• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

HALAMAN MOTTO

Percaya kekuatan do’a dan usaha

(penulis)

Tiada Apapun Yang Tak Tertembus Oleh Doa yang dilandasi Rasa Yakin, Iman dan Taqwa Serta Rasa Sabar

(6)

commit to user

vi

Halaman Persembahan

Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk :

- Bapak dan Ibuku untuk Segala kasih sayang, kesabaran, dan kucuran doa yang yang telah beliau berikan.

- Adikku tersayang Dek Aji yang selalu menyayangiku.

- Kakak-Kakakku (Senior) yang selalu memberikan semangat dan dukungan penuh kepada saya (Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak

Nila, Mbak Yuni, Mbak Sicka).

- Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doa‟nya. (Lusi, Iin, dan Maya,Tika, Dina, Alvi, Unge,).

- Kakak kos dan adik-adik kos Wisma Sakinah (Mbak Swety,Mbak Sari,Dek Vivi,Mbak Yuni,Mbak Sicka,) terimakasih atas motivasi kalian selama ini

padaku.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang ”.

Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untk memenuhi salah satu

syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, arahan motivasi

serta nasehat, atas bimbingan, arahan, dan motivasi serta kesabarannya

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Drs. Pawito,Ph.D. selaku Dekan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sebelas Maret .

3. Bapak Muchtar Hadi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas

(8)

commit to user

viii

4. Bapak Drs. Sudarto , M.Si selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Ednawan H Selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan saya

dalam meneliti.

6. Bapak Triwibowo, SE, ATD, MT selaku Kepala Subbid. Keselamatan

sarana dan prasarana yang telah memberikan kemudahan didalam

penyusunan skripsi ini serta membantu saya dalam pengumpulan materi.

7. Bapak Istijab, SE, MM selaku Kasie Angkutan yang telah memberikan

kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta telah membantu saya

dalam pengumpulan materi untuk penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Moch Antono, SE Selaku Kasie Rekayasa telah yang telah

memberikan kemudahan bagi saya untuk berkesempatan bertemu dengan

orang-orang terkait, dan berkesempatan untuk wawancara.

9. Bapak Joko Umboro Jati, SE Selaku Manager Pengelola BRT (Bus Trans

Semarang) telah telah memberikan kemudahan bagi saya dalam

pengumpulan materi untuk penulisan skripsi ini.

10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan

kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap

dukungan dan do‟a restu yang tidak pernah putus.

11. Kepada Adikku atas doa dan dukungannya.

12. Untuk Tika, Lusi, Iin, Maya, Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas

(9)

commit to user

ix

13. Untuk rekan-rekan Kost Wisma Sakinah Mbak Swety, Mbak Sari, Dek

Vivi, Mbak Yuni, Mbak Sicka atas kebersamaan kita selama ini.

14. Untuk angkatanku AN‟ 10 Non Reguler atas dukungannya sukses selalu.

15. Untuk kakak-kakakku angkatan AN‟ 09 Non reguler yang telah

memberikan semangat dan kebersamaannya akan terkenang.

16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses

penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan

penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini

dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan

dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.

Surakarta, September 2012

Penulis,

Rina

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi-vii DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRAKS ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1. Peranan ... 11

(11)

commit to user

xi

2.2.1.Pendayagunaan atau Efisiensitas ... 31

2.2.2.Prinsip berlakunya efisensi atau dayaguna ... 36

2.2.3.Transportasi Bus Trans Semarang ... 42

2.2.4.Bus Rapid Transit ... .43

2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Pendayagunaan Pengelolaan Bus Trans Semarang ... 48

2.4. Kerangka Pemikiran ... 51

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 55

3.2. Lokasi Penelitian ... 55

3.3. Sumber Data ... 56

3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... 57

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.6. Teknik Analisis Data ... 58

3.7. Validitas Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang ... 61

4.1.1. Kondisi Geografis ... 61

4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang ... 65

4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi 67 4.3.1. Pembentukan Organisasi ... 67

4.3.2. Kedudukan ... .67

(12)

commit to user

xii

dan Informasi ... 68

4.3.4. Visi dan Misi ... 69

4.3.5. Susunan Organisasi ... 70

4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ... 71

4.3.7. Kepegawaian ... 90

4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia ... 93

4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum ... 93

4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang ... 93

4.5. Kelebihan BRT ... 97

4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang ... 98

1. Menyediakan Sarana dan Prasarana ... 102

2. Promosi ... 110

3. Pengawasan ... 116

4. Regulasi ... 120

5. Evaluasi dan Pengembangan ... 123

6. Pembayaran BOK ... 131

a. Pemeliharaan dan Perawatan Bus ... 132

b. Menggaji Sopir dan Keamanan Bus ... 132

4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan ... 133

4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang ... 135

(13)

commit to user

xiii

2. Faktor Penghambat ... 138

a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ... 138

b. Terbatasnya Jumlah Anggaran ... 138

c. Trayek Yang Berhimpitan ... 139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 141

5.2. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Evaluasi Pengelolaan BRT Trans , Semarang ... 5

Tabel 1 Trayek Trans Semarang yang berhimpit dengan Trayek

Angkutan Umum ... 6

Tabel 2 Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit BRT

Semarang Oktober-Desember 2010 ... 6

Tabel 4.1 Data kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010 62

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang menurut

kecamatan di Kota Semarang 2010 ... 63

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan 31

Desember 2011 ... 91

Tabel 4.4 Jumlah pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang 31 Desember 2011 ... 92

Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan

dan Mesin 2011 ... 92

Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan Berdomisili

di Kota Semarang ... 94

Tabel 4.7 Jumlah Rata-rata penumpang BRT koridor I

(15)

commit to user

xv

Tabel 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan ... 101

Tabel 4.9 Daftar Sosialisasi ... 114

Tabel 5.0 Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool

Mangkang- Bulan Juli 2012 ... 118

Tabel 5.1 Daftar nama pengusaha / Merk Bus untuk Koridor 1

dalam rangka pengadaan Barang dan Jasa

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ... 20

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 54

Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman ... 60

Gambar 1 Prosentase Penggunaan Areal Tanah... 64

Gambar Pembangunan Shelter Koridor 2 ... 107

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keterangan Riset pada Dinas Perhubungan Kota Semarang

Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk Dinas

Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk UPTD

Surat Ijin Penelitian Kesbangpolinmas untuk Bappeda Kota Semarang

Surat permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas

Surat permohonan Ijin Penelitian Badan Pusat Statistik

Surat permohonan Ijin Penelitian Dinhubkominfo Kota Semarang

Surat Permohonan Ijin Penelitian Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal

Mangkang

Surat Keterangan Riset pada PT. Trans Semarang

Tabel 4.7 Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1

Mangkang-Penggaron 2011

Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I

Mangkang-Penggaron 2011

Tabel 3 Database Loadfactor Bus Trans Semarang bulan Oktober

2010-Januari 2011.

Tabel 1 Daftar titik lokasi halte bus Koridor 1

Tabel Target Sosialisasi

Brosur Bus Trans Semarang

Tabel Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan

(18)

commit to user

xviii

Tabel Pengawasan Sistem Kerja Pramugara Pool Mangkang Bulan Juli

2012

Tabel Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang

Jadwal Pengawas Angkutan BRT Trans Semarang

Tabel Rekapitulasi Pendapatan Harian BRT Koridor I

Mangkang-Penggaron Per Juni 2012

Tabel Rata-rata Penumpang Bus Rapid Trans Koridor I

Mangkang-Penggaron 2010

Tabel Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I

Mangkang-Penggaron 2012

Tabel Load Factor BRT Bln Oktober-Desember 2012 dan Grafik

Pendapatan + Biaya Operasional Kendaraan BRT Trans Semarang

Koridor I Mangkang-Penggaron Bulan Oktober-Desember 2012

Gambar Gambar Pelayanan BRT,

Surat perjanjian pekerjaan pemborongan (Kontrak) PT dengan Dinas

Surat Penunjukkan Penyedia Barang dan Jasa

Surat Penetapan Pemenang dan Pemenang Cadangan Langsung Pekerjaan Jasa

Pengoprasian BRT T.A 2011

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah

Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang tentang Ijin

Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum.

(19)

commit to user

xix

ABSTRAK

RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Pendayagunaan Bus Trans Semarang”. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Non Reguler, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.

Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan gejolak sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan digunakan teknik analisis interaktif.

(20)

commit to user

xx

ABSTRACT

RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “The Role of the Department of Transportation and Information in order to make and efficient of Bus Trans Semarang”. Thesis. Department of Administrative Sciences Faculty of Social and Political Sciences. Non Regular, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.

Semarang city has a good range of transportation modes. The one of transportation which is not develop yet is Bus Trans Semarang. The reason the government especially the Department of Transportation of Semarang launched Bus Rapid Transit is of provide a better mode of transportation to the citizens of Semarang, but this reason has caused social problem between public transportation because their route is collided each other. The Bus Rapid Transit procurement can not reduce the traffic jam in Semarang yet. In this case, the Government prefers improving transportation services because it is appreciaced that transportation service. Is worse than Bus Rapid Transit because the public transportation always stop and wait for passangers everywhere. But Bus Trans Semarang has caused social problem with public transportasion

The purpose of the study is to describe the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang in order to empower Bus Trans Semarang, and to know what factors that support and hinder obstruct in doing the activities which related to the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang.

The research method that used is descriptive qualitative. Data collection techniques using observation, documentation and interviews. Sampling using purposive sampling. To test the validity of the data used data triangulation technique, whereas is used to take the conclusion.

(21)

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang

mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Peran utama kota ini

adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan,

industri dan sebagai pusat pelayanan bagi kawasan di sekitarnya. Karena

kepesatan inilah yang akhirnya mempengaruhi transportasi publik, dimana

rendahnya pelayanan yang diberikan membuat orang-orang lebih suka dan

berpikir menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi darat merupakan

salah satu sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah bahkan suatu negara yang akan mendorong efisiensi pergerakan

barang dan jasa.

Semarang yang menjadi Central Java atau lebih dikenal Ibukota

Jawa Tengah untuk menganggulangi kemacetan dalam hal ini penerapan

Bus Trans Semarang masih kurang optimal dalam menambah jumlah

penumpang karena penghuni Semarang lebih suka menggunakan kendaran

pribadi yang lebih efisien serta cepat daripada menggunakan Bus Trans

Semarang. Padahal konsep Bus Trans Semarang merupakan sistem

angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan

memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi dalam kota.

(22)

commit to user

angkutan lama karena dinilai buruknya fasilitas angkutan kota. Untuk

mengatasi hal tersebut di sektor angkutan darat hingga saat ini masih

adanya kemacetan; di kalibanteng, jalan yang rusak, dengan adanya

penerapan Bus Trans diharapkan mampu lebih mengefisienkan kemacetan

sebagaimna konsep pendayagunaan yaitu lebih mengutamakan

pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat serta efisiensi .

Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang,

diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan

HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Menurut keterangan

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

(Dishubkominfo) Kota Semarang, Andi Agus Wandono mengatakan,

operasional Bus Rapid Transit pada saat itu hanya untuk 1-2 hari saja,

yaitu Sabtu dan Minggu. Pengoperasian selanjutnya menunggu

penyempurnaan infrastruktur dan konsorium operator. Pada hari pertama

pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu,

penumpang tidak dipungut biaya

(http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=ber

itacetak.detail =6180801/05/2009).

Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada

pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan

jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini Bus Rapid

(23)

commit to user

pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud

pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan,

mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan

wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada

tiap-tiap trayek.”

