• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laras Pidato dalam Bahasa Indonesia : kajian pada naskah pidato pejabat pemerintah DIY - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Laras Pidato dalam Bahasa Indonesia : kajian pada naskah pidato pejabat pemerintah DIY - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

Wiwin Erni S. N. • Herawati

17

Laras Pidato

dalam

Bahasa Indonesia

Kajian pada Naskah Pidato

Pejabat Pemerintah DIY

▸ Baca selengkapnya: pidato singkat tentang kebudayaan

(2)

LARAS PIDATO DALAM

BAHASA INDONESIA

KAJIAN PADA NASKAH PIDATO

PEJABAT PEMERINTAH

DIY

-

-

-WIWIN ERNI SITI NURLINA

HERAWATI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT BAHASA

(3)

LARAS PIDATO DALAM BAHASA INDONESIA Kajian pada Naskah Pidato Pejabat P emerintah DIY Wiwin Emi Siti Nurlina

Herawati

P enyunting:

Syamsul Arifin 1 Klasifikasi l?b

No.lnduk: - -Dhanu Priyo Pr bowo

111

.JZJ

7--Riani

AI

U

f2.-

Tgl.

. #8-3-Jl.Dl\

Ttd.

Cetakan Pertama: · -.. ~- --"!!.,..--.L- ---- --·

November 20 10

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Kementerian Pendidikan Nasional

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa BALAI PENELITIAN BAHASA

Jalan I Dewa Nyoman Oka 34

YOGYAKARTA 55224 (0274) 562070

Katalog Dalam Terbitan

Laras Pidato dalam Bahasa Indonesia; Kajian pada Naskah Pidato Pejabat Pemerintah DIY I Wiwin Emi Siti Nurlina, Herawati - cet. 1- Yogyakarta: Penerbit Balai Bahasa Yogyakarta,

x + 124 him; 14.5 x 21 em, 2010 ISBN 978-979-185-258-6

I. Literatur II. Syamsul Arifin

I. Judul 800

Sa n ksi Pelanggaran Pasal 72, Unda ng-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak C ip ta.

I. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I) atau Pasal 49 ayat (I) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat I (satu) bulan dan!atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) , atau pidana penjara palin g lama 7 (tujuh) tahun dan!atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) .

(4)

PRAKATA

KEPALA BALAI BAHASA YOGY AKARTA

Tugas Balai Bahasa Yogyakarta antara lain adalah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan penelitian dan pengembangan itu secara rutin terns dilakukan dan hingga sekarang sebagian besar hasilnya telah diterbitkan dan dipublikasikan ke masyarakat. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan, sebagai salah satu instansi pemerintah yang bertugas melaksanakan program pembangunan nasional di bidang kebahasaan dan kesastraan, Balai Bahasa Yogyakarta adalah suatu lembaga yang mengemban amanat rakyat sehingga ada kewajiban untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat. 0 leh sebab itu, sudah semestinya Balai Bahasa Yogyakarta berusaha menyuguhkan basil keij any a kepada rakyat ( masyarakat) dan salah satu wujudnya adalah terbitan (buku) ini.

Balai Bahasa Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada khalayak (pembaca) yang telah berkenan dan bersedia membaca dan memanfaatkan buku ini. Walaupun buku ini menyuguhkan disiplin ilmu yang khusus, yakni khusus mengenai kebahasaan dan kesastraan, sesungguhnya tidak menutup kemungkinan untuk dibaca oleh khalayak umum karena bahasa dan sastra sebenamya merupakan sesuatu yang melekat pada setiap manusia. Dikatakan demikian, karena setiap hari kita tidak pemah dapat melepaskan diri dari bahasa, baik untuk berbicara atau menulis, untuk mem-baca atau mendengarkan, dan setiap hari pula kita juga tidak dapat melepaskan diri dari seni (sastra) karena sesungguhnya kehidupan

(5)

dalam Bahasa Indonesia; Kajian pada Naskah Pidato Pejabat Pemerintah DIY ini dapat dan layak dibaca oleh siapa saja.

Ucapan terima kasih pantas kami sampaikan pula kepada para penulis kebahasaan ( Edi Setiyanto, Sumadi, Wiwin Emi Siti Nurlina, Herawati, dan Syamsul Arifin), penilai (Dr. Wedhawati), penyunting (Syamsul Arifin, Danu Pria Prabowa, Riani) dan pengelola penerbitan (Syamsul Arifin dan Dhanu Priya Prabowo ), sehingga buku ini dapat hadir di hadapan khalayak pembaca. Semoga amal jasa baik mereka memperoleh imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami berharap semoga buku ini bermanfaat.

(6)

KATA PENGANTAR

Buk:u-buku yang membabas masalab pidato telab banyak yang diterbitkan dan beredar di tengab masyarakat. Dalam berbagai buk:u itu, uraian tentang pidato lebib ditekankan pada petunjuk atau pedoman pengembangan kemampuan berbicara, yaitu petunjuk berbicara dengan baik, teknik mempersiapkan pidato, dan strategi atau kiat -kiat sukses berpidato. Pembicaraan dalam buku-buku yang telab ada itu lebib menekankan pada aspek babasa lisannya karena pidato pada bakikatnya memang salab satu perwujudan berbabasa secara lisan. Selain itu, pem-bicaraan pidato dalam buku-buk:u yang telab ada lebib bersifat deduktif-normatif, yaitu petunjuk umum atau norma-norma tentang pidato.

Berbeda dengan buk:u-buk:u yang telab ada itu, buku ini memaparkan basil penelitian tentang laras pidato dalam babasa Indonesia. Pembabasan difok:uskan pada penggunaan babasa Indonesia dalam naskab pidato pejabat pemerintab, khususnya Pemerintab Daerab Istimewa Yogyakarta. lsi buk:u ini merupakan basil penelitian yang bersifat induktif tentang pidato, yaitu basil penelitian yang didasarkan pada analisis data-data konkret naskah pidato para pejabat di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil kajian terhadap aspek bahasa tulis pidato ini amat diperlukan dalam pengembangan ilmu berbicara atau retorika karena naskab pidato menjadi dasar pelaksanaan pidato yang lisan itu.

(7)

gambaran tentang ciri-ciri laras pidato dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, ciri-ciri laras pidato dapat dijadikan pijakan dalam menentukan aspek-aspek pembinaan dan pegembangan bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan pegawai pemerintah dalam membuat naskah pidato yang benar.

Penelitian tentang naskah pidato masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan rintisan bagi pene-litian tentang laras pidato dalam bahasa Indonesia. Di samping itu, hasil penelitian yang dipaparkan dalam buku inijuga dapat menjadi pemicu bagi para peneliti bahasa untuk melakukan penelitian laras pidato dalam bahasa Indonesia pada lingkup yang lebih luas. Selain itu, temuan penelitian yang diuraikan dalam buku ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca tentang karakteristik penggunaan bahasa Indonesia dalam naskah pidato.

(8)

DAFTARISI

PRAKATA KEPALA BALAI BAHASA YOGYAKARTA m

KATA PENGANTAR v

DAFTAR lSI vn

DAFTAR TABEL tx

BABI

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 3

1.3 Tujuan Penelitian dan Hasil yang Diharapkan 4

1.4 Tinjauan Pustaka 4

1.5 Landasan Teori 5

1.5 .1 Pengertian N askah Pidato 5

1.5.2 Struktur Wacana 6

1.5.3 Kekhasan Ungkapan atau Register 7

1.6 Metode dan Teknik 8

1.7 Data dan Sumber Data 9

1.8 Sistematika Penyajian 10

BABII

STRUKTUR TEKS PIDATO 11

2.0 Pengantar 11

2.1 Bagian Awa1 Teks Pidato 13

2.1.1 Bagian Awa1 Teks Pidato yang Berstruktur

Salam Fatis + Sapaan 13

2.2.2 Bagian Awal Teks Pidato yang Berstruktur

Sapaan + Salam Fatis 16

(9)

2.2.1 Bagian Pembuka 17

2.2.2 Bagian lsi 29

2.2.3 Bagian Penutup 63

2.3 Bagian Akhir 69

2.4 Rangkuman Struktur dan Fungsi Wacana Pidato 70

BAB III PENUTUP

3.1 Simp ulan

3.2 Problematik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMP IRAN

BIODATA

73

73 75

77

79

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Unsur Wacana Pidato secara Umum TABEL 2 Bagian Teks Pidato

TABEL 3 Bagian Teks Pidato secara Ringkas TABEL 4 Rangkuman Struktur dan Fungsi

Wacana Pidato

11

12 13

(11)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan ini berisi paparan hasil penelitian tentang pen ggu-naan bahasa Indonesia pada naskah pidato pejabat pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang di-maksud naskah pidato pejabat pemerintah adalah naskah yang disusun dengan tujuan untuk dibacakan oleh pejabat peme-rintah pada acara yang bersifat resmi. Dalam hal ini naskah pi-dato merupakan sarana komunikasi yang amat penting antara pemerintah (yang diwakili oleh pejabat) dengan l~Eo/'arakat

(publik, partisipan, peserta, hadirin, atau pihak -hak yang berke-pentingan). Hal yang dikomunikasikan tentu be rmacam-macam tergantung dari peristiwanya. Berkenaan dmgan hal tenebut, maka maksud pidato juga bermacam-macam, misalnya penga-rahan, sambutan pembukaan, amanat, peresm ian, penyampaian mandat, dan sebagainya.

