan. Wisata alam di wilayah KPHL didominasi wisata alam pantai sebanyak 8 lokasi dan wisata alam daratan 2 lokasi. Pengembangan jasa lingkungan untuk pariwisata pantai dan laut tersebut didukung oleh kebijakan Kabinet Kerja tahun 2014-2019 yakni pembangunan ekowisata maritim. Selanjutnya di tingkat daerah Kabupaten Minahasa Utara telah menjadikan wisata sebagai sasaran utama menggerakan pembangunan wilayah.

Peningkatan kunjungan wisata mancanegara diperkirakan akan meningkat tajam seiring dengan kondisi politik stabil dan keamanan nasional yang kondusif.

(37)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 18 Dilain pihak Negara tujuan wisata yang popular mengalami gejolak keamanan akibat ancama teroris. Dengan demikian produk jasa lingkungan ke depan akan memberikan kontribusi bagi pembangunan wilayah dan harus dimanfaatkan oleh pengelola KPHL Unit VI sebagai peluang besar.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerah Sulawesi Utara mencapai 22.009 orang turis pada periode bulan Januari - Mei 2015 atau naik 64,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 13.356 kunjungan. Sesuai data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Utara, kunjungan wisman tertinggi terjadi pada bulan Februari 2015 sebanyak 7.603 orang turis dan Maret 2015 sebanyak 6.042 orang turis. Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (domestik) sampai dengan Mei 2015 tercatat sebanyak 344.182 orang atau tumbuh 11,1% dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu. Wisatawan berkebangsaan Jerman menempati urutan tertinggi diikuti bangsa Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Prancis Belanda, Hong Kong, Tiongkok, dan Malaysia (Bisnis.com 29/06/2015). b. Potensi Jasa Lingkungan (sumberdaya air)

Potensi mata air yang berasal dari kawasan hutan di wilayah KPHL Unit VI tergolong tinggi dan telah berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat desa dan perkotaan serta digunakan untuk industry air mineral, budidaya air tawar serta rekreasi alam berbasis air (kolam pemancingan, wisata kuliner) yang saat ini berkembang di Minahasa Utara. Ketersediaan air yang memadai juga merupakan prasyarat terlaksananya pembangunan yang telah

(38)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 19 direncanakan di sekitar KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado sebagai kawasan ekonomi tumbuh cepat dan kawasan industri, infrastruktur transportasi dan pariwisata.

Peran strategis kawasan HL di wilayah KPHL bagi penyangga kehidupan sosial ekonomi masyarakat yaitu menjamin fungsi hidroorologis kawasan untuk menjaga agar wilayah hutan berfungsi secara optimal dalam meningkatkan ketersediaan air tanah dan air permukaan bagi kebutuhan saat ini maupun generasi yang akan datang yang tentunya membutuhkan air yang makin besar.

Mengacu pada data proyeksi kebutuhan air bersih penduduk di Sulawesi Utara secara umum dan penduduk di wilayah Kota Manado hingga Kota Bitung khususnya, terlihat bahwa kawasan hutan di wilayah KPHL Unit VI memiliki peran yang sangat strategis untuk menjaga sistem tata air dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup mendasar yaitu air bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang.

c. Potensi Tegakan dan HHBK serta Kanekaragaman Hayati

Hasil inventarisasi biogiofisik menunjukkan bahwa kawasan hutan KPHL Unit VI, masih memiliki potensi kayu walaupun sekitar 60 % dari luas wilayahnya telah diokupasi masyarakat menjadi kebun. Potensi tegakan pada hutan lahan kering ditemukan sebanyak 435 pohon dengan jenis dominan adalah tayapu (Trema

orientalis) 58 pohon dengan volume 50,58 m³, kananga (Cananga odorata

Hook.f.et.Th) sebanyak 45 pohon dengan volume 38,20 m³ makembes (Eugenia

(39)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 20 mangrove 347 pohon/2plot terdiri atas 8 jenis dengan jenis yang dominan yakni

Avicenia marina sebanyak 83 pohon, diikuti jenis Rhizophora stylosa sebanyak

64 pohon dan jenis Xylocarpus spp sebanyak 56 pohon.

Selain potensi tegakan alamiah juga terdapat potensi kayu hutan rakyat yang dikembangkan masyarakat disekitar wilayah KPHL Unit VI. Potensi tersebut menggambarkan animo dan daya tarik usaha kehutanan sudah mulai berkembang. Kondisi ini dapat menjadi dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2013 aktifitas ekonomi rumah tangga dalam budidaya kehutanan mengalami peningkatan sebesar 23 % pada periode tahun 2003 -2013. Aktifitas yang dominan adalah budidaya tanaman kehutanan termasuk penangkaran satwa dan pemungutan hasil hutan non kayu.