Penyelengaraan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang,

seperti kota Besar di pulau Jawa pada umumnya mengalami masalah

transportasi yang cukup pelik. Berbagai permasalahan seperti

pertumbuhan jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan

jalan, pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak sering dengan peningkatan

kapasitas dan pembukaan akses. Selain itu juga penggunaan kendaraan

pribadi yang jauh lebih besar daripada kendaraan umum, pelayanan

angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif kurang, dan sebagainya

mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada beberapa

penggal jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara yang tidak ramah

akan lingkungan. Bus Rapid Transit di Kota Semarang bernama Bus Trans

Semarang baru sempat diujicobakan saja pada 23 Mei 2009. Kota

Semarang mendapatkan bantuan dari APBN berupa 20 unit kendaraan bus

besar (berkapasitas 83 orang) dan sarana halte sebanyak 53 unit.

Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan

massal yang murah dan nyaman. Djoko mencontohkan, pemkot dapat

menyediakan angkutan massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans

(24)

commit to user

komuter untuk transportasi antarkota. Tanpa adanya angkutan massal yang

memenuhi standar pelayanan minimal, masyarakat bakal enggan beralih

dari penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini, Bus Rapid Transit masih sepi

penumpang karena pengoperasiannya belum optimal. Sebagai gambaran,

PT Trans Semarang selaku konsorsium Bus Rapid Transit, merugi Rp 321

juta hingga akhir Oktober sejak Bus Rapid Transit dioperasikan pada 18

September lalu. Hal ini karena jumlah penumpang rata-rata masih 2.500

orang per hari jauh dari target 6.800 penumpang per hari. Hal ini

dikarenakan pelayanannya belum optimal. Jumlah halte masih kurang,

pembelian karcis masih di atas bus, dan halte belum dilengkapi dengan

tenaga keamanan.

(http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/05/23051475/Jumlah.Kendara

an.Bermotor .Harus. Dikendalikan 23:05 WIB).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

(Dishubkominfo) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, di Semarang,

Rabu, mengatakan bahwa jika sebelumnya penumpang Bus Rapid

Transit-Trans Semarang sepi, sekarang jumlah penumpang per harinya bisa

mencapai 4.417 orang. Bertambahnya jumlah penumpang Bus Rapid

Transit Trans-Semarang memberikan dampak bertambahnya pendapatan,

jumlah subsidi pemerintah yang pada bulan Januari 2011 masih sebesar

44,9 persen turun menjadi 43,7 persen (Februari 2011), dan pada Maret

(25)

commit to user

pelajar (http://www.antarajateng.com/det ail/ind ex.php?id=43037 diakses

18/2/11/pukul 21.12).

Peminat kebanyakan adalah para anggota pelajar yang dibebankan

dengan biaya 2000,- rupiah hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan

antara tahun 2010-2011, dengan perbandingan tersebut berimbas pada

menurunnya jumlah subsidi pemerintah dari bulan Januari sampai Maret

2011.

EVALUASI PENGELOLAAN BUS RAPID TRANSIT TRANS, Semarang

o ulan

Sumber : BLU UPTD Terminal Mangkang DISHUBKOMINFO Kota Semarang,2011

Adapun berbagai kendala yang dihadapi dalam pengoperasiaan Trans

Semarang adalah :

- Masih banyaknya pelaku yang menolak kehadiran Trans Semarang,

terutama pelaku usaha yang trayeknya berhimpitan dengan Trans

(26)

commit to user

halnya misalnya adanya himpitan yang menimbulkan gejolak

sosial. Hal ini diperkuat dengan data artikel berikut ini BERITA -

jawa.infogue.com - SEMARANG, - Penurunan tarif bus mini

koperasi angkutan kota Rata Kencana trayek Mangkang-Penggaron

yang dipicu kehadiran bus rapid transit (BRT) Trans Semarang

menunjukkan pengelolaan transportasi massal yang masih parsial.

Pemerintah Kota Semarang semestinya turut mengatur trayek yang

berhimpitan dengan BRT untuk menghindari adanya persaingan

tidak sehat.

"Seharusnya, angkutan yang trayeknya berhimpitan dengan

BRT itu dialihkan menjadi angkutan pengumpan (feeder) sehingga

pengusaha angkutan yang lebih dulu beroperasi tidak dirugikan,"

ujar peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata

Djoko Setijowarno, di Kota Semarang, Kamis (1/10). Berita >>

Regional >> Jawa diakses 14 Februari 2012

(http://jawa.infogue.com/trayek_angkutan_perlu_diatur_)

Berikut ini adalah trayek yang berhimpitan dengan rencana

pengoperasian Trans Semarang.

Tabel 1. Trayek Trans Semarang yang berhimpitan dengan Trayek Angkutan

Umum

o

Koridor Trayek yang

Overlap

Mangkang-Penggaron B.02, B.04, B.21,

(27)

commit to user

Pudakpayung-Penggaron B.01, B.06, B.09,

B.13, B.16, B.20, B.25, B.28, B.35,B.43,B.44

Terboyo-Simpang Lima B.15,B.19,B.42,B.47,

B.5 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang,2010

Melihat besarnya kegunaan Bus Trans Semarang di Kota Semarang

apalagi Kota tersebut adalah Ibukota Jateng yang dikenal dengan wisata

kulinernya, maka diharapkan mampu membantu mengurangi kemacetan

setempat serta dalam rangka menumbuhkembangkan yang tepat kembali

agar dapat sesuai rencana yang harapkan berupa berhasil guna serta efisien

dalam pendayagunaan. Untuk mencapai hal tersebut kembali tentunya

dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat, baik dalam bidang

perencanaan, pelaksanaan, pendayagunaan Bus hingga managemen

pengelolanya dapat dilaksanakan dengan baik utamanya digunakan untuk

penumpang. Dukungan pemerintah bagi aktivitas pendayagunaan Bus

dalam rangka menigkatkan dan mengelolanya agar PT.Trans tidak merugi

lagi. Pemerintah merupakan pelindung sekaligus fasilitator bagi

terselenggaranya kegiatan masyarakatnya.