Dalam naskah pidato itu, peranan bahasa Indonesia tidak dapat ditinggalkan. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam naskah pidato sangat menentukan keberhasilan penyampaian maksud pemerintah kepada masyarakat. Hal ini disebabkan ba-hasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan mak-sud yang disampaikan melalui naskah pidato itu. Inilah alasan mendasar mengapa penggunaan bahasa Indonesia pada naskah pidato pejabat pemerintah dijadikan objek sasaran penelitian

llll.

(12)

dengan situasi komunikasi yang resmi, idealnya penggunaan bahasanya juga resmi, yaitu bahasa yang formal. Apakah peng-gunaan bahasa Indonesia pada naskah-naskah pidato yang di-jadikan objek penelitian ini juga merupakan bahasa Indonesia yang resmi? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hanya dapat diperoleh melalui penelitian secara induktifterhadap penggunaan bahasa Indonesia pada naskah-naskah pidato. Penelitian yang demikian, berdasarkan pengamatan tim peneliti ini, temyata be-l urn pemah dibe-lakukan, khususnya penebe-litian terhadap naskah-naskah pidato di Kantor Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebagai naskah pidato yang akan dibacakan oleh pejabat pemerintah dalam acara resmi, tentu naskah pidato disusun de-ngan struktur tertentu. Bagaimana struktur naskah pidato yang ada di Kantor Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakar-ta? Pertanyaan tersebutjuga hanya bisa dijawab melalui pene-litian secara induktif terhadap naskah-naskah pidato. Melalui penelitian secara induktif, dapat diungkap bagian-bagian nas-kah-pidato beserta urutannya. Apakah bagian-bagian naskah pi-date beserta urutannya itu sudah logis dan menarik?

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah setiap bagian naskah pidato ditandai oleh kekhasan ungkapan. Ungkapan-ungkapan yang khas digunakan pada setiap bagian naskah pi-date: bagian awal, bagian tubuh, dan bagian akhir. Bagaimana ungkapan-ungkapan yang khas itu digunakan dalam naskah pidato? Apakah ungkapan-ungkapan yang khas yang terdapat pada setiap bagian naskah pidato sudah memperhatikan asas komunikatif, keresmian, dan kesopanan?

(13)

digunakan sebagai dasar penentuan prioritas materi pembi-naan bahasa Indonesia bagi pegawai atau aparat pemerintah yang bertugas menyusun pidato para pejabat. Di samping itu, deskripsi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai panduan untuk menciptakan sandi-sandi bahasa yang khas dan tepat diguna-kan dalam naskah pidato para pej a bat.

Di samping bennanfaat bagi pembinaan dan pengembang-an bahasa Indonesia, hasil penelitipengembang-an ini juga memberikpengembang-an sum-bangan bagi pengemsum-bangan teori wacana dan sosiolinguistik. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang strukturwa-cana pidato pejabat pemerintah. Gambaran terse but dapat mem-berikan masukan bagi penyusunan teori struktur wacana yang lebih umum sebab teori yang kuat adalah teori yang disusun se-cara induktif. Selain itu, hasil penelitian ini juga memberikan gambaran tentang ciri-ciri khas penggunaan bahasa Indonesia pada naskah pidato atau lazim dinamai laras pidato. Laras pi-dato itu juga disusun secara induktif, yaitu berdasarkan data-data yang berupa naskah pidato para pejabat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Temuan ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan pengembangan teori sosiolinguistik di Indonesia, khususnya pe-ngembangan teori laras bahasa yang lebih luas.

1.2 Permasalahan

Masalah pokok yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada naskah pidato para pejabat di Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Persoalan tersebut dapat dirinci sebagai berikut. a. Bagaimana struktur naskah pidato para pej abat Pemerintah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

(14)

1.3 Tujuan Penelitian dan Hasil yang Diharapkan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ciri-ciri laras pidato. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

a. Memerikan struktur naskah pidato para pej a bat Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Memerikan kekhasan ungkapan pada setiap bagian naskah pidato para pejabat Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah pemerian yang representatif tentang pemakaian bahasa Indonesia pada naskah pidato. Pemerian tersebut mencakup struktur naskah pi-dato dan kekhasan ungkapan setiap bagian naskah pipi-dato. Peme-rian tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang ciri-ciri laras pidato, khususnya pidato para pejabat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan gambaran itu, selan-jutnya dapat ditentukan prioritas materi untuk pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan ke-mampuan pegawai pemerintah dalam membuat naskah pidato dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4 Tinjau an Pustaka

(15)

Pembahasan pidato yang bersifat induktif, yang berdasar-kan data-data konkret berbaga1 peristiwa pidato, masih jarang dilakukan. Pembahasan pidato dalam pustaka-pustaka yang telah ada juga lebih menekankan pada aspek bahasa lisannya. Memang seharusnya begitu karena inti pidato adalah pengguna-an bahasa lispengguna-an. Namun, aspek bahasa tulis juga perlu dikaji ka-rena naskah pidato merupakan dasar pelaksanaan pidato yang lisan itu. Selain itu, dalam pustaka-pustaka yang ada pemba-hasan aspek bahasa yang merupakan aspek esensial dalam pi-dato masih diabaikan.

Berdasarkantelaahpustaka-pustakatentangpidatoitu,amat-lah beralasan apabila fokus penelitian ini diarahkan pada aspek bahasa tulis pidato atau naskah pidato. Yang lebih ditekankan adalah kajian terhadap penggunaan bahasanya. Di samping itu, kajian ini berbeda dengan pembahasan yang telah ada. Kajian ini lebih bersifat induktif, yaitu berdasarkan data-data konkret yang berupa naskah-naskah pidato yang dibacakan oleh pejabat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.5 Landasan Teori

Pada bagian ini diuraikan teori yang berupa konsep-kon-sep yang digunakan sebagai pijakan pemikiran untuk menyele-saikan persoalan penelitian ten tang pemakaian bahasa Indone-sia dalam naskah pidato pejabat Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teori itu meliputi pengertian naskah pi-dato, struktur wacana, dan kekhasan ungkapan atau register.

1.5.1 Pengertian Naskah Pidato

Pidato adalah berbicara dengan publik (public speaking,

oral communication, dan speech communication). Dalam hal

ini pidato adalah wujud pemakaian bahasa lisan untuk berkomu-nikasi searah dengan khalayak. Jadi, pidato adalah penyajian lisan.

(16)

yaitu impromptu, manuskrip, memoriter, dan ekstempore. Im-promptu adalah pidato yang dilakukan secara spontan. Pidato

ini dilakukan tanpa persiapan. Misalnya, dalam suatu acara pes-ta ulang pes-tahun seseorang ada seorang tokoh masyarakat yang secara spontan diminta memberikan sambutan. Manuskrip ada-lah pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah pi-dato dari awal sampai akhir. Memoriter adalah pesan pidato yang ditulis kemudian diingat kata demi kata. Memoriter me-mungkinkan adanya ungkapan yang tepat, organisasi yang be-rencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Ekstempore adalah pidato yang dilakukan berdasarkan garis besar atau outline.

Berdasarkan uraianjenis-jenis pidato itu, lalu apa yang di-maksud dengan naskah pidato yang menjadi objek sasaran pe-nelitian ini? Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan naskah pi-dato dalam penelitian ini adalah naskah persiapan jenis pipi-dato

manuskrip. Dalam hal ini naskah pidato adalah naskah yang dibaca oleh para pejabat pemerintah pada acara-acara resmi.

1.5.2 Struktur Wacana

Struktur wacana berkaitan dengan susunan bagian-bagian wacana sebagai kesatuan yang utuh. Ada struktur yang berlaku untuk seluruhjenis wacana dan ada strukturyang berlaku untuk jenis wacana tertentu. Struktur wacana yang berlaku umum digunakan untuk menggambarkan penataan bagian-bagian se-mua jenis wacana, sedangkan struktur yang khusus dipakai un-tuk menguraikan kekhasan bagian-bagian wacana tertentu.

Dalam studi ini kedua pengertian struktur terse but diterap-kan sekaligus untuk menggambarditerap-kan struktur naskah pidato. Pertama-tama digunakan teori struktur wacana yang umum. Menurut Luxemburg ( 1984: 1 00), wacana dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal wacana (exordium) ,

(17)

fungsi tersendiri. Bagian awal berfungsi sebagai pembuka wa-cana, bagian tubuh berfungsi sebagai pemapar isi wawa-cana, dan bagian penutup berfungsi sebagai penanda akhir wacana.

Naskah pidato pertama-tamadiurai menjadi tiga bagian ter-sebut. Setelah itu, setiap bagian diurai lagi menjadi subbagian yang lebih kecillagi. Subbagian yang lebih kecillagi itu diberi nama sesuai dengan fungsinya dalam naskah pidato. Subbagian yang lebih kecil ini diharapkan dapat menggambarkan struktur wacana yang berlaku khusus pada naskah pidato. Dengan de-mikian, ciri-ciri khusus struktur wacana pidato dapat diungkap-kan.

1.5.3 Kekhasan Ungkapan atau Register

Kekhasan ungkapan pada suatu bidang atau wacana dise-but register. Halliday dan Hasan (1985: 38-39) merurnuskan pengertian register sebagai berikut.

