• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM PEMANFAATAN BUS TRANS JABODETABEK DI KOTA TANGERANG Copy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM PEMANFAATAN BUS TRANS JABODETABEK DI KOTA TANGERANG Copy"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

Diaj Gela

FAKULTAS

UNIVERSI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh : Vierta Aprilliany NIM. 6661100841

AS ILMU SOSIAL DAN ILMU PO

RSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG - 2015

U POLITIK

(2)

Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Pembimbing I: Titi Stiawati, M. Si dan Pembimbing II: Riny Handayani, M. Si

Masalah dalam penelitian ini adalah belum optimalnya pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang karena lokasi terminal yang tidak strategis. Tampak dari kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan Transportasi Massal Kota seperti Bus Trans Jabodetabek ini. Penelitian ini mengacu pada indikator manajemen strategi yaitu Pengamatan Lingkungan, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan Pengendalian. Indikator penelitian ini menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:9). Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan terdiri dari Dinas Perhubungan, Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD), Penumpang Trans Jabodetabek dan Masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Manajemen Kinerja Dinas Perhubungan Kota Tangerang belum optimal. Selama bus beroperasi selama 2 tahun lebih di Tahun 2015 ini, bus mengalami pengurangan jam operasional guna mengurangi biaya operasional bus. Kerugian terjadi dan dirasakan pada pihak Perum PPD karena ketidak optimalan pengoperasian maka pendapatan tidak mencukupi biaya operasional yang dikeluarkan, maka diperlukan adanya sosialisasi kepada masyarakat dan penempatan lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat Kota Tangerang guna menciptakan pengoptimalan Bus Trans Jabodetabek dan mengurangi kemacetan dari penggunaan kendaraan pribadi dari masyarakat Kota Tangerang.

(3)

Transportation in Utilization if Trans Jabodetabek Bus At Tangerang City. The first Advisor is: Titi Stiawati, M. Si and The second Advisor is: Riny Handayani, M. Si

The problem is this research is the utilization of Trans Jabodetabek Bus that not optimum in Tangerang City because of the unstrategic terminal location. It seen from the less interest of society to use Mass Transportation, such as Trans Jabodetabek Bus. This research refers to the strategy management indicators, they are, Environment Observation, Strategy Fornulation, Strategy Implementation, and Controlling and Evaluation. This research indicators according to J. David Hunger and Thomas L. Wheelen (2003:9). The research methodology that used in this research is qualitative with aggregation data technic that done are through observation, interview, and documentation study. The informant consist of Department Transportation, public Corporation Djakarta Transporting Passengers (Perum PPD), Trans Jabdoetabek passengers and society. Based on the research result, performance management of Department Transportation at Tangerang cityis not optimal yet. During 2 years more this bus operated, the bus experiencing decrementof operationalhour to decrease bus operational cost. Loss happened and felt by Perum PPD because of not optimal operationalthen the income cannot cover the operational cost that spent, so socialization is needed for the society and set the location that easy to accessed by citizen of Tangerang City to create optimality of Trans Jabodetabek Bus and decrease the traffic from private vehicle users of Tangerang City society.

(4)
(5)
(6)
(7)

i

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat ridho, rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

“Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans

Jabodetabek di Kota Tangerang.

Dengan telah selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung serta membimbing peneliti. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(8)

ii Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ismanto, S. Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, M. Si., Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Julianti., M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Maulana Yusuf, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan serta banyak masukan yang sangat berarti selama proses perkuliahan.

9. Titi Stiawati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang banyak membantu memberi motivasi dan semangat serta berbagai arahan dan masukan untuk menyusun l skripsi ini dari awal.

10. Riny Handayani, M.Si., Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

iii

membahagiakan dan membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

13. Andhika Rama Santoso dan Rizky Amelia Putri yang senantiasa memberikan dukungan, kebahagiaan dan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

14. Vicky Fawzy, Ajrina, Anin, Tiana, Toro, Abdul, Tami, Rezza, Cahyo, Toni, Eno, Agung, Herly, Adam, dan Hilmi yang selalu memberikan semangat, perhatian dan canda tawa serta doa yang telah diberikan kepada penulis hingga saat ini.

15. Kawan-kawan AneB 2010 Dwi, Siska, Fani, Reni, Putri, Yuanita, Menes, Novryan, Indra, Agryan, Umam, Fityan, Nurdin, Oji dan teman sekelas lainnya yang selalu memberi warna ceria dalam proses perkuliahan yang tak pernah terlupakan.

16. Monica, Julinda, Ika, Kurniawan, Susi, Ayum, Anggi, Wiwit, terima kasih dengan segala motivasi, doa dan canda dalam menyusun skripsi ini.

(10)

iv

yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, Juni 2015

(11)

v

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 11

1.3. Batasan Masalah ... 12

1.4. Rumusan Masalah ... 12

1.5. Tujuan Penelitian ... 13

1.6. Manfaat Penelitian ... 13

1.6.1. Manfaat Teoritis ... 13

1.6.2. Manfaat Praktis ... 14

1.7. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka ... 17

2.2. Definisi Manajemen ... 18

(12)

vi

2.4.3. Sistem Pergerakan ... 35

2.5. Penelitian Terdahulu ... 38

2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 41

2.7. Asumsi Dasar ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 44

3.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 45

3.3. Lokasi Penelitian ... 45

3.4. Variabel Penelitian ... 46

3.4.1. Definisi Konsep ... 46

3.4.2. Definisi Operasional ... 46

3.5. Instrumen Penelitian ... 47

3.6. Informan Penelitian ... 53

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 55

3.8. Jadwal Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……….. 60

4.1.1. Deskripsi Wilayah Kota Tangerang ……….. 60

4.1.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tangerang .. 63

4.2. DeskripsiData ………. 70

4.2.1. Deskripsi Data Penelitian ………. 70

(13)

vii

4.3.3. Implementasi Strategi ………...………… 89

4.3.4. Evaluasi danPengendalian ………... 94 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ……….….. 105

(14)

viii

Tabel 1.2 Jadwal Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek ... 10

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 51

Tabel 3.2 Informan Penelitian ... 54

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 59

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan di Kota Tangerang ………..… 61