Salah satu instansi pemerintah yang berkompeten dalam

pendayagunaan Bus adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang, berdasarkan Peraturan

Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota

Semarang, dan kini lebih ke pengelolanya segalanya diserahkan ke dalam

UPTD Terminal sesuai dengan Perwal No.8 Tahun 2010 tentang

(28)

commit to user

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota

Semarang.

Hal ini sesuai dengan visi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang yang merupakan bagian

dari UPTD Terminal Mangkang, yakni “TERWUJUDNYA

PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA

PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB

DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA”.

Perhatian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi Kota Semarang dalam hal pendayagunaan Bus Trans

Semarang agar dapat digunakan dengan efisien, dalam Tugas pokok dan

Fungsi Bidang Perhubungan Darat antara lain: penyelenggaraan,

pengaturan, pengawasan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta

mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis

Dampak Lalu Lintas.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informasi dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan secara

optimal dan tepat sasaran.

Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis

Dinas Terminal Mangkang Kota Semarang diharapkan dapat terus

berperan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang agar dapat berguna

(29)

commit to user

Berangkat dari kondisi tersebut diatas, peneliti tergerak untuk

melaksanakan penelitian tentang “ Peran Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pedayagunaan Bus

Trans Semarang (Bus Rapid Transit)”

1.2Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans

Semarang?

b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

mendayagunaan Bus Trans Semarang?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka didapatkan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans

(30)

commit to user

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam rangka

mendayagunaan Bus Trans Semarang.

2. Tujuan Fungsional

a. Agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca dalam memahami bagaimana peranan Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan

Bus Trans Semarang .

b. Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

masukan bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota

Semarang.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di

Fakultas Ilmu Sosial dan Imu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, sekaligus

untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang ada diperkuliahan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan

serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan

masalah yang diteliti, dan berguna bagi pihak yang berminat pada

(31)

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya

landasan-landasan teori yang mendukung ke arah permasalahan. Karena teori

merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk

mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis.

2.1. Peranan

Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 75) role atau peranan merupakan

dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau juga bisa

disebut status obyektif. Peranan atau status kait-mengkait yaitu karena status

merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua

unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang jadi

bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (W.J.S.

Poerwodarminta, 2007: 870).

Phil Astrid S. Susanto (1999: 77) menyimpulkan bahwa faktor yang

menentukan bagaimana peranan akan dilakukan ditentukan oleh:

a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma

keseragaman yang berlaku dalam kelompok/masyarakat dalam situasi

yang sama.

b. Apabila orma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar

(32)

commit to user

c. Apabila individu dihadapi dengan situasi dimana lebih dari satu norma

(yang dikenalnya) berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi

dan modifikasi antara norma-norma ini.

Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, salah satu

tidak ada artinya apabila yang lain tidak ada. Peranan muncul sebagai akibat

seseorang mempunyai status dan kedudukan. Sedangkan kedudukan dan

status seseorang dalam kelompok sosial masyarakat akan melibatkan

seseorang dalam berbagai penemuan yang harus dijalankan.

Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh

seseorang. Pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat

mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa organisasi, peranan

diperoleh dari uraian jabatan. Adapun uraian jabatan itu merupakan dokumen

tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas

sesuatu pekerjaan. (Thoha, Miftah , 2003: 80).

Koentjaraningrat memberikan definisi peranan sebagai arti yang lebih

khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh

individu-individu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu-individu-individu

dalam kedudukan-kedudukan lain. (1990: 169).

Selanjutnya saya akan mengkaitkan konsep peranan disertai dengan tugas

dan fungsi dari sorang manager dalam menjalankan dan mengerakkan suatu

badan atau oraganisasinya. Berikut definisi POAC berdasarkan definisi para

(33)

commit to user

Menurut Harold Koontz and Cyril O‟Donnel dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:20) Planning is the function of manager which involves

the selection from alternative of objective,polities,prosedure and programs.

(perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang berhubungan dengan

memilih tujuan, kebijaksanaan, prosedure dan program dari alternatif yang

ada).

Sedangkan organisasi menurut G.R Terry dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:20-21) Organizing is the esthablising of the effective

behavioural relantionship among persons so that they may work together

efficiently and again personal satisfaction for the purpose of achieving some

goal are objective (pengoganisasian adalah tindakan mengusahakan

hubungan kelakuan yang efektif antara oarang, sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan

pribadi dalam hal melasanakan tugas tertentu dalam kondisi lingkungan

tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu).

Menurut Henry Fayol dalam (Dr. Sondang P. Siagian,2007:97-98)

menggunakan istilah Commanding/Actuating sebagai Pergerakan dalam

karyanya General and Industrial Administration. Berpendapat bahwa cara

terbaik untuk menggerakkan anggota organisasi adalah dengan cara

pemberian komando dan tanggungjawab uatam para bawahan terletak pada

(34)

commit to user

Sedangkan Controlling menurut Earl P.Strong dalam (Drs. Malayu

S.P.Hasibuan,2007:21) Controlling is the prosess of regulating the various

factors in an enterprise according to the reqiutment of its plans (

pengendaliana adalah proses pengauran berbagai faktor dalam suatu

perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan suatu rencana).

Sedangkan evaluasi dalam buku Sondang P Siagian, 2007 : 152) evaluasi

adalah pengukuram dan pembandingan hasil yang nyatanya dicapai dengan

hasil yangs seharusnya dicapai.

Dalam George R.Terry dalam (2006:15-19) memperlihatkan bahwa

empat kombinasi fungsi managerial yang paling umum dalam rangka

pencapaian tujuan, akan terlihat bahwa kombinasi tersebut terdiri dari :

Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising), Memberi dorongan

(Actuating) dan Pengawasan (Controling).