"In order to incorporate this into our general theory, we need the concept of a variety of language, corresponding to a variety of situation: a concept of the kinds of variation in language that goes with variation in this context of situation. This therefore is the point at which we need to bring in the no-tion of a register".

Berdasarkan rumusan tersebut, dapat dikatakan bahwa re-gister merupakan ragam bahasa yang menggambarkan variasi sistematis penggunaan bahasa yang ditentukan oleh konteks situasi.

(18)

diba-cakan secara lisan; partisipan berkaitan dengan pihak yang akan membacakan pidato dan pihak yang akan mendengarkan pidato. Ketiga ranah konteks situasi tersebut menentukan ke-khasan ungkapan pada setiap bagian naskah pidato.

Sebagai konsep semantik, register terwujud dalam berbagai bentuk satuan lingual seperti bunyi, silabel, morfem, kata, fra-se, klausa, kalimat, paragraf, atau penggalan wacana. Ciri-ciri register dapat dilihat dari kekhasan satuan lingualnya seperti ke-khasan bunyi, kosa kata, bentuk kata, dan kalimat. Sebagai con-toh ungkapan Assalamu 'alaikum Wr. Wb ., salam sejahtera, dan

Yang terhormat Bapak Gubernur DIY dapat menjadi kekhasan

laras pidato.

1.6 Metode dan Teknik

Ada tiga langkah yang ditempuh dalam melakukan pene-litian ini, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data (Sudaryanto 1988: 57). Setiap langkah pene-litian itu dilaksanakan dengan metode dan teknik tertentu. Dalam pengumpulan data dilakukan pengumpulan data yang berupa penggunaan bahasa Indonesia pada naskah pidato yang dibacakan oleh para pejabat Pemerintah Daerah Istimewa Yog-yakarta. Pengumpulan data di1akukan melalui metode obser-vasi, yaitu mengumpulkan data dengan mengamati sumber data (Nawawi 1990: 100-101). Dalam hal ini yang diamati adalah berbagai naskah pidato di Kantor Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode observasi tersebut diterapkan dengan teknik catat, yakni mencatat data pada kartu data (Su-daryanto 1988a: 9). Yang dicatat adalah penggunaan bahasa In-donesia pada naskah pidato yang dibacakan oleh para pejabat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah data terkum-pul, data diklasifikasikan sesuai dengan rumusan masalah.

(19)

dalam pembuktiannya. Metode ini digunakan untuk mem-buktikan struktur naskah pidato dan kekhasan ungkapan yang digunakan dalam setiap bagian naskah pidato. Metode distribusional dalam penelitian ini diterapkan dengan teknik dasar yang disebut "teknik bagi unsur langsung" (BUL) (Su-daryanto, 1993: 31-35), yaitu naskah pidato diurai menurut bagian-bagiannya sesuai dengan kerangka teori yang telah dikemukakan pada bagian 1.5. Teknik BUL itu selanjutnya diterapkan dengan teknik lanjutan yang disebut "teknik baca markah" (Sudaryanto 1993: 95-98), yaitu setiap bagian naskah pidato diidentifikasi kekhasan ungkapannya sesuai dengan pe-nanda lingual.

Hasil analisis data yang berupa pemerian struktur dan kekhasan ungkapan naskah pidato disajikan dengan metode infonnal dan metode formal (Sudaryanto 1993: 145-146). De-ngan metode informal, hasil analsisis data yang berupa struktur dan kekhasan ungkapan pada naskah pidato dipaparkan de-ngan kata-kata biasa. Dede-ngan metode formal, hasil analisis data yang berupa struktur naskah pidato digambarkan melalui bagan sehingga mudah dilihat atau dibaca.

1.7 Data dan Sumber Data

(20)

Di samping itu, ada dua buah data pendamping, yaitu pi-dato yang diperoleh buk:an dari instansi, melainkan diambil dari pidato pemuka masyarakat tingkat RT dan RW. Data itu ialah pidato pada pertemuan acara aqiqah dan peringatan Hari Kemerdekaan. Data itu digunakan untuk menunjukkan bahwa bagian pembuka dan penutup harus ada.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, permasalahan, tujuan dan hasil yang diharapkan, landasan teori, metode dan teknik, data dan sumber data, dan sistematika penyajian laporan. Bab II berisi hasil penelitian. Bab ini menguraikan struktur teks pidato dan kekhasan ungkapan setiap bagian teks pidato. Dalam pemaparatmya, kedua hal tersebut dipaduk:an sehingga menghasilkan gambaran yang komprehensif ten tang laras pida-to. Kemudian laporan ini diakhiri dengan kesimpulan mengenai laras pidato dan saran untuk: penelitian selanjutnya.

(21)

BABII

STRUKTUR TEKS PIDATO

2.0 Pengantar

Wacana pidato yang berwujud scbuah teks memiliki bebe- rapaunsurataubagian.Bagian-bagianitutersusundanmemben-tuk sebuah konstruksi atau bangunan. Konstruksi itu terlihat sebagai sebuah struktur, yaitu struktur teks pidato. Secara garis besar, sebuah teks pidato memiliki tiga pokok bagia.n, yaitu (a) bagian awal, (b) bag ian tubuh, dan (c) bagian akhir, yang dapat digambarkan dalam bagan berikut.

TABEL 1 Unsur Wacana Pidato secara Umum

WACANA PIDATO

NO BAG IAN

I BagianAwal

2 Bagian Tubuh

3 Bagian Akhir

Masing-masing bagian pada wacana pidato memiliki sub-subbagian. Bagian awal terbagi menjadi: (a) sapaan dan (b) sa-lam (fatis) pembuka. Bagian tubuh terbagi menjadi: (a) bagian pembuka, (b) bagian isi, dan (c) bagian penutup. Bagian akhir terbagi menjadi (a) salam penutup dan (b) tertanda.

(22)

BAGAN 1 Struktur Wacana Pidato

WACANA PIDATO

Persuasif

I I

Rekreatif

111 .81\G. AKHIR

Apabila digambarkan di dalam tabel, struktur teks pidato akan terlihat sebagai berikut.

TABEL 2 Bagian Teks Pidato

NO BAG IAN SUBBAGIAN (I) Sapaan

I AWAL

(2) Salam (fatis) Pembuka (I) Pembuka

(a) Informatif

(2) lsi (b) Persuasif 2 TUBUH

(c) Rekreatif (3) Penutup

3 AKHIR (I) Tertanda (nama,jabatan, tanda Iangan, kota beserta tanggal, dan cap)

(23)

TABEL 3 Bagian Teks Pidato secara Ringkas

No. BAG IAN

I Sapaan

2 Salam Pembuka

3 (paragraf) Pembuka

4 (paragraf) lsi 5 (paragraf) Penutup 6 Tertanda

2.1 Bagian Awal Teks Pidato

Sesuai dengan namanya, bagian awal teks pidato terletak di awal atau depan naskah pidato. Sebagai wacana tertulis yang akan dilisankan atau dibacakan, bagian-bagian naskah pidato disesuaikan dengan komunikasi lisan. Komunikasi lisan lazim-nya didahului dengan perbuatan pembicara menjalin kontak a tau menyapa pembicara. Demikian pula bagian awal naskah pidato ini berfungsi untuk menjalin kontak dengan mitra bicara.

Bagian awal teks pidato dibangun oleh dua unsur, yaitu sa-Jam fatis dan sapaan. Berdasarkan urutan unsur-unsurnya, bagi-an awal teks pidato dapat dibedakbagi-an menjadi dua pola, yaitu (i) salam fatis + sapaan dan (ii) sapaan + salam fatis.

2.1.1 Bagian Awal Teks Pidato yang Berstruktur Salam Fatis + Sapaan

Bagian awal teks pidato ini terdiri dari salam fatis diikuti sapaan. Salam fatis yang digunakan ialah salam fatis untuk membuka komunikasi seperti Assalamu 'alai/rum Wr. Wb. dan

sa/am sejahtera. Sapaan yang digunakan adalah nama jabatan

pemerintahan baik sipil maupun militer, seperti Gubernur,

Mus-pida, Ketua DPRD Propinsi DIY, Ketua Pengadilan Tinggi, dan

(24)

honorifik + sapaan kekerabatan + namajabatan. Urutan un-sur-unsur terse but didasarkan pada derajatjabatan, darijabatan tertinggi ke jabatan terendah. Berikut ini contohnya.

(I) Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.

Yang terhormat Bapak Gubernur DIY Yang kami hormati Bapak Muspida

Yang kami hormati Bapak Ketua DPRD Propinsi DIY Yang kami hormati Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Yang kami hormati Dan Lanud, Dan Lana/ Propinsi DIY Yang kami hormati Bapak Bupati/ Walikota Se DIY Yang kami hormati Bapak dan lbu Kepala Dinas/Badan baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota

Yang kami hormati Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Yang kami hormati Mitra Kerja baik dari Perbankan Organisasi Profesi dan LSOM

(2) Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua, Hadirin sekalian Yth.

(3) Assalamu 'a/aikum Wr. Wb . Salam sejahtera bagi kita semua

Hadirin dan Saudara-saudara yang saya hormati

(4) Assalamu'a/aikum Wr.Wb .

