commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
Percaya kekuatan do’a dan usaha
(penulis)
Tiada Apapun Yang Tak Tertembus Oleh Doa yang dilandasi Rasa Yakin, Iman dan Taqwa Serta Rasa Sabar
commit to user
vi
Halaman Persembahan
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk :
- Bapak dan Ibuku untuk Segala kasih sayang, kesabaran, dan kucuran doa yang yang telah beliau berikan.
- Adikku tersayang Dek Aji yang selalu menyayangiku.
- Kakak-Kakakku (Senior) yang selalu memberikan semangat dan dukungan penuh kepada saya (Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak
Nila, Mbak Yuni, Mbak Sicka).
- Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doa‟nya. (Lusi, Iin, dan Maya,Tika, Dina, Alvi, Unge,).
- Kakak kos dan adik-adik kos Wisma Sakinah (Mbak Swety,Mbak Sari,Dek Vivi,Mbak Yuni,Mbak Sicka,) terimakasih atas motivasi kalian selama ini
padaku.
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang ”.
Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untk memenuhi salah satu
syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, arahan motivasi
serta nasehat, atas bimbingan, arahan, dan motivasi serta kesabarannya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Drs. Pawito,Ph.D. selaku Dekan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sebelas Maret .
3. Bapak Muchtar Hadi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
commit to user
viii
4. Bapak Drs. Sudarto , M.Si selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Ednawan H Selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan saya
dalam meneliti.
6. Bapak Triwibowo, SE, ATD, MT selaku Kepala Subbid. Keselamatan
sarana dan prasarana yang telah memberikan kemudahan didalam
penyusunan skripsi ini serta membantu saya dalam pengumpulan materi.
7. Bapak Istijab, SE, MM selaku Kasie Angkutan yang telah memberikan
kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta telah membantu saya
dalam pengumpulan materi untuk penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Moch Antono, SE Selaku Kasie Rekayasa telah yang telah
memberikan kemudahan bagi saya untuk berkesempatan bertemu dengan
orang-orang terkait, dan berkesempatan untuk wawancara.
9. Bapak Joko Umboro Jati, SE Selaku Manager Pengelola BRT (Bus Trans
Semarang) telah telah memberikan kemudahan bagi saya dalam
pengumpulan materi untuk penulisan skripsi ini.
10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan
kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap
dukungan dan do‟a restu yang tidak pernah putus.
11. Kepada Adikku atas doa dan dukungannya.
12. Untuk Tika, Lusi, Iin, Maya, Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas
commit to user
ix
13. Untuk rekan-rekan Kost Wisma Sakinah Mbak Swety, Mbak Sari, Dek
Vivi, Mbak Yuni, Mbak Sicka atas kebersamaan kita selama ini.
14. Untuk angkatanku AN‟ 10 Non Reguler atas dukungannya sukses selalu.
15. Untuk kakak-kakakku angkatan AN‟ 09 Non reguler yang telah
memberikan semangat dan kebersamaannya akan terkenang.
16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini
dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Surakarta, September 2012
Penulis,
Rina
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi-vii DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRAKS ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 11
2.1.1. Peranan ... 11
commit to user
xi
2.2.1.Pendayagunaan atau Efisiensitas ... 31
2.2.2.Prinsip berlakunya efisensi atau dayaguna ... 36
2.2.3.Transportasi Bus Trans Semarang ... 42
2.2.4.Bus Rapid Transit ... .43
2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Pendayagunaan Pengelolaan Bus Trans Semarang ... 48
2.4. Kerangka Pemikiran ... 51
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 55
3.2. Lokasi Penelitian ... 55
3.3. Sumber Data ... 56
3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 57
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 57
3.6. Teknik Analisis Data ... 58
3.7. Validitas Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang ... 61
4.1.1. Kondisi Geografis ... 61
4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang ... 65
4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi 67 4.3.1. Pembentukan Organisasi ... 67
4.3.2. Kedudukan ... .67
commit to user
xii
dan Informasi ... 68
4.3.4. Visi dan Misi ... 69
4.3.5. Susunan Organisasi ... 70
4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ... 71
4.3.7. Kepegawaian ... 90
4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia ... 93
4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum ... 93
4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang ... 93
4.5. Kelebihan BRT ... 97
4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang ... 98
1. Menyediakan Sarana dan Prasarana ... 102
2. Promosi ... 110
3. Pengawasan ... 116
4. Regulasi ... 120
5. Evaluasi dan Pengembangan ... 123
6. Pembayaran BOK ... 131
a. Pemeliharaan dan Perawatan Bus ... 132
b. Menggaji Sopir dan Keamanan Bus ... 132
4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan ... 133
4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang ... 135
commit to user
xiii
2. Faktor Penghambat ... 138
a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ... 138
b. Terbatasnya Jumlah Anggaran ... 138
c. Trayek Yang Berhimpitan ... 139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 141
5.2. Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Evaluasi Pengelolaan BRT Trans , Semarang ... 5
Tabel 1 Trayek Trans Semarang yang berhimpit dengan Trayek
Angkutan Umum ... 6
Tabel 2 Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit BRT
Semarang Oktober-Desember 2010 ... 6
Tabel 4.1 Data kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010 62
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang menurut
kecamatan di Kota Semarang 2010 ... 63
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan 31
Desember 2011 ... 91
Tabel 4.4 Jumlah pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang 31 Desember 2011 ... 92
Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan
dan Mesin 2011 ... 92
Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Berdomisili
di Kota Semarang ... 94
Tabel 4.7 Jumlah Rata-rata penumpang BRT koridor I
commit to user
xv
Tabel 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan ... 101
Tabel 4.9 Daftar Sosialisasi ... 114
Tabel 5.0 Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool
Mangkang- Bulan Juli 2012 ... 118
Tabel 5.1 Daftar nama pengusaha / Merk Bus untuk Koridor 1
dalam rangka pengadaan Barang dan Jasa
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ... 20
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 54
Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman ... 60
Gambar 1 Prosentase Penggunaan Areal Tanah... 64
Gambar Pembangunan Shelter Koridor 2 ... 107
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Riset pada Dinas Perhubungan Kota Semarang
Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk Dinas
Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk UPTD
Surat Ijin Penelitian Kesbangpolinmas untuk Bappeda Kota Semarang
Surat permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas
Surat permohonan Ijin Penelitian Badan Pusat Statistik
Surat permohonan Ijin Penelitian Dinhubkominfo Kota Semarang
Surat Permohonan Ijin Penelitian Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal
Mangkang
Surat Keterangan Riset pada PT. Trans Semarang
Tabel 4.7 Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1
Mangkang-Penggaron 2011
Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I
Mangkang-Penggaron 2011
Tabel 3 Database Loadfactor Bus Trans Semarang bulan Oktober
2010-Januari 2011.
