• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT SEBAGAI KOMPONEN EFFERVESCENT PADA TABLET FLOATING NIFEDIPIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM SITRAT SEBAGAI KOMPONEN EFFERVESCENT PADA TABLET FLOATING NIFEDIPIN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Naning Harningsih, T. N. Saifullah Sulaiman, Endang Diyah Ikasari

OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN ASAM

SITRAT SEBAGAI KOMPONEN EFFERVESCENT

PADA TABLET FLOATING NIFEDIPIN

OPTIMIZATION OF SODIUM BICARBONATE AND CITRIC

ACID AS EFFERVESCENT COMPONENT ON FLOATING

TABLETS NIFEDIPINE

Naning Harningsih1, T. N. Saifullah Sulaiman2, Endang Diyah Ikasari1

1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang 2 Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta

ABSTRAK

Nifedipin merupakan Calcium Channel Blocker (CCB) untuk terapi hipertensi dengan waktu paruh sekitar 2 jam, dan memiliki kelarutan tinggi dalam suasana asam, sehingga perlu dikembangkan dalam bentuk sediaan sustained release yang ditahan di lambung. Formula tablet floating nifedipin dibuat menggunakan sistem effervescent. Factorial design digunakan untuk optimasi formula sediaan tablet floating nifedipin. Optimasi dilakukan dengan membuat empat formula yaitu formula I ( 0% A- 5% B); formula II ( 25% A- 0% B); formula III ( 5% A-10% B); formula IV (25% A - 10% B). komponen A adalah natrium bikarbonat dan B adalah asam sitrat. Penentuan area formula optimum ditentukan berdasarkan superimposed contour plot berbagai parameter: kekerasan, kerapuhan, floating lag time, dan disolusi (C360)dengan

menggunakan program Design Expert . Berdasarkan superimposed contour plot diperoleh area formula optimum pada rentang natrium bikarbonat 21-25% dan asam sitrat pada rentang 0-5%.

Kata kunci : Nifedipin, tablet Floating, Natrium bikarbonat, Asam sitrat,

Factorial design.

ABSTRACT

Nifedipine is a Calcium Channel Blocker (CCB) for the treatment of hypertension with a half-life about 2 hours, high solubility in acid conditions, so that should be developed in a sustained release dosage form is retained in the stomach. Nifedipine floating tablet was formulation with effervescent system. Factorial design was applied to optimize the formula of nifedipine floating tablet. Optimization is done by making four formulas, namely the formula I (0% A- 5% B); formula II (25% A- 0% B); formula III (5% A-10% B); formula IV (25% A - 10% B). Component A is sodium bicarbonate and B is citric acid. Determination of the optimum formula area is determined based on the superimposed contour plots of various parameters: hardness, friability, floating lag time and dissolution (C360) using Design Expert program. Based superimposed contour plots obtained optimum formula area in the range of 21-25% sodium bicarbonate and citric acid in the range of 0-5%.

Keyword: Nifedipine, Floating Tablets, Sodium bicarbonate, Citric acid, Factorial design.

PENDAHULUAN

Sediaan oral umumnya berada dalam lambung selama 1-3 jam, 3-5 jam dalam usus dan 4-11 jam dalam kolon. gastroretentive drug delivery sistem (GRDDS) adalah sediaan yang dapat dipertahankan di dalam lambung dalam jangka waktu yang panjang dan dapat digunakan untuk beberapa tujuan

absorpsinya baik di lambung, obat yang memiliki waktu paruh eliminasi pendek.

Nifedipin mempunyai waktu paruh sekitar 2 jam dan memiliki kelarutan yang tinggi dalam lingkungan asam, maka dengan dibuat sediaan

floating akan memberikan manfaat yaitu dapat

mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga kepatuhan pasien dapat ditingkatkan yang juga

(2)

meningkatkan keefektifan pengobatan. Tablet nifedipin dengan sistem floating dapat mengapung di dalam lambung tanpa mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung untuk waktu yang lama serta dapat menjaga konsentrasi obat dalam darah tetap dalam jendela terapi (Sreekanth et.al., 2010).