1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning

mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk

pemilihan alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk

mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan

suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.

2. Organising mencakup : (a) membagi komponen kegiatan yang

dibbutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok. (b)

(35)

commit to user

pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara

kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian

berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan

penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai

bagian dari unsur organising. Di dalam setiap kejadian,

pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal

dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerjasama secara

efektip guna mencapai tujuan bersama.

3. Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan

yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan

melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan

dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai.

Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan

manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,

memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada

mereka.

4. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

ketiga dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan

dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak

diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik.

Ada berbagai cara mengadakan perbaikan termasuk merubah

rencana dan bahkan tujuannya mengatur kembali tugas-tugas atau

(36)

commit to user

melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas

penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan

mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang

sudah atau akan dilaksanakan.

Selanjutnya, (dalam George Terry, 2006:15-19) uraian tugas tersebut

selalu didasarkan pada interpretasi dan sambil berjalan, manager

menyesuaikan isi dari tugasnya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan

suatu perubahan oleh manager yang bersangkutan dan organisasinya. Setelah

ada suatu spesifikasi tugas secara komprehensif, maka langkah selanjutnya

ialah mengidentifikasikan spesifikasi dari tersebut. Spesifikasinya mencakup

pengetahuan, ketrampilan, tindakan dan karakteristik yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan managerial secara efektif..

Sedangkan dalam Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig

(2007:575-578) fungsi managemen :

1. Merencanakan

Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manager adalah

merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan

dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan

pembuatan startegi yang menyeluruh dan kibijaksanaan umum

plus program dan prosedur spesifik. Perencanaan memberikan

kerangka untuk memadukan pengambilan keputusan di seluruh

(37)

commit to user

manager dan organisasi untuk mengatasi perubahan dalam

lingkungan mereka.

2. Mengorganisir

Mendapatkan orang dan sumber daya yang sesuai belum

menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manager juga

bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk

melaksankan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran

yang relevan. Struktur dan proses organisasi dirancang agar

sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relatif permanen

adalah cocok untuk aktivitas yang stabil dan rutin. Sebaliknya,

keadaan yang berubah-uabah misalnya, dalam industri teknologi

tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc,

satgas (task forces), dan kelompok proyek.

3. Melaksanakan

Sasaran, rencana, sumber daya dan desain, semuanya

adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk

melaksanakan. Tetapi tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada

usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk baru harus

dihasilkan dan dijual. Prosedur pengurangan biaya harus dipakai

untuk mengantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus

dipertahankan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan basis

bagi penyelngaraan organisasi keseluruhannnya. Para manager

(38)

commit to user

dan prosedur. Atau mereka mungkin hanya langsung terlibat

dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga

hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha manusia yang terlibat

dalam pelaksanaan itu merupakan suatu fungsi kesangggupan

mananger untuk mempengaruhi orang lain –bawahan,rekan

sebaya, dan boss.

4. Mengawasi

Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah

yang eprlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan

kemampuan managemen melaksankan tugasnya. Pengawasan

(Controlling) adalah fungsi manager untuk memelihara aktivitas

organisasi dalam limit-limit yang diijinkan, yang diukur dengan

harapan. Saling menjalin dan bergantung pada perencanaan.

Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaa.

Bersamaan dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan

seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau

sekurang-kurangnya penyesuaian rencana sekarang. Organisasi itu

mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelengaraan dengan

rencana strategi 5 tahun atau menbandingkan hasil-hasil spesifik

dengan kouta produksi 25 unit perjam.

Fungsi-fungsi dasar manager itu sangat saling bergantung.

Fungsi-fungsi tersebut biasanya tidaklah dilaksanakan dalam

(39)

commit to user

blok waktu yang sama sekali terpisah. Secara formal maupun

informal, para manager melaksanakan fungsi ini. Beberapa

manager cukup beruntung mempunyai asisten khusus bagian staff

untuk sebagian tugas ini misalnya satf perencanaan jangka

panjang, depertemen latihan, atau unit, pengawasan mutu. Tetapi,

dengan atau tanpa bantuan, para managerlah akhirnya yang

bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar ini

yang merupakan alat untuk mencapai prestasi organisasi dan

untuk menjamin kontinuitas kemampuannya untuk berbuat

demikian.

Jadi dapat pula diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan

pergerakan dari kedudukan itu sendiri. Dimana dapat pula diartikan dengan

kata lain peranan merupakan implementasi yang kokoh sebagai pembangun

dari tugas, fungsi, wewenang yang terdapat dalam suatu kedudukan, dapat

disebutkan bahwa fungsi dari sebuah badan dan organisasi tidak lepas dari

tugas dan fungsi manager yang menjalankan dan menggerakkan badan

organisasi tersebut melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, serta

Pengendalian. Dengan tugas, fungsi, wewenang tersebut suatu badan atau

organisasi dapat melakukan tindakan tegas demi tercapainya tujuan, target,

(40)

commit to user

Alasan organisasi tersebut melakukan melakukan Planning,

Organizating, Actuating, dan Controlling dalam George Terry dalam

Prinsip-Prinsip Manangemen (2006:19-20) diterangkan bahwa diperlukan

pertukaran informasi yang kontinyu disertai kesediaan berkompromi dan

memperbaikinya untuk kepentingan perusahaan. Diajukan pemikiran supaya

menganggap fungsi tambahan sebagai hal yang fundamental di dalam proses

managemen, termasuk didalamnya adalah pemberian wewenang,

berkomunikasi, berkonsultasi, mengadakan evaluasi dan integrasi pengukuran

dan menyusun spesifikasi tugas. Seseorang manager memang melaksanakan

tugas tersebut, berikut gambar pada hal 16 bahwa pelaksanaan poac perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam mencapai target yang

(41)

commit to user

Gambar 1 pada hal 16.