Tabel 1 Daftar titik lokasi halte bus Koridor 1
Tabel Target Sosialisasi
Brosur Bus Trans Semarang
Tabel Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan
commit to user
xviii
Tabel Pengawasan Sistem Kerja Pramugara Pool Mangkang Bulan Juli
2012
Tabel Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang
Jadwal Pengawas Angkutan BRT Trans Semarang
Tabel Rekapitulasi Pendapatan Harian BRT Koridor I
Mangkang-Penggaron Per Juni 2012
Tabel Rata-rata Penumpang Bus Rapid Trans Koridor I
Mangkang-Penggaron 2010
Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I
Mangkang-Penggaron 2012
Tabel Load Factor BRT Bln Oktober-Desember 2012 dan Grafik
Pendapatan + Biaya Operasional Kendaraan BRT Trans Semarang
Koridor I Mangkang-Penggaron Bulan Oktober-Desember 2012
Gambar Gambar Pelayanan BRT,
Surat perjanjian pekerjaan pemborongan (Kontrak) PT dengan Dinas
Surat Penunjukkan Penyedia Barang dan Jasa
Surat Penetapan Pemenang dan Pemenang Cadangan Langsung Pekerjaan Jasa
Pengoprasian BRT T.A 2011
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah
Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang tentang Ijin
Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum.
commit to user
xix
ABSTRAK
RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Pendayagunaan Bus Trans Semarang”. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Non Reguler, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.
Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan gejolak sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan digunakan teknik analisis interaktif.
commit to user
xx
ABSTRACT
RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “The Role of the Department of Transportation and Information in order to make and efficient of Bus Trans Semarang”. Thesis. Department of Administrative Sciences Faculty of Social and Political Sciences. Non Regular, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.
Semarang city has a good range of transportation modes. The one of transportation which is not develop yet is Bus Trans Semarang. The reason the government especially the Department of Transportation of Semarang launched Bus Rapid Transit is of provide a better mode of transportation to the citizens of Semarang, but this reason has caused social problem between public transportation because their route is collided each other. The Bus Rapid Transit procurement can not reduce the traffic jam in Semarang yet. In this case, the Government prefers improving transportation services because it is appreciaced that transportation service. Is worse than Bus Rapid Transit because the public transportation always stop and wait for passangers everywhere. But Bus Trans Semarang has caused social problem with public transportasion
The purpose of the study is to describe the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang in order to empower Bus Trans Semarang, and to know what factors that support and hinder obstruct in doing the activities which related to the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang.
The research method that used is descriptive qualitative. Data collection techniques using observation, documentation and interviews. Sampling using purposive sampling. To test the validity of the data used data triangulation technique, whereas is used to take the conclusion.
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang
mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Peran utama kota ini
adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan,
industri dan sebagai pusat pelayanan bagi kawasan di sekitarnya. Karena
kepesatan inilah yang akhirnya mempengaruhi transportasi publik, dimana
rendahnya pelayanan yang diberikan membuat orang-orang lebih suka dan
berpikir menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi darat merupakan
salah satu sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah bahkan suatu negara yang akan mendorong efisiensi pergerakan
barang dan jasa.
Semarang yang menjadi Central Java atau lebih dikenal Ibukota
Jawa Tengah untuk menganggulangi kemacetan dalam hal ini penerapan
Bus Trans Semarang masih kurang optimal dalam menambah jumlah
penumpang karena penghuni Semarang lebih suka menggunakan kendaran
pribadi yang lebih efisien serta cepat daripada menggunakan Bus Trans
Semarang. Padahal konsep Bus Trans Semarang merupakan sistem
angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota.
commit to user
angkutan lama karena dinilai buruknya fasilitas angkutan kota. Untuk
mengatasi hal tersebut di sektor angkutan darat hingga saat ini masih
adanya kemacetan; di kalibanteng, jalan yang rusak, dengan adanya
penerapan Bus Trans diharapkan mampu lebih mengefisienkan kemacetan
sebagaimna konsep pendayagunaan yaitu lebih mengutamakan
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat serta efisiensi .
Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,
diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan
HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Menurut keterangan
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Andi Agus Wandono mengatakan,
operasional Bus Rapid Transit pada saat itu hanya untuk 1-2 hari saja,
yaitu Sabtu dan Minggu. Pengoperasian selanjutnya menunggu
penyempurnaan infrastruktur dan konsorium operator. Pada hari pertama
pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu,
penumpang tidak dipungut biaya
(http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=ber
itacetak.detail =6180801/05/2009).
Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada
pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan
jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini Bus Rapid
commit to user
pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud
pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan,
mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan
wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada
tiap-tiap trayek.”
Penyelengaraan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang,
seperti kota Besar di pulau Jawa pada umumnya mengalami masalah
transportasi yang cukup pelik. Berbagai permasalahan seperti
pertumbuhan jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan
jalan, pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak sering dengan peningkatan
kapasitas dan pembukaan akses. Selain itu juga penggunaan kendaraan
pribadi yang jauh lebih besar daripada kendaraan umum, pelayanan
angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif kurang, dan sebagainya
mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada beberapa
penggal jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara yang tidak ramah
akan lingkungan. Bus Rapid Transit di Kota Semarang bernama Bus Trans
Semarang baru sempat diujicobakan saja pada 23 Mei 2009. Kota
Semarang mendapatkan bantuan dari APBN berupa 20 unit kendaraan bus
besar (berkapasitas 83 orang) dan sarana halte sebanyak 53 unit.
Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan
massal yang murah dan nyaman. Djoko mencontohkan, pemkot dapat
menyediakan angkutan massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans
commit to user
komuter untuk transportasi antarkota. Tanpa adanya angkutan massal yang
memenuhi standar pelayanan minimal, masyarakat bakal enggan beralih
dari penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini, Bus Rapid Transit masih sepi
penumpang karena pengoperasiannya belum optimal. Sebagai gambaran,
PT Trans Semarang selaku konsorsium Bus Rapid Transit, merugi Rp 321
juta hingga akhir Oktober sejak Bus Rapid Transit dioperasikan pada 18
September lalu. Hal ini karena jumlah penumpang rata-rata masih 2.500
orang per hari jauh dari target 6.800 penumpang per hari. Hal ini
dikarenakan pelayanannya belum optimal. Jumlah halte masih kurang,
pembelian karcis masih di atas bus, dan halte belum dilengkapi dengan
tenaga keamanan.
(http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/05/23051475/Jumlah.Kendara
an.Bermotor .Harus. Dikendalikan 23:05 WIB).
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, di Semarang,
Rabu, mengatakan bahwa jika sebelumnya penumpang Bus Rapid
Transit-Trans Semarang sepi, sekarang jumlah penumpang per harinya bisa
mencapai 4.417 orang. Bertambahnya jumlah penumpang Bus Rapid
Transit Trans-Semarang memberikan dampak bertambahnya pendapatan,
jumlah subsidi pemerintah yang pada bulan Januari 2011 masih sebesar
44,9 persen turun menjadi 43,7 persen (Februari 2011), dan pada Maret
commit to user
pelajar (http://www.antarajateng.com/det ail/ind ex.php?id=43037 diakses
18/2/11/pukul 21.12).
Peminat kebanyakan adalah para anggota pelajar yang dibebankan
dengan biaya 2000,- rupiah hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan
antara tahun 2010-2011, dengan perbandingan tersebut berimbas pada
menurunnya jumlah subsidi pemerintah dari bulan Januari sampai Maret
2011.
EVALUASI PENGELOLAAN BUS RAPID TRANSIT TRANS, Semarang
o ulan
Sumber : BLU UPTD Terminal Mangkang DISHUBKOMINFO Kota Semarang,2011
Adapun berbagai kendala yang dihadapi dalam pengoperasiaan Trans
Semarang adalah :
- Masih banyaknya pelaku yang menolak kehadiran Trans Semarang,
terutama pelaku usaha yang trayeknya berhimpitan dengan Trans
commit to user
halnya misalnya adanya himpitan yang menimbulkan gejolak
sosial. Hal ini diperkuat dengan data artikel berikut ini BERITA -
jawa.infogue.com - SEMARANG, - Penurunan tarif bus mini
koperasi angkutan kota Rata Kencana trayek Mangkang-Penggaron
yang dipicu kehadiran bus rapid transit (BRT) Trans Semarang
menunjukkan pengelolaan transportasi massal yang masih parsial.
Pemerintah Kota Semarang semestinya turut mengatur trayek yang
berhimpitan dengan BRT untuk menghindari adanya persaingan
tidak sehat.
"Seharusnya, angkutan yang trayeknya berhimpitan dengan
BRT itu dialihkan menjadi angkutan pengumpan (feeder) sehingga
pengusaha angkutan yang lebih dulu beroperasi tidak dirugikan,"
ujar peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata
Djoko Setijowarno, di Kota Semarang, Kamis (1/10). Berita >>
Regional >> Jawa diakses 14 Februari 2012
(http://jawa.infogue.com/trayek_angkutan_perlu_diatur_)
Berikut ini adalah trayek yang berhimpitan dengan rencana
pengoperasian Trans Semarang.