Sediaan tablet floating yang akan dibuat didesain dengan menggunakan sistem effervescent yang memiliki keuntungan lebih cepat floating lag time karena adanya tambahan komponen pembentuk gas CO2 yang mendorong tablet untuk cepat

mengapung. Komponen effervescent ini akan melepaskan gas CO2, gas yang terbentuk akan

terperangkap dalam gel hidrokoloid, akibatnya tablet akan mengapung, meningkatkan pergerakan sediaan, sehingga akan mempertahankan daya mengapungnya (Sulaiman, 2007; Sulaiman, 2011).

Natrium bikarbonat merupakan sumber utama penghasil karbondioksida dalam sistem

effervescent. Natrium bikarbonat larut sempurna

dalam air, nonhigroskopis dan harganya murah. Natrium bikarbonat sering juga digunakan sebagai soda kue atau baking soda (Lachman et.al., 1986). Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan. Asam sitrat mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, tersedia sebagai granul halus mengalir bebas, tersedia dalam bentuk anhidrat dan bentuk anhidrat berkualitas makanan (Allen, 2011). Penelitian Pratiwi and Hadisoewignyo (2010), menyatakan bahwa faktor asam tartrat sebagai komponen asam dapat menurunkan kekerasan tablet, meningkatkan kerapuhan tablet, mempercepat floating lag time, dan memperbesar konstanta laju disolusi. Menurut Khaled et.al, 2011 perbedaan konsentrasi natrium bikarbonat akan memberikan efek perbedaan floating

lag time.

Penelitian ini menggunakan metode factorial

design untuk menentukan komposisi yang tepat

antara natrium bikarbonat dan asam sitrat. Kombinasi asam sitrat dan natrium bikarbonat dengan proporsi tertentu diharapkan dapat memenuhi karakteristik fisik tablet, floating lag time,

total floating time dan kecepatan disolusi yang baik.

Metode factorial design dapat digunakan pada kondisi percobaan dengan komponen baik yang dapat bercampur maupun tidak dapat bercampur secara fisik (Armstrong and James, 1996).

METODELOGI PENELITIAN

Bahan dan alat

Bahan yang digunakan nifedipin, natrium bikarbonat, asam sitrat, carbopol 934P, PVP, natrium lauril sulfat, magnesium stearat, laktosa (semua yang disebutkan berkualitas farmasetis), asam klorida derajat pro analisa.

Alat yang digunakan ayakan no mesh 18 dan 20, moisture balance, mesin pencetak tablet (Korch),

hardness tester, friability tester, spektrofotometer UV-Vis

mini 1240 (Shimadzu), dissolution tester tipe dayung (Electrolab TDT-08L).

Pembuatan tablet floating nifedipin

Formula tablet floating nifedipin dibuat berdasarkan metode optimasi factorial design dengan 2 variabel bebas, diperlukan 4 formula dengan berbagai proporsi natrium bikarbonat dan asam sitrat seperti tercantum pada tabel 1.

Nifedipin, Carbopol 934P, dan laktosa dicampur sampai homogen. Campuran serbuk ditambah dengan larutan pengikat dan diayak dengan pengayak mesh no 18 dan 20. Granul diuji kandungan lembab (MC). Granul ditambahkan natrium bikarbonat, asam sitrat, magnesium stearat, kemudian dicampur dalam cube mixer selama 15 menit. Campuran serbuk diuji sifat alir dan kadar lembab granul, kemudian dikempa menjadi tablet.

Uji sifat alir dan kadar lembab granul

Uji sifat alir dilakukan dengan menggunakan alat uji sifat alir metode corong. Kadar lembab granul diukur dengan alat moisture analyzer.

Uji sifat fisik tablet

Uji kekerasan tablet menggunakan alat

hardness tester. Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan

memasukkan tablet ke dalam friability tester selama 4 menit atau 100 putaran. Uji floating dengan cara: tablet dimasukkan dalam Beaker 100 mL yang berisi larutan HCl pH 1,2. Floating lag time merupakan waktu yang dibutuhkan tablet untuk mengapung pada permukaan medium. Floating time total dihitung dari dimulainya tablet mengapung sampai tidak mengapung kembali atau tenggelam (Sreekanth et

al., 2010)