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

(5) ASSALAMU'ALAIKUM WR WB

SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAG! KITA SEMUA

YANG TERHORMAT

1. BAPAK MENTER! DALAM NEGERI YANG DI-WAKILI OLEH DIERJEN PEMERINTAHAN UMUM BAPAK DRS PROGO NURJAMAN 2. BAPAK KEPALA BAPPENAS ATAU YANG

(25)

3. BAPAK KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIO-NAL DALAM HAL IN! WAKIL KEPALA BPN, PROF. DR. MARIA SUMARJONO SH., MCL, MPA 4. BAPAK DIRJEN ANGGARAN DEP. KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA YANG DIWAKILI OLEH KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA BAPAK DR. MULIA NASUTION 5. BAPAK GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

6. BAPAK REKTOR UGM PROF. DR. SOFIAN EFFENDI

7. SAUDARA PARA WALIKOTA ANGGOTA KOMWIL III APEKSI BESERTA JAJARANNYA 8. SAUDARA KETUA DEWAN PENGURUS DAN

DIREKTUR EKSEKUTIF APEKSI

9. PARA TAMU UNDANGAN PESERTA RAKER YANG BERBAHAGIA

(6) Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua

Yth. Dewan Pengurus APEKSI dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Yang berbahagia,

(7) Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Yang Kami Hormati,

Bapak Ketua Yayasan Cakra Kinarya Bangsa Jakarta Bapak Kepala Pusat Studi Kependudukan UGM Yogyakarta

Bapak Kepala Bappeda Prop DIY Bapak Kepala BKKBN Prop. DIY

(26)

Sdr. Unsur Muspika Kecamatan Kokap Bapak/Ibu Tamu Undangan

Hadirin peserta pelatihan yang berbahagia

(8) Assalamualaikum Wr. Wb

Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Kami Hormati,

Bapak Kepala Balai Bahasa Yogyakarta

Sd1: Sdr. Kepala Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

Bapak-Ibu Tamu Undangan dan para tutor Hadirin peserta pelatihan

2.2.2 Bagian Awal Teks Pidato yang Berstruktur Sapaan

+

Salam Fatis

Kebalikan dari pol a 2.2.1, pol a ini terdiri dari sapaan diikuti sa lam fa tis. Sapaan yang dimaksud juga berjenis sapaan nama jabatan pemerintahan. Sapaan ini lazimnya didahului dengan penanda honorifik seperti yang terhormat, yang mulia, yang berbahagia dan nama kekerabatan seperti saudara, bapak, dan sebagainya. Adapun salam fatisnya sama dengan pola pertama, yaitu Assalamu 'alaikum warakhmatullohi wabarokaatuh dan

sa/am sejahtera. Dengan demikian, rumusan yang lengkap dari bagian awal teks pidato yang berstruktur sapaan + salam fatis

adalah penanda honorifik + nama kekerabatan + nama

jabatan + salam fatis. Berikut ini contohnya.

(9) Yth. Sdr. Gubernur DI Yogyakarta Yth. Sdr. Para Walikota

Yth. Sdr. Direktur Eksekutif beserta jajaran Pen gurus APEKSI

(27)

Assalamu 'alaikum warokhmatullohi wabarokaatuh, Salam sejahtera bagi kita semua

(I 0) Yang terhormat Wakil Presiden Rl yang diwakili Bapak YusufKalla, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Sekretaris Jenderal MPR dan DPR

Yang mulia para duta besar negara sahabat, Yang berbahagia para pecinta bahasa Indonesia, Assalamualaikum wr. wb.

Salam berbahagia bagi kita semua,

2.2 Bagian Tubuh Wacana Pidato

Bagian tubuh merupakan bagian yang berisi pokok-pokok pidato. Bagian ini terbagi menjadi (a) bagian pembuka, (b) ba-gian isi, dan (c) baba-gian penutup. Masing-masing baba-gian terisi atau berwujud paragraf -paragraf.

2.2.1 Bagian Pembuka

Bag ian pembuka laras pidato merupakan bagian pengantar untuk menyampaikan isi pidato. Dalam bagian ini perlu dike-mukakan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan dibica-rakan. Bagian pembuka sifatnya sebagai pengantar terletak se-belum uraian isi pidato. Bagian pembuka paling sedikit satu kalimat atau dapat beberapa kalimat, yaitu satu paragraf atau lebih. Ada beberapajenis bagianpembuka laras pidato berdasar-kan isinya. Pada subbab berikut ini aberdasar-kan dibicaraberdasar-kan berbagai jenis bagian pembukaan laras pidato.

Bagian pembuka laras pidato berdasarkan isinya dapat di-pilah menjadi enam macam seperti berikut.

1) Puji Syukur

(28)

pe-laksanaan suatu kegiatan dilindungi oleh Tuhan YME. Seperti terlihat pada contoh berikut ini.

(II) Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga pada hari ini kita semua dapal hadir di sini keadaan sehal walafiat guna mengikuli rapal Penelaahan program KB Nasional lahun 2003 (Sambutan Gubernur DIY)

Selain ucapanpuji syukw~ ditemukan pula contoh lain pada bagian pembuka laras pidato yang sering disisipi oleh ucapan

selamat datang dan dengan ucapan terima kasih kepada para

undangan atau hadirin. Biasanya pada akhir bagian pembuka disisipi pula suatu harapan dengan ditandai kata

mudah-mu-dahan agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat berjalan lancar.

Untuk lebihjelasnya, perhatiakan contoh (12) bagian pembuka berupa satu paragraf seperti berikut.

( 12) Puji syukur senantiasa kila panjalkan kehadiral Tuhan Yang Maha Kuasa alas rahmat dan perkenan-Nya se-hingga kila masih mendapat kesempalan unluk berlemu dan bersilalurahmi dalam rangka Rapal Kerja Komisa-rial Wilayah III Assosiasi Pemerinlah Kola Seluruh Indo-nesia lahun 2003. Alas nama pemerintah Kola Yogya-karta menghaturkan selamat datang dan terima kasih alas kehormatan dan kepercayaan, kola Yogyakarta sebagai penyelenggara kegiatan yang strategis ini. Mudah-mudahan suasana Yogyakarla semakin membe-rikan pencerahan bagi berlangsungnya pertemuan ini

(Sambutan Walikota Yogyakarta)

Contoh lain yang setipe dengan contoh (12) di atas adalah seperti berikut.

(29)

semua sehingga kita dapat berkumpul. Pada kesem-patan pagi yang berbahagia ini dalam rangka meng-hadiri Rapat kerja Komwil III Apeksi tahun 2003 yang diselenggarakan di kota Perjuangan Yogyakarta.

Untuk itu selaku ketua Komwil III Apeksi dengan penuh ketulusan mengucapkan terima kasih dan pengharga-an ypengharga-ang setinggi-tingginya kepada Bapak Walikota Yogyakarta serta jajarannya yang telah menyiapkan dan melaksanakan Rapat Kerja Komwi/111 Apeksi ini dengan baik. Dan pada kesempatan yang sangat baik ini tak lupa mengucapkan selamat dengan dilantiknya beberapa walikota yang baru an tara lain walikota Su-kabumi, walikota Cirebon dan, walikota Tasikmalaya. Di samping itu, pada kesempatan ini komwi/111 Apeksi menyambut dengan rasa syukur dengan bercabangnya kota Banjar, Provinsi Jawa Barat sebagai anggota baru Komwil Ill Apeksi. Dengan demikian jumlah anggota dari 222 bertambah menjadi 23 kota. Sebagai ketua Komwil saya berharap bahwa beberapa daerah yang sudah melakukan ciri urban dan dinamika perkotaannya untuk bisa direalisasikan menjadi pemerintah kota

(Sambutan ketua Komwil III Apeksi, 16 Juli 2003)

Contoh ( 13) bagian pembuk:a diawali oleh ucapanpuji

syu-kur Alhamdullilah sebelum melaksanakan Rapat Ketja Komwil

III Apeksi III tahun 2003. Selain itu, bagian pembuk:a disertai ucapan terima kasih yang disampaikan Ketua Komwil III Apek-si ditujuk:an kepada Walikota Yogyakarta beserta stafnya dan ucapan selamat telah dilantiknya beberapa walikota.

2) Ajakan

(30)

(14) Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan perkenan-Nya sehingga pada siang hari ini kita dapat hadir dan berkumpul dalam Rangka Penutupan Rapat Komwil III Apeksi Tahun 2003.

(Sambutan Walikota Yogyakarta pada Penutupan Rapat Kerja Komisi III Apeksi Tahun 2003)

Bagian pembuka laras pidato yang berisi ajakan sebagai-mana dicontohkan di atas ditandai oleh pemakaian kata

mari-lah. Contoh lain yang setipe dengan contoh di atas seperti

berikut.

( 15) Hadirin serta para undangan yang berbahagia. Dalam memasuki tahun baru ini marilah kita mengoreksi diri kita sendiri masing-masing, sampai di manakah pe-ngabdian kita terhadap Allah Robul 'Alamin, berapa banyak kesalahan kita dari awal tahun sampai akhir tahun, sehingga dalam tahun ini kita meningkatkan pe-ngabdian/kebaikan yang selama ini kita perbuat atau mengubah kesalahan-kesalahan yang telah kita ker-jakan selama setahun ini.