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2014 ……… 63

Tabel 4.3 Daftar Informan ………. 73

Tabel 4.4 Rekapitulasi Pendapatan Hasil Operasi Bus Trans Jabodetabek ….. 78

Tabel 4.5 Dokumen Pelaksanaan AnggaranKegiatan Pengadaan Bus ….…… 91

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Penumpang Tahun 2013 ……….………. 96

Tabel 4.7 Rekapitulasi JumlahPenumpang Tahun 2014 ……….…. 96

Tabel 4.8 Jadwal Pemberangkatan Semula Bus Trans Jabodetabek ….….….. 98

Tabel 4.9 Jadwal Perubahan Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek ……... 99

(15)

ix

Gambar 2.1. Bagan KerangkaBerpikir ……… 42

Gambar 3.1. Proses Analisis Data ……… 56

Gambar 4.1. Keadaan Tempat Berdagang di Terminal Poris Plawad ……….. 79

Gambar4.2. Keadaan Halte Kebon Nanas ………... 81

Gambar 4.3. Struktur Organisasi DishubKota Tangerang ………... 82

Gambar 4.4. Grafik Data Penumpang BusTrans Jabodetabek ………. 95

(16)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Dari masa ke masa perkembangan pembangunan di daerah merupakan kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan pembangunan juga menjadi magnet atau daya tarik dari suatu daerah. Salah satu indikator dari kemajuan suatu wilayah yaitu melalui pembangunan. Pembangunan daerah merupakan perubahan perkembangan yang terjadi menuju kearah yang lebih baik untuk masyarakat di waktu mendatang. Perkembangan ruang perkotaan merupakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk analisis ruang yang sama. Dalam hal ini pengertiannya dapat menyangkut suatu proses yang berjalan secara alami atau dapat menyangkut suatu proses perubahan yang berjalan artifisial dengan campur tangan manusia yang mengatur perubahan tersebut (Hendro, 2001:91). Perkembangan di perkotaan tidak akan pernah lepas dari pro dan kontra terhadap dampak sosial yang akan ditimbulkan seiring berjalannya pelaksanaan kebijakan yang diterapkan.

(17)

ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Transportasi melalui darat banyak berbagai macamnya. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan perkembangan dari kebutuhan manusia untuk berdagang, kala itu jalan mulai diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Kemudian banyak digunakan kendaraan beroda, dan dengan itu sampai saat ini beredarlah berbagai macam kendaraan beroda mulai dari sepeda, gerobak, motor, mobil, bus, dan kendaraan lainnya. Dewasa ini, angkutan umum menjadi populer dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Banyak transportasi alternatif yang ditawarkan mulai dari angkutan umum, bus kota, sampai dengan kereta.

(18)

Alat transportasi yang sedang berkembang pesat di pusat ibukota yang merupakan kota besar dengan segala rutinitas kegiatan yang sangat padat salah satunya adalah Bus Transjakarta yang juga terintegrasi dengan beberapa wilayah di luar Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Beberapa wilayah yang telah terintegrasi dengan sistem jaringan jalan ibukota antara lain daerah Bogor, Ciputat, Bekasi, Cibinong, Cileungsi dan Cikarang.

Bus kota merupakan salah satu transportasi alternatif favorit di masyarakat. Dengan kapasitas mengangkut orang yang banyak, bus kota juga di rasa nyaman bagi sebagian masyarakat yang menikmati perjalanannya menuju ke tempat tujuan. Bus-bus kota pengangkut masyarakat banyak ditemukan di Terminal. Terminal merupakan sebuah tempat atau prasarana untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Terminal bukan hanya untuk bus antar kota maupun antar provinsi saja, namun juga terdapat angkutan umum perkotaan dan pedesaan yang berkesinambungan membawa penumpang dari satu tempat ke tempat tujuannya. Terminal dapat disebut juga dengan tempat bertemunya calon penumpang dengan angkutan yang akan mengantarkannya ke tempat yang dituju.

(19)

Terintegrasi Busway (APTB) Pemerintah Kota Tangerang berharap dapat mencontoh baik konsep dari Bus Transjakarta dalam melayani masyarakat di bidang transportasi umum.

Di Kota Tangerang yang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten, bus kota merupakan hal yang wajib menjadi perhatian pemerintah. Karena letak Kota Tangerang yang strategis yaitu diantara Ibukota Provinsi yang terletak di Kota Serang dan Ibukota Negara yaitu DKI Jakarta. Maka sarana transportasi antar kota yang baik sangat berpengaruh dengan perkembangan daerah tersebut. Dengan banyaknya penduduk Kota Tangerang yang memiliki keberagaman kebutuhan mobilitas sosial untuk mencukupi kebutuhan hidupnya masing-masing, diperlukan sarana transportasi umum guna menunjang perkembangan daerahnya.

(20)

Demikian adalah daftar tarif angkutan umum massal Bus Trans Jabodetabek – Kota Tangerang yang di berlakukan mulai 13 Juli 2013 yang terbagi dalam tiga jenis tiket :

1. Tiket Rp. 3.000,- (tetap)

Dasar : Perda Kota Tangerang No 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Untuk 1 kali jalan per penumpangdari Terminal Poris Plawad (Halte Keberangkatan) sampai ke Terminal Kalideres (Halte Kedatangan) dan Terminal Kalideres–Terminal Poris Plawad.

2. Tiket Rp. 8.000,- (sebelumnya Rp. 6.000,-)

Dasar : Surat Gubernur DKI Jakarta Nomor 231/-1.811./ tanggal 10 juli 2013 perihal : Persetujuan Tarif Angkutan Bus Kota Non Ekonomi. Untuk 1 kali jalan per penumpang dari Terminal Poris Plawad (Halte Kedatangan) sampai ke Mall Taman Anggrek (Halte Kedatangan). Dan tiket tersebut berlaku juga untuk mendapatkan pelayanan Busway TransJakarta tanpa dipungut biaya tambahan.

