• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam mencapai tujuan dan cita-cita, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar di wajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dimana Laporan ini adalah merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan selama Tahun 2015 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan Kinerja.

B. Maksud Dan Tujuan

Penyusunan LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ini dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan. Adapun tujuannya adalah:

a. Memberikan informasi mengenai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar selama tahun anggaran 2015

(2)

b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang lebih baik di masa mendatang

c. Menjadikan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang akuntabel sehingga dapat bekerja secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan lingkungan.

C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dalam Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Blitar, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Blitar No. 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Blitar dipimpin oleh Kepala Dinas yang di bantu oleh Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang yaitu:

1. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:  Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang  Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus  Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga

2. Bidang Pengendalian penyakit dan Masalah Kesehatan, terdiri dari:

 Seksi Pencegahan, Pengamatan Penyakit, Penanggulangan Masalah Kesehatan  Seksi Pemberantasan Penyakit

 Seksi Penyehatan Lingkungan

3. Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan, terdiri dari:  Seksi Perencanaan, Pendayagunaan dan Pengembangan SDM  Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan

 Seksi Pembiayaan Kesehatan

4. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:  Seksi Promosi Kesehatan

 Seksi Gizi

(3)

Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya, sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha.

Berdasarkan Perda tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;

d. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:

 Kepala Dinas  Sekretaris

 Bidang Pelayanan Kesehatan

 Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan  Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

 Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat  Kelompok Jabatan Fungsional

(4)

D. Rencana Strategis Tahun 2011 – 2015

Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program Kepala Daerah. Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu dari Tahun 2011 – 2015.

Unsur – unsur dalam Renstra yang diuraikan dalam LAKIP Dinas Kesehatan Tahun 2014 adalah meliputi:

1. V i s i

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: “Terwujudnya masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan menuju Kabupaten Blitar yang sejahtera”

2. M i s i

Sedangkan untuk mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tersebut diatas dilaksanakan misi sebagai berikut:

a. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

b. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

c. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan

d. Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan

e. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih

3. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1

(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis strategis.

a. Untuk mewujudkan misi “Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat

untuk hidup sehat”, maka ditetapkan tujuan : Meningkatkan kemandirian

(5)

b. Untuk mewujudkan misi "Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”, maka ditetapkan

tujuan : Mengoptimalkan upaya kesehatan secara bermutu, merata dan terjangkau bagi masyarakat.

c. Untuk mewujudkan misi “Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan

penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan tujuan :

Mengoptimalkan upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana, meningkatkan akses terhadap lingkungan sehat dan Mengoptimalkan penanggulangan masalah gizi

d. Untuk mewujudkan misi “Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan”, maka ditetapkan tujuan Mengoptimalkan ketersediaan mutu, manfaat dan keamanan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan, dan alkes, mengoptimalkan pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan mengoptimalkan pembiayaan kesehatan

e. Untuk mewujudkan misi “Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik

dan bersih”, maka ditetapkan tujuan: Mewujudkan tertib administrasi dan

manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi.

4. Sasaran

Untuk mewujudkan tujuan organisasi, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menetapkan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

b. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi masyarakat secara optimal

c. Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana secara optimal

d. Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat

(6)

f. Meningkatnya persediaan farmasi, perbekalan kesehatan, dan alkes yang bermutu, bermanfaat dan aman secara optimal

g. Meningkatnya pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan secara optimal h. Meningkatnya Pembiayaan Kesehatan secara optimal

i. Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi

E. Strategi dan Arah Kebijakan

Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran dengan arahan strategi organisasi, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader kesehatan

2. Meningkatkan intensitas pembinaan posyandu dengan melibatkan ormas, LSM dan lintas sektor

3. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi profesi serta pemberdayaan masyarakat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)/Angka Kematian Bayi (AKB) dan penanganan kesehatan remaja dan lansia

4. Mengembangkan dan memeperkuat fasilitas kesehatan dasar

5. Membuat inovasi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, penyakit tidak menular dan masalah kesehatan akibat bencana dengan melibatkan masyarakat.

6. Menggalakkan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan stakeholder serta memanfaatkan event Kabupaten Sehat dalam rangka memperbaiki kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat.

7. Meningkatkan cakupan pemulihan gizi buruk melalui pemberian makanan dan minuman cair.

(7)

8. Mengadakan PMT Ibu Hamil KEK

9. Pemberian MP ASI 6-11 bulan dan 12-24 bulan bagi GAKIN selama 90 hari makan 10. Meningkatkan kualitas sarana kefarmasian, alkes dan sediaan obat yang aman,

terjangkau dan bermutu

11. Penguatan sistem informasi perencanaan, pengembangan dan pendayagunaan nakes 12. Meningkatkan Pembiayaan kesehatan melalui kerjasama yang baik antara fasilitas

pelayanan kesehatan dan Sektor terkait sesuai peraturan yang berlaku

13. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai peraturan dalam rangka Good and Clean Government

14. Menguatkan sistem informasi terintegrasi dan fasilitasi ke Puskesmas dalam manajemen data, perencanaan dan evaluasi

F. Isu Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Berdasarkan perkembangan situasi kesehatan tahun 2015 di Kabupaten Blitar, Dinas Kesehatan menetapkan isu strategis pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Belum optimalnya penanganan masalah gizi

3. Belum optimalnya pengendalian penyakit menular, tidak menular dan penyakit akibat bencana

4. Belum optimalnya pelaksanaan jaminan kesehatan

5. Belum optimalnya pengawasan obat dan makanan dalam rangka peningkatan keamanan, mutu, dan manfaat/khasiat obat dan makanan.