Tabel 1. Trayek Trans Semarang yang berhimpitan dengan Trayek Angkutan
Umum
o
Koridor Trayek yang
Overlap
Mangkang-Penggaron B.02, B.04, B.21,
commit to user
Pudakpayung-Penggaron B.01, B.06, B.09,
B.13, B.16, B.20, B.25, B.28, B.35,B.43,B.44
Terboyo-Simpang Lima B.15,B.19,B.42,B.47,
B.5 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang,2010
Melihat besarnya kegunaan Bus Trans Semarang di Kota Semarang
apalagi Kota tersebut adalah Ibukota Jateng yang dikenal dengan wisata
kulinernya, maka diharapkan mampu membantu mengurangi kemacetan
setempat serta dalam rangka menumbuhkembangkan yang tepat kembali
agar dapat sesuai rencana yang harapkan berupa berhasil guna serta efisien
dalam pendayagunaan. Untuk mencapai hal tersebut kembali tentunya
dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat, baik dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan, pendayagunaan Bus hingga managemen
pengelolanya dapat dilaksanakan dengan baik utamanya digunakan untuk
penumpang. Dukungan pemerintah bagi aktivitas pendayagunaan Bus
dalam rangka menigkatkan dan mengelolanya agar PT.Trans tidak merugi
lagi. Pemerintah merupakan pelindung sekaligus fasilitator bagi
terselenggaranya kegiatan masyarakatnya.
Salah satu instansi pemerintah yang berkompeten dalam
pendayagunaan Bus adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang, berdasarkan Peraturan
Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Semarang, dan kini lebih ke pengelolanya segalanya diserahkan ke dalam
UPTD Terminal sesuai dengan Perwal No.8 Tahun 2010 tentang
commit to user
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota
Semarang.
Hal ini sesuai dengan visi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang yang merupakan bagian
dari UPTD Terminal Mangkang, yakni “TERWUJUDNYA
PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA
PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB
DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA”.
Perhatian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi Kota Semarang dalam hal pendayagunaan Bus Trans
Semarang agar dapat digunakan dengan efisien, dalam Tugas pokok dan
Fungsi Bidang Perhubungan Darat antara lain: penyelenggaraan,
pengaturan, pengawasan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis
Dampak Lalu Lintas.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informasi dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan secara
optimal dan tepat sasaran.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis
Dinas Terminal Mangkang Kota Semarang diharapkan dapat terus
berperan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang agar dapat berguna
commit to user
Berangkat dari kondisi tersebut diatas, peneliti tergerak untuk
melaksanakan penelitian tentang “ Peran Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pedayagunaan Bus
Trans Semarang (Bus Rapid Transit)”
1.2Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang?
b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam
mendayagunaan Bus Trans Semarang?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka didapatkan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
a. Untuk mengetahui peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans
commit to user
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam rangka
mendayagunaan Bus Trans Semarang.
2. Tujuan Fungsional
a. Agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca dalam memahami bagaimana peranan Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan
Bus Trans Semarang .
b. Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
masukan bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota
Semarang.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Imu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, sekaligus
untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang ada diperkuliahan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan
serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan
masalah yang diteliti, dan berguna bagi pihak yang berminat pada
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya
landasan-landasan teori yang mendukung ke arah permasalahan. Karena teori
merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk
mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis.
2.1. Peranan
Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 75) role atau peranan merupakan
dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau juga bisa
disebut status obyektif. Peranan atau status kait-mengkait yaitu karena status
merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua
unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang jadi
bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (W.J.S.
Poerwodarminta, 2007: 870).
Phil Astrid S. Susanto (1999: 77) menyimpulkan bahwa faktor yang
menentukan bagaimana peranan akan dilakukan ditentukan oleh:
a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma
keseragaman yang berlaku dalam kelompok/masyarakat dalam situasi
yang sama.
b. Apabila orma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar
commit to user
c. Apabila individu dihadapi dengan situasi dimana lebih dari satu norma
(yang dikenalnya) berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi
dan modifikasi antara norma-norma ini.
Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, salah satu
tidak ada artinya apabila yang lain tidak ada. Peranan muncul sebagai akibat
seseorang mempunyai status dan kedudukan. Sedangkan kedudukan dan
status seseorang dalam kelompok sosial masyarakat akan melibatkan
seseorang dalam berbagai penemuan yang harus dijalankan.
Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang. Pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat
mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa organisasi, peranan
diperoleh dari uraian jabatan. Adapun uraian jabatan itu merupakan dokumen
tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas
sesuatu pekerjaan. (Thoha, Miftah , 2003: 80).
Koentjaraningrat memberikan definisi peranan sebagai arti yang lebih
khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh
individu-individu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu-individu-individu
dalam kedudukan-kedudukan lain. (1990: 169).
Selanjutnya saya akan mengkaitkan konsep peranan disertai dengan tugas
dan fungsi dari sorang manager dalam menjalankan dan mengerakkan suatu
badan atau oraganisasinya. Berikut definisi POAC berdasarkan definisi para
commit to user
Menurut Harold Koontz and Cyril O‟Donnel dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:20) Planning is the function of manager which involves
the selection from alternative of objective,polities,prosedure and programs.
(perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang berhubungan dengan
memilih tujuan, kebijaksanaan, prosedure dan program dari alternatif yang
ada).
Sedangkan organisasi menurut G.R Terry dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:20-21) Organizing is the esthablising of the effective
behavioural relantionship among persons so that they may work together
efficiently and again personal satisfaction for the purpose of achieving some
goal are objective (pengoganisasian adalah tindakan mengusahakan
hubungan kelakuan yang efektif antara oarang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melasanakan tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu).
Menurut Henry Fayol dalam (Dr. Sondang P. Siagian,2007:97-98)
menggunakan istilah Commanding/Actuating sebagai Pergerakan dalam
karyanya General and Industrial Administration. Berpendapat bahwa cara
terbaik untuk menggerakkan anggota organisasi adalah dengan cara
pemberian komando dan tanggungjawab uatam para bawahan terletak pada
commit to user
Sedangkan Controlling menurut Earl P.Strong dalam (Drs. Malayu
S.P.Hasibuan,2007:21) Controlling is the prosess of regulating the various
factors in an enterprise according to the reqiutment of its plans (
pengendaliana adalah proses pengauran berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan suatu rencana).