(Pidato Tahun Barn Masehi)

( 16) Terlebih dahulu marilah kit a pan) atkan puji syukur ke-pada Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan kepada kita semua. sehingga kita dapat ber-kumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walajiat tak kurang suatu apa pun. Kami merasa berbahagia kare-na dapat menghadiri Rapat Kerja Komwillll Apeksi di Yogyakarta dan mem berikan paparan dengan tern a "Ke-mandirian Pemerintah Kota dalam Otonomi Daerah ".

(31)

se-bagai wadah pemerintah kota harus selalu tanggap dan kreatif dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terpenci/, baik pada tataran konseptual maupun tataran implementasi.

(Paparan Menteri Dalam Negeri pada Rapat Kerja Komwil III Apeksi Tahun 2003)

Contoh (15) dalam bagian pembuka diawali sesuatu ajak-an untuk mengoreksi diri kita masing-masing yajak-ang telah kita lakukan dalam waktu setahun dan berusaha memperbaiki ke-salahan-kesalahan yang pemah kita lakukan. Demikian pula contoh ( 6) bagian pembuka diawali suatu ajakan untuk meman-jatkan rasa syukur kepadaAIIah SWT supaya dapat melaksana-kan rapat kerja dan untuk menyamamelaksana-kan persepsi berbagai isu strategis perkotaan yang semakin lama mempunyai permasa-lahan kompleks sehingga dengan rapat ini dapat menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi.

Contoh lain bagian pembuka laras pidato yang setipe de-ngan contoh diatas, seperti berikut ini.

(17) Marilah dalam kesempatan yang sangat bahagia ini kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Rabbul' Jalil karena hanya rahmat-Mu, nikmat dan taufik serta hidayah-Nyalah kita bisa berkumpul di sini. Mudah-mudahan pertemuan kita kali ini mendapat ridha dari Allah SWT, amin. Selamat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat beliau dan semua orang yang mau mengikuti semua ajaran beliau.

(Sambutan Perpisahan Para Pelajar).

3) Ucapan Basmallah: "Bismillaahir Rahmaanir Rahim"

dan Ucapan Tahmid: "Alhamdullilah"

(32)

mendapat perlindungan dari Tuhan YME. Seperti terlihat pada bagian pembuka laras pidato di bawah ini.

(18) Untuk mengawali pertemuan kita pada malam hari ini, marilah kita buka dengan bacaan basmallah "Bismi-laahir Rahmanir Rahim" dan patutlah ldta bersyukur kepada Allah dengan memperbanyak ucapan tahmid "Alhamdullilah. ". Karena kita selalu memperoleh lim-pahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kita bisa ber-kumpul di sini tempat untuk memenuhi undangannya Bapak M. Zaeroni dalam acara memasuld tahun baru, semoga kehadiran para tamu dan saudara sekalian mendapat ridha dari Allah SWT. Selanjutnya kesejah-teraan serta keselamatan semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW kepada keluarga dan para sahabat beliau serta para pengikut ajaran beliau. Karena lantaran beliaulah ldta bisa membedakan yang hak dan mana yang batil.

(Sambutan memasuki tahun 2006).

(19) Para pelajar baik putra maupun putri yang kami hormati!

(33)

Contoh ( 18) bagian pembuka laras pidato di atas diawali dengan mengucapkan basmallah: "Bismillahir Rahmanirahim" dengan maksud pelaksanaan kegiatan tahun baru yang diseleng-garakan Bapak M. Zaeroni memperoleh perlindungan dari Allah SWT. Ucapan tahmid: "Alhamdullilah" diucapkan supaya kita memperoleh limpahan rahmat dan nikmatnya. Demikian pula contoh ( 19) bagian pembuka diawali pula ucapan basmallah dengan maksud pelaksanaan rapat pengurus OSIS dapat berja-lan berja-lancar. Puji syukur kepada Allah SWT dipanjatkan dengan bacaan tahmid ditujukan supaya para pengurus OSIS dalam keadaan sehat walafiat. Selain itu, harapan yang terkandung dalam doa adalah permohonan supaya rapat pengurus osis tersebut akan menghasilkan program-program untuk mening-katkan mutu pendidikan. Suatu harapan yang akan dicapai pengurus OSIS dalam bagian pembuka ditandai oleh kata se-moga. Contoh lain yang setipe dengan contoh di atas sebagai berikut.

(20) Dalam kesempatan yang berbahagia im, kita bersama-sama memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, bahwa atas ridho dan limpahan rakmat-Nya kita sekalian dapat berkumpul dan bersilaturrahmi di tempat ini dalam acara "Pelatihan Penyusunan Tata Naskah Dinas dalam rangka Pengembangan Model Pe-ngolahan Informasi Pembangunan Kabupaten Kulon Progo".

(Sambutan Bupati Kulon Progo, 29 Juni 2005)

(34)

bisa mendorong jiwanya anak menuju kesempurnaan agama Allah sesuai dengan nama yang diberikannya. Dan, semoga menjadi anak solehkha se/alu taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama agama, masyarakat, nusa, dan bangsa. Amin.

(Pidato Walimah Tasmiyah, 4 Desember 2006)

Contoh (20) dan (21) bagian pembuka diawali ucapan puji syukur dengan dengan mengucapkan tahmid: Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat. Selain itu, pada bagian pem-buka disertai pula suatu harapan yang ditandai oleh kata

semo-ga seperti terlihat pada contoh (21 ).

4) Bersyukur

Dalam bagian pembuka laras pidato dapat diawali dengan kata bersyukur kepada Tuhan YME karena sampai saat dan detik ini masih diberikan badan sehat baik lahir batin. Perhatikan contoh berikut ini bagian pembuka dengan menggunakan kata

bersyukur.

(22) Hadirin yang kami hormati!

Kita bersyukur, karena rahmat, nikmat, taufik serta hi-dayah-Nya semata sehingga kita bisa menikmati kemer-dekaan yang telah diwariskan oleh para pejuang yang telah telah bersusah payah serta mengorbankan segala apa yang telah dianugrahkan kepada mereka oleh Allah SWT, baik harta benda maupun jiwa raganya untuk mencapai kemerdekaan seperti yang kita nikmati serta kita peringati dan kita pertahankan,jangan sampai ber-ulang lagi ada penjajahan di muka bumi negara yang tercinta ini.

(35)

(23) Hadirin dan undangan yang kami hormati

Dalam kesempatan yang sangat bahagia ini kita bersyu-kur kehadirat Illahi Rabbi karena.sampai detik ini kita masih diberikan kesehatan lahir batin. Di samping itu kita sekalian senantiasa melimpahkan kecukupan tanpa kekurangan suatu apa pun. Untuk itu sudah semestinya kita bersyukur kepada-Nya. Karena tanpa rahmat, nik-mat, dan taufik serta hidayah-Nya kita takkan bisa me-laksanakan kegiatan apa pun. Pada siang hari ini kita melaksanakan Hala/ Bihalal. Sekalipun secara Halal Bihalal itu merupakan tradisi, namun bisa kita rasakan manfaatnya sehingga bisa menciptakan eratnya hu-bungan antarkawan sanak keluarga, antartetangga, sekaligus mempererat ukhuwah Jslamiah ...

(Pidato Acara Halalbihalal 2006)

Contoh (22) dan (23) dalam bagian pembuka diawali oleh kata (kita) bersyukur bahwa kita dalam keadaan sehat lahir ba-tin sehingga kita dapat menikmati kemerdekaan Indonesia dan dapat melaksanakan kegiatan Halalbihalal. Contoh lain yang setipe dengan contoh di atas seperti berikut.

(24) Bapak-bapak, ibu-ibu, dan para undangan yang kami hormati!

(36)

sunat pada hari Arafah, yaitu tanggal 9 Dzul Hijjah, kemudian disunatkan berkorban (menyembelih bina-tang).

(Pidato Hari Raya Idul Adha, 2005)

(25) Dalam suasana yang sangat cerah ini, kita bersyu-kur kepada Allah SWT dengan mengucapkan Tahmid yang sebanyak-banyaknya, yaitu ucapan

Alhamdulil-lah. Karena dengan rahmat, nikmat, dan tmifi.k serta hidayah-Nya semata, sehingga kita bisa bermuwajja-bah di Gedung Vendeburg ini untuk memperingati ha-ri bersejarah, yaitu Sumpah Pemuda. Apakah yang sebenarnya mendorong kepada kita dianjurkan mem-peringati hari Sumpah Pemuda? Untuk memperolehja-wabannya, marilah kita simak kembali peristiwa yang berhubungan dengan hari Sumpah Pemuda, sebelum terjadi kesepakatan Sumpah Pemuda, yang tepatnya 28 Oktober 1928 di Jakarta ...

(Pidato Memperingati Hari Sumpah Pemuda, 2006)

Demikian pula contoh (24) dan (25) bagian pembuka la-ras pidato diawali oleh kata (kita) bersyukur. Dengan mengu-capkan rasa syukur kehadirat Allah SWT bahwa kita masih da-pat melaksanakan kegiatan rna lam takbir Hari Raya Idul Adha dan memperingati Hari Sumpah Pemuda.

5) Perkenankan

Bagian pembuka laras pidato dapat diawali dengan ucap-an permohonucap-an izin pembicara (yucap-ang berpidato) yucap-ang dituju-kan kepada para undangan atau hadirin. Seperti terlihat pada contoh berikut ini.