3. Tiket Rp. 5.000,- (tetap)

(21)

Jelambar–Grogol 2 (Mall Taman Anggrek) PP. Dan tiket tersebut dapat dibeli langsung kepada petugas On Board / pihak operator (Perum PPD) dan berlaku juga untuk mendapatkan pelayanan busway Transjakarta tanpa dipungut biaya tambahan. (sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang Tahun 2013)

Namun keberadaan Bus Trans Jabodetabek belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat antar kota tersebut. Masih terdapat beberapa kekurangan yang terjadi dalam pelayanan juga pengoperasian bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Berdasarkan pengamatan (observasi) yang dilakukan peneliti selama ini, terdapat berbagai permasalahan sebagai berikut :

Pertama, kurang pekanya Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam melihat peluang untuk optimalisasi pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek. Banyak peluang untuk mendapatkan penumpang yang maksimal di setiap trip bus jika lokasi atau penempatan yang dekat dan mudah dijangkau masyarakat. Lokasi terminal Poris Plawad terbilang kurang strategis karena terletak terbilang agak tersembunyi dari pusat kota maupun keramaian penumpang. Dan dengan hanya sebanyak 10 armada bus, maka perlu waktu yang cukup lama untuk menunggu bus keberangkatan. Karena tiap harinya hanya 8 bus yang beroperasi dan sebanyak 2 bus sebagai cadangan. Ini menjadikan kurang optimalnya pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek. Demikian hasil kutipan wawancara dengan Bapak Ismu selaku Kepala Bidang Angkutan di Dinas Perhubungan Kota Tangerang :

(22)

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.”(Wawancara dengan Bapak Ismu Hartanto, 16 Mei 2014, bertempat di Kantor Dinas Perhubungan Kota Tangerang)

Jika dibandingkan dengan rute Pulogadung-Bekasi yang dapat mencapai 1.500-2000 penumpang per harinya, rute Poris Plawad-Grogol masih minim peminat dengan hanya 500-800 penumpang per harinya. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono mengakui bahwa saat ini penumpang APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) Pulogadung-Bekasi telah mencapai 1.500-2000 penumpang per harinya. Dengan 10 armada trayek Bus APTB Pulogadung-Bekasi yang beroperasi sejak pukul 05.00-22.00 WIB ini cukup efektif karena bisa mengangkut penumpang, satu bus dapat mengangkut hingga 85 penumpang (http://jakarta.go.id ; diakses tanggal 17 Juli 2014 pukul 10.09).

(23)

Tabel 1.1. Daftar Armada Bus Trans JabodetabekKota Tangerang

No. NomorPolisi Nomor Uji Nomor Rangka Nomor Mesin

1. B 7045 IG TNG. 77090 MJERK8JSKAJN 13504 J08EUFJ 29296 2. B 7049 IG TNG. 77091 MJERK8JSKAJN 13506 J08EUFJ 29434 3. B 7100 IG TNG. 77092 MJERK8JSKAJN 13501 J08EUFJ 29293 4. B 7103 IG TNG. 77093 MJERK8JSKAJN 13274 J08EUFJ 27075 5. B 7132 IG TNG. 77094 MJERK8JSKAJN 13491 J08EUFJ 29031 6. B 7145 IG TNG. 77095 MJERK8JSKAJN 13218 J08EUFJ 26529 7. B 7186 IG TNG. 77096 MJERK8JSKAJN 13492 J08EUFJ 29032 8. B 7189 IG TNG. 77097 MJERK8JSKAJN 13496 J08EUFJ 29136 9. B 7218 IG TNG. 77098 MJERK8JSKAJN 13497 J08EUFJ 29137 10. B 7220 IG TNG. 77099 MJERK8JSKAJN 13502 J08EUFJ 29294 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang, September 2013

(24)

Saya tidak tahu apa itu Bus Trans Jabodetabek, kalo APTB saya tahu neng. Tapi APTB mah tangerang belum ada, sayang yah. Padahal kan

tetanggaan sama Jakarta.”

Bapak Safrudin merupakan salah satu masyarakat di Kota Tangerang yang masih belum mengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabek yang terintegrasi dengan Transjakarta yang mana merupakan salah satu Bus APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway).

(25)

Tabel 1.2. Jadwal Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek

Kota Tangerang

(Poris Plawad–Kali Deres–Grogol Mall Taman Anggrek)

RIT

NO. BUS

1 2 3 4 5 6

Rata-rata

Headway

I 05.25 05.50 06.15 06.40 07.05 07.30 25 Menit II 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 30 Menit III 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 30 Menit IV 13.55 14.20 14.55 15.20 15.45 16.10 25 Menit V 16.35 17.00 17.25 17.50 18.15 18.40 25 Menit

VI 19.05 19.30 - - - - 30 Menit

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang September 2013

Namun, sangat disayangkan sekali jadwal tersebut tidak terdapat ataupun tertempel di tempat umum dan tempat yang strategis dengan penglihatan pengguna bus Transjabodetabek. Maka, masyarakat pengguna bus tidak semuanya mengetahui jadwal pemberangkatan bus tersebut. Hampir selalu ditemui di lapangan masyarakat yang mengeluh karena telah menunggu bus terlalu lama karena ketidaktahuan mereka terhadap jadwal pemberangkatan bus. Hanya sedikit masyarakat yang tahu dan terbiasa menggunakan Bus Trans Jabodetabek ini.

(26)

tentang penentuan suatu lokasi sangatlah berpengaruh terhadap pengoptimalan kinerja yang akan didapat.

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jabarkan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pengoptimalan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang”.

1.2. Identifikasi Masalah

Keberadaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang merupakan suatu hal yang positif bagi masyarakat. Pemenuhan kebutuhan akan transportasi akan semakin baik jika pemanfaatan dari fungsi Bus Trans Jabodetabek sesuai dan berjalan dengan baik. Jika dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mencoba mengidentifikasi permasalahan yang ada tersebut. Identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya respon Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam melihat peluang untuk optimalisasi pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek.

2. Kurangnya sosialisasi berlanjut dari keberadaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

3. Kurangnya minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek. 4. Lemahnya pengelolaan Bus Trans Jabodetabek dalam menentukan

(27)

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada aspek yang berkaitan dengan Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Penerapan manajemen strategi yang baik dan dapat diterapkan di Kota Tangerang, dilihat dari sarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini juga menyangkut urusan yang berhubungan dengan kebutuhan akan alat transportasi masyarakat dalam memperoleh kemudahan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan permasalahan di atas mengenai Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang maka perumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang ?