Sedangkan evaluasi dalam buku Sondang P Siagian, 2007 : 152) evaluasi
adalah pengukuram dan pembandingan hasil yang nyatanya dicapai dengan
hasil yangs seharusnya dicapai.
Dalam George R.Terry dalam (2006:15-19) memperlihatkan bahwa
empat kombinasi fungsi managerial yang paling umum dalam rangka
pencapaian tujuan, akan terlihat bahwa kombinasi tersebut terdiri dari :
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising), Memberi dorongan
(Actuating) dan Pengawasan (Controling).
1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning
mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan
suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.
2. Organising mencakup : (a) membagi komponen kegiatan yang
dibbutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok. (b)
commit to user
pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara
kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian
berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan
penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai
bagian dari unsur organising. Di dalam setiap kejadian,
pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal
dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerjasama secara
efektip guna mencapai tujuan bersama.
3. Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan
yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai.
Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan
manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,
memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada
mereka.
4. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
ketiga dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak
diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.
Ada berbagai cara mengadakan perbaikan termasuk merubah
rencana dan bahkan tujuannya mengatur kembali tugas-tugas atau
commit to user
melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas
penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan
mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang
sudah atau akan dilaksanakan.
Selanjutnya, (dalam George Terry, 2006:15-19) uraian tugas tersebut
selalu didasarkan pada interpretasi dan sambil berjalan, manager
menyesuaikan isi dari tugasnya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
suatu perubahan oleh manager yang bersangkutan dan organisasinya. Setelah
ada suatu spesifikasi tugas secara komprehensif, maka langkah selanjutnya
ialah mengidentifikasikan spesifikasi dari tersebut. Spesifikasinya mencakup
pengetahuan, ketrampilan, tindakan dan karakteristik yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan managerial secara efektif..
Sedangkan dalam Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig
(2007:575-578) fungsi managemen :
1. Merencanakan
Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manager adalah
merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan
dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan
pembuatan startegi yang menyeluruh dan kibijaksanaan umum
plus program dan prosedur spesifik. Perencanaan memberikan
kerangka untuk memadukan pengambilan keputusan di seluruh
commit to user
manager dan organisasi untuk mengatasi perubahan dalam
lingkungan mereka.
2. Mengorganisir
Mendapatkan orang dan sumber daya yang sesuai belum
menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manager juga
bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk
melaksankan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran
yang relevan. Struktur dan proses organisasi dirancang agar
sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relatif permanen
adalah cocok untuk aktivitas yang stabil dan rutin. Sebaliknya,
keadaan yang berubah-uabah misalnya, dalam industri teknologi
tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc,
satgas (task forces), dan kelompok proyek.
3. Melaksanakan
Sasaran, rencana, sumber daya dan desain, semuanya
adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk
melaksanakan. Tetapi tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada
usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk baru harus
dihasilkan dan dijual. Prosedur pengurangan biaya harus dipakai
untuk mengantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus
dipertahankan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan basis
bagi penyelngaraan organisasi keseluruhannnya. Para manager
commit to user
dan prosedur. Atau mereka mungkin hanya langsung terlibat
dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga
hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha manusia yang terlibat
dalam pelaksanaan itu merupakan suatu fungsi kesangggupan
mananger untuk mempengaruhi orang lain –bawahan,rekan
sebaya, dan boss.
4. Mengawasi
Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah
yang eprlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan
kemampuan managemen melaksankan tugasnya. Pengawasan
(Controlling) adalah fungsi manager untuk memelihara aktivitas
organisasi dalam limit-limit yang diijinkan, yang diukur dengan
harapan. Saling menjalin dan bergantung pada perencanaan.
Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaa.
Bersamaan dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan
seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau
sekurang-kurangnya penyesuaian rencana sekarang. Organisasi itu
mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelengaraan dengan
rencana strategi 5 tahun atau menbandingkan hasil-hasil spesifik
dengan kouta produksi 25 unit perjam.
Fungsi-fungsi dasar manager itu sangat saling bergantung.
Fungsi-fungsi tersebut biasanya tidaklah dilaksanakan dalam
commit to user
blok waktu yang sama sekali terpisah. Secara formal maupun
informal, para manager melaksanakan fungsi ini. Beberapa
manager cukup beruntung mempunyai asisten khusus bagian staff
untuk sebagian tugas ini misalnya satf perencanaan jangka
panjang, depertemen latihan, atau unit, pengawasan mutu. Tetapi,
dengan atau tanpa bantuan, para managerlah akhirnya yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar ini
yang merupakan alat untuk mencapai prestasi organisasi dan
untuk menjamin kontinuitas kemampuannya untuk berbuat
demikian.