(37)

gempa yang telah banyak memakan korban jiwa dan harta benda dan dengan rasa syukur dan gembira ka-mi saat ini mendapat uluran tangan dari para bapak yang kemungkinan besar sumbangan tersebut berasal para dermawan melalui para bapak. Dan, kami tidak dapat membalas apa-apa hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga amal para bapak dan para dermawan diterima Allah dan sekaligus bisa mengurangi beban penderitaan kami. Dan, kami mohon bantuan doa da-ri bapak-bapak semoga musibah yang kita a/ami ini secepatnya akan berakhir, sehingga secepatnya kita bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat gempa tersebut.

(Pidato Saat Gempa Bumi, Mei 2006)

Berdasarkan teks pidato di atas bagian pembuka diawali permohonan izin bahwa si pembicara sebagai wakil masyarakat desa yang mendapat musibah gempa bumi mendapat bantuan dari para dermawan. Permohonan izin dalam pembuka dengan menggunakan kata perkenankan. Selain permohonan izin, pada bagian pembuka terdapat pula permohonan doa yang ditujukan kepada para dermawan agar musibah gempa bumi cepat ber-akhir dan para korban gempa dapat segera memperbaiki keru-sakan-kerusakan rumahnya. Permohonan doa ditandai oleh ka-ta mohon doa.

6) Ucapan Terima Kasih

Pada bagian pembuka laras pidato diawali oleh ucapan terima kasih yang ditujukan kepada keluarga yang mempunyai hajat/akikah (Bapak Sumardi). Perhatikan contoh bagian pem-buka yang diawali dengan ucapan terima kasih seperti beri-kut.

(27) Para tamu undangan yang kami hormati!

(38)

kesempat-an untuk mewakili Bapak Sumardi sekeluarga dalam acara walimah akikah alas kelahiran putranya yang pertama yang bernama Adelia dan sekaligus membe-rikan mau 'idha tentang aqiqah. Sebelum kami menyam-paikan apa yang menjadi tugas kami, terlebih dahulu kami menyampaikan terima kasih kepada para tamu undangan atas kesediaanya untuk menghadiri undang-an kami sekeluarga, semoga dibalas oleh Allah Ta 'ala sesuai dengan pengorbanan para tamu undangan dan mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila dalam menymbut kehadiran bapak dan ibu kurang berkenan di hati bapak dan ibu.

(Pidato Acara Akikah).

Dalam bagian pembuka dikemukakan dengan ucapan

teri-ma kasih disampaikan oleh orang pertama (yang menyampai-kan sambutan) yang ditujumenyampai-kan kepada orang mempunyai hajat akikah (Bapak Sumardi) dan ucapan terima kasih juga dituju-kan pula kepada para tamu undangan. Si pembicara (orang per-tama yang menyampaikan sambutan) bertugas mengisi acara walimah akikah agar berjalan lancar.

(28) Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara berbaha-gia!

(39)

dan segala cita-citanya bisa tercapai dan sukses.

(Pidato Ulang Tahun Perkawinan)

2.2.2 Bagian lsi

Bagian isi merupakan inti pidato. Bagian ini berisi uraian atau rincian pidato. Karena merupakan pokok pembicaraan (inti pidato ), bagian ini dapat berupa ban yak paragraf, tergantung dari isi pidato yang akan disampaikan. Kalau persoalan yang disampaikan itu banyak hal, bagian ini akan memiliki banyak paragraf.

2.2.2.1 Jenis Bagian lsi Berdasarkan Muatan Informasi

Menurut Rakhmat (200 I), muatan informasi pidato pada bagian isi dapat dipilahkan menjadi (a) pernyataan informatif, (b) pernyataan persuasif, dan (c) pernyataan rekreatif. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis isi pernyataan.

(a) Pernyataan Informatif

Diuraikan Rakhmat (2001:89) bahwa sesuai dengan na-manya, pidato informatif bertujuan untuk menyampaikan in-formasi. Pernyataan informatifmerupakan upaya untuk mena-namkan pengertian. Oleh karena itu, secara keseluruhan, pidato informatif hams jelas, logis, dan sistematis. Pada dasarnya, pernyataan informatif itu merupakan tindakan untuk memberi tahu, menerangkan, atau menjawab. Tindakan memberi tahu atau memberi informasi itu ditujukan kepada 02 (mitra wica-ra), yang dalam pidato berwujud pendengar (orang yang men-dengarkan pidato ). Sehubungan dengan wujudnya, pidato in-formatif dapat berupa pernyataan, ilustrasi, peneguhan, dan penunjukkan.

(b) Pernyataan Persuasif

(40)

un-tuk mempengaruhi manusia. Tujuan tersebut dapat dipilah men-jadi tiga, yaitu (a) menarik perhatian, (b) meyakinkan, dan (c)

menyentuh atau menggerakkan.

(c) Pernyataan Rekreatif

Pernyataan rekreatif berada pada tahap perhatian. Tidak diperlukan upaya untuk menimbulkan kebutuhan akan informa-si atau menonjolkan masalah yang harus dipecahkan (Rakhmat, 2001: 134). Pada pernyataan rekreatif sering diwujudkan da-lam ungkapan-ungkapan humor, ironi, dan penghargaan (san-jungan).

Namun, dari hasil pengamatan atas data, contoh penyataan informatif dan persuasif yang banyak ditemukan. Pernyataan rekreatif yang sebagai inti pidato tidak banyak.

Pengamatan struktur dan jenis unsur bagian isi dilakukan dengan cara mendeskripsikan menurut realisasinya, bukan ter-pilah atas ketiga jenis pernyataan di atas. Hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam sebuah teks pidato ketiga pernya-taan tersebut sering digunakan secara bersamaan, atau hanya memuat dua pernyataan. Maksudnya, bagian isi sebuah teks pidato dapat memuatlberisi (a) tiga pernyataan (informatif-persuasif-rekreatif), (b) dua pernyataan (informatif-persuasit), dan (c) satu penyataan (informatif), dengan berbagai variasi su-sunannya. Oleh karena itu, pembahasan struktur isi pada tulisan ini berdasarkan isi rinci pidato yang dituangkannya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada umumnya bagian isi sebuah wacana pidato merniliki unsur-unsur sebagai berikut.

a. latar belakang, b. permasalahan, c. persoalan, d. dasar pemikiran,

e. target (tuntutan, keinginan),

f. dukungan,

(41)

h. instruksi,

1. solusi (pendapat),

J. pemikiran a tau antisipasi,

k. kemanfaatan, 1. simpulan,

m. pengumuman atau penawaran, n. harapan (nasihat), dan

o. pemyataan rekreatif (yang terdiri atas pemyataan "peng-hargaan", pemyataan "selamat", dan pemyataan untuk "menyambut").

Namun, perlu dikemukakan bahwa sebuah teks pidato be-lum tentu memiliki semua unsur di atas. Unsur itu digunakan sesuai kebutuhan, tergantung peristiwa atau kegiatan yang di-laksanakan atau dibicarakan (misalnya, pidato tentang: pembu-kaan suatu kegiatan, penutupan suatu kegiatan, pengarahan/ koordinasi, penyampaian mandat, nasihat, peresmian gedung, peringatan, dan laporan).

Untuk lebihjelasnya, berikut beberapajenis susunan unsur bagian isi teks pidato beserta uraian realisasinya. Masing-ma-sing data teks pidato dideskripsikan atas kepemilikan unsur dan susunannya. Untuk mempermudah pembacaan, uraian jenis su-sunan itu disebut variasi susu-sunan, seperti berikut.

1. Teks Variasi Susunan [a)

Teks variasi susunan ini memiliki unsur yang tersusun de-ngan urutan sebagai berikut:

i) imbauan, ii) dukungan,

iii) Jatar belakang dan permasalahan, i v) dasar pemikiran,

v) tuntutan, dan vi) kemanfaatan.

(42)

Contoh (29)

Judul: SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADAACARA

PEMBUKAAN PELATIHAN PENYUSUNAN TATA NASKAH DINAS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODEL PENGOLAHANINFORMASIPEMBANGUNAN

KABUPATEN KULON PROGO Wates. 20 Juni 2005

( ... Bagian Pembuka ... )

Bagian isi terealisasi seperti di bawah ini.

i) Imbauan

Pernyataan imbauan terealisasi pada paragrafke-2 dimulai dengan kalimat ketiga sebagai berikut.

... Melalui pelatihan ini, kami harapkan dapat menjadi sa-rona penyamaan presepsi, tentang penggunaan bahasa Indonesia secara tekstual yang baik dan benar, khususnya dalam penyusunan lata naskah dinas dalam rangka pengem-bangan model pengolahan informasi pembangunan. Ke depannya, dengan dimilikinya kemampuan berbahasa Indo-nesia yang baik dan benar terutama dalam tala naskah dinas ini, tentunya akan mempermudah da!am proses pengolahan dan penyebarluasan informasi, baik internallembaga itusen-diri, maupun antar komponen perangkat pemerintah guna mengimplementasikan program-program operasional pe-merintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. . ..

(43)

ii) Dukungan

Pemyataan dukungan terealisasi pada paragraf ke-2 kali-mat keempat sebagai berikut.