(28)

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang yaitu :

1. Untuk mengetahui Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti. Penulis membagi manfaat penelitian ini ke dalam 2 bagian, yaitu pertama, manfaat teoritis, kedua manfaat praktis.

1.6.1 Secara Teoritis

1. Mengetahui konsep-konsep kebijakan publik dan implementasi dari suatu kebijakan publik.

(29)

1.6.2 Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini peneliti dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan di kelas. Selain itu, penelitian ini juga sebagai saran latihan bagi peneliti untuk menulis karya ilmiah, serta melakukan penelitian secara langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti.

b. Bagi Pemerintah Kota Tangerang

Merupakan gambaran dan bahan evaluasi dalam mengetahui dan memahami Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bagian yang masing-masing terdiri dari sub-bagian, yaitu sebagai berikut :

1) PENDAHULUAN

(30)

penelitian ini dibuat dan manfaat penelitian yang berisi uraian manfaat secara teoritis dan praktis.

2) DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

Menyajikan teori-teori yang mendasari penulisan sebagai landasan untuk menggambarkan, membandingkan, membahas masalah dan pengambilan kesimpulan dan pemberian saran, serta penggambaran kerangka berfikir dan asumsi dasar dalam penelitian ini.

3) METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, serta instrumen penelitian yang menjelaskan proses penyusunan dan jenis alat yang digunakan dalam pengumpulan data serta teknik penentuan teknik kualitas instrumen. Teknik pengolahan dan analisis data, tempat dan waktu dalam pelaksanaan penelitian.

4) HASIL PENELITIAN

(31)

5) PENUTUP

Menyajikan kesimpulan yang didasarkan pada analisis dan pembahasan yang dilakukan. Kesimpulan ini mengacu pada tujuan penulisan, yaitu mengetahui dan memberikan gambaran hasil akhir dari penelitian ini.

6) DAFTAR PUSTAKA

Berisi kumpulan referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian.

7) LAMPIRAN

(32)

17

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menjelaskan tentang teori-teori dan atau konsep yang dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya utama dimana tidak tertutup kemungkinan untuk bertambah seiring dengan pengambilan data dilapangan. Menurut William Wiersman (1986) dalam Sugiyono (2012:41) menjelaskan bahwa :

“A theory is a generalization or series of generalization by which we attemp to explain some phenomena in a systematic manner.” Teori adalah generaralisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.

Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa menurut William Wiersman, teori dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Juga berarti sebuah teori dapat dibuat sebagai landasan untuk mengungkap berbagai fenomena secara sistematik.

(33)

berdasarkan pengertian para ahli terkait dengan “Manajemen Strategi Dinas

Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang”.

Teori merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena sebagai landasan untuk mendapatkan data dalam penelitian, baik teori inti maupun teori pendukung lainnya.

2.2. Definisi Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Stoner dalam Handoko (2003:2). Menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen (2006:9) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber dan manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun definisi manajemen lebih lengkap dijabarkan oleh beberapa ahli berikut ini seperti oleh John D. Millett (2011:1) yaitu :

(34)

1. Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan.

2. Proses pemberian fasilitas (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.

Menurut John Millet bahwa manajemen saling berkaitan dan lebih menekankan pada pengarahan dan fasilitas dari usaha mewujudkan satu tujuan bersama, berbeda dengan James A.F. Stoner dan Charles Wankel yang

berpendapat bahwa manajemen adalah sebagai berikut :

James A.F. Stoner dan Charles Wankel (1986:4) dalam Siswanto (2011:2) mendefinisikan bahwa Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals

(manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi). Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen tersebut prosesnya meliputi :

1. Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan;

2. Pengorganisasian, yaitu mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan;

3. Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin;

4. Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.

(35)

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980:3) dalam Siswanto (2011:2) memberikan penjelasan tentang manajemen yaitu management as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals (sebagai usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi). Hersey dan Blanchard lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama. Selanjutnya,terdapat definisi manajemen menurut Andrew F. Sikula :

Andrew F. Sikula dalam (P. Hasibuan, 2009:2) menjelaskan definisi manajemen, yaitu :

“Management is general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service.” Yang berarti bahwa Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Opini lain tentang manajemen yang di definisikan oleh Hasibuan adalah sebagai berikut :

Menurut Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan (2009 : 3) menjabarkan pengertian manajemen secara ringkas yaitu sebagai berikut :

1. Manajemen mempunyai tujuan yang akan dicapai.

2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.

3. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.

4. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.

5. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.

6. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

(36)

Dapat peneliti simpulkan bahwa manajemen merupakan ilmu sekaligus alat untuk mempelajari proses, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan organisasi dalam menjalani fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2.3. Manajemen Strategi

Secara etimologi, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Lain halnya

dengan kata Strategis yang merupakan turunan dari kata dalam bahasa Yunani

stratēgos yang diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Maka manajemen strategi memiliki berbagai pandangan dan definisi dari berbagai macam ahli, antara lain yaitu:

Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut, menurut Sondang P. Siagian (2008:15).

Pengertian Manajemen Strategi menurut J. David Hunger dan Thomas L.

Wheelen adalah “Strategic management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long run performance of a corporation”. Jika

diterjemahkan maka Manajemen Strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. (2003:3)

(37)

internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungannya.

Tidak jauh berbeda dengan pernyataan diatas, Fred R. David (2004:5) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya.

Menurut John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr (2011;5), Manajemen strategi (strategic management) di definisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategi terdiri atas sembilan tugas penting, yaitu :

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan-pilihan paling menguntungkan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.

8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan di mana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan penghargaan ditekankan.

(38)

Menurut Djoko Mulyono (2012:17), Manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusam tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil). Tujuannya adalah untuk memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Manajemen strategi adalah formulasi dan implementasi rencana dankegiatan yang berhubungan dengan hal-hal yang vital, dapat menembus (pervasit) dan berkesinambungan bagi suatu organisasi secara keseluruhan (Sagala, 2000:130 dalam Nana Herdiana 2015:199)

Menurut Ansoff (1990:15) dalam (Nana Herdiana 2015:199), menyatakan bahwa manajemen strategi adalah :

“A systematic approach to a major and increasingly important responsibility of general management to position and relate the firm to its environment in away which will assure its continued success and make if

secure form suprises.”