Jadi dapat pula diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan
pergerakan dari kedudukan itu sendiri. Dimana dapat pula diartikan dengan
kata lain peranan merupakan implementasi yang kokoh sebagai pembangun
dari tugas, fungsi, wewenang yang terdapat dalam suatu kedudukan, dapat
disebutkan bahwa fungsi dari sebuah badan dan organisasi tidak lepas dari
tugas dan fungsi manager yang menjalankan dan menggerakkan badan
organisasi tersebut melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, serta
Pengendalian. Dengan tugas, fungsi, wewenang tersebut suatu badan atau
organisasi dapat melakukan tindakan tegas demi tercapainya tujuan, target,
commit to user
Alasan organisasi tersebut melakukan melakukan Planning,
Organizating, Actuating, dan Controlling dalam George Terry dalam
Prinsip-Prinsip Manangemen (2006:19-20) diterangkan bahwa diperlukan
pertukaran informasi yang kontinyu disertai kesediaan berkompromi dan
memperbaikinya untuk kepentingan perusahaan. Diajukan pemikiran supaya
menganggap fungsi tambahan sebagai hal yang fundamental di dalam proses
managemen, termasuk didalamnya adalah pemberian wewenang,
berkomunikasi, berkonsultasi, mengadakan evaluasi dan integrasi pengukuran
dan menyusun spesifikasi tugas. Seseorang manager memang melaksanakan
tugas tersebut, berikut gambar pada hal 16 bahwa pelaksanaan poac perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam mencapai target yang
commit to user
Gambar 1 pada hal 16.
A B C D E
Penempatan
Motivasi Dorongan
Koordinasi
Inovasi
Representing
Sumber : G.R Terry
Perlu ditekakann bahwa fungsi fundamental dari managemen saling
berkaitan. Planning misalnya, berpengaruh kepada organizing dan organizing
berpengaruh kepada controlling. Satu fungsi tidak berhenti sebelum yang lain
mulai berfungsi. Mereka mutlak berbaur dan umumnya tidak dilaksanakan
tersendiri.
Manager
Perencanaan
pengorganisasian
Pengarahan
pengawasan
commit to user
Dalam M Taufiq Amir 2006(237-238) menyatakan konsep ini
menggambarkan bahwa apapun level manager atau di organisasi manapun ia
bekerja, ia akan harus menjalankan aktivitas komunnikasi dengan baik. Bila
ingin dinyatakan secara singkat, Manager memanfaatkan proses komunikasi
dalam menjalankan fungsi-fungsi utamanya : merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi. Rencana yang telah
dicanangkan, harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mereka akan
terlibat dalam pelaksanaannya baik yang diatas maupun mereka yang dibawah
possisinya. Department lain yang akan menyokongnya. Pihak luar yang turut
terlibat (pemasok stakeholder lainnya).
Kata Kootz & Weichrich (1988, : 461), dalam arti yang luas, sebenarnya
kita bisa mengatakan tujuan dari komunikasi itu untuk memberikan dampak
perubahan guna mempengaruhi tindakan menuju kondisi perusahaan yang
lebih baik. Bila di dalam perusahaan, seperti pembahasan kita diatas, ia
mengintegrasikan fungsi-fungsi manager. Akhirnya masih menuntut Koontz
& Weichrich, kita memerlukan komunikasi itu untuk ;
1. Menyatakan dan menyebarkan tujuan perusahaan
2. Mengembangkan perencanaan agar tujuan tadi tercapai
3. Menata sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya
dengan cara yang paling efektif dan efisien.
4. Untuk memilih dan mengembangkan dan menilai anggota organisasi
5. Untuk memimpin, mengarahkan, dan menciptakan sebuah iklim
commit to user
6. Mengawasi dan menjaga kinerja yang ada.
Sehingga sebenarnya, komunikasi menyokong fungsi-fungsi
managemen yang ada. Sedangkan dalam bukunya Irine Diana,SE.,MM.
(2008: 15-16) Alasan perlunya dari sebuah perencanaan ataupun Fungsi
Perencanaan :
a. Protective Benefit yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
b. Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapain
tujuan organisasi.
Dari alasan yang disebutkan diatas adapun manfaat dari perencanaan
yaitu:
a. Membantu managemen untuk menyesuiakan diri dengan
perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama.
c. Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran
operasi yang jelas.
d. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat.
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi.
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai
organisasi.
commit to user
h. Meminimumkan peekerjaan yang tidak pasti.
i. Menghemat waktu, usaha dan dan dana.
Selain manfaat diatas terdapat juga kelemahan dari fungsi perencanaan
tardiri dari ;
a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata.
b. Perencanaan cenderung menunda pekerjaan.
c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi managemen untuk berinisiatif
dan berinovasi.
d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situai
individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi.
e. Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Dari kejelasan diatas dapat diketahui bahwa melakukan alasan dan
manfaat dari perencanaan sangatlah penting dalam organisasi.
Dalam bukunya Irine (2008:21-22) adapun alasan melakukan fungsi
organisasi. Dengan dilakukannya pengorganisasian yang dapat dipetik dari
berbagai keuntungan atau manfaat baik bagi orang atupun anggota organisasi
maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Manfaat pengoganisasian
commit to user
a. Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain,
baik dalam tingkatan sama maupun yang berbeda.
b. Dengan adanya struktur organisasi (sebagai pedoman pelaksanaan
pengorganisasian) yang baik setiap anggota dapat mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggungjawab.
c. Dengan adanya pengorganisasian. Setiap anggota organisasi dapat
mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing
sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi.
d. Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka dapat dilaksanakan
pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap
anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang.
e. Dengan pengorganisasian yang baik akan tercipta pola hubungan yanng
baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara lebih mudah.
Sebagai pedoman pelaksanaan fungsi ini, dikenal struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu yang dipakai untuk
menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi, agar dapat bekerja
bersama-sama secara harmonis.
Dalam http://edwinnisme.wordpress.com/2012/01/09/pengarahan/
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi
commit to user
hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang
pemimpin.
