• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Ketentuan Menulis a. Pengertian Menulis - SITI AISIYAH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Ketentuan Menulis a. Pengertian Menulis - SITI AISIYAH BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Ketentuan Menulis a. Pengertian Menulis

Tarigan (1986) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Heaton (dalam Slamet, 2008) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Semi (2007) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Nurgiantoro (1988) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.

(2)

keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik.

b. Jenis Menulis

Secara garis besar ada 3 jenis menulis, yaitu sebagai berikut : 1) Fiksi

Tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam jenis menulis ini penulis bebas berimajinasi. Nama tokoh, peristiwa dan tempat kejadian merupakan hasil imajinasi penulis. Walaupun demikian, tetap ada kemungkinan terjadi persamaan antara imajinasi penulis dengan kenyataan yang pernah terjadi di suatu tempat. Termasuk jenis menulis fiksi ini adalah cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), novelet, novela, novel dan puisi.

2) Non Fiksi

Tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang benar-benar terjadi. Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasa atau ditambahi imajinasi penulis. Termasuk dalam jenis menulis ini adalah berita, artikel, opini, tajuk, rencana, resensi, reportase, biografi, otobiografi dan karya tulis ilmiah. Penulis harus dapat mempertanggungjawabkan hal yang dipaparkannya dalam tulisan jenis nonfiksi ini.

3) Faksi

(3)

menjadi sebuah karya fiksi. Dalam bentuk faksi ini, penulis diperbolehkan menambah “bumbu-bumbu penyedap” agar cerita semakin enak dibaca.

2. Kemampuan Menulis Karangan

Mengarang pada hakekatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. Di lihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam dan dengan berbagai unsur bahasa. Berdasarkan uraian di atas, dapat di kemukakan bahwa kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam dan dengan karangan.

a. Penyusunan Karangan

Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan yang harus diperhatikan dalam rangka mewujudkan karangan. Dalam penyusunan karangan itu ada 2 kemampuan yang perlu diperhatikan oleh pengarang yaitu kemampuan menyusun draf karangan yang utuh serta kemampuan penyutingan (editing) karangan. Dua kemampuan itulah yang menjadi fokus dalam penyusunan karangan.

b. Penulisan Draf Karangan

(4)

melihat langkah penulisan draf karangan rangkaian langkah kegiatan yang disebut Brown adalah sebagai berikut :

1) Membaca semua kartu catatan

2) Mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan 3) Memperhatikan kerangka tulisan

4) Mengelompokan bahan-bahan dan catatan-catatan bahan tulisan berdasarkan topik

5) Menuliskan draf kasar tulisan.

c. Syarat Penyusunan Rancangan Karangan

Kerangkan karangan (outline) adalah kerangku tulis yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tatanan sistematis. Dalam kerangka karangan itu menggambarkan :

1) Sub topik 2) Urutan sub topik

3) Hubungan antar sub topik dalam kerangka. d. Menentukan Topik Karangan

Topik adalah persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Topik merupakan inti persoalan yang menjiwai isi karangan, yang mempertautkan seluruh bagian atau ide karangan menjadi satu keutuhan. Tanpa topik yang jelas, maka isi karangan pun akan kabur fokusnya.

(5)

diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan atau diungkapkan dalam karangan.

Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan demikian, tema menjadi gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam penulisan karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan.

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan topik karangan yaitu :

1) Kemanfaatan

Karangan di tulis untuk pembaca. Karena itu manfaat yang diharapkan akan diperoleh pembaca layak dipertimbangkan, pertimbangan tersebut berarti juga menjadi pertimbangan dalam memilih topik.

2) Kemenarikan

Kemanfaatan suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu topik karena orang akan tertarik terhadap suatu tulisan, karena adanya manfaat yang diperolehnya. Disamping itu suatu topik akan menarik perhatian orang jika yang dipilih adalah topik yang terlaris sesuai dengan perkembangan situasi dan zaman.

3) Fisibilitas

(6)

dapat anda kerjakan menjadi karangan. Fisibilitas di tentukan oleh kemampuan.

e. Penentuan Tujuan Penulisan

Dengan dan melalui karangannya, tentu ada tujuan yang ingin dicapai oleh seorang pengarang. Tujuan itu bermacam-macam, seperti menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang di beritakan menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, dan membuat pembaca terpesuasi oleh isi karangan atau membuat pembaca senang dan menghayati nilai-nilai kebenaran, keagamaan, pendidikan, sosial, moral, kemanusiaan, etika dan estetika. Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan umum penulis yang ditentukan oleh jenis karangan.

3. Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi

(7)

Kurikulum merupakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pada jenjang tertentu pada waktu tertentu.