... ke depannya, dengan dimilikbtya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam tata naskah dinas ini, tentunya hal itu akan mempermudah dalam proses pengolahan dan penyebarluasan informasi, baik internal lembaga itu sendiri, maupun antar komponen perangkat pe-merintah guna mengimplementasikan program-program ope-rasional pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Dukungan yang dinyatakan pada teks di atas yaitu de-ngan dimilikinya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam tata naskah dinas ini, akan mem-permudah kinerja dalam proses pengolahan dan penyebarluas-an informasi.

iii) Latar Belakang dan Permasalahan

Pemyataan latar belakang dan permasalahan terealisasi pada paragraf ke-4 kalimat pertama sebagai berikut.

Sudah menjadi konsekuensi Pemerintah Kabupaten Ku-lon Progo dalam kebijakannya untuk mewujudkan pening-katan administrasi pemerintahan, dalam hal ini pelaksana administrasi khususnya unsur kesekretariatan memegang peranan penting, sama dan sederajat pentingnya dengan

pe-laksana yang lain dalam lingkungan kerja masing-masing. Bahkan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat pim-pinan, pelaksana administrasi khususnya naskah kesekreta-riatan memegang peranan yang sangat menentukan bagi kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan kebijakan.

(44)

ketepatan untuk membantu pimpinan dalam pengambilan ke-bijakan.

iv) Dasar Pemikiran

Pernyataan pemikiran terealisasi pada paragrafke-5 kali-mat pertama sebagai berikut.

Semen tara itu, berkaitan dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah maka pelayanan administrasi umum pemerintahan dan pelayanan administrasi penanaman modal anatara lain merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

Dasar pemikiran yang berkaitan dengan kegiatan yang bersangkutan ialah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

v) Tuntutan

Pernyataan tuntutan terealisasi pada paragrafke-6 kalimat pertama sebagai berikut.

Di sisi lain dengan kompleks dan dinamisnya kegiatan administrasi pemerintahan, semakin menuntut adanya pe-ngelolaan informasi yang tepat dan sistematis yang dalam waktu singkat akan dimanfaatkan sebagai acuan pengambil-an keputuspengambil-an.

Inti pernyataan tuntutan dari teks di atas ialah semakin menuntut adanya pengelolaan infonnasi yang tepat dan siste-matis.

vi) Kemanfaatan

Pernyataan kemanfaatan terealisasi pada paragrafke-6 ka-limat ketiga sebagai berikut.

(45)

Pemyataan kemanfaatan dapat dilihat dengan adanya pe-nanda yang berupa klausa kegiatan ini memiliki manfaat dan andil yang besar dalam ....

2. Teks Variasi Susunan [b]

Teks tipe susunan ini memiliki unsur yang tersusun dengan urutan sebagai berikut:

i) latar belakang,

ii) dasar pemikiran, iii) target/tuntutan, iv) imbauan,

v) instruksi pertama, vi) instruksi kedua, dan vii) nasihat.

Unsur dan struktur tersebut terealisasi dalam paragraf-pa-ragraf. Sebagai contoh perhatikan data berikut.

Contoh (30)

Judul : SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADAACARA PELATIHAN

CALON FASILITATOR PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DAN PENYUSUNAN PETA

KEMISKINAN DESA HARGOWILIS, DESA HARGOREJO, KECAMATAN KOKAP

KABUPATEN KULON PROGO

Wates, 14 Juni 2006

( .... .. ... Bagian Pembuka ... ... )

Bagian isi terealisasi seperti di bawah ini.

i) Latar Belakang

Pemyataan latar belakang terealisasi pada paragraf ke-3 kalimat ketiga dan alinea ke-4 kalimat kedua sebagai berikut.

(46)

BangsaJakarla, dengan maleripemberdayaan keluarga mis-kin dan penyusunan peta kemismis-kinan yang akan dilaksana-kan di Desa Hargowilis dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap.

(paragraf ke-3 kalimat ketiga)

... Program ini sebagai salah salu upaya penanggulangan kemiskinan yang mengulamakan kemandirian dan berlumpu pada kekualan sendiri unluk senantiasa kerja keras "Ngulir Budi" baik dibidang pelalihan (Self Training), permodalan, perencanaan, pemberian insenliffasilitalor dengan ...

( alinea ke-4)

ii) Dasar Pemikiran

Pemyataan dasar pemikiran terealisasi pada paragrafke-4 kalimat kelima sebagai berikut.

.. .Adapun hak-hak dasar (Basic Human Rights) tersebut antara lain meliputi: Hak alas kecukupan dan mulu pangan, hak mendapal layanan kesehalan yang bermulu, hak unluk mendapatkan layanan pendidikan yang bermulu, hak men-dapalkan pekerjaan dan mengembangkan usaha, baik unluk mendapalkan layanan perumahan dan sanilasi, hak unluk mendapatkan air bersih, baik alas kepemilikan dan pengua-saan tanah, hak untuk terbebas dari memburuknya lingkung-an hidup dlingkung-an sumber a/am, baik mendapatklingkung-an jaminlingkung-an rasa aman, hak perpartisipasi, hak untuk mengatur kehamilan dan kelahiran dan baik untuk terbebas dari ketidakselaraan dan ketidakadilan jender.

iii) Target/Tuntutan

Pemyataan target/tuntutan terealisasi pada paragraf ke-4 kalimat ketujuh dan kedelapan sebagai berikut.

(47)

me-rupakan modal dasar untuk membangun di segala bidang melalui pendidikan dcu heterampilan baik formal maupun non formal.

iv) Imbauan

Pemyataan imbauan terealisasi pacta paragrafke-4 kalimat kesembilan sebagai berikut.

... Untuk itu, kiranya (kita) perlu mensukseskan program wajib be/ajar 9 tahun di Kecamatan Kokap.

v) Instruksi Pertama

Pemyataan instruksi pertama terealisasi pacta paragrafke-5 kalimat pertama sebagai berikut.

Untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi, idealnya setiap keluarga mempunyai sumber penghasilan jangka pendek (harian), jangka menengah (bulanan) dan jangka panjang (tahunan).

vi) Instruksi Kedua

Pemyataan instruksi kectua terealisasi pacta paragraf ke-5 kalimat keempat sebagai berikut.

... Selanjutnya kami minta saudara Cam at Kokap bersama seluruh "Stakeholder", pengusaha, pedagang dengan selu-ruh komponen masyarakat Kecamatan Kokap untuk bahu membahu berkoordinasi, bekerjasama demi suksesnya pro-gram ini.

vii) Nasihat

Pemyataan nasihat terealisasi pacta paragraf ke-6 kalimat keempat sebagai berikut.

... Hambatan pasti ada, hadapi dan pecahkan secara bijak dan proporsional serta jangan mudah putus as a.

3. Teks Variasi Susunan [c)

(48)

i) Jatar belakang permasalahan, ii) dasar pemikiran,

iii) dukungan, iv) target/keinginan, v) solusi,

vi) simpulan, dan vii) harapano

Unsur dan struktur tersebut terealisasi dalam paragraf-pa-ragraf. Sebagai contoh perhatikan data berikut.

Contoh (31)

Judul : SAMBUTAN PADA PENUTUPAN RAP AT KERJA KOMWIL III APEKSI

TAHUN 2003

Tanggal, 17 Juli 2003

( 0 0 0 0 0 000 oooBagian Pembuka o 00 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 )

Bagian isi teks pidato dengan unsur yang tersusun seperti pada contoh di atas terealisasi dalam paragraf seperti di bawah mi.

i) Latar Belakang Permasalahan

Pernyataan latar belakang permasalahan terealisasi pada paragraf ke-2 sebagai berikut.

Dalam hubungan itu, ijinkanlah kami mengucapkan syukur atas berbagai kesepakatan yang telah berhasil kita rumus-kan dalam rapat kerja ini, yang pada intinya adalah sebagai jawab guna meningkatkan kerja sama yang sating

meng-untungkan, bersinergi gun a lebih memperteguh komitmen kita merealisasikan Program Kerja Komisariat Wilayah III APEKSI Tahun 2002-2004, guna terwujudnya keharmonis-an dkeharmonis-an kesejahterakeharmonis-an masyarakat melalui penigkatkeharmonis-an pela-yanan publik, sebaimana diamanatkan UU Nomor 22 Tahun

(49)

ii) Dasar Pemikiran

Pemyataan dasar pemikiran terealisasi pada paragrafke-3 sebagai berikut.

Kiranya kita sepakat, bahwa agar apa yang diamanatkan Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah Nomor 22 Tahun 1999 itu akan manives ke a/am wujud manakala at-mosfer yang melingkupi segala kebijakan atau political will dan good will pemerintah daerah mengedepankan daya-upa-ya guna peningkatan pemberdadaya-upa-yaan, bukan pemerdadaya-upa-yaan masyarakat.

iii) Dukungan

Pemyataan Dukungan terealisasi pada paragrafke-5 kali-mat pertama dan kedua sebagai berikut.

Diasumsikan bahwa kegiatan pembangunan merupakan se-buah kewajaran harus mampu memotivasi proses keman-dirian masyarakat. Ada hipotesis bahwa tanpa partisipasi masyarakat niscaya tidak akan diperoleh kemajuan yang berarti dalam proses kemandirian tersebut. Tanpa adanya kemandirian, maka bentuk partispasi masyarakat itu tidak lain adalah proses mobilisasi be/aka.

iv) Target/Keinginan

Pemyataan target/keinginan terealisasi pada paragraf ke-6 kalimat pertama dan kedua sebagai berikut.