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi
masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi
kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang
dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat
membantu meningkatkan kinerja mereka.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka
panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa
yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas
sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas
dapat terselesaikan dengan baik. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang
tepat untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
commit to user
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan
cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di
tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat
memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika
diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi
dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional
organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa
perangsang atau insentif.
Dalam Hasibuan Malayu (2009: 242) alasan dilakukannya
Pengendalian adalah untuk bertujuan :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan
rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan
penyimpangan (deviasi).
commit to user
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, akan
tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya
jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat
proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.
2.1.2 Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal
Selanjutnya, saya akan menjelaskan definisi dari organisasi atau badan
atau dinas atau lembaga. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan organisasi
adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. (2005:
24).
Menurut pendapat Dydiet Hardjito (1997: 6) organisasi dibutuhkan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi mempunyai dua buah
pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan, yakni:
1. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.
Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan bagan organisasi yang
mewadahi seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan
piranti manajemen atau Tools of Management.
2. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.
Organisasi sebagai proses yang dinamis. Organisasi selalu bergerak
menuju tercapainya organisasi serta organisasi juga harus mangadakan
commit to user
tanggung jawab, wewenang, dan mengadakan hubungan baik ke dalam
maupun ke luar dalam rangka mencari keberhasilan organisasi.
Menurut Riawan (2005 :37) Organisasi sesungguhnya merupakan
koneksitas manusia yang kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu
dimana hubungan antar anggotanya bersifat resmi (impersonal), ditandai
oleh aktifitas kerjasama, terintegrasi dalam lingkungan yang lebih luas,
memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tanggungjawab kepada
hubungan dan lingkungannya
Dexter Kimball dalam (Ibnu Syamsi,2004:1) mengatakan
Organization is subsidiary to management. Dari pengertian tersebut, dapat
diketahui betapa pentingnya fungsi organisasi dalam managemen,
selanjutnya kana dijelaskan oleh Kimbal bahwa “ It embrace the duties of
designing the departments and personal that are to carry on the work,
defining their functioned specifying the relations that are to excist between
departments and individuals. Organization as an activity is in fact a
mechanism of managementt “
(Tugas dan fungsi organisasi membuat bagian-bagian beserta
penempatan orang-orang, menetapkan tugas-tugasnya, hubungan antara
bagian yang satu dengan yang lainnya, serta hubungan orang dalam
bagian. Organisasi sebagai kegiatan, dalam kenyataannnya merupakan
commit to user
Menurut Inu Kencana Syafei (1999:53-54) organisasi
disimpulkan sebagai berikut :
i. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi
ii. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antar individu maupun
kelompok baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar
iii. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas
iv. Berlangsung proses aktifitas berdasarkan kinerja masing-masing.
Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari sejumlah
orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bahwa organisasi yang bergerak
dalam hal penyediaan pelayanan merupakan suatau kegiatan atau aktivitas
dalam organisasi tersebut untuk menciptakan pelayanan khususnya
perhubungan angkutan darat, serta membantu mengelola angkutan massa
moda transportasi. Organisasi tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan
yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud organisasi tersebut
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal mempunyai tugas
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi di bidang pengelola Bus Rapid Transit dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dalam
bidang perhubungan komunikasi dan informasi khususnya sebagai pengelola
Bus Trans Semarang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
commit to user
untuk mengelola, namun kewenangan tetap berada pada Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, serta mengawasi.
2.2.1. Pendayagunaan atau Efisiensitas
Menurut (Ibnu,2004:2) dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia, efektif
diterjemahkan dengan hasil guna sedangkan efisien diterjemahkan dengan
dayaguna. Ini menunjukkan bahwa hasilguna lebih ditekankan pada hasilnya
saja (tanpa mempertimbangakan hasil yang dicapai itu dengan atau tanpa
pemborosan). Sementara daya guna disamping hasilnya juga ditekankan pada
daya atau usaha atau pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak
terajadi pemborosan.
Pengertian pendayagunaan atau Efisiensi adalah pengusahaan agar
mampu mendatangkan hasil dan manfaat atau pengusahaan (tenaga dsb) agar
mampu menjalankan tugas denggaan baik. Sedangkan mendayagunanakan
berarti mengusahakan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat:
mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dng baik: kemampuan
mendatangkan hasil dan manfaat; efisien; tepat guna;
(http://www.artikata.com/arti-362289-pendayagunaan.html diakses pukul
09.30 pada tanggal 28/02/2012).
Dalam hal ini pendayaagunaan berarti sama halnya dengan efisien dan
efektivitas dua hal yang tidak bissa terpisahkan menurut Petter F. Drucker
commit to user
manager dapat diukur berdasarkan dua konsep yakni efisiensi dan efektifitas.
Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas
menjalankan pekerjaan yang benar. Efisensi berarti kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran.
Seorang manager yang efisien adalah manager yang mencapai keluaran atau
hasil yang maksimal. Manager yang memiliki kemampuan untuk
meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan adalah manager yang bertindak dengan efisien.
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.
Seorang manager yang efektif adalah manager yang memilih pekerjaan yang
benar untuk memilih pekerjaan yang dioperasikan.
Efisensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan kemungkinan- kemungkinan yang tersedia (material, mesin,
dan manusia) dalam tempo yang sepndek-pendeknya, di dalam keadaan yang
nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah ) tanpa menganggu keseimbangan
antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu (Wirapati dalam The
Liang Gie, 1976 : 26).