Tabel 1. Formula Tablet Floating Nifedipin dengan Variasi Asam dan Basa

Bahan (mg) I II Formula III IV

Nifedipin 40 40 40 40 Carbopol 934P 30 30 30 30 Natrium bikarbonat 10 50 10 50 Asam sitrat - - 20 20 PVP 10 10 10 10 Magnesium stearat 8 8 8 8 Laktosa 102 62 82 42

(3)

Naning Harningsih, T. N. Saifullah Sulaiman, Endang Diyah Ikasari

Uji disolusi menggunakan media disolusi HCl pH 1,2 yang ditambahkan 0,5% natrium lauril sulfat sebanyak 900 mL. Alat disolusi yang digunakan adalah tipe paddle dengan sinkers. Suhu medium diatur 370 C dengan kecepatan pengadukan

50 rpm, sampling dilakukan selama 6 jam. Sampel diambil sebanyak 10,0 mL dan diganti dengan medium yang baru setiap pada waktu tertentu dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada bilangan gelombang 238 nm. Blanko menggunakan larutan medium HCl pH 1,2 yang ditambah 0,5% natrium lauril sulfat.

Analisis Hasil

Data dari parameter fisik tablet dan diolusi dianalisis dengan software Design-Expert. Penentuan formula optimum ditentukan berdasarkan

superimposed contour plot dari parameter kekerasan,

kerapuhan, floating lag time dan disolusi C(360).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Alir Dan Kadar Lembab Granul

Hasil uji kelebaban granul terlihat tabel 2, bahwa nilai kelembaban pada keempat formula memenuhi syarat kelembaban granul yang baik, yaitu antara 2% hingga 4% (Lachman et al., 1986). Nilai kecepatan alir yang diperoleh juga memenuhi

syarat yaitu lebih dari 10 gram granul mengalir setiap detiknya (Sulaiman, 2007; Siregar, 2008).

Sifat Fisik Tablet

Kekerasan

Persamaan factorial design untuk kekerasan, sebagai berikut: Y = 4,53+ 0,75 Xa – 1,13 Xb –

0,23 XaXb. Asam sitrat merupakan komponen yang

paling dominan mempengaruhi kekerasan tablet dengan nilai koefisien -1,13. Semakin besar proporsi asam sitrat maka kekerasan tablet akan semakin menurun karena sifat higroskopisitas yang dimiliki oleh asam sitrat. Sifat asam sitrat yang higroskopis menyebabkan tablet menjadi lembab terutama pada ruangan yang kadar lembabnya tinggi, sehingga kekerasan tablet menjadi turun. Contour plot hasil uji kekerasan dan kerapuhan tercantum pada gambar 1.

Dari contour plot kekerasan tablet terlihat bahwa semakin besar proporsi asam sitra maka semakin menurunkan kekerasan, sebaliknya semakin besar natrium karbonat semakin keras tablet tablet.

Kerapuhan

Besarnya efek yang ditimbulkan oleh natrium bikarbonat dan asam sitrat terhadap kerapuhan tablet mengikuti persamaan: Y = 0,61–

0,24Xa +0,31Xb -0,090XaXb. Kerapuhan tablet

Tabel 2. Hasil Pengujian Granul dan Tablet Floating Nifedipin

Jenis Uji Formula

I II III IV

Moisture Content (%) 2,88 ±0,096 3,20 ±0,160 2,93 ±0,096 3,30 ±0,08 Kecepatan alir (g/detik) 12,07±0,79 10,76±0,27 11,92±0,60 10,62±0,44 Bobot tablet (mg) 198,78±0,80 199,75±2,22 199,25±0,50 199,75±1,26 Kadar nifedipin (%) 100,33±0,6 102,55±2,57 101,80±1,05 102,22±0,15 Kekerasan (Kg) 4,68±0,06 6,64±0,11 2,88±0,09 3,91±0,09 Kerapuhan (%) 0,45±0,06 0,15±0,02 1,26±0,05 0,6±0,05

Floating lag time (menit) 3,68±0,06 2,07±0,09 0,204±0,01 0,1±0,01

Total floating time (jam) > 24 jam > 24jam < 24 jam > 24 jam Disolusi C360 (%) 37,17±1,74 57,62±0.45 53,15±1.16 58,87±3.55

(4)

floating nifedipin akan semakin meningkat seiring

dengan peningkatan proporsi asam sitrat karena pengaruh sifat higroskopisitas asam sitrat yang semakin besar. Hal tersebut akan menjadikan tablet lebih lembab dan mudah rusak oleh goncangan karena ikatan antar granul dalam tablet menjadi

semakin lemah sehingga tingkat kerapuhan tablet tinggi.