Ansoff berpendapat bahwa manajemen strategi adalah pendekatan yang sistemastis bagi tanggung jawab manajemen, mengondisikan organisasi pada posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang menyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan yang membuat perusahaan menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.

(39)

lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula disebut kebijakan bisnis, manajemen strategis meliputi perencanaan dan strategi jangka panjang. Kebijakan bisnis, sebaliknya berorientasi pada manajemen umum dan cenderung melihat ke dalam dan lebih menekankan pada integrasi yang sesuai bagi banyak aktivitas fungsional dalam perusahaan. Kebijakan bisnis lebih memfokuskan pada pemanfaatan aset perusahaan secara efisien. Dengan demikian, kebijakan bisnis lebih menekankan pada perumusan arahan umum yang dapat digunakan untuk pencapaian misi dan tujuan perusahaan dengan lebih baik. Manajemen strategis sebagai suatu bidang ilmu menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan strategis.

2.3.1. Proses Manajemen Strategi

(40)

berbeda-beda menurut pandangan para pakar. Seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

Proses Manajemen Strategi terdiri dari berbagai tahap menurut Siagian (2008:30), tahapan-tahapan itu yaitu:

1. Perumusan Misi Organisasi (Perusahaan)

Dalam perumusan misi organisasi, harus terlihat jelas produk andalan apa yang akan dihasilkan, pasaran konsumen yang bagaimana yang akan direbut, cara pemanfaatan teknologi yang akan digunakan yang kesemuanya menggambarkan sistem nilai dan skala prioritas yang dianut oleh para pengambil keputusan strategik dalam organisasi.

2. Peran Profil Organisasi (Perusahaan)

Profil organisasi memperkuat identitas yang telah dinyatakan dalam misi. 3. Lingkungan Eksternal

Organisasi harus beriteraksi dengan lingkungannya, perjalanan organisasi dipengaruhi dengan tingkat tertentu oleh dampak peristiwa, perkembangan dan sifat perubahan yang terjadi di lingkungannya.

4. Analisis dan Pilihan Strategik

Penilaian terhadap lingkungan eksternal dan profil organisasi memungkinkan manajemen mengidentifikasi berbagai jenis peluang yang timbul dan dapat dimanfaatkan. Suatu pilihan strategik harus bermuara pada penggabungan antara sasaran jangkan panjang dan strategi dasar organisasi yang pada gilirannya menempatkan pada posisi yang optimal. 5. Penetapan Sasaran Jangka Panjang

Berbagai sasaran jangka panjang yang akan ditetapkan, dinyatakan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai dan konsisten dengan berbagai sasaran lain yang ingin dicapai.

6. Penentuan Strategi Induk

Strategi induk adalah suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh atau komprehensif yang mengandung arahan tentang tindakan-tindakan utama yang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang bergerak dinamis.

7. Penentuan Sasaran Jangka Pendek

(41)

8. Penentuan Strategi Operasional

Berbagai satuan kerja yang mengoperasionalkan rencana maupun strategi perusahaan yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara berbagai kegiatan fungsional seperti produksi, pemasaran, keuangan, akunting, sumber daya manusia dan berbagai fungsi organisasional lainnya.

9. Perumusan Kebijaksanaan

Perumusan kebijakan dalam arti penentuan berbagai petunjuk untuk memandu cara berpikir, cara pengambilan keputusan dan cara bertindak bagi para manajer dan bawahannya yang kesemuanya diarahkan pada implementasi dan operasionalisasi strategi organisasi.

10. Pelembagaan Strategi

Agar dalam suatu organisasi tercipta satu persepsi tentang gerak langkah dari semua komponen organisasi dalam rangka implementasi strategi induk dan strategi operasional, tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai, misi yang harus diemban, bidang kegiatan fungsional yang telah dibuat, strategi dasar yang telah ditetapkan, bidang kegiatan fungsional yang telah dirumuskan kesemuanya harus menjadi

“milik” setiap orang dalam organisasi.

11. Penciptaan Sistem Pengawasan

Untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan terdapat penyimpangan disengaja atau tidak dari rencana dan program yang telah ditentukan sebelumnya.

12. Penciptaan Sistem Penilaian

Penilaian menjadi sangat penting mendapat perhatian karena dari penilaian itu tiga hal dapat terlihat, yaitu sasaran terlampaui, hasil yang diperoleh sama dengan sasaran yang telah ditetapkan atau sasaran tidak tercapai. Masing-masing situasi sangat penting sebagai dasar mengambil keputusan dalam proses manajemen strategi berikutnya.

13. Penciptaan Sistem Umpan Balik

Dengan umpan balik yang faktual, tepat waktu dan objektif, manajemen puncak dapat mengetahui segi keberhasilan organisasi maupun kekurang berhasilannya, atau bahkan kegagalannya.

(42)

Sedangkan Proses Manajemen Strategis menurut Wheelen dan Hunger (2003:9) meliputi empat elemen dasar di bawah ini:

1. Pengamatan Lingkungan

Pengamatan lingkungan dilakukan dengan tindakan: a. Analisis Eksternal

Lingkungan ekstrenal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum, kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.

b. Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Struktur sering disebut rantai pemerintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi.

Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif.

(43)

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menetukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan. Dalam perumusan strategi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain dan mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani.

b. Tujuan

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan metumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi.

c. Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

d. Kebijakan

Kebijakan perusahaan merupakan pedoman luas untuk divisi guna mengikuti strategi perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut menginterpretasi dan diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing. Divisi-divisi kemudian akan mengembangkan kebijakannya sendiri, yang akan menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti.

3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Rposes tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Dalam implementasi strategi terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Program

Program merupakan pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan.

b. Anggaran

(44)

c. Prosedur

Prosedur atau sering disebut dengan Standard Operating Procedures (SOP) yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.

4. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.

Proses Manajemen Strategi juga dijelaskan oleh Djoko Mulyono dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam

(2012:19) adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan Arah dan Misi Organisasi

Setiap organisasi pasti mempunyai visi, misi, dan tujuan. Visi, misi, dan tujuan ini menentukan arah yang akan dituju organisasi. Tanpa adanya visi, misi, dan tujuan maka kinerja organisasi akan berjalan acak, kurang jelas, dan mudah diombang-ambingkan situasi eksternal.