A B C D E

Penempatan

Motivasi Dorongan

Koordinasi

Inovasi

Representing

Sumber : G.R Terry

Perlu ditekakann bahwa fungsi fundamental dari managemen saling

berkaitan. Planning misalnya, berpengaruh kepada organizing dan organizing

berpengaruh kepada controlling. Satu fungsi tidak berhenti sebelum yang lain

mulai berfungsi. Mereka mutlak berbaur dan umumnya tidak dilaksanakan

tersendiri.

Manager

Perencanaan

pengorganisasian

Pengarahan

pengawasan

(42)

commit to user

Dalam M Taufiq Amir 2006(237-238) menyatakan konsep ini

menggambarkan bahwa apapun level manager atau di organisasi manapun ia

bekerja, ia akan harus menjalankan aktivitas komunnikasi dengan baik. Bila

ingin dinyatakan secara singkat, Manager memanfaatkan proses komunikasi

dalam menjalankan fungsi-fungsi utamanya : merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi. Rencana yang telah

dicanangkan, harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mereka akan

terlibat dalam pelaksanaannya baik yang diatas maupun mereka yang dibawah

possisinya. Department lain yang akan menyokongnya. Pihak luar yang turut

terlibat (pemasok stakeholder lainnya).

Kata Kootz & Weichrich (1988, : 461), dalam arti yang luas, sebenarnya

kita bisa mengatakan tujuan dari komunikasi itu untuk memberikan dampak

perubahan guna mempengaruhi tindakan menuju kondisi perusahaan yang

lebih baik. Bila di dalam perusahaan, seperti pembahasan kita diatas, ia

mengintegrasikan fungsi-fungsi manager. Akhirnya masih menuntut Koontz

& Weichrich, kita memerlukan komunikasi itu untuk ;

1. Menyatakan dan menyebarkan tujuan perusahaan

2. Mengembangkan perencanaan agar tujuan tadi tercapai

3. Menata sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya

dengan cara yang paling efektif dan efisien.

4. Untuk memilih dan mengembangkan dan menilai anggota organisasi

5. Untuk memimpin, mengarahkan, dan menciptakan sebuah iklim

(43)

commit to user

6. Mengawasi dan menjaga kinerja yang ada.

Sehingga sebenarnya, komunikasi menyokong fungsi-fungsi

managemen yang ada. Sedangkan dalam bukunya Irine Diana,SE.,MM.

(2008: 15-16) Alasan perlunya dari sebuah perencanaan ataupun Fungsi

Perencanaan :

a. Protective Benefit yang dihasilkan dari pengurangan

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

b. Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapain

tujuan organisasi.

Dari alasan yang disebutkan diatas adapun manfaat dari perencanaan

yaitu:

a. Membantu managemen untuk menyesuiakan diri dengan

perubahan lingkungan.

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama.

c. Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran

operasi yang jelas.

d. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat.

e. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi.

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai

organisasi.

(44)

commit to user

h. Meminimumkan peekerjaan yang tidak pasti.

i. Menghemat waktu, usaha dan dan dana.

Selain manfaat diatas terdapat juga kelemahan dari fungsi perencanaan

tardiri dari ;

a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada

kontribusi nyata.

b. Perencanaan cenderung menunda pekerjaan.

c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi managemen untuk berinisiatif

dan berinovasi.

d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situai

individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut

terjadi.

e. Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.

Dari kejelasan diatas dapat diketahui bahwa melakukan alasan dan

manfaat dari perencanaan sangatlah penting dalam organisasi.

Dalam bukunya Irine (2008:21-22) adapun alasan melakukan fungsi

organisasi. Dengan dilakukannya pengorganisasian yang dapat dipetik dari

berbagai keuntungan atau manfaat baik bagi orang atupun anggota organisasi

maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Manfaat pengoganisasian

(45)

commit to user

a. Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain,

baik dalam tingkatan sama maupun yang berbeda.

b. Dengan adanya struktur organisasi (sebagai pedoman pelaksanaan

pengorganisasian) yang baik setiap anggota dapat mengetahui kepada

siapa ia harus bertanggungjawab.

c. Dengan adanya pengorganisasian. Setiap anggota organisasi dapat

mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing

sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi.

d. Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka dapat dilaksanakan

pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap

anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang.

e. Dengan pengorganisasian yang baik akan tercipta pola hubungan yanng

baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan

bersama secara lebih mudah.

Sebagai pedoman pelaksanaan fungsi ini, dikenal struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu yang dipakai untuk

menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi, agar dapat bekerja

bersama-sama secara harmonis.

Dalam http://edwinnisme.wordpress.com/2012/01/09/pengarahan/

Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi

(46)

commit to user

hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang

pemimpin.

Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi

masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi

kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang

dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat

membantu meningkatkan kinerja mereka.

Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain

mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau

kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka

panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa

yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas

sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas

dapat terselesaikan dengan baik. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang

tepat untuk digunakan yaitu:

1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan

2) Memberikan petunjuk umum dan khusus

3) Mempengaruhi anggota, dan

(47)

commit to user

Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan

cara memotivasi bawahan adalah:

a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di

tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat

memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika

diperlukan.

b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi

dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.

c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional

organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa

perangsang atau insentif.

Dalam Hasibuan Malayu (2009: 242) alasan dilakukannya

Pengendalian adalah untuk bertujuan :

1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan

rencana.

2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan

penyimpangan (deviasi).

(48)

commit to user

Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, akan

tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya

jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat

proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.

2.1.2 Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal

Selanjutnya, saya akan menjelaskan definisi dari organisasi atau badan

atau dinas atau lembaga. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan organisasi

adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari

sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. (2005:

24).

Menurut pendapat Dydiet Hardjito (1997: 6) organisasi dibutuhkan

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi mempunyai dua buah

pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan, yakni:

1. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.

Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan bagan organisasi yang

mewadahi seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan

piranti manajemen atau Tools of Management.

2. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.

Organisasi sebagai proses yang dinamis. Organisasi selalu bergerak

menuju tercapainya organisasi serta organisasi juga harus mangadakan

(49)

commit to user

tanggung jawab, wewenang, dan mengadakan hubungan baik ke dalam

maupun ke luar dalam rangka mencari keberhasilan organisasi.

Menurut Riawan (2005 :37) Organisasi sesungguhnya merupakan

koneksitas manusia yang kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu

dimana hubungan antar anggotanya bersifat resmi (impersonal), ditandai

oleh aktifitas kerjasama, terintegrasi dalam lingkungan yang lebih luas,

memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tanggungjawab kepada

hubungan dan lingkungannya

Dexter Kimball dalam (Ibnu Syamsi,2004:1) mengatakan

Organization is subsidiary to management. Dari pengertian tersebut, dapat

diketahui betapa pentingnya fungsi organisasi dalam managemen,

selanjutnya kana dijelaskan oleh Kimbal bahwa “ It embrace the duties of

designing the departments and personal that are to carry on the work,

defining their functioned specifying the relations that are to excist between

departments and individuals. Organization as an activity is in fact a

mechanism of managementt “

(Tugas dan fungsi organisasi membuat bagian-bagian beserta

penempatan orang-orang, menetapkan tugas-tugasnya, hubungan antara

bagian yang satu dengan yang lainnya, serta hubungan orang dalam

bagian. Organisasi sebagai kegiatan, dalam kenyataannnya merupakan

(50)

commit to user

Menurut Inu Kencana Syafei (1999:53-54) organisasi

disimpulkan sebagai berikut :

i. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi

ii. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antar individu maupun

kelompok baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar

iii. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas

iv. Berlangsung proses aktifitas berdasarkan kinerja masing-masing.

Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari sejumlah

orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bahwa organisasi yang bergerak

dalam hal penyediaan pelayanan merupakan suatau kegiatan atau aktivitas

dalam organisasi tersebut untuk menciptakan pelayanan khususnya

perhubungan angkutan darat, serta membantu mengelola angkutan massa

moda transportasi. Organisasi tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan

yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud organisasi tersebut

adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi di bidang pengelola Bus Rapid Transit dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dalam

bidang perhubungan komunikasi dan informasi khususnya sebagai pengelola

Bus Trans Semarang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal

(51)

commit to user

untuk mengelola, namun kewenangan tetap berada pada Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informasi untuk merencanakan, mengorganisasi,

mengarahkan, serta mengawasi.

2.2.1. Pendayagunaan atau Efisiensitas

Menurut (Ibnu,2004:2) dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia, efektif

diterjemahkan dengan hasil guna sedangkan efisien diterjemahkan dengan

dayaguna. Ini menunjukkan bahwa hasilguna lebih ditekankan pada hasilnya

saja (tanpa mempertimbangakan hasil yang dicapai itu dengan atau tanpa

pemborosan). Sementara daya guna disamping hasilnya juga ditekankan pada

daya atau usaha atau pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak

terajadi pemborosan.

Pengertian pendayagunaan atau Efisiensi adalah pengusahaan agar

mampu mendatangkan hasil dan manfaat atau pengusahaan (tenaga dsb) agar

mampu menjalankan tugas denggaan baik. Sedangkan mendayagunanakan

berarti mengusahakan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat:

mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dng baik: kemampuan

mendatangkan hasil dan manfaat; efisien; tepat guna;

(http://www.artikata.com/arti-362289-pendayagunaan.html diakses pukul

09.30 pada tanggal 28/02/2012).

Dalam hal ini pendayaagunaan berarti sama halnya dengan efisien dan

efektivitas dua hal yang tidak bissa terpisahkan menurut Petter F. Drucker

(52)

commit to user

manager dapat diukur berdasarkan dua konsep yakni efisiensi dan efektifitas.

Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas

menjalankan pekerjaan yang benar. Efisensi berarti kemampuan untuk

melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran.

Seorang manager yang efisien adalah manager yang mencapai keluaran atau

hasil yang maksimal. Manager yang memiliki kemampuan untuk

meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan adalah manager yang bertindak dengan efisien.

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.

Seorang manager yang efektif adalah manager yang memilih pekerjaan yang

benar untuk memilih pekerjaan yang dioperasikan.

Efisensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan

menggunakan kemungkinan- kemungkinan yang tersedia (material, mesin,

dan manusia) dalam tempo yang sepndek-pendeknya, di dalam keadaan yang

nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah ) tanpa menganggu keseimbangan

antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu (Wirapati dalam The

Liang Gie, 1976 : 26).

Menurut H. Emerson dalam bukunya Hasibuan Mlayu (2009: 242-243)

Efficiency is the ratio input to output, benefit to cost (performance to the use

of resources),as that which maximizes result which limited resources. In other

words, it was the relation between what is accomplished and what might be

accomplised. (Efisien adalah perbandingan yang terbesar antar masukan

(53)

sumber-commit to user

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai

dengan penggunaan sumber-sumber daya tertentu. Dengan kata lain

hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa ynag harus

diselesaikan. Sedangkan efektif menurut H. Emerson adadalah Effectiveness

is measuring in term of attaining prescribed goal objectivees. (Effektiv

adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya).

Menurut Ghiselli dan Brown dalam Ibnu Syamsi, Efisien adalah “ The

term efficiency has a very exact definnition. It is expressed as the ratio of

output to input ” (E.E.Ghiselli & C.W. Brown,19955 : 251). Jadi menurut

Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti,

yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan

masukan (input).

Menurut (The Liang Gie dan Miftah Toha, 1978 : 8-9) Efisiensi adalah

perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan usahanya. Perbandingan ini

dapat dilihat dari dua segi mutu atau jumlah berikut ini :

a. Hasil

Suatu kegiatan dapat disebut efisien jika suatu usaha

memberikan hasil yang maksimun. Maksimum dari segi mutu

(54)

commit to user

b. Usaha

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil

tertentu tercapai dengan usaha yang minimum, mancakup lima

unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda

(termasuk uang).

Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

dalam . http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html diakses

pada tgl 03/03/2012 pukul 20.08 yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan

(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,

biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,

bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisiensi adalah penggunaan sumber

daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi

menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha

untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,

membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu

pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat

dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam.

dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang

efisien bila dibandingkan dengan cara B. efisien berarti melakukan sesuatu

yang benar (do the right thing). atau melakukan sesuatu yang benar dengan

(55)

commit to user

Kegiatan-kegaitan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan

pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, artinya bagaimana agar

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan itu dapat berhasil baik tanpa

terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam sistem prosedur kerja, beserta

teknis pelaksanaannya hendaknya berlandaskan pada efisiensi. Ada istilah

yang pengertiannya mirp dengan pengertian efisiensi misalnya, pengertian

efektifitas. Dalam hal ini efektifitas mengandung arti terjadinya efek atau

akibat yang dikehendaki. Jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah

perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu.

Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga efektif karena dilihat dari segi usaha,

hasil yang dikendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur

usaha yang minimal ( The Lianng Gie dan Miftah Toha, 1978 : 14-15)

2.2.2. Prinsip Berlakunya Efisiensi atau Dayaguna

Dalam Ibnu Syamsi,(2004:5) Untuk menentukan apakah suatu kegiatan

dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau

persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut ;

1. Efisiensi harus dapat diukur

Standart untuk menetapkan batas antara efisein dan tidak

efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan

patokan (standart) awal, untuk selanjutnya menetukan apakah suatu

kegiatan itu efisen atau tidak. Batas ukuran normal untuk

pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas

(56)

commit to user

2. Efisiensi mengacu pada perimbangan rasional

Rasional artinya segala perimbangan harus berdasarkan

akal sehat, masuk akal, logis dan bukan emosional. Dengan

perimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan

lebih terjamin. Subjektifitas pengukuran dan penilaian dapat

dihindarkan sejauh mungkin.

3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)

Dengan demikian, kualitas boleh saja ditingkatkan tetapi

jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar

kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. Jangan sampai

hasil ditingkatkan tetapi kualitasnya rendah. Mutu harus tetap

dijaga dengan baik.

4. Efisiensi merupakan tejnis pelaksanaan

Sehingga jangan sampai bertentangan dengan kebijakan

atasan. Tentu saja kebijakan atasan itu sudah dipertimbangkan dari

berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya

dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak tidak terjadi

pemborosan.

5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan

organisasi yang bersangkutan

Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan

kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan

(57)

commit to user

diusahakan peningkatannnya. Setiap organisasi, apakah itu instansi

pemerintah, badan swasta ataupun perusahaan, mempunyai

kemampuan yang tidak terlalu sama. Pengukuran efisiensi

hendaknya didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilkinya,

baik mengenai sumber daya manusianya, dananya maupun

fasilitasnya.

6. Efisiensi itu ada tingkatannya

Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan tingkatan

efisiensi, misalnya saja :

a. Tidak efisien

b. Kurang efisien

c. Efisien

d. Lebih efisien

e. Paling efisien (optimal).

Tingkatan efisiensi dapat juga menggunakan angka prsentase (%). Tentu

saja masing-masing golongan tingkatan itu harus ditentukan dengan cermat

dan jelas batasannya.

Keenam syarat itu harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya.

Kalau persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat

digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien

atau tidak, dan tidak dapat menentukan seberapa tinggi tingkatan efisiennya.

(58)

commit to user

pengorbanan (input). Semuanya itu dimulai dengan batas ukuran normalnya

dulu, selanjutnya barulah diketahui efisien atau tidaknya, atau tingkatan

efisiensinya.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa efisiensi adalah tingkat dimana suatu

organisasi berupaya mengusahakan agar hasil yang dikerjakan mempunyai

manfaat bagi orang sekitar serta mampu mengoptimalkan tujuan agar sesuai

dengan rencana tidak membuang-buang waktu.

Menurut Undang-Undang Transportasi No 22 tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Jalan tersebut dijelakan pula dalam pasal dua bahwa harus

memperhatikan asas efektif dan efisien Yang dimaksud dengan asas efisien

dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang

pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan konsep tersebut

dapatlah terpenuhi kebutuhan konsumen oleh pihak pemerintah selaku

fasilitator serta pengelola

Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada

pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika

sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini BUS RAPID TRANSIT

bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai pengganti

angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6

Gambar

Tabel 4.8
Gambar 1 Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ........
Tabel 4.7 Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1 Mangkang-
Tabel  Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Sebagian besar siswa memberikan respon perasaan senang dengan presentasi yang tinggi terhadap materi pembelajaran pda kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pembuatan situs web Pemerintah Daerah mempunyai sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan Pemerintah Daerah, dan

Dari sini, dapat diketahui bahwa sesuatu yang dinamis dari penafsiran bukan terletak pada makna literal teks, melainkan pada pemaknaan terhadap signifi kansi (pesan utama)

selaku Pembimbing Teknis di PT Caterpillar Indonesia yang telah membimbing Saya selama pelaksanaan skripsi, atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih, yang

apabila asettetap tersebut diperoleh dengan cara dibeli dari pihak ketiga atau dibangun sendiri.Biaya perolehan dari pihak ketiga atau dibangun sendiri.Biaya perolehan terdiri

Hal ini didukung dengan penelitian oleh Adi 14 yag melaporkan jumlah kasus BBLR yang diakibatkan kelahiran prematur atau dismatur hampr sama banyak tetapi

Hingga akhir Agustus 2011 kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, beberapa perairan berada di bawah nilai rata-rata atau normalnya, yaitu sekitar Samudera Hindia