Selain hasil hutan kayu juga terdapat komoditas HHBK yang telah dihasilkan di dalam dan sekitar wilayah KPHL Unit VI, diantaranya industri rumah tangga gula aren, industri makanan ringan dengan bahan baku kenari dan pengambangan tanaman jahe untuk tanaman obat dan bumbuh masak.

d. Potensi non Kehutanan

Potensi non kehutanan yang dominan di wilayah KPHL Unit VI yakni tambang emas, biji besih dan galian C (pasir). Pemanfaatan kawasan secara legal seperti: Izin Usaha Pertambangan yakni PT. Meares Soputan Mining, PT. Mikgro Metal Perdana dan PT. Tambang Tondano Nusajaya. Dari IUP tersebut diatas terdapat Izin pinjam pakai kawasan untuk Eksplorasi yakni PT. Maeras Soputan Mining

(40)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 21 melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 8/1/IPPKH/PMA/2015 tanggal 8 April 2015 yang berada di kawasan hutan HPT Gn. Wiau seluas 1.830,62 ha dan Tambang Tondano Nusa Jaya melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 3/1/IPPKH/PMA/2015 tanggal 18 Maret 2015 yang berada di kawasan hutan HPT Gn. Saoan seluas 6.091,87 ha.

Tugas pengelola KPHL Unit VI yaitu memastikan penggunaan kawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku, menjamin hak-hak Negara atas kawasan hutan serta proses rehabilitasi dan reklamasi berlangsung sesuai dengan ketentuan. Selain aktifitas legal sebagaimana disajikan pada Tabel 31 juga terdapat Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) oleh masyarakat di HPT Gn. Saoan Kecamatan Talawaan serta pengambilan pasir di sekitar HL. Gn. Klabat. Tugas KPHL Unit VI yakni menertibkan dan melakukan pemberdayaan masyarakat agar penggunaan kawasan hutan tersebut bersifat legal serta dapat menjamin kelestarian lingkungan.

e. Potensi pasar output

Potensi pasar output hasil pengelolaan sumberdaya hutan tergolong tinggi. Pasar output yang dimaksud mencakup produk tangible seperti : industri polywood, industri pengolahan kayu perkakas, industri pemanfaatan HHBK (gula aren dan kenari ) serta potensi jumlah penduduk tinggi dengan pendapatan yang tergolong cukup sebagai pengguna hasil hutan dan jasa lingkungan. Kondisi ini ditopang oleh prasarana transportasi seperti pelabuhan laut dan udara yang

(41)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 22 dapat meningkatkan nilai kompetitif dan komparatif produk yang dihasilkan. Prospek pasar output ditopang oleh letak strategis wilayah sekitar kawasan hutan KPHL Unit VI yang ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado-Bitung, kawasan strategis propinsi KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Merah Bitung dan kawasan industri koridor Bitung - Kema – Airmadidi

4. Pembagian Blok wilayah KPHL Unit VI

Berdasarkan dokumen hasil tata hutan diperoleh informasi bahwa wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-Manado terdiri atas 2 blok yaitu Blok HL dan Blok Hutan Produksi. Blok HL seluas 17.628,49 ha terdiri dari Blok Inti seluas 5.287,85 (30 %) dan Blok Pemanfaatan seluas 12.340,64 ha (70 %). Selanjutnya Blok HP seluas 9.472,03 ha terbagi atas Blok Pemberdayaan seluas 7.220,47 ha (76,23 %) dan Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK seluas 2.251,56 ha (23,37 %). Deskripsi luasan dan jumlah petak masing-masing blok disajikan pada Tabel 1. Adapun peta distribusi petak menurut pembagian blok disajikan pada peta lampiran.

(42)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 23 Tabel 1. Pembagian Blok Wilayah KPHL Unit VI Minahasa Utara-Bitung-

Manado

Fungsi kawasan

Kategori Blok Nama Kawasan

hutan

Jumlah petak

Luas (±ha)

HL Blok Inti HL Gn. Klabat 11 2.481,88

HL Gn. Saoan I 2 506,12

HL Gn. Wiau 9 2.299,84

Blok Pemanfaatan HL Bakau Likupang 21 2.413,32

HL Bakau Tg. Pisok 2 32,81 HL Gn. Klabat 13 3.136,00 HL Gn. Saoan I 5 1.148,17 HL Gn. Saoan II 1 202,84 HL Gn. Wiau 15 3.994,60 HL P. Bangka 10 123,08 HL P. Lembeh 3 579,44 HL Pulau Mandar 1 1 4,93 HL Pulau Mandar 2 1 0,52 HL Pulau Mandar 3 1 1,22 HL Pulau Mandar 4 1 0,77 HL Pulau Napodaong 1 2,11 HL Pulau Napomanuk 1 4,50 HL Pulau Paniki 1 74,31

HL Pulau Paniki Kecil 1 1,69

HL Pulau Resaan 1 10,97 HL Pulau Tamperong 1 187,47 HL Pulau Tamperong Kecil 1 0,65 HL Tg. Pulisan 2 421,23