(50)

v) Solusi

Pemyataan solusi terealisasi pada paragraf ke-7 kalimat pertama dan kedua sebagai berikut.

Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta dengan segala ja-jarannya meres pan denganpos it

if

dan bertekad meningkatkan

kerjasama antar daerah guna semakin meneguhkan peran KOMWJL Ill APEKSJ baik secara internal dan eksternal. De-mikian pula tak kalah pentingnya agar KOMWJL III APEKSI mampu merumuskan dan menyamakan persepsi guna men-cari penyelesaian alas permasalahan-permasalahan yang dihadapai dalam pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan aspirasi dan kepentingan daerah.

vi) Simpulan

Pemyataan simpulan terealisasi pada paragraf ke-8 kali-mat pertama sebagai berikut.

Kiranya kita sepakat, agar amanat UU Nomor 22 tahun 1999 ten tang pemerintahan daerah menjelma ke a/am wujud, men- syaratkan terbangun kokohnya keterkaitan hubungan yang saling membantu di antara kita.

vii) Harapan

Pemyataan harapan terealisasi pada paragrafke-8 kalimat kedua sebagai berikut.

... Kami mempunyai harapan besar, perembugan kita lebih lanjut semakin meneguhkan jiwa dan semua APEKSJ yang komunikatif-dialogis, dan aspiratif atas kepentingan daerah.

4. Teks Variasi Susunan [d]

Teks tipe susunan ini memiliki unsur yang tersusun dengan urutan sebagai berikut:

(51)

iv) solusi, dan v) harapan.

Unsur dan struktur tersebut terealisasi dalam paragraf-pa-ragraf. Sebagai contoh perhatikan data berikut.

Contoh (32)

Judul : SAMBUTAN GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA RAP AT PENELAAHAN PROGRAM KB

NASIONAL TAHUN 2003 25 Oktober 2003

( .. . . ... . Bagian Pembuka ... . . ... ... .... )

Bagian isi terealisasi seperti di bawah ini.

i) Latar belakang

Pemyataan latar belakang terealisasi pada paragraf ke-2 kalimat sebagai berikut.

Setelah kit a ikuti bersama laporan dari Kepala BKKBN Pro-pinsi Daerah /stimewa Yogyakarta, ada satu hal yang pen-ling untuk kita cermati bersama khususnya tentang angka kelahiran tahun 2003 yang dilaporkan meningkat tajam dari 1,43 di tahun 2000 menjadi 1,9. Kenaikan ini apabila langsung secara terus menerus lambat-laun akan sang at ber-pengaruh khususnya dalam konteks membangun keluarga sejahtera. Kalaupun dalam skala nasional kenaikan angka kelahiranjuga ada, namun sekarang ini kita memang harus berpikir lebih arif, terutama dalam konteks pembangunan di bidang sosial ekonomi, yang sebaiknya memang tanpa ha-rus dihadapkan pada masalah pengaturan kelahiran.

ii) Permasalahan

Pemyataan permasalahan terealisasi pada paragraf ke-3 sebagai berikut.

(52)

secara signifikan terhadap pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan di bidang sosial ekonomi.

iii) Dukungan

Pemyataan dukungan terealisasi pada paragraf ke-4 seba-gai berikut.

Program Keluarga Berencana selama ini berjalan dengan baik at as dukungan dari seluruh lapis an masyarakat terma-suk juga per an serta penyuluh KB. Untuk kondisi sekarang ini meskipun kita dihadapkan kepada upaya pengaturan angka kelahiran, namun secara terus menerus kita diharap-kan untuk dapat mengembangdiharap-kan konsep Good Familily yang se!ama ini menjadi konsep dan komitmen pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami yakin bahwa ke!uarga yang berkualitas akan meningkatkan ketahanan bangsa dan negara kita .

iv) Solusi

Pemyataan solusi terealisasi pada paragraf ke-5 sebagai berikut.

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara nyata tidak mempunyai sumberdaya a lam yang dapat diandalkan, namun dis is i lain kit a memiliki potensi sumberdaya man usia yang san gat besar dan dapat dioptimalkan potensinya. Dan yang lebih membanggakan, hampir semua lini kehidupan dalam sektor formal maupun nonformal dapat menerima sumber daya manusia dari daerah kita, bahkan dalam skala tertentu SDM kita juga memiliki ketahanan yang cukup tinggi dan dapat terjun dalam persaingan di pasar global, serta mam-pu menghadapi tantangan masa depan yang semakin kom-pleks.

v) Harapan

(53)

... Beberapa sum bang peran dan pemildran yang positif dan aplikabel diharapkan dapat dimunculkan dalam forum ini. Sementara itu, berbagai program yang telah berjalan per-lu dikaji kembali dan dievaper-luasi agar nantinya dalam pe-laksanaan integrasi kelembagaan BKKBN dapat berjalan dengan baik dan pelaksanaan program KB nasional akan semakin efektif dan efisien.

5. Teks Variasi Susunan [ej

Teks tipe susunan ini memiliki unsur yang tersusun dengan urutan sebagai berikut:

i) Jatar belakang, ii) tuntutan/target, iii) permasalahan, iv) keinginan, dan v) pemikiran dan solusi.

Unsur dan struktur tersebut terealisasi dalam paragraf-pa-ragraf. Sebagai contoh perhatikan data berikut.

Contoh (33)

Judul: WALIKOTA YOGYAKARTA

SAMBUTAN PADA RAP AT KERJA KOMISARIAT WILAYAH III

ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA (APEKSI) TAHUN 20003

Tanggal, 16 Juli 2003

( ... .... .. Bagian Pembuka ... .. )

Bagian isi terealisasi seperti di bawah ini. i) Latar belakang

Pemyataan Jatar belakang terealisasi pada paragraf ke-2 kalimat pertama dan kedua sebagai berikut.

(54)

dihadapi oleh daerah dalam mewujudkan keseimbangan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik.

ii) Tuntutan/target

Pemyataan tuntutan/target terealisasi pada paragraf ke-2 kalimat keempat dan keempat sebagai berikut.

Dalam impletasinya daerah dituntut untuk /ebih mandiri da-lam menentukan aktivitas yang akan dilaksanakan dan pe-ngelolaan keuangan yang akan menjamin terwujudnya akun-tabilitas dan transparasi penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dan tanggung ja-wab memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka pro-gram-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah menjadi pemahaman umum harus mencerminkan kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan pelayanan.

iii) Permasalahan

Pemyataan permasalahan terealisasi pada paragraf ke-3 kalimat pertama sebagai berikut.

Kiranya kita sama-sama merasakan di era globalisasi ini kadang menghadapi situasi yang penuh dengan pendadak-an perubahpendadak-an ypendadak-ang tiba-tiba dpendadak-an kecenderungpendadak-an ketidak-teraturan di bidang birokrasi baik pada tataran koordinasi teknis hingga kebijakan.

iv) Keinginan

Pemyataan keinginan terealisasi pada paragraf ke-3 kali-mat ketiga sebagai berikut.

... Untuk mengantisipasinya kit a tidakdapat berjalan sendiri-sendiri a tau bahkan me rasa dengan kekuatan sendiri-sendiri mampu menanggulangi atau memecahkan persoalan-persoalan itu.

v) Pemikiran dan Solusi

(55)

Berkaitan hal tersebut, kami mempunyai harapan besar fo-rum ini mampu mefo-rumuskan kollsepsi-konsepsi yang me-ngarah pada terbangun dan terkedepannya strategi yang berorientasi "integrated approach "yang berkomponen "in-tegrated teamwork" inovasi desentralisasi dan evaluasi.

Pemyataan solusi terealisasi pada paragraf ke-4 kalimat keempat sebagai berikut.

... Untuk itu, melalui kesempatan ini forum dapat

merumus-kan hal-hal yang lebih dapat mensinergimerumus-kan hubunga

Gambar

TABEL 1 Unsur Wacana Pidato secara Umum
TABEL 2 Bagian Teks Pidato
TABEL 3 Bagian Teks Pidato secara Ringkas

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul "Perumusan Strntegi Pemasaran Perguruan Tinggi untuk Menjaring Minat Calon Mahasiswa" yang disusun oleh mahasiswa :.. Nama Dessy

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Efektivitas Teknik Self

Setelah dilakukan uji kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dapat diketahui bahwa dalam fraksi air brokoli terkandung senyawa kimia alil isotiosianat.. Kata kunci :

• Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPD, disampaikan

Judul Skripsi :Sumbangan Nilai Mata Pelajaran Penjas dan Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Nilai UAS Semester Gasal Siswa Kelas XI SMAN 3 Wonogiri Tahun

Preparation of HA The preparation of hydroxyapatite (HA) using Pomacea sp shell waste as the precursor was carried out using ultrasound and microwave irradiation methods.. One gram

^ 'Teman-teman seperfuangan > AGmmaterku.. Formulation of the problem in this research is how the company's performance PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Lubuk Linggau

Dalam jurnal dengan judul artikel Hipersemiotika Bahasa Operasionl Matematika dalam Meme di Media Sosial, menggunakan metode penelitian kualitatif dan mendapatkan simpulan