2. Memahami Lingkungan Internal dan Eksternal

Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen bisa bereaksi secara tepat terhadap setiap perubahan. Juga agar manajemen mempunyai kemampuan untuk merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang berpengaruh cukup kuat terhadap perusahaan.

a. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal mamiliki dua variabel yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threats).

b. Lingkungan Internal

Lingkungan internal mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan, seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan, dan sumber daya, memiliki dua variabel, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

3. Memformulasikan strategi

(45)

4. Mengimplementasikan Strategi

Di dalam implementasi strategi, perusahaan diharapkan menetapkan atau merumuskan tujuan perusahaan tahunan (annual objective of the business), memikirkan dan merumuskan kebijakan, memotivasi karyawan, serta mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan. Mengimplementasikan berarti menggerakkan parakaryawan dan manager untuk menempatkan strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan nyata. Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi tetapi juga diimbangi imbalan yang memadai.

5. Mengevaluasi dan Mengawal Strategi

Evaluasi dan pengawasan strategi merupakan tahap terakhir di dalam proses strategi. Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup 3 hal, yaitu :

a. Meninjau (review) faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang sedangberlangsung. b. Mengukur kinerja yang telah dilakukan, dan

c. Mengambil berbagai tindakan perbaikan.

(46)

keseriusan dalam implementasi strategi, selanjutnya untuk mengukur keberhasilan strategi itu sendiri digunakan melalui evaluasi strategi yang dilakukan dengan cara melihat prestasi yang diperoleh selama strategi tersebut dijalankan. Bila pada perjalanannya strategi tersebut menghasilkan perusahaan maka yang harus dilanjutkan adalah memperdalam strategi tersebut, namun bila dalam perjalanannya strategi yang digunakan menghasilkan masalah maka dicari dimana kesalahannya dan apa penyebabnya dan diselesaikan masalahnya.

(47)

2.4. Definisi Transportasi

Transportasi dan aktivitas manusia merupakan suatu hal yang memiliki keterkaitan erat. Hal ini dilihat dari interaksi diantara empat komponen dasar yaitu sistem kegiatan, pola kegiatan, perilaku orang, serta prasarana dan sarana transportasi. Keempat komponen dasar tersebut berinteraksi sehingga membentuk sistem transportasi perkotaan. (Tarmin, 1997:70)

Sistem kebutuhan akan transportasi merupakan pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem, pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Kegiatan dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang diperlukan dilakukan setiap hari. Pergerakan meliputi pergerakan manusia atau barang membutuhkan sarana transportasi dan media (prasarana) tempat sarana transportasi bergerak. Interaksi anatara sistem kebutuhan dan sistem prasarana transportasi akan menghasilkan pergerakan manusia atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan atau orang. Sistem pergerakan yang aman, cepat, dan sesuai dengan lingkungannya dapat tercipta jika diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen yang baik.

(48)

dijangkau. Dampak selanjutnya adalah daerah yang memiliki aksesbilitas yang tinggi semakin cepat perkembangannya karena diminati oleh pihak-pihak yang berkepentingan baik perorangan maupun kelompok.

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa transportasi merupakan hal yang berkaitan erat dengan kebutuhan manusia dan diantaranya terdapat pola kegiatan, perilaku, prasarana, dan sarana transportasi.

2.4.1. Sistem Kegiatan

Pada dasarnya transportasi kota adalah kegiatan yang menghubungkan antara tata guna lahan satu dengan yang lainnya dalam suatu kota. Dalam perencanaan kota, perkembangan transportasi dan perkembangan kota tidak dapat diabaikan karena merupakan dua hal yang saling mendukung. Berkembangnya tata guna lahan suatu kota merupakan salah satu sebab meningkatnya kebutuhan akan transportasi. Sebaliknya kebutuhan transportasi yang baik dan lancar akan mempercepat perkembangan tata guna lahan dalam suatu kota karena akan mempercepat pergerakan penduduk.

Tata guna lahan dalam suatu kota memiliki pola yang berbeda yaitu menyebar (misalnya pemukiman), mengelompok (perkotaan), dan aktivitas

tertentu yang memiliki lokasi “one off” (misalnya terminal, bandar udara).

Berkaitan dengan transportasi, tata guna lahan tersebut menghasilkan bangkitan maupun tarikan lalu lintas yang berbeda, tergantung pada jenis tata guna lahan dan intensitas kegiatan yang ada. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain jumlah perjalanan, jenis jalan, maupun waktu perjalanan (Tamin, 1997:61).

(49)

masing-masing individu, tetapi terkait dengan tingkat kepadatan, maka akan makin banyak jumlah individu yang melakukan perjalanan.

2.4.2. Sistem Jaringan

Struktur tata ruang kota pada dasarnya dibentuk dari dua elemen utama, yaitu link dan node. Kedua elemen tersebut sekaligus merupakan elemen transportasi, link (jalur) adalah suatu garis yang melewati panjang tertentu dari suatu jalan, rel, atau rute kendaraan. Sedangkan node akan membentuk suatu pola jaringan jalan transportasi perkotaan secara garis besar dapat dibagi menjadi :

1. Grid

Adalah bentuk paling sederhana dari sistem jaringan. Sistem ini mampu mendistribusikan pergerakan secara merata keseluruh bagian kota, dengan demikian pergerakan tidak memusat pada beberapa fasilitas saja. Kota-kota dengan sistem jaringan semacam ini umumnyan memiliki topografi yang datar.

2. Radial

Tipe ini akan memusatkan pergerakan pada suatu lokasi, biasanya berupa pusat kota. Sistem radial biasanya dimiliki oleh suatu kota dengan konsentrasi kegiatan pada pusat kota.

3. Circumferential

(50)

4. Electic

Adalah jaringan yang terbentuk karena perluasan kota. Sistem jaringan ini berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan yang semula terisolasi.

2.4.3. Sistem Pergerakan

Untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan memanfaatkan sistem jaringan transportasi dan sarana transportasi. Hal ini menimbulkan pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang. Pergerakan yang terjadi dalam suatu kota sebagian besar merupakan pergerakan rutin dari tempat tinggal ke tempat kerja atau sekolah. Pergerakan ini akan membentuk suatu pola misalnya alat pergerakan, maksud perjalanan, pilihan moda dan pilihan rute tertentu.