Floating Lag Time

Peningkatan natrium bikarbonat dan asam sitrat akan mempercepat pembentukan gas CO2

sehingga floating lag time tablet akan semakin cepat,

Gambar 2. Profil Contour Plot Floating Lag Time Kadar Terdisolusi Tabel 3. Kinetika Pelepasan Nifedipin dari Tablet Floating

Model pelepasan Parameter Formula I Formula II Formula III Formula IV

Orde nol k 0,1122 0,1720 0,1629 0.1604 R 0,9914 0,9948 0,9950 0.9851 Orde satu k 0,0106 0,0063 0,0086 0,0050 R 0,8300 0,9575 0,8734 0,9310 Higuchi k 3,0359 4,6496 4,4382 4.4161 R 0,9854 0,9878 0,9962 0.9962

Tabel 4. Parameter Optimasi Serta Pembobotan

Parameter optimasi Nilai minimal Nilai maksimal Target Bobot

Kekerasan (Kg) 5 9 Maksimal 4

Kerapuah (%) 0,1 0,5 Mimimal 3

Floating lag time (detik) 6 223,35 Minimal 5

Disolusi C360 (%) 55 60 57 5

(5)

Naning Harningsih, T. N. Saifullah Sulaiman, Endang Diyah Ikasari

sesuai persamaan untuk floating lag time yang diperoleh: Y= 90,79 – 25,59 Xa – 81,60 Xb + 22,60

XaXb. Konsentrasi asam sitrat memberikan

pengaruh negatif dengan mempercepat floating lag

time tablet karena asam sitrat berfungsi sebagai

sumber asam yang mempengaruhi terbentuknya gas CO2. Natrium bikarbonat juga meningkatkan floating lag time dikarenakan semakin banyak komponen

natrium bikarbonat yang ada maka akan semakin besar kemampuan natrium bikarbonat untuk kontak dengan medium yang bersifat asam sehingga semakin cepat gas CO2 terbentuk akibatnya akan

meningkatkan floating lag time.

Disolusi

Peningkatan konsentrasi natrium bikarbonat dan asam sitrat akan meningkatkan konsentrasi obat yang terlepas. Natrium bikarbonat memberikan pengaruh yang lebih dominan dalam menentukan konsentrasi obat yang terlepas. Besarnya pengaruh natrium bikarbonat dan asam sitrat dapat dilihat dari persamaan yang diperoleh untuk parameter uji disolusi: Y= 51,70 + 6,54 Xa + 4,31 Xb – 3,68

XaXb.

Natrium bikarbonat memberikan pengaruh paling besar pada disolusi tablet nifedipin dengan sistem floating yang merupakan akibat peningkatan terbentuk dan terlepasnya gas CO2. Keberadaan

natrium bikarbonat sangat penting dalam pembentukan gas CO2 dibandingkan dengan

keberadaan asam sitrat dikarenakan natrium bikarbonat merupakan satu-satunya sumber basa.

Hubungan antara jumlah obat lepas dan waktu adalah linier bila pelepasan obat dikontrol oleh erosi matriks. Hubungan antara jumlah obat lepas dan akar waktu linier bila pelepasan obat dikontrol oleh difusi obat melewati matriks (Lapidus dan Lordi, 1968). Pelepasan obat pada formula I dan formula II mengikuti persamaan orde. Pada formula III dan formula IV pelepasan obat mengikuti persamaan Higuchi yang mana banyaknya obat yang terlepas versus akar waktu linier dengan mekanisme pelepasan dikontrol oleh difusi matriks. Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa mekanisme pelepasan tablet floating nifedipin dengan sistem

effervescent dan matriks carbopol 934P dikontrol oleh

kedua mekanisme yaitu erosi dan difusi matriks.