Menurut J.R David dalam Gulo (2005), strategi belajar mengajar memiliki makna a plan method of series of activities, designed to achieve a particular educational goal. Menurut pengertian ini strategi

belajar mengajar meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

b. Jenis Strategi

1) Strategi pembelajaran berdasarkan proses pengolah pesan Strategi pembelajaran dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif ;

a) Strategi Pembelajaran Deduktif

Pesan atau materi pelajaran di olah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep, atau rumusan aturan, dilanjutkan ke hal khusus, yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran deduktif antara lain dapat digunakan pada pembelajaran mengenai konsep.

b) Strategi Pembelajaran Induktif

(8)

2) Strategi pembelajaran berdasarkan pihak pengolah pesan

Atas dasar pihak pengolah pesan, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ini pengolah pesan atau materi pelajaran adalah guru. Dalam strategi pembelajaran ini guru mencari materi yang akan di ajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru mengolahnya serta membuat rangkuman atau mungkin membuat bagan

b) Strategi Pembelajaran Heuristik

Pada strategi ini yang mencari dan mengolah pesan (materi pelajaran) ialah siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa, jadi siswa lebih aktif.

3) Strategi pembelajaran berdasarkan pengaturan guru

(9)

c. Strategi Konstruktif

Strategi Konstruktif pertama dikembangkan oleh Piaget, menurutnya (dalam Dahar 1989) pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran akarena adanya informasi baru , sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skema sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis.

Strategi kontruktivisme ini menekankan peran proses mental internal serta kerangka kognitif yang ada di dalam pikiran siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pada saat pembelajaran siswa diharapkan membangun pengetahuan sendiri dan memberi makna melalui proses belajar guru sebagai fasilitator.

(10)

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Kelas IV Smester II

Standar Kompetensi

1. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tulis dalam bentuk percakapan, petunjuk cerita dan surat.

Kompetensi Dasar

1.1.Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu.

Indikator

Menyusun paragraf acak, Melengkapi bagian cerita awal, tengah, atau akhir cerita yang hilang sehingga cerita menjadi utuh dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat.

Materi: Menyusun Kalimat Acak Menjadi Paragraf

Cerita berikut masih acak susunan kalimatnya. Ayo susunlah kalimat-kalimat acak tersebut menjadi paragraph yang padu! Tulis urutan hurufnya dalam kotak yang tersedia!

1. a. Lima belas menit lagi kereta api itu akan berangkat.

b. Di situ terlihat kereta api yang akan membawa nenek Fatimah c. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di stasiun

d. Darman dan Doni mengikuti mereka

(11)

2. a. Mobil Pak Ari melaju perlahan menyusuri jalan tol b. Mereka pergi naik mobil

c. Beliau melewati jalan bebas hambatan itu untuk menghindari kemacetan

d. Hari Minggu pagi Pak Ari, Doni, dan Darman pergi mengantar nenek Fatimah ke stasiun

Susunan kalimat yang tepat

3. a. Setelah menemukan tempat duduk untuk nenek, Pak Ari, Doni, dan Darman menyalami nenek

b. Begitu masuk dalam gerbong kereta. Pak Ari mencari nomor sesuai yang tertera di tiket.

c. Lalu, mereka keluar dari gerbong kereta Susunan kalimat yang tepat

4. a. Kemudian diparkirnya mobilnya di belakang stasiun itu. b. Di pintu parkir beliau menghentikan mobilnya sebentar c. Tak lama kemudian, rombongan Pak Ari tiba di stasiun d. Beliau mengambil tiket untuk parker

Susunan kalimat yang tepat

B. Kerangka Berpikir

Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, setelah diperoleh gambaran awal bahwa keterampilan siswa dalam

…- … -…-…

…- … -…-…

(12)

menulis karangan masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran diduga karena kurang jelasnya penanaman konsep, penggunaan strategi dari guru dan metode pembelajaran yang belum sesuai. Agar prestasi belajar meningkat, maka dilakukan tindakan oleh guru dengan menerapkan strategi konstruktif

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dibuat kerangka berfikir penelitian pada pembelajaran bahasa indonesia melalui penerapan strategi konstruktif sebagai berikut :

Masalah Tindakan Hasil

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : strategi konstruktif dan penggunaan media kartu dapat meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 5 Pekajangan Pekalongan.

Keterampilan siswa dalam menulis karangan masih rendah

Penerapan strategi konstruktif

Referensi

Dokumen terkait

Dari data hasil penelitian di atas, diketahui bahwa semakin lama waktu operasi maka semakin besar penurunan konsentrasi COD dan semakin besar konsentrasi Degra Simba untuk

Untuk dapat bersaing dan menarik konsumen agar menggunakan produk handphone yang diproduksinya, perusahaan harus memperhatikan secara teliti faktor yang menjadi

Menambah referensi dalam melakukan tindakan aktif oleh perawat dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada pasien khususnya post partum spontan

Ho = Metode perkolasi serbuk daun Stevia rebaudiana Bertonii menggunakan suhu level tinggi dan volume etanol 96% level tinggi dan rendah menghasilkan ekstrak dengan

Penentuan waktu penjepitan tali pusat pada bayi baru lahir dapat merupakan hal yang sangat penting terhadap kadar hemoglobin yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi

Bahan pangan yang memiliki kadar air sangat rendah (aw < 0,1), oksidasi berlangsung sangat cepat dan pada aktivitas air lebih tinggi (aw = 0,55-0,85), laju oksidasi kembali

Hasil rekapitulasi di tingkat PPK Kecamatan Samarinda yang ditolak oleh para saksi dari partai-partai politik termasuk PDK, tidak pernah diperbaiki dan hal ini telah

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untukefektivitas penggunaan macromedia flash MX pada pembelajaran biologi untuk meningkatkan