Secara keuangan pergerakan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

internal, external, danthrough.

1. Pergerakaninternal

Adalah pergerakan yang berlangsung di suatu wilayah. Pergerakan tersebut merupakan perpindahan kendaraan atau orang antara satu tempat lainnya dalam batas-batas wilayah tertentu.

2. Pergerakanexternal

(51)

3. Pergerakanthrough

Adalah pergerakan yang hanya melewati satu wilayah tanpa berhenti pada wilayah tersebut.

Berdasarkan maksudnya diatas, pergerakan penduduk terbagi atas pergerakan dengan maksud berbelanja, sekolah, bisnis dan keperluan sosial. Maksud pergerakan akan menentukan dalam hal ini, tujuan pergerakan dalam hal ini, tujuam pergerakan berbagi atas tujuan utama dan tujuan pilihan (Tamin, 1997:95), yang dimaksud dengan tujuan utama pergerakan adalah tujuan dari pergerakan rutin yang dilakukan oleh setiap orang setiap hari, umumnya berupa tempat kerja atau tempat pendidikan sedangkan tujuan pilihan meupakan tujuan dari pergerakan yang tidak rutin dilakukan, misalnya ketempat rekreasi. Selain itu pergerakan akan mengikuti pola waktu. Pada waktu tertentu, pergerakan akan menyentuh jam sibuk (peak hours) karena volume pergerakan tinggi yaitu pada pagi hari dan sore hari.

(52)

1. Rute Radial

Adalah rute yang melayani penumpang Central Business District (CBD) menuju bagian kota yang lain atau sebaliknya. Pola ini berbentuk radial dengan pusatCBD.

2. Rute Circumferential

Adalah rute yang menyediakan pelayanan antara dua kawasan yang berbeda, tanpa melaluiCBD.

3. Rute Crosstown

Adalah rute yang melayani penumpang darisatu kawasan ke kawasan lain dlam kota. Rute ini tegak lurus terhadap jalur radial dan tangensial terhadapCBD.

4. Rute Feeder

Adalah rute yang mengubungkan jalur-jalur radial.

5. Rute Shuttle

Adalah rute yang melayani di kawasan yang merupakan trik generation. Misalnya antara CBD dengan terminal/parkir atau

CBDdengan perumahan.

(53)

adalah lintasan Kendaraan Bermotor Umum untuk pelayanan jasa angkutan, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, baik berjadwal maupun tidak berjadwal (UU No.22, 2009:178). Berdasarkan trayek tersebut, jenis pelayanan angkutan umum dibedakan atas :

1. Short Haul Transit(angkutan jarak pendek/lokal)

Adalah angkutan yang melayani wilayah kecil misalnya dalam

CBD, dalam kampus, atau dalam lingkungan perumahan. 2. City Transite(angkutan dalam kota)

Tipe ini merupakan tipe pelayanan yang umum, meliputi semua rute dalam kota.

3. Regional Transite(angkutan regional)

Yang termasuk dalam rute ini adalah angkutan kereta api dan rute bus regional.

2.5. Penelitian Terdahulu

(54)

Penelitian yang dilakukan oleh Minarni, Universitas Indonesia, tahun 2008 dengan judul Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta di Bidang Transportasi Massal (Busway). Dalam penelitian ini diketahui bahwa Pemerintah DKI Jakarta memilih fokus kepada alat transportasi massal Busway dikarenakan, biaya yang dibutuhkan sangat cukup dan merupakan program real yang dikembangkan pemerintah daerah. Dibanding dengan biaya membangun MRT perbandingannya yaitu 1:22, yang artinya 1km MRT setara dengan 22km Busway, sementara itu sejak iklim desentralisasi APBD DKI Jakarta tidak akan cukup membiayai. Pengoptimalan fungsi Busway di DKI Jakarta juga ikut dikembangkan dengan membangun 15 koridor yang dikerjakan bertahap. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Model operasional penelitian menggunakn teori Implementasi Kebijakan George Edward III Tahun 1980. Dengan begitu telah jelas bahwa program real dari pemerintah daerah yaitu mengimplementasikan kebijakan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan cara memenuhi target pelaksanaan pengembangan sistem angkutan Bus Priority (Busway) di bidang transportasi massal dengan membangun 15 koridor busway secara bertahap.

(55)

SERVQUAL ini menjelaskan perihal kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna angkutan umum massal khusus busway atau Trans Jakarta. Dengan menilai dari berbagai sisi dari mulai pegawai, fasilitas bus, hingga berbagai pelayanan lainnya yang seharusnya di dapat oleh para pengguna Bus Trans Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat kesenjangan mengenai ketersediaan lahan parkir di dekat Shelter bus dan mengenai kondisi armada bus Transjakarta dan penjelasan mengenai kesenjangan yang terjadi dalam empat kuadran berbeda sesuai dengan hasil kuisioner yang telah di sebar. Dapat dinyatakan bahwa kualitas pelayanan Transjakarta Busway di DKI Jakarta yang dianalisis dari aspek dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty

(56)

2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian

Bus Trans Jabodetabek yang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi rungsingnya hiruk pikuk ramai di jalan kota diharapkan mampu menjadikan solusi terbaik bagi kemacetan yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Berbagai kendala dan perubahan yang terjadi memiliki fungsi sebagai pembelajaran pemerintah dalam melayani masyarakat secara optimal. Pada kondisi demikian, diperlukan pemikiran ulang tentang bagaimana manajemen yang baik yang dapat diterapkan terhadap keberadaan Bus Trans Jabodetabek agar dapat meningkatkan pendapatan daerah, juga menjadi manfaat yang optimal bagi masyarakat kota khususnya.

(57)

pengembangan, penataan, dan pengoptimalan guna menjadi solusi kemacetan yang selalu terjadi di jalan-jalan Kota Tangerang.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Proses Manajemen Strategi menurut Hunger & Whelen (2003:9)

1. Pengamatan lingkungan. 2. Perumusan Strategi. 3. Implementasi Strategi. 4. Evaluasi dan Pengendalian Masalah yang terjadi:

1. Kurang pekanya Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam melihat peluang untuk optmalisasi Bus Trans Jabodetabek.