Formula Optimum

Penentuan formula optimum ditentukan berdasarkan superimposed contour plot dari parameter kekerasan, kerapuhan, floating lag time dan disolusi C(360) menggunakan software Design-Expert. Nilai

parameter yang dioptimasi seperti terlihat pada tabel 4. Area formula optimum yang diperoleh dapat dilihat dari superimposed hasil penggabungan contour

plot masing-masing parameter yang digunakan untuk

optimasi (Gambar 5). Grafik superimposed yang diperoleh menunjukkan daerah yang memberikan

respon yang optimum sesuai dengan goal yang diinginkan.

Area optimum dapat berubah tergantung pada goal dari sifat tablet yang diinginkan. Gambar 5 menunjukkan area optimum pada rentang perbandingan natrium bikarbonat: 21-25% dan asam sitrat: 0-5% (daerah berwarna kuning). Daerah tersebut bila dibuat akan menghasilkan tablet seperti kriteria yang diharapkan (sesuai dengan kriteria/goal yang ditetapkan seperti pada tabel 4).

KESIMPULAN

Natrium bikarbonat meningkatkan kekerasan tablet dan disolusi (C360) serta

mempercepat floating lag time. Asam sitrat meningkatkan kerapuhan dan mempercepat floating

lag time. Interaksi antara natrium bikarbonat dan

asam sitrat menurunkan kekerasan, menurunkan konsentrasi terdisolusi (C360) meningkatkan floating lag time. Formula optimum tablet nifedipin dengan

sistem floating adalah formula dengan komposisi natrium bikarbonat 21-25% dan asam sitrat 0-5%.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., Popovich, N.G., and Ansel, H.C., 2011,

Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Ninth edition, lippincott

Williams & Wilkins, New York.

Armstrong, N.A., James, K.C. 1996., Pharmaceutical

Experimental Design and Interpretation.

London: Taylor & Francis Ltd

Khaled, A., Mahmoud, Y., Jozef, J., Ahmad, Y. 2011. Floating and Sustained-Release Characteristic of Effervescent Tablet Prepared with a Mixed Matrix of Eudragit E P., J Chem Pharm Bull 2011;59(2):155-60 Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L.

1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh Siti, S., Universitas Indonesia Press, Jakarta

Lapidus, H. and Lordi, N.G., 1968, Drug Release from Compressed-Hydrophylic Matrices, J.

Pharm Sci., 57 (8): 1292-1301

Pratiwi, M., Hadisoewignyo, L., 2010. Optimasi formulasi tablet lepas lambat kaptopril menggunakan metode design faktorial.

Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 285 – 295.

Siregar, C. J .P. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan

Tablet, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta

Sreekanth, S.K., Palanichamy, S., Sekharan Jakarta, T.R., and Thiruphati, A.T. 2010. Formulation and Evaluation Studies of Floating Matrix Tablets of Nifedipine,

International Journal of Pharma and Bio Sciences

1(2), 281-301

Sulaiman, T. N. S. 2007, Teknologi dan Formulasi

(6)

Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sulaiman, T. N. S., Fudholi, A., Nugroho, A. K.,

2011., Optimasi formula sediaan

gastroretentive ranitidin HCl dengan sistem floating, Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 22

Gambar

Tabel 1. Formula Tablet Floating Nifedipin dengan Variasi Asam dan Basa
Gambar 2. Profil Contour Plot Floating Lag Time Kadar Terdisolusi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap

[r]

!ekanisme kaup pada mesin kendaraan ber+ungsi unuk mengaur pemasukan gas baru )campuran bahan bakar dan udara* secara optmal ke dalam silinder dan mengaur pembuangan gas bekas

Dari rata-rata keseluruhan analisis data literasi informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM berdasarkan

Viktor Frankl Erich Fromm Rollo May Fritz Perls.. Paradigma Trait dan Faktor. • Fokus pd perbedaan individual baik pada

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas maka Tim Pengabdi merasa perlu untuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi dengan judul

Sementara itu kabar dari dalam negeri berkenaan dengan, hasil survei Bank Indonesia menunjukkan hingga pekan II September 2016 mencatatkan inflasi sebesar 0,25% MtM atau

dua mata dan sikatrik kornea satu mata berdasar gender hampir sama prevalensinya, sedangkan menurut pekerjaan tertinggi pada petani (1,8%) dan terendah pada pekerja di sektor