Menurut H. Emerson dalam bukunya Hasibuan Mlayu (2009: 242-243)
Efficiency is the ratio input to output, benefit to cost (performance to the use
of resources),as that which maximizes result which limited resources. In other
words, it was the relation between what is accomplished and what might be
accomplised. (Efisien adalah perbandingan yang terbesar antar masukan
sumber-commit to user
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
dengan penggunaan sumber-sumber daya tertentu. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa ynag harus
diselesaikan. Sedangkan efektif menurut H. Emerson adadalah Effectiveness
is measuring in term of attaining prescribed goal objectivees. (Effektiv
adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya).
Menurut Ghiselli dan Brown dalam Ibnu Syamsi, Efisien adalah “ The
term efficiency has a very exact definnition. It is expressed as the ratio of
output to input ” (E.E.Ghiselli & C.W. Brown,19955 : 251). Jadi menurut
Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti,
yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input).
Menurut (The Liang Gie dan Miftah Toha, 1978 : 8-9) Efisiensi adalah
perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan usahanya. Perbandingan ini
dapat dilihat dari dua segi mutu atau jumlah berikut ini :
a. Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien jika suatu usaha
memberikan hasil yang maksimun. Maksimum dari segi mutu
commit to user
b. Usaha
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil
tertentu tercapai dengan usaha yang minimum, mancakup lima
unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda
(termasuk uang).
Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam . http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html diakses
pada tgl 03/03/2012 pukul 20.08 yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,
bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisiensi adalah penggunaan sumber
daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi
menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha
untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu
pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat
dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam.
dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang
efisien bila dibandingkan dengan cara B. efisien berarti melakukan sesuatu
yang benar (do the right thing). atau melakukan sesuatu yang benar dengan
commit to user
Kegiatan-kegaitan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan
pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, artinya bagaimana agar
kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan itu dapat berhasil baik tanpa
terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam sistem prosedur kerja, beserta
teknis pelaksanaannya hendaknya berlandaskan pada efisiensi. Ada istilah
yang pengertiannya mirp dengan pengertian efisiensi misalnya, pengertian
efektifitas. Dalam hal ini efektifitas mengandung arti terjadinya efek atau
akibat yang dikehendaki. Jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah
perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu.
Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga efektif karena dilihat dari segi usaha,
hasil yang dikendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur
usaha yang minimal ( The Lianng Gie dan Miftah Toha, 1978 : 14-15)
2.2.2. Prinsip Berlakunya Efisiensi atau Dayaguna
Dalam Ibnu Syamsi,(2004:5) Untuk menentukan apakah suatu kegiatan
dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau
persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut ;
1. Efisiensi harus dapat diukur
Standart untuk menetapkan batas antara efisein dan tidak
efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan
patokan (standart) awal, untuk selanjutnya menetukan apakah suatu
kegiatan itu efisen atau tidak. Batas ukuran normal untuk
pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas
commit to user
2. Efisiensi mengacu pada perimbangan rasional
Rasional artinya segala perimbangan harus berdasarkan
akal sehat, masuk akal, logis dan bukan emosional. Dengan
perimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan
lebih terjamin. Subjektifitas pengukuran dan penilaian dapat
dihindarkan sejauh mungkin.
3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)
Dengan demikian, kualitas boleh saja ditingkatkan tetapi
jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar
kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. Jangan sampai
hasil ditingkatkan tetapi kualitasnya rendah. Mutu harus tetap
dijaga dengan baik.
4. Efisiensi merupakan tejnis pelaksanaan
Sehingga jangan sampai bertentangan dengan kebijakan
atasan. Tentu saja kebijakan atasan itu sudah dipertimbangkan dari
berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya
dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak tidak terjadi
pemborosan.
5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan
organisasi yang bersangkutan
Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan
kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan
commit to user
diusahakan peningkatannnya. Setiap organisasi, apakah itu instansi
pemerintah, badan swasta ataupun perusahaan, mempunyai
kemampuan yang tidak terlalu sama. Pengukuran efisiensi
hendaknya didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilkinya,
baik mengenai sumber daya manusianya, dananya maupun
fasilitasnya.
6. Efisiensi itu ada tingkatannya
Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan tingkatan
efisiensi, misalnya saja :
a. Tidak efisien
b. Kurang efisien
c. Efisien
d. Lebih efisien
e. Paling efisien (optimal).
Tingkatan efisiensi dapat juga menggunakan angka prsentase (%). Tentu
saja masing-masing golongan tingkatan itu harus ditentukan dengan cermat
dan jelas batasannya.
Keenam syarat itu harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya.
Kalau persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien
atau tidak, dan tidak dapat menentukan seberapa tinggi tingkatan efisiennya.
commit to user
pengorbanan (input). Semuanya itu dimulai dengan batas ukuran normalnya
dulu, selanjutnya barulah diketahui efisien atau tidaknya, atau tingkatan
efisiensinya.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa efisiensi adalah tingkat dimana suatu
organisasi berupaya mengusahakan agar hasil yang dikerjakan mempunyai
manfaat bagi orang sekitar serta mampu mengoptimalkan tujuan agar sesuai
dengan rencana tidak membuang-buang waktu.
Menurut Undang-Undang Transportasi No 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Jalan tersebut dijelakan pula dalam pasal dua bahwa harus
memperhatikan asas efektif dan efisien Yang dimaksud dengan asas efisien
dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang
pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan konsep tersebut
dapatlah terpenuhi kebutuhan konsumen oleh pihak pemerintah selaku
fasilitator serta pengelola
Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada
pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika
sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini BUS RAPID TRANSIT
bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai pengganti
angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6