2. Kurangnya sosialisasi berlanjut dari keberadaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

3. Kurangnya minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek.

4. Lemahnya pengelolaan Bus Trans Jabodetabek dalam menentukan lokasi terminal yang kurang strategis bagi masyarakat.

(58)

2.6. Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal peneliti terhadap objek yang diteliti. Asumsi yang disimpulkan didasarkan pada pengamatan peneliti di lapangan yang menunjukkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana yang memprihatinkan, dan sosialisasi yang diberikan untuk masyarakat masih kurang.

(59)

44

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan Moleong (2006:6) dalam bukunya mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dan dengan metode analisis deskriptif, deskriptif menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Metode penelitian deskriptif menjelaskan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

(60)

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, penetuan fokus berdasarkan pada hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang di pandang ahli (Sugiyono, 2012:141). Dalam penelitian mengenai Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang, maka peneliti membatasi ruang lingkup materi kajian penelitian yang akan dilakukan yakni Pengamatan Lingkungan, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan Pengendalian dalam pengelolaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat di Kota Tangerang dan DKI Jakarta dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang mempergunakan Bus Trans Jabodetabek sebagai angkutan massal bagi masyarakatnya.

2. Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan pacuan dari suksesnya angkutan massal berbasis jalan atau yang sering dikenal busway. Karena terdapat beberapa shelter juga yang di lewati oleh bus Trans Jabodetabek diantaranya yaitu halte kali deres, sumur bor, jembatan baru, sampai grogol 2 Taman anggrek.

(61)

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah perencanaan strategi yang akan digunakan dengan terlebih dahulu menganalisis hal-hal yang berpengaruh terhadap perusahaan atau organisasi.

3.4.2 Definisi Operasional

(62)

1) Pengamatan Lingkungan, yakni mengamati lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi manajemen strategi yang dipakai yang meliputi analisis internal dan eksternal.

2) Perumusan Strategi, yakni mengamati perumusan strategi yang dibuat oleh pelaksana program yang terdiri dari misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang dilaksanakan.

3) Implementasi Strategi, yakni mengamati kondisi proses implementasi yang terjadi di lapangan, bagaimana implementasi dari manajemen tersebut dilaksanakan.

4) Evaluasi dan Pengendalian, yakni mengamati fenomena dari pengawasan terhadap suatu program dalam pelaksanaan manajemen.

3.5. Instrumen Penelitian

(63)

”Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang

dapat mencapainya”.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalah yang akan dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangan suatu instrumen. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menerapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya (Sugiyono, 2012:59-60).

(64)

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya dalam melakukan wawancara adalah:

1. Buku catatan: untuk mencatat pencatatan dengan sumber data.

2. Handphone recorder: untuk merekam semua percakapan karena jika hanya menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan informasi yang telah diberikan oleh informan.

3. Hanphone camera: untuk memotret/mengambil gambar semua kegiatan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan dari suatu penelitian.

Sementara itu, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Studi Kepustakaan

(65)

terkait dengan Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.

2. Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah observasi atau dengan melakukan pengamatan, yang dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperanserta dan yang tidak berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Pengamat berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya dari Moleong (2006: 176). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi tak berperanserta, karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat untuk membantu pelaksanaan program Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Peneliti hanya melakukan pengamatan saja untuk mengetahui kondisi objek penelitian.

3. Wawancara

(66)

dilakukan pada informan yang dianggap menguasai materi penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstuktur, dimana wawancara dilakukan secara bebas untuk menggali informasi lebih dalam dan bersifat dinamis, namun tetap terkait dengan pokok-pokok wawancara yang telah peneliti buat terlebih dahulu dan tidak menyimpang dari konteks yang akan dibahas dalam fokus penelitian. Dalam sebuah wawancara tentu dibutuhkan suatu pedoman. Pedoman wawancara digunakan peneliti dalam mencari data dari para informan dan memudahkan peneliti dalam menggali sumber informan untuk mendapatkan informasi. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

No Dimensi Indikator Pertanyaan Kode

Informa

2 Perumusan Strategi 1. Menentukan misi

2. Menentukan tujuan yang dapat dicapai

1. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?

1. Tujuan apa yang akan diselesaikan?

I1-1–I1-5

(67)

3. Pengembangan

3 Implementasi Strategi 1. Pengembangan Program

2. Hasil kinerja yang telah dicapai?

(68)

Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya mislanya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:240).

3.6. Informan Penelitian

(69)

Tabel 3.2

a. Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Tangerang

b. Staf Bidang Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Tangerang

c. Kepala UPTD Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang

d. Koordinator Kegiatan UPTD Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang

e. Danru Kegiatan UPTD Angkutan Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang

f. Staf UPTD Angkutan Umum Massal Dishub Kota Tangerang

g. Kepala Unit Operasi Perum PPD

h. Staf Unit Operasi Perum PPD I1-1

a. Masyarakat pengguna Bus Trans Jabodetabek

b. Supir Angkutan sekitar di Kota Tangerang

Gambar

Tabel 1.1. Daftar Armada Bus Trans Jabodetabek – Kota Tangerang
Tabel 1.2. Jadwal Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek
Gambar 2.1Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1Pedoman Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi daerah, yang memberikan keweanangan kepada Pemerintah Daerah dalam bidang pemungutan retribusi. Berkaitan

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan, diantaranya pemanfaatan sistem informasi

Ruang lingkup penelitian ini adalah pada aspek biofisik dan manajemen sumberdaya lingkungan dalam pembangunan wilayah melalui pengembangan ternak ruminansia

Penelitian ini bertujuan : a) Untuk mengetahui sistem manajemen administrasi Dinas Perhubungan Darat dalam meningkatkan operasional perhubungan darat di Kabupaten Sorong. b)

Definisi konsepsional adalah suatu abstraksi dari kejadian yang menjadi sasaran penelitian dan juga memberi batasan tentang luasnya ruang lingkup penelitian.Maka

“Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perhubungan kepada penumpang cukup baik namun dalam memberikan laporan ataupun pengaduan saya tidak mengerti bagaimana cara memberikan

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian, dengan hanya memfokuskan pada pertunjukkan, dan makna gerakan singa pada seni pertujukan

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pemanfaatan tepung kacang hijau dalam pembuatan bolu kukus untuk melihat mutu organoleptik warna, aroma, tekstur,