HPT Blok Pemberdayaan HPT Gn. Saoan 1 3.497,39

HPT Gn. Wiau 1 2.679,65

HPT P Bangka 1 204,93

HPT P. Talise 1 838,51

Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa

Lingkungan dan HHBK HPT Gn. Saoan 7 660,55

HPT Gn. Wiau 12 1.085,70

HPT P Bangka 5 505,31

(43)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 24 4.1. Hutan Lindung (HL)

HL di wilayah KPHL Unit VI terbagi atas HL daratan meliputi : HL Gn. Klabat, HL. Gn Saoan I dan HL Gn. Wiau dengan luas keseluruhan 5.287,85 ha dan HL mangrove mencakup 13 areal baik yang terdapat di sepanjang pesisir pantai, juga dalam bentuk pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni yang sebagian besar ditumbuhi oleh vegetasi mangrove. Uraian pembagian blok pada HL dataran adalah sebagai berikut :

1) Blok Inti

Kawasan HL pada KPHL Unit VI yang dialokasikan untuk blok inti seluas 5.287,85 ha berada pada kawasan HL Gn. Klabat seluas 2.481,88 ha , HL. Gn. Saon I dengan luas 506,12 ha dan HL. Gn. Wiau seluas 2.299,84 ha. Berdasarkan arahan RKTN sebagian besar blok inti diperuntukan sebagai perlindungan hutan alam dan atau untuk stok karbon seluas 4.573,05 ha ( 86,48 %) dan arahan usaha skala besar dan arahan usaha skala kecil seluas 714,85 ha ( 13,52 %). Blok inti bertujuan untuk perlindungan tata air habitat satwa, serta flora dan fauna asli. Rincian arahan arahan RKTN untuk blok inti tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Arahan RKTN Blok inti Kawasan HL pada KPHL Unit VI

No Arahan RKTN Luas (ha) %

1 APL 127,30 2,41

2 Arahan HA dan Gambut 4.573,05 86,48

3 Arahan untuk Rehabilitasi 272,07 5,15

4 Arahan Usaha Skala Besar 3,87 0,07

5 Arahan Usaha Skala Kecil 311,55 5,89

(44)

RPHJP KPHL UNIT VI MINAHASA UTARA-BITUNG-MANADO 25 Selanjutnya dalam upaya penyusunan rencana perlakuan pengelolaan kawasan blok inti tersebut dibagi dalam 22 petak dengan rincian luas, jumlah dan nomor petak masing-masing kawasan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pembagian Petak pada Blok Inti

Kawasan Hutan No Petak Luas (ha)

1. HL Gn. Klabat HL100 259.72 HL101 212.14 HL102 203.71 HL103 201.34 HL104 205.38 HL105 205.39 HL95 220.90 HL96 212.81 HL97 236.42 HL98 298.05 HL99 226.03 2. HL Gn. Saoan I HL52 225.49 HL53 280.63 3. HL Gn. Wiau HL62 203.30 HL63 272.91 HL64 277.29 HL66 299.29 HL67 213.30 HL68 211.09 HL69 300.19 HL71 256.66 HL78 265.83

Berdasarkan penelusuran penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan didapatkan bahwa pada blok inti kawasan HL terdapat wilayah pertambangan PT. Meares Soputan Mining dan PT. Tambang Tondano Nusajaya. Letak wilayah pertambangan tersebut secara rinci disajikan pada Tabel 4. Menurut ketentuan pertambangan pada kawasan HL hanya dapat dilaksanakan dengan pola tambang

Gambar

Tabel  1.  Pembagian  Blok  Wilayah  KPHL  Unit  VI  Minahasa  Utara-Bitung-  Manado
Tabel 2. Arahan RKTN Blok inti Kawasan HL pada KPHL Unit VI
Tabel  6.    Jumlah  Petak  pada  Blok  Pemanfaatan  Kawasan  HL  pada KPHL  Unit  VI   Minahasa  Utara-Bitung-Manado  Nama Kawasan  Kode dan Nomor Petak  Luas (ha)
Tabel 8. Luas dan  Izin  pada Blok Pemberdayaan   KPHL Unit  VI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Frekuensi terbanyak terletak pada interval dengan kategori sedang yaitu 11 siswa (40,7%), maka dapat dikatakan bahwa tingkat kecemasan siswa kelas VI SD Negeri 3 Pengasih

yang berjudul ” Proses Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Studi di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun

Kabupaten Pulau Morotai dan Kabare di Distrik Waigeo Utara pada Kabupaten Raja Ampat.. APBN, APBD, dan/atau sumber lain

Bahwa Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) menjadi pedoman penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah, maka untuk menjaga kosistensi antara

Pemukiman berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi kebijakan tentang perencanaan program dan kegiatan Dinas sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) serta

dipergunakan sesuai dengan jenis dan jumlah peserta sebagai bahan evaluasi dan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana Diklat mendatang;. Melakukan pengamatan

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri

bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan guna mendukung penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA - SKPD) Tahun Anggaran 2015 , maka dipandang