G. Dasar Hukum

Sebagai Dasar Hukum penyusunan LAKIP adalah:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;

b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ;

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme

(8)

d. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Lembaga Administrasi Negara

f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara

g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

h. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014

H. Sistematika

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Juncto Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, adapun pelaksanaan lebih lanjut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan susunan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

(9)

BAB. II PERENCANAAN KINERJA

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini ;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir ;

3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan ;

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja

BAB. IV PENUTUP

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan indikator-indikator. Indikator ini yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan karena didalamnya tercantum target-target yang harus dicapai.

Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015. Indikator – indikator ini tertuang dalam Perjanjian Kinerja yang disusun pada awal tahun kegiatan dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahunnya dan menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan. Untuk mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan maka disusunlah Program/Kegiatan yang akan menjadi tanggungjawab masing-masing Bidang dalam Dinas Kesehatan.

Berikut adalah indikator kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2015 yang telah disusun :

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Program

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2. Program Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Lansia

Indikator Kinerja

1. Persentase Desa Siaga

Target

80 %

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau bagi masyarakat secara optimal.

Program

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan 2. Program Pengadaan, peningkatan

Indikator Kinerja

1. Angka Kematian Ibu (AKI) 2. Angka Kematian Bayi

(AKB)

Target

118/100.000 KH 13,4/1000 KH

(11)

dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya.

3. Cakupan Persalinan oleh Nakes

4. Persentase Faskes sesuai standar

100 %

60 %

Sasaran Strategis 3

Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana secara optimal.

Program

1. Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular

Indikator Kinerja

5. Cakupan desa UCI

6. Persentase Penderita DBD yang ditangani

7. Persentase Penderita BTA positive baru ditangani 8. Persentase Penderita

pneumonia yang ditangani 9. Persentase Penderita Kusta

yang ditangani

10. Persentase Penderita HIV yang ditangani 11. Cakupan KLB Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam Target 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Sasaran Strategis 4

Meningkatnya akses terhadap lingkungan sehat

Program

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Indikator Kinerja

12. Persentase Rumah Tangga akses sanitasi dasar

Target

(12)

2. Program Pengawasan dan

Pengendalian Kesehatan Makanan 3. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 13. Persentase pengawasan pengelolaan makanan 80 % Sasaran Strategis 5

Meningkatnya penanggulangan masalah gizi yang optimal

Program

1 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Indikator Kinerja

14. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

Target

100 %

Sasaran Strategis 6

Meningkatnya persediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang bermutu, bermanfaat dan aman secara optimal.

Program

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

2. Program Pengawasan Obat dan

Makanan

Indikator Kinerja

15. Persentase sedian farmasi, perbekalan kesehatan dan alkes yang memenuhi syarat.

Target

100 %

Sasaran Strategis 7

Meningkatnya pengembangan sumber daya manuasi kesehatan secara optimal

Program

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Indikator Kinerja

16. Rasio Dokter terhadap jumlah penduduk 17. Rasio Perawat terhadap

jumlah penduduk 18. Rasio Bidan terhadap

jumlah penduduk 19. Persentase nakes yang

mendapatkan pelatihan Target 1 : 2.500 1 : 855 1 : 850 40 %

(13)

Sasaran Strategis 8

Meningkatnya pembiayaan kesehatan secara optimal.

Program

1. Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Indikator Kinerja

20. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) Jaminan Pelayanan Kesehatan 21. Cakupan Pelayanan

Kesehatan Rujukan pasien masyarakat miskin

Target

100 %

15 %

Sasaran Strategis 9

Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset, perencanaan dan evaluasi

Program

1. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

4. Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan Indikator Kinerja

22. Persentase temuan LHP atas penggunaan anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti.

Target

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen yang mau berkomitmen dengan perusahaan terhadap kualitas produk/jasa yang ditawarkan memiliki persepsi nilai fungsional yang didapatkan dari suatu

Kekhawatiran tersebut men- jadi suatu permasalahan bagi Manula yang kadangkala muncul karena ketegangan emosional yang meningkat di usia lanjut seiring dengan perubahan-

KABUPATEN.DAERAH TINGKAT 11 PACITAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAHUN 1968 TENTANG LAMBANG - DAERAH...

Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah, termasuk Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Hasil analisis menunjukkan di lokasi kajian terdapat 18 kelas penutupan lahan, yang terdiri dari; hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa pasang

Beberapa sikap/kebijakan yang terjadi untuk menyelesaikan konflik tersebut antara lain dengan adanya sikap/kebijakan dari Kades Kunduran dengan mengeluarkan surat

RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah memuat gambaran umum kondisi daerah, gambaran

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah